Laporan Praktek Baja Las
Laporan Praktek Baja Las
Laporan Praktek Baja Las
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan
dan karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras, namun
mudah patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah bengkok.
Sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur ataupun tidak,
sangat banyak diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil
misalnya; kuda-kuda, tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda
pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus
membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara
yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu
juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta
memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang
kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja tersebut menjadi
satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengan cara dilas.
Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara
menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah sehingga
menyatu.
Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya
untuk mencairkan bagian-bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi.
Panas untuk pengelasan dapat diperoleh antara lain dari :
1. Api yang dapat dihasilkan dari arang/pembakaran arang batu, seperti : pada proses las
tempe.
2. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda kerja,
seperti las listrik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kerja baja ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan baik dan benar
3. Mahasiswa mampu menggunakan las asetelin maupun las listrik dengan baik
4. Mahasiswa mahir mengelas dengan bahan tambah atau tanpa bahan tambah
5. Mahasiswa mahir dalam pengelasan dasar.
C. Materi Praktikum
Adapun materi praktek yang akan dilaksanakan adalah :
1. Membuat rigi-rigi las menggunakan las asetelin tanpa bahan tambah ;
2. Membuat rigi-rigi las menggunakan las asetelin dengan bahan tambah ;
3. Membuat rigi-rigi las menggunakan las listrik ;
4. Menyambung pipa keplat menggunakan las listrik ;
5. Menyambung plat ke plat menggunakan las listrik/ las asetelin ; dan
6. Pengaplikasian
DASAR TEORI
Jenis las-an
Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan.
Proses penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan
metode penyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Las-an jalur (fillet weld)
Las-an jalur digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut,
sambungan tumpang, dan sambungan T pada gambar 2.2. Logam pengisi digunakan
untuk menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segitiga siku-siku;
Gambar 2.8
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah.Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan.Titik cair dari alektroda wolfram
sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur
listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung
yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan
didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas
tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias
listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari
botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja
tahan karat.
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik
dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana
seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan pada
gambar 2.10 , dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas
pelindung.
a. Zig-zag
b. Bulat-bulat
c. Trapesium
E. Las Asetelin
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi
bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak
tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam
bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat
berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas
yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas
Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung
itu.
Tabung Gas Asetilin
Terbuat dari tabung baja yang diisi gas asetilin yang telah di mampatkan
dengan volume 40 liter dan tekanan hingga 15 bar.
Tabung asetilin berisi dari bahan berpori (kapas, sutra tiruan,
atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap asetor).
Generator Asetilin
Gas asetilin dapat dibuat dengan cara sederhana yaitu mencampur
air dan karbit (calzium carbide),
dengan rumus kimia
CaC2 + 2H2O --> C2H2 + Ca(OH)2 + kalor
Digunakan untuk menyimpan oksigen dengan tekana sampai dengan 151 bar.
Di atas tabung terpasang keran yang didalamnya ada sumbat pengaman. Bila tekanan
gas didalam botol naik karena pengaruh panas,maka sumbat akan pecah dan gas akan
keluar.
Kapasitas yang dapat ditampung sebanyak 74,5 m2 dengan
kadar oksigen murni 99,5%.Kadar oksigen dalam tabung gas sangat berperan dalam
penghematan, kecepatan, dan efisiensi kerja pada waktu pengelasan. Apabila oksigen
dengan kadar 90% maka baja akan sukar untuk dilas. Kadar oksigen 88% tidak dapat
untuk mengelas baja, bahkan dengan perbedaan 0,5% saja akan menghasilkan lasan
yang berbeda.Jadi untuk melakukan pengelasan kadar oksigen harus selalu tinggi,
sebab ketidakmurnian oksigen akan menyebabkan turunnya suhu pengelasan. Tapi
meskipun begitu, kita dapat melakukan pengelasan dengan cara memperlambat
gerakan pengelasan.
b. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.
Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup
biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup
ini terbuat dari material Baja.
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada
katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan hingga
mencapai tekanan kerja torch.Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan
besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika
tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh
regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup
pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat
pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
d. Selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch digunakan
selang gas. Untuk memenuhipersyaratan keamanan, selang harus mampu
menahantekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan
berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan
selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kodewarna pada
selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentangperbedaan warna
untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
Teknik Pengelasan
Posisi pengelasan di bawah tangan
Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan
mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan disambung.
Kemudian dengan tekanan yang akan diberikan, kedua bahan akan menyatu.
