Cinta selalu memaafkan. Begitulah setidaknya yang dipercaya Ladys, sehingga selalu ada kesempatan kedua. Ladys meninggalkan ayah dan pekerjaannya sebaCinta selalu memaafkan. Begitulah setidaknya yang dipercaya Ladys, sehingga selalu ada kesempatan kedua. Ladys meninggalkan ayah dan pekerjaannya sebagai fotografer fashion di Seoul untuk mengejar cintanya kepada Esa di pulau Bali. Pulau yang menyimpan berbagai kenangan baik manis maupun buruk, atas nama cinta Ladys berusaha membuktikan kepada dirinya dan ayahnya bahwa dengan menyimpan amarah berkepanjangan sama saja dengan menunda bahagia.
Dias, seorang fotografer pendiam yang menyimpan banyak misteri dan luka masa lalu. Perceraian orang tua, kesulitan ekonomi sampai kebiasaanya mengunyah apel Fuji membuat Ladys terbengong-bengong. Sering kali akibat karakter mereka yang bertolak belakang, pertengkaran pun muncul. Dimulai dengan kejadian rules of third, saat Dias mengoreksi keahlian foto Ladys saat mereka bekerja bersama dalam sesi foto prewedding. Ladys kesal dengan gaya blak-blakan Dias, namun seiring waktu Ladys malah terbiasa dengan Dias yang dingin dan tanpa mereka sadari, kehangatan mulai timbul di antara mereka.
Saya sebagai seorang warga Bali sangat senang dengan nuansa Bali yang mengiringi Rules of Third, tidak sebagai tempelan dan thank-god-bukan-hanya-kuta-seminyak-ubud, Suarcani menambahkan lokasi-lokasi tempat saya main saat kecil bersama oma saya, Pasar Kumbasari! Ah senangnya! Saya yang rumahnya juga di sekitar lokasi kantor Ladys dan Dias malah jadi menebak-nebak jangan-jangan saya pernah berpapasan dengan Mbak Suarcani nih saat menulis :p
Setelah lumayan lama tidak membaca Metropop dan dengan alur awal Rule of Third sejujurnya saya sempat menebak ke mana arah novel ini. Ternyata tebakan saya salah, penulis menyisipkan tentang hangatnya berkumpul bersama keluarga, tentang kerasnya hidup yang tidak harus dibalas dengan keras dan ketus dan memaafkan bukan hal yang mudah. Memaafkan butuh suatu proses namun semuanya dibayar dengan indah, bisa jadi seindah foto prewedding di Pantai Suluban :)
Selamat membaca novel Rule of Third, selain berkenalan dengan Ladys dan Dias yang bawaanya pengen saya peluk #eh, banyak informasi tentang ilmu fotografi yang bisa didapat! Salah satunya adalah saya jadi tahu kegunaan garis-garis saat hendak posting di Instagram!...more
Di bawah ini saya comot dari blog penulis yang akan memperjelas hubungan Tara dengan 3 pria : Tora, Junot dan Alexander
Sebagai Tara,
aku ingin sekali mDi bawah ini saya comot dari blog penulis yang akan memperjelas hubungan Tara dengan 3 pria : Tora, Junot dan Alexander
Sebagai Tara,
aku ingin sekali membunuh Tora, sebab dia adalah b4jingan. aku ingin sekali mengejar Junot, sebab aku selalu mencintainya. aku ingin sekali mengatakan pada Alexander untuk berhentilah melukis duniaku, sebab aku tak lagi layak.
Aku ingin sekali, kembali pada masa dimana bunga daisy mekar sehari lebih lama dari biasanya.
~ Daisyflo, Yennie Hardiwidjaja.
*speechless*
Couldn’t put the book down until the last page. Jarang saya menemukan buku macam begini yang memutarbalikkan emosi dan bagian menjelang ending sukses menitikkan air mata. Cinta, ah, tak cukup kata untuk melukiskan makna kekuatan cinta seseorang.
Daisyflo dibuka dengan kejadian tanggal 22 April 2011, malam eksekusi. Hari di mana Tara menunggu detik-detik kedatangan Tora, saat mendebarkan yang siap menjadikan Tara seorang pembunuh. Tara tidak tahan lagi, malam ini Tora harus mati!
Wets! Tumben-tumbenan nih pembuka alur yang tidak biasa, tapi yang begini ini yang membuat saya penasaran. Emang siapa Tara? Tora apalagi? Heboh amat sampai niat ngebunuh. *wah, ini memang bukan Metropop biasa nih*
Ada lagi Alexander, pria yang sekarang dekat dengan Tara. Ia sudah curiga dengan perilaku Tara yang mengintai kantor tempat Tora bekerja, Tara yang sibuk dengan olahraga berat yang membuat tubuhnya berotot dan yang terakhir ia bahkan memotong rambutnya. Siapa sangka Tara akhirnya benar-benar mewujudkan niatan untuk membunuh Tora.
