Analisis Ekologi Dan Kelimpahan Ikan Karang Di Perairan Teluk Depapre, Kabupaten Jayapura

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ACROPORA P-ISSN: 2622-5476

Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua E-ISSN: 2685-1865


Vol. 3, No.ekologi
Analisis 1, Hal. 8-15
dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. DOI: 10.31957/acr.v3i1.1210
Dimara et al., 2020
Juli 2020 http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/ACR

Analisis Ekologi dan Kelimpahan Ikan Karang Di Perairan


Teluk Depapre, Kabupaten Jayapura
Matias Dimara1*, Baigo Hamuna2, John Dominggus Kalor2 dan Yunus Pajanjan Paulangan2
1Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, FMIPA, Universitas Cenderawasih,
Kota Jayapura
2Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, FMIPA Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura

*e-mail korespondensi: [email protected]

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT


Diterima : 10 Maret 2020 Coral fish is one of the organisms associated with the most coral reefs and is a large
Disetujui : 02 Mei 2020 organism that can be found in all coral reef habitats. This study aims to determine
Terbit Online : 08 Juni 2020 the diversity of reef fish, community structure, and abundance of reef fish in the
Depapre Bay Waters, Jayapura Regency. This research was conducted from
Keywords: September to October 2017 in Serebo and Kampung Tua waters. The method used is
Reef fish the Underwater Visual Census method at a depth of 3 to 5 m with a transect length
Coral reef of 75 m and an observation width of 5 m. A total of 69 species of reef fish found at the
Underwater Visual Census study site consisted of 16 reef fish families. The number of reef fish species at Serebo
Community structure and Kampung Tua stations is 47 species and 38 species, respectively. The diversity
Depapre Bay index of reef fish ranged from 2.8264 to 2.9615 which was classified in the medium
category. The uniformity index ranges from 0.7341 to 0.8142, which indicates that
the community is relatively stable. The dominance index at Serebo Station is classified
as high (1.00) which indicates that there are certain species (Pomacentrus
mollucensis) that dominate, while at Kampung Tua station there are no specific
species that dominate with a dominance index value of 0.3256. The abundance of reef
fish at Serebo station was higher at 1.8347 ind/m2 than the abundance of reef fish at
Kampung Tua station which was 0.5973 ind/m2. The highest abundance of reef fish
species at Serebo station was Pomacentrus mollucensis (0.3647 ind/m2), while at
Kampung Tua station was Ctenochaetus striatus (0.1333 ind/m2).

Copyright © 2020 Universitas Cenderawasih

PENDAHULUAN merupakan manfaat langsung perikanan terumbu


Terumbu karang merupakan ekosistem yang karang (Rumahorbo et al., 2018). Hal ini
sangat kompleks dan memiliki produktifitas yang menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang di
tinggi. Ekosistem terumbu karang menjadi hunian perairan Teluk Depapre merupakan habitat bagi
bagi berbagai macam organisme laut sehingga tidak berbagai jenis ikan karang.
heran jika ekosistem terumbu karang memiliki Ikan karang merupakan salah satu organisme
keanekaragaman yang tinggi. Menurut yang berasosiasi dengan terumbu karang dengan
Supriharyono (2000), hampir 71% terumbu karang jumlah terbanyak dan merupakan organisme besar
di Indonesia sudah mengalami kerusakan yang yang dapat ditemui di seluruh habitat terumbu
cukup berat. Sebagian besar penyebab kerusakan karang. Keragaman dan kelimpahan berbagai
terumbu karang dikarenakan berbagai kegiatan spesies dan famili ikan karang sangat berhubungan
pemanfaatan seperti penangkapan ikan dengan erat dengan kondisi dan berbagai tipe profil
menggunakan bahan peledak, racun sianida, serta terumbu karang (Paulangan et al., 2019a). Ikan
penggunaan alat tangkap yang tidak ramah karang merupakan organisme yang hidup dan
lingkungan seperti bubu, muroami dan sebagainya. menetap serta mencari makan di area terumbu
Perairan pesisir dan laut Depapre, Kabupaten karang (sedentary), sehingga apabila terumbu
Jayapura merupakan perairan yang kaya karang rusak atau hancur maka ikan karang juga
sumberdaya alam, salah satunya adalah terumbu akan kehilangan habitatnya. Sebagai ikan yang
karang. Kondisi ekosistem terumbu karang di hidup tergantung oleh terumbu karang maka
perairan depapre termasuk dalam kategori sedang rusaknya terumbu karang akanberpengaruh
hingga baik (Paulangan et al., 2019b; Munua et al., terhadap keragaman dan kelimpahan ikan karang
2019). Selain itu, manfaat yang terkandung dalam (Nybakken,1988).
ekosistem terumbu karang di perairan Teluk Hingga saat ini, informasi tentang
Depapre sangat besar bagi masyarakat yang tinggal keanekaragaman jenis ikan karang di perairan
di sekitarnya, baik manfaat langsung dan secara teluk depapre sangat sedikit. Oleh karena itu,
tidak langsung, dimana di sekitar 89,63% penelitian ini bertujuan mengetahui

