Performance of Karangantu Nusantara Fishing Port - Banten, Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan (2020) 9(2): 344-355

DEPIK
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Journal homepage: www.jurnal.unsyiah.ac.id/depik

Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu - Banten, Indonesia


Performance of Karangantu Nusantara Fishing Port - Banten, Indonesia

Agus Suherman*, Herry Boesono, Faik Kurohman, Abdul Kohar Muzakir


Departemen Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah – 50275

ARTIC E L INF O ABSTRAC T

Keywords: Karangantu Nusantara Fishing Port (NFP) accommodates production, processing and marketing activities, also fishermen
Performance development. Services for vessels as production facilities include: providing a home base for the fishing fleet, ensuring smooth loading of
SEM captured fishes, providing supplies for vessels such as fresh water, fuel, ice and others. This study aims to analyze the activities and
Fishing Port operational performance and find out the determinants of the performance of Karangantu NFP. This research was conducted in
Capture Fisheries October 2019 to January 2020 at the Karangantu NFP. Data analysis was performed using two methods; the first is a descriptive
Karangantu method to analyze the operational activities of the Karangantu NFP and assess operational performance based on the Decree of
Director General of Capture Fisheries in 2015 Number 20 / KEP-DJPT / 2015; the second is Structural Equation Model
(SEM) method, which is to define the determinants of Karangantu NFP performance. The results showed that Karangantu NFP
operational activities continued to increase. Ship visits during 2019 increased by 15.75%. The production volume of landed fish
increased by 9.0%, but the value of production fell by 7.1% due to the catches of most fish with low economic value and poor fish
quality. The performance evaluation of 27 criterias based on the Decree of Director General of Capture Fisheries in 2015 showed
that the operational performance of the Karangantu NFP during October 2019-January 2020 performed well. Based on SEM test
results, internal variable (human resource/personal, budget, fishermen, and productivity) have the most influence on NFP performance.
It indicates that the higher internal, the higher NFP Performance. Therefore to elevate the NFP performance, NFP management is
expected to transform their human resources/personal/management

Kata kunci: ABSTRAK


Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu menampung aktivitas produksi, pengolahan dan pemasaran,
SEM serta pembinaan nelayan. Pelayanan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi meliputi: penyediaan basis
Pelabuhan Perikanan bagi armada penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan hasil tangkapan, menyediakan suplai logistik bagi
Perikanan Tangkap kapal-kapal ikan seperti air tawar, bahan bakar minyak, es untuk perbekalan dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan
Karangantu untuk menganalisis aktivitas dan kinerja operasional serta mengetahui faktor-faktor penentu kinerja PPN
Karangantu. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2019 hingga Januari 2020 di PPN Karangantu. Analisis
data dilakukan dengan dua metode; pertama metode deskriptif yaitu untuk menganalisis aktivitas operasional PPN
Karangantu dan penilaian kinerja operasional berpedoman Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
tahun 2015 Nomor 20/KEP-DJPT/ 2015; kedua metode Structural Equation Model (SEM) yaitu untuk mengetahui
faktor-faktor penentu kinerja PPN Karangantu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas operasional PPN
Karangantu terus mengalami peningkatan. Kunjungan kapal selama tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar
15,75%. Volume produksi ikan yang didaratkan naik sebesar 9,0 %, namun untuk nilai produksi turun sebesar 7,1
% disebabkan hasil tangkapan sebagian besar ikan yang nilai ekonomis rendah dan mutu ikan kurang baik.
Penilaian kinerja terhadap 27 kriteria berpedoman keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap tahun 2015
menunjukkan bahwa kinerja operasional PPN Karangantu selama Oktober 2019- Januari 2020 berkinerja Baik.
Berdasarkan hasil pengujian SEM, variabel internal (sumberdaya manusia/pengelola, anggaran, nelayan dan
produktivitas) mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja PPN. Hal ini ini menunjukan bahwa semakin
DOI: 10.13170/depik.9.2.15188 tinggi internal maka semakin tinggi pula kinerja PPN. Untuk meningkatkan kinerja, manajemen PPN Karangantu
diharapkan dapat melakukan transformasi sumberdaya manusia/pengelola/manajemen

* Corresponding author.
Email address: [email protected], [email protected],

p-ISSN 2089-7790; e-ISSN 2502-6194


Received 18 July 2020; Received in revised 27 July 2020; Accepted 27 July 2020
Available online 3 Augustus 2020
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Pendahuluan usaha perikanan tangkap, dan penyerapan tenaga


Pelabuhan Perikanan (PP) dalam Pasal 1 ayat 23 kerja selain itu dapat menjadi tonggak dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang mempertahankan kedaulatan dan pertahanan
Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 adalah (NKRI).
tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di Pelabuhan memegang peran ekonomi penting
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai di banyak negara dan wilayah (Yeo et al., 2015).
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem Keberhasilan pembangunan PP yang paling
bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat penting adalah pemanfaatannya yang mempunyai
kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau dampak positif terhadap pembangunan daerah
bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas atau wilayah yang pada gilirannya akan
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya
perikanan. nelayan (Suherman, 2007; Suherman dan Dault,
Jika kedua fungsi tersebut sudah berjalan 2009). PPN Karangantu menampung kegiatan
dengan baik, maka PP akan berdaya guna sebagai masyarakat perikanan, terutama terhadap aspek
pusat aktivitas industrialisasi kelautan perikanan produksi, pengolahan dan pemasaran, serta
yang tentunya akan memberikan dampak pada pembinaan masyarakat nelayan. Pelayanan
peningkatan pertumbuhan ekonomi domestik dan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi
pengentasan kemiskinan. PP selain merupakan meliputi: penyediaan basis (home base) bagi armada
penghubung antara nelayan dengan pengguna- penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan
pengguna hasil tangkapan, baik pengguna langsung hasil tangkapan, menyediakan suplai logistik bagi
maupun tak langsung seperti: pedagang, pabrik kapal-kapal ikan seperti air tawar, bahan bakar
pengolah, restoran dan lain-lain, juga merupakan minyak, es untuk perbekalan dan lain-lain.
tempat berinteraksinya berbagai kepentingan Sedangkan pelayanan terhadap nelayan sebagai
masyarakat pantai yang bertempat di sekitar PP unsur tenaga produksi meliputi: aspek pengolahan,
(Israel and Roque, 2000; Suherman, 2007). PP aspek pemasaran dan aspek pembinaan masyarakat
yang berfungsi dengan baik akan merupakan titik nelayan.
temu (terminal point) yang menguntungkan antara Beberapa penelitian terkait dengan PPN
kegiatan ekonomi di laut dengan kegiatan ekonomi Karangantu juga telah dilaporkan oleh beberapa
di darat (Dubrocard and Thoron, 1998; Lubis peneliti, antara lain mengenai Strategi
1999; Lubis dan Pane 2012; Lubis dan Pane 2017; pengembangan PPN Karangantu (Puspitasari et al.,
Kusumastanto, 2002; Purnomo et al., 2003; 2013). Selain itu Diniah et al. (2012) juga telah
Sciortino, 2010). melakukan kajian mengenai kinerja pelayanan dan
Selanjutnya dijabarkan dalam KEPMEN KP mengukur tingkat kepuasan nelayan. Hasil
Nomor 6/Kepmen-KP/2018 tentang rencana penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat
induk pelabuhan perikanan nasional menyebutkan kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN
bahwa PP pada awalnya berfungsi sebagai tempat Karangantu berkisar antara 0,41 – 0,74. Pelayanan
beraktivitas yang aman bagi nelayan dan kapal yang masih dirasakan kurang baik adalah pelayanan
perikanan. Kemudian diikuti dengan aktivitas pemenuhan BBM dengan nilai 0,41 dan pelayanan
terkait lainnya seperti pembangunan dan perbaikan kebutuhan es dengan nilai 0,44. Penelitian terkait
kapal, serta pemasaran produk perikanan. Berawal kinerja pelabuhan diukur dari kemampuan
dari aktivitas dasar tersebut, keberadaan PP mulai menyediakan pelayanan aktifitas untuk kapal,
tumbuh berkembang menjadi suatu prasarana yang bongkar muat barang dan transportasi (UNCTAD,
berfungsi untuk menunjang aktivitas kelautan dan 1987). Berbagai aspek pelayanan pelabuhan
perikanan dalam pemanfaatan dan pengelolaan menjadi ukuran kinerja pelabuhan (UNTAD,
sumber daya ikan mulai dari kegiatan praproduksi, 1976) termasuk relasi antar pengguna pelabuhan.
produksi, pasca produksi, pengolahan, pemasaran Penelitian kinerja PPN Karangantu sangat
ikan, dan pengawasan sumber daya ikan. PP dibutuhkan untuk memberikan gambaran kinerja
menjadi suatu prasarana penunjang yang memiliki dan hasilnya dapat menjadi rnasukan dalam
fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan yang penyusunan kebijakan PPN Karangantu. Oleh
mempunyai dampak pengganda terhadap karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
pengembangan perekonomian wilayah berupa menganalisis aktivitas dan kinerja serta mengetahui
peningkatan nilai tambah, efisiensi, produktivitas faktor-faktor penentu kinerja PPN Karangantu.
345
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Maximum Likehood Estimation Method (MLE)