Alexander memacu mobil. Tak ada waktu lagi. Dia takkan membiarkan Tara membunuh Tora. Gadis itu sudah cukup sakit. Apa jadinya dia kalau sampai dipenjara?
Belum selesai penasaran kita, cerita bergulir flash back. Tahun 2008. Saat di mana Tara masih ceria walau sudah sedikit terkontaminasi dengan perilaku Tora yang menyebalkan. Tora masuk dalam kategori good looking guy, berwibawa, alis lebat, hidung mancung, rajin basket. Di sisi lain ia adalah tipe pengekang posesif yang menyebalkan, belum lagi gengsi tinggi padahal modal dengkul, wong hampir semua biaya hidupnya ditanggung Tara. Iiissh kalau saya jadi Tara baru pacaran 2 bulan sudah pasti saya depak pria macam begini! Gemes sendiri dibuatnya, bolak balik pas baca saya seakan pengen ngejambak rambut Tora! Apalagi kerap kali dia mengakhiri pertengkaran dengan kalimat, ” Aku cuma mau jaga kamu. Kamu cewek yang harus dilindungi.” Atau “Kamu sudah aku anggap kayak istri sendiri. Kenapa kamu nggak jadi istri yang baik saja sih?” Errh, plis deh Tora.
Adalah Junot, kakak kelas Tara yang pendiam, misterius dan sederhana. Selain jago kumputer ia juga pintar piano dan super baik! Padahal awalnya Junot dan Tara lebih dulu saling mengenal dan menyukai satu dengan yang lain, tapi Tara keburu silau dengan Tora. Dan misteri cinta mulai mempermainkan hidup Tara, Tora dan Junot. Tora adalah mimpi buruk Tara. Tara adalah mimpi buruk Junot.
Kenapa Tara tidak langsung saja memutuskan Tora? Kenapa ia masih bertahan? Bagaimana kelanjutan cinta Junot kepada Tara? Apakah arti bunga daisy yang ada di sampul buku? Silahkan baca sendiri, ingat bawa tissue dan siapkan emosi anda untuk Daisyflo.
Cinta tidak seharusnya dimulai dari keinginan seseorang demi mencapai kebahagiaan, tetapi keinginan untuk tetap bahagia walau dia nggak bisa berubah.
Alur flash back dan misteri yang terungkap perlahan membuat saya agak ragu meneruskan review Daisyflo tanpa menebar spoiler di mana-mana. Konflik satu berlanjut dengan konflik lainnya sehingga novel ini habis dalam satu kali duduk. Tidak seperti Metropop yang merk-merk terkenal bersliweran, Daisyflo mengangkat lebih dari itu. Penjiwaan tokoh! Betapa hati saya ‘lelah’ membaca Daisyflo, ingin hati memeluk Tara dan berkata you are not alone in this world, lady. Dan pria-pria ciptaan Yenni, duh bikin meleleh. Junot dan Alexander terutama.
Junot :
“Dari dulu sampai sekarang kamu adalah peri. No matter what you are, I won’t let you go anymore, Tara” – hal 131.
“Tara, knowing you is a gift. Holding you now is a miracle”- hal 150
Aaaaak.
Dan endingnya duh endingnya >.<
Cuma satu pesan saya baca deh buku ini, ga bakal nyesel! Apalagi ketika mengetahui ilustrasi bunga daisynya Junot. *meleleeeh*
Total opinion :
+ : karakter novel yang melekat bahkan sampai selesai membacanya, alur flash back yang membuat pembaca semakin penasaran, twist endingnya pas.
- : terus terang awalnya saya membeli buku ini karena twit dari Mbak @Hetih karena sampulnya kurang catchy, nama karakternya kurang pas tapi mau tak mau membayangkan Junot mirip dengan Herjunot jadi it’s not that bad afterall ;p
4/5.
Bunga daisy : manis, simpel persis seperti Tara. Ia tidak seharum melati dan tidak seanggun mawar. Menurut theflowerexpert.com, A Daisy symbolizes innocence and purity. It can also symbolize new beginnings. The flower meaning of daisy is “loyal love”and “I will never tell”.
Daisyflo adalah novel ke14 dari Yenni Hardiwidjaya, di blognya akan anda temui bagaimana behind the scene Daisyflo dan keseharian dari seorang Yenni. Ditunggu novel berikutnya ya :)...more
Waktu SMA, kurang lebih umur 16 17 tahun, saya berniat menikah di usia 22 tahun. Laki laki idaman : ganteng, tinggi, pemain basket.
