Strategi Penanganan Banjir Rob Kota Pekalongan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

Slamet Miftakhudin
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Pekalongan
Email: [email protected]

Abstract

Pekalongan City is located in the lowlands of the northern coast of Java Island, experiencing tidal
flooding with increasing frequency and area of inundation. Inundation due to tidal flooding that
occurred in 2018 amounted to 1,391 hectares (29.97% of the total area) in 2020 increasing to
1,730 hectares (37.27% of the total area). The problem of tidal flooding occurred in 3 (three) sub-
districts covering 11 (eleven) Villages. National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2020-
2024 mandates a major coastal protection project for 5 (five) urban areas including Greater
Pekalongan. Various efforts have been made by various parties, including the Central Government,
Central Java Provincial Government, Pekalongan City Government, Non-Governmental
Organizations, Academics and other stakeholders to deal with the problem of tidal flooding in
Pekalongan City. Seeing the dynamics of handling tidal floods in Pekalongan City carried out by
various parties, it is necessary to research on strategies for handling tidal floods in Pekalongan
City so that the handling carried out can be synergized and achieve targets effectively and
efficiently. The purpose of this study was to formulate the strategy of tidal flood management in
Pekalongan City and to determine the factors that influence. By analyzing Strengths, Weaknesses,
Opportunities and Threats, the best strategy for handling tidal flooding in Pekalongan City will be
obtained. The results of the study indicate the need for cooperation and coordination with various
parties, community involvement and improvement of Human Resources to optimize the handling of
tidal flooding in Pekalongan City.
Keywords: Flood, tidal flood, Pekalongan

1. PENDAHULUAN kelurahan menjadi 27 kelurahan. Sesuai dengan


Kota Pekalongan terletak pada posisi 6 50’ Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang
42” - 6 55’ 44” Lintang Selatan dan 109 Penggabungan Kelurahan di Lingkungan
37’55” – 109 42’19” Bujur Timur terdiri atas 4 Pemerintah Kota Pekalongan, secara
(empat) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi
Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan 4 kecamatan dan 27 kelurahan (diberlakukan
Timur, Kecamatan Pekalongan Selatan, dan per 1 Januari 2015) dengan jumlah penduduk
Kecamatan Pekalongan Barat. Batas-batas sebesar 307.150 penduduk pada tahun 2020.
administratif sebagai berikut: Penggabungan kelurahan tersebut ditujukan
- Sebelah utara : Laut Jawa untuk meningkatkan pelayanan kepada
- Sebelah timur : Wilayah Kabupaten Batang masyarakat secara efektif dan efisien,
- Sebelah selatan : Wilayah Kabupaten melaksanakan fungsi pemerintahan secara
Pekalongan, Kabupaten efisien serta meningkatkan pemberdayaan
Batang masyarakat dalam rangka mewujudkan
- Sebelah barat : Wilayah Kabupaten kesejahteraan masyarakat.
Pekalongan Secara topografis, Kota Pekalongan
Luas wilayah Kota Pekalongan adalah terletak di dataran rendah pantai utara Pulau
4.642 (empat ribu enam ratus empat puluh dua) Jawa, dengan ketinggian lahan antara 0 meter di
hektar. Jarak terjauh dari wilayah utara ke atas permukaan laut (dpl) pada wilayah bagian
wilayah selatan ± 9 Km dan dari wilayah barat utara dan 6 meter dpl pada wilayah bagian
ke wilayah timur ± 7 Km. Kota Pekalongan selatan. Ditinjau dari kemiringan lahan, kota
terdiri dari 4 kecamatan dan pada mulanya 47 Pekalongan termasuk daerah yang relatif datar,

