MEDISINA Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan AKPER YPIB MajalengkaVolume I Nomor 2 Juli 20152

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RESIKO KEHAMILAN

DI USIA DINI DI DESA HEULEUT KECAMATAN KADIPATEN MAJALENGKA


TAHUN 2014
Oleh : Tintin Purnamasari

ABSTRAK

Kehamilan pada masa remaja mempunyai resiko medis yang cukup tinggi, karena
pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum cukup matang untuk melakukan
fungsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri
tentang resiko kehamilan usia dini di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014.
Desa Heuleut merupakan salah satu desa dengan usia penikahan tertinggi dengan usia
pernikahan di bawah 16 tahun di Kecamatan Kadipaten, yaitu 24 orang. Berdasarkan dari
survey awal pada bulan mei 2014 yang dilakukan yang dilakukan pada 7 orang remaja
putri ditemukan 4 orang remaja putri yang kurang mengerti tentang resiko kehamilan di
usia muda.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan reponden
penelitian remaja putri dengan kriteria usia < 19 tahun, sejumlah 24 orang. Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil analisa data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya
(54,2%) remaja di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan pengetahuan kurang
tentang bahaya kehamilan dini; sebagian besar (79,2%) responden di Desa Heuleut
Kecamatan Kadipaten dengan pendidikan rendah; kurang dari setengahnya (29,5%)
responden di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan latar belakang keluarga tidak
bekerja; dan lebih dari setengahnya (54,2) remaja yang tidak suka mengakses media
informadi di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan pengetahuan kurang tentang
risiko kehamilan dini.
Remaja hendaknya mempelajari dan mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi
dan pendidikan seks yang dilakukan berbagai instansi, baik sekolah, lingkungan sehingga
dapat memahami kesehatan reproduksi. Remaja hendaknya mengakses media informasi
yang memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.

Kata Kunci : Remaja, Kehamilan Dini

Kepustakaan : 24 (2003-2013)

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
I. PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health suatu sistem nilai pribadi.


