MEDISINA Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan AKPER YPIB MajalengkaVolume I Nomor 2 Juli 20152
MEDISINA Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan AKPER YPIB MajalengkaVolume I Nomor 2 Juli 20152
MEDISINA Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan AKPER YPIB MajalengkaVolume I Nomor 2 Juli 20152
ABSTRAK
Kehamilan pada masa remaja mempunyai resiko medis yang cukup tinggi, karena
pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum cukup matang untuk melakukan
fungsinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri
tentang resiko kehamilan usia dini di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014.
Desa Heuleut merupakan salah satu desa dengan usia penikahan tertinggi dengan usia
pernikahan di bawah 16 tahun di Kecamatan Kadipaten, yaitu 24 orang. Berdasarkan dari
survey awal pada bulan mei 2014 yang dilakukan yang dilakukan pada 7 orang remaja
putri ditemukan 4 orang remaja putri yang kurang mengerti tentang resiko kehamilan di
usia muda.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan reponden
penelitian remaja putri dengan kriteria usia < 19 tahun, sejumlah 24 orang. Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil analisa data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa lebih dari setengahnya
(54,2%) remaja di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan pengetahuan kurang
tentang bahaya kehamilan dini; sebagian besar (79,2%) responden di Desa Heuleut
Kecamatan Kadipaten dengan pendidikan rendah; kurang dari setengahnya (29,5%)
responden di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan latar belakang keluarga tidak
bekerja; dan lebih dari setengahnya (54,2) remaja yang tidak suka mengakses media
informadi di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan pengetahuan kurang tentang
risiko kehamilan dini.
Remaja hendaknya mempelajari dan mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi
dan pendidikan seks yang dilakukan berbagai instansi, baik sekolah, lingkungan sehingga
dapat memahami kesehatan reproduksi. Remaja hendaknya mengakses media informasi
yang memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.
Kepustakaan : 24 (2003-2013)
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
I. PENDAHULUAN
Desa Heuleut merupakan salah satu orang remaja putri yang kurang mengerti
desa dengan usia penikahan tertinggi tentang resiko kehamilan di usia muda.
dengan usia pernikahan di bawah 16 tahun Sehingga pertanyaan peneliti adalah “seperti
di Kecamatan Kadipaten, yaitu 24 orang. apa gambaran pengetahuan remaja putri
Berdasarkan dari survey awal pada bulan tentang resiko kehamilan di usia dini di Desa
mei 2014 yang dilakukan yang dilakukan Heuleut Kecamatan Kadipaten tahun 2014”.
pada 7 orang remaja putri ditemukan 4
Penelitian ini dilakukan pada remaja risiko kehamilan usia dini sedangkan
putri di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten. subvariabelnya adalah tingkat pendidikan,
Adapun variabel bebas yang akan diteliti pekerjaan keluarga (orang tua), akses
adalah pengetahuan remaja putri tentang terhadap media informasi, dan lingkungan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
keluarga. Penelitian ini merupakan data menggunakan kuesioner, observasi dan
penelitian deskriptif dengan pengambilan dokumentasi.
V. ANALISIS DATA
1. Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan dini di Desa Heuleut Kecamatan
Kadipaten Tahun 2014
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Bahaya Kehamilan
Dini di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014
Pengetahuan f %
Kurang 13 54,2
Baik 11 45,8
Jumlah 24
2. Gambaran tingkat pendidikan remaja di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Remaja di Desa Heuleut Kecamatan
Kadipaten Tahun 2014
Pendidikan f %
Rendah 19 79,2
Tinggi 5 20,8
Jumlah 24
Pekerjaan Keluarga f %
Bekerja 17 70,8
Jumlah 24
4. Gambaran akses terhadap media informasi di Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun
2014
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Akses Terhadap Media Informasi di
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun 2014
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
Jumlah 24 100
VI. PEMBAHASAN
1. Gambaran pengetahuan remaja putri merupakan domain yang sangat penting
tentang risiko kehamilan usia dini di untuk terbentuknya tindakan seseorang
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten (overt behavior). Karena dari
Tahun 2014 pengalaman dan penelitian ternyata
Hasil analisa data diketahui perilaku yang didasari oleh
bahwa lebih dari setengahnya (54,2%) pengetahuan akan lebih langgeng
remaja di Desa Heuleut Kecamatan daripada perilaku yang tidak didasari
Kadipaten dengan pengetahuan kurang oleh pengetahuan. Dengan demikian
tentang bahaya kehamilan dini. Masih apabila penerimaan perilaku baru atau
banyaknya remaja dengan pengetahuan adopsi perilaku melalui proses seperti
kurang tentang kehamilan dini ini, dimana didasari oleh pengetahuan,
diantaranya disebabkan oleh tingkat kesadaran dan sikap yang positif, maka
pendidikan, latar belakang pekerjaan perilaku tersebut akan bersifat langgeng
keluarga, dan rendahnya akses terhadap (long lasting). Sebaliknya apabila
media informasi. perilaku itu tidak didasari oleh
Kehamilan remaja dapat pengetahuan dan kesadaran akan tidak
menyebabkan terganggunya berlangsung lama.