Saat kuliah umur 22Waktu SMA, kurang lebih umur 16 17 tahun, saya berniat menikah di usia 22 tahun. Laki laki idaman : ganteng, tinggi, pemain basket.
Saat kuliah umur 22, buseettt udah 22 belum kelar kuliah, ntar aja deh kalo udah jadi dokter gigi aja baru nikah! Kriteria mulai berubah, gpp deh ga tinggi dan ganteng, yang penting bisa cari duit dan seagama ajah.. *entah kenapa penyakit saya ini ga pernah naksir ataupun ditaksir yang seagama*
Sekarang, udah hampir late twenty yang late banget, belum nikah juga, hihih, tidak lagi ada namanya target nikah umur berapa, karena menyadari ga gampang ambil keputusan menikah dan berumah tangga. Kriteriapun berubah, tampang bisa jadi urutan kesekian, yang penting saya merasa nyaman, keuangan,hmmm ga kaya2 amat gpp, paling ga bisa memenuhi rak saya dengan buku baru 4-5 tiap bulan :) Oia, senyumnya manis dan ga botak deh *meniru ucapan Vera Farmiga di Up in the air*
Rata2 temen saya sekarang program anak kedua atau ketiga. Teman lajang sudah sangat berkurang, hari2 sudah tidak bisa seceria jaman kuliah dulu. Mengeluhkah saya? Tidak, saya punya pacar yang selalu bisa diandalkan, saya juga punya waktu untuk tidur mbangkong sampai siang saat liburan seperti ini, plus lagi saya bisa membaca buku sebanyak banyaknya :D
Saya setuju dengan judul buku ini, lajang dan nikah, sama enak dan juga sama ribetnya.
Ribet banget kalo dah keluarga kumpul kumpul, pada nanya Miaaa, kapan tante dapet undangannya? Ato temen pada nanya, Mi, nunggu apa lagi sih? Pemilih banget jadi cewe, ntar keburu kecot lho. Beuh, kalo dengan menikah bisa menjamin saya lepas dari segala permasalahn sih gpp, tapi kan bukannya masalah malah jadi double kalo dah nikah ;D Lagian sekalian nabung2 deh, sapa tau bisa nikah ala Dewi Sandra di Tirtha Uluwatu.
Enaknya ya yang saya sebut tadi, yah bagaimana pun juga HE's not too busy for my love live, kalo sudah waktunya nikah toh bakal nikah juga :)
Ini curhat kali ya bukan review, hehehe. *ngetik sambil jereng gara-gara gelap gulita di sini*...more
Buku ringan di minggu pagi, buku pertama Karla M. Nashar yang saya baca. Mustinya cerita ini bisa lebih menarik lagi, ceritanya lumayan bagus, ga murnBuku ringan di minggu pagi, buku pertama Karla M. Nashar yang saya baca. Mustinya cerita ini bisa lebih menarik lagi, ceritanya lumayan bagus, ga murni cinta-cintaan melulu. Yang bikin kurang greget itu tokoh utama lelaki yang sangat2 menyebalkan dan endingnya 3 halaman terakhir malah merusak semua yang sudah dibangun. Saya tidak masalah dengan buku yang tidak happy ending tapi ini mah bukan ga happy ending, malah ngegantung yang maksa. ...more
Hmm, bacaan di kala ga enak badan, langsung kelar bacanya. Ringan sih. Alur awal agak megap2, berasa kaya naek gunung, maksa, tapi endingnya beraa kayHmm, bacaan di kala ga enak badan, langsung kelar bacanya. Ringan sih. Alur awal agak megap2, berasa kaya naek gunung, maksa, tapi endingnya beraa kaya turun gunung lumayan lega bacanya.
Baru nyadar pas mau bikin review, ternyata ini buku Retni SB kedua yang saya baca setelah metamomorfosa oase.
Kalau yang metamorfosa saya baca pas jamBaru nyadar pas mau bikin review, ternyata ini buku Retni SB kedua yang saya baca setelah metamomorfosa oase.
Kalau yang metamorfosa saya baca pas jaman kuliah dulu, bukuny apun sudah entah di mana, dan parahnya saya sama sekali lupa ceritanya, jadi 2 bintang aja deh.
