Analisis Struktur Jembatan Cable Stayed Dengan Software Sap2000

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M.

Noer Ilham
ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SOFTWARE SAP2000 UMUM Analisis struktur jembatan cable stayed dilakukan dengan software SAP2000 yang berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri (MS), beban mati tambahan (MA), beban lalu-lintas kendaraan yg berupa beban lajur D (TD), gaya rem (TB), beban pedestrian (TP), dan beban pengaruh lingkungan yang meliputi pengaruh temperature (ET), beban angin (EW), beban gempa (EQ) dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung ( direct stiffness matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic. Analisis struktur terhadap beban gempa selain digunakan cara statik ekivalen juga dilakukan analisis dinamik Response Spectrum Analysis dan Time History Analysis. Struktur jembatan dirancang mampu menahan gempa rencana sesuai peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Perencanaan Teknis Jembatan, 1992 (BMS-1992). Dalam peraturan ini gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 10 % selama umur gedung 50 tahun. Berdasarkan pembagian Wilayah Gempa, lokasi jembatan, termasuk wilayah gempa 3 dengan percepatan puncak batuan 2 dasar 0,15.g (g = percepatan grafitasi = 9,81 m/det ). Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate-strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku. DATA JEMBATAN Klasifikasi Jembatan Tipe Jembatan Jumlah bentang Panjang bentang tengah Panjang bentang tepi Panjang total jembatan : Klas I Bina Marga : Cable stayed : 3 bentang : 200 m : 100 m : 400 m

1. Struktur Atas (Upper Structure) Terdiri atas : box girder beton bertulang, cable strand, pylon beton bertulang. 2. Struktur bawah (Sub Structure) Terdiri atas Abutment dan fondasi Pylon dengan tiang pancang beton. 3. Dimensi Jembatan Tebal slab lantai jembatan Tebal lapisan aspal + over-lay Tebal genangan air hujan Jarak antara diafragma Jarak horizontal cable strand Lebar jalur lalu-lintas Lebar trotoar h = 0.30 m ta = 0.10 m th = 0.05 m Lx = 5.00 m s = 5.00 m b1 = 7.00 m b2 = 1.00 m

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Bentang jembatan tengah Bentang jembatan tepi Tinggi pylon dari lantai jembatan Tinggi pylon dari muka pilecap BAHAN STRUKTUR Mutu beton : Kuat tekan beton Modulus elastik Angka poisson Modulus geser Koefisien muai beton, Mutu baja : Untuk baja tulangan dengan > 12 mm : Tegangan leleh baja, Untuk baja tulangan dengan 12 mm : Tegangan leleh baja, U - 40 fy = 400 MPa U - 24 fy = 240 MPa K - 350 fc' = 0.83 * K / 9.81 = 29.61 MPa Ec = 4700 * fc' = 25576 MPa u = 0.2 G = Ec / [2*(1 + u)] = 10657 MPa = 1.0E-05 / C L1 = 200.00 m L2 = 100.00 m H1 = 70.00 m H = 90.00 m

Gambar 1. Model struktur jembatan cable stayed

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


A. ANALISIS BEBAN JEMBATAN

1. BERAT SENDIRI ( MS )

Faktor beban ultimit :

KMS =

1.3

Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat sendiri elemen struktural seperti elemen box girder, pylon, cable, dihitung secara otomatis oleh Program SAP2000. Berat sendiri yang tidak termasuk elemen struktur adalah berat trotoar yang dihitung sbb. : No Lebar Tinggi Shape w (m) 1 2 3 4 5 6 0.85 0.25 0.85 0.60 0.30 0.25 0.55 0.20 0.20 0.20 (m) 1 1 0.5 1 1
3

Berat

(kN/m ) (kN/m) 25.00 25.00 25.00 25.00 24.00 5.313 3.438 2.125 3.000 1.440 1.250

Railing pipa galvanis 2.5"

Total berat sendiri trotoar,

QMS = 16.565 kN/m

Berat sendiri trotoar dianggap sebagai beban terpusat setiap jarak 5 m, sehingga PMS = 5 x 16.565 = 82.825 kN

Gambar 2. Beban berat sendiri (MS)

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


2. BEBAN MATI TAMBAHAN ( MA )

Faktor beban ultimit :

KMA =

2.0

Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan direncanakan mampu memikul beban tambahan sebagai berikut.

No

Jenis beban

Tebal (m)

w
3

Berat
2

(kN/m ) (kN/m ) 22.00 9.80 2.200 0.490 kN/m


2

1 2

Lapisan aspal + overlay Genangan air hujan

0.10 0.05

QMA = 2.690

Gambar 3. Beban mati tambahan (MA)

3. BEBAN LAJUR "D" ( TD )

Faktor beban ultimit :

KTD =

1.8

Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load), KEL seperti terlihat pada gambar. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


q = 9.0 kPa q = 9.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa KEL mempunyai intensitas, untuk L 30 m untuk L > 30 m p = 49.0 kN/m

Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut : DLA = 0.4 DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) DLA = 0.3 untuk L 50 m untuk 50 < L < 90 m untuk L 90 m

Gambar 4. Beban lajur D (TD) untuk UDL dan KEL

Lebar jalur lalu-lintas, Panjang bentang jembatan bagian tengah, Panjang bentang jembatan bagian tepi, Panjang bentang rata-rata, Panjang bentang maksimum, Panjang bentang ekivalen, Untuk LE > 30 m : Beban merata (UDL) pada lantai jembatan :

b1 = 7.00 m L1 = 200.00 m L2 = 100.00 m Lav = 150.00 m Lmax = 200.00 m LE = ( Lav * Lmax ) = 173.2 m q = 9.0 *( 0.5 + 15 / LE ) = 5.28 kPa

QTD = [ 5.5 * q * 100% + ( b1 - 5.5 ) * q * 50% ] / b1 = 4.71 kN/m Beban garis (KEL) pada lantai jembatan :

p = 49.00 kN/m

p = [ 5.5 * p * 100% + ( b1 - 5.5 ) * p * 50% ] / b1 = 43.75 kN/m Faktor beban dinamis untuk 50 < LE < 90 m, Distribusi beban KEL pada joint : PTD = ( 1 + DLA ) * p * b1 / 3 = 132.71 kN DLA = 0.30

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 5. Beban lajur D (TD) untuk UDL

Gambar 6. Beban lajur D (TD) untuk KEL

4. GAYA REM ( TB )

Faktor beban ultimit :

KTB =

2.0

Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Gaya rem, TTB = 250 kN untuk Lt 80 m

Gaya rem, TTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m Gaya rem, TTB = 500 kN untuk Lt 180 m

Panjang total jembatan, Lt = L1 + 2 * L2 = 400 m Besarnya gaya rem yang bekerja (untuk 2 jalur lalu-lintas), TTB = 500 * 2 = 1000 kN Beban lajur "D" tanpa reduksi akibat panjang bentang (penuh) : q = 4.71 kPa p = 49 kN

5% x Beban lajur "D" penuh tanpa faktor beban dinamis : 5% * TD = [ 0.05 * (q * b1 * Lt + 3 * p * b1) ] * 2 = 710.85 kN Karena, TTB > 5%*TD maka diambil gaya rem, TTB = 1000 kN

Gaya rem tsb. didistribusikan ke setiap joint pertemuan balok lantai jembatan dengan jumlah joint, n = 240 maka gaya rem pada setiap joint, TTB = 4.2 kN

Gambar 7. Gaya rem (TB)

5. PEMBEBANAN UNTUK PEJALAN KAKI ( TP )

Faktor beban ultimit :

KTP =

2.0

Trotoar pada jembatan jalan raya harus direncanakan mampu memikul beban pejalan kaki sebagai berikut :

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m ) Beban hidup merata pada trotoar : Untuk A 10 m : Untuk 10 m2 < A 100 m : Untuk A > 100 m : Panjang bentang total, Lebar satu trotoar, Luas bidang trotoar, Intensitas beban pada trotoar, Pembebanan jembatan untuk trotoar,
2 2 2 2

q=5

kPa

q = 5 - 0.033 * ( A - 10 ) kPa q=2 kPa

Lt = 145.000 m b2 = 1.00 m A = 2 * ( b2 * Lt ) = 800 m q = 2 kPa PTP = q * b2 * 5 = 10.0 kN/m


2

Gambar 8. Beban pedestrian (TP)

6. BEBAN ANGIN ( EW )

Faktor beban ultimit :

KEW =

1.2

Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut : TEW = 0.0006*Cw*(Vw) *Ab kN Cw = Vw = koefisien seret Kecepatan angin rencana = 1.25 = 35 m/det
2

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Ab = luas bidang samping jembatan (m )
2

Gaya angin didistribusikan merata pada bidang samping pylon yg lebarnya 2,50 m : QEW = 0.0006*Cw*(Vw) * 2.50 = 2.3 kN/m Beban angin pada box girder dengan lebar bidang samping 2 m, didistribusikan pada setiap joint setiap jarak 5 m sehingga : TEW = 0.0006*Cw*(Vw) * 2 * 5 = 9.2 kN Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus : TEW = 0.0012*Cw*(Vw) kN/m
2 2 2 2

dengan Cw = 1.2

TEW = 0.0012*Cw*(Vw) = 1.764 kN/m Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. h = 2.00 m Jarak antara roda kendaraan x= 1.75 m

Transfer beban angin ke joint lantai jembatan, T'EW = [ 1/2*h / x * TEW ]*5 T'EW = 5.04 kN

Gambar 9. Transfer beban angin

Halaman

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 10. Beban angin (EW) pada box-girder

Gambar 11. Beban angina (EW) pada pylon

7. PENGARUH TEMPERATUR (ET) Faktor beban ultimit : KET = 1.2

Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya sama dengan selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.

Koefisien muai panjang untuk beton,

= 1.0E-05 /C

Halaman

10

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Temperatur maksimum rata-rata Temperatur minimum rata-rata Perbedaan temperatur pada lantai jembatan, Tmax = 40 C Tmin = 25 C

T = Tmax - Tmin T = 15 C

Gambar 12. Beban temperature

8. PENGARUH SUSUT DAN RANGKAK (SR) Faktor Beban Ultimit : KSR = 1.0

8.1. Pengaruh rangkak (Creep) Regangan akibat creep, cr = ( fc / Ec) * kb * kc * kd * ke * ktn kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio). Untuk beton normal dengan faktor air semen, w = 0.45 dan cement content = 3.5 kN/m , maka nilai : kb = 0.75 kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara, Untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan kelembaban udara < 50 %, maka nilai : kc = 3
3

kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pada suhu rata-rata di sekelilingnya selama pengerasan beton. Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T, t = 28 hari Temperatur udara rata-rata, T = 27.5 C

Halaman

11

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani : t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari, untuk semen normal tipe I maka nilai : kd = 0.938 ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em) Luas penampang box girder, A = 1.40 m
2

Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar, K = 5.10 m dan em = 2 * A / K = 0.549 m, maka nilai : ke =0.734 ktn = koefisien yang tergantung pada waktu (t) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoritis (e m). Untuk, t = 28 hari dan em = 0.549 m, maka nilai : ktn = 0.2 Kuat tekan beton, fc' = 29.61MPa

Modulus elastik beton, Ec = 25576.22 MPa Regangan akibat creep, cr = ( fc' / Ec ) * kb * kc * kd * ke * ktn = 0.00036

8.2. Pengaruh susut (shrinkage) Regangan akibat susut, su = b * kb * ke * kp b = regangan dasar susut (basic shrinkage strain). Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban <50 %, maka b = 0.00038 kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen ( water cement ratio) Untuk beton dengan 3 faktor air semen, w = 0.45 dan cement content = 3.5 kN/m maka nilai : kb = 0.75 ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em), ke = 0.734 kp = koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang. Presentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang balok rata-rata : p = 2.50% maka : kp = 100 / (100 + 20 * p) = 0.995 Regangan akibat susut, su = b * kb * ke * kp = 0.00021

8.3. Pengaruh susut dan rangkak (SR) Regangan akibat susut dan rangkak, sr = sh + cr = 0.00057

Halaman

12

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 13. Beban susut dan rangkak (SR)

9. BEBAN GEMPA ( EQ )

Faktor beban ultimit :

KEQ =

1.0

9.1. Metode Statik Ekivalen Beban gempa rencana dihitung dengan rumus : T EQ = Kh * I * W t dengan, Kh = C * S TEQ Kh I Wt = gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN). = koefisien beban gempa horisontal = faktor kepentingan. = berat total jembatan yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan. = PMS + PMA kN C S = koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah. = faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari struktur jembatan. Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2 * * [ W TP / ( g * KP ) ] W TP = berat sendiri struktur dan beban mati tambahan (kN) .

Halaman

13

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


g KP = percepatan grafitasi (= 9.81 m/det ) = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan (kN/m).
2

Waktu getar alami / foundamental struktur jembatan dihitung dengan software SAP2000 untuk pemodelan struktur 3-D (space frame) yang memberikan respons berbagai ragam ( mode) getaran yang menunjukkan perilaku dan fleksibilitas sistem struktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur jembatan mempunyai waktu getar struktur yang berbeda pada arah memanjang dan melintang, sehingga beban gempa rencana statik ekivalen yang berbeda harus dihitung untuk masing-masing arah. Dalam analisis struktur terhadap beban gempa, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia akibat gempa. Dalam analisis modal (modal analysis) untuk penentuan waktu getar alami / fundamental struktur, mode shape dan analisis dinamik dengan Spectrum Respons maupun Time History, maka massa tambahan yang di-input pada SAP2000 meliputi massa akibat beban mati yang bukan merupakan elemen struktur (MS) dan beban mati tambahan (MA). Dalam hal ini massa akibat berat sendiri elemen struktur (kolom, balok, dan plat) sudah dihitung secara otomatis karena factor pengali berat sendiri (self weight multiplier) pada Static Load Case untuk berat sendiri (DEAD) adalah = 1. Dari hasil analisis dinamik (modal analysis) diperoleh waktu getar struktur sbb : Arah melintang jembatan, Arah memanjang jembatan, T = 1.95919 detik (mode-1) T = 1.86508 detik (mode-2)

Gambar 14. Mode-1 (arah y) dengan waktu getar T = 1.95919 detik

Halaman

14

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 15. Mode-2 (arah x) dengan waktu getar T = 1.86508 detik

Gambar 16. Wiayah gempa di Indonesia

Halaman

15

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 17. Respon spectrum gempa wilayah 3

9.1.1. Koefisien gempa statik arah Y (melintang jembatan) Waktu getar alami, T = 1.95919 detik

Kondisi tanah dasar sedang (medium). Lokasi di wilayah gempa : Zone-3 maka dari kurva spectrum diperoleh, C = 0.10 Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan bangunan atas bersatu dengan bangunan bawah dan struktur dapat berperilaku daktail, maka diambil faktor tipe bangunan, S = 1 Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.10 Untuk jembatan yang memuat > 2000 kendaraan / hari, jembatan pada jalan raya utama atau arteri, tetapi terdapat route alternatif, maka diambil faktor kepentingan, I = 1.0 sehingga, TEQ = Kh * I * W t TEQy = 0.10 * W t

9.1.2. Koefisien gempa static arah X (memanjang jembatan) Waktu getar alami, T = 1.86508 detik

Kondisi tanah dasar sedang (medium). Lokasi di wilayah gempa : Zone-3 maka dari kurva spectrum diperoleh, C = 0.10 Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan bangunan atas bersatu dengan bangunan bawah dan struktur dapat berperilaku daktail, maka diambil faktor tipe bangunan, S = 1 Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.10

Halaman

16

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham


Untuk jembatan yang memuat > 2000 kendaraan / hari, jembatan pada jalan raya utama atau arteri, tetapi terdapat route alternatif, maka diambil faktor kepentingan, I = 1.0 sehingga, T EQ = Kh * I * W t TEQx = 0.10 * W t Gaya gempa arah memanjang maupun arah melintang jembatan didistribusikan secara otomatis ke setiap joint oleh Program SAP2000.

Gambar 18. Koefisien gaya geser gempa

9.2. Metode Analisis Response Spectrum Besar beban gempa ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total struktur. Massa total struktur terdiri dari berat sendiri elemen struktur (DEAD), berat sendiri elemen non-struktur (MS) dan beban mati tambahan (MA). Percepatan gempa diambil dari data zone 3 Peta Wilayah Gempa Indonesia menurut Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 031726-2002). Input data kurva spectrum gempa rencana ke dalam SAP2000 seperti Gambar 19.

Halaman

17

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 19. Input data kurva spectrum gempa rencana

Nilai spectrum respons tersebut harus dikalikan dengan suatu factor skala ( scale factor) yang 2 besarnya = g x I/S dengan g = percepatan grafitasi (g = 9,81 m/det ). Scale factor = 9,81 x 1 / 1 = 9,81. Analisis dinamik dilakukan dengan metode superposisi spectrum response. dengan mengambil response maksimum dari 2 arah gempa, yaitu arah memanjang (arah X) dan melintang (arah Y) jembatan. Nilai redaman untuk struktur beton diambil, Damping = 0,05. Digunakan number eigen NE = 12 dengan mass partisipation factor 90 % dengan kombinasi dinamis (modal combination) CQC dan directional combination SRSS. Input data respons spectrum gempa rencana pada SAP2000 seperti pada Gambar 20.

Halaman

18

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 20. Input data spectrum respons gempa rencana

9.2. Metode Analisis Dinamik Time History Analisis dinamik linier riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk analisis struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan. Dalam analisis ini digunakan hasil rekaman akselerogram gempa sebagai input data percepatan gerakan tanah akibat gempa. Rekaman gerakan tanah akibat gempa diambil dari akselerogram gempa El-Centro N-S yang direkam pada tanggal 15 Mei 1940. Input data akselerogram gempa El-Centro ke dalam SAP2000 dilakukan seperti pada Gambar 21. Dalam analisis ini redaman struktur yang harus diperhitungkan dapat dianggap 5% dari redaman 2 kritisnya. Faktor skala yang digunakan = g x I/S dengan g = percepatan grafitasi (g = 9,81 m/det ). Scale factor = 9,81 x 1 / 1 = 9,81 Untuk memasukkan beban gempa Time History ke dalam SAP2000 maka harus didefinisikan terlebih dahulu ke dalam Time History Case seperti terlihat pada Gambar 21. Mengingat akselerogram tersebut terjadi selama 10 detik, maka dengan interval waktu 0,1 detik, jumlah output step-nya menjadi = 10/0,1 = 100. Data-data tersebut diinputkan ke dalam SAP2000 untuk gempa Time History arah X dan Y seperti Gambar 22.

Halaman

19

[ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYED DENGAN SAP2000] M. Noer Ilham

Gambar 21. Input data akselerogram gempa El-Centro

Gambar 22. Input data gempa Time History

Halaman

20

Anda mungkin juga menyukai