Tugas Keperawatan Gawat Darurat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MANAJEMEN BENCANA BANJIR


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Gawat Darurat

Oleh :
Mawarni Lestari
P 17420513045
Nakula 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG

2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Indonesia terletak di zona tropis yang memilik dua
musim yaitu musim panas dan musim hujan yang ditandai dengan perubahan
ekstrim cuaca, suhu dan arah angin. Kondisi ini memiliki potensi untuk
menciptakan bahaya hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan. Di
Indonesia banjir merupakan bencana yang selalu terjadi setiap tahun terutama
pada musim hujan. Banjir pada umumnya terjadi di wilayah Indonesia bagian
barat yang menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah
Indonesia bagian Timur. Populasi penduduk Indonesia yang semakin padat
yang dengan sendirinya membutuhkan ruang yang memadai untuk kegiatan
penunjang hidup yang semakin meningkat secara tidak langsung merupakan
salah satu faktor pemicu terjadinya banjir. Bencana banjir merupakan kejadian
alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan hilangnya
nyawa, kerugian harta, dan benda.
Bencana memiliki sifat tidak dapat diprediksi serta dapat menimbulkan
jatuhnya banyak korban dan bila tidak ditangani dengan tepat akan
menghambat, mengganggu dan merugikan masyarakat, pelaksanaan dan hasil
pembangunan. Menurut BNPB selama tahun 2011 bencana di Indonesia
terjadi sekitar 1.598 kejadian, dimana sekitar 89% adalah bencana

hidrometerologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, puting beliung


dan gelombang pasang, dimana yang paling banyak adalah banjir (403
kejadian). Korban jiwa yang meninggal akibat banjir adalah 160 orang dan
jumlah orang yang mengungsi akibat banjir mencapai 279.523 orang
(www.centroone.com , 2011).
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan diatas normal dan
adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan
penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah
bantaran sungai dan daerah resapan air) penggundulan hutan, pembuangan
sampah kedalam sungai dsb.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami managemen bencana banjir
2. Tujuan khusus
a.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana Banjir


Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air
dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah
ancaman alam yamng paling sering terjadi dan paling banyak merugikan dari
segi kemanusiaan maupun ekonomi (IDEP, 2007). Sedangkan banjir bandang
adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena
tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai
sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut
sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal
dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga
berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di
daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan
sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman
di daerah dataran banjir dan sebagainya (www.bnpb.go.id, 2012).

Menurut Bakornas BNPB, 2012, yang harus dilakukan sebelum banjir


meliputi:
1. Di Tingkat Warga
a. Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan
lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari
timbunan sampah.
b. Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap
dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih
melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di
lingkungan Anda.
c. Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan
Penanggung Jawab Posko Banjir.
d. Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM
untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna
evakuasi.
e. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna
memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan
konfirmasi.

2. Di Tingkat Keluarga
a. Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga
tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
b. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter,
korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
c. Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras,
makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
d. Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
e. Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga,
buku tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air
dan tangan jahil.
Yang harus dilakukan saat banjir:
a. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk
mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
b. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
c. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus
banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang
lebih tinggi.
d. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun
Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


a. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup
lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
b. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
c. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan,
atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
d. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
B. BAHAYA SEKUNDER BANJIR
Terjadinya banjir dapat menimbulkan bahaya lainnya yaitu bahaya sekunder
berupa gangguan-gangguan pada :
1. Kesehatan masyarakat :
Penyakit kulit, demam berdarah, malaria, influenza, gangguan pencernaan
seperti diare dsb merupakan penyakit yang umum terjadi pada saat banjir.
Hal ini dikarenakan air bersih untuk berbagai keperluan (minum,
memasak, mandi dan mencuci) sudah tercemar akibat banjir. Selain itu,
genangan air banjir juga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk
yang menjadi penyebab timbulnya penyakit demam berdarah dan malaria.
2. Penyediaan air bersih
Berbagai bahan dan zat yang membawa berbagai jenis bakteri, virus,
parasit dan bahan penyakit lainya saat terjadi banjir, dapat mencemari
sumur warga dan cadangan air tanah lainnya. Oleh karenanya sumur

warga dan cadangan air tanah yang terkena banjir untuk sementara waktu
tidak dapat digunakan.
3. Cadangan pangan
Di daerah pertanian, banjir dapat menyebabkan gagalnya panen, rusaknya
cadangan pangan di gudang, dan kemungkinan juga rusaknya persediaan
benih. Tergenangnya kolam akibat banjir juga dapat mengakibatkan
hilangnya ikan. Selain itu banjir juga mengakibatkan rusaknya lahan
pengembangan dan ketersediaan pakan ternak.

C. Tanggap Darurat
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
daya;
Pengkajian secara cepat dan tepat dilakukan untuk mengidentifikasi:
a.

Cakupan lokasi bencana

b.

Jumlah korban

c.

Kerusakan prasarana dan sarana

d.

Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan

e.

Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.

2. Penentuan status keadaan darurat bencana;


Dalam hal status keadaan darurat bencana ditetapkan, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan badan penanggulangan bencana daerah
mempunyai kemudahan akses yang meliputi:
a. Pengerahan sumber daya manusia
b. Pengerahan peralatan
c. Pengerahan logistik
d. Imigrasi, cukai, dan karantina
e. Perizinan
f. Pengadaan barang/jasa
g. Pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang
h. Penyelamatan
i. Komando untuk memerintahkan sektor/lembaga.
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
Penyelamatan dan evakuasi korban melalui upaya:
a.

Pencarian dan penyelamatan korban

b.

Pertolongan darurat

c.

Evakuasi korban.

4. Pemenuhan kebutuhan dasar


Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi bantuan penyediaan:
a.

Kebutuhan air bersih dan sanitasi

b.

Pangan

c.

Sandang

d.

Pelayanan kesehatan

e.

Pelayanan psikososial

f.

Penampungan dan tempat hunian.

Penanganan masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana dilakukan


dengan kegiatan meliputi pendataan, penempatan pada lokasi yang aman,
dan pemenuhan kebutuhan dasar.
5. Pelindungan terhadap kelompok rentan
Pelindungan terhadap kelompok rentan dilakukan dengan memberikan
prioritas kepada kelompok rentan berupa penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial. Kelompok rentan
terdiri atas:
a. bayi, balita, dan anak-anak
b. ibu yang sedang mengandung atau menyusui
c. penyandang cacat
d. orang lanjut usia.
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital dilakukan dengan
memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.

D. UPAYA PEMULIHAN SETELAH TERJADI BANJIR


Setelah terjadi bencana, kita melakukan upaya pemulihan yaitu segala
upaya yang dilakukan agar kondisi kembali kepada keadaan sebelum terjadi
bencana atau kondisi yang lebih baik. Dalam rangka memulihkan kondisi,
upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah :
1

Evaluasi penanganan darurat dan pernyataan tanggap darurat selesai.

Inventarisasi

dan

dokumentasi

kerusakan

sarana

dan

prasarana.

sumberdaya air, kerusakan lingkungan, korban jiwa dan perkiraan


kerugian yang ditimbulkan.
3

Merencanakan dan melaksanakan program pemulihan berupa: rehabilitasi,


rekonstruksi atau pembangunan baru sarana dan prasarana sumberdaya air.

Penataan kembali kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkena


bencana banjir.

Evaluasi karakteristik banjir untuk menyesuaikan prediksi banjir dimasa


datang.
Sementara tindakan tindakan yang harus dilakukan masyarakat setelah

terjadi banjir adalah :


1

Kembali ke rumah dari tempat pengungsi setelah ada pengumuman dari


pemerintah bahwa daerah kita telah aman dari banjir.

Membersihkan rumah dan lingkungan dengan menggunakan desinfektan.

Mengecek sistem kelistrikan rumah sebelum menyalakan listrik rumah.

Buka pintu dan jendela agar udara dalam rumah tidak pengap.

Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air bersih atau desinfektan,
sebelum makan atau menyiapkan makanan, setelah menggunakan wc,
setelah membersihkan lingkungan yang terkena banjir dan setelah
memindahkan perabotan yang terendam air.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penanggulangan bencana banjir di Indonesia hendaknya tidak lagi bersifat
responsif namun perlu bergeser menjadi tindakan preventif. Tindakan ini perlu
dilakukan karena sifat bencana yang unpredictable, sehingga masyarakat yang
berada didaerah rawan banjir akan lebih siap dan dapat mengantisipasi
timbulnya bencana. Sehingga dalam penanggulangannya bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah saja, namun perlu melibatkan peran dari
masyarakat serta stakeholder. Dengan melibatkan semua sektor maka jatuhnya
korban akibat bencana banjir dapat diminimalisir.

B. Saran
Sebagai perawat perlu untuk ikut terlibat dalam mempersiapkan masyarakat
untuk menghadapi bencana, karena dengan demikian kita ikut berkontribusi
dalam memandirikan masyarakat dan memajukan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2012). Banjir. Diakses dari
http://www.bnpb.go.id/

Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UI. (2003). Kajian Kebijakan


Penanggulangan Banjir:Partisipasi Masyarakat. http://www. air.bappenas.go.id/

Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam. (2011). Petunjuk Teknis


Kampung Siaga Bencana (KSB). http://www.depsos.go.id/

IDEP. 2007. Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.


http://www.idepfoundation.org/pbbm

Kusumaratna, rina. 2003. Profil Penanganan Kesehatan Selama dan Sesudah


Banjir di Jakarta. J Kedokteran Trisakti, 22(3), 92-95

Maarif, syamsul. 2010. Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari Aspek


Sosiologis. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 1(4), 4

Anda mungkin juga menyukai