Lalu kenapa yang buku ini dapet 1 bintang? Saya suka covernya, namun saya ga suka tokoh utamanya. Harsya, wanita 28 tahun pemilik wedding organizer. Nah suatu kali ia mendapat kerjaan dari Karin, teman SMAnya dulu. Karin ternyata menikah dengan Figo, pria yang dikencani Harsya 2 bulan terakhir ini. Penambah konflik lagi adalah Adra, teman Harsya sedari kecil yang selalu siap sedia membantu Harsya termasuk menjadi pacar jadi jadian saat datang di kawinan Karin dan Figo.
Putus ga jelas dari Figo, Harsya yang terjebak dengan sandiwaranya sendiri terpaksa berpacaran dengan Adra. Tetapi Figo datang kembali, Harsya pun tak kuasa menolak. Konflik memuncak saat Karin mengetahui perselingkuhan Harsya. Adra pun tau akhirnya kalau selama ini ia hanya jadi pacar sandiwara.
Figo ngilang, Karin marah, Adra bete. Harsya menyadari kalau cinta sejatinya adalah Adra. Hayaaaahh.... Entahlah ga pas aja sih, konfliknya kurang mengalir ditambah lagi bagian terakhir malah bercerita tentang hunting foto di Kalimantan, koq sepertinya agak-agak keluar jalur ya?
Perempuan memang deh, terkadang membingungkan. Jadi berkaca dengan diri sendiri, susah ditebak maunya apa :p...more
Akhir-akhir ini baca metropop saya kehilangan gregetnya, tema serupa, ga ada konflik yang greget, penempatan bahasa Inggris yang terkadang tidak pas dAkhir-akhir ini baca metropop saya kehilangan gregetnya, tema serupa, ga ada konflik yang greget, penempatan bahasa Inggris yang terkadang tidak pas dengan tempatnya.
Refrain berhasil mematahkan semua asumsi saya di atas. Plotnya bagus, walau ceritanya ketebak namun disaji dengan indah sampai saya menitikkan air mata. Baru kali ini saya membaca metropop yang penokohan karakternya dalam.
Niki, gadis centil yang sedikitnya mengingatkan pada diri sendiri *ehemmmmm :D* Nata, cowo cool yang seandainya ada di dunia nyata, saya pun pasti bakal jatuh cinta dengan sifatnya yang cuek tapi perhatian. *bayangin diri sendiri pacaran ma Nicolas Saputra* Hakhakhak.
Bacaan ringan, semalam kelar. Lumayanlah, tidak terlalu lebay, tidak banyak merk baju dan tas yang harganya selangit. Ceritanya juga ga ketebak, terutaBacaan ringan, semalam kelar. Lumayanlah, tidak terlalu lebay, tidak banyak merk baju dan tas yang harganya selangit. Ceritanya juga ga ketebak, terutama di bagian akhir. Tapi sayangnya buku setebal ini koq saya masih kurang sreg dengan karakter Alita, entah kenapa...
Buat yang demen happy ending, kayaknya jangan baca buku ini deh :)...more
Buku terakhir Ilana Tan, ternyata tidak seseru saya bayangkan. Konsep cerita mash sama, tokoh yang berhubungan dengan novel pendahulunya, tokohnya jugBuku terakhir Ilana Tan, ternyata tidak seseru saya bayangkan. Konsep cerita mash sama, tokoh yang berhubungan dengan novel pendahulunya, tokohnya juga blasteran Indo-Jap. Ada misteri yang ga ketebak di awal dan diakhiri dengan manis oleh Ilana Tan.
Cerita singkatnya ttg cowo guanteng, model dan asisten sutradara terkenal bernama Danny Jo. Ketika diminta jadi model video klip bertemulah ia dengan Naomi, model cantik berwajah seperti boneka. Dimulailah getar getar cinta diantara mereka *back sound lagunya Rossa yang getar getar cinta* Biar seru nih, teman Naomi ternyata juga naksir Danny. Plus misteri yang bikin kita menebak-nebak, kenapa Naomi tiap melihat Danny ia terus menerus mengingat masa lalunya yang bikin parno.
Mulai deh ajang tebak tebak berhadiah, lumayan bikin saya penasaran. Ada apa antara Danny dan Naomi? Pernah kenalkah dulu? Sampe mikir jangan jangan tentang reinkarnasi lagi!!
Yang bikin saya sebel dikit nih, si Danny yang katanya guanteng, bilang suka sama Naomi ini susaah banget. Ugh come on man!! Tinggal bilang napaaa?? Kurang gahar deh jadi laki-laki. Untung hepi ending!! :D 3 bintang untuk cerita, berhubung bacanya pas palentin dibuletin jadi 4 bintang deeeh...
Happy Valentine teman-teman Goodreads :)*tebar tebar coklat plus angpao*...more
Mia Prasetya
>
Books:
metropop
(37)
Loading...
