Tugas 6 Pertanyaan
Tugas 6 Pertanyaan
Tugas 6 Pertanyaan
Oleh:
AGUSTINA MARTHA ERISTYA
13312244027
A. PERTANYAAN
1. Apakah kebenaran dari IPA bersifat mutlak? Jelaskan!
2. Apakah seluruh permasalahan manusia di dunia dapat dengan tuntas oleh IPA?
Jelaskan!
3. Apakah IPA mempelajari sebab musabab kejadian terciptanya manusia?
Jelaskan!
4. Apakah lingkup/batas penjelajahan IPA? Jelaskan!
5. Dimanakah IPA berhento dan menyerahkan pengkajian selanjutnya pada ilmu
lain? Jelaskan!
6. Apakah yang menjadi karakteristik objek ontologi IPA yang membedakan IPA
dengan ilmu lain? Jelaskan!
B. JAWABAN
1. IPA merupakan
suatu
ilmu
pengetahuan.
Menurut
kompasiana,
dalam
itu, ilmu tak dapat memenuhi kerinduan, kehausan manusia akan cinta mutlak dan
abadi. Jadi, ilmu pengetahuan IPA saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi manusia dalam kehidupannya.
3. Dalam perspektif IPA sebagai ilmu pengetahuan mempelajari terciptanya manusia
dengan mempelajari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut
ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada
sebelumnya melalui proses evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat
dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :Pertama,
tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada
tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang
fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut Pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang
sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di Neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens
yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya. Manusia pada
hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan.
Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah
dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
instinct.
4. Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas
pengalaman manusia. Fungsi ilmu yakni sebagai alat pembantu manusia dalam
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Fase permulaan ilmu
alam (natural phylosophy). Ilmu alam mempelajari dunia fisik yang relatif tetap dan
mudah dikontrol. Misal fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi,
cahaya, panas, kelistrikan; Kimia; Astronomi; Ilmu bumi dan ilmu hayat. Ruang
penjelajahan keilmuan dibagi menjadi cabang-cabang berbagai disiplin ilmu. Pada
mulanya hanya ada dua cabang yaitu : ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan
sosial. Karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini terbentuklah
banyak cabang. Setiap ilmuwan harus benar benar mengenali batas cabang ilmunya.
Ilmu pengetahuan alam berkembang sangat cepat. Ilmu-ilmu murni berkembang
menjadi ilmu-ilmu terapan.
5. Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti pada batas
pengalaman manusia. Jadi ilmu tidak mempelajari masalah surga dan neraka dan juga
tidak mempelajari sebab musabab kejadian terjadinya manusia, sebab kejadian itu
berada di luar jangkauan pengalaman manusia. Ilmu hanya membatasi daripada halhal yang berbeda dalam pengalaman kita karena terletak pada fungsi ilmu itu sendiri
dalam kehidupan manusia; yakni sebagai
alat
pembantu manusia
dalam
hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan dan magnetisme, fisika nuklir dan
kimia fisik (ilmu-ilmu murni).
Ilmu murni merupakan kumpulan teori-teori ilmiah yang bersifat dasar dan
teoritis yang belum dikaitkan dengan masalah-masalah kehidupan yang bersifat
praktis. Ilmu terapan merupakan aplikasi ilmu murni kepada masalah-masalah
kehidupan yang mempunyai manfaat praktis (Jujun S. Suriasumantri, 2005: 94).
Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibanding dengan ilmu-ilmu alam.
C. DAFTAR PUSTAKA
Salam, Burhanudin. 1997. Logika Materiil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suriasumantyri, Jujun. 1990. Filsafat ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
http://www.kompasiana.com/jokowinarto/epistemologi diakses 21 November 2016
pukul 15.11.