Kardiovaskuler Iskemik
Kardiovaskuler Iskemik
Kardiovaskuler Iskemik
SKRIPSI
Oleh :
AGUNG WIBOWO
K 100 010 227
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2009
1
BAB I
PENDAHULUHAN
terhalangnya arteri koroner. PJI dapat terjadi pada Gejala Koroner Akut (GKA),
yang melibatkan angina pektoris tidak stabil dan Infark Miokardial Akut (IMA)
atau peningkatan bagian non-ST (NSTEMI). PJI dapat muncul juga sebagai
vasospasmus arteri koroner (angina Prinzmetal atau varian) (Yulinah dkk, 2008).
sehingga suplai oksigen miokard berkurang. Iskemia miokard juga dapat terjadi
karena kebutuhan oksigen miokard meningkat secara tidak normal seperti pada
hipertrofi ventrikel atau stenosis aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara
1
2
tahun 1972, tercatat dalam Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) penyakit
menjadi urutan ketiga pada tahun 1986, sedang pada tahun 1992 dan 1995 naik
(25,6%). Data kejadian penyakit jantung koroner dan kematian akibat penyakit
jantung koroner di Indonesia, sebagian besar hanya diperoleh dari angka penderita
mendadak Gagal jantung, yang biasa gagal jantung sistolik maupun distolik.
Gagal jantung terutama timbul pada penderita yang telah mengalami infark
kemampuan jantung penderita, diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan
berat badan yang ideal, mengendalikan tekanan darah yang tinggi, diabetes
melitus dan setres mental. Semua itu adalah mengubah gaya hidup yang salah.
B. Perumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pola penggunaan obat pada
Penyakit Jantung Iskemia (PJI) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam
1. Golongan obat apa yang digunakan di Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
meliputi:
2. Cara pemakaian obat di Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta tahun 2003.
3. Lama perawatan Penyakit Jantung Iskemia (PJI) di Instalasi Rawat Inap RSI
D. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
terhalangnya arteri koroner. PJI dapat terjadi pada Gejala Koroner Akut (GKA),
yang melibatkan angina pektoris tidak stabil dan Infark Miokardial Akut (IMA)
atau peningkatan bagian non-ST (NSTEMI). PJI dapat muncul juga sebagai
vasospasmus arteri koroner (angina Prinzmetal atau varian) (Yulinah dkk, 2008).
pasokan darah ke otot jantung sehingga menimbulkan sejumlah rasa nyeri atau
koroner dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai
dengan rasa nyeri. Dalam kondisi yang lebih parah kemampuan jantung
memompa darah dapat hilang. Hal ini akan merusak sistem pengontrol irama
1) Aterosklerosis
pada ateroma tersebut. Luka goresan ini selanjutnya menjadi tempat menumpuk
lemak, kalsium dan jaringan ikat, pada mulanya, hanya terbentuk endapan lunak,
penyempitan ini menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tidak elastis, dan
jantung akibat terhentinya aliran darah (infark miokardia), dan berkurang aliran
2) Trombosis
gumpalan darah di bagian robek tersebut, yang kemudian bersatu dengan keping-
2002).
b. Gejala umum
2) Sesak nafas
1) Angina pektoris
yaitu seperti rasa tertekan atau berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dada terutama saat melakukan kegiatan fisik, terutama dipaksa bekerja
keras atau ada tekanan emosional dari luar. Biasanya serngan angina pektoris
berlangsung 1-5 menit, tidak lebih dari 10 menit, bila serangan lebih dari 20
Unstable angina adalah sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu
istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak. Unstable angina, yang pada
umumnya disebabkan oleh adanya Penyakit Jantung Iskemia (PJI), memiliki arti
penting ke arah terjadinya keadaan yang lebih buruk, sehingga harus ditangani
secara serius. Pada unstable angina, kekurangan oksigen ke otot jantung menjadi
acute atau lebih parah dan oleh karena itu amat berbahaya, karena risiko
Apabila aliran darah di dalam urat nadi koroner terhalang secara total,
bagian otot jantung itu mengalami kerusakan. Ini dikenal sebagai serangan
jantung akut atau Acute Myocardial Infartion (AMI). AMI umumnya disebabkan
oleh penyumbatan arteri koroner secara tiba-tiba, yaitu karena pecahnya plak
lemak atherocklerosis pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik
8
lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah di lokasi
arteri yang menyeluruh, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung. Ini
mengakibatkan rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai
lengan atau leher. Sakit dada tersebut diikuti dengan berkeringat dan napas
pendek. Pada serangan jantung akut, pasien bisa kehilangan kesadaran. Untuk
arteri yang buntu dengan menggunakan obat tertentu yang mampu melarutkan
(manula) atau nasib buruk yang tidak dapat dihindari. Pola hidup atau tingkah
laku seseorang (personal behavior) memegang peran yang sangat penting dalam
hal ini dikenal adanya faktor risiko Penyakit Jantung Iskemia (PJI), yaitu kondisi
Faktor-faktor risiko dibagi menjadi 2, yaitu faktor yang dapat dirubah dan
Hasil riset ukuran tubuh yang tidak proporsional menurut ahli kesehatan
darah, kolesterol dan trigliserida yang relatif tinggi sehingga berkaitan dengan
Berat badan dikatakan normal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu
yang secara stastistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan dan umur
(b) Merokok
berikut.
(1) Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti
kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk
(Soeharto, 2004).
(c) Dislipedemia
Suatu kelainan kadar lemak dalam darah, seperti kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol HDL. Konsumsi lemak dan kolestrol yang tinggi akan menaikan
10
(Pratiwi, 2004).
mengendap di dinding arteri menjadi padat yang terdiri dari campuran kalsium,
fibers dan zat-zat lain yang kesemuanya disebut plak (plaque). Terbentuknya plak
(e) Obesitas
tubuh lebih banyak dari pada kalori yang dikeluarkan, sehingga tidak seimbang.
Kelebihan kalori tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak, dan cadangan
lemak digunakan bila diperlukan. Namun, bila kelebihan kalori yang masuk
terjadi terus-menurus, maka lemak akan menumpuk dan akibatnya tubuh menjadi
gemuk. Penyebab kegemukan bias karena kebiasaan makan yang keliru (jumlah
berlebih, komposisi yang tidak tepat), kurang olah raga/aktivitas fisik, kelainan
Penyakit Jantung Iskemia (PJI), dan proses aterosklerosis akan dialami sekitar
darah menyebabkan aliran darah terhalang, dan resistensi untuk memompa darah
latihan fisik belum diketahui secara pasti. Namun, manfaat yang diperoleh dari
latihan fisik teratur antara lain adalah pengendalian kadar kolesterol dan
melakukan aktivitas fisik/olah raga secara teratur. Selain itu, pada seseorang yang
biasa melakukan olah raga secara teratur, diameter pembuluh darah jantung tetap
memiliki risiko terkena Penyakit Jantung Iskemia (PJI) 2 kali dibandingkan pria
Jantung Iskemia (PJI) memiliki prognosis yang lebih buruk dari pada pria.
12
insulin, yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Apabila kadar insulin berkurang
dalam darah, gula darah tidak dapat diubah menjadi energi dan tidak dapat
digunakan oleh jaringan di dalam tubuh. Karena gula darah tidak dapat diproses
menjadi energi, maka pada penderita diabetes mellitus, energi diproses melalui
metabolisme lemak dan protein. Akibatnya, dari metabolisme lemak dan protein,
kolesterol yang terbentuk dapat menumpuk di pembuluh darah tepi. Kontrol gula
darah melalui obat, diet, dan olah raga dapat membantu menekan risiko terkena
beratnya kerusakan plak, perubahan pada bentuk, plak kaya lemak, penyempitan
pembuluh darah, mer okok, stres, peningkatan lipoprotein (a) dan kolesterol,
menyempit, lalu bila terjadi trauma pada plak akan terjadi erosi/ruptur yang
2002).
Mutasi dari enzim yang berperanan pada akumulasi homosistein dalam darah
berkaitan erat dengan trombosis sebagai salah satu risiko terjadinya Penyakit
peranan homosistein
13
terhadap risiko Penyakit Jantung Iskemia (PJI) belum jelas, namun suatu
memiliki risiko 30 kali lebih besar menderita Penyakit Jantung Iskemia (PJI) dini
2002).
Perbandingan pria dan wanita, pria lebih besar terkena penyakit jantung
koroner dibandingkan wanita. Namun pada masa menopause wanita risiko terkena
penyakit jantung koroner meningkat. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen
yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang
(b) Usia
Semakin bertambah usia, risiko terkena PJK semakin tinggi, yang pada
bahwa faktor-faktor risiko Penyakit Jantung Iskemia (PJI) yang diturunkan seperti
hidup dan kebiasaan didalam keluarga juga berperanan, seperti pola makan sejak
kecil, atau merokok sejak usia muda, sehingga pada masa dewasa menjadi faktor
14
meningkatkan risiko Penyakit Jantung Iskemia (PJI), beberapa faktor genetik dari
2002).
3) Faktor psikososial
emosional yang terwujud dalam konsumsi makan yang berlebihan dan stres.
(b) Stres
Stres dan kecemasan mempengaruhi fungsi biologis tubuh. Pada saat stres,
mudah stres akan berisiko terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan
(workaholic). Terkadang seorang dengan tipe A sulit untuk bersikap santai, dan
cenderung cepat marah sehingga mudah terkena tekanan darah tinggi dan
4) Faktor geografik
dalam plasma, hati dan meningkatkan tekanan darah (Krisnatuti dan Yenrina ,
1999).
Suatu terobosan baru dari Dean Ornish pada tahun 1996 melaporkan
bahwa perubahan gaya hidup termasuk olah raga, merokok, pola makan seimbang,
operasi. Namun, penerapan teori ini di kalangan masyarakat pada umumnya masih
a. Golongan nitrat
darah menjadi lancar dan rasa sakit dada berkurang (Karyadi, 2002).
b. Golongan salisilat
serangan jatung lebih lanjut, obat berkerja untuk mengencerkan darah dan sebagai
anti platelet, sehingga mencegah terjadinya bekuan darah yang dapat memblok
menghanbat efek adrenalin pada reseptor beta yang terdapat di jantung, paru-paru
dan pembuluh darah. Efek obat golangan ini untuk memperlambat denyut jantung
dan menurunkan tekanan darah terutama pada waktu melakukan kegiatan fisik.
Pemberian beta bloker, dapat minngkatkan aktivitas fisik dan dapat dihindari
(Karyadi, 2002).
sebagai terapi awal masuknya kalsium sangat bermafaat sebagai terapi awal bila
diduga ada spasme koronaria, sebagai terapi tambahan pada angina pektoris stabil
yang parah atau bila obat penghambat beta-adregenik atau tidak dapat di tolerir
e. Diuretik
kalsium dapat dinetralkan dengan makan makanan yang kaya kalsium, atau
f. Digitalis
g. Obat antiaritmia
reseptor beta (penerima, ujung syaraf atau indera penerima rangsang) pada
h. Obat anti-hipertensi
Contoh buatan komersial ialah Aldomet, Catapres, Ismelin dan serpasil (Soeharto,
2001).
18
2) Vasodilator
tekanan terhadap aliran darah sehingga menurunkan tekanan darah, contoh buatan
3) Penghambat ACE
1994).
i. Antikoagulan
gumpalan darah di dalam jantung dan pembuluh darah. Contoh buatan komersial
kolesterol darah dianggap terlalu tinggi dan yang berhubungan dengan naiknya
k. Obat antiplatelet
3. Rumah Sakit
Rumah sakit berdasarkan definisi lama adalah intitusi (atau fasilitas) yang
rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialis dan subspesialistik. Rumah sakit ini mempunyai misi
Rumah Sakit Islam Surakarta adalah rumah sakit non pemerintah (swasta),
milik Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) memperoleh ijin dari
Rumah Sakit Umum Swasta maka Rumah Sakit Islam Surakarta termasuk Rumah
Sakit Umum Swasta Utama, yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,
4. Pengobatan Rasional
penyakit yang diderita. Yang harus diperhatikan adalah supaya penggunaan obat
dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dikatakan bahwa obat dapat
memberi kesembuhan dari penyakit bila digunakan untuk penyakit yang cocok
dengan dosis yang tepat dan cara pemakian yang tepat, bila tidak akan
fisiologik yang benar dari penyakit. Penggunaan obat dikatakan memenuhi syarat
farmakoterapi rasional bila mengikuti asas tepat indikasi (obat yang digunakan
berdasarkan pada diagnostik penyakit yang akurat), tepat obat (pemilihan obat
dosis (pemberian obat yang tepat takaran, jalur, saat, lama pemberian sesuai
dengan kondisi penderita), tepat penderita (tidak ada kontra indikasi atau kondisi
Dalam setiap situasi klinis, pilihan yang tepat dalam penggunaan obat-
sebagai berikut:
21