Organization) remaja merupakan anak yang Irianti dkk (2011) menjelaskan masa
telah mencapai usia 10 sampai 18 tahun, remaja dari sisi psikologis, yaitu merupakan
sedangkan Diknas (Pendidikan Nasional) masa transisi atau peralihan dari masa
menjelaskan bahwa anak remaja bila sudah kanak- kanak ke masa dewasa, yang diawali
berusia 18 tahun, yang sesuai dengan saat dengan puberitas. Pada masa ini terjadi
lulus sekolah menengah dan dalam buku- berbagai perubahan, baik dari segi fisik,
buku pediatri, seseorang anak dikatakan sosial, maupun emosional, yang di awali oleh
remaja apabila seorang anak telah mencapai datangnya haid (perempuan) dan mimpi
usia 10-18 tahun untuk anak perempuan dan basah pertama (laki-laki). Menentukan titik
12 sampai 20 tahun untuk anak laki-laki awal masa remaja tidak mudah. Remaja
(Mansur, 2009). (adolensence) berasal dari bahasa latin yang
Menurut “The Health Resources and berarti tumbuh kearah kematangan.
Services Administrations Guidelines Amerika Kematangan ini bukan hanya dari segi fisik,
Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tetapi juga sosial dan emosional (psikologis).
tahun” (Kusmiran, 2011). Menurut BKKBN Karkateristik remaja menurut Mubarak
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana (2011) remaja memiliki sifat menantang
Nasional) “remaja berusia 10-24 tahun, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot.
sementara Departemen Kesehatan dalam Mereka menginginkan kebebasan, sehingga
program kerjanya menjelaskan bahwa sering menimbulkan konflik di dalam diri
remaja adalah usia 10-19 tahun” (Adjie, mereka. Oleh karena itu, diperlukan
2009). pendekatan dalam memahami alam dan
Dhamayanti (2009) menjelaskan masa pikiran remaja. Penyampaian pesan
remaja adalah Berlangsung melalui 3 kesehatan dan bimbingan remaja mencakup
tahapan yaitu masa remaja awal (10-14 perkawinan yang sehat, keluarga yang sehat,
tahun), menengah (15-16 tahun), dan akhir sistem reproduksi dan masalahnya, sikap
(17-20 tahun). Masa remaja awal ditandai dan prilaku remaja yang sehat, keluarga
dengan peningkatan cepat pertumbuhan dan yang sehat, sistem reproduksi dan
pematangan fisik. Masa remaja menengah masalahnya, sikap dan prilaku remaja yang
ditandai dengan hampir lengkapnya positif dan sebagainya.
pertumbuhan pubertas, timbulnya Perkawinan dibawah umur masih sering
keterampilan-keterampilan berpikir yang ditemukan di daerah pedesaan. Menurut
baru, peningkatan pengenalan terhadap Irianti dkk (2011) factor-faktor yang
datangnya masa dewasa, dan keinginan menyebabkan tingginya perkwainan diusia
untuk memapankan jarak emosional dan dini yaitu kebiasaan ini bermula dari adat-
psikologis dengan orangtua. Masa remaja istiadat yang berlaku pada wilayah tersebut.
akhir ditandai dengan persiapan untuk Hal ini yang menjadi tolak ukurnya adalah
peran sebagai orang dewasa, termasuk kematangan fisik atau yang tidak berkaitan
klarifikasi tujuan pekerjaan dan internalisasi dengan hal-hal dengan calon pengantin.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Sebaliknya, di daerah perkotaan, seiring Kusmiran (2011) menjelaskan
dengan meningkatnya tarap pendidikan kehamilan pada masa remaja mempunyai
masyarakat dan semakin banyaknya anak resiko medis yang cukup tinggi, karena pada
perempuan yang bersekolah, kebutuhan masa remaja ini, alat reproduksinya belum
mereka untuk menikah di usia muda juga cukup matang untuk melakukan fungsinya.
menurun. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsi
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 hormonal melewati masa kerjanya yang
dijelaskan bahwa angka kehamilan maksimal. Rahim pada seorang wanita mulai
penduduk perempuan 10-54 tahun adalah mengalami kematangan sejak umur 14
2,68%, terdapat kehamilan pada umur tahun yang di tandai dengan menstruasi.
kurang 15 tahun, meskipun sangat kecil Pematangan rahim dapat dilihat pula dari
(0,02%) dan kehamilan pada umur remaja perubahan ukuran rahim secara anatomis.
(15-19 tahun) sebesar 1,97%. Apabila tidak Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah
dilakukan pengaturan kehamilan melalui sejalan dengan umur dan perkembangan
program keluarga berencana (KB) akan hormonal.
mempengaruhi tingkat fertilitas di “Hasil peneliti di luar negeri ternyata 85
Indonesia. Di Provinsi Jawa Barat angka % dari ibu muda yang hamil untuk pertama
kehamilan penduduk perempuan 10-54 kali, mengalami kekecewaan dan kecemasan
tahun adalah 2,87%, terdapat kehamilan setelah mengetahui mereka hamil. Hasil dari
pada umur kurang 15 tahun, meskipun salah satu penelitian lain menunjukkan 47%
sangat kecil (0,07%) dan kehamilan pada dari ibu hamil sebenarnya belum
umur remaja (15-19 tahun) sebesar 2,1%. menginginkan untuk mempunyai anak”
Berdasarkan data Inkesdas (Indeks (Sibagariang dkk, 2010).
Kesejahteraan Dasar) Kabupaten Majalengka Penelitian di Indonesia, organisasi
tahun 2013 ternyata usia perkawinan kemanusiaan yang fokus pada perlindungan
pertama di bawah 16 tahun masih dan pemberdayaan anak, menyampaikan
mempunyai persentase cukup tinggi yaitu hasil temuannya mengenai pernikahan dini.
44,56%, selanjutnya pada kisaran 19-24 Penelitian mencatat 33,5 % anak usia 13-18
sebanyak 26,53%. Tingginya persentase tahun pernah menikah dan rata-rata mereka
kawin muda tersebut memerlukan perhatian menikah pada usia 15-16 tahun (Rahma,
khusus bagi pemerintah daerah / instansi 2012). Penelitian ini dilakukan di delapan
yang terkait karena berpengaruh terhadap kabupaten di seluruh Indonesia selama
berbagai faktor sosial dan ekonomi Januari-April 2011, tentang Gambaran
pasangan tersebut. Pengetahuan remaja putri tentang Resiko
Kehamilan remaja dapat menyebabkan Kehamilan diusia Dini. Wilayah penelitian
terganggunya perencanaan masa depan mencakup Kabupaten Indramayu (Jawa
remaja. Kehamilan pada masa sekolah, Barat), Grobogan dan Rembang (Jawa
remaja akan terpaksa meninggalkan Tengah), Tabanan (Bali), Dompu (NTB) serta
sekolahnya, hal ini berarti terlambat atau Timor Tengah Selatan, Sikka, dan Lembata
bahkan mungkin tidak tercapai cita-citanya. (NTT) (Rahma, 2012).
Sementara itu, kehamilan remaja juga Sedangkan undang-undang negara telah
mengakibatkan lahirnya anak yang tidak mengatur batas usia perkawinan. Dalam
diinginkan, sehingga akan berdampak pada Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7
kasih sayang ibu terhadap anak tersebut. ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 menjelaskan bahwa “lebih dari setengahnya
(sembilan belas) tahun dan pihak (56,7%) remaja putri di Desa Bantarujeg
perempuan sudah mencapai umur 16 (enam Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bantarujeg
belas tahun) tahun. Kebijakan pemerintah memiliki pengetahuan kurang tentang risiko
dalam menetapkan batas minimal usia kehamilan usia dini”.
pernikahan ini tentunya melalui proses dan Berdasarkan data Kementrian Agama
berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan Kabupaten Majalengka Kecamatan
agar kedua belah pihak benar-benar siap Kadipaten merupakan salah satu kecamatan
dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental. paling tinggi dengan usia perkawinan
Dari sudut pandang kedokteran, kurang dari 16 tahun (Kemenag Majalengka,
kehamilan usia dini mempunyai dampak 2013). Menurut data Kantor Urusan Agama
negatif baik bagi ibu maupun anak yang Kecamatan Kadipaten perkwainan dengan
dilahirkan seperti abortus, kematian bayi, umur kurang dari 16 tahun tertinggi di Desa
kematian ibu dan premature. Menurut para Heuluet yaitu 24 orang (KUA Kadipaten
sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, kehamilan 2014).
usia dini dapat mengurangi harmonisasi Hasil survei awal pada bulan Mei tahun
keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang 2014 yang dilakukan terhadap 7 orang
masih labil, gejolak darah muda dan cara remaja putri yang telah menikah di temukan
pikir yang belum matang. Melihat 4 orang remaja putri yang kurang mengerti
pernikahan dini dari berbagai aspeknya tentang resiko perkawinan dini dalam
memang mempunyai banyak dampak kehamilan. Berdasarkan masalah tersebut
negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun dengan judul “Gambaran Pengetahuan
untuk pria dan 16 tahun untuk wanita Remaja Putri Tentang Resiko Kehamilan Di
(Rahma, 2012). Usia Dini di Desa Heuleut Kecamatan
Hasil penelitian Rusmiati (2011) Kadipaten Tahun 2014”.