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 29


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

yaitu dengan kemiringan lahan rata – rata antara Utara saja, tetapi juga menjadi ancaman bagi
0 – 5%. Kondisi ini secara topografis akan keseluruhan kecamatan lainnya yaitu
menyulitkan pengaturan saluran drainase, Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan
karena persentase kemiringan lahan relatif Selatan, dan Pekalongan Timur. Ancaman
kecil. Akibatnya di beberapa kawasan Kota untuk keempat kecamatan tersebut adalah
Pekalongan sering mengalami gangguan banjir. Banjir menjadi potensi yang besar
genangan banjir, sementara di sisi utara wilayah karena topografi wilayah Kota Pekalongan yang
Kota Pekalongan, yang berbatasan dengan sangat datar dan merupakan kawasan muara
kawasan pesisir pantai mengalami bencana rob dari beberapa sungai dari kawasan hulu di
dengan frekuensi dan luasan genangan yang daerah lainnya.
meningkat. Tantangan lain dalam penanganan Dampak akibat fenomena banjir ini
banjir rob di Kota Pekalongan adalah terjadinya semakin masif terjadi dan cenderung meningkat
penurunan tanah (land subsidence) dan secara signifikan sebagai salah satu contoh
kenaikan muka air laut (sea level rise). adalah genangan akibat banjir rob yang terjadi
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi pada tahun 2018 sebesar 1.391 hektar (29,97%
Jawa Tengah, Pemerintah Kota Pekalongan, dari luas wilayah) pada tahun 2020 meningkat
lembaga swadaya masyarakat, akademisi serta menjadi 1.730 hektar (37,27% dari luas
stakeholder lain telah melakukan berbagai wilayah).
upaya untuk menangani permasalahan banjir Adapun data genangan yang terjadi di Kota
rob di Kota Pekalongan. Namun demikian, Pekalongan dari beberapa tahun terakhir
banjir rob masih akan tetap mengancam Kota disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Pekalongan ke depan.
Tabel 1 Genangan Banjir dan Rob di Kota
Melihat dinamika penanganan banjir rob di Pekalongan Tahun 2016-2020
Kota Pekalongan yang dilakukan berbagai No Tahun Luas Genangan (hektar)
pihak, perlu adanya penelitian tentang strategi 1 2015 1.920
penanganan banjir rob di Kota Pekalongan 2 2016 1.870
sehingga penanganan yang dilakukan dapat 3 2017 1.396
tersinergi dan mencapai target secara efektif 4 2018 1.391
dan efisien. Oleh karena itu, disusunlah strategi 5 2019 1.057
penanganan banjir rob Kota Pekalongan. 6 2020 1.730
Sumber : RPJMD Kota Pekalongan 2021 - 2026
2. GAMBARAN BANJIR ROB DAN Permasalahan banjir rob terjadi pada 3
PENANGGULANGANNYA (tiga) kecamatan di Kota Pekalongan meliputi
Dalam Rencana Aksi Nasional Adaptasi 11 (sebelas) kelurahan yaitu Kelurahan
Perubahan Iklim (RAN-API) Kota Pekalongan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru,
merupakan salah satu daerah yang memiliki Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan
nilai tertinggi sebagai kota percontohan RAN- Padukuhan Kraton, Kelurahan Krapyak,
API dengan nilai 5. Kota Pekalongan masuk Kelurahan Degayu, Kelurahan Pasirkraton-
dalam wilayah rentan terhadap perubahan iklim kramat, Kelurahan Tirto, Kelurahan Pringrejo,
dalam RAN-API meliputi banjir, rob, air bersih, Kelurahan Kauman, dan Kelurahan Klego.
sanitasi, dan kekeringan. Wilayah yang masih mengalami genangan rob
Berdasarkan potensi ancaman bencana tersebut merupakan kawasan yang berada di
maka terdapat 4 (empat) potensi bencana di pesisir utara dan sekitar Sungai Bremi, Meduri,
wilayah Kota Pekalongan yaitu bencana banjir Kupang (Kali Loji), Sungai Banger serta Sungai
rob, bencana banjir, bencana abrasi dan Gabus.
bencana angin puting beliung. Keempat Salah satu program penanganan rob dan
ancaman tersebut merupakan ancaman bagi banjir dengan lokus di Kota Pekalongan sesuai
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. dengan Perpres 79 Tahun 2019 adalah:
Ancaman bencana, bukan lagi hanya pada - Pengendalian banjir Sistem Sungai Loji/
kawasan di wilayah Kecamatan Pekalongan Pekalongan/Kupang.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 30


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

- Pengendalian banjir Sistem Sungai Lebih Sejahtera, Mandiri dan Religius” terdapat
Sengkarang. 2 (dua) misi yang berkaitan erat dengan
- Pengendalian Banjir dan Rob. penanganan banjir rob di Kota Pekalongan
- Penyempurnaan Sistem Banjir dan Rob. yaitu misi ke-3 (tiga): Mewujudkan Lingkungan
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Pemukiman yang Nyaman; dan misi ke-4
Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 (empat): Mewujudkan Sarana dan Prasarana
salah satu targetnya adalah pengurangan risiko Perkotaan berdasarkan Prinsip Pembangunan
bencana di 20 provinsi dengan risiko bencana Kota yang Berkelanjutan.
tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut RPJMN Tantangan terbesar dalam penanganan
2020-2024 mengamanatkan Major Project banjir rob oleh Pemerintah Kota Pekalongan
pengaman pantai 5 (lima) kawasan perkotaan adalah keterbatasan Pemerintah Kota
meliputi Jakarta Raya, Cirebon Raya, Pekalongan dalam hal sumber daya baik
Pekalongan Raya, Semarang Raya dan meliputi pendanaan dan sumber daya manusia.
Surabaya Raya. Infrastruktur yang diperlukan untuk
Permasalahan banjir rob yang terjadi menanggulangi dampak banjir rob memerlukan
seiring dengan terjadinya penurunan tanah anggaran yang besar, sedangkan kemampuan
(land subsidence) dan kenaikan muka air laut Pemerintah Kota Pekalongan relatif kecil dalam
(sea level rise). Land subsidence atau amblesan hal ini. Sumber daya manusia yang terlibat
merupakan penurunan muka tanah yang dapat yang dimiliki pemerintah daerah dalam
diakibatkan oleh berbagai macam cara. mengatasi persoalan ini pun masih mengalami
Menurut Whittaker dan Reddish (1989), secara kekurangan, terutama tenaga ahli yang bisa
umum faktor penyebabnya antara lain dapat memberikan pemikiran dalam pengambilan
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu keputusan. Selain itu tantangan lainnya adalah
berdasarkan kondisi geoteknik yaitu kesiapan sumber daya manusia di tingkat
pengambilan air tanah, konsolidasi alami, masyarakat untuk adaptasi terhadap budaya
aktivitas pertambangan dan beban bangunan baru sebagai dampak banjir rob.
serta berdasarkan kondisi geologi yaitu faktor Berbagai upaya telah dilakukan berbagai
tektonik. pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Penurunan tanah yang terjadi di Kota Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota
Pekalongan menurut berbagai informasi adalah Pekalongan, lembaga swadaya masyarakat,
sebagai berikut : akademisi serta stakeholder lain untuk
- LAPAN (2017 – 2020) : 7 cm / tahun menangani permasalahan banjir rob di Kota
- Dr. Hery Andreas ITB (2018) : 10 - 20 cm Pekalongan.
/ tahun Upaya penanganan banjir rob secara
- LSM Kemitraan (2018) : 25 -34 cm / terintegrasi juga menjadi agenda percepatan
tahun ekonomi kawasan sebagaimana dijabarkan
- Pengamatan Patok Badan Geologi Stadion dalam Peraturan Presiden nomor 19 Tahun
Hoegeng : 5,7 cm (Maret 2020 – Maret 2019, antara lain :
2021) - Pengendalian Banjir Sistem Sungai Loji /
Kenaikan muka air laut merupakan Pekalongan / Kupang (Kota Pekalongan
fenomena yang terjadi secara periodik sehingga dan Kabupaten Pekalongan dengan
dapat dilihat melalui pasang surut yang terjadi rencana investasi sebesar Rp. 300 Milyar
di suatu perairan. Kenaikan muka air laut di dari APBN),
Pekalongan sebesar 4,3 mm/tahun (Syafreai - Pengendalian Banjir Sistem Sungai
Adi Iskandar et al., 2020). Pengaruh penurunan Sengkarang (Kota Pekalongan dan
muka tanah menjadi faktor paling tinggi Kabupaten Pekalongan dengan rencana
dibandingkan dengan kenaikan muka air laut investasi sebesar Rp. 250 Milyar dari
terhadap perubahan luas genangan banjir rob. APBN),
Dalam mewujudkan visi Kota Pekalongan - Pengendalian Banjir dan Rob (Kota
yaitu “Mewujudkan Kota Pekalongan yang Pekalongan dan Kabupaten Batang dengan

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 31


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

rencana investasi sebesar Rp. 500 Milyar Kemitraan juga turut membantu Kota
dari APBN), Pekalongan melalui Aksi Adaptasi Perubahan
- Penyempurnaan Sistem Banjir dan Rob Iklim dengan pendekatan 3S yaitu Safekeeping
(Kota Pekalongan dan Kabupaten – Surviving – Sustaining (Melindungi –
Pekalongan dengan rencana investasi Mempertahankan – Melestarikan). Selain itu
sebesar Rp. 500 Milyar dari APBN), Hoogheemraadschap van Schieland en
- Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Krimpenerwaard (HHSK) Belanda melalui
Regional Petanglong sistem Kali Boyo Witteven Bos juga telah membuat kajian tentang
untuk melayani Kabupaten Batang dan Pekalongan Coastal Zone, Coastal Erotion and
Kota Pekalongan dengan kapasitas rencana Flooding in the city of Pekalongan yang
sebesar 450 liter / detik. dibiayai oleh HHSK Belanda tahun 2016.
Pemerintah Kota Pekalongan juga telah
menyusun Revisi Masterplan Drainase Kota 3. TUJUAN PENELITIAN
Pekalongan Tahun 2020 sebagai pedoman Tujuan penelitian ini adalah untuk
dalam penataan sistem drainase kota yang lebih merumuskan strategi penanganan banjir rob di
terarah. Selain itu pada tahun 2020 juga telah Kota Pekalongan dan untuk mengetahui faktor-
ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun faktor yang mempengaruhi strategi penanganan
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah banjir rob di Kota Pekalongan.
Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 4. METODE PENELITIAN
2009–2029 sebagai tuntutan atas perubahan Metode penelitian yang digunakan dalam
kebijakan dan dinamika pembangunan nasional, penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Provinsi Jawa Tengah, Kota Pekalongan dan dengan pendekatan kualitatif. Dalam
daerah sekitarnya yang mempengaruhi penataan pendekatan kualitatif yang terpenting adalah
ruang wilayah Kota Pekalongan. Tujuan revisi bagaimana menentukan informan kunci yang
RTRW adalah terwujudnya kota kreatif yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian
didukung perdagangan dan jasa, industri, dan (Moleong, 2011). Metode kualitatif dapat
perikanan, yang nyaman, aman, produktif, serta digunakan untuk mengungkap dan memahami
berkelanjutan. sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun
Pihak lain non pemerintah seperti belum diketahui.
akademisi di antaranya Universitas Diponegoro, Teknis pengumpulan data yang
Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian digunakan yaitu informasi pihak terkait dan
Bogor banyak terlibat dalam berbagai dokumentasi. Informan yang dipilih adalah
kajian/studi. Bahkan dalam beberapa waktu berbagai pihak yang terlibat dalam
terakhir melibatkan Massachusetts Institute of penanganan banjir rob di Kota Pekalongan
Technology (MIT) dari Amerika Serikat. yang telah/tengah dilakukan baik dari instansi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait maupun LSM dan akademisi.
yang ikut terlibat dalam penanganan banjir rob Analisis yang digunakan dalam penelitian
di Kota Pekalongan di antaranya adalah LSM ini menggunakan metode SWOT (Strength,
Bintari melalui Kajian Loss and Damage Banjir Weakness, Opportunity and Threat). Dengan
Rob Pekalongan Raya (2016) serta pembuatan menganalisis Kekuatan (Strength), Kelemahan
pilot project MCK adaptif (2020). Mercy (Weakness), Peluang (Opportunity) dan
Corps Indonesia turut membantu dalam Ancaman (Threat) akan diperoleh strategi
berbagai kajian melalui program flood terbaik dalam penanganan banjir rob di Kota
resilience city untuk Kota Pekalongan di Pekalongan.
antaranya dengan membuat kajian kerentanan Matriks SWOT merupakan cara sistematik
(2020) dan saat ini masih berjalan dengan untuk mengidentifikasi keempat faktor yang
kajian-kajian terkait, dengan melibatkan tercakup dalam analisis yang menggambarkan
berbagai stakeholder mulai dari akademisi kecocokan paling baik di antaranya. Analisis ini
hingga kementerian maupun pihak lain. LSM didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 32


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

akan memaksimalkan kekuatan dan peluang, 5. HASIL DAN PEMBAHASAN


serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Berdasarkan penelitian mengenai strategi
Matriks SWOT digunakan untuk penanganan banjir rob di Kota Pekalongan,
mengembangkan empat tipe alternatif strategi yang dilakukan maka disusun analisis SWOT
yaitu SO (strengths- opportunities), strategi sebagai berikut:
WO (weaknesses- opportunities), strategi ST
(strengths-threats), dan strategi WT Tabel 3 Analisis SWOT Penanganan Banjir Rob
(weaknesses- threats). Terdapat empat tahapan Pekalongan
dalam membentuk matriks SWOT yaitu: No Uraian Skor
Kekuatan
- Mencocokkan kekuatan internal dengan 1 Visi dan Misi Walikota Pekalongan 2021 – 5
peluang eksternal dan mencatat resultan 2026
strategi SO. 2 Ketersediaan sumber dana pemerintah pusat 5
- Mencocokkan kelamahan internal dengan dan provinsi
peluang eksternal dan mencatat resultan 3 Tersedianya Review Masterplan Drainase 4
Kota Pekalongan tahun 2020
strategi WO. 4 Tersedianya Perda no 9 tahun 2020 tentang 3
- Mencocokkan kekuatan internal dengan Revisi RTRW
ancaman eksternal dan mencatat resultan Jumlah 17
strategi ST. Kelemahan
- Mencocokkan kelemahan internal dengan 1 Kualitas SDM kurang memadai 3
2 Keterbatasan APBD Kota Pekalongan 4
ancaman dan mencatat resultan strategi 3 Sarana dan prasarana kurang memadai 4
WT. 4 Sistem drainase yang belum optimal 4
Analisis ini dapat menghasilkan empat Jumlah 15
kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, Ancaman
2009:19-31) seperti ditunjukkan dalam tabel 2 1 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap 3
lingkungan
Matriks SWOT berikut ini: 2 Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) 5
3 Penurunan permukaan tanah (Land 5
Tabel 2 Matriks SWOT Subsidence)
Strengths Weaknesses 4 Penyempitan dan Pendangkalan Sungai 5
IFAS /Saluran/Badan air dan Berkurangnya
resapan air
Tentukan 4 Tentukan 4
Jumlah 18
EFAS faktor-faktor faktor-faktor
Peluang
kekuatan kelemahan 1 Adanya kerjasama dan dukungan dari 5
Internal Internal instansi pemerintah lain yang terkait
Opportunities Strategi SO Strategi WO 2 Pemerintah Kota Pekalongan, Pemerintah 5
Kabupaten Pekalongan, Pemerintah
Tentukan 4 Ciptakan Ciptakan Kabupaten Batang, Pemerintah Provinsi,
faktor-faktor strategi yang strategi yang Pemerntah Pusat dan DPRD Kota
peluang menggunakan meminimalkan Pekalongan mendukung dan membantu
eksternal kekuatan utk kelemahan utk dalam penanganan banjir Kota Pekalongan
3 Adanya partisipasi masyarakat Kota 3
memanfaatkan memanfaatkan Pekalongan untuk dalam ikut penanganan
peluang peluang banjir rob
4 Adanya kerjasama dengan LSM, Akademisi 4
Treaths Strategi ST Strategi WT maupun Pemerintah Belanda dalam
penanganan banjir rob
Tentukan 4 Ciptakan Ciptakan Jumlah 17
faktor strategi yg strategi yg Keterangan: Digunakan skoring 1 s.d. 5 (skala Likert)
ancaman menggunakan meminimalkan
ekternal kekuatan kelemahan Dari hasil identifikasi tersebut selanjutnya
untuk dan peneliti akan melakukan langkah-langkah
mengatasi menghindari analisis sesuai Matriks SWOT untuk
ancaman ancaman memperoleh strategi SO, strategi WO, strategi
ST dan strategi WT.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 33


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

Tabel 4 Matriks SWOT


IFAS Strengths Weaknesses
1. Visi dan Misi Walikota 1. Kualitas SDM kurang memadai
Pekalongan 2021 – 2026 2. Keterbatasan APBD Kota
2. Ketersediaan sumber dana Pekalongan
pemerintah pusat dan provinsi 3. Sarana dan prasarana kurang
3. Tersedianya Review memadai
Masterplan Drainase Kota 4. Sistem drainase yang belum
Pekalongan tahun 2020 optimal
4. Tersedianya Perda No. 9 Tahun
EFAS 2020 tentang Revisi RTRW
Opportunities Strategi SO Strategi WO
1. Adanya kerja sama dan 1. Peningkatan kerja sama dengan 1. Kerja sama peningkatan SDM
dukungan dari instansi instansi pemerintah baik Pusat dengan pihak akademisi dan
pemerintah lain yang maupun provinsi dan kabupaten Pemerintah Belanda yang lebih
terkait tetangga serta pihak lain untuk maju dalam penanganan banjir
2. Pemerintah Kabupaten mendukung pencapaian visi misi 2. Koordinasi secara intensif dengan
Pekalongan, Pemerintah walikota pemerintah pusat dan provinsi
Kabupaten Batang, 2. Sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka percepatan
Pemerintah Provinsi, terkait regulasi serta masterplan pelaksanaan Perpres 79 tahun 2019
Pemerntah Pusat dan drainase untuk meningkatkan 3. Kerja sama dengan LSM, akademisi
DPRD Kota Pekalongan partisipasi masyarakat dan Pemerintah Belanda untuk
mendukung dan peningkatan studi dan kajian yang
membantu dalam terintegrasi dalam penanganan
penanganan banjir Kota banjir rob
Pekalongan 4. Pelibatan masyarakat yang lebih
3. Adanya partisipasi luas termasuk swasta untuk
masyarakat Kota meningkatkan kepedulian terhadap
Pekalongan untuk dalam lingkungan
ikut penanganan banjir
rob
4. Adanya kerja sama
dengan LSM, Akademisi
maupun Pemerintah
Belanda dalam
penanganan banjir rob
Treaths Strategi ST Strategi WT
1. Kurangnya kesadaran 1. Sosialisasi regulasi dan rencana 1. Pelibatan masyarakat untuk ikut
masyarakat terhadap pemerintah untuk meningkatkan memelihara sarana prasaran yang
lingkungan kesadaran masyarakat telah terbangun dan untuk lebih
2. Kenaikan muka air laut 2. Konsistensi implementasi Perda peduli terhadap isu-isu lingkungan
(sea level rise) RTRW untuk peningkatan daya 2. Peningkatan kerja sama dengan
3. Penurunan permukaan dukung dan daya tampung berbagai pihak dalam rangka
tanah (land subsidence) lingkungan penanganan isu terkait sea level rise
4. Penyempitan dan dan land subsidence
pendangkalan sungai 3. Optimalisasi sistem drainase
/saluran/badan air dan
berkurangnya resapan air

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 34


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

6. SIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan penanganan banjir rob oleh


6.1. Simpulan Pemerintah Pusat melalui Balai Besar
Berdasarkan analisis SWOT yang Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana
dilakukan maka telah disusun Strategi perlu dikoordinasikan lebih intensif
Penanganan Banjir Rob Kota Pekalongan mengingat pada tahun 2021 direncanakan
sebagai berikut : akan dimulai. Hal ini untuk
1) Peningkatan kerja sama dengan instansi mengantisipasi kesulitan yang berpotensi
pemerintah baik pusat maupun provinsi terjadi pada saat implementasi di lapangan.
dan kabupaten tetangga serta pihak lain Selain itu agenda lain dalam Perpres No.
untuk mendukung pencapaian visi misi 79 Tahun 2019 terkait SPAM Regional
walikota. Kaliboyo perlu mendapat dukungan
Kerja sama yang saat ini mulai berjalan berbagai pihak karena berkaitan dengan
baik perlu ditingkatkan mengingat pemenuhan kebutuhan air bersih bagi Kota
penanganan banjir rob tidak dapat Pekalongan untuk mensubstitusi
dilakukan sendiri oleh Pemerintah Kota penggunaan air bawah tanah yang saat ini
Pekalongan. Berbagai keterbatasan yang banyak digunakan oleh masyarakat.
dimiliki oleh Kota Pekalongan dapat 5) Kerja sama dengan LSM, akademisi dan
diatasi dengan kerja sama yang dilakukan Pemerintah Belanda untuk peningkatan
terhadap pihak-pihak yang memiliki studi dan kajian yang terintegrasi dalam
kemampuan. penanganan banjir rob.
2) Sosialisasi kepada masyarakat terkait Inisatif berbagai LSM, akademisi dan
regulasi serta masterplan drainase untuk Pemerintah Belanda perlu diapresiasi dan
meningkatkan partisipasi masyarakat. didorong untuk memberikan masukan
Masterplan drainase dan rencana penataan kebijakan bagi Pemerintah dalam isu banjir
kota perlu disosialisasikan agar rob ini.
mendapatkan dukungan yang lebih luas 6) Pelibatan masyarakat yang lebih luas
serta meningkatkan peran serta termasuk swasta untuk meningkatkan
masyarakat. Masterplan drainase juga kepedulian terhadap lingkungan.
merupakan acuan secara lengkap dan Tumbuhnya berbagai komunitas peduli
menyeluruh atas kondisi permasalahan dan lingkungan di Kota Pekalongan
potensi sistem drainase sebagai dasar menunjukkan kepedulian warga yang
perencanaan jaringan drainase di wilayah semakin meningkat akan kondisi
Kota Pekalongan. lingkungan hidup. Meningkatnya
3) Kerja sama peningkatan SDM dengan komunitas peduli ini akan dapat
pihak akademisi dan Pemerintah Belanda memberikan dampak positif bagi
yang lebih maju dalam penanganan banjir. masyarakat yang saat ini masih rendah
Untuk meningkatkan kapasitas SDM perlu kesadarannya.
kerja sama dengan berbagai pihak yang 7) Sosialisasi regulasi dan rencana
berpengalaman dalam penanganan banjir pemerintah untuk meningkatkan kesadaran
rob. Pemerintah Belanda yang masyarakat.
berpengalaman lebih dari 700 tahun dalam Upaya peningkatan kesadaran masyarakat
penanganan banjir dapat menjadi rujukan. dalam bentuk yang lebih mudah diterima
Tata kelola, sistem drainase, budaya diperlukan, di antaranya adalah melalui
masyarakat Belanda bisa diadaptasi dengan media sosial maupun media lain yang
menyesuaikan kondisi di Kota pekalongan. digandrungi masyarakat. Perlu edukasi
4) Koordinasi secara intensif dengan melalui berbagai cara baik melalui
pemerintah pusat dan provinsi dalam kesenian maupun melalui tokoh agama
rangka percepatan pelaksanaan Perpres serta tokoh masyarakat.
No. 79 Tahun 2019.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 35


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

8) Konsistensi implementasi Perda RTRW 1) Peningkatan kerja sama dengan instansi


untuk peningkatan daya dukung dan daya pemerintah baik Pusat maupun Provinsi
tampung lingkungan. dan Kabupaten tetangga serta pihak lain
Perda RTRW yang mengatur kebijakan untuk mendukung pencapaian visi misi
penataan ruang wilayah kota diharapkan walikota.
konsisten dalam pelaksanaannya untuk Salah satu forum yang saat ini tersedia di
menjaga harmonisasi antara lingkungan tingkat kawasan adalah Tim Koordinasi
dan dinamika pembangunan. Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)
9) Pelibatan masyarakat untuk ikut Pemali Comal yang beranggotakan
memelihara sarana prasarana yang telah perwakilan Pemerintah Pusat, Provinsi dan
terbangun dan untuk lebih peduli terhadap Kabupaten/Kota serta masyarakat/LSM
isu-isu lingkungan. yang mengadakan sidang secara rutin.
Pasca terbangunnya infrastruktur Rekomendasi dari sidang TKPSDA
penanganan banjir rob, yang diperlukan diharapkan mampu memberikan solusi atas
adalah operasional dan pemeliharaan yang permasalahan pengelolaan sumber daya air
baik. Pelibatan masyarakat secara aktif terpadu yang tidak terbatas pada wilayah
akan sangat membantu dalam administratif.
keberlangsungan infrastruktur terbangun. 2) Sosialisasi kepada masyarakat terkait
10) Peningkatan kerja sama dengan berbagai regulasi serta masterplan drainase untuk
pihak dalam rangka penanganan isu terkait meningkatkan partisipasi masyarakat.
sea level rise dan land subsidence. Dalam masterplan drainase Kota
Banjir rob yang saat ini semakin meluas Pekalongan terdapat usulan Kelembagaan
karena meningkatnya muka air laut dan pengelolaan drainase Kota Pekalongan
penurunan tanah. Beberapa kajian/studi yaitu Badan Pengelola Sistem Drainase
yang dibuat oleh akademisi maupun Kota Pekalongan (BPSDKP) dimana
lembaga pemerintah dapat ditindaklanjuti diperlukan adanya keterlibatan masyarakat
dengan kerja sama oleh Pemerintah Kota dalam memelihara dan mengopera-
Pekalongan agar memperoleh masukan sionalkan sistem drainase sekunder-tersier
yang tepat untuk merumuskan kebijakan yang akan disusun sesuai Rencana Induk
dalam penanganan isu ini. Pemberdayaan Masyarakat.
11) Optimalisasi sistem drainase. 3) Kerja sama peningkatan SDM dengan
Salah satu faktor penting yang dominan pihak akademisi dan Pemerintah Belanda
perannya dalam mengatasi permasalahan yang lebih maju dalam penanganan banjir.
banjir rob adalah sistem drainase. Sarana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah
dan prasarana yang ada perlu dioptimalkan melakukan kerjasama dengan IHE Delft
untuk mengurangi dampak yang terjadi. Belanda untuk meningkatkan kapasitas
Sampai dengan tahun 2020, Pemerintah SDM dalam pengelolaan sumber daya air.
Kota Pekalongan memiliki 21 (dua puluh Kerja sama ini melalui implementasi short
satu) stasiun pompa yang yang course maupun pengiriman pegawai untuk
dioperasikan untuk menangani banjir. menempuh strata 2 pada IHE Delft.
Stasiun pompa dan infrastruktur lain baik Langkah serupa juga telah diikuti oleh
berupa saluran drainase, pintu pengendali Kabupaten Brebes, untuk itu Pemerintah
banjir, tanggul dan sebagainya juga perlu Kota Pekalongan sebaiknya perlu
peningkatan sesuai kebutuhan dalam mengirimkan tenaga terbaiknya untuk
masterplan drainase. menimba ilmu terkait pengelolaan sumber
6.2. Saran daya air.
Berdasarkan kondisi permasalahan dan 4) Koordinasi secara intensif dengan
hasil kajian, maka kami sampaikan pemerintah pusat dan provinsi dalam
rekomendasi kebijakan sebagai berikut : rangka percepatan pelaksanaan Perpres
No. 79 Tahun 2019.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 36


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

Beberapa paket pekerjaan yang Pemanfaatan media yang dimiliki


direncanakan BBWS Pemali Juana saat ini Pemerintah baik media televisi, radio,
masih dalam proses pelelangan. Untuk media cetak maupun media sosial dapat
mengantisipasi potensi permasalahan di menjadi sarana sosialisasi dengan program
lapangan perlu koordinasi secara intensif ataupun tayangan yang lebih mudah
dengan berbagai stakeholder yang terlibat dipahami dan diterima oleh masyarakat.
mengingat di saat yang sama juga terdapat 8) Konsistensi implementasi Perda RTRW
penanganan baik oleh Pemerintah Pusat untuk peningkatan daya dukung dan daya
melalui proyek Wisata Laut dan program tampung lingkungan.
KOTAKU, Pemerintah Provinsi yang akan Kesesuaian antara Rencana Tata Ruang
membangun tanggul pantai dan tanggul Wilayah dan implementasi pemanfaatan
sungai serta Pemerintah Kota Pekalongan ruang sangat diperlukan untuk menjaga
yang melakukan peningkatan sistem harmonisasi antara lingkungan dan
drainase. Koordinasi dapat dilakukan dinamika pembangunan. Tim Koordinasi
Pemerintah Kota Pekalongan, melalui Pengendalian Tata Ruang Daerah
Bappeda dan DPUPR, dengan Pemerintah (TKPRD) diharapkan konsisten dengan
Provinsi Jawa Tengah, melalui Dinas regulasi yang menjadi acuan dalam
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan penataan kota.
Tata Ruang serta Pemerintah Pusat melalui 9) Pelibatan masyarakat untuk ikut
BBWS Pemali Juana. memelihara sarana prasarana yang telah
5) Kerja sama dengan LSM, akademisi dan terbangun dan untuk lebih peduli terhadap
Pemerintah Belanda untuk peningkatan isu-isu lingkungan.
studi dan kajian yang terintegrasi dalam Komunitas peduli lingkungan dapat
penanganan banjir rob. menjadi embrio untuk menjadi partner
Beberapa kerja sama yang dirintis oleh strategis dalam peran pemeliharaan sarana
Pemerintah Kota Pekalongan saat ini mulai prasarana terbangun dan program
membuahkan hasil dengan berbagai konservasi lingkungan.
partisipasi para pihak tersebut baik berupa 10) Peningkatan kerja sama dengan berbagai
kajian maupun intervensi fisik. pihak dalam rangka penanganan isu terkait
Pemerintah Kota Pekalongan perlu sea level rise dan land subsidence.
memperluas dan meningkatkan kerja sama Isu land subsidence Kota Pekalongan dan
dengan pihak tersebut sesuai kebutuhan daerah pantura yang menghangat akhir-
yang diperlukan sehingga penanganan akhir ini harus dapat dikelola dengan baik
banjir rob terintegrasi dengan baik. oleh Pemerintah Kota Pekalongan.
6) Pelibatan masyarakat yang lebih luas Pemerintah Kota Pekalongan sebaiknya
termasuk swasta untuk meningkatkan melakukan kerja sama dengan para pihak
kepedulian terhadap lingkungan.
tersebut agar isu tersebut tidak berdampak
Kepedulian masyarakat yang meningkat
negatif bagi Kota Pekalongan.
terhadap isu perlu direspon oleh
Pemerintah Kota Pekalongan. Pemerintah 11) Optimalisasi sistem drainase.
Kota Pekalongan dapat melakukan Sistem drainase yang ada harus
kegiatan kolaborasi dengan berbagai dipertahankan kinerjanya dengan
komunitas tersebut. Selain itu pihak memelihara sarana dan prasarana,
swasta diajak terlibat penanganan banjir sedangkan untuk mengoptimalkan sistem
rob melalui program Corporate Social drainase dibutuhkan pendanaan, peran
Responsibilities (CSR). aktif stakeholder dalam operasional dan
7) Sosialisasi regulasi dan rencana pemeliharaan serta peningkatan
Pemerintah untuk meningkatkan kesadaran infrastruktur.
masyarakat.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 37


STRATEGI PENANGANAN BANJIR ROB KOTA PEKALONGAN

7. REFERENSI Genangan Banjir Rob dan Dampaknya


pada Penggunaan Lahan Tahun 2020 -
Aniesya Septyaningrum, 2018. Strategi
2025 di Kota Pekalongan Provinsi Jawa
Pengendalian Banjir di Kelurahan Kapas
Tengah. Indonesian Journal of
Madya Baru Kecamatan Tambaksari Kota
Oceanography [August] [2020] Vol 02 No:
Surabaya, Undergraduate thesis,
03 ISSN:2714-8726.
Universitas 17 Agustus 1945
Whittaker D.N, and Reddish D.J, (1989),
Cahyadi, A., Marfai, M. A., Mardiatno, D., dan
“Subsidence Occurence, Prediction and.
Nucifera, F. 2013. Pemodelan Spasial
Control”, DME Univ of Notthingham,
Bahaya Banjir Rob Berdasarkan Skenario
Elsiver, New York.
Perubahan Iklim dan Dampaknya di Pesisir
Pekalongan. Jurnal bumi Lestari., 3(2): ______________ Peraturan Presiden Nomor
244-256. 79 Tahun 2019, tentang Peraturan Presiden
(PERPRES) tentang Percepatan
Endah Murniningtyas, 2013, Indonesia
Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal -
National Action Plan on Climate Change
Semarang - Salatiga - Demak - Grobongan,
Adaptation (RAN-API), Presented in COP
Kawasan Purworejo - Wonosobo -
19 - UNFCCC.
Magelang - Temanggung, dan Kawasan
Hery Andreas, 2019. Tidal Inundation (“Rob”), Brebes - Tegal – Pemalang
Sea Level Rise, Land Subsidence dan Isu
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/12613
Terkait di Wilayah Pekalongan.
9/perpres-no-79-tahun-2019
Disampaikan pada Seminar “Sosialisasi
UU No. 12 tentang APBN 2019 dalam ______________ Peraturan Presiden Nomor
Penanggulangan Banjir dan Rob di Pantura 18 Tahun 2020, tentang Rencana
Pekalongan” tanggal 5 Agustus 2019. Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2020 – 2024
Inne Septiana Permatasari, 2012. Strategi
Penanganan Kebencanaan di Kota https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176020/Perpre
Semarang (Studi Banjir dan Rob). Journal s_Nomor_18_Tahun_2020.PDF
Of Public Policy And Management Review, ____________ Peraturan Daerah Kota
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Pekalongan Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011
Remaja Rosdakarya. Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Pekalongan Tahun 2009-2029.
Muh. Askal Basir, 2018. Strategi
Penanggulangan Resiko Bencana pada ____________ Rencana Pembangunan Jangka
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Menengah Daerah Kota Pekalongan 2021–
Kabupaten Buton. MEDIALOG: Jurnal 2026.
Ilmu Komunikasi, Volume I, No. I, ____________ Witteveen Bos, 2016.
Februari 2018. Pekalongan Coastal Zone Coastal erosion
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang and flooding in the city of Pekalongan,
Kreatif dan Analisis. Kasus. Integrated Hoogheemraadschap van Schieland en
Marketing Communication. Jakarta : PT. Krimpenerwaard.
Gramedia Pustaka Utama. ____________ PT. Studi Teknik, 2020.
Syafrei Adi Iskandar, Muhammad Helmi, Laporan Akhir Penyusunan Revisi
Muslim, Sugeng Widada dan Baskoro Masterplan Drainase Kota Pekalongan,
Rochaddi, 2020. Analisis Geospasial Area Tahun 2020

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 20 TAHUN 2021 | 38

You might also like