Bab 1-3

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Dokumen AMDAL terdiri dari: Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan
Rencana Pementauan lingkungan (RPL).

Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan (Screening), Pelingkupan


(Scoping), Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan), dan
Evaluation (Evaluasi). Penapisan di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh
pemrakarsa, karena sudah ditentukan bahwa kegiatan yang termasuk dalam
wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Dalam studi KA-ANDAL, pelingkupan merupakan tahapan awal


dan sangat penting. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah: (1)
Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL; (2) Mengarahkan studi
ANDAL agar efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
tersedia. Adapun fungsi dokumen KA-ANDAL adalah: (1) Rujukan bagi
pemrakarsa, instansi pemerintah, dan penyusun ANDAL; (2) Rujukan bagi
penilai dokumen ANDAL.

Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial,


kemudian evaluasi dampak potensial hingga penentuan dampak penting
hipotetik. Untuk itu penyusun AMDAL harus mempunyai pengalamam dan
wawasan tentang rincian atau karakter kegiatan (termasuk alternatif-
alternatifnya) maupun komponen lingkungan hidup fisik-kimia, biologi, dan
sosial, kebudayaan, kesehatan masyarakat.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 1


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari AMDAL?
2. Apa pengertian dari Scoping atau pelingkupan dalam AMDAL?
3. Bagaimana kegunaan pelingkupan dalam AMDAL?
4. Apa saja jenis-jenis pelingkupan dalam AMDAL?
5. Bagaimana proses pelingkupan dalam AMDAL?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian AMDAL.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Scoping atau pelingkupan dalam
AMDAL.
3. Untuk mengetahui kegunaan pelingkupan dalam AMDAL.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pelingkupan dalam AMDAL.
5. Untuk mengetahui proses pelingkupan dalam AMDAL.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem


perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan
ini disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah
ditetapkan. Di Indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar
pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan
secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial
ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan
menggunakan apa yang disebut proyek.

Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat
dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan. Pembangunan dengan proyek
yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut
(sustainable development).

Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP


27/1999, yang semula memiliki satu model AMDAL, berkembang dan
mempunyai beberapa bentuk AMDAL dan mempunyai pengertian:

1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian


mengenai dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian
ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 3


Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan
Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL, yaitu
AMDAL proyek individual, AMDAL kegiatan terpadu, AMDAL kawasan
dan AMDAL regional.
1. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor
adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang
terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu
kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi yang bertanggung jawab.
2. Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi
mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab.
3. Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi
mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona
rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang
daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil
studi mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen.
Atas dasar beberapa dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan diambil.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 4


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian
lingkungan hidup yang digunakan untuk memprakirakan dampak penting
terhadap lingkungan dari suatu rencana kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkan
untuk memberi arahan bagi pihak perancang rencana kegiatan untuk
mengendalikan dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi. Dengan
demikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih ramah lingkungan dan lebih
dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Hasil AMDAL juga menjadi dasar bagi
pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang tentang suatu recana
kegiatan dan memberi jaminan kepada pemberi izin bahwa dampak lingkungan
dari rencana kegiatan dapat dan akan ditanggulangi.

2.2 Pelingkupan (Scoping)


1. Pengertian Pelingkupan
Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses
AMDAL. Tahapan ini sangat penting karena di tahap inilah dasar
pemikiran dan lingkup kajian dampak lingkungan (ANDAL) akan
ditentukan. Kekeliruan dalam melingkup akan menyebabkan kajian
ANDAL menjadi tidak tajam, salah sasaran dan juga boros dana dan
waktu. Prakiraan dan evaluasi dampak yang dilakukannya menjadi kurang
relevan dan kurang bermakna. Rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang dihasilkan berikutnya juga menjadi tidak tepat.
Pelingkupan adalah proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait
dengan rencana usaha dan atau kegiatan (Kep. Ka. Bapedal 9/2000).
Pelingkupan yang dimaksud dalam KA-ANDAL hampir sama
dengan Perumusan Masalah dalam suatu Penelitian Ilmiah, yaitu
melakukan pembatasan ruang lingkup ke hal-hal (faktor-faktor) yang
relevan untuk pengambilan keputusan atau menyimpulkan hasil
penelitian menjadi lebih baik (tepat dan benar). Dapat pula dikatakan
sebagai pemusatan (focusing) pelaksanaan ANDAL, sehingga hal-hal
(faktor-faktor) yang tidak bahaya tidak perlu dikaji.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 5