II. PERUMUSAN MASALAH

Desa Heuleut merupakan salah satu orang remaja putri yang kurang mengerti
desa dengan usia penikahan tertinggi tentang resiko kehamilan di usia muda.
dengan usia pernikahan di bawah 16 tahun Sehingga pertanyaan peneliti adalah “seperti
di Kecamatan Kadipaten, yaitu 24 orang. apa gambaran pengetahuan remaja putri
Berdasarkan dari survey awal pada bulan tentang resiko kehamilan di usia dini di Desa
mei 2014 yang dilakukan yang dilakukan Heuleut Kecamatan Kadipaten tahun 2014”.
pada 7 orang remaja putri ditemukan 4

III. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada remaja risiko kehamilan usia dini sedangkan
putri di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten. subvariabelnya adalah tingkat pendidikan,
Adapun variabel bebas yang akan diteliti pekerjaan keluarga (orang tua), akses
adalah pengetahuan remaja putri tentang terhadap media informasi, dan lingkungan

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
keluarga. Penelitian ini merupakan data menggunakan kuesioner, observasi dan
penelitian deskriptif dengan pengambilan dokumentasi.

IV. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum 2. Diketahuinya gambaran


Mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan remaja putri tentang
remaja putri tentang resiko kehamilan risiko kehamilan usia dini
usia dini di Desa Heuleut Kecamatan berdasarkan pekerjaan keluarga di
Kadipaten Tahun 2014. Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten
2. Tujuan Khusus Tahun 2014.
1. Diketahuinya gambaran 3. Diketahuinya gambaran
pengetahuan remaja putri tentang pengetahuan remaja putri tentang
risiko kehamilan usia dini risiko kehamilan usia dini
berdasarkan tingkat pendidikan berdasarkan akses terhadap media
remaja di Desa Heuleut Kecamatan informasi di Desa Heuleut
Kadipaten Tahun 2014. Kecamatan Kadipaten Tahun 2014.

V. ANALISIS DATA
1. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan dini di Desa Heuleut Kecamatan
Kadipaten Tahun 2014
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Kehamilan
Dini di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014
Pengetahuan f %

Kurang 13 54,2

Baik 11 45,8

Jumlah 24

Berdasarkan tabel 4.1 di atas pengetahuan kurang. Dengan demikian


diketahui bahwa 13 orang responden lebih dari setengahnya (54,2%) remaja
(54,2%) dengan pengetahuan kurang di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten
tentang bahaya kehamilan dini dan 11 dengan pengetahuan kurang tentang
orang responden (45,8%) dengan bahaya kehamilan dini

2. Gambaran tingkat pendidikan remaja di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Remaja di Desa Heuleut Kecamatan
Kadipaten Tahun 2014
Pendidikan f %

Rendah 19 79,2

Tinggi 5 20,8

Jumlah 24

pendidikan rendah sebanyak 19 orang


(79,2%) dan tinggi sebanyak 5 orang
(20,8%). Dengan demikian sebagian
besar (79,2%) responden di Desa
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan
responden responden dengan tingkat pendidikan rendah.

3. Gambaran pekerjaan keluarga di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Keluarga Remaja di Desa Heuleut
Kecamatan Kadipaten Tahun 2014

Pekerjaan Keluarga f %

Tidak bekerja 7 29,2

Bekerja 17 70,8

Jumlah 24

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui setengahnya (29,5%) responden di Desa


bahwa 7 orang responden (29,2%) tidak Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan
bekerja dan 17 responden (70,8%) latar belakang keluarga tidak bekerja.
bekerja. Dengan demikian kurang dari

4. Gambaran akses terhadap media informasi di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun
2014
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Akses Terhadap Media Informasi di
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014

Akses Terhadap Media Informasi f %

Ya mengakses informasi 13 54,2

Tidak mengakses informasi 11 45,8

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas setengahnya (54,2) remaja yang tidak


diketahui bahwa 13 responden (54,2%) suka mengakses media informadi di
mengakses media informasi dan 11 Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten
orang (45,8%) tidak mengakses dengan pengetahuan kurang tentang
informasi. Dengan demikian lebih dari risiko kehamilan dini.

VI. PEMBAHASAN
1. Gambaran pengetahuan remaja putri merupakan domain yang sangat penting
tentang risiko kehamilan usia dini di untuk terbentuknya tindakan seseorang
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten (overt behavior). Karena dari
Tahun 2014 pengalaman dan penelitian ternyata
Hasil analisa data diketahui perilaku yang didasari oleh
bahwa lebih dari setengahnya (54,2%) pengetahuan akan lebih langgeng
remaja di Desa Heuleut Kecamatan daripada perilaku yang tidak didasari
Kadipaten dengan pengetahuan kurang oleh pengetahuan. Dengan demikian
tentang bahaya kehamilan dini. Masih apabila penerimaan perilaku baru atau
banyaknya remaja dengan pengetahuan adopsi perilaku melalui proses seperti
kurang tentang kehamilan dini ini, dimana didasari oleh pengetahuan,
diantaranya disebabkan oleh tingkat kesadaran dan sikap yang positif, maka
pendidikan, latar belakang pekerjaan perilaku tersebut akan bersifat langgeng
keluarga, dan rendahnya akses terhadap (long lasting). Sebaliknya apabila
media informasi. perilaku itu tidak didasari oleh
Kehamilan remaja dapat pengetahuan dan kesadaran akan tidak
menyebabkan terganggunya berlangsung lama.
perencanaan masa depan remaja. Kehamilan pada masa sekolah,
Remaja dengan pengetahuan baik remaja akan terpaksa meninggalkan
tentang risiko kehamilan dini, dengan sekolahnya, hal ini berarti terlambat
pengetahuannya ia akan menghindari atau bahkan mungkin tidak tercapai
kehamilan dini. Dengan pengetahuannya cita-citanya. Sementara itu, kehamilan
remaja akan mencari informasi tentang remaja juga mengakibatkan lahirnya
kesehatan reproduksi, bagaimana cara anak yang tidak diinginkan, sehingga
mencegah kehamilan dini dan akibat akan berdampak pada kasih sayang ibu
dari kehamilan dini. terhadap anak tersebut.
Notoatmodjo (2003: 114) Hal tersebut sesuai dengan
menjelaskan tentang domain pendapat Kusmiran (2011) yang
pengetahuan pengetahuan atau kognitif menjelaskan bahwa kehamilan pada
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
masa remaja mempunyai resiko medis pendapat (Notoatmodjo, 2003: 15) yang
yang cukup tinggi, karena pada masa menjelaskan bahwa pendidikan
remaja ini, alat reproduksinya belum memberikan nilai-nilai tertentu bagi
cukup matang untuk melakukan manusia, terutama dalam membuka
fungsinya. Rahim (uterus) baru siap pikirannya serta menerima hal-hal baru.
melakukan fungsi hormonal melewati Pengetahuan juga diperoleh melalui
masa kerjanya yang maksimal. Rahim kenyataan (fakta) dengan melihat dan
pada seorang wanita mulai mengalami mendengar sendiri serta melalui alat
kematangan sejak umur 14 tahun yang komunikasi misalnya membaca,
di tandai dengan menstruasi. mendengar radio, melihat televisi. Selain
Pematangan rahim dapat dilihat pula itu pengetahuan diperoleh sebagai
dari perubahan ukuran rahim secara akibat pengaruh dari hubungan orang
anatomis. Pada seorang wanita, ukuran tua, kakak adik, tetangga, kawan-kawan
rahim berubah sejalan dengan umur dan dan lain-lain.
perkembangan hormonal. Lebih lanjut Notoatmojo (2003:
Upaya yang dapat dilakuka 16) menjelaskan bahwa pendidikan
diantaranya yaitu dengan mengenalkan secara umum adalah segala upaya yang
dan memberikan informasi kesehatan direncanakan untuk memengaruhi
reproduksi sejak dini, baik disekolah, di orang lain baik individu, kelompok atau
lingkungan keluarga, sehingga remaja masyarakat sehingga melakukan apa
dapat memahami bahaya kehamilan yang diharapkan oleh pelaku
dini. pendidikan. Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan
2. Gambaran tingkat pendidikan remaja di pendidikan didalam bidang kesehatan.
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Hasil penelitian ini sejalan
Tahun 2014 dengan hasil peneltian Shinta Larasaty
Hasil analisa data diketahui (2010) yang menjelaskan bahwa
bahwa sebagian besar (79,2%) semakin muda usia menikah, maka
responden di Desa Heuleut Kecamatan semakin rendah tingkat pendidikan
Kadipaten dengan pendidikan rendah. yang dicapai oleh sang anak. Pernikahan
Rendahnya tingkat pendidikan remaja anak seringkali menyebabkan anak
dan kurangnya pendidikan seks pada tidak lagi bersekolah, karena kini ia
remaja menyebabkan rendahnya mempunyai tanggungjawab baru, yaitu
pengetahuan remaja tentang risiko sebagai istri dan calon ibu, atau kepala
kehamilan dini. Pendidikan berarti keluarga dan calon ayah, yang
bimbingan yang diberikan seseorang diharapkan berperan lebih banyak
pada orang lain terhadap sesuatu hal mengurus rumah tangga maupun
agar mereka dapat memahami. Tidak menjadi tulang punggung keluarga dan
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi keharusan mencari nafkah. Pola lainnya
pendidikan seseorang semakin mudah yaitu karena biaya pendidikan yang tak
pula mereka menerima informasi dan terjangkau, anak berhenti sekolah dan
pada akhirnya makin banyak pula kemudian dinikahkan untuk
pengetahuan yang dimiliki. mengalihkan beban tanggungjawab
Hal tersebut sesuai dengan orangtua menghidupi anak tersebut
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
kepada pasangannya. domestik bruto yang rendah.
Upaya yang dapat dilakukan Pernikahan anak membuat keluarga,
yaitu dengan cara meningkatkan tingkat masyarakat, bahkan negara mengalami
pendidikan remaja dengan cara kesulitan untuk melepaskan diri dari
memberikan pemahaman tentang jerat kemiskinan dan hal ini tentunya
pentingnya pendidikan bagi masa depan menyebabkan kualitas kesehatan dan
anak. Selain itu diperlukan penyuluhan kesejahteraan yang rendah baik anak
tentang risiko kehamilan usia dini bagi maupun keluarga dan lingkungannya.
remaja dan bayinya. Pendidikan seks Dalam konteks pekerjaan,
diperlukan pada berbagai jenjang penelitian Landung dkk (2009) dan
pendidikan sehingga remaja memiliki menjelaskan bahwa rendahnya tingkat
pengetahuan yang baik tentang risiko pendapatan orang tua, menyebabkan
kehamilan remaja dan kehamilan remaja adanya kecenderungan mengawinkan
dapat ditekan. anaknya yang masih di bawah umur. Hal
tersebut berkaitan dengan rendahnya
3. Gambaran Pekerjaan Keluarga di Desa tingkat pemahaman dan pengetahuan
Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun orangtua terkait konsep remaja gadis.
2014 Pada masyarakat pedesaan umumnya
Hasil analisa data diketahui terdapat suatu nilai dan norma yang
bahwa kurang dari setengahnya (29,5%) menganggap bahwa jika suatu keluarga
responden di Desa Heuleut Kecamatan memiliki seorang remaja gadis yang
Kadipaten dengan latar belakang sudah dewasa namun belum juga
keluarga tidak bekerja. Remaja pada menikah dianggap sebagai aib keluarga,
keluarga yang tidak bekerja kurang sehingga orang tua lebih memilih untuk
mendapatkan fasilitas akses terhadap mempercepat pernikahan anak
pendidikan sehingga memiliki perempuannya. Jannah (2012)
pengetahuan yang baik. Keluarga menambahkan bahwa rendahnya
dengan pekerjaan yang cenderung pendidikan merupakan salah satu
berpenghasilan rendah cenderung pendorong terjadinya pernikahan dini.
kurang memiliki kesadaran dan Para orang tua yang hanya bersekolah
kemampuan memberikan pendidikan hingga tamat SD merasa senang jika
yang baik pada anaknya. Rendahnya anaknya sudah ada yang menyukai, dan
perolehan pendidikan seks pada remaja orang tua tidak mengetahui adanya
yang mengakibatkan kurang memiliki akibat dari pernikahan muda ini.
pengetahuan yang baik tentang risiko Cara pandang orang tua yang
kehamilan remaja. menyetujui atau bahkan menganjurkan
Secara umum, pernikahan anak anaknya untuk menikah pada usia dini
lebih sering dijumpai di kalangan menyebabkan anak kurang memperoleh
keluarga miskin, meskipun terjadi pula hak mendapatkan pendidikan sehingga
di kalangan keluarga ekonomi atas. Di anak tidak memahami risiko kehamilan
banyak negara, pernikahan anak usia dini.
seringkali terkait dengan kemiskinan. Upaya yang dapat dilakukan
Negara dengan kasus pernikahan anak, yaitu dengan memberikan penyuluhan
pada umumnya mempunyai produk pada remaja dan para orang tua tentang
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
pentingnya hamil dan menikah pada masyarakat secara masal” (Mulyana,
cukup umur. Dengan penyuluhan 2010: 3). “Informasi masa adalah
tersebut diharapkan remaja dan orang informasi yang diperuntukan kepada
tua dapat memahami risiko kehamilan masyarakat secara masal, bukan hanya
remaja sehingga remaja dan informasi yang dikonsumsi secara
keluarganya dapat menunda kehamilan pribadi” (Mulyana, 2010: 3).
dini. Komunikasi masa yang
mengandalkan media masa memiliki
4. Gambaran Akses Terhadap Media fungsi utama yaitu menjadi proses
Informasi di Desa Heuleut Kecamatan penyampaian informasi kepada
Kadipaten Tahun 2014 masyarakat luas. Komunikasi masa
Hasil analisis data diketahui memungkinkan informasi dari institusi
bahwa lebih dari setengahnya (54,2) publik tersampaikan kepada masyarakat
remaja yang tidak suka mengakses secara luas dalam waktu cepat sehingga
media informadi di Desa Heuleut fungsi informasi tercapai dalam waktu
Kecamatan Kadipaten dengan cepat dan singkat (Mulyana, 2010: 3).
pengetahuan kurang tentang risiko Menurut Effendi dalam
kehamilan dini. Kurang akses informasi Handayani (2010: 44) pendidikan
remaja terhadap informasi disebabkan kesehatan merupakan salah satu
oleh rendahnya pendapatan keluarga. kompetensi yang dituntut dari tenaga
Kemudahan untuk memperoleh kesehatan, karena merupakan salah satu
suatu informasi dapat membantu peranan yang harus dilaksanakan dalam
mempercepat seseorang untuk setiap memberikan pelayanan
memperoleh pengetahuan yang baru. kesehatan baik itu terhadap individu,
Informasi yang diperoleh remaja akan keluarga, kelompok ataupun
membantu ramaja dalam masyarakat. Komunikasi kesehatan
mempertimbangkan tindakan atau adalah usaha yang sistematis untuk
perilaku yang akan dilakukannya. mempengaruhi secara positif perilaku
Informasi adalah keterangan, gagasan, kesehatan masyarakat, dengan
maupun kenyataan-kenyataan yang menggunakan berbagai prinsip dan
perlu diketahui oleh masyarakat. metode komunikasi massa.
Komunikasi adalah penyampaian pesan Jadi sudah jelas dapat dikatakan
secara langsung ataupun tidak langsung bahwa diantara penglihatan dan
melalui saluran komunikasi kepada pendengaran, atensi dan juga
penerima pesan, untuk mendapatkan pengetahuan telah memiliki hubungan
suatu efek (Handayani, 2010: 43). yaitu dari penglihatan dan pendengaran
Informasi adalah keterangan, gagasan, maka media dan informasi yang didapat
maupun kenyataan-kenyataan yang akan disaring terlebih dahulu sehingga
perlu diketahui oleh masyarakat menimbulkan pengetahuan.
(Handayani, 2010: 44). Media memiliki peran yang
“Media masa adalah saluran / sangat penting dalam memaparkan
alat komunikasi dan informasi yang informasi tentang kontrasepsi. Media
melakukan penyebaran informasi secara masa memiliki jangkauan yang sangat
masal dan dapat diakses oleh luas dalam menyebarkan informasi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
tentang kehamilan usia dini, sehingga penyamaian informasi kesehatan
memungkinkan setiap orang menerima reproduksi. Salah satu upaya yang dapat
pesan yang sisampaikan. Melalui media dilakukan yaitu dengan memberikan
remaja dapat melihat, mendengar penyuluhan dan pendidikan seks pada
tentang bahaya kehamilan usia dini. remaja baik di lingkungan masyarakat
Dengan demikian remaja akseptor dapat dan pada berbagai jenjang pendidikan.
berfikir dan memahami tentang bahaya Dengan langkah tersebut diharapkan
kehamilan usia dini. dapat meningkatkan pengetahuan
Upaya yang dapat dilakukan remaja dan diharapkan dapat menunda
yaitu dengan memberikan alternatif kehamilan usia dini.

