Bab 1-3
Bab 1-3
Bab 1-3
PENDAHULUAN
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat
dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan. Pembangunan dengan proyek
yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut
(sustainable development).
3. Manfaat Pelingkupan
a. Langsung mengarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan
secara mendalam.
b. Dokumen Kerangka Acuan menjadi jelas dan baik, sehingga
memudahkan dan mempercepat birokrasi pengambilan keputusan
realisasi proyek.
c. Dokumen ANDAL atau EIS (Environmental Impact Statement)
menjadi baik (logis, rasional, tepat, dan akurat), sehingga akan
memberikan dokumen RKL dan RPL yang baik pula.
3.1 Simpulan
Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses AMDAL.
Tahapan ini sangat penting karena di tahap inilah dasar pemikiran dan lingkup
kajian dampak lingkungan (ANDAL) akan ditentukan. Pelingkupan adalah
proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak besar dan penting yang terkait dengan rencana usaha
dan atau kegiatan (Kep. Ka. Bapedal 9/2000).
Pelingkupan akan membatasi aspek yang dikaji pada hal-hal yang
penting saja, maka proses pelingkupan akan sangat berguna dalam rangka
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan studi AMDAL, melalui: Identifikasi
dampak penting hipotetik, sehingga kajian akan lebih terfokus. Menetapkan
komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak penting. Menetapkan
komponen lingkungan baik fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya
dan kesehatan masyarakat, yang akan terkena dampak penting. Menetapkan
parameter dampak yang akan diukur. Menetapkan jenis data dan informasi
yang akan dikumpulkan, serta sumber dan lokasi pengumpulannya. Data yang
dikumpulkan akan terbatas pada yang diperlukan saja. Menentukan bidang
keahlian yang sesuai serta memilih anggota tim yang betul-betul ahli dalam
bidangnya. Tenaga, waktu dan biaya akan lebih efektif dan efisien.
Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam
scoping yaitu skoping sosial (Social Scoping) dan skoping ekologis (Ecological
Scoping). Kemudian Sontag (1983) memperkenalkan satu macam lagi yang
disebut sebagai skoping kebijaksanaan dan perencanaan (Planning Scoping).
3.2 Saran
Tentunya di dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kesalahan
ataupun kekeliruan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran ataupun kritik
yang membangun demi perbaikan makalah kami ke depannya.
Margaretha, M. 2012. Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.
Duta Marga Silima Di Jakarta. Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 2 No. 2
April 2012: 151-166