Analisis Tampungan Potensial Embung Bluru Untuk Keperluan Air Baku Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
Analisis Tampungan Potensial Embung Bluru Untuk Keperluan Air Baku Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
Analisis Tampungan Potensial Embung Bluru Untuk Keperluan Air Baku Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
php/JTB
Volume 12 Nomor 02
ISSN: 2302-8394 (print)
ABSTRACT
During the dry season, Bluru Village in Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province, has experienced
water shortage frequently. Therefore, the construction of a retention basin is planned to overcome the problem.
The retention basin serves to store water during the rainy season that can be used during both the wet and dry
seasons. Several analyses were conducted to build a small dam. The analysis included design rainfall analysis
using the Log Pearson Type III distribution, as well as design flood analysis using the Nakayasu synthetic unit
hydrograph method. The flood discharge was estimated at 76.75 m3/s based on the analysis of the 100-year
return period. The water demand in Bluru Village is 45.25 l/day for domestic water and 2.26 l/day for non-
domestic water. The height of the Bluru Dam has a dead storage value of 231,500.00 m3 and an effective
storage value of 130,000.00 m3. The dam structure was evaluated based on software simulation by Hec RAS.
The dam is estimated to have a base elevation of +55.82 m and a crest elevation of +62.82 m.
ABSTRAK
Pada musim kemarau, Desa Bluru di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, kerap mengalami
kekurangan air. Oleh karena itu, direncanakan pembangunan embung untuk mengatasi masalah tersebut.
Embung berfungsi menyimpan air pada musim hujan yang dapat digunakan pada musim hujan maupun
kemarau. Beberapa analisis dilakukan untuk membangun bendungan kecil. Analisis yang dilakukan meliputi
analisis curah hujan rancangan dengan menggunakan distribusi Log Pearson Tipe III, serta rancangan
analisis banjir dengan metode hidrograf satuan sintesis (HSS) Nakayasu. Debit banjir diperkirakan sebesar
76,75 m3/s berdasarkan analisis pada kala ulang 100 tahun. Kebutuhan air di Desa Bluru adalah 45,25 l/hari
untuk air domestik dan 2,26 l/hari untuk air non-domestik. Ketinggian Bendung Bluru mempunyai nilai
tampungan mati sebesar 231.500,00 m3 dan nilai tampungan efektif sebesar 130.000,00 m3. Struktur
bendungan dievaluasi berdasarkan simulasi perangkat lunak oleh Hec RAS. Embung ini diperkirakan memiliki
elevasi dasar +55,82 m dan elevasi puncak +62,82 m.
atau hutan menjadi permukiman, perkebunan, hujan rancangan atau analisis frekuensi curah
pertambangan, perniagaan dan industri. hujan untuk mengetahui kemungkinan curah
Perubahan alih fungsi lahan tersebut hujan yang akan terjadi kedepannya.
berdampak pada perubahan daya resap tanah Metode yang digunakan untuk analisis
terhadap air. Demi mengatasi permasalahan frekuensi curah hujan adalah distribusi Gumbel,
tersebut dan mengoptimalkan sumber daya air Normal, Log Normal dan Log Pearson type III.
maka dilakukan pengkajian pembangunan Perhitungan areal tangkapan hujan
bendung di Kecamatan Batu Ampar terhadap (selanjutnya disebut DAS) untuk Bendung yang
tampungan sebagai penyedia air baku. direncanakan dalam lingkup pekerjaan ini
Tujuan penulisan artikel mengenai dilakukan berdasarkan peta RBI skala 1:25.000
kajian pembangunan bendung di Kecamatan dengan sumber dari Badan Informasi
Batu Ampar terhadap tampungan sebagai Geospasial.
penyedia air baku adalah mengetahui volume Perhitungan DAS dilakukan dengan cara
tampungan di hulu bendung dengan ketinggian melakukan analisis spasial dari peta kontur →
bendung tertentu menggunakan simulasi pada digital elevation model (DEM) → arah aliran
Hec-RAS. drain → Watershed.
Pada dasarnya, perhitungan DAS ini
2 METODE PENELITIAN dilakukan dengan melihat arah aliran (flow
direction) yang terjadi dari data DEM kemudian
Analisis hidrologi dalam pekerjaan ini dilakukan pengumpulan aliran (flow
adalah untuk menentukan debit banjir accumulation).
rancangan. Tahapan-tahapan yang dilakukan Pengambilan data debit di lokasi
untuk analisis hidrologi yaitu : penelitian tidak dapat dilakukan sehingga
1. Pengumpulan Data digunakan analisis debit rancangan dilakukan
Data hidrologi yang dikumpulkan secara empiris menggunakan metode HSS
merupakan semua data yang Nakayasu. Formulasi metode perhitungan
mempengaruhi pada Daerah Aliran Nakayasu dapat diuraikan seperti berikut ini.
Sungai. Dalam studi ini, guna mencari hidrograf
2. Pengujian Data satuan sintesis digunakan metode Nakayasu.
Semua data hidrologi perlu dilakukan beberapa parameter yang digunakan untuk
pengujian agar hasil analisis hidrologi perhitungan debit banjir rancangan metode HSS
diharapkan sesuai dengan kondisi yang Nakayasu adalah:
sebenarnya. 1. Luas daerah aliran sungai (km2)
3. Analisis Hidrologi 2. Panjang sungai utama (m)
Analisis hidrologi bertujuan untuk 3. Koefisien aliran (berdasarkan fungsi lahan)
mengolah data hujan menjadi data debit Rumus -rumus
banjir rancangan. Tp = tg + 0,8tr (1)
Sebelum memulai perancangan untuk
bangunan air seperti embung diperlukan T0,3 = α tg (2)
analisis hidrologi terlebih dahulu, karena data Cara menentukan tg :
hasil dari analisis tersebut diperlukan untuk Jika L ≥ 15 km, maka tg = 0,40 + 0,058 L
analisis analisis selanjutnya. Jika L < 15 km, maka tg = 0,21 L0,7
Hidrologi memegang peranan penting
khususnya untuk lokasi-lokasi yang berpotensi Catatan :
untuk dibuat bangunan sungai. Analisis
Parameter Alpha α
hidrologi dibutuhkan untuk menentukan debit
banjir rancangan. Analisis hidrologi ini lebih untuk daerah pengaliran biasa, a 2,0
banyak bergantung pada data sekunder. untuk bagian naik hidrograf lambat 1,5
Berdirinya sebuah bangunan diharpkan & bagian menurun cepat, a
mampu memberikan manfaat hingga beberapa untuk bagian naik hidrograf cepat & 3,0
tahun kedepan. Sehingga diperlukan analisis bagian menurun lambat, a
Penentuan kala ulang berdasarkan jenis meter dan panjang bendung 12 meter. Gambar
pekerjaan, kependudukan, kondisi geometri potongan memanjang sungai dengan
kewilayahan dan tingkat kepentingan. Prinsip debit banjir rancangan kala ulang 100 Tahun
perancangan kala ulang banjir rencana dapat dilihat pada Gambar 1. Adapun gambar
berlandaskan pada teori kemungkinan lebih, geometri potongan melintang dan memanjang
sehingga bila terjadi banjir tertentu melebihi pada rencana bending terlihat pada Gambar 2
banjir rencana tersebut maka bangunan yang dan Gambar 3.
dibangun tidak akan mampu berfungsi sesuai
harapan. Pada dasarnya, perhitungan DAS ini
dilakukan dengan melihat arah aliran (flow
direction) yang terjadi dari data DEM
kemudian dilakukan pengumpulan aliran (flow
accumulation). Selanjutnya dilakukan analisis
watershed dari titik outlet DAS yang telah
ditentukan. Dari hasil konversi peta kontur ke
DEM didapat peta DEM. Dari hasil analisis
spasial, didapatkan luas tangkapan untuk
lokasi embung yang direncanakan = 4,81 Km2. Gambar 1 Geometri Potongan Memanjang
Sungai dengan Debit Banjir Rancangan Kala
Tabel 3 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Ulang 100 Tahun
menentukan kehilangan air karena adanya Direncanakan kebutuhan air hingga 30 tahun
perkolasi yang terpengaruh dengan adanya mendatang sehingga jumlah penduduk saat
luas muka air di elevasi tertentu. Adapun tahun 2051 adalah 39.093.
layout genangan dilokasi dapat dilihat pada 1. Kebutuhan Domestik
Gambar 5. Kebutuhan air bersih untuk keperluan
rumah tangga yang meliputi minum, madi,
Tabel 4 Luas Genangan dan Volume cuci dan fasilitas sanitasi. Standar
Tampungan Embung kebutuhan air minimum untuk keperluan
domestic ini adalah sebesar 100
liter/orang/hari [WHO – 1980]. Jadi
kebutuhan air domestic adalah:
Qa = 39.093 orang x 100 liter/orang/hari =
45,25 litert/detik.
2. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestic ini
diperuntukan untuk fasum [fasilitas umum]
seperti pendidikan, peribadatan, kesehatan,
social dan perekonomian. Standar
kebutuhan air minimum untuk keperluan
non domestic ini adalah 5 % dari kebutuhan
air domestic [WHO – 1980]. Jadi,
kebutuhan air non domestic adalah:
Qb = 5% x Qa = 5% x 45,25 lt/dt = 2,26
liter/detik.
3. Kebocoran-kebocoran
Kebutuhan air yang harus dicadangkan
untuk mengatasi kemungkinan adanya
kebocoran – kebocoran air dalam jaringan
pipa distribusi, diambil sebesar 20 % x
[Kebutuhan Domestik + Kebutuhan Non
Gambar 4 Grafik Luas Genangan dan Domestik].
Volume Tampungan Qc = 20 % x [ Qa + Qb ] = 20 % x [45,25
+ 2,262 ] = 9,50 liter/detik
Sehingga total kebutuhan air adalah:
Q2 = Qa + Qb + Qc
Q2 = [ 45,25 + 2,26 + 9,50 ] liter/detik
Q2 = 38,01 liter/detik
Volume kolam embung berdasarkan kebutuhan
air (Vn)
Vn 128.102,842 m3
Vu 98.515,190 m3
Ve 33,090 m3
Nilai K 25%
Vi 24.628,798 m3
Sedimen dianggap 1 m dari dasar kolam atau
Gambar 5 Layout Genangan 5%
Vs 4.925,759 m3
Berdasarkan Kabupaten Tanah Laut Volume embung berdasarkan ketersediaan air
dalam angka penduduk Kecamatan Batu (Vh)
Ampar adalah 27.333 dengan laju Vh 292.334,590 m3
pertumbuhan penduduk adalah 1,2%. Volume tampungan 231.500,00 m3