Ringkasan 6 Manajemen Piutang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tasaka Murat Wijaya

Nim : 12160080

Tugas : Ringkasan 4 Modal Kerja

Oleh : Dra. Insiwijati Prasetyaningsih, M.M.

Manajemen Piutang
A. Kebijakan kredit dan Penagihan
Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan
oleh manajer
keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan
keuntungan
penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu
kredit, potongan
kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang
yang tidak
dibayar.
Setiap perubahan kebijaksanaan kredit yang dilakukan korporasi akan
merupakan keputusan yang menyangkut trade-of antara kenaikan
profitabilitas di satu sisi dan resiko di sisi lain. Manajemen kredit menyangkut
bidang keputusan sebagai berikut:
- Analisis risiko kredit
- Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit
- Menspesifikasikan syarat kredit
- Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha kredit yang ada
- Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit
- Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan
- Menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen.

Ada terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Kebijakan Kredit :


a. Potensi Laba (Profit Potential)
Jika dapat menjual secara kredit dan sekaligus membebankan bunga
pada piutang dagang tersebut, penjualan kredit sebenarnya lebih
menguntungkan daripada penjualan tunai.
b. Pertimbangan Legal (Legal Consideration)
Adalah ilegal jika perusahaan membebankan harga yang berbeda
diantar konsumen-konsumen kecuali perbedaan harga ini diperbolehkan
secara legal.
c. Instrumen Kredit (Credit Instruments)
- Open Account
- Promissory Note
- Commecial Draft
- Conditional Sales Contract

Cara membuat standar kredit, meliputi:


- Kerugian dari piutang macet
- Biaya pemeriksaan dan penagihan
- Penambahan modal untuk piutang dagang

Untuk meningkatakan kualitas kredit dibuat kriteria penilaian kredit yaitu 5C:
- Character (kepribadian), dari pihak yang berwewenang dari pembelian
kredit yang berkaitan dengan kepercayaan perusahaan pada janji yang
bersangkutan untuk melunasi hutang dagangnya.
- Capacity (Kemampuan), penilaian subjektif yang diukur dari prestasi
bisnisnya di masa lampau.
- Capital (Modal), dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan dengan
mengukur struktur modalnya dan likuiditasnya.
- Collateral (Jaminan berupa dana tunai pada giro)
- Condition (Kondisi ekonomi yang berdampak pada usaha pelanggan)

1. Standar Kredit

Standar kredit adalah salah satu criteria yang dipakai perusahaan


untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa
jumlah yang harus diberikan
Jika suatu perusahaan melakukan penjualan dengan kredit hanya kepada
para pelanggan yang kuat, kerugian karena timbulnya piutang ragu-ragu
biasanya kecil. Sebaliknya ada kemungkinan tingkat penjualan yang
hilang tersebut dapat lebih besar daripada biaya yang dapat dihindarinya.
Untuk menentukan standar kredit yang optimum perusahaan perlu
membandingkan antara biaya marjinal pemberian kredit dan laba marjinal
dari peningkatan penjualan.
Yang termasuk dalam biaya marjinal adalah biaya-biaya produksi dan
penjualan akan tetapi untuk sementara yang perlu diperhatikan adalah
biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas para pelanggan, atau biaya
kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya ini adalah :
- kerugian karena piutang ragu-ragu
- biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi, dan
- dan yang lebih besar yang tertahan dalam piutang dagang (yang
mengakibatkan biaya modal lebih tinggi, karena pelanggan yang
kurang layak menerima kredit, menunda pembayarannya).

2. Syarat Kredit

Adalah kondisi pembayaran kredit yang ditawarkan kepada pelanggan;


syarat kredit meliputi periode kredit dan potongan tunai. Periode kredit
adalah jangka waktu dimulai dari ketika kredit diberikan, setelah itu kredit
dianggap tertunggak. Secara umum, periode kredit dimulai pada tanggal
yang tertera di faktur, tapi tergantung dari standar tiap industri, periode
pembayaran bisa dimulai ketika barang diangkut, ketika barang diterima
pembeli, pada awal bulan, pada akhir bulan, pada tengah bulan, atau
pada waku-waktu tertentu sesuai syarat kredit.
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit
diberikan dan potongan tunai (jika ada) untuk pembayaran yang dilakukan
lebih awal. Misalnya jika perusahaan menetapkan syarat kredit kepada
semua pelanggannya sebagai 2/10, net 30, maka potongan tunai sebesar
2 persen diberikan jika pembayaran dilakukan dalam jangka 10 hari dan
jika potongan tunai tidak dimanfaatkan maka pembayaran harus
dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari. Jika syarat yang
ditentukan adalah net 60 berarti bahwa perusahaan tidak memberikan
potongan tunai, dan pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya 60
hari setelah tanggal faktur.

