Refinery 11 Visbreaking Process
Refinery 11 Visbreaking Process
Refinery 11 Visbreaking Process
BAB X
VISBREAKING PROCESS
I.
Pendahuluan
Proses perengkahan panas (thermal cracking process) adalah suatu proses
pemecahan rantai hydrocarbon dari senyawa rantai panjang menjadi hydrocarbon
dengan rantai yang lebih pendek dengan bantuan panas. Proses perengkahan
panas bertujuan untuk mendapatkan fraksi minyak bumi dengan boiling range
yang lebih rendah dari feed (umpannya). Dengan melalui proses ini dihasilkan
gas, LPG, gasoline (naphtha), gas oil (diesel), residue atau coke. Feednya dapat
berupa gas oil atau residue.
Visbreaking Unit biasanya didisain untuk mengolah Vacuum Distillation Unit
residue (atau dapat juga untuk mengolah gas oil). Proses perengkahan residue ini
dimungkinkan dengan pemanasan umpan menggunakan visbreaking unit fired
heater dan rapid quenching fluida keluar fired heater, yang memudahkan
terjadinya perengkahan panas dan perubahan viscosity untuk proses lebih lanjut.
Produk visbreaking unit adalah overhead tail gas, naphtha, dan bottom.
II.
(1)
(2)
Radikal-radikal besar tidak stabil dan terdekomposisi untuk membentuk olefin dan
radikal-radikal yang lebih kecil, sebagai contoh :
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi
Halaman 1 dari 11
C6H13*
C5H10 + CH3*
(3)
C8H17*
C4H8 + C4H9*
(4)
C4H8 + H*
(5)
C4H9*
Reaksi-reaksi rantai radikal bebas tersebut berakhir saat dua radikal bergabung,
sebgai contoh :
C8H17* + H*
C8H18
(6)
Atau saat sebuah radikal bereaksi dengan suatu logam atau racun.
Reaksi-reaksi kondensasi dan polimerisasi yang terjadi pada kondisi perengkahan
panas dapat menjadi aromatic tar, sebagai contoh :
xC4H8 + yC4H8 + zC3H6
multi-aromatic-ring
(7)
Coke dan bitumen adalah jenis polimer utama. Molekul-molekul tersebut bisa
menjadi sangat besar. Kekurangan hydrogen dan berat molekul yang besar
mengurangi kelarutannya dalam hydrocarbon. Coke mempunyai rasio atom
hydrogen-carbon sekitar 2:1.
III.
Halaman 2 dari 11
Value
550
7.80 (1.0158)
3.90
16.800
20,500
480
3,200
11.3
Kontributor : Adhi Budhiarto
Ni + V, wtppm
Sodium, wtppm
89
10 max
Case1
35.12
6.75
1,200 (1,600)
120 (150)
30 (35)
Perkiraan komposisi off gas yang dihasilkan oleh visbreaker adalah sebagai
berikut :
Komponen
H2O
H2S
H2
C1
C2=
C2
C3=
C3
iC4
nC4
C4=
iC5
C5=
nC5
C6+
Total
Komposisi, %mol
2.31
6.96
4.01
28.65
1.30
17.43
5.07
13.54
1.84
4.91
4.77
0.62
1.14
1.11
6.34
100.00
Halaman 3 dari 11
Value
21 - 150
64.72
0.85
0.00
85.8
73.7
33.3
38.1
22.7
5.8
Distilasi, %LV
IBP
5
10
30
50
70
90
95
FBP
Halaman 4 dari 11
Value
150+
10.38
3.92
0.34
18.08
94
1748
81
66
Analisa distilasi (ASTM D-1160 @ 760 mmHg) visbroken bottom tersebut adalah
sebagai berikut :
Distilasi, %LV
IBP
10
30
50
70
90
FBP
Temperature, oC
120
309
439
532
640
856
971
Halaman 5 dari 11
IV.
Vacuum
Column
Visbreaker
Surge Drum
Visbreaker
Fractionator
Visbreaker
Fired Heater
FIC
FIC
TIC
H1A/B/C
LIC
G.O
QUENCH
PIC
LIC
TIC
PC HBM
E1A-D
FIC
Pump
FUEL
Pump
FIC
TIC
PC HBM
FUEL
Gambar 1. Control Flow Plan Of Charge
Halaman 6 dari 11
FIC
RESIDUE
QUENCH
TIC
HEATER OUT
FT
FIC
FIC
G.O QUENCH
TIC
LIC
FIC
Cooler
FIC
FIC
LIC
GO Stripper
Visbreaker
Fractionator
Pump
Pump
Halaman 7 dari 11
130-E7
FT BOTTOM
TIC
HEATER OUT
FIC
FT
Visbreaker
Fractionator
G.O PRODUCT
RESIDUE
QUENCH
VISBROKEN
BOTTOMS
TO BLENDER
FIC
LIC
Cooler
TIC
Cooler
BOTTOM
QUENCH
TIC
HE
Pump
HE
Halaman 8 dari 11
PV
Visbreaker
Fractionator
Cooler
PIC
PV
HE
TIC
Fract Ovhd
Drum
LIC
FIC
LIC
UNSTAB NAPH TO GASCON
Pump
Pump
SOUR WATER
Gambar 4. Control Flow Plan Of Fractionator Overhead
Halaman 9 dari 11
Pump
V.
V.1.
Temperature
Fired heater memberikan panas reaksi visbreaking (endothermic). Semakin tinggi
temperature outlet fired heater, maka semakin tinggi juga konversi umpan menjadi
yield liquid yang lebih ringan. Semakin rendah temperature outlet fired heater,
maka semakin rendah juga yield liquid yang lebih ringan.
Pembentukan coke di dalam tube fired heater tidak terhindarkan saat proses
pemanasan umpan dalam tube fired heater yang dapat menyebabkan unit harus
turun feed. Jika feed ke fired heater dikurangi, maka steam injeksi tekanan tinggi
yang mengalir di dalam tube harus dinaikkan untuk mengurangi residence time
(waktu tinggal) minyak di dalam furnace. Kenaikan jumlah injeksi steam tersebut
juga harus dilakukan selama startup dan shutdown untuk mencegah pembentukan
coke pada tube fired heater. Pada saat normal operasi pun steam ini diinjeksikan
untuk meningkatkan velocity umpan dan mengurangi residence time umpan di
dalam tube sehingga dapat menghindari pembentukan coke di dalam tube fired
heater.
Inlet temperature fired heater adalah 316 oC, sedangkan temperature outlet fired
heater sebelum quenching adalah 470 oC (maksimum outlet temperature = 496
o
C). Setelah quenching, umpan dialirkan ke kolom fraksinasi visbreaker pada
temperature 385 oC.
V.2.
Tekanan
Tekanan inlet fired heater didisain pada tekanan 14 kg/cm2 saat tube fired heater
dalam kondisi clean dan 21 kg/cm2 saat tube fired heater dalam kondisi kotor
akibat pembentukan coke pada permukaan bagian dalam tube fired heater. Akibat
pembentukan coke pada permukaan bagian dalam tube fired heater adalah
meningkatnya tekanan inlet fired heater. Kenaikan tekanan inlet fired heater dari
14 s/d 18 kg/cm2 biasanya berlangsung lambat (trendingnya landai), tetapi jika
sudah mencapai 18 kg/cm2, tekanan bisa sewaktu-waktu naik mendadak hingga >
21 kg/cm2. Jika hal tersebut terjadi maka visbraking process unit harus distop dan
tube fired heater harus dilakukan steam-air decoking (SAD) atau pigging.
V.3.
Stripping Steam Kolom Fraksinasi dan Fractionator Side Stripper (Gas Oil
Stripper)
Jumlah stripping steam normal yang di-supply ke kolom fraksinasi visbraker
adalah 1,9 kg steam setiap 100 kg jumlah gabungan quenching feed dan bottom
kolom fraksinasi. Sedangkan jumlah stripping steam normal yang di-supply ke side
stream stripper (steam gas oil stripper) adalah 2,9 kg steam setiap 100 kg produk
gas oil.
Halaman 10 dari 11
VI.
Istilah-istilah
VII.
Fired heater : alat pemanas yang menggunakan bahan bakar berupa fuel oil
atau fuel gas untuk menaikkan temperatur minyak ke temperature yang cukup
tinggi, biasanya digunakan jika tidak memungkinkan memanfaatkan panas
produk menggunakan heat exchanger/alat penukar panas.
LPG / Liquified Petroleum Gas : Fraksi ringan hasil reaksi di unit proses yang
komponen utamanya adalah C3 dan C4. Pada kondisi ruang/atmosferik LPG
berbentuk gas. Karena itu LPG biasanya diproses dan disimpan pada tekanan
tinggi.
Naphtha : Produk yang dihasilkan oleh CDU, HCU, FCC, atau DCU, yang
merupakan komponen blending bensin/gasoline/premium.
Quenching : pendinginan secara mendadak.
Daftar Pustaka
Operation Manual for Unit : 130 Visbraking Process Unit Pakistan-Arab Refinery
Limited (PARCO), Mid-Country Refinery Project, Mahmood Kot, Pakistan
Halaman 11 dari 11