Modul PLC
Modul PLC
Modul PLC
2. Programmer/Monitor
Programmer/Monitor merupakan suatu alat yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan PLC. Dengan menggunakan Programer/Monitor ini
dapat dimasukan program ke dalam PLC dan juga dapat memonitor proses
yang dilakukan oleh PLC.
Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan handle console
(handle programming) atau komputer.
Pushbutton NO
Pushbutton NC
Limit Switch NO
Limit Switch NC
Proximity
Limit Switch
Flow Switch
Motor M
Solenoid
LED Display
Heater HEATER
Lampu
4. Power Supply
Umumnya PLC membutuhkan supply berupa tegangan AC antara
120 sampai 220 VAC dengan toleransi tegangan 10 15%. Selain sumber
AC ada juga PLC yang membutuhkan sumber berupa tegangan DC
24VDC.
1. Jenis DC
Ketika tombol masukan ditekan maka arus akan mengalir melalui LED
transmitter (LED On) sehingga cahaya sampai ke bagian basis phototransistor
dan mengakibatkan saturasi. Ketika phototransistor saturasi maka tegangan
antara collector-emitor akan jatuh dan menyebabkan terjadinya logika nol pada
rangkaian internal CPU.
COM
2. Jenis AC
Ketika tombol masukan ditekan maka arus akan mengalir melalui LED
transmitter (LED On) sehingga cahaya sampai ke bagian basis phototransistor
dan mengakibatkan saturasi. Ketika phototransistor saturasi maka tegangan
antara collector-emitor akan jatuh dan menyebabkan terjadinya logika nol pada
rangkaian internal CPU.
1. Jenis Relay
Besarnya nilai arus yang boleh dilewatkan pada terminal atau relay
internal bervariasi sesuai spesifikasi vendor plc tetapi umumnya adalah sekitar 2A
untuk tegangan 220VAC
Gambar 19. Ilustrasi penggunaan terminal COM pada luaran sumber DC dan AC
2. Jenis Transistor
Berdasarkan transistor pada optocoupler maka terdapat dua jenis output
PLC yaitu NPN dan PNP. Transistor output beroperasi pada mode switching
dengan tegangan kolektor dan emitor saat saturasi sebesar 1-2 VDC.
Gambar 21. Koneksi peralatan ouput terhadap output PLC mode sourcing
dan sinking
3. Jenis Triac
Jenis ini mampu menggerakkan beban AC memalui rangkaian internal
output PLC
Perangkat input dan output seperti sakelar dan lampu indikator yang
terhubung ke controller teridentifikasi dengan menggunakan alamat. Contoh
pengiriman berikut merupakan representasi dari controller seri CJ2M.
ch 0Unit input
ch 1Unit output
Gambar 24. Contoh alamat pada unit input dan output PLC
Gambar 26. Ilustrasi kontak NO, program ladder dan grafik waktu
2. Kontak NC
3. Gerbang AND
Contoh Penggunaan
4. Gerbang OR
Gambar 30. Ilustrasi Gerbang OR, program ladder dan grafik waktu
Contoh Penggunaan
Latihan
Petunjuk Latihan
Lampu yang Tidak Siap Menyala saat setidaknya salah satu dari sensor (1,
2, 3) dimatikan
Dengan sirkuit yang telah kita pelajari sejauh ini, lampu akan menyala
hanya selama tombol ditekan, misalnya, ketika menggunakan kontak
NO.Bagaimana jika kita menginginkan lampu tetap menyala walaupun tombol
dilepas?. Agar lampu tetap menyala, kita perlu membuat sirkuit yang disebut
dengan sirkuit kontrol self-holding. Sirkuit kontrol self-holding mempertahankan
output setelah dipicu bahkan setelah keadaan input seperti tombol dimatikan.
Pada sirkuit ini, output (1,00) menyala saat input (0,00) menyala. Koneksi
output (1,00) yang sejajar dengan input (0,00) juga menyala pada waktu yang
bersamaan. Alamat yang menyatakan output dapat digunakan sebagai koneksi
dalam program ladder.
Contoh Penggunaan
6. Work Area
Kita dapat menggunakan Work Area untuk membuat sirkuit kontrol self-
holding yang baru saja kita pelajari. Work Area adalah alamat yang hanya dapat
digunakan dalam program. Tidak ada perangkat input dan output untuk
menghubungkan dan keadaan MENYALA/MATI tidak bisa berupa output secara
eksternal. Alamat untuk Work Area diawali dengan huruf "W" seperti dalam
W0.00 misalnya. Nomor alamat yang tersedia tergantung pada pembuatan dan
model pengontrol.
Silakan lihat pada sirkuit kontrol self-holding yang menggunakan Work
Area. Output dari Work Area (W0,00) menyala saat input (0,00)
menyala. Koneksi dari Work Area (W0,00) yang sejajar dengan input (0,00) tetap
menjadi output. Output (1,00) menyala saat koneksi dari Work Area (W0,00)
menyala.
Saat input yang diatur ulang (0,01) dinyalakan, sirkuit kontrol self-holding
diputuskan sambungannya, dan outputnya dimatikan. Meskipun sirkuit kontrol
otomatis dapat dibuat tanpa menggunakan Work Area, ini bermanfaat untuk
mengatur kondisi input dan output dalam sirkuit yang kompleks. Work Area
memiliki fungsi lain selain sebagai sirkuit kontrol self-holding. Misalnya, ketika
sirkuit AND agak panjang, Work Area dapat digunakan untuk membagi sirkuit
dan menciptakan output perantara.
Gambar 38. Work Area sebagai output perantara
7. Sirkuit Interlock
Sirkuit interlock adalah tipe sirkuit yang digunakan untuk memutar motor
ke arah depan dan arah berkebalikan. Perlu adanya pembuatan sirkuit yang aman
yang dapat memastikan motor tidak berputar ke dua arah secara bersamaan
apabila aplikasi tertentu menggunakan kedua rotasi motor ke arah depan dan arah
berkebalikan. Sirkuit interlock memprioritaskan operasi yang sesuai dengan salah
satu dari dua sinyal input yang pertama kali mulai sementara juga mencegah
berlangsungnya operasi lain.
Contoh Penggunaan
Contoh penggunaan sirkuit interlock untuk membuka dan menutup katup elektris.
Saat sakelar Buka ditekan, motor bergerak ke atas sehingga mengangkat
dan membuka katupnya. Saat sakelar Tutup ditekan, motor bergerak ke bawah
sehingga menurunkan dan menutupkan katupnya. Sirkuit interlock dibuat untuk
mencegah motor beroperasi di tiap arah secara bersamaan. Saat motor bergerak ke
atas sehingga menaikkan katupnya, sirkuit untuk katup bagian bawah diprogram
agar tidak bersifat konduktif. Sehingga, logika ini memungkinkan kita untuk
membuat sirkuit yang aman yang mencegah motor beroperasi dengan dua arah
yaitu dengan menaikkan katup dan mengarahkan ke katup bagian bawah.
1. Instruksi SET-RSET
Instruksi SET menyerupai instruksi OUT, tapi pada SET, bit yang menjadi
operand-nya bersifat latching (mempertahankan kondisinya), artinya bit-nya akan
tetap dalam kondisi ON walaupun kondisi inputnya sudah OFF. Untuk
mengembalikan ke kondisi OFF harus menggunakan instruksi RESET. Ladder
diagram untuk sebuah SET dan RESET dan timimg diagramnya ditunjukkan
pada gambar berikut.
2. Instruksi KEEP
Instruksi KEEP adalah perintah yang menyatakan pengunci pada koil itu
sendiri tanpa adanya kontak pengunci ataupun kontak yang menyebabkan koil itu
terkunci.
Gambar 43. Ladder Diagram instruksi KEEP
3. Instruksi DIFU-DIFD
Pada saat PB1 ditekan, MV1 terbuka dan air mulai mengisi tanki. Pada
waktu yang bersamaan, motor pengaduk M mulai beroperasi. Ketika level air
melalui TLB2 dan mencapai TLB1, MV1 tertutup dan motor tertutup.
Selanjutnya, MV2 terbuka dan mulai mengeringkan (mengosongkan) air. Ketika
level air turun dibawah TLB2, MV2 Tertutup. Ketika cycling operasi terulang 4
kali, Indikator END menyala, dan operasi pengisian dan pengosongan tidak akan
terulang sampai PB1 ditekan lagi.
4. Timer
5. Counter
Tugas 3:
Ketika tombol hijau di tekan maka lampu akan menyala secara berurutan
dari L1,L2,L3 dan berulang secara otomatis. Siklus ini berulang sampai 5 kali
.Dan tombol merah untuk menghentikan sistem.
Tugas 4: