3304 10444 1 PB
3304 10444 1 PB
3304 10444 1 PB
Corresponding Author:
Shiren Destrianjasari
Magister Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah. Palemang, Indonesia
[email protected]
1. PENDAHULUAN
Dengan adanya perkembangan yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan, menjadi
sebuah sarana dan memiliki tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh para pemuka
agama dan pendidik dalam mentransformasikan ilmu pendidikan agama kepada pelajar atau
peserta didik. Agar kerangka dalam konstruksi beragamapun mampu menyampaikan ilmu
agama kepada peserta didik dalam konsep nilai-nilai universal yang menitikberatkan pada
pengakuan dan penghargaan atas keberagamannya.
Membahas tentang dunia pendidikan Islam, terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebab munculnya perbedaan pemikiran. Pertama, ada pendapat yang mengatakan bahwa
pendidikan Islam sekarang dikembangkan oleh sistem ataupun substansi yang cenderung
1748 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
diambil dari Barat. Kedua, peninggalan karya klasik pada masa kejayaan Islam merupakan
representasi pemikiran pendidikan Islam yang cukup jarang dijumpai. (Abdul Wahid, 2011).
Perkembangan dalam dunia pemikiran Islam, tercatat dalam sebuah sejarah bahwa islam
sudah memberikan corak yang khas sesuai dengan keadaan zamannya. Baik itu berupa
semacam visi, metode, dan kerangka berpikir yang berbeda antara satu pemikiran dengan
pemikiran lainnya. Modernisasi melahirkan berbagai macam bentuk perubahan baik secara
struktural maupun kultural. (Muqarramah, 2018).
Dari keterangan di atas, terdapat beberapa hal yang melatar belakangi isu-isu kontemporer
pendidikan Islam. Sehingga hal ini akan dibahas di dalam makalah yang berjudul “Pengertian,
Teori dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-isu Kontemprer”.
2. METODE PENELITIAN
Dalam pembuatan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode library research. Di
mana penulis mengumpulkan beberapa sumber informasi dan data-data penting yang memiliki
keterkaitan mengenai masalah yang akan diteliti melalui buku, literatur, catatan, budaya, nilai,
dan norma. (Milya Sari dan Asmendri, 2020).
1750 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
di sebuah sekolah tidak hanya mengandalkan kepala sekolah saja, tetapi ada berbagai
aspek yang harus diperhatikan seperti tanah, bangunan, dan sumber daya manusia yang
harus memiliki visi dan misi yang sama agar tercipta manajemen yang baik.
Globalisasi merupakan suatu gelombang yang menuntut adanya perubahan atau
perkembangan pendidikan bertaraf internasional. Implikasi dari dampak globalisasi
pendidikan ini, terdapat beberapa model dalam pendidikan sebagai berikut: (1)
Sekolah dari rumah, yaitu pemenuhan kebutuhan yang menjadi harapan orang tua
dan peserta didik karena tuntutan di era global. (2) Sekolah atau universitas virtual,
yaitu belajar dari jarak jauh di mana pendidikan di bentuk oleh perguruan tinggi. (3)
Consumption Abroad, yaitu suatu bentuk penyediaan jasa dari instansi pendidikan
tinggi dari suatu negara yang menjual jasa pendidikan ke konsumen dari negara lain
dengan cara mahasiswa belajar di negara lain.(3) Movement of Natural Persons,
yaitu suatu bentuk dari penyedia menjual jasa pendidikan dari satu negara kepada
konsumen dari negara lain dengan cara mengirimkan anggotanya kepada negara
konsumen. (4) Commercial Presence, yaitu penjual jasa pendidikan oleh lembaga
suatu negara bagi konsumen yang berada di negara lain dengan mewajibkan
kehadiran secara fisik lembaga penjual jasa dari negara tersebut.
Dari keterangan diatas, menunjukkan bahwa perkembangan dari dunia
pendidikan memiliki beberapa dampak pada perkembangan belajar sekolah yang
dirasakan oleh para peserta didik dan juga pendidik sebagai pemberimateri bahan
pembelajaran. Di mana pada masa sekarang ini, kegiatan belajar dan mengajar bisa
dilakukan dari rumah masing-masing dan dilakukan secara virtual. Pendidik juga
bisa mengajar di negara lain yang dikirim oleh suatu instansi pendidikan di negara
konsumen sebagai bentuk penjualan jasa pendidik yang profesional kepada negara
lain yang membutuhkan.
3. Ruang Lingkup Isu-isu Kotemporer dalam Pembaharuan Pendidikan Islam
a. Penerapan Student Center Approach dalam Pendidikan Islam
Kendala dalam pendidikan Islam diantaranya karena siswa kurang dilatih untuk
berfikir kritis. Metode pengajaran yang diterapkan selama ini lebih banyak mentransfer
ilmu pengetahuan saja kepada peserta didik. Siswa belum mampu mengembangkan
daya fikir yang lebih baik. Selain itu juga, terdapat asumsi bahwa kurikulum dan gaya
pengajaran di sekolah-sekolah Islam sudah ketinggalan zaman. Padahal, saat ini sudah
waktunya diterapkan sebuah pengembangan model pengajaran seperti student center
learning, e-learning, experiental learning, game-based learning, dan lain-lain.
Silabus guru harus detail dan jelas, guru juga harus menjabarkan teori-teori yang
disampaikan dalam praktek pembelajaran. Dengan sistem pembelajaran yang tradisional,
akan membuat siswa kurang berpartisipasi dan aktif untuk mengajukan pertanyaan,
sehingga hal ini kurang melatih siswa untuk berfikir kritis. Kurang aktifnya siswa di
dalam kelas bisa jadi dikarenakan guru lebih aktif dan mengambil andil dalam
penyampaian pembelajaran. Pengajaran seperti ini cenderung berlangsung satu arah.
Dalam pendidikan Islam, agar bisa berkembang dengan baik dan dapat memiliki
dampak yang baik pula maka kita harus mengajarkan siswa agar tidak memiliki
kepribadian dan akhlak yang mulia saja, kita juga harus bisa menerima tantangan dari
zaman yang terus berubah ini, mampu menyelesaikan masalah, dan juga mampu
membuat keputusan yang terbaik. (Slamet Sholeh, 2020). Pendidikan yang dilakukan
dengan mengikuti perubahan atau perkembangan zaman sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pendidikan yang efektif dan mengikuti perkembangan globalisasi
sebagai daya saing dalam pendidikan.
b. Kurikulum Pendidikan Islam
Untuk mencapai upaya tuntutan zaman, pemerintah melakukan perubahan
kurikulum pada periode-periode tertentu. Pada akhirnya, pemerintah mengubah
kurikulum 2006 (KTSP) yang diubah lagi menjadi kurikulum 2013. Di mana di
1751 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
kurikulum 2013 ini menjawab perubahan paradigma pada abad ke-20 ke abad-21. tujuan
dari pembuatan kurikulum 2013 ini, siswa diharapkan agar siswa lebih beriman, kreatif,
produktif, inovatif, dan efektif serta mampu memberikan kehidupan yang layak dalam
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Perubahan kurikulum memiliki fungsi untuk menyempurnakan kurikulum yang
lama ke yang baru. Di mana dalam perubahan itu terdapat empat elemen yaitu: (1)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), menyeimbangkan soft skills dan hard skills dengan
mengasah 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (2) Standar Isi (SI),
diturunkan dari kompetensi. (3) Standar proses, menggunakan pendekatan saintifik yaitu
pengamatan, memberikan pertnanyaan, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. (4) Standar penilaian menggunakan pengukuran penilaian
terhadap semua kompetensi baik itu dari pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan)
yang didasarkan pada proses dan hasil.
Dengan adanya pergantian kurikulum dari masa ke masa merupakan bentuk
perbaikan pemerintah dalam mengembangkan kurikulum dengan menyeimbangkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan kurikulum juga
didasarkan pada kebutuhan murid yang selalu berubah sesuai dengan zamannya. (Zainal
Arifin, 2018). Tantangan zaman memberikan tuntutan terhadap pemerintah agar
mengatur sistem pendidikan yang lebih baik dan berdampak positif terhadap
perkembangan potensi diri peserta didik.
