Identifikasi Parasit Usus Dan Sel Darah Pada Feses Balita Gizi Buruk Di Mulyorejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal PENA Vol.34 No.

2 Edisi September 2020

IDENTIFIKASI PARASIT USUS DAN SEL DARAH PADA FESES


BALITA GIZI BURUK DI MULYOREJO KECAMATAN TIRTO
KABUPATEN PEKALONGAN

Tuti Suparyati
Akademi Analis Kesehatan (AAK) Pekalongan
Email: [email protected]

ABSTRACT
Nutrients come from food consumed through the digestion process such as absorption,
transportation, storage and metabolism. Malnutrition during the golden age (under five years old)
is irreversible, malnutrition affects brain development.
Malnutrition caused by less consumption of food and infectious diseases. Intestinal
infection by parasites is one of the types of infectious diseases in toddlers that can cause
malabsorption of nutrients and reduce appetite. In addition, intestinal infections can also cause
injury, so that blood cells are obtained in the feces. These all increase the risk of malnutrition.
This research aim to find intestinal parasitic infection and blood cells in malnourished toddlers in
Mulyorejo, Tirto District, Pekalongan Regency.
The research method is descriptive, to describe the results of feces examination, data
collection by feces examination in the laboratory, using the direct method and centrifugation to get
intestinal parasites. The population in this research were all malnourished toddlers in Mulyorejo in
August 2019 with 8 of total respondents. For sample using total sampling of all respondents.
The results is intestinal parasitic infections were not found in 8 samples tested, intestinal protozoa
0 (0%) and intestinal worms from group soil transmitted helminth 0 (0%). Examination of blood
cells, found 2 feces samples (25%) contain with normal leukocytes and 6 samples (75%) exceeded
from normal limits. Other than that, 0 feces samples (0%) with normal erythrocytes and 8 samples
(100%) exceeded from normal limits.
The conclusions of this research is intestinal parasitic infections such as intestinal
protozoa 0 (0%) and intestinal worms 0 (0%) were not found in 8 samples tested, but blood cells
were present with exceeded from normal limits.

Keywords: Direct methods, sedimentation methods, intestinal parasitic infections.

PENDAHULUAN Status gizi balita merupakan


Gizi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan harus
faktor utama penentu kualitas diketahui oleh setiap orang tua balita
Sumber Daya Manusia. Manusia karena status gizi mempengaruhi
menggunakan gizi yang berasal dari tumbuh kembang balita, yang
makanan yang dikonsumsi melalui disebut sebagai masa emas. Kurang
proses pencernaan, penyerapan, gizi pada masa balita bersifat
transportasi, penyimpanan dan irreversible, tidak dapat pulih namun
metabolisme. Zat gizi tersebut untuk dapat dicegah, kekurangan gizi juga
mempertahankan kehidupan, mempengaruhi perkembangan otak
pertumbuhan dan fungsi normal dari balita, sehingga akan mempengaruhi
organ-organ, serta menghasilkan perkembangan dan kecerdasan balita
energi (Supariasa,dkk, 2002). (Marimbi, 2010). Menurut UNICEF,