VII. KESIMPULAN
Hasil analisa data penelitian diperoleh Kecamatan Kadipaten berlatar belakang
kesimpulan sebagai berikut. pekerjaan petani.
1. Lebih dari setengahnya remaja di Desa 3. Lebih dari setengahnya remaja yang tidak
Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan mengakses media informadi di Desa
pengetahuan kurang pada jenjang Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan
pendidikan SD dan SMP. pengetahuan kurang tentang risiko
2. Lebih dari setengahnya responden dengan kehamilan dini.
pengetahuan kurang di Desa Heuleut

VIII. SARAN
1. Remaja mendapatkan pendidikan yang
a. Remaja hendaknya mempelajari baik.
dan mengikuti penyuluhan b. Orang tua hendaknya
kesehatan reproduksi dan menganjurkan anaknya untuk
pendidikan seks yang dilakukan mengikuti berbagai penyuluhan
berbagai instansi, baik sekolah, kesehatan reproduksi yang
lingkungan sehingga dapat dilaksanakan berbagai Instansi.
memahami kesehatan reproduksi. c. Orang tua hendaknya menunda
b. Remaja hendaknya mengakses pernikahan dini atau kehamilan
media informasi yang memberikan dini anaknya sehingga terhidanr
informasi tentang kesehatan dari risiko kehamilan dini.
reproduksi. 3. Puskesmas Majalengka
c. Remaja menunda kehamilan dini a. Puskesmas hendaknya lebih
untuk menghindari risiko mengintensifkan penyuluhan
kehamilan dini. terhadap remaja dengan tema
2. Orang Tua kesehatan reproduksi.
a. Orang tua hendaknya memberikan b. Penyuluhan kesehatan hendaknya
kesempatan pada anaknya untuk dilakukan di berbagai tempat