Di dalam perkembangan kurikulum pendidikan Islam, terdapat beberapa prinsip
kurikulum yaitu: (1) Berpegang pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan juga
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (2) Menyeluruh dan berkesinambungan.
Artinya, memiliki hubungan dan memiliki keterkaitan antara jenis program dan
tingkatan dalam satuan pendidikan. (3) Memiliki respon dan tanggap terhadap teknologi,
seni, dan ilmu pengetahuan. Di mana kurikulum ini dapat menyesuaikan minat dan juga
bakat. (4) Adanya kesesuaian dengan kebutuhan kehidupan. Di mana dalam
pengembangan kurikulum, melibatkan stakeholder sebagai jaminan relevansi kebutuhan
di bidang kehidupan sosial, dunia usaha, dan dunia kerja. (5) Beragam dan terpadu. Di
mana tidak adanya perbedaan antara tradisi, suku, adat istiadat, dan status sosial
ekonomi serta gender dalam mengembangkan kurikulum. (6) Belajar sepanjang hayat.
Di mana kurikulum diberikan arah dalam proses pengembangan, tradisi, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlnagsung sepanjang hayat. (7) Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dalam pengembangan kurikulum,
memperhatikan kepentingan nasional dan juga kepentingan daerah dalam membangun
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Khairil Anwar,
2018).
Dari beberapa uraian prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki
peran penting terhadap perngembangan peserta didik baik itu dalam pengembangan
kognitif maupun afektif melalui beberapa program yang disediakan oleh sekolah.
Adanya respon dan tanggapan siswa terhadap perkembangan teknologi menjadi bukti
bahwa zaman mengalami perkembangan yang pesat sehingga sekolah berperan
memberikan arahan positif terhadap penggunaan teknologi. Dalam perkembangannya,
kurikulum memberikan pendidikan sepanjang hayat di mana ilmu yang disampaikan
harus bermanfaat.
c. Peningkatan Kualitas Pendidik
Penyebab dari permasalahan besar yang bisa dihadapi oleh sistem pendidikan yang
ada di Indonesia salah satunya adalah sejak pada masa orde baru. Di mana
profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan masih belum bisa dikatakan
memadai. Dalam meningkatkan tenaga kerja guru dalam pendidikan Islam harus
melakukan kegiatan dengan rasa tanggungjawab dalam meningkatkan kompetensinya
melalui: (1) Seleksi dan pengangkatan yang ketat melalui sistem perekrutan tenaga
1752 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
pendidik yang terstruktur dengan baik. (2) Meningkatkan pendidikan dan juga pelatihan.
(3) Mengembangkan karir pendidik. (4) Meningkatkan budaya kerja pendidik. (5)
Meningkatkan kesejahteraan pendidik, dan (6) Meningkatkan pengelolaan SDM.
Maka, dalam meningkatkan kualitas pendidik yang bermutu maka status atau latar
belakang pendidikan sangatlah penting. Selain jenjang pendidikan yang sesuai dengan
jurusannya, pihak sekolah juga harus menyediakan pelatihan-pelatihan yang
memberikan ilmu tambahan terhadap peningkan kinerja guru. Pelatihan sangat berperan
penting terhadap perkembangan guru, sehingga seorang guru mendapatkan bekal yang
harus diterapkannya dalam proses belajar dan mengajar. Iklim kerja yang baik akan
memberikan hasil yang baik pula, di mana dalam penerapannya kepala sekolah harus
pandai dalam mengatur dan mengelola sekolah.
d. Pengelolaan Peserta Didik (Pembinaan Kesiswaan)
Dalam pengelolaan peserta didik dipusatkan pada pengawasan, pengaturan, dan
layanan terhadap peserta didik baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Fungsi dari
pengelolaan peserta didik harus diarahkan pada pengembangan diri peserta didik yang
baik berdasarkan potensi, individu, sosial dan lainnya. (Slamet Sholeh, 2020). Peserta
didik mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan, maka dari itu pihak
sekolah harus mempertimbangkan dengan baik apa yang harus diberikan kepada siswa.