perencanaan masa depan remaja. Kehamilan pada masa sekolah,
Remaja dengan pengetahuan baik remaja akan terpaksa meninggalkan
tentang risiko kehamilan dini, dengan sekolahnya, hal ini berarti terlambat
pengetahuannya ia akan menghindari atau bahkan mungkin tidak tercapai
kehamilan dini. Dengan pengetahuannya cita-citanya. Sementara itu, kehamilan
remaja akan mencari informasi tentang remaja juga mengakibatkan lahirnya
kesehatan reproduksi, bagaimana cara anak yang tidak diinginkan, sehingga
mencegah kehamilan dini dan akibat akan berdampak pada kasih sayang ibu
dari kehamilan dini. terhadap anak tersebut.
Notoatmodjo (2003: 114) Hal tersebut sesuai dengan
menjelaskan tentang domain pendapat Kusmiran (2011) yang
pengetahuan pengetahuan atau kognitif menjelaskan bahwa kehamilan pada
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
masa remaja mempunyai resiko medis pendapat (Notoatmodjo, 2003: 15) yang
yang cukup tinggi, karena pada masa menjelaskan bahwa pendidikan
remaja ini, alat reproduksinya belum memberikan nilai-nilai tertentu bagi
cukup matang untuk melakukan manusia, terutama dalam membuka
fungsinya. Rahim (uterus) baru siap pikirannya serta menerima hal-hal baru.
melakukan fungsi hormonal melewati Pengetahuan juga diperoleh melalui
masa kerjanya yang maksimal. Rahim kenyataan (fakta) dengan melihat dan
pada seorang wanita mulai mengalami mendengar sendiri serta melalui alat
kematangan sejak umur 14 tahun yang komunikasi misalnya membaca,
di tandai dengan menstruasi. mendengar radio, melihat televisi. Selain
Pematangan rahim dapat dilihat pula itu pengetahuan diperoleh sebagai
dari perubahan ukuran rahim secara akibat pengaruh dari hubungan orang
anatomis. Pada seorang wanita, ukuran tua, kakak adik, tetangga, kawan-kawan
rahim berubah sejalan dengan umur dan dan lain-lain.
perkembangan hormonal. Lebih lanjut Notoatmojo (2003:
Upaya yang dapat dilakuka 16) menjelaskan bahwa pendidikan
diantaranya yaitu dengan mengenalkan secara umum adalah segala upaya yang
dan memberikan informasi kesehatan direncanakan untuk memengaruhi
reproduksi sejak dini, baik disekolah, di orang lain baik individu, kelompok atau
