Proposal Hydraulic Fracturing Apfia PDF
Proposal Hydraulic Fracturing Apfia PDF
Proposal Hydraulic Fracturing Apfia PDF
Sumur X
TUGAS AKHIR
Oleh
APFIA GRACE Y.M.L
071.11.04 5
JUDUL
Evaluasi Stimulasi Hydraulic Fracturing pada Sumur X
(hydraulic fracturing) yang telah dilakukan jika ditinjau berdasarkan kenaikan indeks
produktivitas yang terjadi setelah perekah
4.1.
Maksud
4.2.
Tujuan
V.
TEORI DASAR
Perekahan hidrolik ialah usaha membuat rekahan untuk jalan mengalirnya fluida
reservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida perekah pada tekanan
diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi mengalami perekahan fluida terus
diinjeksikan untuk memperlebar rekahan yang terjadi. Untuk menjaga agar rekahan tidak
menutup kembali, maka rekahan yang terjadi diganjal dengan pengganjal berupa pasir
(proppant). Proppant yang digunakan harus mampu mengalirkan fluida dan dapat
menahan agar rekahan tidak menutup kembali, oleh karena itu proppant tersebut harus
memiliki permeabilitas yang besar dan kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah
hancur terkena tekanan dan temperatur yang tinggi.
Untuk dapat merekahkan batuan reservoir, maka pada batuan tersebut harus
Gambar 5.1
Besar Ketiga StressUtama dan Arah Rekahan
Dari Gambar 5.1 tersebut akan kita dapatkan hubungan ketiga stress sebagai berikut::
Stress vertikal (overburden stress) dapat dinyatakan dengan persamaan:
(5.1)
Jika overburden memiliki harga absolute, maka berlaku persamaan efektif stressnya :
(5.2)
Stress efektif horizontal dapat dinyatakan dengan persamaan :
(5.3)
Stress horizontalnya dapat dinyatakan dalam persamaan :
(5.4)
Stress minimum absolutnya adalah :..
(5.5)
1. Jika gradien rekah (Gf) < 0,95 psi/ft, maka arah rekahan terjadi secara vertikal.
2. Jika gradien rekah (Gf) > 1,1 psi/ft, maka arah rekahan terjadi secara
horisontal.
3. Jika gradien rekah (Gf), harganya diantara 0,95 1,1 psi/ft, maka arah
rekahan yang terjadi menyudut.
1. Young modulus (E), merupakan kemiringan di daerah linier pada grafik stress
vs strain.
2. Plane strain Modulus (E' ) dinyatakan dengan persamaan :
' E
E =1v
(5.7)
3. Shear stress (G) dinyatakan dengan persamaan :
E
G = 2(1 + v)
(5.8)
Fluida perekah digunakan agar rekahan yang terjadi cukup besar sehingga
proppant dapat masuk ke dalam tanpa mengalami mampat (Bridging) atau pengendapan
(settling). Untuk itu, fluida perekah harus berviskositas besar dan kehilangan fluida juga
harus diperkecil, dengan jalan menambahkan polimer, yang akan membentuk sifat wall
building.
5.3.1. Rheology
(5.9)
.......................................................(5.10)
Perbedaan ketiga jenis fluida tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar (5.2).
Gambar (5.3) memperlihatkan hubungan antara shear rate dan shear stress untuk
fluida power law pada skala linear dan log-log. Untuk fluida perekah yang berlaku
adalah power law.
Gambar 5.2
Harga-harga Shear Rate vs Shear Stres
Gambar 5.3
Plot Fluida Power Law Pada Skala Linear dan Log-log
Kehilangan fluida adalah terjadinya aliran fluida perekah masuk ke dalam batuan. Secara
umum leak-off yang berlebihan dapat disebabkan oleh ketidakseragaman (heterogenity)
reservoirnya, seperti adanya rekahan alamiah (natural fissures).
Cooper eet al. Memperkenalkan harga koefisien leak-off total (Ct) yang terdiri dari tiga
mekanisme yang terpisah, yaitu :
Viskosity controlled (C), adalah suatu kehilangan fluida yang dipengaruhi oleh
viskositas. Penentuan besarnya harga C dapat dilakukan dengan persamaan :
C = 0,0469 K P
(5.13)
2.
3.
1. Prepad, yaitu fluida dengan viskositas rendah dan tanpa proppant, biasanya minyak,
air, dan atau foam dengan gel berkadar rendah atau friction reducer agent, fluid loss
additive dan surfactant atau KCl untuk mencegah damage, dan ini dipompakan didepan
untuk membantu memulai membuat rekahan. Viscositas yang rendah dapat masuk ke
matrix lebih mudah dan mendinginkan formasi untuk mencegah degradasi gel..
2. Pad, yaitu fluida dengan viskositas lebih tinggi, juga tanpa proppant dipompakan
untuk membuka rekahan dan membuat persiapan agar lubang dapat dimasuki slurry
dengan proppant. Viskositas yang lebih tinggi mengurangi leak-off (kebocoran fluida
meresap masuk ke formasi). Pad diperlukan dalam jumlah cukup agar tidak terjadi terjadi
100 % leak-off sebelum rekahan terjadi dan proppant ditempatkan.
3.
Slurry dengan proppant, yaitu proppant dicampur dengan fluida kental, proppant
ditambahkan sedikit demi sedikit selama pemompaan, dan penambahan proppant ini
dilakukan sampai harga tertentu pada alirannya (tergantung pada karakteristik formasi,
sistem fluida, dan gelling agent).
4. Flushing, yaitu fluida untuk mendesak slurry sampai dekat dengan perforasi,
1.
2.
meningkatkan viskositas dengan jalan mengikat satu molekul atau lebih sehingga
proppant yang dibawa tidak mengalami settling (pengendapan) serta memperkecil leakoff fluida ke formasi. Biasanya organometalic atau transition metal compounds yang
biasanya borate, titan dan zircon.
3.
bentuk powder ditambahkan dalam fluida dasar. Untuk dapat terpisah dengan
baik, pH harus berkisar 9, yang didapat dari pencampuran dengan basa seperti NaOH,
NH4OH, asam asetat dan asam sulfamic (HSO3NH3).
4.
ikatan polimer dan mengurangi viskositasnya, sehingga perlu ditambahkan anti bakteri
seperti glutaraldehyde, chlorophenate squaternaryamines dan isothiazoline. Zat ini perlu
ditambah ditanki sebelum air ditambahkan, karena enzim yang terlanjur dihasilkan bisa
memecah polimer. Bactericides tidak dipergunakan apabila fluida dasarnya minyak.
5.
6.
Fluid Loss additive , fluid loss harus diperkecil. Untuk formasi homogen,
biasanya
sudah
cukup
dengan
filter
cake
yang
terbentuk
di
dinding
formasi.Material yang umum dipakai antara lain : pasir 100-mesh, silica fluor (325-
mesh), baik untuk rekahan kecil alamiah (silica flour 200 mesh untuk rekahan kecil < 50
micron dan 100 mesh untuk yang lebih besar >50 micron), Oil Soluble Resins, Adomite
Regain (Con Starch), Diesel 2-5 % (diemulsikan), Unrefined Guar dan Karaya gums.
7.
(viskositasnya kecil) setelah penempatan proppant agar produksi aliran minyak kembali
mudah dilakukan. Breakers harus bekerja cepat, konsentrasinya harus cukup untuk
mengencerkan polimer yang ada.
Untuk pemilihan fluida perekah yang sesuai, harus dipenuhi kriteria sebagaiberikut :
1.
2.
3.
4.
endapan
6.
1.
Pasir Alami
Berdasarkan sifat-sifat fisik yang terukur, pasir dapat dibagi ke dalam kondisi
baik sekali, baik, dan dibawah standat. Golongan yang paling baik menurut standart API
adalah premium sands yang berasal dari Illinois, Minnesota, dan Wisconsin. Biasanya
disebut Northern Sand, White Sand, Ottawa Sand, atau jenis lainnya misalnya
Jordan Sand.Golongan yang baik berasal dari
Hickory Sandstone di daerah Brady, Texas, yang memiliki warna lebih gelap dari
pada pasir Ottawa. Umumnya disebut Brown Sand, Braddy Sand, atau Hickory
Sand. Berat jenisnya mendekati 2,65. Salah satu kelebihan pasir golongan ini dibanding
pasir Ottawa adalah harganya yang lebih murah.
2.
Lapisan resin akan membuat pasir memiliki permukaan yang lebih rata (tidak
tajam), sehingga beban yang diterima akan terdistribusi lebh merata di setiap bagiannya.