Merdeka belajar adalah slogan baru yang dibuat oleh Nadiem Makarim, menteri
pendidikan Indonesia. Terdapat empat episode dari gagasan merdeka belajar ini yaitu
sebagai berikut: (1) Episode Pertama. Pada episode pertama terdapat empat pokok
kebijakan baru: USBN, UN, RPP, dan PPDB. Terkait USBN, dilakukan benar-benar
dilakukan oleh sekolah. UN digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survey Karakter yang dilakukan pada siswa kelas 4, 8, dan 11 untuk meningkatkan
proses pembelajaran. Untuk RPP, diarahkan secara bebas dalam membuat dan
merancang RPP sendiri yang lebih sederhana dan cukup satu halaman. Kemudian untuk
PPDB, akan diberlakukan sistem zonasi yang lebih longgar seperti hanya 50% dari
jumlah baru, jalur prestasi 30%, jalur afirmasi 15%, dan jalur perpindahan 5%. Di mana
dari episode satu ini dibuat untuk memberikan kebebasan dan kemandirian kepada
sekolah, guru, dan siswa dalam proses pendidikan. (2) Episode Kedua. Pada episode
kedua difokuskan kepada reformasi di perguruan tinggi, yang disebut dengan “Kampus
Merdeka”. terdapat empat kebijakan yaitu: (a) Perguruan tinggi yang sudah terakreditasi
A atau B dapat mendirikan secara langsung program studi baru. (b) Program akreditasi
akan bersifat sukarela bagi perguruan tinggi yang ingin dan siap. Jika tidak, maka
perguruan tinggi dapat menggunakan nilai akreditasi yang ada kecuai ada protes dari
publik tentang kualitas perguruan tinggi tersebut. (c) Perguruan Tinggi Negeri Layanan
BLU dapat memutuskan sendiri apakah akan berubah ke PTN berbadan hukum. (d)
Mahasiswa diberi kebebasan untuk belajar di luar kampus atau di masyarakat selama
satu tahun dan di prodi di luar prodi sendiri selama setengah tahun. (3) Episode Ketiga.
Pada episode ketiga membahas mengenai peningkatan kualitas layanan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang meliputi penyaluran BOS langsung ke sekolah,
penggunaan BOS lebih fleksibel, nilai satuan BOS meningkat, dan pelaporan BOS yang
lebih diperketat agar lebih transparan dan akuntabel. (4) Episode Keempat. Pada episode
ini pembentukan organisas-organisasi penggerak yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sekolah yang berada di bawah-bawahnya. (Raihani, 2020). Dari ke empat
episode diatas, merupakan perubahan dan kebijakan baru yang dibuat oleh menteri
dalam melakukan perbaikan kurikulum saat ini. Dengan harapan, perubahan itu dapat
memberikan hasil yang positif terhadao perkembangan pada dunia pendidikan.
e. Penganggaran
Peningkatan kualitas pada layanan satuan pendidikan membutuhkan dana yang
sangat banyak. Bahkan, dalam mengalokasikan anggaran pendidikan sangatlah minim
yang memberikan dampak terhadap peserta didik untuk menjadi sumber utama
1753 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. Pembiayaan pendidikan pada umumnya
menitikbersarkan dalam mengupayakan distribusi benefit pendidikan dan beban yang
harus di tanggung oleh msayarakat. Thomas berpendapat bahwa hal yang harus
diperhatikan dalam pembiayaan pendidikan adalah jumlah dana yang harus dikeluarkan,
sumber dana yang akan diperoleh, dan pengalokasian dana. (Hans Yans Hamadi, 2021).
Anggaran harus jelas kemana ia keluar dan mengapa harus dikeluarkan. Pengeluaran
yang salah akan memberikan dampak yang buruk terhadap suatu instansi. Sebaliknya,
pengeuaran yang baik dan efektif akan meberikan dampak baik dan keuntungan
terhadap perkembangan instansi itu sendiri.