Pelingkupan atau scoping dalam AMDAL adalah proses untuk
membatasi ruang lingkup kajian ANDAL atau proses untuk menjelaskan
apa yang akan dikaji dalam ANDAL. Tujuan pelingkupan adalah untuk
menemukan atau menetapkan dampak penting, prioritas dampak penting
serta lingkup wilayah dan waktu kajian dari suatu rencana kegiatan
terhadap lingkungan. Oleh karena AMDAL murupakan alat yang akan
membantu pengambil keputusan terhadap dampak suatu rencana kegiatan,
maka pelingkupan pada dasarnya bertujuan untuk membatasi ruang
lingkup studi AMDAL pada hal-hal yang penting bagi pengambilan
keputusan. Pelingkupan dalam AMDAL akan meliputi pelingkupan
dampak penting dan pelingkupan wilayah studi dan waktu studi. Proses
pelingkupan dampak penting akan meliputi kegiatan-kegiatan: identifikasi
dampak potensial, evaluasi dampak potensial untuk memperoleh dampak
penting hipotetik dan klasifikasi dan prioritas dampak penting untuk
memperoleh prioritas dampak penting hipotetik.
Pelingkupan merupakan proses yang sangat penting karena pada
tahap ini akan ditetapkan lingkup permasalahan yang akan dikaji dalam
studi AMDAL. Proses pelingkupan sebenarnya sudah digunakan sejak
awal proses perencanaan pembangunan, yaitu sewaktu pemrakarsa dan
pemerintah memikirkan dan membahas berbagai alternatif proyek yang
akan dibangun di suatu daerah. Pelingkupan pada tahap ini disebut
pelingkupan kebijaksanaan dan perencanaan (policy planning scoping).
Setelah proyek tersebut sudah akan dilaksanakan dan dinyatakan wajib
AMDAL, maka perlu melakukan pelingkupan lagi. Pelingkupan yang
digunakan pada tahap ini adalah pelingkupan sosial dan pelingkupan
ekologi (social and ecological scoping). Jenis pelingkupan inilah yang
dilakukan dalam proses AMDAL.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 6


2. Tujuan Pelingkupan
Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar
menjadi kajian yang tepat sasaran. Karena, sebagaimana kajian ilmiah
lainnya, ANDAL harus mempunyai arah, fokus dan lingkup yang tepat.
Secara ringkas tujuan dari pelingkupan ada 3, yaitu dapat menentukan
dampak penting (hipotetik), batas wilayah, dan waktu kajian. Adapun
secara rinci dapat menentukan:
a. Komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting
sehubungan dengan pelaksanaan rencana kegiatan.
b. Variabel-variabel kunci maupun pendukung dari komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting.
c. Batas wilayah dan lokasi-lokasi pengukuran (pengambilan sampel)
data rona lingkungan hidup yang harus dilakukan dalam AMDAL.
d. Tingkat kedalaman pengumpulan data dan prakiraan dampak untuk
tiap komponen lingkungan hidup.
e. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain
disekitar rencana proyek, untuk bahan pertimbangan metode
pengumpulan data dalam ANDAL.
f. Rentang waktu prakiraan dampak penting, terutama untuk tahap
operasional kegiatan.
g. Perlu tidaknya kajian risiko terhadap lingkungan.

3. Manfaat Pelingkupan
a. Langsung mengarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan
secara mendalam.
b. Dokumen Kerangka Acuan menjadi jelas dan baik, sehingga
memudahkan dan mempercepat birokrasi pengambilan keputusan
realisasi proyek.
c. Dokumen ANDAL atau EIS (Environmental Impact Statement)
menjadi baik (logis, rasional, tepat, dan akurat), sehingga akan
memberikan dokumen RKL dan RPL yang baik pula.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 7


d. Dampak negatif penting atau resiko timbulnya kerusakan lingkungan,
pencemaran lingkungan, konflik sosial ekonomi, dan lainnya dapat
dihindari, adapun pengembangan dampak positif akan semakin jelas.
e. Biaya pelaksanaan ANDAL menjadi efektif dan optimal.