Ketika butiran proppant ini hancurkarena tidak mampu menahan beban yang diterimanya,
maka butiran yang hancur tersebut akan tetap melekat dan tidak tersapu oleh aliran fluida
karena adanya lapisan resin. Hal ini tentu saja merupakan kondisi yang diharapkan,
dimana migrasi pecahan butiran (fine migration) penyebab penyumbatan pori batuan bias
tereliminasi. Proppant ini sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a.
Pre-cured Resins
Berat jenisnya sebesar 2,55 dan jenis ini dibuat dengan cara pembakaran alam
proses pengkapsulan.
b.
Curable Resins
Beberapa jenis proppant yang umum digunakan sampai saat ini adalah pasir
alami, pasir berlapis resin (Resin Coated Sand), dan proppant keramik (Ceramic
Proppant).
proppant ini akan membentuk massa yang terkonsolidasi dengan daya tahan
yang lebih besar.
a.
Jenis ini memiliki berat jenis hampir sama dengan pasir (SG = 2,7), memiliki
kemampuan untuk menahan tekanan penutupan (Clossure pressure) sampai 6000 psi,
serta banyak digunakan di Alaska.
b.
Jenis ini lebih ringan dan lebih murah dibandingkan Sintered Bauxite, memiliki
specific gravity 3,65. Karena harganya yang mahal maka proppant ini hanya digunakan
untuk mengatasi tekanan yang benar-benar
tinggi. Proppant jenis ini mampu menahan tekanan sebesar 12000 psi, biasa
digunakan untuk temperature tinggi dan sumur yang sour (mengandung H2S).
c.
Suatu jenis baru yang merupakan kombinasi perlapisan resin dan butiran
keramik. Jenis ini terbukti memberikan kinerja yang lebih baik. Khusus untuk resin
coated proppant, variasi yang dimunculkan semakin banyak. Resin Coated Ceramic
memiliki ketahanan terhadap closure pressure sebesar 15000 psi dan temperature hingga
450 oF.
1.
formasi akan cenderung untuk menutup kembali rekahan tersebut yang dinotasikan
sebagai closure stress (stress yang diteruskan formasi kepada proppant pada waktu
rekahan menutup). Sehingga proppant harus dapat menahan closure stress tersebut
2.
3.
4.
5.
1. PKN Model
Model PKN mempunyai irisan berbentuk elips di muka sumur dengan lebar
maksimumnya terletak di tengah-tengah elips tersebut. Gambar (5.6) berikut
mengilustrasikan bentuk dari model PKN. Model tersebut berdasarkan anggapan bahwa :
1. Panjang rekahan / Penetrasi rekahan jauh lebih besar daripada tinggi rekahannya
(Xf >>Hf).
2. Tinggi rekahannya sama dengan tebal reservoir.
3. Tekanan dianggap konstan pada arah irisan vertikal, stiffness batuan bereaksi
vertikal.
Gambar 5.4
Model Skematis PKN
Berdasarkan anggapan diatas, metoda ini cocok diterapkan pada formasi dengan
permeabilitas kecil. Model ini memiliki bentuk eliptikal pada lubang bor, lebar
maksimum pada pusat elip, dengan lebar nol pada bagian puncak dan dasar.
Untuk fluida Newtonian, lebar maksimum ketika panjang rekahan setengahnya adalah
sama dengan Xf:
dimana G adalah shear modulus elastik dan dihubungkan dengan modulus young, E,
dengan :
faktor adalah kira-kira sama dengan 0.75, sehingga bentuk /4 = 0.59. Dalam
suatu lapangan, dimana w dihitung dalam satuan inch, qi dalam bbl/min, dalam
cp, Xf dalam satuan feet dan G dalam psi, maka :
untuk fluida perekah non-newtonian, perhitungan dipengaruhi oleh rheology (power law)
dari fluida. Dengan asumsi efek fluid loss diabaikan maka Economides memberikan
persamaan untuk lebar rekahan maksimum dengan non-newtonian fluid (dalam satuan
lapangan) adalah :
2. KGD Model
Model KGD seperti yang terlihat pada Gambar (5.5) merupakan hasil rotasi
sebesar 90o dari model PKN, dan pada umumnya lebih cocok dengan sebagian besar
geometri rekahan yang terbentuk. Model KGD mempunyai lebar yang sama (seperti segi
empat) di sepanjang rekahannya dan berbentuk setengah elips di ujungnya. Model KGD
rekahannya relatif lebih pendek, lebih lebar dengan konduktivitas yang lebih besar dari
model PKN.
Gambar 5.5
Model Skematis KGD
Dimana w adalah lebar rata-rata rekahan (inch), qi adalah laju injeksi (bbl/min), adalah
viskositas (cp), Xf adalah panjang rekahan (feet), hf adalah tinggi rekahan (feet) dan G
adalah shear modulus elastik (psi).
Perencanaan perekahan (datafrac) dilakukan untuk memperoleh parameterparameter perekahan setempat secara tepat. Data yang diukur antara lain tekanan
menutup rekahan (clossure pressure), pengukuran leak-off dan efisiensi fluida. Prosedur
pada datafrac ini meliputi antara lain : formation breakdown, data perekahan yang pernah
dilakukan pada formasi tersebut, step rate test (test laju bertingkat), shut-in decline test
(test penutupan), back flow test (test aliran balik), minifrac (rekahan mini), leak-off test
(test kebocoran fluida).
Metode yang akan dibahas pada proposal ini ada dua, yaitu Metode Prats dan Metode
McGuire Sikora.
1. Metode Prats
2. Metode McGuire-Sikora
McGuire dan Sikora mempelajari tentang efek rekahan vertikal pada produktifitas
pada reservoir dengan tenaga pendorong solution gas. Asumsi yang digunakan
adalah:
fluida inkompressible
Prosedur metode ini dengan menggunakan grafik McGuire dan Sikora (Gambar
5.8), yaitu :
3) Dari perpotongan kurva xf/re pada grafik McGuire dan Sikora, maka akan
didapatkan harga pada sumbu y.
4) Menghitung rasio PI sesudah rekahan dengan PI sebelum rekahan (open hole).
Metode McGuire dan Sikora ini adalah yang paling banyak digunakan
saat ini. Dari grafik McGuire dan Sikora kita bisa mengambil beberapa kesimpulan:
1.
Pada
permeabilitas
yang
rendah
(dengan
perekahan
Untuk
suatu
panjang
rekahan
Lf
yang
makin
akan
ada
konduktifitas
rekahan
3.
Gambar 5.6
Grafik McGuire Sikora
Jika dari evaluasi yang telah dilakukan didapatkan bahwa perekahan hidrolik
meningkatkan harga PI, maka operasi stimulasi perekahan hidrolik dinyatakan berhasil.
Sebaliknya jika dari evaluasi yang dilakukan didapatkan bahwa perekahan hidrolik tidak
menaikkan harga PI, maka operasi stimulasi perekahan hidrolik dinyatakan tidak berhasil
dan perlu untuk dievaluasi kembali
Adapun perkiraan lamanya pelaksanaan tugas akhir ini adalah selama 2 bulan ( 8
minggu ) dimulai dari 29 Januari-29 Maret . Tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut
:
MINGGU PERTAMA
1.Penenuan Lokasi evaluaso
2.Pengenalan lapangan
3.Pengambilan dan pengolahan data dari lapangan
MINGGU KEDUA
1.Pengambilan dan pengolahan data dari lapangan
2.Diskusi
3.Evaluasi
MINGGU KETIGA
1.Mempelajari mekanika Batuan
2.Mempelajari mekanika fluida
3.Diskusi
MINGGU KEEMPAT
1.Lab Analysis
2.Pemilihan material pengganjal
3.Diskusi
MINGGU KELIMA
1.Pemodelan Geometri rekahan
2.Reservoir Study
MINGGU KEENAM
1.Prosedur Perencanaan Perekahan
2.Diskusi
3.evaluasi
MINGGU KETUJUH
1.Pelaksanaan Operasi Stimulasi Hydraulic Fracturing
2.Diskusi
MINGGU KEDELAPAN
1.Evaluasi Keberhasilan Stimulasi Hydraulic Fracturing
2.Evaluasi Perbandingan Indeks Produktivitas
3.Diskusi
4.Evaluasi
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN X
2.1. Sejarah Lapangan X
2.2. Struktur Geologi dan Stratigrafi Lapangan X
2.3. Karakteristik Reservoir Lapangan X
BAB V. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN