Refinery 11 Visbreaking Process

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

BAB X
VISBREAKING PROCESS
I.

Pendahuluan
Proses perengkahan panas (thermal cracking process) adalah suatu proses
pemecahan rantai hydrocarbon dari senyawa rantai panjang menjadi hydrocarbon
dengan rantai yang lebih pendek dengan bantuan panas. Proses perengkahan
panas bertujuan untuk mendapatkan fraksi minyak bumi dengan boiling range
yang lebih rendah dari feed (umpannya). Dengan melalui proses ini dihasilkan
gas, LPG, gasoline (naphtha), gas oil (diesel), residue atau coke. Feednya dapat
berupa gas oil atau residue.
Visbreaking Unit biasanya didisain untuk mengolah Vacuum Distillation Unit
residue (atau dapat juga untuk mengolah gas oil). Proses perengkahan residue ini
dimungkinkan dengan pemanasan umpan menggunakan visbreaking unit fired
heater dan rapid quenching fluida keluar fired heater, yang memudahkan
terjadinya perengkahan panas dan perubahan viscosity untuk proses lebih lanjut.
Produk visbreaking unit adalah overhead tail gas, naphtha, dan bottom.

II.

Teori Perengkahan Panas dan Proses Visbreaking


Saat hydrocarbon dipanaskan dan didekomposisi dalam kondisi perengkahan
panas, hydrocarbon dapat diasumsikan terpecah menjadi dua atau lebih radikal
bebas. Radikal-radikal bebas tersebut kemudian bereaksi menghasilkan total
produk yang mencakup rentang berat molekul yang besar mulai dari hydrogen
hingga bitumen dan coke. Terkait dengan teori perengkahan panas, reaksireaksinya, sebagai contoh, dapat digambarkan sebagai berikut :
C10H22 C8H17* + C2H5*

(1)

Radikal-radikal yang sangat reaktif tidak keluar sebagai effluent produk


perengkahan panas, tetapi tergantung ukuran dan lingkungannya : (a) bereaksi
dengan hydrocarbon lain, (b) terdekomposisi menjadi olefin, (c) bergabung dengan
radikal-radikal lain, dan (d) bereaksi dengan permukaan logam.
Secara umum, radikal-radikal kecil lebih stabil daripada radikal-radikal yang lebih
besar, dan akan lebih siap bereaksi dengan hydrocarbon lain dengan menangkap
satu atom hydrogen, sebagai contoh :
C2H5* + C6H14 C2H6 + C6H13*

(2)

Radikal-radikal besar tidak stabil dan terdekomposisi untuk membentuk olefin dan
radikal-radikal yang lebih kecil, sebagai contoh :
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 1 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

C6H13*

C5H10 + CH3*

(3)

C8H17*

C4H8 + C4H9*

(4)

C4H8 + H*

(5)

C4H9*

Reaksi-reaksi rantai radikal bebas tersebut berakhir saat dua radikal bergabung,
sebgai contoh :
C8H17* + H*

C8H18

(6)

Atau saat sebuah radikal bereaksi dengan suatu logam atau racun.
Reaksi-reaksi kondensasi dan polimerisasi yang terjadi pada kondisi perengkahan
panas dapat menjadi aromatic tar, sebagai contoh :
xC4H8 + yC4H8 + zC3H6

multi-aromatic-ring

(7)

Coke dan bitumen adalah jenis polimer utama. Molekul-molekul tersebut bisa
menjadi sangat besar. Kekurangan hydrogen dan berat molekul yang besar
mengurangi kelarutannya dalam hydrocarbon. Coke mempunyai rasio atom
hydrogen-carbon sekitar 2:1.
III.

Feed dan Produk Visbreaking


Spesifikasi produk visbreaking process unit harus disesuaikan dengan spesifikasi
blending fuel oil dan sifat komponen blending lainnya. Jika viscosity visbroken
bottom tinggi, maka fuel oil blending memerlukan lebih banyak fuel dan
temperature keluar fired heater yang lebih tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan
kecenderungan terbentuknya coking pada tube fired heater. Oleh karena itu,
spesifikasi produk harus disesuaikan berdasarkan maksimalisasi keuntungan
untuk keseluruhan kilang.
Sifat umpan visbreaker process unit yang berupa vacuum residue dengan cut point
550 oC+ adalah sebagai berikut :
Parameter
TBP Cut Point, C
Gravity, API (SpGr)
Total Sulfur wt%
Conradson Carbon, wt%
Kinetic Viscosity @ 50C, cst
Kinetic Viscosity @100C ,cst
Nitrogen, wtppm
Normal Pentane Insolubles, wt%

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 2 dari 11

Value
550
7.80 (1.0158)
3.90
16.800
20,500
480
3,200
11.3
Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Ni + V, wtppm
Sodium, wtppm

89
10 max

Visbreaking process unit biasanya didisain untuk memproduksi produk-produk


sebagai berikut :
Off gas yang akan diolah di Gas Concentration Process Unit
Unstabilized naphtha yang juga akan dioleh di Gas Concentration Process Unit
Visbroken bottom residue yang akan dikirim ke fuel oil blending (normal) atau
refinery fuel oil (jika diperlukan).
Produksi naphtha diminimumkan dengan tetap mempertahankan spesifikasi flash
point fuel oil.
Spesifikasi off gas yang dihasilkan oleh visbreaker adalah sebagai berikut :
Parameter
Berat molekul (wet)
H2S, wt%
Estimated Mercaptans in C3/C4 Fraction
Methyl Mercaptan, wtppm (Design)
Ethyl Mercaptan, wtppm (Design)
Propyl Mercaptan, wtppm (Design)

Case1
35.12
6.75
1,200 (1,600)
120 (150)
30 (35)

Perkiraan komposisi off gas yang dihasilkan oleh visbreaker adalah sebagai
berikut :
Komponen
H2O
H2S
H2
C1
C2=
C2
C3=
C3
iC4
nC4
C4=
iC5
C5=
nC5
C6+
Total

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Komposisi, %mol
2.31
6.96
4.01
28.65
1.30
17.43
5.07
13.54
1.84
4.91
4.77
0.62
1.14
1.11
6.34
100.00

Halaman 3 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Spesifikasi unstabilized naphtha yang dihasilkan oleh visbreaker adalah sebagai


berikut :
Parameter
TBP Cut Points, C
Gravity, API @ 15.5C
Sulfur, wt%
Nitrogen, wt%
Bromine Number
Octane Number, Clear
Paraffins, vol%
Olefins, vol%
Naphthenes, vol%
Aromatics, vol%

Value
21 - 150
64.72
0.85
0.00
85.8
73.7
33.3
38.1
22.7
5.8

Sedangkan analisa distilasi (ASTM D-86) unstabilized naphtha tersebut adalah


sebagai berikut :
Temperature, oC
-59
-1
21
70
92
113
134
148
159

Distilasi, %LV
IBP
5
10
30
50
70
90
95
FBP

Sedangkan spesifikasi visbroken bottom yang dihasilkan oleh visbreaking process


unit adalah sebagai berikut :
Parameter
TBP Cut Points, C
Gravity, API @ 15.5C
Sulfur, wt%
Nitrogen, wt%
Concarbon, wt%
Ni + V, wtppm
Viscosity, cks @ 50C
Viscosity, cks @ 100C
PMCC Flash Point, C

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 4 dari 11

Value
150+
10.38
3.92
0.34
18.08
94
1748
81
66

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Analisa distilasi (ASTM D-1160 @ 760 mmHg) visbroken bottom tersebut adalah
sebagai berikut :
Distilasi, %LV
IBP
10
30
50
70
90
FBP

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Temperature, oC
120
309
439
532
640
856
971

Halaman 5 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

IV.

Aliran Visbreaking Process Unit

Vacuum
Column

Visbreaker
Surge Drum

Visbreaker
Fractionator

Visbreaker
Fired Heater
FIC

FIC
TIC

H1A/B/C
LIC

G.O
QUENCH

PIC

LIC

TIC

PC HBM

E1A-D
FIC

Pump

FUEL

Pump

FIC

TIC

PC HBM

HBM : Heater Burner Management

FUEL
Gambar 1. Control Flow Plan Of Charge

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 6 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

FIC
RESIDUE
QUENCH

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

TIC
HEATER OUT

FT

FIC

FIC

G.O QUENCH

G.O PUMP AROUND

TIC
LIC
FIC

Cooler
FIC
FIC

LIC

GO Stripper

Visbreaker
Fractionator

Pump

Pump

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Gambar 2. Control Flow Plan Of Gas Oil Pumparound

Halaman 7 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

130-E7

FT BOTTOM

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

TIC
HEATER OUT

FIC

FT

Visbreaker
Fractionator

G.O PRODUCT

RESIDUE
QUENCH

VISBROKEN
BOTTOMS
TO BLENDER

FIC
LIC
Cooler

TIC

Cooler

BOTTOM
QUENCH

TIC

HE

Pump

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Gambar 3. Control Flow Plan Of Fractionator Bottom

HE

Halaman 8 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

PV

OFF GAS TO GASCON

Visbreaker
Fractionator

Cooler

PIC

PV

HE

OFF GAS TO FLARE

TIC

Fract Ovhd
Drum

LIC

FIC
LIC
UNSTAB NAPH TO GASCON

Pump

Pump

SOUR WATER
Gambar 4. Control Flow Plan Of Fractionator Overhead

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 9 dari 11

Pump

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

V.

Variabel Proses Hydrocracking

V.1.

Temperature
Fired heater memberikan panas reaksi visbreaking (endothermic). Semakin tinggi
temperature outlet fired heater, maka semakin tinggi juga konversi umpan menjadi
yield liquid yang lebih ringan. Semakin rendah temperature outlet fired heater,
maka semakin rendah juga yield liquid yang lebih ringan.
Pembentukan coke di dalam tube fired heater tidak terhindarkan saat proses
pemanasan umpan dalam tube fired heater yang dapat menyebabkan unit harus
turun feed. Jika feed ke fired heater dikurangi, maka steam injeksi tekanan tinggi
yang mengalir di dalam tube harus dinaikkan untuk mengurangi residence time
(waktu tinggal) minyak di dalam furnace. Kenaikan jumlah injeksi steam tersebut
juga harus dilakukan selama startup dan shutdown untuk mencegah pembentukan
coke pada tube fired heater. Pada saat normal operasi pun steam ini diinjeksikan
untuk meningkatkan velocity umpan dan mengurangi residence time umpan di
dalam tube sehingga dapat menghindari pembentukan coke di dalam tube fired
heater.
Inlet temperature fired heater adalah 316 oC, sedangkan temperature outlet fired
heater sebelum quenching adalah 470 oC (maksimum outlet temperature = 496
o
C). Setelah quenching, umpan dialirkan ke kolom fraksinasi visbreaker pada
temperature 385 oC.

V.2.

Tekanan
Tekanan inlet fired heater didisain pada tekanan 14 kg/cm2 saat tube fired heater
dalam kondisi clean dan 21 kg/cm2 saat tube fired heater dalam kondisi kotor
akibat pembentukan coke pada permukaan bagian dalam tube fired heater. Akibat
pembentukan coke pada permukaan bagian dalam tube fired heater adalah
meningkatnya tekanan inlet fired heater. Kenaikan tekanan inlet fired heater dari
14 s/d 18 kg/cm2 biasanya berlangsung lambat (trendingnya landai), tetapi jika
sudah mencapai 18 kg/cm2, tekanan bisa sewaktu-waktu naik mendadak hingga >
21 kg/cm2. Jika hal tersebut terjadi maka visbraking process unit harus distop dan
tube fired heater harus dilakukan steam-air decoking (SAD) atau pigging.

V.3.

Stripping Steam Kolom Fraksinasi dan Fractionator Side Stripper (Gas Oil
Stripper)
Jumlah stripping steam normal yang di-supply ke kolom fraksinasi visbraker
adalah 1,9 kg steam setiap 100 kg jumlah gabungan quenching feed dan bottom
kolom fraksinasi. Sedangkan jumlah stripping steam normal yang di-supply ke side
stream stripper (steam gas oil stripper) adalah 2,9 kg steam setiap 100 kg produk
gas oil.

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 10 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

VI.

Istilah-istilah

VII.

Fired heater : alat pemanas yang menggunakan bahan bakar berupa fuel oil
atau fuel gas untuk menaikkan temperatur minyak ke temperature yang cukup
tinggi, biasanya digunakan jika tidak memungkinkan memanfaatkan panas
produk menggunakan heat exchanger/alat penukar panas.
LPG / Liquified Petroleum Gas : Fraksi ringan hasil reaksi di unit proses yang
komponen utamanya adalah C3 dan C4. Pada kondisi ruang/atmosferik LPG
berbentuk gas. Karena itu LPG biasanya diproses dan disimpan pada tekanan
tinggi.
Naphtha : Produk yang dihasilkan oleh CDU, HCU, FCC, atau DCU, yang
merupakan komponen blending bensin/gasoline/premium.
Quenching : pendinginan secara mendadak.

Daftar Pustaka
Operation Manual for Unit : 130 Visbraking Process Unit Pakistan-Arab Refinery
Limited (PARCO), Mid-Country Refinery Project, Mahmood Kot, Pakistan

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi

Halaman 11 dari 11

Kontributor : Adhi Budhiarto

Anda mungkin juga menyukai