lingkungan keluarga, sehingga remaja masyarakat sehingga melakukan apa
dapat memahami bahaya kehamilan yang diharapkan oleh pelaku
dini. pendidikan. Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan
2. Gambaran tingkat pendidikan remaja di pendidikan didalam bidang kesehatan.
Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Hasil penelitian ini sejalan
Tahun 2014 dengan hasil peneltian Shinta Larasaty
Hasil analisa data diketahui (2010) yang menjelaskan bahwa
bahwa sebagian besar (79,2%) semakin muda usia menikah, maka
responden di Desa Heuleut Kecamatan semakin rendah tingkat pendidikan
Kadipaten dengan pendidikan rendah. yang dicapai oleh sang anak. Pernikahan
Rendahnya tingkat pendidikan remaja anak seringkali menyebabkan anak
dan kurangnya pendidikan seks pada tidak lagi bersekolah, karena kini ia
remaja menyebabkan rendahnya mempunyai tanggungjawab baru, yaitu
pengetahuan remaja tentang risiko sebagai istri dan calon ibu, atau kepala
kehamilan dini. Pendidikan berarti keluarga dan calon ayah, yang
bimbingan yang diberikan seseorang diharapkan berperan lebih banyak
pada orang lain terhadap sesuatu hal mengurus rumah tangga maupun
agar mereka dapat memahami. Tidak menjadi tulang punggung keluarga dan
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi keharusan mencari nafkah. Pola lainnya
pendidikan seseorang semakin mudah yaitu karena biaya pendidikan yang tak
pula mereka menerima informasi dan terjangkau, anak berhenti sekolah dan
pada akhirnya makin banyak pula kemudian dinikahkan untuk
pengetahuan yang dimiliki. mengalihkan beban tanggungjawab
Hal tersebut sesuai dengan orangtua menghidupi anak tersebut
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
kepada pasangannya. domestik bruto yang rendah.
Upaya yang dapat dilakukan Pernikahan anak membuat keluarga,
yaitu dengan cara meningkatkan tingkat masyarakat, bahkan negara mengalami
pendidikan remaja dengan cara kesulitan untuk melepaskan diri dari
memberikan pemahaman tentang jerat kemiskinan dan hal ini tentunya
pentingnya pendidikan bagi masa depan menyebabkan kualitas kesehatan dan
anak. Selain itu diperlukan penyuluhan kesejahteraan yang rendah baik anak
tentang risiko kehamilan usia dini bagi maupun keluarga dan lingkungannya.
remaja dan bayinya. Pendidikan seks Dalam konteks pekerjaan,
diperlukan pada berbagai jenjang penelitian Landung dkk (2009) dan
pendidikan sehingga remaja memiliki menjelaskan bahwa rendahnya tingkat
pengetahuan yang baik tentang risiko pendapatan orang tua, menyebabkan
kehamilan remaja dan kehamilan remaja adanya kecenderungan mengawinkan
dapat ditekan. anaknya yang masih di bawah umur. Hal
tersebut berkaitan dengan rendahnya
3. Gambaran Pekerjaan Keluarga di Desa tingkat pemahaman dan pengetahuan
Heuleut Kecamatan Kadipaten Tahun orangtua terkait konsep remaja gadis.
2014 Pada masyarakat pedesaan umumnya
Hasil analisa data diketahui terdapat suatu nilai dan norma yang
bahwa kurang dari setengahnya (29,5%) menganggap bahwa jika suatu keluarga
responden di Desa Heuleut Kecamatan memiliki seorang remaja gadis yang
Kadipaten dengan latar belakang sudah dewasa namun belum juga
keluarga tidak bekerja. Remaja pada menikah dianggap sebagai aib keluarga,
keluarga yang tidak bekerja kurang sehingga orang tua lebih memilih untuk
mendapatkan fasilitas akses terhadap mempercepat pernikahan anak
pendidikan sehingga memiliki perempuannya. Jannah (2012)
pengetahuan yang baik. Keluarga menambahkan bahwa rendahnya
dengan pekerjaan yang cenderung pendidikan merupakan salah satu
berpenghasilan rendah cenderung pendorong terjadinya pernikahan dini.
kurang memiliki kesadaran dan Para orang tua yang hanya bersekolah
kemampuan memberikan pendidikan hingga tamat SD merasa senang jika
yang baik pada anaknya. Rendahnya anaknya sudah ada yang menyukai, dan
perolehan pendidikan seks pada remaja orang tua tidak mengetahui adanya
yang mengakibatkan kurang memiliki akibat dari pernikahan muda ini.
pengetahuan yang baik tentang risiko Cara pandang orang tua yang
kehamilan remaja. menyetujui atau bahkan menganjurkan
Secara umum, pernikahan anak anaknya untuk menikah pada usia dini
lebih sering dijumpai di kalangan menyebabkan anak kurang memperoleh
keluarga miskin, meskipun terjadi pula hak mendapatkan pendidikan sehingga
di kalangan keluarga ekonomi atas. Di anak tidak memahami risiko kehamilan
banyak negara, pernikahan anak usia dini.
seringkali terkait dengan kemiskinan. Upaya yang dapat dilakukan
Negara dengan kasus pernikahan anak, yaitu dengan memberikan penyuluhan
pada umumnya mempunyai produk pada remaja dan para orang tua tentang
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
pentingnya hamil dan menikah pada masyarakat secara masal” (Mulyana,
cukup umur. Dengan penyuluhan 2010: 3). “Informasi masa adalah
tersebut diharapkan remaja dan orang informasi yang diperuntukan kepada
tua dapat memahami risiko kehamilan masyarakat secara masal, bukan hanya
remaja sehingga remaja dan informasi yang dikonsumsi secara
keluarganya dapat menunda kehamilan pribadi” (Mulyana, 2010: 3).
dini. Komunikasi masa yang
mengandalkan media masa memiliki
4. Gambaran Akses Terhadap Media fungsi utama yaitu menjadi proses
Informasi di Desa Heuleut Kecamatan penyampaian informasi kepada
Kadipaten Tahun 2014 masyarakat luas. Komunikasi masa
Hasil analisis data diketahui memungkinkan informasi dari institusi
bahwa lebih dari setengahnya (54,2) publik tersampaikan kepada masyarakat
remaja yang tidak suka mengakses secara luas dalam waktu cepat sehingga
media informadi di Desa Heuleut fungsi informasi tercapai dalam waktu
Kecamatan Kadipaten dengan cepat dan singkat (Mulyana, 2010: 3).
pengetahuan kurang tentang risiko Menurut Effendi dalam
kehamilan dini. Kurang akses informasi Handayani (2010: 44) pendidikan
remaja terhadap informasi disebabkan kesehatan merupakan salah satu
oleh rendahnya pendapatan keluarga. kompetensi yang dituntut dari tenaga
Kemudahan untuk memperoleh kesehatan, karena merupakan salah satu
suatu informasi dapat membantu peranan yang harus dilaksanakan dalam
mempercepat seseorang untuk setiap memberikan pelayanan
memperoleh pengetahuan yang baru. kesehatan baik itu terhadap individu,
Informasi yang diperoleh remaja akan keluarga, kelompok ataupun
membantu ramaja dalam masyarakat. Komunikasi kesehatan
mempertimbangkan tindakan atau adalah usaha yang sistematis untuk
perilaku yang akan dilakukannya. mempengaruhi secara positif perilaku
Informasi adalah keterangan, gagasan, kesehatan masyarakat, dengan
maupun kenyataan-kenyataan yang menggunakan berbagai prinsip dan
perlu diketahui oleh masyarakat. metode komunikasi massa.
Komunikasi adalah penyampaian pesan Jadi sudah jelas dapat dikatakan
secara langsung ataupun tidak langsung bahwa diantara penglihatan dan
melalui saluran komunikasi kepada pendengaran, atensi dan juga
penerima pesan, untuk mendapatkan pengetahuan telah memiliki hubungan
suatu efek (Handayani, 2010: 43). yaitu dari penglihatan dan pendengaran
Informasi adalah keterangan, gagasan, maka media dan informasi yang didapat
maupun kenyataan-kenyataan yang akan disaring terlebih dahulu sehingga
perlu diketahui oleh masyarakat menimbulkan pengetahuan.
(Handayani, 2010: 44). Media memiliki peran yang
“Media masa adalah saluran / sangat penting dalam memaparkan
alat komunikasi dan informasi yang informasi tentang kontrasepsi. Media
melakukan penyebaran informasi secara masa memiliki jangkauan yang sangat
masal dan dapat diakses oleh luas dalam menyebarkan informasi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
tentang kehamilan usia dini, sehingga penyamaian informasi kesehatan
memungkinkan setiap orang menerima reproduksi. Salah satu upaya yang dapat
pesan yang sisampaikan. Melalui media dilakukan yaitu dengan memberikan
remaja dapat melihat, mendengar penyuluhan dan pendidikan seks pada
tentang bahaya kehamilan usia dini. remaja baik di lingkungan masyarakat
Dengan demikian remaja akseptor dapat dan pada berbagai jenjang pendidikan.
berfikir dan memahami tentang bahaya Dengan langkah tersebut diharapkan
kehamilan usia dini. dapat meningkatkan pengetahuan
Upaya yang dapat dilakukan remaja dan diharapkan dapat menunda
yaitu dengan memberikan alternatif kehamilan usia dini.
VII. KESIMPULAN
Hasil analisa data penelitian diperoleh Kecamatan Kadipaten berlatar belakang
kesimpulan sebagai berikut. pekerjaan petani.
1. Lebih dari setengahnya remaja di Desa 3. Lebih dari setengahnya remaja yang tidak
Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan mengakses media informadi di Desa
pengetahuan kurang pada jenjang Heuleut Kecamatan Kadipaten dengan
pendidikan SD dan SMP. pengetahuan kurang tentang risiko
2. Lebih dari setengahnya responden dengan kehamilan dini.
pengetahuan kurang di Desa Heuleut
VIII. SARAN
1. Remaja mendapatkan pendidikan yang
a. Remaja hendaknya mempelajari baik.
dan mengikuti penyuluhan b. Orang tua hendaknya
kesehatan reproduksi dan menganjurkan anaknya untuk
pendidikan seks yang dilakukan mengikuti berbagai penyuluhan
berbagai instansi, baik sekolah, kesehatan reproduksi yang
lingkungan sehingga dapat dilaksanakan berbagai Instansi.
memahami kesehatan reproduksi. c. Orang tua hendaknya menunda
b. Remaja hendaknya mengakses pernikahan dini atau kehamilan
media informasi yang memberikan dini anaknya sehingga terhidanr
informasi tentang kesehatan dari risiko kehamilan dini.
reproduksi. 3. Puskesmas Majalengka
c. Remaja menunda kehamilan dini a. Puskesmas hendaknya lebih
untuk menghindari risiko mengintensifkan penyuluhan
kehamilan dini. terhadap remaja dengan tema
2. Orang Tua kesehatan reproduksi.
a. Orang tua hendaknya memberikan b. Penyuluhan kesehatan hendaknya
kesempatan pada anaknya untuk dilakukan di berbagai tempat
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015
seperti sekolah dan lingkungan b. Instansi pendidikan memberikan
masyarakat. kesempatan pada petugas
c. Penyuluhan tentang risiko kesehatan untuk memberikan
kehamilan dini hendaknya tidak pendidikan kesehatan pada siswa.
dilaksanakan terhadap remaja 5. Peneliti Lainnya
tetapi juga dilaksanakan pada Hasil penelitian ini terbatas pada
keluarga remaja. variabel pendidikan remaja, pekerjaan
4. Instansi Pendidikan keluarga dan akses informasi remaja
a. Instansi pendidikan hendaknya terhadap media informasi, oleh karena
berperan aktif dalam memberikan itu hendaknya penelitian ini
pendidikan kesehatan pada anak dilanjutkan dengan menggunakan
didiknya. variabel dan pendekatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, S., (2009). Kesehatan Reproduksi Kusmiyati, Y. dkk., (2009). Perawatan Ibu
Remaja dalam Aspek Sosial, Hamil (Asuhan Ibu Hamil), Fitramaya,
http://www.idai.or.id.Diakses : 17 Yogyakarta.
April, 2014.
Landung. Dkk. (2009). Remaja dan
Arikonto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Perkembangannya. Bandung.
pendekatan Praktik, Rineka Cipta. Angkasa.
Jakarta.
Manusur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak
Bahtiar, A. (2011). Filsafat Ilmu, RajaGrapindo Untuk Kebidanan, Salemba Medika,
Persada, Jakarta. Jakarta.
Salam, B. (2012). Pengantar Filsafat, Cetakan Suriasumantri, (2007). Filsafat Ilmu, Sebuah
Kesembilan, Bumi Aksara, Jakarta. Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 2 Juli 2015