Fattah berpendapat bahwa anggaran adalah suatu bentuk aktivitas dalam menyusun
anggaran. Anggaran adalah suatu rencana operasional dalam bentuk satuan uang yang
dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan suatu lembaga pada kurun waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan Mac Donald dan Lawton berpendapat bahwa anggaran
merupakan suatu rencana yang digambarkan dalam bentuk rangkaian tindakan atau
suatu kegiatan dalam bentuk angka dalam segi uang dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Adapun beberapa prinsip-prinsip anggaran yang perlu disusun, prinsip-prinsip
tersebut yaitut: (1) Adanya beberapa pembagian tugas dan tanggung jawab kepada
seseorang yang dipercaya untuk menjalankan sistem pada suatu instansi. (2) Adanya
sistem akuntasi memadai dan jelas dalam pelaksanaan anggaran. (3) Adanya suatu
penelitian dan analisa yang dilakukan untuk menilai kinerja terhada suatu organisasi. (4)
Adanya suatu dukungan dan juga pelaksanaan baik itu dari tingkat atas maupun
tingkatan paling bawah. (Abdul Wakhid, 2020). Jadi, dalam pengelolaan anggaran itu
dibutuhkan penanggung jawab yang memiliki kemampuan dalam memanajemen
keuangan di suatu organisasi. Penanggung jawab diharapkan mampu mengatur,
menganalisa, dan membuat catatan yang jelas.
Selain itu juga, terdapa beberapa bentuk-bentuk dalam penganggaran pendidikan
yaitu: (1) Anggaran Butir per Butir (Line Item Budget). Dalam setiap pengeluarannya,
dikelompokkan berdasarkan dari kategori seperti upah, honor, gaji menjadi satu kategori
saja. (2) Anggaran Program (Program Budget System). Anggaran program dibuat
berdasarkan jenis programnya. Misalnya, gaji untuk perencanaan dalam pengajaran IPA
disebut satu komponen, dan komponen lainnya termasuk program percobaan alat IPA,
percobaan bahan kimia, dan lain sebagainya menjadi satu paket. (3) Anggaran
Berdasarkan Hasil (Performance. Hasil dari pengukuran pekerjaan akhir dalam suatu
program digunakan untuk menghitung pemasukan dana dan tenaga yang digunakan
dalam mencapai suatu program. (4) Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan
Penganggaran (Planning Programing Budgeting System atau S4). Dalam sistem ini,
setiap tujuan dari suatu program dinyatakan dengan jelas, baik itu dalam jangka waktu
pendek ataupun jangka waktu panjang. (Abdul Wakhid, 2020).
f. Peningkatan Mutu Pembelajaran
Mutu dalam pendidikan merupakan suatu usaha dalam pemberian layanan yang
dapat memberikan kepuasan kepada semua pemakai jasa di suatu instansi pendidikan.
Selain itu juga, berkaitan dengan bagiamana input peserta didik, proses dalam
menyelenggarakan pendidikan yang berfokus pada layanan peserta didik, hingga pada
output lulus yang di hasilkan dalam pendidikan tersebut.
Menurut Sagala, mutu pendidikan merupakan suatu gambaran dan juga karakteristik
secara menyeluruh yang dimiliki oleh jasa pelayanan pendidikan baik itu secara internal
ataupun eksternal yang menunjukkan kemampuan, kepuasan kebutuhan yang
diharapkan, yang mencakup input, proses, dan output.
Terdapat beberapa Standar Nasional Pendidikan (SNP) mutu pendidikan yang harus
dipenuhi, yaitu: (1) Lulusan yang memiliki kecerdasan secara komprehensif. (2)
Kurikulum yang mengalami perubagan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. (3)
1754 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
Proses pembelajaran berorientasi kepada peserta didik dan mengembangkan
kreativitasnya. (4) Proses pembelajaran harus mempunyai sistem penilaian dan evaluasi
memenuhi kriteria dalam prinsip penilaian. (5) pendidik dan tenaga kependidikan harus
menjadi teladan yang baik. (6) Sarana dan prasarana memenuhi standar kebutuhan
dalam pembelajaran. (7) Sistem manajemen yang akurat dan handal. (8) Pembiayaan
pendidikan yang efektif dan efisien.