8
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

keanekaragaman jenis ikan karang, struktur


komunitas dan kelimpahan ikan karang di perairan
Serobo dan Kampung Tua, Teluk Depapre, Distrik
Depapre, Kabupaten Jayapura.

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan data lapangan dilaksanakan di
perairan Teluk Depapre pada September sampai
Oktober 2017. Pengambilan data dilakukan di 2
stasiun pengamatan yaitu stasiun 1 di perairan
Serebo dan stasiun 2 di perairan Kampung Tua
(Gambar 1).

Gambar 2. Metode sensus visual ikan karang (English et


al., 1997)

langsung di lapangan (untuk jenis ikan yang


dikenali pada saat pengamatan) dengan
merujuk pada Allen (1997); Carcasson (1977);
Allen dan Swainston (1988).
6) Melengkapi data ikan dan kondisi wilayah
perairan dilakukan pemotretan dan video
melalui kamera bawah air (underwater camera).

Analisis Data
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Komposisi jenis ikan karang
Komposisi jenis ikan karang ditentukan
Prosedur Pengamatan Ikan Karang berdasarkan persamaan berikut (Greenberg,
Prosedur kerja untuk pengamatan ikan karang 1989):
yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut: 𝑛𝑖
1) Untuk data jenis dan kelimpahan ikan karang 𝐾𝐽 = x 100%
𝑁
secara umum menggunakan metode
Underwater Visual Census (English et al., 1997) Keterangan:
menggunakan peralatan SCUBA yang secara KJ = Komposisi jenis (%)
teknis dilakukan dengan metode transek sabuk ni = Jumlah individu setiap jenis
(belt transect). N = Jumlah individu seluruh jenis
2) Pengamatan ikan karang dilakukan pada 2
stasiun pengamatan pada kedalaman antara 3 Indeks ekologi
sampai 5 meter. a. Indeks keanekaragaman
3) Garis transek dibentangkan menggunakan roll Indeks keanekaragaman merupakan
meter pada setiap stasiun sepanjang 75 meter. pengukuran yang dipakai untuk perhitungan
Pengambilan data ikan karang menggunakan besarnya keanekaragaman jenis dalam sampling.
scuba atau alat penyelam. Formula indeks keanekaragaman yaitu (Odum,
4) Kelimpahan ikan karang tiap jenis mulai 1971):
dihitung dengan batasan jarak pantau 2,5 meter
pada sisi kiri dan kanan transek (Gambar 2). H ´= - Σ pi ln pi
Selama pengamatan tersebut, apabila ikan
berada dalam kelompok atau schooling dengan Keterangan:
jumlah yang banyak atau melimpah, maka H´ = Indeks keanekaragaman
perhitungan digenapkan pada kelipatan 5 atau pi = Proporsi kelimpahan dari spesies ke-i
10 (English et al., 1997). (ni/N)
5) Identifikasi jenis ikan karang dilakukan secara

9
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

Adapun kriteria nilai indeks keanekaragaman meter (75 x 5 = 375 m2) dapat dihitung
sebagai berikut (Odum, 1971): menggunakan persamaan berikut:
H’ ≤ 1 : Rendah
1 < H’ < 3 : Sedang ∑ ni
H’ ≥ 3 : Tinggi N=
A

b. Indeks keseragaman Keterangan:


Pengujian juga dilakukan dengan pendugaan N = Kelimpahan ikan jenis ke-i (ind./m2)
indeks keseragaman (E), dimana semakin besar ni = Jumlah ikan spesies ke-i (ind.)
nilai E menunjukkan kelimpahan yang hampir A = Luas transek (375 m2)
seragam dan merata antar spesies (Odum, 1971).
Adapun rumus dari indeks keseragaman (E) yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Ikan Karang di Perairan Teluk
𝐻′ 𝐻′ Depapre
𝐸= =
𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 ln 𝑆 Tabel 1 menunjukkan jenis-jenis ikan kaang
yang dijumpai di lokasi penelitian. Terdapat 69
Keterangan: jenis spesies ikan karang, yang berasal dari 18
E = Indeks keseragaman famili ikan karang. Stasiun Serebo terdiri dari 47
H’ = Indeks keanekaragaman spesies, sedangkan stasiun Kampung Tua terdiri
S = Jumlah jenis dari 38 spesies. Hanya 16 spesies ikan karang yang
Hmaks = Indeks keanekaragaman maksimum ditemukan di dua lokasi penelitian, yaitu
Acanthurus pyroferus, Balistapus undulates, Caesto
Adapun kriteria nilai indeks keseragaman sebagai lunaris, Chaetodon meyeri, Chlororus bleekeri,
berikut (Odum, 1971): Chromis caudalis, Chromis delta, Ctenochaetus
0 < E ≤ 0,4 : Komunitas Tertekan striatus, Dascyllus trimaculatus, Forcipiger sp,
0,4 < E ≤ 0,6 : Komunitas Labil Henichus varius, Parupeneus bifasciatus,
0,6 < E ≤ 1 : Komunitas Stabil Parupeneus multifasciatus, Scarus frenatus, Zanclus
cornutus, dan Zebrasoma scopas. Menurut Bell dan
Indeks dominansi Galzin (1984), faktor-faktor yang mempengaruhi
Berbeda dengan indeks keanekaragaman, nilai kehadiran ikan di suatu komunitas terumbu
dari indeks dominansi Simpson memberikan karang, antara lain tinggi rendahnya persentase
gambaran tentang dominansi organisme dalam tutupan karang hidup dan zona habitat (inner reef
sampling. Indeks ini dapat menerangkan bilamana flat, outer reef flat, crest, reef base, sand flat).
suatu jenis lebih banyak terdapat selama Jumlah individu ikan karang yang tercatat dari
pengambilan data (Odum, 1971). Rumus yang hasil sensus visual di perairan Depapre dalam 18
digunakan yaitu sebagai berikut: famili sebanyak 912 individu, dimana jumlah
individu ikan karang di stasiun Serebo sebanyak
D = Σ pi2 688 individu dan stasiun Kampung Tua sebanyak
224 individu (Tabel 1). Spesies ikan Pomacentrus
Keterangan: mollucensis, Ctenochaetus striatus, dan
D = Indeks dominansi Simpson Neoglyphidodon xanthurus ditemukan dalam
ni = Jumlah individu setiap spesies jumlah yang banyak yaitu masing-masing 130 ekor,
N = Jumlah individu seluruh spesies 120 ekor dan 70 ekor, sedangkan untuk spesies
ikan karang lainnya ditemukan dalam jumlah yang
Adapun kriteria nilai indeks dominansi sebagai lebih sedikit.
berikut (Odum, 1971): Berdasarkan pengelompokan famili ikan
0 < C < 0,5 : Rendah karang, diperoleh famili ikan karang yang paling
0,5 < C < 0,75 : Sedang dominan adalah famili Pomacentridae, sedangkan
0,75 < C < 1 : Tinggi untuk famili Acanthuridae dan Pomacanthidae
tergolong cukup banyak. Famili Caestonidae,
Kelimpahan ikan karang Scaridae, Zanclidae, dan Apogonidae mempunyai
Kondisi ikan karang dapat dilihat dari komposisi yang relatif sama. Adapun famili
kelimpahan individu. Kelimpahan ikan Aulopidae, Monacanthidae, Lutjanidae,
didefinisikan sebagai jumlah individu satu jenis Tetradontidae, Cirrhitidae, dan Nemipteidae
permeter kuadran dalam setiap stasiun penelitian. merupakan famili ikan karang yang komposisinya
Kelimpahan ikan karang melalui pendataan visual terkecil (Gambar 3).
sensus sepanjang transek 75 meter dan lebar 5 Tingginya komposisi ikan karang famili
Pomacentridae disebabkan karena ikankarang dari

10
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

Tabel 1. Komposisi ienis ikan karang di perairan Teluk Depapre


Serebo Kampung Tua Total
Spesies Famili
ni KJ (%) ni KJ (%) ni KJ (%)
Acanthurus lineatus Acanthuridae 0 0.00 2 0.89 2 0.22
Acanthurus nigrofuscus Acanthuridae 0 0.00 2 0.89 2 0.22
Acanthurus pyroferus Acanthuridae 10 1.45 7 3.13 17 1.86
Amblyglyphidodon curacao Pomacanthidae 60 8.72 0 0.00 60 6.58
Amblyglyphidodon leucogaster Pomacanthidae 67 9.74 0 0.00 67 7.35
Apogon compressus Apogonidae 23 3.34 0 0.00 23 2.52
Balistapus undulatus Balistidae 4 0.58 4 1.79 8 0.88
Caesto lunaris Caestonidae 20 2.91 12 5.36 32 3.51
Cantherhines perdalis Monacanthidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Canthigaste valentini Tetradontidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Catalotomus japonicus Scaridae 0 0.00 3 1.34 3 0.33
Centropyge bicolor Pomacanthidae 0 0.00 3 1.34 3 0.33
Centropyge vrolikii Pomacanthidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Chaetodon citrinellus Chaetodontidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Chaetodon kleini Chaetodontidae 2 0.29 0 0.00 2 0.22
Chaetodon meyeri Chaetodontidae 4 0.58 3 1.34 7 0.77
Chaetodon triangulum Chaetodontidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Cheilinus fasciatus Acanthuridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Chlororus bleekeri Scaridae 4 0.58 5 2.23 9 0.99
Chlororus japanensis Scaridae 0 0.00 2 0.89 2 0.22
Chlororus spilurus Scaridae 0 0.00 10 4.46 10 1.10
Chromis amboinensis Pomacentridae 11 1.60 0 0.00 11 1.21
Chromis caudalis Pomacentridae 68 9.88 1 0.45 69 7.57
Chromis delta Pomacentridae 5 0.73 14 6.25 19 2.08
Chromis margaritifer Pomacentridae 26 3.78 0 0.00 26 2.85
Ctenochaetus binotatus Acanthuridae 0 0.00 20 8.93 20 2.19
Ctenochaetus spp Acanthuridae 10 1.45 0 0.00 10 1.10
Ctenochaetus striatus Acanthuridae 70 10.17 50 22.32 120 13.16
Dascyllus trimaculatus Pomacentridae 20 2.91 1 0.45 21 2.30
Forcipiger sp Chaetodontidae 3 0.44 3 1.34 6 0.66
Halichoeres hortulanus Labridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Henichus varius Labridae 4 0.58 3 1.34 7 0.77
Heniochus chrysostomus Chaetodontidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Hologymnosus dotatus Chaetodontidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Labrichthys unimaculatus Labridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Labroides dimidiatus Labridae 2 0.29 0 0.00 2 0.22
Macolor macularis Lutjanidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Myripristis melanosticta Holocentridae 4 0.58 0 0.00 4 0.44
Naso lituratus Acanthuridae 2 0.29 0 0.00 2 0.22
Neoglyphidodon xanthurus Pomacentridae 70 10.17 0 0.00 70 7.68
Neoniphon sammara Holocentridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Paracirrhites arcatus Cirrhitidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Parupeneus bifasciatus Mullidae 5 0.73 4 1.79 9 0.99
Parupeneus multifasciatus Mullidae 2 0.29 3 1.34 5 0.55
Pomacentrus grammorhynchus Pomacentridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Pomacentrus limosus Pomacentridae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Pomacentrus mollucensis Pomacentridae 130 18.90 0 0.00 130 14.25
Pomacentrus opisthostigma Pomacentridae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Pomacentrus philippinus Pomacentridae 0 0.00 7 3.13 7 0.77
Pomacentrus reidi Pomacentridae 15 2.18 0 0.00 15 1.64
Pomacentrus similis Pomacentridae 0 0.00 10 4.46 10 1.10
Pomacentrus taeniometopon Pomacentridae 6 0.87 0 0.00 6 0.66
Pseudodax sp Labridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Pygloplites diacanthus Pomacanthidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Rhinecanthus verrucosus Balistidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Scarus frenatus Scaridae 1 0.15 1 0.45 2 0.22
Scarus quoyi Scaridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Scarus spittacus Scaridae 0 0.00 3 1.34 3 0.33
Scarus trikolor Scaridae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Scolopsis trilineatus Nemipteidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Spiny chromis Pomacentridae 0 0.00 13 5.80 13 1.43

11
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

Tabel 1. (Lanjutan)
Serebo Kampung Tua Total
Spesies Famili
ni KJ (%) ni KJ (%) ni KJ (%)
Stegastes obreptus Pomacentridae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Stegates fasciolatus Pomacentridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Sufflumen chrysopterum Monacanthidae 0 0.00 1 0.45 1 0.11
Synodus variegatus Aulopidae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Thalassoma hardwicke Labridae 3 0.44 0 0.00 3 0.33
Thalassoma lunare Labridae 1 0.15 0 0.00 1 0.11
Zanclus cornutus Zanclidae 5 0.73 20 8.93 25 2.74
Zebrasoma scopas Acanthuridae 16 2.33 7 3.13 23 2.52

Gambar 3. Komposisi famili ikan karang

famili tersebut tergolong dalam kelompok ikan Chaetodontidae biasanya dalam jumlah sedikit,
mayor. Sesuai pernyataan Arham (2013) bahwa dimana kelimpahannya sangat tergantung pada
tingginya komposisi jenis ikan mayor tersebut kondisi terumbu karang (Hamuna et al., 2019).
merupakan sesuatu yang umum karena pada
daerah terumbu karang kelompok ini memang Kondisi Ekologi Ikan Karang
sangat dominan dijumpai baik dalam hal jumlah Indeks keanekaragaman (H’), keseragaman
jenis maupun kelimpahan. Tingginya persentase (E) dan dominansi (D), spesies secara umum
pada famili Pomacentridae berasal dari jenis digunakan untuk menilai kestabilan suatu
Pomacentrus mollucensis yang mencapai 130 komunitas. Nilai indeks keanekaragaman (H’),
individu ikan yang hanya ditemukan pada stasiun keseragaman (E) dan dominansi (D) disajikan pada
Serebo. Jenis ikan Pomacentrus moluccensis sering Gambar 4. Indeks keanekaragaman ikan karang
ditemukan berada dalam keadaan bergerombol merupakan parameter untuk mengukur besar
dan soliter pada karang Acropora bercabang. kecilnya keanekaragaman jenis dalam satu lokasi.
Sesuai dengan pernyataan Coker (2012) bahwa Indeks keanekaragaman ikan karang yang
jenis ikan ini sering mudah dilihat karena didapatkan di setiap stasiun penelitian berkisar
pewarnaan dan kebiasaan hidup dekat dengan antara 2,8264–2,9615, dimana indeks
karang bercabang di hampir semua habitat keanekaragaman tertinggi di stasiun Kampung Tua.
terumbu yang sangat terang, memakan plankton Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman ikan
dan alga. Adapun jenis ikan dari famili karang yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
Acanthuridae merupakan jenis ikan dengan ukuran bahwa tingkat keanekaragaman ikan karang di
tubuh yang umumnya besar-besar dan sering lokasi penelitian tergolong sedang. Odum (1971)
berkelompok sehingga banyak didapatkan pada menyatakan bahwa makin besar nilai Hˈ
daerah yang lebih lapang untuk mencari makan menunjukkan komunitas makin beragam. Hal ini
(Setiawan, 2010). Adapun ikan karang dari famili menunjukkan rendahnya tekanan terhadap

12
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

indeks dominansi antara 0–1 dengan pengertian


bahwa akan terjadi dominansi jenis jika nilainya
mendekati atau sama dengan 1 dan sebaliknya.
Semakin tinggi nilai indeks dominansi, maka
kelimpahan suatu jenis yang ditemui akan terlihat
jelas dibandingkan dengan jenis lainnya (Aziz,
2004).

Kelimpahan Ikan Karang


Secara umum, kelimpahan ikan karang di
stasiun Serebo lebih tinggi yaitu 1,8347 ind/m2
dibandingkan kelimpahan ikan karang di stasiun
Kampung Tua yaitu 0,5973 ind/m2. Jumlah
Gambar 4. Indeks keanekaragaman (H’), keseragaman individu ikan karang yang ditemukan di lokasi
(E) dan dominansi (D) ikan karang penelitian sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya kelimpahan ikan karang. Secara tidak
lingkungan di lokasi penelitian, baik dari langsung, kondisi lingkungan seperti tutupan
lingkungan tempat organisme hidup maupun dari karang hidup juga sangat berpengah terhadap
aktivitas manusia. Indeks keanekaragaman kelimpahan ikan-ikan yang hidup di terumbu
tergantung pada variasi jumlah spesies yang karang tersebut. Kondisi jenis dan kelimpahan
terdapat dalam suatu habitat. Kehidupan yang individu ikan karang berkurang secara signifikan
majemuk di terumbu karang menyebabkan ketika tutupan karang mati dan pecahan karang
terjadinya persaingan diantara jenis ikan dalam sangat tinggi sehingga akan memperburuk populasi
mendapatkan ruang hidup, karena sebagian besar ikan karang. Selain itu suhu dan salinitas juga
ikan karang terutama ikan famili Pomacentridae berdampak terhadap kondisi terumbu karang
hidupnya bersimbiosis pada karang sebagai tempat sehingga berpengaruh terhadap populasi ikan
berlindung dan mencari makan. karang (McMellor, 2007). Bell dan Galzin (1984),
Indeks keseragaman (E) menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ikan
apakah sebaran jumlah individu masing-masing (struktur komunitas dan kelimpahan ikan) di suatu
jenis diperoleh secara seragam atau tidak. Nilai komunitas terumbu karang, antara lain tinggi
indeks keseragaman dari hasil pengolahan data rendahnya persentase tutupan karang hidup dan
berkisar antara 0,7341–0,8142. Indeks zona habitat (inner reef flat, outer reef flat, crest, reef
keseragaman tertinggi didapatkan pada stasiun base, dan sand flat).
Kampung Tua. Berdasarkan nilai indeks Kelimpahan spesies ikan karang tertinggi di
keseragaman ikan karang yang diperoleh, maka stasiun Serebo adalah spesies Pomacentrus
dapat disimpulkan bahwa komunitas ikan karang di mollucensis sebanyak 0,3647 ind/m2, sedangkan di
lokasi penelitian tergolong stabil. Odum (1971) stasiun Kampung Tua adalah spesies Ctenochaetus
menyatakan bahwa makin besar nilai E striatus sebanyak 0,1333 ind/m2. Spesies
menunjukkan komunitas makin beragam. Pomacentrus mollucensis merupakan kelompok
Sebagaimana pula dengan pernyataan Wilhm ikan mayor di terumbu karang. Jumlah individu
(1975) bahwa semakin tinggi nilai keseragaman ikan mayor merupakan kelompok ikan karang yang
menunjukkan keseragaman spesies yang tinggi, memiliki kelimpahan yang tertinggi (Arham, 2013).
artinya kelimpahan spesies dapat dikatakan sama Adapun spesies Pomacentrus mollucensis tidak
dan kecenderungan untuk didominasi oleh spesies ditemukan di stasiun Serebo. Spesies Ctenochaetus
tertentu sangat kecil. striatus merupakan kelompok ikan target dari
Nilai indeks dominansi (D) dari hasil famili Acanthuridae. Tingginya kelimpahan ikan
pengolahan data berkisar antara 0,3256–1,00. target (Ctenochaetus striatus) di stasiun Kampung
Berdasarkan nilai indeks dominansi tersebut, dapat Tua (0,1333 ind/m2) dan di Stasiun Serebo (0,1867
disimpulkan bahwa tingkat dominansi ikan ind/m2) menandakan bahwa kedua stasiun
tertentu rendah di stasiun Kampung Tua, tersebut dapat dijadikan lokasi target penangkapan
sedangkan tingkat dominansi ikan tertentu untuk ikan bagi nelayan di sekitar lokasi penelitian.
stasiun Serebo adalah tinggi yang berarti bahwa
terdapat spesies tertentu yang mendominasi. Parameter Fisika-Kimia Perairan Teluk
Tingginya nilai indeks dominansi spesies ikan Depapre
karang tertentu di stasiun Serebo ditunjukkan oleh Parameter fisika-kimia merupakan parameter
jumlah spesies Pomacentrus mollucensis sebanyak lingkungan yang sangat penting dalam menunjang
130 individu, sedangkan untuk spesies lainnya belangsungan hidup berbagaia biota laut
sedikit. Menurut Odum (1971) bahwa kisaran (Nybakken, 1988; Tanjung et al., 2019a, 2019b).