2.3 Kegunaan Pelingkupan (Scoping)


Pembatasan studi AMDAL terutama pada waktu dan biaya, biasanya
waktu yang tersedia hanya berkisar antara 6-12 bulan. Jarang sekali AMDAL
yang dilakukan lebih dari 1 tahun walaupun ada juga suatu proyek yang
AMDAL-nya memerlukan beberapa tahun. Begitu pula halnya dengan biaya
AMDAL biasanya juga sangat terbatas, sehingga tidak mungkin tim AMDAL
akan meneliti terlalu banyak komponen dan sistem hubungan tiap komponen
dalam lingkungan. Berhubung adanya pembatas waktu dan biaya tersebut
maka perlu diadakan seleksi komponen lingkungan yang akan diteliti, yaitu
hanya komponen-komponen lingkungan yang akan mendapat dampak yang
nyata atau penting. Pemilihan atau seleksi komponen tersebut dilakukan
dengan mengadakan scoping.
Oleh karena pelingkupan akan membatasi aspek yang dikaji pada hal-hal
yang penting saja, maka proses pelingkupan akan sangat berguna dalam rangka
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan studi AMDAL, melalui:
1. Identifikasi dampak penting hipotetik, sehingga kajian akan lebih terfokus.
2. Menetapkan komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak
penting.
3. Menetapkan komponen lingkungan baik fisik, kimia, biologi, sosial
ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat, yang akan terkena
dampak penting.
4. Menetapkan parameter dampak yang akan diukur.
5. Menetapkan jenis data dan informasi yang akan dikumpulkan, serta
sumber dan lokasi pengumpulannya.
6. Data yang dikumpulkan akan terbatas pada yang diperlukan saja.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 8


7. Menentukan bidang keahlian yang sesuai serta memilih anggota tim yang
betul-betul ahli dalam bidangnya.
8. Tenaga, waktu dan biaya akan lebih efektif dan efisien.

2.4 Jenis-Jenis Pelingkupan (Scoping)


Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam
scoping yaitu skoping sosial (Social Scoping) dan skoping ekologis (Ecological
Scoping). Kemudian Sontag (1983) memperkenalkan satu macam lagi yang
disebut sebagai skoping kebijaksanaan dan perencanaan (Planning Scoping).
a. Skoping sosial adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak
penting berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap
komponen dan sistem dari lingkungan yang ada dinilai berdasarkan
kepentingan bagi masyarakat baik secara lokal, nasional ataupun
internasional yang ditinjau dari aspek sosial-ekonomi, sosial-budaya
maupun estetika.
b. Skoping ekologis adalah proses skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya di dalam ekologi.
Dari kedua macam skoping tersebut dinilai bahwa skoping sosial
akan lebih cocok di dalam menguraikan atau menyajikan dalam laporan
mengenai dampak dari suatu proyek. Sedangkan skoping ekologi hasilnya
akan lebih sesuai sebagai dasar dari penelitian yang lebih mendetail
mengenai komponen yang akan terkena dampak.
Di dalam diskusi dan pembahasan penyusunan AMDAL biasanya
kedua pendekatan tersebut dilakukan bersama-sama dan setiap komponen
lingkungan yang dihasilkan dari skoping mempunyai dua nilai, yaitu nilai
sosial-ekonomi dan nilai ekologi. Komponen lingkungan yang dinilai akan
terkena dampak penting mungkin mempunyai nilai sosial-ekonomi dan
ekologi yang penting. Nilai penting bagi masyarakat banyak digali dari
penilaian masyarakat sedang nilai ekologi diberikan oleh tim AMDAL,
karena masyarakat belum tentu tahu mengenai nilai ekologinya.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 9


c. Skoping kebijaksanaan dan perencanaan adalah proses skoping untuk
menetapkan secara cepat pilihan dari suatu pembangunan proyek,
menganalisis masalah-masalah yang timbul sejak awal dan juga akan
menghasilkan saran-saran strategi di dalam menjalankan atau
membatalkan suatu proyek. Proses skoping ini akan dapat menghindarkan
pemborosan biaya, tenaga dan waktu yang tidak perlu pada langkah-
langkah selanjutnya yang seharusnya tidak perlu dilakukan, karena dengan
skoping kebijaksanaan dan perencanaan ini langkah yang tidak perlu
tersebut telah dapat diputuskan untuk tidak dilanjutkan.
Hasil dari skoping kebijaksanaan dan perencanaan ini adalah:
1. Merumuskan garis besar dampak awal.
2. Merumuskan ketidakjelasan.
3. Menetapkan masalah-masalah yang akan timbul.
4. Konsensus secara terpadu akan ditetapkan antara instansi-instansi
pembangunan.
Skoping yang ketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim
AMDAL dan tidak akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi baru
dilakukan antara instansi-instansi pemerintah, ilmuwan atau pemrakarsa
proyek. Hasil dari skoping bukan untuk merencanakan penelitian yang
lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya, tetapi untuk menetapkan
kebijaksanaan dan perencanaan dari pemerintah. Proses yang terjadi di
dalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-pemikiran dan
pendapat-pendapat seperti di dalam brainstorming. Untuk dapat
menyajikan perumusan dari berbagai pemikiran dan pendapat dengan
cepat akan disusun di dalam bentuk skenario-skenario dari hasil suatu
simulasi di dalam rapat kerja