Bahan dan Metode mengenai sampel minimum yang diajukan adalah
Lokasi dan waktu penelitian berkisar antara 100 sampai 200 responden, maka
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2019 jumlah sampel tersebut telah terpenuhi. Komposisi
hingga Januari 2020 di PPN Karangantu. sampel nelayan 90 responden; pemasar 10
Analisis data responden; pengolah 10 responden; mitra kerja 10
Analisis data dilakukan dengan dua metode; responden, serta Pegawai PPN Karangantu 36
pertama metode deskriptif untuk menganalisis responden Pengujian hipotesis dilakukan dengan
aktivitas operasional (mendeskripsikan kegiatan menganalisis nilai critical ratio (C.R.) dengan nilai
utama di PPN Karangantu seperti kunjungan kapal, Probabilitas (P) sebagai hasil dari pengolahan data
pendaratan ikan, penyaluran perbekalan) dilanjutkan regression weights yang dibandingkan dengan batasan
dengan penilaian kinerja operasional PPN stastistik yang disyaratkan. Nilai critical ratio yang
Karangantu berpedoman pada Keputusan Direktur dipersyaratkan adalah di atas 1,96 dengan nilai
Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 20/KEP- profitabilitas adalah di bawah 0,05. Jika hasil dari
DJPT/ 2015; kedua metode Structural Equation Model pengolahan data memenuhi persyaratan tersebut,
(SEM) untuk mengetahui faktor-faktor penentu maka hipotesis dalam penelitian yang diajukan
kinerja PPN Karangantu. SEM digunakan dalam dinyatakan dapat diterima.
menganalisis dan mengintrepretasikan data yang
telah disesuaikan dengan model yang dikembangkan Hasil
dalam penelitian menggunakan program AMOS. Pelabuhan Perikanan Karangantu mulai dibangun
Ghozali (2014) menyatakan bahwa analisis faktor Tahun 1975/1976 dengan luas lahan 2,5 Ha
(analysis factor) dan model persamaan simultan bertempat di Desa Banten, Kecamatan Kasemen.
(simultaneous equation modeling) dimana keduanya Berdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian
adalah model statistik yang terpisah. SEM sebagai alat Nomor 311/Kpts/Org/5/1978 tanggal 25 Mei 1978
analisis data dan pengujian hipotesis dipilih dalam secara resmi beroperasional dan menjadi Unit
penelitian ini karena dengan SEM memungkinkan Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat
dalam menguji simultan yang rumit dirangkai secara Jenderal Perikanan dengan nama Pelabuhan
berhubungan. SEM dapat mengukur pengaruh Perikanan Pantai (PPP) Karangantu bertipe C.
model atau hubungan antar faktor yang dimensinya Selanjutnya pada tanggal 30 Desember 2010 melalui
akan di identifikasi (Ferdinand, 2006; Deng et al., Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
2013; Gonçalves and Assumpção, 2016; Munim et al., Indonesia Nomor : PER.29/MEN/2010 tentang
2018; Sharapiyeva et al., 2019; Roring et al., 2020 ). perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kelautan
Populasi pada penelitian ini meliputi nelayan, dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2007 tentang
pemasar, pengolah dan mitra kerja, serta pegawai Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan yang
PPN Karangantu. Teknik pengambilan sampel didahului dengan dikeluarkannya Surat Menteri
penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
pengukuran yang dilakukan adalah menggunakan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia tanggal 2
skala Likert. Menurut Kriyantono (2006) dan desember 2010 Nomor: B.3677/M.PAN-
Sugiyono (2010) skala Likert merupakan skala yang RB/12/2010 tentang Usulan Penataan UPT di
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang PPP Karangantu resmi berganti nama dan meningkat
kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah kelasnya menjadi PPN Karangantu bertipe B (PPN
dengan menghadapkan responden dengan sebuah Karangantu, 2019; Diniah et al., 2012)
pernyataan, kemudian diminta untuk diminta Aktivitas operasional
jawaban dari lima pilihan jawaban. Dalam penelitian Deskripsi kegiatan di PPN Karangantu pada
ini digunakan pernyataan tertutup dengan rentang penelitian ini meliputi operasional keluar dan masuk
skala penilaian: Sangat Tidak Setuju : 1, Tidak Setuju : kapal di pelabuhan; pendaratan ikan; penyaluran
2, Ragu-Ragu : 3, Setuju : 4, dan Sangat Setuju : 5. perbekalan. Frekuensi kunjungan kapal di PPN
Berdasarkan rumusan dari Ferdinand (2014) Karangantu Tahun 2000- 2019 dapat dilihat pada
jumlah sampel minimum untuk penelitian ini adalah Gambar 1. Kunjungan kapal selama tahun 2019
= jumlah indikator sebanyak 23 x 5= 115 responden. merupakan yang tertinggi selama 19 tahun terakhir
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu sebanyak 27.858 kali, naik 15,75%
156 responden dan sesuai dengan prosedur estimasi dibandingkan tahun 2018. Kapal yang berkunjung ke
346
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

PPN Karangantu tidak seluruhnya berasal dari dengan pelatihan ini dapat memberikan dampak
Karangantu tetapi juga berasal dari daerah lain yaitu positif terutama untuk mempertahankan mutu ikan.
Brebes, Lampung, Bojonegara, Labuan, Cilincing, Jenis ikan dominan yang didaratkan di PPN
Indramayu, Pulau Seribu. Kapal-kapal yang masuk Karangantu terdiri dari peperek, teri, cumi-cumi,
tersebut terdiri dari kapal-kapal perikanan dan non kuniran, tembang, rajungan dan kembung. Dari hasil
perikanan. Kapal-kapal non perikanan umumnya tangkapan tahun 2019, Peperek merupakan hasil
untuk perbaikan/docking kapal dan pengisian tangkapan terbesar yaitu 651,5 ton (24,49 %)
perbekalan. kemudian diikuti oleh teri, cumi-cumi, tembang, siro,
rajungan dan kembung masing-masing sebesar 464,9
30000

27437
27858
ton (17,48 %), 242,1 ton (9,10 %), 224,7 ton (8,45 %),
24633
25265 190,2 ton (7,15 %), 118,2 ton (4,45 %) dan 89,5 ton
(3,36 %) dari total produksi 2.660 ton. Gambar 3 dan
25000
23289
22528
21596

20000
20615
19649 19255
20823
20257
4 menunjukkan perkembangan produksi dan nilai
17316 17505

15266 15197 15270


produksi di PPN Karangantu dari Tahun 2000 hingga
14345
2019.
Kali

15000
13485
12456

10000
500

5000
400

191

0
2000 2003 2006 2009 2012 2015 2018
300

Gambar 1. Kunjungan dan frekuensi pendaratan


Unit

kapal perikanan di PPN Karangantu tahun 2000 -


122

200

2019
191
82
82

Kegiatan pendaratan ikan di PPN Karangantu 100 122

dilakukan di dermaga bongkar. Hasil tangkapan


82
75
30

30

tersebut umumnya berasal dari daerah perairan teluk 0


Bagan Perahu
9
9
Bagan Tancap Gill Net
8
8
Jaring Payang Jaring Rampus Jaring0Dogol Pancing
4
4
Sero Alat Tangkap
Lainnya

Banten dan sekitarnya, serta perairan sebelah barat 2018 2019

pulau Sumatera. Ikan - ikan hasil tangkapan pada Gambar 2. Jenis dan jumlah alat tangkap di PPN
umumnya dengan menggunakan alat tangkap Karangantu tahun 2018 dan 2019
rampus, gill net, bagan, jaring arad, pancing dan
beberapa jenis alat tangkap lainnya (Gambar 2). 4000

Setelah ikan tersebut dibongkar kemudian dibawa ke 3500


3595

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higienis untuk 3024

kemudian ditimbang dan dilakukan pendataan, 3000 2835


2712
2797
2881

2660

kemudian dipasarkan. 2500 2354 2313


2507
2572

2293
2420

Pada Tahun 2019 volume produksi ikan yang 2219


Ribuan Kilogram

1984 2031
1908
didaratkan di PPN Karangantu sebesar 2.660 ton
2000 1847

dengan nilai Rp. 38.671.377.561,- dibanding dengan 1500

Tahun 2018 sebesar 2.420 ton dengan nilai Rp. 1000


948 979

41.433.096.684,-. Ini berarti mengalami kenaikan


volume sebesar 9,0 % dan penurunan nilai produksi 500

sebesar 7,1%. Harga rata-rata ikan mengalami 0

penurunan yaitu Rp.17.121 Kg pada tahun 2018 2000 2003 2006 2009 2012 2015 2018

menjadi Rp. 14.539 per Kg pada tahun 2019. Gambar 3. Produksi ikan yang didaratkan di PPN
Penurunan ini disebabkan hasil tangkapan yang Karangantu tahun 2000 - 2019
diperoleh nelayan sebagian besar ikan yang
ekomomis rendah, mutu ikan yang kurang bagus. Pabrik es di PPN Karangantu dibangun pada
Untuk meningkatkan hasil produksi nelayan telah Tahun 1976 di atas lahan seluas 240 M2 dan mulai
dilaksanakan sertifikasi keterampilan penanganan beroperasi tahun 1978. Pabrik es PPN Karangantu
ikan (SKPI) berupa pelatihan untuk nelayan, nahkoda memiliki kapasitas mesin terpasang sebesar 30 ton
maupun pelaku usaha perikanan terkait cara perhari namun kemampuan produksi hanya 13 ton
penanganan ikan yang baik, sehingga diharapkan perhari, dimana masih jauh dibawah kemampuan
mesin terpasang. Sejak pabrik es mulai beroperasi
347
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

tahun 1978, pemeliharaan dan perbaikan yang 3000

dilakukan sebatas kegiatan pemeliharaan dan 2648

pengantian peralatan yang sudah tua, tidak mengarah 2500

pada penambahan kemampuan produksi sedangkan 2000 1920

kebutuhan masyarakat perikanan di PPN Karangantu 1620


1735
1668

terhadap es semakin tinggi yakni kurang lebih 40 ton 1520

Kilo liter
1474
1500 1380
1342

perhari. Menyikapi hal tersebut, maka perlu dilakukan 1057

pengembangan pabrik es di PPN Karangantu. 1000

Jumlah penyaluran logistik (es, BBM dan air) tahun


2008 hingga 2019 dapat dilihat pada Gambar 5, 6 dan
500

7. 0
0 0

Nelayan adalah orang yang kesehariannya bekerja 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

menangkap ikan atau biota lainnyan yang hidup Gambar 5. Penyaluran BBM di PPN Karangantu
didasar, kolom maupun permukaan perairan. Jumlah tahun 2008 - 2019
nelayan yang melakukan aktivitas dalam kurun waktu
lima tahun terakhir ditunjukkan pada Gambar 8.
6000

Tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 jumlah 5000


4966
4727

nelayan di PPN Karangantu trend menurun dan pada 4000 3841

tahun 2017 sampai dengan 2019 trend meningkat. 3047

Pada tahun 2019 jumlah nelayan di PPN Karangantu Ton


3000

2422

sebanyak 2.415 orang dibandingkan dengan tahun


2196 2153
2044
2000 1887
1676

2018 sebanyak 2.380 orang.


1480 1413

1000

Gambar 9 menyajikan perkembangan PNBP di


PPN Karangantu Tahun 2014 -2019. Pada tahun 0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

2018 jumlah penerimaan PNBP berasal dari kegiatan Gambar 6. Penyaluran ES di PPN Karangantu
perbengkelan di PPN Karangantu sebanyak Rp. tahun 2008 – 2019
26.050.000,- dibandingkan dengan tahun 2017
sebanyak 25.830.000,-maka terjadi peningkatan
sebesar Rp. 220.000,- atau 0.8%. pada tahun 2019 3000

2756

mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2500

2018 yaitu sebesar Rp. 12.120.000 atau 30.31%.


2000
Ton

1500

45000
1121
42339
41433 1014
1000

40000 38671
37469
36340
500
35000 325 349
271 292
32818 231
31390 158

0 0
30000 28772 0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

25000 24336
25406
Gambar 7. Penyaluran air di PPN Karangantu tahun
Jutaan Rupiah

23789

2008 - 2019
20000
17380 2600

2561
15000
13505 2550
12315 12223
10779
10006
10000
8411 2500
7563
5784
5000 2450

2415
Orang

0 2400
2375 2380
2000 2003 2006 2009 2012 2015 2018 2371
2350
Gambar 4. Nilai produksi ikan yang didaratkan di PPN 2350

Karangantu tahun 2000 – 2019 2300

2250

2200
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 8. Perkembangan nelayan di PPN Karangantu


tahun 2014 - 2019

348
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

30000
27800
25830 26050
25090
25000

20000
Ribu Rupiah

15000 13930

10000

5000
2370

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 9. PNBP di PPN Karangantu tahun 2014 – 2019 Gambar 10. Model path diagram kinerja PPN Karangantu

Tabel 1. Hasil penilaian kinerja operasional PPN Karangantu Oktober 2019 – Januari 2020
Realisasi Nilai
No Jenis Kriteria Unit Satuan
Okt Nov Des Jan Okt Nov Des Jan
1 Frekuensi Pengiriman Data (PIPP) Kali 23,00 21,00 20,00 22,00 5,00 5,00 4,00 5,00
2 E-Logbook Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya 2,00 2,00 2,00 2,00
3 Aplikasi SPB-online Ya/Tidak Ya Tidak Ya Ya 2,00 0,50 2,00 2,00
4 SHTI Ya/Tidak Ya Ya Ya Ya 2,00 2,00 2,00 2,00
5 Realisasi Penyerapan Anggaran % 90,10 90,66 94,61 26,13 4,00 4,00 4,00 2,00
6 Pendapatan Pelabuhan Rp 95,19 118,50 131,51 99,29 4,00 4,00 4,00 4,00
Ketersediaan SDM Pengelola Pelabuhan
7 Kelengkapan Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap 4,00 4,00 4,00 4,00
Perikanan
8 Kapasitas Daya Tampung Kolam Pelabuhan GT 546,00 546,00 546,00 546,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Panjang Dermaga m 100,00 100,00 100,00 100,00 3,00 3,00 3,00 3,00
10 Kedalaman Kolam cm 500,00 500,00 500,00 500,00 4,00 4,00 4,00 4,00
11 Sarana Perbaikan (Docking, bengkel) Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada 2,00 2,00 2,00 2,00
Kelengkapan Fasilitas Pemasaran & Distribusi
12 Kelengkapan Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap 2,00 2,00 2,00 2,00
Ikan
13 Ketersediaan Lahan Pelabuhan ha 2,80 2,80 2,80 2,80 1,00 1,00 1,00 1,00
14 Pelayanan Tambat Labuh GT 377,00 456,00 433,00 394,00 5,00 5,00 5,00 5,00
15 Produksi Perikanan Ton/Hari 6,80 10,16 10,70 8,21 3,75 3,75 3,75 3,75
16 Frekuensi Kunjungan Kapal Unit 74,77 85,10 83,77 77,84 5,00 5,00 5,00 5,00
17 STBLKK % 0,09 0,04 0,65 0,95 1,25 1,25 1,25 1,25
18 Sosialisasi Dan Bimbingan Teknis Jumlah Kegiatan 7,00 3,00 3,00 6,00 4,00 3,00 3,00 4,00
Fasilitasi Penyuluhan, Pengawasan dan
19 Pengendalian Sumber Daya Ikan, Jumlah Kegiatan 5,00 5,00 5,00 9,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Perkarantinaan Ikan, Publikasi
20 Pelaksanaan K5 Hasil Baik Baik Baik Baik 4,00 4,00 4,00 4,00
Penyaluran Air Bersih (kapal dan industri
21 % 71,19 45,78 46,62 49,45 2,00 1,00 1,00 1,00
pengolahan)
22 Penyaluran Es (kapal) % 47,47 38,77 37,49 22,66 1,00 1,00 1,00 1,00
23 Penyaluran BBM (kapal) % 98,61 85,58 86,63 92,19 3,75 3,75 3,75 3,75
Pelayanan Pengolahan Hasil Perikanan di
24 Unit 12,00 12,00 12,00 12,00 2,25 2,25 2,25 2,25
WKOPP
25 Pemanfaatan Lahan Pelabuhan % 10.303,57 10.303,57 10.303,57 10.303,57 3,00 3,00 3,00 3,00
26 Penyerapan Tenaga Kerja Orang/Bulan 4.127,43 3.612,75 2.668,45 4.341,91 3,00 3,00 3,00 3,00
Perubahan Jumlah Investor di Pelabuhan
27 Perusahaan/Bulan 0 (78) 1 (79) 0 (79) 0 (79) 1,00 2,00 1,00 1,00
Perikanan
Jumlah 80 77.5 77 77
Kesimpulan BAIK BAIK BAIK BAIK
Sumber : PPN Karangantu, 2020