13
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

Parameter fisika-kimia antara lain temperatur dengan jumlah individu Pomacentrus mollucensis
perairan, salinitas, kecepatan arus, derajat yang sangat tinggi, sedangkan indeks dominansi di
keasaman perairan (pH), dan kandungan oksigen stasiun Kampung Tua tergolong rendah.
terlarut (DO). Kelimpahan ikan karang di stasiun Serebo lebih
Rata-rata temperatur perairan pada stasiun tinggi dibanding stasiun Kampung Tua.
penelitian berkisar antara 32–35⁰C. kisaran
temperatur tersebut berbeda jauh dengan hasil DAFTAR PUSTAKA
pengamatan Hamuna et al. (2018) dengan kisaran Allen, G.R. 1997. Marine Fishes of Tropical Australia
temperatur perairan Teluk Depapre berkisar 29,2– and South East Asia. A Field Guide for Angler
29,7⁰C. Perbedaan tersebut dapat saja terjadi and Diver. Western Australia: Western
karena pengambilan data pada penelitian ini Australia Museum.
dilakukan pada siang hari dan kondisi cuaca sangat Allen, G.R., and Swainston, R. 1988. The Marine
cerah dan panas. Munurut Hamuna et al. (2015), Fishes of North-Western Australia: A Field
temperatur permukaan laut rata-rata bulanan di Guide for Anglers and Divers. Western
peraikan Jayapura berkisara antara 25–31⁰C. Australia: Western Australia Museum.
Adapun temperatur perairan yang ideal untuk Arham, M. 2013. Status Ekologi Ikan Karang
pertumbuhan karang berkisar antar 27–29⁰C Kaitannya dengan Tutupan Makroalga dan
(Suharsono, 1984), namun terumbu karang masih Terumbu Karang di Pulau-Pulau Kecil
dapat mentoleransi temperatur perairan hingga Kabupaten Polman. Tesis. Universitas
36–40⁰C (Nybakken, 1988). Hasil pengukuran Hasanuddin, Makassar.
salinitas di perairan Teluk Depapre berkisar antara Aziz, A.W. 2004. Studi Kelimpahan dan
25,2–35,25‰. Menurut Nybakken (1988), salinitas Keanekaragaman Ikan Karang Famili
perairan dimana karang dapat hidup yaitu pada Pomacentridae dan Labridae pada Daerah
kisaran 27–40‰ dengan kisaran optimal untuk Rataan Terumbu (Reef Flat) di Perairan Pulau
pertumbuhan karang adalah 34–36‰. Adapun Barrang Lompo. Jurusan Ilmu Kelautan dan
pergerakan arus pada stasiun penelitian rata-rata Perikanan. Makassar: Universitas Hasanuddin.
adalah 0,04 m/s. Hal ini menunjukan bahwa Carcasson, R.H. 1977. A Field Guide to the Coral
perairan dari dua stasiun tersebut memiliki Reef Fishes of the Indian and West Pacific
pergerakan arus yang relatif sama. Oceans. London: William Collins Sons & Co Ltd.
Hasil pengukuran DO perairan Teluk Depapre Coker, D.J. 2012. Pentingnya Habitat Karang Hidup
bekisar antara 3,5–5,5 mg/L. DO merupakan factor untuk Ikan Karang dan Perannya dalam
yang paling penting bagi organisme air (Effendi, Proses Ekologis yang Penting. PhD Thesis.
2003). Banyaknya DO dalam air tergantung pada James Cook University, Townsville.
luas permukaan air, temperatur dan salinitas Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi
perairan. Menurut Nybakken (1988) bahwa Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
kenaikan temperatur pada perairan dapat Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta:
menyebabkan penurunan kadar DO, selain itu Kanisius.
gelombang besar juga dapat menambahkan English, S., Wilkinson, C., and Baker, V. 1994. Survey
oksigen ke dalam air laut. Adapun hasil pengukuran Manual for Tropical Marine Resources.
pH di lokasi penelitian berkisar 7,27–7,35. Nilai pH Townsville: Australian Institute of Marine
perairan merupakan salah satu parameter yang Science.
penting dalam pemantauan kualitas perairan. Greenberg. 1989. Standard Methods for the
Organisme perairan mempunyai kemampuan Examination of Water and Wastewater.
berbeda dalam mentoleransi pH perairan. Bagi Washington: American Public Health
terumbu karang, pH merupakan faktor pembatas Association.
bagi pertumbuhan dan perkembangan terumbu Hamuna, B., Kalor, J.D., dan Rachmadani, A.I. 2019.
karang (Nybakken, 1988). Assessing the condition of coral reefs and the
indicator fish (family: Chaetodontidae) in
KESIMPULAN coastal waters of Jayapura City, Papua
Sebanyak 69 spesies ikan karang yang Province, Indonesia. European Journal of
ditemukan di lokasi penelitian yang terdiri dari 18 Ecology, 5(2), 126–132.
famili ikan karang. Jumlah spesies ikan karang di Hamuna, B., Paulangan, Y.P., dan Dimara, L. 2015.
stasiun Serebo sebanyak 47 spesies, sedangkan di Kajian suhu permukaan laut mengunakan data
stasiun Kampung Tua sebanyak 38 spesies. satelit Aqua MODIS di perairan Jayapura,
Keanekaragaman ikan karang tergolong dalam Papua. Depik, 4(3), 160–167.
kategori sedang. Indeks keseragaman menandakan Hamuna, B., Tanjung, R.H.R., Suwito, Maury, H.K.,
komunitas tergolong stabil. Indeks dominansi di dan Alianto. 2018. Kajian kualitas air laut dan
Stasiun Serebo tergolong tinggi yang ditandai indeks pencemaran berdasarkan parameter

14
Analisis ekologi dan kelimpahan ikan karang di perairan Teluk Depapre ….. Dimara et al., 2020

fisika-kimia di perairan Distrik Depapre,


Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 35–
43.
McMellor, S. 2007. A Conservation Value Index to
Facilitate Coral Reef Evaluation and
Assessment. Department of Biological
Sciences. The University of Essex.
Munua, R., Hamuna, B., dan Kalor, J.D. 2019.
Tutupan terumbu karang di Perairan Teluk
Tanah Merah Kabupaten Jayapura.
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan Papua, 2(1), 30–36.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: Suatu
Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia.
Odum, E.P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Paulangan, Y.P., Fahrudin, A., Sutrisno, D., dan
Bengen, D.G. 2019a. Keanekaragaman dan
kemiripan bentuk profil terumbu berdasarkan
ikan karang dan lifeform karang Di Teluk
Depapre Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
11(2), 249–262.
Paulangan, Y.P., Fahrudin, A., Sutrisno, D., and
Bengen, D.G. 2019b. Distribution and
condition of coral reef ecosystem in Tanah
Merah Bay, Jayapura, Papua, Indonesia. AACL
Bioflux, 12(2), 502–512.
Rumahorbo, B.T., Hamuna, B., dan Dimara, L. 2018.
Kondisi ekosistem terumbu karang di perairan
Tablasupa Kabupaten Jayapura dan nilai
ekonominya. ACROPORA: Jurnal Ilmu
Kelautan dan Perikanan Papua, 1(2), 58–63.
Sale, P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reef.
London: Academic Press INC.
Setiawan. 2010. Panduan Lapangan Identifikasi
Ikan Karang dan Invertebrate Laut. Manado.
Indonesia.
Suharsono. 1984. Pertumbuhan Karang. Jakarta:
Pusat Penelitian Oceanografi-LIPI
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tanjung, R.H.R., Hamuna, B., and Alianto. 2019a.
Assessment of water quality and pollution
index in coastal waters of Mimika, Indonesia.
Journal of Ecological Engineering, 20(2), 87–
94.
Tanjung, R.H.R., Hamuna, B., and Yonas, M.N. 2019b.
Assessing heavy metal contamination in
marine sediments around the coastal waters
of Mimika Regency, Indonesia. Journal of
Ecological Engineering, 20(11), 35–42.
Wilhm, J.F. 1975. Biology Indicator of Pollution
River Ecology. Oxford: Blackwell.

15

You might also like