Jika suatu instansi pendidikan telah mencapai delapan kompetensi diatas, maka
dapat dikatakan bahwa sekolah tersebut mampu mengikuti persaingan global dan
memiliki kualitas pendidikan yang sangat baik dan memadai. Standar pendidikan
menjadi acuan bagi setiap sekolah dalam mencapai target pelaksanaan pembelajaran.
Sedangkan komponen dari kriteria pendidikan yang bermutu yaitu sebagai berikut:
(1) dalam membuat bahan ajar harus memberikan manfaat terhadap pemakainya
(peserta didik). sehingga hal tersebut memberikan wawasan dan pengalaman yang
berharga dalam membentuk karakter yang baik. (2) dalam perencanaan pendidikan juga
harus memberikan bekal religius sehingga mempunyai kesiapan ketika menghadap
Allah. (3) mempunyai tata kelola yang baik. (Ali Wafa, 2017).
Dari ketiga komponen tersebut, memberikan arahan bahwa materi pembelajaran
yang diterima dengan baik maka akan memberikan manfaat terhadap pengalaman,
motivasi berlajar, daya pikir yang tinggi, dan memiliki akhlak yang baik. Pendidikan
yang baik bukan hanya mengetahui tanggung jawab terhadap kebutuhan hidup di dunia
saja, tetapi mengetahui tanggung jawab terhadap penciptanya. Tata kelola pendidikan
yang baik akan memberikan kesinambungan antar komponen dengan baik.
Terdapat beberapa peningkatan mutu dalam pembelajaran, hal-hal tersebut meliputi:
(1) Peningkatan kualitas dari peserta didik. (2) Pengembangan kualitas guru dan dosen.
(3) Kepemimpinan yang baik. (4) Pengembangan kurikulum dan materi pelajaran. (5)
Penerapan metode pembelajaran yang tepat. (6) Perbaikan sarana dan prasarana.
(Slamet Sholeh, 2020).
g. Kompetensi Lulusan
Kompetensi lulusan pendidikan yaitu menjadi lulusan yang memiliki keterampilan
dan memenuhi KKNI seperti memiliki kemampuan dalam bekerja, memiliki ilmu
pengetahuan, dapat memanajerial, dan memiliki rasa tanggungjawab. Era revolusi
industri 4.0 membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten, memiliki
keunggulan tertentu untuk mencapai tujuannya. (Slamet Sholeh, 2020).
Lee dkk, mengatakan bahwa industri 4.0 mempunyai empat faktor yang dapat
ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yaitu: (1) Meningkatan volume
data, kekuatan dalam menemukan pemecahan masalah, dan suatu hubungan yamg
saling terikat. (2) Munculnya sebuah analisa, kemampuan dalam mengatasi
permasalahan, dan kecerdasan dalam melakukan bisnis. (3) membentuk suatu interaksi
manusia terhadap mesin. (4) melakukan perbaikan instruksi transfer digital ke dunia
fisik, seperti robotika dan 3D printing. (Nova Maryanti dan Dina Apriana, 2019).
Pendidikan pada era revolusi industri 4.0 ini, memberikan dampak terhadap
interaksi antara manusia dan mesin. Di mana teknolgi yang kita ketahui saat ini menjadi
penunjang kita dalam belajar. Teknologi memberikan manfaat dan mempermudah
manusia dalam mencapai tujuan dalam pendidikan.
h. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam
Soetopo berpendapat bahwa sarana pendidikan merupakan suatu perlengkapan dan
peralatan yang dipakai untuk proses pendidikan.seperti buku, gedung, alat peraga, kelas,
kursi, dan meja. (Slamet Sholeh, 2020). Di dalam jurnal Abdul Goffar mendefinisikan
tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan:
“Educational facilities and infrastructure are facilities used for the
implementation of educational activities and supporting activities. Facilities and
infrastructure cannot be ignored in the educational process. The succes of learning
1755 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
in schools is supported by the effective and efficient use of all educational facilities
and infrastructure in schools. Facilities and infrastructure in schools need to be
utilized and managed for the benefit of the learning process in schools. The
management is intended so that the use of facilities and infrastructure in schools to
run effectively and efficiently. Management offacilities and infrastructure is a very
important activity, because its existence will greatly support the successof the
learning process in schools”. (Abdul Goffar, 2021).
Dari keterangan diatas dapat di analisa bahwa, sarana dan prasarana pendidikan
merupakan penunjang dalam penyelenggaraan pendidikan yang harus diperhatikan. Di
mana seperti yang diketahui, bahwa sarana dan prasarana sekolah yang lengkap akan
membantu proses pembelajaran jauh lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan sarana dan
prasarana menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Hunt Pierce berpendapat bahwa, terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan
manajemen sarana dan prasarana di sekolah adalah: (1) Perlengkapan perabot sekolah
dan lahan bangunan harus sesuai dengan harapan, cita, dan citra dari masyarakat
sebagaimana hal nya pernyataan dalam tujuan dan filsafat pendidikan. (2) Perencanaan
yang dibuat untuk lahan pembangunan, serta beberapa perlengkapan peralatan sekolah
sebaiknya menjadi pancaran dari keinginan bersama melalui pertimbangan yang cukup
baik yang ada pada masyarakat. (3) Penyediaan lahan bangunan dan beberapa
perlengkapan sekolah haruslah ada penyesuaian yang memadai untuk kepentingan para
peserta didik, agar tercapainya pembentukan karakter mereka dan dapat memberikan
pelayanan serta jaminan terhadap diri mereka di waktu bekerja, belajar, dan juga di
waktu bermain sesuai dengan bakat yang dimilikinya. (4) Lahan dari bangunan dan
beberapa perlengkapan peralatan sekolah harus menyesuaikan terhadap beberapa
kepentingan pendidikan yang memiliki sumber dari kepentingan dan juga keutamaan
bagi peserta didik dan pendidik. (5) Sebagai pemilik wewenang terhadap pendidikan di
sekolah, maka program sekolah harus dibantu secara efektif dan efisien dalam
memberikan pelatihan terhadap semua anggota serta memilih cara agar mereka dapat
melakukan penyesuaian diri serta mampu dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
profesi yang sesuai pada bidangnya. (6) Seorang pemangku wewenang di sekolah harus
memiliki kecakapan untuk mengenal, baik kuantitatif atau kualitatif serta mampu
memanfaatkan dengan baik semua fungsi dari bangunan dan semua alat
perlengkapannya. (7) Sebagai seseorang yang menjandi penanggung jawab di sekolah,
harus bersedia dan memiliki kemampuan dalam memelihara dan memakai tanah dan
bangunan di sekitarnya. Sehingga hal itu dapat membantu terwujudnya kebahagiaan,
keamanan, keindahan, dan kesehatan, serta kemajuan dari sekolah dan juga masyarakat.
(8) Sebagai seseorang yang diberikan tanggung jawab sekolah, bukan saja hanya untuk
mengetahui seberapa banyak kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, tetapi
juga harus menjaga seluruh peralatan sekolah yang diperlukan oleh anak didiknya.
(Tubagus Djaber Abeng Ellong, 2018).
Eliot dan Mosier menyatakan, tahapan-tahapan dalam proses perencanaan sarana
dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut: (1) membuat tujuan berdasarkan
pendidikan yang bersifat sementara. (2) Membuat perencanaan keadaan yang dibuthkan
pada saat ini. (3) Membuat program khusus yang sesuai dengan tujuan sekolah. (4)
Menetapkan rangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
(5) Mewujudkan rencana yang telah dibuat menjadi suatu tindakan. (6) Merencanakan
kembali apabila penilaian menyatakan adanya keperluan tambahan ataupun yang
diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa, dalam proses perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan ini harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pendidik dan peserta
didik yang dapat menunjang kebutuhan belajar. Dari setiap perencanaan kebutuhan itu,
1756 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511
harus diproses sehingga pengadaan barang data segara terlaksanakan. Setelah
pemenuhan kebutuhan itu, maka di evaluasi apakah kebutuhan itu sudah cukup
terpenuhi atau ada lagi yang harus ditambahkan.