349
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Kinerja operasional berdasarkan parameter Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel
direktorat jenderal perikanan tangkap 4 Regression Weight. Berdasarkan hasil pengujian
Hasil penilaian kinerja di PPN Karangantu bulan regression weight di atas menggambarkan bahwa H1,
Oktober 2019 - Januari 2020 berpedoman pada H2, H3, H4, H5, H6, H7 dan H8 dinyatakan
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap diterima. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya
tahun 2015 disajikan pada Tabel 1. Realisasi nilai pengaruh setiap indikator atau dimensi
pencapaian kinerja operasional bulan Oktober 2019 pembentuk masing-masing variabel laten dan
Januari 2020 di PPN Karangantu berkinerja Baik. pengaruh antar variabel dapat dianalisis dengan
koefisien standardized pada hasil uji standardized regression
Tabel 2. Defenisi operasional variabel weights konstruk full model dapat dilihat pada Tabel 5.
No Kode Indikator
Internal
1 X1_1 Pengelola PPN (pendidikan, ketrampilan,
budaya kerja).
Tabel 4. Regression weight
No Hipotesis CR P
2 X1_2 Ketersediaan anggaran PPN
3 X1_3 Nelayan/pengolah/pemasar H1 Internal berpengaruh positif dan 6,396 0,000
(pendidikan,ketrampilan, pengalaman) signifikan terhadap pelayanan PPN
4 X1_4 Produktivitas nelayan/pengolah/pemasar H2 Kebijakan pemerintah berpengaruh 5,252 0,000
(teknologi, pendapatan, produksi) positif dan signifikan terhadap
Eksternal internal
5 X2_1 Sumberdaya ikan (Fishing Ground) H3 Eksternal berpengaruh positif dan 2,032 0,042
6 X2_2 Pasar signifikan terhadap pelayanan PPN
7 X2_3 Kondisi ekonomi H4 Eksternal berpengaruh positif dan 3,151 0,002
signifikan terhadap kebijakan
8 X2_4 Perkembangan teknologi
pemerintah
Pelayanan
H5 Pelayanan PPN berpengaruh positif 2,282 0,022
9 X3_1 Pelayanan produksi
dan signifikan Kinerja PPN
10 X3_2 Pelayanan industri perikanan
H6 Kebijakan pemerintah berpengaruh 2,095 0,035
11 X3_3 Pelayanan processing
positif dan signifikan kinerja PPN
12 X3_4 Pelayanan pemasaran
H7 Internal berpengaruh positif dan 2,515 0,012
13 X3_5 Pelayanan distribusi
signifikan terhadap kinerja PPN
Kebijakan Pemerintah
H8 Eksternal berpengaruh positif dan 4,047 0,000
14 X4_1 UU/Peraturan Pemerintah/Peraturan
signifikan terhadap kinerja PPN
Menteri
15 X4_2 Otonomi Daerah/Peraturan Sumber: Data primer yang diolah, 2020.
Gubernur/Peraturan Bupati
16 X4_3 Pelaksanaan/kerja sama PPN
Kinerja PPN Tabel 5. Hasil uji standardized regression weights konstruk
17 Y1_1 Kesejahteraan nelayan full model
18 Y1_2 Pengembangan usaha Indikator Estimate
19 Y1_3 Pertumbuhan penjualan Kebijakan_Pemerintah <- Eksternal 0,320
20 Y1_4 Pertumbuhan pelanggan Internal <- Kebijakan_Pemerintah 0,467
21 Y1_5 Pajak/PNBP Pelayanan_PPN <- Internal 0,659
22 Y1_6 Produktivitas kerja Pelayanan_PPN <- Eksternal 0,157
23 Y1_7 Penyerapan tenaga kerja (Nelayan, Pemasar Kinerja_PPN <-- Kebijakan_Pemerintah 0,178
dan Pengolah, Buruh) Kinerja_PPN <- Pelayanan_PPN 0,260
Kinerja_PPN <- Eksternal 0,334
Tabel 3. Hasil uji model faktor konfirmatori konstruk Kinerja_PPN <-- Eksternal 0,309
full model
Kriteria Cut off Value Hasil Evaluasi Model Model persamaan struktural berdasarkan hasil
Kecil; X2 dengan df tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Chi-square 215, p: 5 % = 250.207 422,261 Cukup
Variabel = Variabel Eksogen + Error
CMIN/DF < 2,00 1,964 Baik
Endogen
GFI Mendekati 1,0 0,810 Baik Internal = 0,467 Kebijakan Pemerintah + 0,218 ζ
RMSEA ≤ 0,08 0,079 Baik Pelayanan PPN = 0,659 Internal+ 0,157 Eksternal + 0,490 ζ
AGFI Mendekati 1,0 0,756 Baik Kebijakan = 0,320 Eksternal + 0,103 ζ
Pemerintah
PNFI > 0,50 0,666 Baik Kinerja PPN = 0,334 Internal + 0,309 Eksternal + 0,260
PGFI ≥ 0,50 0,631 Baik Pelayanan PPN + 0,178 Kebijakan
Sumber: Data primer yang diolah, 2020. Pemerintah + 0,621 ζ

350
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Berdasarkan Tabel 4 dan persamaan model di atas untuk pemenuhan kebutuhan solar dan
dapat dilihat bahwa setiap indikator atau dimensi meningkatkan pasokan es melalui peningkatran
pembentuk masing-masing variabel laten memiliki kapasitas pabrik es atau bekerjasama dengan pihak
pengaruh positif dengan hasil koefisien standardized dari luar pelabuhan. Pengelola PPN Karangantu
terendah 0,157 hingga tertinggi 0,659. Selanjutnya memberikan pelatihan agar keterampilan pengelola
dalam hubungan antar variabel dapat diketahui dan pekerja meningkat, sehingga tingkat kinerja pun
bahwa pengaruh terbesar adalah pengaruh Internal dapat meningkat. Pengelola PPN Karangantu
(pengelola, anggaran, nelayan dan produktivitas) disarankan melakukan pengukuran tingkat kepuasan
terhadap pelayanan PPN dengan koefisien standaridized secara periodik sebagai alat untuk mengevaluasi
0,659, yang artinya ketika Internal naik 1, maka akan kinerja PPN.
menaikkan Pelayanan PPN sebesar 0,659. Sedangkan Penelitian Nugroho et al. (2012) menyatakan
yang mempengaruhi Kinerja PPN terbesar adalah faktor internal dan eksternal berpengaruh terhadap
Internal (pengelola, anggaran, nelayan dan penurunan aktivitas operasional di PPP Dadap.
produktivitas) dengan koefisien standaridized 0,334, Faktor internal adalah fasilitas PP, pemasar, jumlah
yang artinya ketika Internal PPN mengalami armada, dan sedimentasi. Untuk faktor eksternal
kenaikan satu, maka akan menaikkan Kinerja PPN adalah dukungan aparatur desa, daerah penangkapan
sebesar 0,334. Ikan (DPI) dan ketersediaan sumberdaya ikan (SDI).
Bagi pemilik kapal, variabel yang berpengaruh
Pembahasan signifikan terhadap besarnya nilai kinerja PP adalah
Aktivitas operasional PPN Karangantu kinerja organisasi (X2). Sementara bagi Anak Buah
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Kapal (ABK), variabel yang berpengaruh signifikan
sebagaimana tergambarkan dalam Gambar 1 sampai terhadap besarnya nilai kinerja PP adalah faktor sosial
Gambar 6, selain itu dapat dilihat dari capaian (X1). Sementara itu penelitian Ngamel et al. (2013)
Indikator Kinerja Utama (IKU) dan daerah fishing menyimpulkan bahwa kinerja operasional PPN Tual
ground PPN Karangantu berada pada WPP – RI adalah buruk. Pengelola PPN Tual harus berusaha
(Wilayah Pengelolaan Perikanan – Republik sebaik mungkin untuk meningkatkan produksi hasil
Indonesia) 712 (laut Jawa), WPP – RI 572 dan WPP tangkapan, jumlah kunjungan kapal, penyediaan
– RI 711 (laut tuna) (PPN Karangantu, 2019). PPN perbekalan melaut, pelayanan prima kepada
Karangantu diharapkan dapat mengemban dan pengguna jasa dan kekuatan hasil tangkapan yang
mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya dilakukan dengan menerapkan strategi-strategi
sehingga mengarah kepada terwujudnya pusat peningkatan kinerja operasional PPN Tual. Hasil
pertumbuhan, pengembangan ekonomi perikanan analisis yang dilakukan Simanjuntak et al. (2018)
berbasis perikanan tangkap, perbantuan pelayanan menunjukkan bahwa kinerja operasional PPN
publik dan kesyahbandaran perikanan di Propinsi Palabuhanratu termasuk dalam kategori cukup baik
Banten. dengan nilai sebesar 2,72. Pencapaian nilai ini
Internal PPN Karangantu mempunyai pengaruh didukung oleh jumlah produksi dan frekuensi
paling besar terhadap kinerja PPN Karangantu kunjungan kapal yang masing-masing nilai
(Gambar 10 dan Tabel 5), Hal ini ini menunjukan keberhasilannya 72,20% dan 90,84%, sedangkan
bahwa semakin tinggi perbaikan di Internal PPN untuk penyediaan fasilitas dan kualitas pelayanan
Karangantu maka semakin baik pula kinerja PPN yang rendah yaitu dengan rata-rata 16%. Hal ini
Karangantu. Oleh karena itu manajemen PPN menunjukkan bahwa pembangunan PPN
diharapkan melakukan transformasi internal untuk Palabuhanratu selanjutnya harus lebih
meningkatkan kinerja dan perbaikan kualitas memperhatikan penyediaan fasilitas dan kualitas
pelayanan produksi, pelayanan industri perikanan, pelayanan. Hasil penelitian Guswanto et al. (2012)
pelayanan processing, pelayanan pemasaran dan menunjukkan nilai persentase indeks kinerja sebesar
pelayanan distribusi. Apabila hal ini dilakukan dengan 75,48%, bahwa kinerja PPS Nizam Zachman sudah
baik oleh manajemen PPN, maka kinerja PPN makin baik. Nilai indeks kepuasan pengguna yang diperoleh
meningkat. Hal tersebut sejalan dengan hasil yaitu sebesar 0,84 (84,44%), secara keseluruhan
penelitian Diniah et al. (2012) bahwa pengelola PPN pengguna merasa sangat puas terhadap pelayanan di
Karangantu diharapkan memperbaiki pelayanan PPS Nizam Zachman Jakarta.
kebutuhan operasi penangkapan ikan yang dinilai Fadhil (2016) dan Gannile et al. (2020)
kurang baik oleh nelayan. Perbaikan tersebut antara menyebutkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan
lain dengan menjalankan kembali SPDN Mina Bakti sikap adalah komponen kompetensi yang merupakan
351
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