Las busur nyala listrik adalah pengelasan dengan cara mengubah arus listrik
menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda kerja dengan
membangkitkan busur nyala listrik melaui sebuah elektroda. Arus yang digunakan untuk
pengelasan dapat berupa arus AC maupun DC, tergantung mesin las yang digunakan.
Bahan yang digunakan untuk las busur listrik adalah elektroda. Elektroda akan
dialiri oleh arus listrik untuk menghasilkan nyala busur yang akan melelehkan elektroda
sampai habis. Jenis dan macam elektroda sangat banyak, sehingga perlu pemilihan jenis
elektroda dengan benar. Berdasarkan selaput pelindungnya elektroda dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari inti
dan pelapis atau fluks. selaput pelindung akan terbakar dan menghasilkan gas CO2 yang
berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara
luar. Udara luar mengandung oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi
sehingga akan mempengaruhi kekuatan mekanis hasil pengelasan.
a. Mesin Las
Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan menjadi :
Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN
atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor bensin. Kapasitas trafo
biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari
pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan pesawat las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu jenis pesawat las
transformator AC.
Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik motor
disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan oleh motor
listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator).
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus
searah. Dengan pesawat ini akn lebih banyak kemungkinan pemakainya karena arus yang
keluar dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC).
Pesawat las jenis ini mialnya tranformator rectifier maupun pembangkit listrik motor
disel.
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
2. Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini
terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dariembonit).
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata
terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
4. Sikat Kawat
5. Klem massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari
bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas
yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus
bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
6. Penjepit
c. Elektroda
Macam-macam elektroda :
1. Elektroda berbalut
2. Elektroda tak berbalut
Elektroda berbalut dapat dipakai pada mesin AC dan DC untuk mengelas
pekerjaan berkualitas tinggi. Balutan elektroda dinamakan lapisan fluksi. Pelapisan
pada kawat ini dapat dengan cara destrusi, semprot atau celup. Ukura standar
diameter kawat ini dari 1,5 mm - 8 mm dengan panjang antara 350 - 450 mm. Jenis-
jenis selaput fluksi pada elektroda, misalnya Selulosa, Kalsium Karbonat ( Ca CO 3),
Natrium Dioksida (rutil), Kaolin, Kalium Oksida, Mangan, Oksida besi, Serbuk besi,
Besi Silikon, Besi Mangan dan sebagainya. Tebal selaput elektroda berkisar antara
10%-50% dari diameter elektroda pada proses pengelasan selaput elektroda (fluk) ini
akan turut mencair dan menghasilkan gas CO 2 yang melindungi cairan las, busur
listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar, karena udara luar yang
Dampak Merugikan
Pada proses las listrik, akan terdapat asap, cahaya dan sinar yang timbul dari
proses pengelasan dan berdampak merugikan pada kesehatan.
2. Cahaya
Cahaya ada 1 macam, yaitu :
Cahaya Tampak
Cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa mata dan kornea
ke retina mata, bila terlalu kuat cahaya yang masuk maka mata akan menjadi lelah dan
kalau terlalu lama mata menjadi sakit tetapi hanya bersifat sementara.
3. Asap
Pada proses pengelasan, selain cahaya dan sinar juga terdapat asap yang
berdampak pada gangguan pernapasan. Asap yang muncul dapat menimbulkan keracunan
dalam tubuh. Untuk itu, pengaturan tempat pengelasan harus disesuaikan dengan arah
angin yang bertiup dan hendaknya sebelum atau sesudah pengelasan baiknya
mengkonsumsi susu sebagai penetralisir racun tersebut.
Untuk menjaga dan melindungi mata harus menggunakan alat bantu berupa
kacamata las (topeng las) yang mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan alat
bantu lainnya yang mampu menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet dan sinar
infra merah.
1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar
Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16
meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra
violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada
pelaksanaan pengelasan.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
3. Balu Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus
memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
Didalam proses praktikum, sering kali terjadi hal-hal yang diinginkan, seperti
kecelakaan ataupun yang lain. Untuk mengatasi hal itu, maka faktor keselamatan kerja
harus diperhatikan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Job I
Membuat Rigi-rigi Las Menggunakan Las Asetelin Tanpa Bahan Tambah
Dasar teori
Pada job ini membuat rigi-rigi las menggunakan las asetelin. Pembuatan rigi-rigi
las ini hanya bagian dasar dari pemula las untuk belajar tentang pengelasan, sebelum
masuk pada pengaplikasian kita sebagai pemula harus berlatih dulu agara hasil yang
kita inginkan dapat maksimal.
Pengaman :
Helem las/ topeng las ; dan
Sarung tangan
Arah
1 cm
A A
2 cm
2 cm
10 cm
2 cm
2 cm
1 cm
POT A-A
60-70 o
Arah
1mm
Benda Kerja
Hasil las
Nyala api netral
Pengaman :
Helm las/ topeng las ;
Sarung tangan
Gambar Kerja
10 cm
Arah 1 cm
B B
2 cm
2 cm
10 cm
2 cm
2 cm
1 cm
Bahan
tambah
kawat
Ujung tip las
Benda Kerja
60-70 o
Arah
1mm
Benda Kerja
Nyala api netral
Laporan Kerja Baja 39
POT B-B
Hasil las
C. Job III
Membuat Rigi-rigi Las Menggunakan Las Listrik
Dasar Teori
Job III ini membuat rigi-rigi las menggunakan las listrik, las listrik terdiri dari
sambungan AC dan DC. Bahan bakar pada las listrik ini menggunakan elektoda yang
dijepitkan pada pemegang elektroda. Pada job ini benda kerja nya menggunakan plat
yang tebal karena jika menggunakan plat yang tipis maka benda kerja atau platnya akan
meleleh atau terjadi lubang yang besar.
Pembuatan rigi-rigi las ini juga sama pada job-job sebelumnya yaitu masih dasar
untuk pemula seperti kami sebelum masuk pada pengaplikasiannya.
Pengaman :
Topeng atau helm las ;
Sarung tangan.
Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan ;
2. Lukislah benda kerja seperti yang kita lakukan pada job I dan II dengan ukuran
yang sama ;
3. Menghidupkan mesin las listrik ;
Gambar kerja
10 cm
Arah
1 cm
c c
2 cm
2 cm
10 cm
2 cm
2 cm
1 cm
Kawat elektroda
elektroda
60-70 o
Arah
2mm
Benda Kerja
Hasil las
Dasar Teori
Menyambung pipa keplat sering kita temui pada pekerjaan air bersih ataupun air
kotor. Penyambung ini sangat perlu dilakukan dan penyambung ini juga harus benar dan
rapat karena jika tidak benar maka akan keluar air dari cela-cela sambungan tersebut.
Pada pengerjaan kali ini menggunakan las listrik.
Pengaman :
Topeng atau helem las ;
Sarung tangan
Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan ;
2. Lukis gambar silang pada plat, lalu letakan pipa ditengah-tengah gambar silang
tersebut dan lingkari pipa dengan kapur ;
3. Hidupkan mesin las listrik lalu diamkan selama 1 menit bru dapat digunakan ;
D
10 cm
10 cm
Pelat 2mm
POT D-D
4 cm
Pelat t = 2mm
Pengaman :
Topeng atau helem las ;
Sarung tangan
Langkah kerja
Las sudut
Las sudut
10 cm 10 cm 10 cm
Kursi merupakan perabotan rumah yang digunakan sebagai tempat duduk. Kursi
biasanya memiliki 4 kaki untuk mendukung berat yang ada(beban). Bebrapa jenis kursi
yang biasa digunakan untuk bersantai adalah kursi yang terbuat dari besi. Kurssi yang
terbuat dari besi lebih diminati ketimbang dari kayu karena lebih banyak variasi
bentuknya,
Pengaman :
Topeng atau helem las ;
Sarung tangan
Wearpack
Langkah kerja
1) Menyiapkan peralatan yang akan dipakai
Gambar kerja
RANGKA KURSI
31 cm
TAMPAK ATAS
31 cm KAYU 2/4
PAKU
31 cm
TAMPAK SAMPING
2 cm
2 cm
30 cm
15 cm
30 cm
BAB IV
Laporan Kerja Baja 52
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka
waktu yang tidak singkat
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu
lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
3. Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.Bila elektroda baru
dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak stabil saat
digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah
setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
B. SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah :
1. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum
pengelasan sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau
insting mengelas sehingga saat praktikum tidak perlu pemanasan terlalu lama.
2. Sabaiknya jadwal untuk praktikum diperbanyak
3. Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga dapat berguna , karena suatu saat
nanti kita kan mempraktikannya sehingga kita harus mempelajari seluk beluk las gas ,
dan ketika kita praktik kan mengurangi sedikit kecelakaan.
http://fitriyantopendaki.blogspot.com/2013/06/jenis-perlengkapan-kerja-las.html
http://zend09mt.blogspot.com/2013/10/makalah-las-oksi-asetilin.html
http://kodokebonceng.blogspot.com/2011/06/laporan-praktek-kerja-bengkel-kerja.html
http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-las-listrik-beserta-bungsinya.html
http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-las-listrik-beserta-bungsinya.html
http://www.academia.edu/8418453/Laporan_Praktek_Kerja_Las_Listrik