4. KESIMPULAN
Isu kontemporer dalam Islam merupakan suatu permasalahan yang terjadi pada masa kini
mengenai perubahan pendidikan Islam terhadap anak melalui suatu bimbingan yang bertujuan
agar memiliki kepribadian yang tunduk dan taat pada aturan Islam. Pemikiran Islam
kontemporer merupakan pengaruh dari perubahan-perubahan peradaban yang menghasilkan
suatu kebiasaan atau dikenal dengan budaya.
Dalam pembaharuan Isu-isu kontemporer pendidikan Islam ini menjadi sebuah
pertimbangan dalam memperbaiki keadaan. Perubahan budaya yang semakin hari harus
semakin membawa kita kepada kebaikan. Di mana dalam dunia pendidikan meliputi
pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas pendidik, peningkatan mutu dalam
pembelajaran, penganggaran, pengelolaan sarana dan prasarana, dan pembinaan kesiswaan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Masduki. 2021. Management of Facilities and Infrastructure in Schools. Akademika:
Vol. 10, Issue. 1.
Anwar, Khairil. 2018. Thesis Pendidikan Islam Kontemporer: Antara Konsepsi dan Aplikasi.
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Arifin, Zainal. 2018. Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Yogyakarta:
MPI UIN Sunan Kalijaga.
Ellong, Tubagus Djaber Abeng. 2018. Manajemen Sarana dan Prasarana di Lembaga
Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam Iqra’, Vol. 11, No. 1.
Goffar, Abdul. 2021. Management of Facilities and Infrastructure in Improving Quality of
Graduates, (The onternational Journal of High Education, Vol. 2, Issue. 1.
Hamadi, Hans Yans. 2021. Upaya Pningkatan Kualitas Pendidikan di Papua. Jawa Barat:
Media Sains Indonesia.
Kau, Sofyan A. P. 2018. Pelangi Fikih Kontemporer. Malang: Inteligensia Media.
Maryanti, Nova dan Dina Apriana. 2019. Kompetensi Siswa SMK dalam Menyongsong
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Muqarramah. 2018. Madrasah Ibtidaiyah dalam Pandangan Dunia: Isu-isu Kontemporer dan
Tren dalam Pendidikan. UIN Antasari Banjarmasin: Jurnal Pendidikan Guru MI, Vol.
5, No. 2.
Muslih, Mohhammad. 2012. Pemikiran Islam Kontemporer, antara Mode Pemikiran dan
Model Pembacaan. Institut Studi Islam Darussalam Gontor, Vol. 8, No. 2.
Raihani, dkk. 2020. Meneroka Ragam Isu Kekinian Pendidikan. Jawa Barat: CV. RinMedia.
Sanusi, Uci. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Sari, Milya, dan Asmendri. 2020. Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA. Vol. 6, No. 1.
Sholeh, Slamet. 2020. Isu-isu Kontemporer Pembaharuan Pendidikan Islam. Uniska
Karawang: Jurnal Wahana Karya Ilmiah, Vol. 4, No. 2.
Sudirman. 2018. Fiqh Kontemporer (Contemporerary Studies of Fiqh). Yogyakarta:
Deepublish.
Umam, Chotibul. 2020. Inovasi Penidikan Islam. Riau: Dotplus Publisher.
Wafa, Ali. 2017. Peningkatan Mutu Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber Belajar di MTsN
Sumber Bungur Pamekasan. Kabilah, Vol. 2, No. 2.
Wahid, Abdul. 2011. Isu-isu Kotemporer Pendidikan Islam. Semarang: Walisongo.
Wakhid, Abdul. 2020. Konsep Penganggaran Biaya Pendidikan. Jurnal Syntax Transformation,
Vol. 1, No. 6.
1757 | Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam (Shiren Destrianjasari)