kunci dalam manajemen yang memainkan peran yang lebih bersifat massal agar supaya mereka
penting dan strategis dalam meningkatkan prestasi (nelayan serta para pengusaha perikanan) lebih
kerja pegawai. Kompetensi karyawan dianggap mampu memajukan usahanya dengan menggunakan
semakin penting manfaatnya, karena sumber daya berbagai fasilitas yang tersedia di PP (Elpandi, 2000;
manusia adalah harta atau aset berharga yang dimiliki Murdiyanto, 2004).
perusahaan dan juga yang menentukan keberhasilan Pelayanan langsung kepada nelayan dan pelaku
perusahaan untuk mencapai tujuan. usaha perikanan
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) telah Pelayanan untuk memenuhi keperluan pengguna
banyak didengungkan dan dipraktekkan dalam jasa pelabuhan bersifat langsung. Pelayanan langsung
keseharian, terutama di dunia bisnis oleh perusahaan. sering memerlukan tenaga yang memiliki
Dalam kenyataannya praktek manajemen (management keterampilan tertentu (listrik, las, mesin diesel dan
practices) tidak selalu mudah dan berhasil untuk lain sebagainya) karena perhatian utama adalah
mempengaruhi orang agar berkerja lebih produktif. supaya apa yang dikehendaki oleh pengguna jasa
Globalisasi yang makin tak terelakkan dan harus dapat segera dipenuhi dengan sebaik-baiknya
diikuti makin menyadarkan orang untuk lebih (prima). Pelayanan yang diperlukan meliputi
memperhatikan faktor budaya bangsa, budaya berbagai kegiatan mulai dari sarana produksi,
nasional dan akhirnya budaya perusahaan (Biantoro, pemasaran hasil sampai dengan distribusinya. Tenaga
2002; Triyonggo et al. 2016). yang melakukan pelayanan dituntut memiliki keahlian
tertentu yang diperkuat melalui suatu bentuk surat
Pengelola PPN/Aparatur Sipil Negara (ASN) keterangan/sertifikat. Hal ini dimaksudkan agar
yang berorientasi pelanggan dapat selalu dilakukan penjenjangan/akreditasi untuk
Pelayanan yang berorientasi kepada pemenuhan mempertahankan atau meningkatkan keterampilan
kebutuhan pelanggan dalam perwujudannya melalui tersebut. Dengan demikian pemberian pelayanan
pengelola PP perlu memperhatikan beberapa hal umum oleh PP menjadi semakin prima. Di samping
sebagai berikut: itu semua, sertifikasi keterampilan juga dimaksudkan
• Selalu bertindak mendekatkan diri kepada agar penyelenggaraan pelayanan tetap berdasarkan
masyarakat terutama pelanggan dalam arti aktif atas azas efisiensi serta tidak melanggar etika profesi.
menghormati dan menghargai mereka dengan Tanggung jawab pelayanan yang diberikan adalah
cara : (a) menanyakan apa yang harus dibantu, (b) sepenuhnya untuk kepentingan para pengguna jasa.
mendengarkan saran-saran mereka, (c) Biaya/tarif pelayanan ditetapkan untuk imbalan jasa
mendorong agar masyarakat mencoba keahlian ditambah dengan margin atas bahan-bahan
memanfaatkan pelayanan instansi pemerintah yang telah diterima oleh pengguna jasa. Karena
tanpa kecurigaan. bersifat kasuistis dan langsung antara pemberi jasa
• Secara terus menerus selalu meningkatkan mutu kepada pihak yang menerima jasa maka masalah
pelayanan (pendekatan mutu terpadu), administrasi menjadi relatif sederhana (Elpandi,
berdasarkan semua saran maupun masukan balik 2000; Murdiyanto, 2004).
yang berasal dari masyarakat mengenai apa yang Pelayanan umum yang diberikan langsung kepada
mereka inginkan/kehendaki sehingga output jasa para pengguna jasa (dapat dilakukan oleh manajemen
maupun produk yang dihasilkan mampu pelabuhan sendiri, atau oleh swasta apabila biaya
memberikan nilai tambah (benefit, impact). pelayanan terpaksa masih mahal, tetapi kemungkinan
a) Menempatkan masyarakat sebagai pengemudi juga oleh keduanya apabila masih ada keahlian atau
organisasi atau bekerja dengan logika masyarakat; keterampilan-keterampilan tertentu yang belum
b) Mengubah perhatian aparatur pemerintah dari sepenuhnya dapat dicukupi oleh pihak swasta.
berorientasi kepada birokrasi menjadi selalu Prinsip, efisiensi antara lain ditempuh melalui
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan tiadanya kemungkinan monopoli, supaya selalu
masyarakat; tercipta iklim persaingan yang sehat sehingga prinsip
pelayanan prima bisa terwujud. Berbagai ketentuan
Pelayanan di PP pelayanan umum harus jelas terbaca pada setiap
Secara umum pelayanan di PP berupa pelayanan tempat di mana masyarakat pengguna jasa sering
yang bersifat langsung kepada nelayan/pengusaha berkumpul. Pengumumannya singkat dan tidak
perikanan untuk menyediakan barang/jasa yang bersifat larangan serta mengandung segala
mereka butuhkan; pelayanan kepada masyarakat persyaratan yang ditentukan untuk memperoleh
umum di dalam pelabuhan menggunakan pendekatan pelayanan (Murdiyanto, 2004).
352
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Pelayanan ditujukan kepada masyarakat dalam produksi ikan yang didaratkan naik sebesar sebesar
PP 9,0 %, namun untuk nilai nilai produksi turun sebesar
Pelayanan umum bagi seluruh lapisan masyarakat 7,1 % hal tersebut disebabkan hasil tangkapan
di dalam pelabuhan tujuan utamanya adalah sebagian besar ikan yang nilai ekomomis rendah dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha mutu ikan yang kurang baik.
perikanan sehingga pendapatan mereka betul-betul Kinerja Opersional berdasarkan pedoman yang
didasarkan atas teknologi berproduksi yang maju, ditetapkan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
bisnis yang sehat serta memberikan dampak yang tahun 2015 menunjukkan bahwa kinerja operasional
positip terhadap perkembangan usaha perikanan. PPN Karangantu selama Oktober 2019-Januari 2020
Keahlian/ keterampilan tenaga pelaksana pelayanan berkinerja Baik
sangat komprehensif meliputi berbagai aspek yang Berdasarkan hasil pengujian SEM, Internal
memungkinkan tumbuhnya iklim usaha perikanan (pengelola, anggaran, nelayan dan produktivitas)
yang kondusif misalnya mengenai sistem sanitasi dan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja
higienis bagi keseluruhan lingkungan pelabuhan PPN. Hal ini ini menunjukan bahwa semakin tinggi
termasuk pemahaman masyarakat tentang arti internal maka semakin tinggi pula kinerja PPN.
penting sanitasi dan higienis bagi kemajuan usaha serta Untuk meningkatkan kinerja, manajemen PPN
kesejahteraannya. Pemahaman tersebut kemudian Karangantu diharapkan dapat melakukan
diaplikasikan pada seluruh kegiatan usaha mereka transformasi melalui peningkatan kualitas pengelola
seperti dalam hal penanganan ikan di atas kapal, berupa pendidikan, ketrampilan dan budaya kerja,
penanganan ikan di pelabuhan, pengolahan dan meningkatkan alokasi anggaran PPN, meningkatkan
distribusi/pemasaran hasil. Pengetahuan pelaksana kualitas nelayan/pengolah/pemasar berupa
untuk meningkatkan iklim yang kondusif di PP juga pelatihan, ketrampilan dan pengalaman,
termasuk berbagai kelembagaan perikanan yang meningkatkan produktivitas nelayan berupa
masih berlaku. Karena penyampaian pelayanan teknologi, pendapatan dan produksi.
umum pelabuhan yang disampaikan menggunakan
kelembagaan yang mereka anut akan lebih efektif Ucapan Terimakasih
hasilnya. Cara sosialisasi dan penyampaian harus Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan
menarik dan biasanya metoda yang umum digunakan kepada Kepala PPN Karangantu dan Staf, yang telah
adalah penyuluhan (extension education); misalnya membantu dalam penelitian ini. Terima kasih juga
dilakukan melalui kelompok-kelompok atau apabila kepada editor dan pengelola Depik Jurnal Ilmu-Ilmu
sudah ada, melalui organisasi-organisasi di mana Perairan, Pesisir dan Perikanan – Universitas Syiah
mereka menjadi anggota, sehingga masing-masing Kuala-Banda Aceh yang telah menelaah dan
pimpinan kelompok atau organisasi merupakan mereview naskah jurnal ini
contact persons bagi para pelaksana pelayanan umum
kepelabuhanan. Petugas pelayanan umum Referensi
sepenuhnya berasal dari Pemerintah dan Biantoro, U. 2002. Pengaruh praktek manajemen sumberdaya
pelaksanaannya bersifat monopoli dan bukan manusia terhadap budaya organisasi dan kinerja
perusahaan. [Disertasi]. Surabaya: Program Pascasarjana,
merupakan jasa pelayanan yang memungut biaya. Universitas Airlangga Surabaya. 358.
Untuk mewujudkan pengertian bahwa produksi ikan Gonçalves, W., M.R.P. Assumpção. 2016. Structural equation
yang mereka usahakan harus berkaitan dengan modeling for multivariate statistical analysis of the
kebersihan dan kesehatan maka sarana dan prasarana relationship between ports and regional economy. Rev.
pelabuhan juga harus selalu dalam keadaan bersih dan Téc. Ing. Univ. Zulia. 39(7): 126 – 133.
Deng, P., S. Lu, H. Xiao. 2013. Evaluation of the relevance
sehat. Apa yang ditekankan bahwa mutu hasil measure between ports and regional economy using
perikanan yang didaratkan di pelabuhan dapat structural equation modeling. Journal Transport Policy,
dipertahankan apabila ditangani dan diolah 27:123-133.
menggunakan tenaga maupun peralatan yang bersih Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. 2015. Keputusan
serta sehat (Elpandi, 2000; Murdiyanto, 2004). Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 20/KEP-
DJPT/ 2015 Tentang pedoman evaluasi kinerja
operasional pelabuhan perikanan
Kesimpulan Diniah., M.P. Sobari, D. Seftian. 2012. Pelayanan pelabuhan
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa aktivitas perikanan nusantara (PPN) terhadap kebutuhan operasi
operasional PPN Karangantu terus mengalami penangkapan ikan. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi
peningkatan. Kunjungan kapal selama tahun 2019 Kelautan dan Perikanan, 2(1): 41 – 49.
mengalami kenaikan sebesar 15,75%. Volume
353
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Dubrocard, A., S. Thoron. 1998. Strategic aspects of the Purnomo., A.H., S.H. Suryawati, Y. Hikmayani, E. Reswati.
planning of fishing harbours. University of Toulon. 20. 2003. Model pengembangan industri perikanan terpadu
Elpandi, K.S. 2000. Pelayanan prima. Makalah diberikan pada (studi kasus di wilayah pengembangan utama III, Jawa
pelatihan manajemen dan operasional Tengah). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 9(6): 35-
pelabuhan/pendaratan ikan. 4 ~ 27 September 2000. 56.
Bogor. Puspitasari, N., R. Irnawati, A. Susanto. 2013. Strategi
Fadhil, M. 2016. Pengaruh kompetensi sumber daya manusia pengembangan pelabuhan perikanan nusantara
terhadap kinerja pegawai pada balai latihan kerja industri Karangantu Kota Serang Provinsi Banten. Jurnal Ilmu
Makasar. Jurnal Perspektif, 1(1): 70-81 Pertanian dan Perikanan, 2(2): 159-169.
Ferdinand, A. 2006. Structural equation modeling dalam penelitian Roring, R.O., L. Djakfar, A. Wicaksono. 2020. The Effect of
manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Special Economic Zone and International Hub Port
Diponegoro. Development on the Transportation Infrastructure
Ferdinand, A. 2014. Metode penelitian manajemen. BP Provision. International Journal of Innovative Technology
Universitas Diponegoro. Semarang and Exploring Engineering (IJITEE). 9(4): 2588-2596
Gannile, C., M.S.A.Yajid., A.Khatibi., S.M. F. Azam. 2020. Sciortino, J.A. 2010. Fishing harbour planning, construction
Systemic review on impact of strategic human resources and management. Food and Agriculture Organization of
management on organizational performance in insurance The United Nations. Rome. 337
industry. European Journal of Human Resource Sharapiyeva, M. D., A. Antoni, R. Yessenzhigitova. 2019. The
Management Studies 4 (2): 145-168 impact of port transport-logistics infrastructure and LPI
Ghozali, I. 2014. Structural equation modeling: Metode alternatif for economic growth: on the example of Landlocked
dengan Partial Least Square (PLS). Edisi 4. Semarang: Badan Countries. Scientific Journal of Maritime Research 33: 63-
Penerbit Universitas Diponegoro. 75
Guswanto, B., I. Gumilar, H. Hamdani. 2012. Analisis indeks Simanjuntak, S., A.H Yani, R.M. Hutauruk. 2018. Kinerja
kinerja pengelola dan indeks kepuasan pengguna di operasional pelabuhan perikanan nusantara (PPN)
pelabuhan perikanan samudera (PPS) Nizam Zachman, Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat.
Jakarta. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. 3(4):151-163. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/articl
Israel, D.C., R.M.G.R. Roque. 2000. Analysis of Fishing Port e/download/22179/21465
in The Philippines. 60 hlm. Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan pendekatan
http://www3.pids.gov.ph/ris/dps/pidsdps0004.pdf. kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
KEPMEN KP. 2018. Keputusan menteri kelautan dan Suherman, A. 2007. Rekayasa model pengembangan
perikanan republik indonesia nomor 6/KEPMEN- pelabuhan perikanan samudera cilacap. [Disertasi]. Bogor:
KP/2018 tentang rencana induk pelabuhan perikanan Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor..
nasional. Suherman, A., A. Dault. 2009. Dampak sosial ekonomi
Kriyantono, R. 2006. Teknik praktis riset komunikasi. pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan
Kencana, Jakarta. nusantara (PPN) Pengambengan Jembrana Bali. Jurnal
Kusumastanto, T. 2002. Reposisi ocean policy dalam Saintek Perikanan, 4(2): 24 – 32
pembangunan ekonomi Indonesia di era otonomi daerah Triyonggo, Y., M. S. Maarif., A. Sukmawati., L.M. Baga. 2016.
[orasi ilmiah guru besar]. Bogor: Program Pascasarjana, Analisis situasional kompetensi praktisi sumber daya
Institut Pertanian Bogor. 134 manusia Indonesia menghadapi MEA 2015. Jurnal
Lubis, E. 1999. Pola pengelolaan pelabuhan perikanan Manajemen Teknologi 14(1) : 100 - 112
samudera Jakarta dan pangkalan pendaratan ikan Muara UNCTAD. 1976. Port performance indicators. United Nations
Angke. Buletin PSP, 8(2). Publication No E76.II.D.7. United Nations. Genewa.
Lubis, E., A.B. Pane. 2012. An optimum model of fish auction https://unctad.org/en/pages/PublicationWebflyer.aspx?
in Indonesian fishing ports in accordance with the publicationid=395
characteristics of fisherman. Journal of Coastas UNCTAD. 1987. Measuaring and evaluating port performance
Development, 15(3): 282-296 and productivity. UNCTAD Monographs and Port
Lubis, E., A.B. Pane. 2017. Institusional model of fish auction Management No 6. United Nations. Genewa.
refunctionalization in Indonesia fishing ports. AACL https://unctad.org/en/pages/PublicationArchive.aspx?p
Bioflux, 10(6): 1456 -1465 ublicationid=1845
Munim, Z.H., Schramm., H.Joachim. 2018. The impacts of UNCTAG. 2016. Port Management series. Port performance.
port infrastructure and logistics performance on economic lingking performance indikator to strategic objectives.
growth: the mediating role of seaborne trade. Journal of Volume 4. United Nations. Genewa.
Shipping and Trade (JST), ISSN 2364-4575, SpringerOpen, https://unctad.org/en/PublicationsLibrary/dtlkdb2016d
London, Vol. 3, Iss. 1, pp. 1-19. 1_en.pdf
Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan perikanan (fungsi, fasilitas, Undang – undang Republik Indonesia No 31 tahun 2004.
panduan operasional, antrian kapal). jurusan pemanfaatan Tentang perikanan
sumberdaya perikanan. Institut Pertanian Bogor. 132 http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/32.pdf
Nugroho., T., I. Solihin, Fathurohim. 2012. Faktor-faktor Undang – undang Republik Indonesia No 45 tahun 2009.
penentu kinerja pelabuhan perikanan pantai (PPP) Dadap Tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun
di Kabupaten Indramayu. Jurnal Marine Fisheries, 3(1): 91- 2004 tentang perikanan.
101 http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_
PPN Karangantu, 2019. Laporan tahunan PPN Karangantu. 45.pdf
Tahun 2019.

354
Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan
Suherman et al. (2020) Volume 9, Number 2, Page 344-355

Yeo, G.T., V.V. Thai, S.Y. Roh. 2015 An Analysis of Port


Service Quality and Customer Satisfaction: The Case of
Korean Container Ports. The Asian Journal of Shipping
and Logistics. 31(4):437-447

How to cite this paper:


Suherman A., H. Boesono, F. Kurohman, A.K Muzakir.
2020. Kinerja pelabuhan perikanan nusantara (PPN)
Karangantu–Banten. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan,
Pesisir dan Perikanan, 9(2): 344-355.

355

You might also like