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 10


2.5 Proses Pelingkupan (Scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang
terkait dengan rencana kegiatan. Pelibatan masyarakat merupakan bagian
proses pelingkupan. Prosedur pelibatan masyarakat harus mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku. Pelingkupan umumnya dilakukan
melalui 3 tahap yaitu: identifikasi dampak, evaluasi dampak, dan klasifikasi
dan prioritas.
1. Mengidentifikasi dampak potensial melalui serangkaian dialog, konsultasi
dan diskusi antar anggota tim studi Konsultan Penyusun AMDAL, juga
dengan para pakar, pemrakarsa, instansi terkait dan masyarakat yang
berkepentingan (termasuk masyarakat yang diduga terkena dampak) serta
dilengkapi dengan hasil pengamatan (observasi) lapangan wilayah studi
yang diperkirakan menjadi batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan
batas administratif. Metode identifikasi dampak yang digunakan dalam
studi AMDAL ini adalah menggunakan langkah-langkah sebagaimana
petunjuk dalam identifikasi dampak potensial pada Panduan Penyusunan
AMDAL dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08
Tahun 2006. Hasil langkah-langkah proses pelingkupan berupa matriks
sederhana dan bagan alir yang digunakan untuk menggambarkan interaksi
antara penyebab dampak.
2. Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan metode diskusi dan
brainstorming dengan mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi
dengan pakar, instansi yang bertanggung jawab serta masyarakat yang
berkepentingan. Pelingkupan pada tahap ini bertujuan menghilangkan/
meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak
penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang
dipandang perlu dan relevan.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 11


3. Klasifikasi dan prioritas dampak penting dilakukan melalui dua tahapan
yakni pertama segenap dampak penting hipotetik dikelompokkan menurut
keterkaitannya satu sama lain dan kedua kelompok dampak penting
hipotetik tersebut selanjutnya diurut berdasarkan kepentingannya, baik
dari aspek ekonomi, sosial maupun ekologis.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 12


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses AMDAL.
Tahapan ini sangat penting karena di tahap inilah dasar pemikiran dan lingkup
kajian dampak lingkungan (ANDAL) akan ditentukan. Pelingkupan adalah
proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait dengan rencana usaha
dan atau kegiatan (Kep. Ka. Bapedal 9/2000).
Pelingkupan akan membatasi aspek yang dikaji pada hal-hal yang
penting saja, maka proses pelingkupan akan sangat berguna dalam rangka
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan studi AMDAL, melalui: Identifikasi
dampak penting hipotetik, sehingga kajian akan lebih terfokus. Menetapkan
komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting. Menetapkan
komponen lingkungan baik fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya
dan kesehatan masyarakat, yang akan terkena dampak penting. Menetapkan
parameter dampak yang akan diukur. Menetapkan jenis data dan informasi
yang akan dikumpulkan, serta sumber dan lokasi pengumpulannya. Data yang
dikumpulkan akan terbatas pada yang diperlukan saja. Menentukan bidang
keahlian yang sesuai serta memilih anggota tim yang betul-betul ahli dalam
bidangnya. Tenaga, waktu dan biaya akan lebih efektif dan efisien.
Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam
scoping yaitu skoping sosial (Social Scoping) dan skoping ekologis (Ecological
Scoping). Kemudian Sontag (1983) memperkenalkan satu macam lagi yang
disebut sebagai skoping kebijaksanaan dan perencanaan (Planning Scoping).

3.2 Saran
Tentunya di dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kesalahan
ataupun kekeliruan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran ataupun kritik
yang membangun demi perbaikan makalah kami ke depannya.

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 13


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2011. Analisis Dampak Lingkungan. Fakultas Kesehatan


Masyarakat. Universitas Indonesia.

Edyun, S. N. 2012. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja


Karyawan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Felanny. Sukma, R. M. Hubungan Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada


Karyawan Perusahaan X. Jurnal NOETIC Psychology Volume 3 Nomor 2,
Juli-Desember 2013

Ikhsanudin, R. 2014. Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja


Terhadap Komitmen Pada Karyawan Cv. Griya Computama Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Irma, A. Pengertian dan Sejarah Psikologi Industri dan Organisasi. Modul.

Margaretha, M. 2012. Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.
Duta Marga Silima Di Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 2 No. 2
April 2012: 151-166

KELOMPOK 3 (PELINGKUPAN DALAM AMDAL) Page 14

You might also like