Tugas Pip - Umi
Tugas Pip - Umi
Tugas Pip - Umi
Oleh:
Fitriani Dina Heryanti
NIM. A1L012190
Semester:
Ganjil 2015
di filiphina, suku toala di sulawesi, suku punan di kalimantan dan suku tasadai di
mindanau selatan.
Manusia pengimpil dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi
tidaklah mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai
wilayah tertentu antara 20-25 Km2. Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau
tebing batu. Mereka juga telah banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan
habitatnya serta keguanaannya. Pengetahuan untuk menghilangkan racun dari
bahan makanan dan cara mengawetkannya juga sudah mereka kuasai. Sebagai
contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air kemudian dimasukkan ke dalam
bambu dan dibenamkan ke dlaam tanah selama sebulan lebih.
2. Pertanian primitif
Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan
makanan maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan
berburu dengan pertanian primitif. Orang-orang semang yang suka makan buah
durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet dan binatangbinatang lain menghabiskan buah durian. Mereka juga menanam kembali batang
dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil, sehingga dapat tumbuh
kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian primitif.
Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik
tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya
menganggap wanita adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan
makanan yang pertama. Han menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe
culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau pertania bajak). dia menganggap
pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja pria.
Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai
penanaman mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara
pertanian primitif dan pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang
digunakan apalagi dihubungkan dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima
meskipun di beberapa daerah atau negara banyak wanita yang bekerja sebagai
petani.
Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang
lebih maju adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani
secara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian
ditinggalkan dan mereka mencari tanah baru untuk ditanami dan seterusnya.
Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau ladang berpindah.
3. Pertanian tradisional
Pada pertanian tradisional orangmenerima keadaan tanah, curah hujan, dan
varietas tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam.
Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu
seperti pengairan, penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang
liar dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan liar untuk digunakan
tenaga dan hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan dan
pemeliharaan secara sederhana serta tergantung pada kondisi alam.
otak
untuk
menguasai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dan
Proses Produksi pertanian sifatnya dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktorfaktor biotik lainnya seperti musim, dan serangan hama penyakit. Tanaman
pertanian mempunyai pola pertumbuhan musiman mulai dan saat menanam
sampai panen. Hanya pada waktu-waktu tertentu, pada masa ini, tenaga manusia
diperlukan. Keadaan tersebut mengharuskan petani dan buruh tani perlu
mempunyai keterampilan yang luas untuk dapat melakukan diversifikasi usaha.
d. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal
lain
Penambahan pupuk diperlukan untuk meningkatkan produksi tanaman
dengan dosis yang telah ditentukan.
e. Pertanian modern selalu berubah
Pertanian modern adalah pertanian yang berubah sesuai dengan kebutuhan
manusia. Perubahan tersebut baik dalam volume produksi maupun dalam jenis
produksi
2. Petani
Perbedaan utama antara tumbuh-tumbuhan dan binatang liar dengan
pertanian adalah adanya manusia. Manusia mengubah tempat tumbuhan dan
hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia
seperti ini disebut petani atau pengusaha pertanian. Dalam kegiatan usahatani,
petani merangkap dua peranan, yaitu:
berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali
yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program panca usaha
tani, meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Pengolahan tanah yang baik
2. Pengairan atau irigasi yang teratur
3. Pemilihan bibit unggul
4. Pemupukan
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah
menjadi Sapta Usaha Tani dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran.
B. Ekstensifikasi
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan
pertanian baru, misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawarawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi
juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut. Ekstensifikasi
pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa,
khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan
dan Irian Jaya.
C. Diversifikasi
Diversifikasi pertanian adalah pengalokasian sumber daya pertanian ke
beberapa aktivitas lainnya yang menguntungkan secara ekonomi maupun
lingkungan. Sumber daya pertanian dapat berupa lahan pertanian, bangunan
diversifikasi
pertanian
ke
arah
pemanfaatan
secara
D. Mekanisasi
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesinmesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau
Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian,
tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.
E. Rehabilitasi
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif
atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman
yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif. Sebagai tindak
lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memperluas, memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di
seluruh wilayah Indonesia
2. Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan
berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal
(Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan program intensifikasi
Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan
meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
3. Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang
dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
pada
kenyataannya
petani
juga
mengusahakan
tanaman-tanaman
perkebunan dan industri (tebu, tembakau, kelapa, karet dll), sehingga pertanian
rakyat seringkali jiga disebut perkebunan rakyat.
2. Perkebunan
Perkebunan (Plantation) adalah suatu usahatani yang menggunakan
manajemen perusahaan dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan
teknologi. Oleh karena itu perkebunan juga sering disebut Industri Perkebunan
atau Industri Pertanian.
Dalam sistem manajemen perkebunan, pengelolaan usahatani dilakukan
secara sistematis dan terorganisir. Pengelolaan sumberdaya, sumber dana dan
sumber alam dilakukan secara terencana dan terprogram mengikuti sistem
manajemen perusahaan, sehingga disebut Perusahaan Perkebunan.
Sistem manajemen perushaan antara lain meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Perencanaan (planning)
Organisasi (organization)
Kepegawaian (staffing)
Kepemimpinan (directing)
Pengawasan (controling)
Pembaharuan (inovating)
Perwakilan (representaion)
Tujuan utama perkebunan adalah menghasilkan produk-produk pertanian
produk pertanian memiliki sifat fisik dan kimiawi yang sangat beragam. Bahkan
untuk bahan pertanian yang berasal dari satu jenis tanaman, misal antara beras
gabah (beras yang masih mengandung bekatul) dan beras putih (yang sudah
dibersihkan dari bekatul) membutuhkan penanganan yang berbeda karena beras
gabah masih mengandung protein sehingga berpotensi membusuk lebih cepat
dibandingkan beras putih.
1. Pemanenan
Sesuai dengan definisinya, pasca panen dimulai ketika pemanenan.
Pemilihan metode pemanenan (manual dengan tenaga manusia, atau otomatis
dengan mesin pertanian) dapat mempengaruhi metode penanganan pasca panen
yang terjadi setelahnya. Pemanenan secara otomatis dan selektif dapat memanen
secara cepat dan memilih secara akurat hasil pertanian dengan kualitas tertentu.
Seleksi dilakukan oleh mesin dengan menganalisis sifat fisik dan kimiawi dari
hasil pertanian, seperti warna, kadar gula, ukuran buah, dan sebagainya. Hal ini
dapat menghemat waktu sortasi di lahan maupun di rumah pengepakan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menunda pemindahan dengan meletakkan
bahan di suatu tempat. Penyimpanan bahan pertanian biasanya bertujuan untuk
menunggu waktu pemindahan yang tepat dan menunggu perubahan harga terjadi.
Selama penyimpanan, kualitas produk pertanian akan terus berubah seiring
waktu. Kadar nutrisi dapat berubah karena aktivitas enzimatis produk pertanian
dalam suatu cluster industry yang mencakup lima sub-sisten, yaitu agribisnis hulu,
usaha tani, pengolahan, pemasaran dan sub-sisten jasa. Sebagai suatu sistem,
kelima sub-sisten agribisnis beserta usaha-usaha di dalamnya harus berkembang
secara simultan dan harmonis.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari
suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam kaitan ini,
pembangunan sistem dan usaha agribisnis diarahkan untuk mendayagunakan
keunggulan komparatif Indonesia menjadi keunggulan yang berdaya saing yang
dapat memberikan kesejahteraan pada sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia dan
berkelanjutan serta tidak rentan pada berbagai gejolak perekonomian dunia.
Pelaku utama agribisnis adalah petani dan dunia usaha meliputi usaha
rumah tangga, usaha kelompok, koperasi, usaha menengah maupun usaha besar.
Pelaku agribisnis tersebut merancang, merekayasa dan melakukan kegiatan
agribisnis itu sendiri mulai dari identifikasi pasar yang kemudian diterjemahkan
ke dalam proses produksi. Pengembangan perusahaan agribisnis diterjemahkan
sebagai upaya meningkatkan kuantitas, kualitas manajemen dan kemampuan
untuk melakukan usaha secara mandiri, dan memanfaatkan peluang pasar.
Pemerintah berkewajiban memberikan fasilitas dan mendorong berkembangnya
usaha-usaha agribisnis tersebut dalam suasana yang harmonis dan tidak terlibat
langsung dalam bisnis. Untuk itu sistem dan usaha agribisnis yang dikembangkan
harus berdaya saing (berorientasi pasar, mengandalkan produktivitas dan nilai
tambah), berkerakyatan (mendayagunakan sumber daya yang dimiliki rakyat
barang dan jasa. Kepuasan dibentuk dari proses produktif yang diklasifikasikan
menjadi kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan.
Pendekatan dalam tataniaga pertanian dikelompokan menjadi pendekatan
kelembagaan (institutional approach), pendekatan fungsi (fungtional approach),
pendekatan barang (the commodity approach) dan pendekatan sistem (sistim
approach).
1. Pendekatan Kelembagaan (institutional approach)
Yaitu suatu pendekatan yang menekankan untuk mempelajari pemasaran
dari segi organisasi lembaga-lembaga yang turut serta dalam proses penyampaian
barang dan jasa dari titik produsen sampai titik konsumen. Lembaga-lembaga
yang terlibat dalam proses penyampaian barang dan jasa antara lain: produsen,
pedagang besar dan pedagang pengecer.
2. Pendekatan Fungsi (fungtional approach)
Adalah mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas dan tindakan atau perlakuanperlakuan ke dalam fungsi yang bertujuan untuk menyampaikan proses
penyampaian barang dan jasa. Adapun fungsi pemasaran terdiri dari tiga fungsi
pokok, yaitu:
a. Fungsi pertukaran:
1) Penjualan: Mengalihkan barang ke pembeli dengan harga yang memuaskan.
2) Pembelian: Mengalihkan barang dari penjual dan pembeli dengan harga yang
memuaskan.
b. Fungsi pengadaan secara fisik
yang tinggi. Salah satu indikator yang berguna dalam melihat efisiensi kegiatan
tataniaga adalah dengan membandingkan persentase atau bagian harga yang
diterima petani (farmers share) terhadap harga yang dibayar konsumen akhir.
Tingkat efisiensi tataniaga juga dapat diukur melalui besarnya rasio
keuntungan terhadap biaya tataniaga. Rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga
didefinisikan sebagai besarnya keuntungan yang diterima atas biaya tataniaga
yang dikeluarkan. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap
biaya maka dari segi operasional sistem tataniaga akan semakin efisien. (Limbong
dan Sitorus, 1987)
d. Pemasaran
Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini ditandai dengan makin
tajamnya persaingan. Oleh karena itu, peranan pemasaran semakin penting dan
merupakan ujung tombak setiap perusahaan. Keberhasilan usaha suatu perusahaan
ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya. Pemasaran merupakan kunci
keberhasilan usaha perusahaan.
Dalam pemasaran komoditi pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Proses pemasaran merupakan
proses yang sedang dan terus berlangsung dan membentuk suatu sistem. Suatu
sistem pemasaran tersusun atas beberapa sub-sistem yang saling berinteraksi satu
sama lain, yang sangat menentukan hasil akhir dari suatu sistem itu sendiri.
Dalam membahas pemasaran pertanian tidak terlepas dari konsep pasar,
pemasaran dan pemasaran pertanian. Adapun pemasaran pertanian merupakan
bagian dari ilmu pemasaran pada umumnya, tetapi dianggap sebagai suatu ilmu
yang berdiri sendiri. Anggapan ini didasarkan pada karakteristik produk pertanian
serta subyek dan obyek pemasaran pertanian itu sendiri. Dalam mendefinisikan
pasar, perlu diperhatikan adanya pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas
pemasaran.
Pasar secara sempit didefinisikan sebagai lokasi geografis, dimana penjual
dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang, dan
jasa (Sudiyono, 2004). Pasar dalam arti modern berarti suatu proses aliran barang
dari produsen ke konsumen yang disertai penambahan guna barang baik guna
tempat, waktu, bentuk dan kepemilikan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, pasar dapat didefinisikan sebagai
tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan
menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa, dimana terjadi
pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli.
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi
dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen ke konsumen
akhir yang disertai pnambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna
tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses
penyimpanan. dalam mendefinisikan proses pemasaran ini sangat tergantung
posisi seseorang yang terlibat dala proses pemasaran. Ada beberapa definisi
pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, antara lain:
1. Menurut King