Suksesi Danau

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

SUKSESI DANAU

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah ekologi perairan semester genap

KELOMPOK 5
KELAS A

Selvia Stefany 230110150008


Lingga Mayang C 230110150023
Eki Juliyanti A 230110150027
Desty Nurul Ulfa 230110150030
Febrian Kris Avisca 230110150032
M. Luthfi Alby 230110150034
Seali Lismaryanti 230110150039
Dodi Setiawan 230110150050
Nadiva Amalia 230110150054
Nurul Luthfia Kartika 230110150059
Rofi Ibnu Murfid 230110150065
Doni Alvian S 230110150074

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha


Pengasih Lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ekologi Perairan yang
berjudul “Suksesi Danau”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Namun tidak terlepas bahwa
penulis menyadari terdapat kekurangan baik dari segala segi penyusunan
maupun yang lainnya, oleh karena itu penulis membuka bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik sehingga penulis dapat memperbaiki
makalah Suksesi danau.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk segala pihak dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
mahasiswa.

Jatinangor, Mei 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
Kata Pengantar ............................................................... ii
Daftar Isi ......................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................... 2

II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian suksesi ..........................................................
2.2 Penyebab sukseksi ..........................................................
2.3 Tahap-tahap suksesi .......................................................
2.4 Macam-macam Suksesi ..................................................
2.5 Suksesi Danau ................................................................

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tentu kita sering melihat kejadian di sekitar kita apabila suatu kebun, atau
suatu areal tidak dipelihara maka secara teratur akan terjadi perubahan vegetasi
yang terus-menerus, contoh yang dimaksud seperti pada awalnya mulai tumbuh
vegetasi perintis yaitu golongan tumbuhan terna seperti rumput pahit, rumput teki,
dan sebagainya. Areal atau kebun tersebut dalam beberapa tahun kemudian akan
diganti oleh komunitas yang sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan
pohon seperti, senduduk, laban, kirinyu dan sebagainya, atau dapat pula hanya
terdiri atas alang-alang. Bila tidak terjadi gangguan apa pun selama proses
tersebut berjalan akan terlihat bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah. Hal
ini merupakan contoh konsep suksesi secara sederhana. Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan seringkali
perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dapat kita
lihat misalnya pada sebidang kebun jagung yang setelah panen ditinggalkan dan
tidak ditanami lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma
yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, dalam
komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi
jenis (Resosoedarmo,1990).
Pada masa awal dapat saja komunitas yang terbentuk tersusun oleh tumbuhan
terna seperti badotan, rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya. Tetapi beberapa
tahun kemudian di tempat yang sama, yang terlihat adalah komunitas yang
sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon seperti kirinyu,
senduduk, laban, dan sebagainya, atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang.
Bila tidak terjadi gangguan apa pun selama proses tersebut berjalan akan terlihat
bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah (Irwan, 1992).

1
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam
tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan
bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai
akibat dari tanggap (respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya
terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi
atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks,
perubahan yang searah tidak terjadi lagi ( Resosoedarmo,1990).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suksesi ?
2. Apa penyebab Suksesi ?
3. Bagaimana tahap suksesi ?
4. Apa saja macam-macam suksesi ?
5. Apa yang dimaksud dengan suksesi danau?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian suksesi secara keseluruhan.


2. Dapat mengetahui penyebab suksesi.
3. Memahami tahap-tahap suksesi.
4. Mengetahui macam-macam suksesi.
5. Memahami suksesi danau

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suksesi


Menurut Sutomo (2009:45) suksesi ekologi adalah suatu proses perubahan
komponen-komponen spesies suatu komunitas selama selang waktu tertentu.
Menyusul adanya sebuah gangguan, suatu ekosistem biasanya akan berkembang
dari mulai tingkat organisasi sederhana (misalnya beberapa spesies dominan)
hingga ke komunitas yang lebih kompleks (banyak spesies yang interdependen)
selama beberapa generasi (Luken, 1990 dalam Sutomo (2009:45).
Pengertian Suksesi sendiri yaitu proses perubahan ekosistem dalam kurun
waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Akhir
proses suksesi yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas
klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil yang mencapai keseimbangan
dengan lingkungannya.

Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan


ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas
klimaks.Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak

3
berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas
klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu
komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat
bertahan dari berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

2.2 Faktor penyebab


Faktor Penyebab Terjadinya Suksesi antara lain sebagai berikut:
1. Iklim
Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang
lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa
akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu
tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya
besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat
seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.
2. Topografi
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:
a. Erosi
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah
menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan
akhirnya proses suksesi dimulai.
b. Pengendapan (denudasi)
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan
sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi
menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.
3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan
pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh
kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

4
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Suksesi
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu
3. Kecepatan pemancaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut
4. Iklim terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora, dan benih
lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh daam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk

2.3 Tahapan suksesi


Dalam suksesi terjadi suatu proses perubahan secara bertahap menuju suatu
keseimbangan. Clements menyusun urutan kejadian secara rasional ke dalam 5
fase, yaitu:
Fase 1. NUDASI : proses awal terjadinya pertumbuhan pada lahan
terbuka/kosong.
Fase 2. MIGRASI : proses hadirnya biji-biji tumbuhan, spora dan lain-lainnya.
Fase 3. ECESIS : proses kemantapan pertumbuhan biji-biji tersebut.
Fase 4. REAKSI : proses persaingan atau kompetisi antara jenis tumbuhan yang
telah ada/hidup, dan pengaruhnya terhadap habitat setempat.
Fase 5. STABILISASI: proses manakala populasi jenis tumbuhan mencapai titik
akhir kondisi yang seimbang (equilibrium), di dalam keseimbangan dengan
kondisi habitat lokal maupun regional.
Suksesi lebih lanjut tersusun atas suatu rangkaian rute perjalanan
terbentuknya komunitas vegetasi transisional menuju komunitas dalam
kesetimbangan. Clements memberi istilah untuk tingkat komunitas vegetasi
transisi dengan nama SERE/SERAL, dan kondisi akhir yang seimbang disebut
sebagai Vegetasi Klimaks. Untuk komunitas tumbuhan yang berbeda akan
berkembang pada tipe habitat yang berbeda.

5
Adapun karakteristik umum peristiwa suksesi ini, Park (1980) menjelaskan
sebagai berikut:
1). Keanekaragaman ekologi (Ecological Diversity).
Keanekaragaman jenis/species umumnya meningkat selama suksesi karena
meningkatnya sejumlah relung dalam habitat yang tersedia bagi tingkat
perkembangan seral berikutnya. Regier dan Cowell (1972, dikutip oleh Park,
1980) menyatakan bahwa awal suksesi didominasi oleh sedikit jenis organisme
yang memiliki kesempatan yang tinggi untuk tumbuh tanpa kompetisi yang efektif
dengan sebagian besar jenis hidup lebih lama. Menurut Loucks (1970, dikutip
oleh Park, 1980), puncak keanekaragaman jenis penyusun komunitas hutan terjadi
setelah 100 sampai 200 tahun setelah awal suksesi sekunder, dan suatu
keanekaragaman yang menurun terjadi kemudian dalam proses suksesi.
Kemungkinan akibat kebakaran atau juga pengelolaan oleh manusia. Oleh karena
itu, Park (1980) menyimpulkan bahwa jelasnya secara umum peningkatan
keanekaragaman ekologis melalui suksesi ekologi harus menjadi elemen kunci
dalam semuastrategi pengelolaan hutan.
2). Struktur Ekosistem dan Produktivitas.
Dengan adanya proses suksesi dalam suatu ekosistem maka biomas akan
cenderung meningkat selaras dengan perubahan komposisi jenis pioneer yang
digantikan oleh bentuk vegetasi yang lebih besar, dan meningkatnya jumlah
maupun keanekaragaman habitat. Produktivitas juga akan meningkat, minimal
selama awal suksesi.
3). Perubahan Karakteristik Tanah.
Seperti dinyatakan oleh Clements bahwa suksesi berlangsung secara progresif
(semakin maju) sepanjang waktu, maka perubahan komunitas vegetasi juga akan
memodifikasi (menyebabkan perubahan) pada habitat dan lingkungan local. Pada
ekosistem daratan, misalnya hutan Jati yang dibiarkan menjadi hutan Jati alam
seperti di RPH Darupono, KPH Kendal, karakteristik tanahnya berbeda dengan
yang ada di bawah tegakan Jati yang dikelola secara intensif. Tampak a.l. pada
ketebalan humus, kelembaban tanah dan iklim mikro di bawah tegakan hutan Jati
yang tercampur dengan berbagai jenis kayu lain secara bertingkat-tingkat.

6
4). Stabilitas Ekosistem.
Selaras dengan meningkatnya formasi organisme yang ada akibat proses suksesi,
kemudian tumbuh berkembang dan mati, telah memberikan pelajaran berharga
tentang terciptanya stabilitas ekosistem. Ada beberapa pendapat yang masih
diperdebatkan, yaitu berkisar antara ‘stabilitas ekosistem’ atau ‘stabilitas yang
dinamis’. Kedua pendapat ini beralasan untuk yang pertama bahwa secara
sederhana dengan adanya suksesi secara keseluruhan telah meniadakan perubahan
ekologis dalam suatu system, atau hanya sedikit terjadi peningkatan melalui
proses suksesi. Adapun untuk pendapat yang kedua bahwa kecepatan komunitas
giat kembali setelah terjadinya beberapa gangguan secara temporal umumnya
menurun selama proses suksesi.
5). Tingkatan waktu (Time Scales).
Perhatian juga difokuskan pada tingkatan waktu yang terkait dengan proses
suksesi, dan kecepatan perubahan yang terjadi pada tingkat sere. Hal ini
memberikan diagnosis yang bernilai terhadap indikator stabilitas ekosistem yang
potensial, kerentanan terhadap penyebab perubahan, dan tingkatan waktu yang
dibutuhkan (dalam strategi pengelolaan/manajemen) untuk memperbaiki diri
secara alami bagi ekosistem yang rusak. Odum (1962, dikutip oleh Park, 1980)
menyimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat klimaks
adalah berkaitan dengan struktur komunitas. Dalam ekosistem hutan, suksesi jauh
lebih lama karena biomas yang besar terakumulasi sepanjang waktu, dan
komunitas terus berubah dalam komposisi jenis dan mengatur lingkungan
fisiknya.

2.4 Macam-macam suksesi


Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan
menjadi dua macam yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang
mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat
baru. Pada suksesi primer terbentuk komunitas pada daerah yang telah gundul

7
atau kosong.Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun campur tangan
manusia. Gangguan secara alami misalnya gunung meletus dan tanah longsor dan
endapan lumpur di muara sungai. Sedangkan gangguan oleh campur tangan
manusia misalnya kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi).
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya organisme pionir. Organisme pionir
memiliki batas toleransi yang luas terhadap variasi lingkungan seperti tahan
terhadap keadaan ekstrim seperti suhu dan ketersediaan air. Contoh organisme
yang mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim antara lain lumut, kerak
(Lichen), Cyanobacteria, dan ganggang. Organisme tersebut datang dalam bentuk
spora yang toleran pada faktor lingkungan yang ekstrim.
Suksesi dapat terjadi di daratan dan perairan. Pada perairan, partikel tanah
dan debu terbawa air yang akhirnya mengendap di dasar perairan. Partikel tanah
dan debu yang mengendap menjadi media serta nutrisi bagi tumbuhan air, Bakteri,
spora, ganggang, dan spora lumut kerak juga terbawa ke dalam air. Bakteri akan
menguraikan organisme yang telah mati sehingga menghasilkan nutrien di dalam
air. Nutrien tersebut akan digunakan oleh organisme lain. Siklus seperti ini akan
terulang-ulang secara konstan.setelah beberapa lama, populasi baru akan
memasuki daerah tersebut sehingga terbentuk komunitas klimaks atau ekosistem
seimbang yang tahan terhadap terhadap perubahan.

b. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan tetapi
hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Jadi, suksesi sekunder tidak
dimulai dari organisme pionir. Gangguan tersebut dibedakan menjadi gangguan
alami seperti gelombang tsunami, banjir, erosi, kebakaran, aktivitas vulkanik dan
angin topan. Dan gangguan yang disebabkan oleh campur tangan manusia seperti
penebangan hutan dan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.
Berdasarkan Lokasi atau Tempat Habitat pada awal proses suksesi, suksesi
dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain Hidrosere, Halosere, dan Xerosere.

8
1. Hidrosere
Hidrosere adalah tipe suksesi yang berkembang di daerah atau habitat perairan
yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch
disebut hidrosere. Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk
menuju ke perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah
cukup besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau
bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain maka suksesi akan menghasilkan
suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi
ini hanya terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan
yang kecil dan dangkal, serta diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga
batas (tubuh) air akan semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama.
Biasanya pada tipe suksesi ini yang menjadi tumbuhan pionir adalah tumbuhan air
yang terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok,
kemudian rumpur rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.Pada kolam,
eceng gondok berangsur-angsur akan menutup permukaan air, kemudian
akumulasi seresahnya baru menumpuk di dasar kolam dan lama kemudian
mengubah kolam menjadi rawa dengan jenis tumbuhan baru yang mematikan
jenis tumbuhan sebelumnya. Secara berangsur-angsur kemudian habitat yang
lebih kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan terjadi tanah yang
cukup matang dan tebal

2. Halosere
Halosere adalah tipe suksesi yang berkembang di tanah bergaram atau air asin.

3. Xerosere
Xerosere adalah tipe suksesi yang berkembang di daerah xerik atau kering,
biasanya disebut xerarch. Tipe suksesi ini sendiri terbagi menjadi dua macam
yakni Psammosere (suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir). Dan
Lithosere (suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan).

9
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja.
Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan
kering dan mampu hidup di tanah miskin.

10

You might also like