t34878 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

VALIDASI METODE ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN E PADA

BUAH KOLANG KALING (Arenga pinnata Merr.) DENGAN METODE


HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
Syahid Irawan1, Hari Widada2

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta

Email : [email protected]

Intisari
Vitamin E merupakan nutrisi esensial yang berfungsi sebagai antioksidan
dalam tubuh manusia. Disebut esensial karena tubuh tidak dapat membuat sendiri,
sehingga harus disediakan dari makanan, misalnya buah atau kacang-kacangan.
Daging buah kolang kaling (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu tanaman
jenis palma yang diduga kaya akan kandungan komponen larut minyak, salah
satunya Vitamin E.

Tujuan penelitian ini untuk mengoptimasi kondisi analisis yang sesuai


dalam penetapan kadar Vitamin E pada daging buah kolang kaling (Arenga
pinnata Merr.) menggunakan metode HPLC. Metode analisis menggunakan
HPLC dengan sistem; fase gerak (fase terbalik) metanol:air (95:5), detektor UV-
Vis 291 nm, fase diam C8 250L x 4,6 mm, kecepatan alir 1,5 mL/ menit, elusi
isokratik, suhu 30oC.

Berdasarkan metode yang digunakan diperoleh waktu retensi Vitamin E


pada menit ke 8.486 dan telah memenuhi persyaratan parameter validasi.
Parameter kesesuaian sistem menghasilkan koefisien variasi (CV) 1,34%.
Linieritas menunjukkan koefisien korelasi yang baik (r = 0,995) dengan
persamaan y = 4,76x + 140,4. Diperoleh batas kuantifikasi 2,142 ng/ mL.
Parameter akurasi dan presisi menghasilkan CV 20%. Persentase perolehan
kembali Vitamin E diperoleh 99,5%. Kadar rata-rata Vitamin E ekstrak n-heksan
daging buah kolang kaling untuk ekstraksi kering sebesar 0,92% dan ekstraksi
basah sebesar 1,12%.

Kata kunci: HPLC, Vitamin E, kolang kaling (Arenga pinnata Merr.)

1
Abstract

Vitamin E is an essential nutrient that is well known as an antioxidant in


the human body. Called essential since the body is enable to make its own, so it
must be supplied from food, such as fruit or nuts. Kolang kaling fruit flesh
(Arenga pinnata Merr.) is one type of palm plants that supposedly rich in oil-
soluble components, such as Vitamin E.
The purpose of this study was to optimize the appropriate conditions of
analysis on determination of vitamin E level in the kolang kaling fruit (Arenga
pinnata Merr.) using HPLC method. The analytical work condition was as fallow
: mobile phase (reversed phase) methanol: water (95:5), UV-Vis detector 291 nm,
C8 stationary phase 250L x 4.6 mm, flow rate of 1.5 mL/ min, isocratic elution,
the temperature of 30oC.
Based on the methods used were obtained of vitamin E retention time at
8.486 minutes and this retention has met with the requirements validation
parameters. System suitability parameters resulted in a coefficient of variation
(CV) of 1.34%. Linearity showed a good correlation coefficient (r = 0.995) with
the equation y = 4.76 x + 140.4. Retrieved quantification limit of 2.142 ng/ mL.
Parameter accuracy and precision CV 20% yield. The percentage recovery of
vitamin E obtained 99.5%. Average levels of Vitamin E n-hexane extract of the
fruit flesh kolang forth for the extraction of 0.92% dry and wet extraction of
1.12%

Keywords : HPLC, Vitamin E, kolang kaling (Arenga pinnata Merr.)

2
Pendahuluan oksidasi dengan cara bereaksi dengan
Untuk tumbuh dan radikal bebas reaktif membentuk
berkembang, tubuh manusia radikal bebas tak reaktif yang relatif
membutuhkan asupan gizi yang stabil (Dinna, 2005). Angka
cukup seperti: karbohidrat, protein, kecukupan gizi vitamin E perhari
lemak, vitamin dan mineral. pada orang dewasa sebesar 15 mg
Kekurangan vitamin dalam tubuh (Almatsier, 2003).
menyebabkan fungsi tubuh menurun Secara kimia Vitamin E dibagi
dan rentan terhadap penyakit menjadi dua kelas yakni, tokoferol
(Muray, et al., 2003). Vitamin adalah dan tokotrienol, dimana setiap kelas
nutrien organik yang sebagian besar terdiri dari 4 (empat) senyawa yang
berfungsi sebagai katalisator pada larut dalam lipida yang disentesis
sejumlah fungsi biokimia seperti oleh tanaman. Keempat senyawa
metabolisme karbohidrat, lemak, turunan tokoferol dan tokotrienol
protein, dan pembuatan DNA serta tersebut di bedakan dengan tanda
sel-sel baru di dalam tubuh (Gordon, huruf Yunani yaitu, , , , dan
2007). (Christie, 2011).
Vitamin berdasarkan sifat Tokoferol dan tokotrienol
kelarutannya dibagi menjadi larut dapat dianalisis dengan berbagai
lemak dan larut air (Gordon, 2007). metode. Pada tahun 1970, AOAC
Vitamin E adalah nutrisi esensial (Association of Official Analytical
yang berfungsi sebagai antioksidan Chemists) menampilkan beberapa
dalam tubuh manusia (Sesso et al., metode analisis konvensional pada -
2008). tokoferol dan -tokoferil asetat yang
Antioksidan adalah senyawa berbasis pada analisis kolorimetri
kimia yang dapat menyumbangkan atau polarimetri dan tehnik
satu atau lebih elektron kepada kromatografi lapis tipis. Metode
radikal bebas, sehingga radikal bebas Kromatografi Gas (GC) menjadi
tersebut dapat diredam (Suhartono, metode yang dikembangkan
2007). Antioksidan berfungsi sebagai kemudian untuk menetapkan
inhibitor yang bekerja menghambat senyawa tokoferol dan tokotrienol.

3
Metode High Performance Liquid Sebagai tanaman jenis palem-
Chromatography (HPLC) adalah paleman maka buah kolang kaling
metode yang banyak digunakan (Arenga pinnata Merr.) diduga kaya
untuk menetapkan tokoferol dan akan kandungan minyak, oleh karena
tokotrienol dalam sediaan makanan itu perlu dilakukan usaha isolasi dan
maupun nutrisi lainnya. Semua karakterisasi kandungan senyawa
bentuk tokoferol dan tokotrienol larut minyak yang terdapat pada
dapat dipisahkan dan ditetapkan daging buah kolang kaling
kadarnya dengan metode HPLC baik khususnya kandungan Vitamin E
dengan menggunakan detektor UV (tokoferol dan tokotrienol)-nya.
atau fluoresen. Analisis dan karakterisasi dengan
Taksonomi dari kolang kaling metode HPLC menjadi pilihan yang
(Arenga pinnata Merr) adalah tepat untuk mengetahui komposisi
sebagai berikut : senyawa tokoferol dan tokotrienol
Divisi : Spermatophyta dalam daging buah kolang kaling.
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae Metode Penelitian
Ordo : Arecales Penelitian ini termasuk jenis
Family : Arecaceae penelitian eksperimental laboratorik.
Genus : Arenga Dalam penelitian ini mempunyai
Spesies : Arenga pinnata beberapa tahapan yaitu: determinasi
Merr. (Sunanto, 1993) sampel, ekstraksi sampel dengan
Kolang kaling adalah pelarut n-heksan, pemekatan sampel
endosperm biji buah aren yang menggunakan rotary evaporator, uji
berumur setengah masak setelah kualitatif menggunakan TLC, dan
melalui proses pengolahan. Setelah analisis senyawa menggunakan
diolah menjadi kolang kaling, maka HPLC.
benda ini menjadi lunak, kenyal, dan 1. Penetapan Kadar Air
berwarna putih agak bening Daging buah kolang-kaling
(Sunanto, 1993). ditimbang 3 gram dan direplikasi
minimal 3 kali, kemudian

4
masukkan sampel kedalam simplisia). Simplisia halus
cawan poreselen dan ditimbang sebanyak 1,3 gram di larutkan ke
keduanya. Masukkan cawan dalam 300 mL n-heksan dalam
poreselen yang berisi sampel bejana kaca dan diaduk sampai
kedalam oven 105oC selama 3 homogen. Maserasi dilakukan
hari (72 jam) dan ditimbang selama 5 hari dengan perlakuan
setelah didinginkan kedalam digojok setiap pagi, siang dan
deksikator pada jam ke 42, 36 sore. Pada hari ke-5, dilakukan
dan 72. Penetapan kadar air penyaringan dan remaserasi
dilakukan sebanyak 5 kali dengan menambahkan 200 ml n-
replikasi agar diperoleh bobot heksan selama 2 hari dengan
sampel yang stabil. Untuk perlakuan sama. Hari ke-2
perhitungan digunakan rumus: remaserasi dilakukan
Persen kadar air penyaringan. Hasil maserasi dan
bobot awal bobot kering remaserasi dicampur dan
= x 100%
bobot awal
diuapkan menggunakan rotary
evaporator. Didapat ekstrak
2. Preparasi ekstraksi sampel
kental kemudian diuapkan
kering (simplisia)
kembali menggunakan cawan
Sebanyak 250 gram buah
petri dengan kipas angin sampai
kolang kaling dipotong menjadi 4
tidak tercium bau pelarut dan
bagian dan dikeringkan
didapat ekstrak kolang kaling.
menggunakan oven suhu 70 oC.
Selanjutnya dihitung rendemen
Simplisia kering dari 250 gram
ekstrak
buah kolang kaling basah di
3. Preparasi ekstrak sampel basah
timbang, dan dihitung kadar
Sebanyak 250 gram buah
airnya.
segar dihaluskan menggunakan
Simplisia kering dihaluskan
mesin penghalus dan di larutkan
menggunakan mesin penghalus
dalam 150 mL . Perlakuan
hingga halus dan diayak (disaring
ekstraksi basah sama dengan
untuk menyeragamkan partikel
maserasi pada ekstraksi kering,

5
tetapi hanya dalam 24 jam. dalam bejana pengembang yang
Diambil bagian fase minyak dan berisi fase gerak yang telah
diuapkan menggunakan rotary dijenuhkan. Setelah selesai,
evaporator. Didapat ekstrak lempeng tersebut dikeringkan
kental kemudian diuapkan dan dilakukan pengamatan
kembali menggunakan cawan bercak dengan menggunakan
petri dengan kipas angin hingga lampu UV pada panjang
tidak tercium bau pelarut dan gelombang 254 nm dan 366 nm.
didapat ekstrak kolang kaling. Dibandingkan retardation factor
Dihitung rendemen ekstrak. (Rf) ekstrak kering, ekstrak
Ekstrak basah dan ekstrak basah dan standar Vitamin E.
kering yang didapat dihitung
perolehan rendemen dengan 5. Analisis Kandungan Vitamin E
menggunakan rumus sebagai dengan HPLC
berikut: Metode kualitatif untuk
Rendemen ekstrak (%) menganalisis senyawa vitamin E
bobot akhir sampel pada buah kolang kaling
= x 100%
bobot awal sampel
menggunakan perbandingan
antara waktu retensi (RT) antara
4. Uji kualitatif dengan KLT
standar vitamin E dengan
Plat KLT dipanaskan dalam
sampel. Metode kuantifikasi
oven 70oC selama 1 jam. Ekstrak
untuk analisis kuantitatif dalam
kering , ekstrak basah dan
penelitian ini menggunakan
standar Vitamin E ditotolkan
metode baku eksternal.
pada lempeng silika gel F254
Tabel 1. Sistem HPLC
sebagai fase diam. Fase gerak
yang digunakan adalah n-heksan
: etil asetat (90 : 10) v/v.
Disiapkan lempeng silica gel
F254 dengan ukuran 12 cm x 4
cm kemudian di masukan ke

6
Hasil dan Pembahasan sehingga didapat nilai koreksi
1. Penetapan kadar air (lost of
rendemen dari ekstrak tersebut
drying) daging buah kolang
(Harjadi, 1993). Pada hasil
kaling.
Penetapan kadar air mengacu penelitian penetapan kadar air
pada metode AOAC (1995).
pada daging buah kolang
Agar mendapatkan berat bobot
kaling adalah 91,17%. Hasil ini
sampel yang stabil, pengukuran
yang dilakukan selama 3 hari menunjukan pada 3 gram
dan diperoleh 5 data. Hasil
sampel daging buah kolang
penetapan kadar dapat dilihat
kaling memiliki kadar air yang
pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Peresentasi Kadar Air besar yaitu 2,73 gram (massa
Repli- Bobot sampel Persentase
kasi pengeringan suhu kadar air
yang menguap).
105o C (%)
2. Ekstraksi
Sebelum Sesudah
dikering dikering Proses pengambilan
kan kan bahan aktif khususnya vitamin
3,0022 0,2415
1 91,96 E dari daging buah kolang
gram gram
3,0012 0,2703 kaling dilakukan dengan
2 90,99
gram gram metode ekstraksi maserasi dan
3,0005 0,2034
3 93,22 dilanjutkan remaserasi.
gram gram
3,0008 0,2977 pengambilan bahan aktif
4 90,08
gram gram daging buah kolang kaling
3,0089 0,3153
5 89,62 dilakukan cara maserasi sampel
gram gram
Rata-rata 91,17 kering (Ekstraksi kering) dan
Penetapan kadar air maserasi sampel basah
(Ekstraksi basah). Ekstraksi
digunakan untuk
kering dilakukan menggunakan
memperkirakan jumlah sampel oven pada suhu 70o C selama
yang dibutuhkan saat ekstraksi 24 jam, kemudian dilarutkan

7
kedalam n-heksan. Hasil Tabel 4. Hasil Rendamen
Ekstrak
pengeringan menggunakan Rendemen Ekstrak (%)
oven terdapat pada Tabel 3, Replikasi Ekstrak Ekstrak
sedangkan ekstraksi basah Kering Basah

sebelum dilakukan penyarian 1 0,656 0,103


2 0,418 0,102
fase minyak menggunakan n-
3 0,429 0,097
heksan ditambahkan pelarut
Rata-rata 0,501 0,101
etanol 70%.

3. Uji kualitatif KLT


Tabel 3. Hasil berat simplisia
pengeringan menggunakan oven Uji kualitatif kandungan
70oC selama 24 jam
vitamin E ekstrak daging buah
Bobot sampel pengeringan kolang kaling dilakukan dengan
o
suhu 105 C metode KLT. Eluen
Replikasi
Sebelum Sesudah
pengembang yang digunakan
dikeringkan dikeringkan
adalah n-heksan : etil asetat
1 250 gram 19,93 gram
2 250 gram 22,60 gram dengan perbandingan 90 : 10 v/v
3 250 gram 21,46 gram dan lempeng KLT yang
Rata-rata 21,33 gram digunakan adalah silika gel
GF254. Hasil uji KLT dapat
Ekstraksi dilakukan dilihat pada Tabel 5 dan
dengan membuat 3 kali Gambar1.
replikasi pada masing-masing Tabel 5. Hasil Analisis dengan
KLT
ekstrasi (ekstraksi kering dan Sampel Bercak Jarak Rf Warna
ekstraksi basah). Ekstrak yang tempuh bercak

diperoleh pada penelitian ini Ekstrak Tiga 3,8 cm 0,47 Gelap


kering
adalah ekstrak kental dengan
nilai hasil rendemen dapat Standar Tunggal 4,1 cm 0,51 Gelap

dilihat pada Tabel 4. vitamin


E
Ekstrak Tiga 4,0 cm 0,50 Gelap
basah

8
gelombang yang digunakan
untuk pendeteksian hasil
analisis dengan HPLC. Hasil
scanning dapat dilihat pada
Gambar2.
Gambar 1. Hasil uji kualitatif
senyawa vitamin E menggunakan
KLT

Keterangan :
A : Standar Vitamin E Rf = 0,51
B : Ekstrak Kering Rf = 0,47
C : Ekstrak Basah Rf = 0,5
Fase diam : Silica gel GF254
Fase Gerak : n-heksan : etil asetat
Gambar 2. Spektra Standar
(90 : 10 v/v)
Panjang silica : 10 cm Vitamin E (Scanning
maksimum menggunakan
ab : 8 cm
Shimadzu 1800)

4. Validasi metode analisis Hasil dari optimasi sistem


kandungan Vitamin E HPLC untuk menganalisis senyawa
menggunakan HPLC vitamin E diperoleh waktu retensi
(a) Penentuan panjang 8.486 menit dengan data
gelombang larutan induk kromatogram dapat dilihat pada
standar vitamin E gambar 3.
Penetapan panjang
gelombang larutan induk
standar Vitamin E dengan
spektrofotometer pada
rentang 200-400 nm.
Gambar 3. Trial Peak Kromatogram
Serapan maksimum yang HPLC Kromatogram standar Vitamin E
diperoleh yaitu pada konsentrasi 1 mg/mL, waktu retensi
8.486 menit Uji Kesesuaian Sistem
panjang gelombang 291,50.
Hasil panjang gelombang ini
ditetapkan sebagai panjang

9
Uji kesesuaian sistem
dilakukan dengan 6 kali replikasi
pada kondisi yang telah ditentukan,
sampai diperoleh nilai dengan
persyaratan tertentu pada parameter
masing-masing. Hasil validasi
Gambar 4. Kurva Kalibrasi Standar
metode uji kesesuaian sistem dapat vitamin E (x = kadar Vitamin E, y =
area)
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Kesesuaian sistem
(c) Batas kuantifikasi (LOQ)
dari HPLC konsentrasi 60 ng/mL
Hasil nilai % deviasi dan %
CV berdasarkan hasil uji adalah rata-
rata % deviasi 8,40% dan % CV
10,00%, dan batas kuantifikasi
diperoleh sebesar 2,142 ng/mL.
Tabel uji batas kuantifikasi dapat
(b) Uji linearitas dilihat pada Tabel 8.
Uji ini dilakukan pada seri Tabel 8. Perhitungan Batas
Kuantifikasi Vitamin E Konsentrasi
larutan kurva baku standar Vitamin E 10 ng/mL
dengan konsentrasi Vitamin E 10,
20, 30, 40, 50 dan 60 ng/mL. Hasil Tabel 8. Hasil Uji Akurasi
uji diperoleh persamaan garis y =
4,76x + 140,4 dan koefisien korelasi
(r) 0,995. Tabel linearitas dan kurva
kalibrasi standar Vitamin E dapat (d) Akurasi
dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 4. Uji akurasi dilakukan pada 3
konsentrasi (rendah, sedang dan
Tabel 7. Linieritas tinggi) yaitu 15 ng/mL, 35 ng/mL,
dan 55 ng/mL dilakukan sebanyak 6
kali pada masing-masing konsentrasi.

10
Hasil tersebut dapat dilihat pada berturut-turut. Hasil tersebut dapat
Tabel 9. dilihat pada Tabel 11.
Tabel 9. Hasil Uji akurasi Tabel 11. Hasil Rata-rataUji Presisi
Intra-day dan Inter-day

5. Penetapan kadar Vitamin E pada


(e) Recovery
ekstrak kering dan ekstrak basah
Pengujian recovery dilakukan
Hasil penetapan kadar daging
sebanyak 3 konsentrasi yang berbeda
buah kolang kaling menggunakan
yaitu 15, 35, 55 ng/mL dengan tujuan
sistem HPLC dari hasil validasi
memberikasn batas bahwa
dibuat tiga kali replikasi dan dihitung
konsentrasi analit yang terukur pada
persamaan regresi linear yang
daerah tersebut masih terukur dengan
diperoleh dari kurva baku kalibrasi.
baik oleh detektor. Nilai recovery
Kadar Vitamin E yang didapat dari
rata-rata sebesar 99,5%. Nilai
masing-masing ekstrak (ekstrak
recovery sesuai dengan persyaratan
kering dan ekstrak basah).
yaitu pada rentang 80-120% untuk
bahan sediaan farmasi (FDA, 2001).
Tabel 12. Hasil Penetapan Kadar
Tabel 10. Hasil Uji % Recovery Vitamin E pada Ekstrak Daging Buah
Kolang Kaling (Arenga pinnata Merr.)

(f) Presisi
Presisi dilakukan pengukuran
intra-day dan inter-day pada
konsentrasi 15 ng/mL, 35 ng/mL dan Tabel 13. Hasil Konversi kandungan
55 ng/mL (rendah, sedang dan Vitamin E dalam daging buah kolang
kaling
tinggi) yang dilakukan selama 2 hari

11
Besarnya nilai rendemen Chromatography (HPLC) fase
pada ekstraksi kering dikarenakan terbalik dengan detektor UV-Vis.
senyawa Vitamin E pada simplisia Kadar rata-rata Vitamin E pada
masih dapat dilindungi oleh jaringan- pada ekstraksi basah 1,12% dan
jaringan kotiledon, dan masih dapat ekstraksi kering 0,92%.
distabilkan oleh senyawa-senyawa
lain yang terdapat dalam ekstrak. Daftar Pustaka
Pada ektraksi basah, Abidi, S. L., (2000)
didapatkan rendemen lebih sedikit Chromatographic analysis of
dibandingkan ekstraksi kering tocol-derived lipid antioxidant.
dikarenakan faktor daya tembus n- J. Chromatogr. A,881,197-216
heksan lebih rendah karena Almaister, S., (2003), Prinsip Dasar
terhalangi dengan adanya air dan Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
waktu penyarian lebih singkat (24 Pustaka Utama antioxidants. J.
jam) sehingga mendapatkan Chromatogr. A 2000, 881, 197-
rendaman ekstrak lebih sedikit. 216.
Berbeda dengan ekstraksi kering, California: Academic Press; 1998. p.
proses penyarian senyawa larut 44-84.
minyak dengan pelarut n-heksan Christie, W.W., (2011), Tocopherols
lebih optimum karena sudah tidak and tocotrienols structure,
adanya kadar air dalam sampel dan composition, biology and
faktor waktu ekstraksi yang lebih analysis, @
lama (7 hari). http://lipidlibrary.aocs.org
Combs GF.,(1998), Vitamin E. In:
Kesimpulan Combs GF. The vitamins,
Terdapat adanya kandungan fundamental aspects in
Vitamin E pada buah kolang kaling nutrition and health 2nd ed.
(Arenga pinnata Merr) dengan California: Academic Press; p.
menggunakan metode High 189-223.
Performance Liquid Dinna, Sofia., (2005). Antioksidan
dan Radikal Bebas. Majalah

12
ACID FMIPA Universitas Kawasan Kota Pantai.
Lampung Edisi III/Tahun /GE/SEMI3/PROSIDING/01W
V/Mei, 41-58 AHYU.doc.
Gallagher ML.,(2004), Vitamins. In: Harborne, J.B., (1987), Metode
Mahan LK, Escott-Stump S. Fitokimia, Edisi ke dua, ITB,
Krauses food, nutrition, & diet Bandung
therapy. Pennsylvania: Harmita., (2004), Petunjuk
Saunders; p. 75-119 Pelaksanaan Validasi Metode
Gandjar, G.L., & Rohman, A., dan Cara Perhitungannya,
(2007), Kimia Farmasi Majalah Ilmu Kefarmasian,
Analisis, Pustaka Pelajar, Vol. I, No.3, Desember 2004,
Yogyakarta. 117 135.
Gordon, J., (2007), How Vitamin Hillan, J., (2006), Fact About
work, Diakses 23 mei 2013 Vitamin E, Dependent of
dari Family, Youth and Community
http://health.howstuffwork.com Sciences Florida Cooperative
Gultom., (2009). Jutaan Dolar Harta Extention Service, Institute of
Karun Tersimpan di Dalam Food and Agricultural
Pohon Aren atau Enau Alias Sciences, University of Florida.
Bagot. [ICH] International Conference On
http://arenindonesia.wordpress. Harmonisation., (2005), ICH
com/artikelaren/hltgultom. [2 Of Echnical Requirement For
Mei 2010] Registration Of Pharmaceutical
Halliwell, B. Dan Gutteridge, J.M.C For Human Use; International
(1999). Free Radical in Conference On Harmonisation
Biology and Medicine. 3rd ed. Harmonised Tripartite
Oxford University Press, 23- Guideline Validation Of
31, 105-115 Analytical Procedures: Texs
Hantoro,wahyoe., (2004), Pengaruh And Methodology Q2(R1),
Karakteristik Laut dan Pantai Current Step 4 version.
terhadap Perkembangan

13
Jishage, K., Tachibe, T., Ito, T., Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes,
Shibata, N., Suzuki, S., Mori, P.A., Rodwell, V.W., (2003),
T., et al. (2005), Vitamin E is Biokimia Harper (ed.25),
essential for mouse (Hartono, Penerjemah), Pada
placentation but not for Mayes, P.A. (Eds), Struktur
embryonic development itself. dan fungsi vitamin larut air,
Biology Repruduction,. 73, EGC, Jakarta.
983-987. Papas, A. M., (2008), Vitamin E: A
Kamal-Eldin, A.; Gorgen, S.; New Perspectif, Nutri News,
Pettersson, J.; Lampi, A. M., Douglass Laboratories
(2000), Normal phase high Safari, Ahcmad., (1995), Teknik
performance liquid Membuat Gula Aren. Penerbit
chromatography of tocopherols Karya Anda. Surabaya
and tocotrienols. Comparison Sarikaya, B.B., and Kalayar, H.,
of different chromatographic (2011), Quantitative
columns. J. Chromatogr. A, determination of D-tocopherol
881, 217-227. and quality control studies in
Kamiensky M, Keogh J 2006. Sarcopoterium spinosum L.
Vitamins and Minerals.In: DOI: 10.12991/20111543.
Pharmacology Sediaoetama A., (2006), Ilmu Gizi.
Demystified.Mc.GrawHill Jakarta: Dian Rakyat
Companies Inc.,USA.p.137-54. Sesso, H.D., Buring, J.E., Christen,
Khomsan, A., (2002), How W.G., Kurt, T., Belanger, C.,
Hyperglycemi Promotes Macfadyen, J., et al., (2008),
Artherosclorosis: Molucular Vitamins E and C in the
Mechanism. Cardivascular Prevention of Cardiovascular
Diabetology, 1:1. Disease in Men: the Physician
Murray RK., (1990) Harpers health Study II Randomized
biochemistry, 22nded. London: Controlled Trial. The Journal
Prentice-Hall Intl Inc; p. 142- of the American Medical
3. Association,. 300, 21-23.

14
Siregar. 2007. Petani Sumut Belum Toyama Prefecture Jepang.
Jadikan Aren sebagai ISSN : 1411 4216
Komoditas Ungulan. Vyan., (2009), Kacang Tanah
http://www.medanbisnisonline. Manfaat dan Dampaknya.
com/2009/01/21/petani-sumut http://Vyanrh.wordpress.com/2
belumjadikan-aren-sebagai- 009/08/03/kacang-tanah-
komoditas-ungulan/. [16 manfaat-dan dampaknya/ .
Februari 2014] Diakses tanggal 10 mai 2013
Skoog., (2004), Fundamentals of Winarsi H., (2007), Antioksidan
Analytical Chemistry, Alami dan Radikal. Jakarta:
Brooks/Coole, a division of Kanisius
Thomson Learning, Inc, United Xu, Z., (2002), Analysis of
States of America, eighth Tocopherols and Tocotrienol,
edition. Protocols in Food Analytical
Su darmadji S, Bambang H, Suh Chemistry (2002) D1.5.1-5.12,
ardi., (2007), Analisis Ba John Wiley and Sons Inc.
han Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Suhartono, E. H., (2007), Stres
Oksidatif Dasar dan Penyakit.
Banjarmasin : Pustaka Banua.
Sunanto, Hatta., (1993), Aren
Budidaya dan
Multigunanya.Kanisius.Yogya
karta.
Surahman, D.N., & Darmajana,
D.A., (2004), Kajian Analisa
Kandungan Vitamin Dan
Mineral Pada Buah-Buahan
Tropis Dan Sayur-Sayuran Di

15

Anda mungkin juga menyukai