Lima aspek syarat kredit yaitu sifat ekonomik produk, kondisi penjual,
kondisi pembeli, periode kredit, dan potongan tunai.
- Sifat Ekonomik Produk
Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual
dengan syarat kredit yang relatif pendek, pembeli menjual kembali
dengan cepat, yang menghasilkan uang tunai sehingga mampu
membayar kepada pemasok.

- Kondisi Penjual
Penjual yang keuangannya lemah membutuhkan uang tunai
atau syarat kredit yang ditawarkannya berjangka sangat pendek.

- Kondisi Pembeli
Pada umumnya pengecer yang sehat keuangannya menjual
secara kredit, dan sebaliknya menerima kredit yang lebih lama.

- Periode Kredit
Melonggarkan periode kredit dapat mendorong kenaikan
penjualan, akan tetapi biaya atas dana yang terikat pada piutang
dagang akan meningkat.

- Potongan Tunai
Potongan tunai adalah reduksi harga didasarkan atas
pembayaran yang dilakukan selama periode waktu yang ditentukan.

3. Risiko gagal bayar

Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah


diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan
yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima C
sebelum memberikan persetujuan kredit. Seperti yang sudah saya
terangkan pada point bagian kebijakan kredit dan penagihan.
Untuk mencegah risiko-risiko yang ada beberapa langkah-langkah
pencegahan resiko tidak tertagihnya piutang :
- Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan, hal ini
ditentukan atas dasar pengalamanpengalaman tahun-tahun
sebelumnya. misalnya resiko ditetapkan 10% dari piutang, jika
perusahaan berencana meningkatkan penjualan dg Rp 100.000 dan
akan menyebabkan tambahan biaya Rp 50.000, maka tambahan
keuntungannya adalah sebesar Rp 40.000(100.000-50.000-
(10%x100.000))
- Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat diukur
dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu dipertimbangkan
soliditas (Tingkat kepercayaan pihak luar terhadap suatu
perusahaan) :
a. soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam memenuhi
kewajibannya tepat pd waktunya.
b. solidits finansiil, memiliki modal kerja yang cukup dalam memenuhi
kewajibannya tepat pada waktunya
c. soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari
debitur/direkturnya.

- mMembuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini dapat digunakan


daftar analisis umur piutang (aging schedule) sehingga diketahui
sejarah kredit tiap-tiap pelanggan.
- Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasar sejarah kredit dapat
ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit,
diturunkan, atau tetap.

4. Kebijakan dan Prosedur Penagihan

Kebijakan penagihan (collection policy) mengacu pada prosedur-


prosedur yang digunakan untuk menagih piutang yang lewat tempo.
Misalnya, surat tagihan bisa dikirimkan kepada setiap pelanggan yang
menunggak 10 hari, surat teguran yang diikuti pembicaraan lewat
telepon, bisa diberikan jika pembayaran belum diterima dalam 30 hari dan
piutang tersebut dialihkan kepada perusahaan penagih (collection agency)
setelah 90 hari.

Proses penagihan itu bisa mahal dalam pengertian biaya yang jarus
dikeluarkan maupun pengertian kehilangan hubungan baik (pelanggan
tidak senang utangnya dialihkan ke perusahaan penagih. Akan tetapi,
setidaknya sikap tegas diperlukan guna mencegah penguluran waktu
pembayaran serta kerugian yang akan diderita. Keseimbangan biaya dan
manfaat harus selalu dipertimbangkan dari berbagai kebijakan penagihan
yang berbeda.

5. Kebijakan Kredit dan Penagihan_Ringkasan


Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa
keputusan:
- kualitas account accepted
- periode kredit
- potongan tunai
- persyaratan khusus
- tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.

Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, maka


perusahaan perlu
mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar
tidak macet. Tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. melalui teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon.
Teguran ini dapat bersifat mengingatkan, misalnya sebelum
kredit jatuh tempo pelanggan ditelpon dengan teguran halus.
Kemudian teguran dapat pula bersifat menyuruh nasabah untuk
segera membayar dan memastikan tanggal kapan pelanggan akan
dibayar.
b. apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak
ditanggapi,
maka perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih
(collection agency) semacam debt collectoruntuk menagih kredit
tersebut hingga tertagih.

B. Menganalisis Permohonan Kredit

Anda mungkin juga menyukai