10
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

gizi merupakan faktor utama risiko terjadinya gizi buruk pada


kematian anak, penyakit dan anak-anak. (Depkes, 2005). Infeksi
kecacatan. (UNICEF dan WHO parasit usus akan mengganggu
2016:13) tumbuh kembang karena cacing usus
Hasil Riset Kesehatan Dasar menyerap nutrisi hospes, sehingga
(Riskesdas) Kementerian Kesehatan balita tidak nafsu makan,
2018 menunjukkan 17,7% bayi usia kekurangan nutrisi, anemia, berat
di bawah 5 tahun (balita) masih badan menurun dan pertumbuhan
mengalami masalah gizi. Angka terhambat. (Knopp S. Dkk, 2012).
tersebut terdiri atas balita yang Penyakit infeksi parasit usus ada
mengalami gizi buruk sebesar 3,9% beberapa jenis, diantaranya adalah
dan yang menderita gizi kurang cacing dan protozoa usus. Jenis
sebesar 13,8%. (Kemenkes, 2018) cacing umumnya digolongkan
Anak balita (0-5 tahun) sebagai Soil Transmited Helminth,
merupakan kelompok umur yang seperti Ascaris lumbricoides,
paling sering menderita akibat Trichuris trichiura, cacing tambang,
kekurangan gizi. Kurang gizi pada Strongyloides stercorales dan yang
anak secara langsung disebabkan bukan Soil Transmited Helminth
oleh kurangnya konsumsi makanan yaitu Enterobius vermicularis.
dan adanya penyakit infeksi. Kurang Protozoa usus patogen pd manusia
gizi juga disebabkan karena adanya antara lain Entamoeba histolytica
gangguan penyerapan salah satu atau dan Giardia lamblia. Jenis lain yang
beberapa zat gizi, kondisi ini bisa bersifat komensalisma yaitu
disebabkan karena berbagai hal, Entamoeba coli. (Sumanto D.,
salah satunya adalah peradangan Ghofur A., 2016)
usus, sehingga menyebabkan berat Penderita radang usus yang
badan turun dan ganguan tumbuh disebabkan karena infeksi cacing
kembang pada balita/ anak. (Pane M. dan protozoa usus dapat
D. C., 2020) menyebabkan perdarahan saluran
Hasil penelitian oleh S. Anik pencernaan/ usus, namun perdarahan
dkk tahun 2017, menunjukkan faktor tersebut bisa juga disebabkan oleh
– faktor yang berhubungan dengan penyebab radang usus yang lainnya
status gizi pada balita di pedesaan serta dapat pula disebabkan karena
dan perkotaan adalah penyakit malignasi, tumor, divertikula dan
infeksi (p < 0.05). (S. Anik dkk, lain-lain, sehingga dapat
2017). Pengobatan penyakit infeksi menyebabkan gejala buang air besar
adalah salah satu upaya untuk berdarah, pucat, kurang gizi,
mengatasi gizi buruk di masyarakat. penurunan berat badan. Penanganan
(Depkes. 2005) harus cepat dan tepat. (Barakat M.,
Infeksi parasit usus, dkk, 2012), (Chou J, dkk, 2014),
merupakan salah satu dari jenis (Halodoc, 2018), .
penyakit infeksi pada Balita yang Data dari Bapeda Kabupaten
dapat menyebabkan gangguan Pekalongan mencantumkan ada
penyerapan zat gizi dari sistem beberapa desa termasuk desa
pencernaan dan mengurangi nafsu prioritas penanganan kemiskinan.
makan, sehingga akan menambah Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto

11
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Kabupaten Pekalongan adalah salah penelitian yang dilakukan adalah


satu desa prioritas penanganan observasional dan bersifat deskriptif.
kemiskinan oleh Pemerintah Deskriptif dalam penelitian ini
Kabupaten Pekalongan. Desa adalah mendeskripsikan hasil
Mulyorejo memiliki 8 balita pemeriksaan feses balita gizi buruk,
tergolong gizi buruk berdasarkan yang bersifat faktual dan secara
data dari Puskesmas Tirto II bulan sistematis, data berupa ada atau
Agustus 2019. tidaknya infeksi parasit usus yaitu
Hasil Penelitian cacing Soil Transmited Helminth dan
Kesetyaningsih T.W. dkk, tahun protozoa beserta macam spesiesnya
2010 pada balita gizi buruk yaitu dan sel darah merah/ erotrosit serta
prevalensi protozoa usus sel darah putih/ lekosit.
Entamoeba histolytica 56,52%, Tempat penelitian di Desa
Entamoeba coli 43,48%, Giardia Mulyorejo Kecamatan Tirto
lamblia 21,74%, dan Balantidium Kabupaten Pekalongan, waktu
coli 4,35%. Infestasi cacing usus penelitian bulan Januari sampai
Ascaris lumbricoides 52,17%, Maret tahun 2020.
cacing tambang 13,04%, enterobius Pengumpulan data dengan cara
vermicularis 8,69%. Penelitian pemeriksaan feses balita di
lainnya oleh Fransisca R. O., dkk, laboratorium, menggunakan metode
tahun 2012 dengan hasil dari 130 langsung dan dilanjukan metode
sampel feses, 64,6% positif pengendapan/ sentrifugasi untuk
terinfeksi parasit usus yaitu protozoa mendapatkan parasit usus yaitu
dan cacing usus. protozoa dan telur/ larva cacing Soil
Dari latar belakang tersebut, Transmited Helminth usus dan
muncul keinginan melaksanakan adanya sel darah pada feses. Data
penelitian tentang ada tidaknya yang didapat dari penelitian
Infeksi Parasit Usus dan Sel Darah merupakan data-data valid di
pada Feses Balita Gizi Buruk di lapangan yang dapat
Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto dipertanggungjawabkan secara
Kabupaten Pekalongan. Tujuan ilmiah dan merupakan data kualitatif
penelitian adalah untuk yaitu ada atau tidak ada.
mengidentifikasi adanya infeksi Jumlah sampel penelitian
parasit usus dan sel darah pada feses diambil secara total sampling dari
balita sebagai penyebab gizi buruk. seluruh populasi, yaitu 8 Balita gizi
Penelitian ini diharapkan dapat buruk di Desa Mulyorejo Kecamatan
membantu pemerintahan yaitu Tirto Kabupaten Pekalongan. Orang
instansi terkait dalam pengentasan tua balita diberi informasi tentang
balita gizi buruk dan penanganan cara pengambilan spesimen feses dan
kemiskinan di Desa Mulyorejo diberi peralatan yang diperlukan.
Kecamatan Tirto Kabupaten Saat balita buang air besar, feses
Pekalongan. diambil menggunakan sendok
plastik, dan dimasukkan ke dalam
METODE PENELITIAN pot, kemudian peneliti diberitahu
Penelitian ini menggunakan melalui telpon untuk mengambil
desain cross sectional, jenis

12
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

spesimen feses dan di bawa ke protozoa usus, sel darah yaitu sel
laboratorium GM Pekalongan. darah merah/ eritrosit dan sel darah
Pemeriksaan feses di putih/ lekosit.
laboratorium dengan cara Hasil pemeriksaan feses secara
pemeriksaan mikroskopis metode mikroskopis metode langsung untuk
langsung, menggunakan eosin untuk pemeriksaan parasit usus yaitu
mendapatkan data parasit cacing Soil cacing Soil Transmited Helminth dan
Transmited Helminth usus, protozoa protozoa usus, didapatkan sebagai
usus dan sel darah pada feses yaitu berikut:
sel darah merah/ eritrosit dan sel Tabel 1. Hasil pemeriksaan parasit
darah putih/ lekosit, kemudian
usus pada feses secara mikroskopis
pemeriksaan dilanjutkan dengan metode langsung.
metode pengendapan/ sentrifugasi
untuk memastikan hasil pemeriksaan
infeksi parasit usus. No. Sampel Telur/ larva cacing Protozoa
Data yang terkumpul diolah 1 Negatif Negatif
dengan program SPSS versi 17 dan 2 Negatif Negatif
disajikan secara deskriptif.
3 Negatif Negatif
HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Negatif Negatif
Desa Mulyorejo merupakan 5 Negatif Negatif
bagian dari wilayah kecamatan Tirto
Kabupaten Pekalongan, ditetapkan 6 Negatif Negatif
sebagai desa prioritas penanganan/ 7 Negatif Negatif
laboratorium kemiskinan, desa 8 Negatif Negatif
tersebut masuk dalam wilayah kerja
Negatif 100 % Negatif 100 %
Puskesmas Tirto II, terdapat 8 Balita
Gizi Buruk. Positif 0 % Positif 0 %
Orang tua Balita Gizi Buruk
Keterangan nilai normal jenis
mewakili balitanya yang berjumlah 8
pemeriksaan sebagai berikut:
orang, semuanya bersedia untuk
menjadi responden penelitian dan Telur/ larva cacing : negatif
semuanya menyerahkan feses untuk Protozoa : negatif (Gajah
dilakukan pemeriksaan pada bulan Mada, L. 2020)
Februari 2020.
Feses yang terkumpul Tabel 1 menunjukkan tidak
kemudian diperiksa di laboratorium ditemukan parasit usus, semua
GM Pekalongan, dengan sampel mendapatkan hasil negatif
pemeriksaan mikroskopis metode 100% untuk pemeriksaan parasit
langsung, yaitu feses dioleskan di usus yaitu telur/ larva cacing Soil
atas obyek glass, ditetesi eosin dan Transmited Helminth usus maupun
dipeiksa dibawah mikrskop. protozoa usus, sehingga dapat
Pemeriksaan mikroskopis metode dikatakan bahwa hasil dalam batas
langsung untuk mencari apakah di normal untuk infeksi cacing Soil
dalam feses terdapat telur/ larva Transmited Helminth pada balita gizi
cacing Soil Transmited Helminth, buruk di Desa Mulyorejo Kecamatan

13
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Tirto Kabupaten Pekalongan. Semua pada feses, sel darah yang dimaksud
sampel juga mendapatkan hasil adalah sel darah merah atau eritrosit
negatif untuk pemeriksan protozoa dan sel darah putih atau lekosit.
usus, sehingga dapat dikatakan Hasil pemeriksaan feses secara
bahwa hasil dalam batas normal mikroskopis metode langsung untuk
untuk infeksi protozoa usus pada pemeriksaan sel darah pada feses,
balita gizi buruk di Desa Mulyorejo didapatkan sebagai berikut:
Kecamatan Tirto Kabupaten Tabel 2. Hasil pemeriksaan sel darah
Pekalongan. pada feses secara mikroskopis
Pemeriksaan dilakukan pula metode langsung.
untuk mendapatkan adanya sel darah

No. kriteria hasil lekosit kriteria hasil lekosit


Sampel Lekosit/ LPB Normal/ Tidak Normal Eritrosit/ LPB Normal/ Tidak Normal

1 2-4 Tidak Normal 0-3 Tidak Normal

2 1-3 Normal 0-2 Tidak Normal

3 3-5 Tidak Normal 0-2 Tidak Normal

4 2-5 Tidak Normal 1-3 Tidak Normal

5 2-5 Tidak Normal 0-3 Tidak Normal

6 1-3 Normal 2-4 Tidak Normal

7 1-4 Tidak Normal 2-3 Tidak Normal

8 4-7 Tidak Normal 3-11 Tidak Normal

Normal 25% Normal 0%

Tidak Normal 75% Tidak Normal 100%

Keterangan nilai normal jenis melebihi batas normal. Hasil tersebut


pemeriksaan sebagai berikut: menunjukkan bahwa terdapat sel
Lekosit : 0-3/ LPB darah yang tidak normal pada feses
Eritosit : negatif balita gizi buruk di Desa Mulyorejo
Telur/ larva cacing : negatif Kecamatan Tirto Kabupaten
Protozoa : negatif (Gajah Pekalongan.
Mada, L. 2020) Pemeriksaan feses dilanjutkan
dengan metode pengendapan/
Hasil pemeriksaan sel darah
sentrifugasi untuk memastikan hasil
pada feses secara mikroskopis
pemeriksaan infeksi parasit cacing
metode langsung pada tabel 2 adalah
Soil Transmited Helminth dan
2 sampel (25%) lekosit feses normal
protozoa usus. Metoda pengendapan
dan 6 sampel (75%) melebihi batas
dilakukan dengan cara memasukkan
normal, 0 sampel (0%) eritrosit feses
normal dan 8 sampel (100 %) feses ke dalam tabung sentrifugasi,

14
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

ditambahkan aquadest, infeksi parasit usus, maka menjadi


dihomogenkan, diendapkan dengan penyebab gangguan pencernaan,
cara disentrifugasi, endapan diambil menghambat penyerapan nutrisi yang
dan diamati di bawah mikroskop. dikonsumsi balita, sehingga
Hasil pemeriksaan feses berakibat terjadinya gizi buruk.
menggunakan metode pengendapan Faktor ini yang dicari dalam
tercantum dalam tabel 3 berikut. penelitian ini, dan hasilnya tidak ada
balita terinfeksi parasit usus yaitu
Tabel 3. Hasil pemeriksaan feses
cacing Soil Transmited Helminth
terhadap parasit usus dengan metoda
dan protozoa usus dengan metoda
pengendapan
pemeriksaan mikroskopis feses
langsung maupun metode
No. Sampel Telur/ larva cacing Protozoa pengendapan.
Sel darah ditemukan pada
1 Negatif Negatif pemeriksaan metode langsung yaitu
2 Negatif Negatif adanya lekosit 75 % tidak normal
dan eritrosit 100% tidak normal,
3 Negatif Negatif
ditemukannya sel darah pada feses
4 Negatif Negatif ini kemungkinan bisa disebabkan
5 Negatif Negatif
karena adanya peradangan usus yang
disebabkan selain parasit usus,
6 Negatif Negatif misalnya infeksi bakteri, virus, atau
7 Negatif Negatif bisa juga disebabkan keadaan lain
misalnya malignasi, tumor,
8 Negatif Negatif
divertikula dan lain-lain. Hasil
Negatif 100 % Negatif 100 % penelitian adanya sel darah yang
tidak normal/ melebihi normal sangat
Positif 0 % Positif 0 %
perlu untuk dilakukan identifikasi/
penelitian lebih lanjut, guna mencari
Tabel 3 memperlihatkan penyebab adanya darah di dalam
bahwa infeksi cacing Soil Transmited feses Balita. Darah di dalam feses,
Helminth 0 (0%) dan protozoa 0 menyebabkan balita menjadi
(0%) dari 8 sampel yang diperiksa terganggu pertumbuhan dan
dengan pemeriksaan mikroskopis perkembangannya, sehingga jatuh ke
feses metode pengendapan/ dalam katagori gizi buruk.
sentrifugasi. Data ini menambah Keterbatasan penelitian,
kepastian bahwa hasil dalam batas menyebabkan banyak faktor
normal untuk infeksi parasit usus penyebab gangguan pencernaan yang
yaitu tidak ditemukan infeksi cacing tidak diteliti dan tidak dikendalikan
Soil Transmited Helminth dan dalam penelitian ini, misalnya infeksi
protozoa usus pada balita gizi buruk bakteri, infeksi jamur, gangguan
di Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto enzim pencernaan, malignasi, tumor,
Kabupaten Pekalongan divertikula dan lain-lain.
Infeksi parasit usus Penyebab terjadinya gizi
merupakan salah satu bagian dari buruk sangat kompleks, diantaranya
faktor penyakit infeksi. Apabila ada adalah faktor penyebab secara

15
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

langsung yaitu asupan gizi dan depannya yang lebih baik dan
penyakit infeksi dan faktor yang kelak menjadi penerus bangsa
tidak langsung yaitu ketersediaan yang berkualitas.
pangan di rumah, pola asuh, pola 2. Bagi instansi terkait diharapkan
makan, sanitasi lingkungan dan pemeriksaan lebih komprehensif
akses terhadap pelayanan kesehatan. terhadap Balita gizi buruk, untuk
Faktor tersebut juga dipengaruhi mencari penyebab gizi buruk
oleh faktor ekonomi, pendidikan. sehingga penanganan lebih tepat
Faktor-faktor tersebut tidak diteliti dan segera dapat mengatasi
dan tidak dikendalikan dalam keadaan gizi Balita.
penelitian ini. 3. Bagi peneliti disarankan
melakukan penelitian tentang
KESIMPULAN faktor-faktor lainnya yang
Penelitian ini memperoleh menjadi penyebab gizi buruk
kesimpulan yaitu berdasarkan hasil Balita.
pemeriksaan feses secara 4. Bagi pembaca diharapkan ikut
mikroskopis metode langsung dan mencegah terjadinya gizi buruk
pengendapan terhadap infeksi parasit dalam keluarganya.
usus yaitu cacing Soil Transmited
Helminth dan protozoa usus serta sel DAFTAR PUSTAKA
darah pada feses Balita Gizi Buruk Barakat M, Ibrahim N, Nasr A. In
di Desa Mulyorejo kecamatan Tirto Vivo Endoscopic Imaging of
Kabupaten Pekalongan adalah Ancylostomiasis-Induced
sebagai berikut: Gastrointestinal Bleeding:
1. Tidak ditemukan infeksi parasit Clinical and Biological
usus, yaitu protozoa usus 0 Profiles. Am J Trop Med Hyg.
(0%), cacing usus 0 (0%) dari 8 2012; 87: 701-5
sampel
2. Ditemukan 2 sampel (25%) Chou J, Cheng K, Chen S., Overt
lekosit feses normal dan 6 small-intestine bleeding caused
sampel (75%) melebihi batas by Ancylostoma duodenale
normal dari 8 sampel.
3. Ditemukan 0 sampel (0%) Depkes. 2005. Perkembangan
eritrosit feses normal dan 8 Penanggulangan Gizi Buruk di
sampel (100 %) melebihi batas Indonesia tahun 2005.
normal dari 8 sampel. http://www.depkes.co.id
4. Sel darah pada feses bisa Fransisca R. O., Iriani A. D., Mutiksa
menjadi penyebab gizi buruk F. A., Izati S., Utami R. K.,
pada Balita. 2012, Hubungan Infeksi Parasit
Usus dengan Pengetahuan
SARAN Perilaku Hidup Bersih Sehat
Saran yang dapat diberikan dari pada Anak SD Bekasi, Ejki,
penelitian ini antara lain: Vol. 3, No. 1, April 2015.
1. Bagi keluarga Balita agar lebih
memperhatikan tumbuh
kembang balitanya, untuk masa

16
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Gajah mada, L. 2020. Nilai Normal Perkotaan. Public Health


hasil pemeriksaan laboratorium Perspective Journal 2 (1)
(2017) 9 – 18.
Halodoc, 2018, 7 Penyakit Serius
yang Ditandai BAB Berdarah, Sumanto D., Ghofur A., 2016,
URL Teknik Identifikasi dan
https://www.halodoc.com/artik Pemeriksaan Laboratorium
el/7-penyakit-serius-yang- Infeksi Kecacingan, Ikatan
ditandai-bab-berdarah. Analis Kesehatan Indonesia
Semarang.
Kemenkes RI, 2018. Profil
Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kesetyaningsih, T. W., Riswari, R.
A., Pitaka, R. T. 2010.
Distribusi Prevalensi Infestasi
Parasit Usus Pada Balita Gizi
Buruk di Kasihan Bantul
Yogyakarta Berdasarkan
Faktor Resiko. Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 135-141.
Knopp S., Steinmann P., Keiser J.,
Utzinger J. Nematode
infection. Infection Disease
Clinics of North America.
2012. 26 (2): 341-58.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh
Kembang, Status Gizi, Dan
Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Offset.
Pane M. D. C., 2020, Malabsorbsi
Makanan, Alodokter,
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk.
2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
S. Anik, R. Eunike Raffy, Y. Ari,
2017 . Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Status
Gizi Balita di Pedesaan dan

17

You might also like