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
seperti sekolah dan lingkungan b. Instansi pendidikan memberikan
masyarakat. kesempatan pada petugas
c. Penyuluhan tentang risiko kesehatan untuk memberikan
kehamilan dini hendaknya tidak pendidikan kesehatan pada siswa.
dilaksanakan terhadap remaja 5. Peneliti Lainnya
tetapi juga dilaksanakan pada Hasil penelitian ini terbatas pada
keluarga remaja. variabel pendidikan remaja, pekerjaan
4. Instansi Pendidikan keluarga dan akses informasi remaja
a. Instansi pendidikan hendaknya terhadap media informasi, oleh karena
berperan aktif dalam memberikan itu hendaknya penelitian ini
pendidikan kesehatan pada anak dilanjutkan dengan menggunakan
didiknya. variabel dan pendekatan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S., (2009). Kesehatan Reproduksi Kusmiyati, Y. dkk., (2009). Perawatan Ibu
Remaja dalam Aspek Sosial, Hamil (Asuhan Ibu Hamil), Fitramaya,
http://www.idai.or.id.Diakses : 17 Yogyakarta.
April, 2014.
Landung. Dkk. (2009). Remaja dan
Arikonto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Perkembangannya. Bandung.
pendekatan Praktik, Rineka Cipta. Angkasa.
Jakarta.
Manusur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak
Bahtiar, A. (2011). Filsafat Ilmu, RajaGrapindo Untuk Kebidanan, Salemba Medika,
Persada, Jakarta. Jakarta.

Dharmayanti, M. (2009). Kesehatan Mubarak, IW. (2012). Promosi Kesehatan


Reproduksi Remaja, Untuk Kebidanan, Salemba Medika,
http://www.idai.or.id.Diakses : 17 Jakarta.
April, 2014.
Mulyana, M. (2010). Kominukasi dan Media.
Handayani, N. (2010). Ragam Metode Jakarta: Gunung Agung.
Kontrasepsi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
Irianti I, Herlina N. (2011). Buku Ajar Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Psikologi Untuk Mahasiswa Cipta
Kebidanan, EGC, Jakarta.
__________., (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu
Jannah, N. (2012). Remaja dan Berbagai dan Seni, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Permasalahannya. Bandung. Rosda
Karya. __________., (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Wanita, Salemba Medika, Pieter, JH., Janiwarti, B. (2010). Pengantar
Jakarta. Psikologi Untuk Kebidanan,
Rawamangun, Jakarta.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Rahayu. (2012). Jurnal Penelitian, Gambaran Saryono, (2011). Metodologi Penelitian
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Penyakit Yang Terjadi Pada Bayi Baru Pemula, Mitra Cendikia Press,
Lahir, Jogjakarta.
http://dunuailmu.wordpress.com,
diakses : 17 April, 2014. Shinta Larasaty (2010). Remaja dan Perilaku
Sosialnya. Bandung. Geger Sunten.
Rahma, FJ. (2012). Resiko Pada Remaja Akibat
Pernikahan Dini, Sibagariang, EE., dkk., (2010). Kesehatan
http://modalyakin.blogspot.com.Dia Reproduksi Wanita, Trans Info
kses : 17 April, 2014. Menika, Jakarta.

Salam, B. (2012). Pengantar Filsafat, Cetakan Suriasumantri, (2007). Filsafat Ilmu, Sebuah
Kesembilan, Bumi Aksara, Jakarta. Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai