Laporan Evaporasi Fix

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Pilot Plant

FALLING FILM EVAPORATOR

Oleh:
Dhimas Anugrah Saputra P 1531410162

Politeknik Negeri Malang


Jurusan Teknik Kimia
Program Studi D3 Teknik Kimia
2017
TUJUAN

1. Memahami dan mengamati proses FFE (Falling Film Evaporator)


2. Menghitung fraksi feed (XF) pada proses FFE (Falling Film Evaporator)
3. Menghitung fraksi produk (XL) pada proses FFE (Falling Film Evaporator)
4. Menghitung kalor yang dibutuhkan pada proses FFE (Falling Film Evaporator)
5. Membandingkan hasil perhitungan kalor eksperimen dan teoritis

DASAR TEORI

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga


didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi itu
sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudat
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya
adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan
adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat padat. Begitu pula,
evaporasi berbeda dengan distilasi karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan
walaupun uap itu merupakan campuran dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang
merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya di kondensasikan dan di buang.
Salah satu jenis alat yang digunakan dalam proses evaporasi adalah falling film
evaporator dimana alat ini di klasifikasikan ke dalam long tube vertical evaporator bersama-
sama dengan climbing film evaporator. Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat di
klasifikasikan ke dalam system pemanasan di pisah oleh dinding pertukaran panas, yaitu
antara lain jenis kolom kalandria dan shell and tube.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari berbentuk cair menjadi uap.
Faktor – faktor yang mempengaruhi evaporasi :
1. Suhu
Walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya,namun prosesnya akan
cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap
kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin
banyak jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembaban udara
Jika kelelmbaban udara kurang berarti udara sekitar kering. Semakin kering udara
semakin cepat evaporasi terjadi
3. Tekanan
Semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi
4. Gerakan udara
5. Sifat cairan
Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan
gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat sekarang ini falling film
evaporator sangat meningkat penggunaanya di dalam proses industri kimia untuk
memekatkan fluida terutama fluida yang sensitif panas (misal sari buah dan susu), karena
waktu tertahan pendek, cairan tidak mengalami pemanasan berlebih selama mengalir melalui
evaporator.
Laju perpindahan panas pada falling film evaporator dapat dinaikkan dengan
menurunkan suhu permukaan liquida yaitu dengan cara penghembusan udara panas sehingga
tekanan parsial uap akan turun. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum yang
memungkinkan penguapan pada suhu rendah.
Perlu diperhatikan dalam penerapan prinsip falling film evaporator adalah mengatur
agar seluruh permukaan evaporator terbasahi secara continue, dan film yang dihasilkan
mempunyai ketebalan yang seragam. Sehingga distributor umpan yang akan dipakai harus
didesain secara tepat. Berbagai cara distribusi umpan, dibuat untuk menjamin keseragaman
tebal film, antara lain memakai distributor tipe overflow weir, peletakan evaporator harus
benar-benar tegak.
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan, yaitu
sebuah tabung penguapan, sebuah alat pindah panas, sebuah kondensor dan sebuah metode
untuk menjaga tekanan vakum. Keempat komponen ini harus diperhatikan dalam
merencanakan suatu evaporator. Sistem tekanan vakumnya harus dapat mengalirkan gas yang
tidak terkondensasi agar bisa menjaga tekanan vakum yang diinginkan di dalam tabung
penguapan. Panas yang cukup harus dialirkan atau diberikan ke produk untuk penguapan
sejumlah air yang diinginkan, serta sebuah kondensor yang berguna untuk mengembangkan
dan memindahkan uap air yang diprosuksi melalui penguapan.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Falling Film Evaporator
 Piknometer
 Neraca Analitik
 Buret
 Klem
 Gelas Kimia
 Erlenmeyer
 Sarung Tangan
 Pipet tetes
 Bak
 Pengaduk Kayu
2. Bahan
 MgCl2 teknis
 Larutan EDTA 0,1 N
 Indikator EBT
 Larutan Buffer PH 10
 Steam

SKEMA KERJA
1. Persiapan untuk konfigurasi co-current

Mengeluarkan air dari aliran pipa dan membuka V5 dan V10

Membuka V15 untuk aliran air pendingin ke W-3

Membuka valve udara bertekanan

Membuka valve V3 dan V10

Menutup valve V2, V4, V5, V6, V7, dan V8

Memasukkan 250 g MgCl2 teknis ke dalam 1L air, dan diaduk hingga larut

Memasukkan larutan tersebut ke T7 dan menambahkan air hingga penuh


atau 60L
2. Start Up
Membuka valve V12 dan V14
Panel pengendali diputar switch udara tekan ‘hitam’ ke posisi I dan
switch utama ‘merah’ ke posisi I

Menekan tombol ON pompa P1 pada panel pengendali dan mengatur


Mensetting bukaan V1
Membuka
Membuka lajuuntuk
V18
valve aliran
alirsteam
feed
saat steam
yaitu
produk
utama, daridan
panel
2memasuki
L/s
V19 T2 pengendali
V20
3. Operasi

Mencatat waktu t=0 menit, saat distilat pertama kali menetes pada T-4

Melakukan sampling pada titik yang telah ditentukan dan menganalisis


sampel tersebut

4. Shut Down

Menutup valve steam utama

Menekan tombol off pompa P1 dan P2 pada panel pengendali

Memutar switch utama (merah) ke posisi off dan switch udara tekan
(hitam) ke posisi nol

Menutup valve udara bertekanan


DATA EKSPERIMEN
A. Neraca Energi

KONDENSAT DISTILAT
F feed rho F
F feed (ml/s) t (s) S V
(L/h) feed (ml/s) Fcond Tcond ρcond ρ distilat F Distilat
eksperime Distilat V (g/s)
(ml/s) (˚C) (g/ml) (g/ml) (ml/ s)
n (g/s) (ml)
0,1946458 0,01083 0,01083333
30 6600 195624 29 191400 67,5
0,988 0,995 8 1.412 3 3
105,263157
4 7200 0,588 29 208800 67,1
9 0,989 0,9886 5,813E-07 1.396 0,01 0,01
84,1463414
7800 0,571 29 226200 70
6 0,99 0,9849 5,6238E-07 1.399 0,01 0,01

HV
hf Hs S teoritis
TI-07 TI-06 (geankoplis) TI-11 hL (J/g) TI-04 hs (KJ/Kg) L (g/s) TI-11 q eks q teori
(J/g) (KJ/Kg) (g/s)
(J/g)
283,5 108,4 2579,818 75 315 111,8 106,9 448,187 2686,726 648780 21538,06 38,5938 4,3E+08 4,8E+07
281,82 108,3 2580,174 75 310,8 112 107,4 450,302 2687,496 708480 29527,39 38,81151 4,7E+08 6,6E+07
294 112,4 2580,886 75 315 116 111 465,536 2693 770640 33196,97 41,55178 5E+08 7,4E+07

∆TLMTD A di W2
V exp U teori TI-01
di W2 (m2)

-1E+07 282339 106,9 0,21 2,5


-1E+07 385245 107,4 0,21 2,5
-1E+07 425900 111 0,21 2,5
B. NERACA MASSA
KONDENSAT FEED
F feed t V Distilat
Fcond Tcond V sampel V EDTA (1) V EDTA (2) V avg ρ sampel
(L/h) (min) (ml)
(ml/s) (˚C) (ml) (ml) (ml) (ml) (g/ml)
110 6.5 1.25 29 5 4.8 4.9 4.85 0,988
4 120 6 0.588 29 5 4.7 4.9 4.8 0,989
130 6 0.571 29 5 4.9 5 4.95 0,990

PRODUK
F feed t F produk V sampel V EDTA (1) V EDTA (2) ρ sampel
V avg (ml)
(L/h) (min) (ml/s) (ml) (ml) (ml) (g/ml)

110 100 5 5.2 5.3 5.25 0,983


4 120 100 5 4.9 4.8 4.85 0,984
130 100 5 5.1 5 5.05 0,988

V m m
Teoritis Eksperimen m feed m feed
Waktu (min) Pikno produk produk
XL XF XL XF (Kg) (g)
(ml) (Kg) (g)
110 0.011 0.98 0.021 0.998 0.054 0.056 54 56
120 0.0109 0.98 0.019 0.996 0.056 0.056 56 56
130 0.0109 0.98 0.02 0.998 0.056 0.056 56 56
24.58 0.056 0.056 56 56
0.056 0.056 56 56
0.056 0.056 58 56
0.056 0.056 56 58
ANALISA DATA
a. Perhitungan Neraca Massa
1. Mencari F
F = laju alir masuk x t x densitas feed
F = 4 x 110 x 0,988 x 1/60
= 7245,33 gram
2. Mencari V
V = laju alir distilat x t x densitas air
V = 0,65 x 110 x 1
= 71,5 gram
3. Mencari L
L = laju alir produk x t x densitas produk
L = 100 x 110 x 0,983 x 60/1
= 648780 gram
4. Menentukan XL teoritis
XL = (F x XF)/L
XL = (7245,33 x 0,98)/ 648780
= 0,0111
5. Menentukan XF teoritis
XF = nA/(nA+nB)
= 24,342/24,28
= 0,998
6. Menentukan XL eksperimen
XL = (konsentrasi EDTA x Vol. EDTA x 2)/ vol.sampel
= (0,01 x 4,85 x 2)/5
= 0,019
7. Menentukan XF eksperimen
XF = massa MgCl2/massa campuran
= 24,317/24,41
= 0,996
b. Perhitungan Neraca Energi
1. Menentukan kebutuhan steam
hF = Cp x Δt
hF = Cp x (T107-0)
hF = 4,2 x (67,5-0)
= 108,4 J/g

Hv= Entalphi air pada TI-10 (Hasil Interpolasi Geankoplis)


(43,1-40)/(45-40) = (X-2574,3)/(2583,2-2574,3)
5X-12871,5 = 27,59
X = 2579,82 J/g

hL= Cp x Δt
hL = Cp x (TI11-0)
= 4,2 x (315-0)
= 111,8 J/g

Hs= enthalpy air uap (TI-01) (Hasil Interpolasi Geankoplis)


(106,9-105)/(110-105) = (X-2683,8)/(2691,5-2683,8)
5X- 13419 = 14,63
X = 2686,72 J/g

hs= Liquid (TI-01) (Hasil Interpolasi Geankoplis)


(106,9-105)/(110-105) = (X-440,15)/(461,3-440,15)
5X- 2260,75 = 40,185
X = 448,18 J/g

(F x hF) + (S x Hs) = (L x HL) + (V x Hv) + (S x Hs)


(195624 x 108,4) + (S x 2686,72) = (648780 x 111,8) + (67,5 x 75) + ( S x 2686,72)
S = 21538,1 g/s
2. Menentukan kebutuhan steam
S eksperimen = Laju alir kondensat x t x densitas air
= 29 x 6600 x 1
= 191400 g/s
3. Menetukan U teoritis dan Eksperimen
q ekspermen = S eksperimen x (Hs-hs)
= 191400 x (2686,72-448,18)
= 4,3 x 108
q teori = S teori x (Hs-hs)
= 21538,1 x (2686,73-448,187)
= 4,8 x 107
W2 -> Uexp = q exp / (A(TI-01-TI-11))
= 4,3 x 108 / (0,21(106,9-315))
= -9804269 watt/ m2 C
U Teori = q teori / (A(TI-O1-TI-11))
= 4,8 x 107/ (2,5(106,9-38,5938))
= 282339 watt/ m2 C

BAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan praktikum yang berjudul Falling Film
Evaporator (FFE). Evaporasi merupakan suatu proses yang sering digunakan oleh industri
yang berutujuan untuk menaikan konsentrasi atau kadar kepekatan suatu larutan yang terdiri
dari zat terlarut yang tak mudah menguap dari zat pelarutnya yang relatif lebih mudah
menguap. Perbedaan evaporasi dengan distilasi adalah rentang suhu titik dari campuran pada
proses distilasi lebih pendek dibandingkan dengan pada proses evaporasi. Selain itu, uap yang
dihasilkan biasanya adalah komponen tunggal dan walaupun uap tersebut masih berupa
campuran, biasanya dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya
menjadi fraksi-fraksi. Dalam destilasi, uap yang dihasilkan masih memiliki komponen yang
lebih dari satu.
Pada praktikum Falling Film Evaporator yang digunakan kolom jenis kalandria dan
shell and tub. Di dalam menara kolom FFE teradat tiga buah tube, yang berfungsi agar umpan
dapat turun secara gravitasi dan memperbesar luas permukaan kontak antara umpan dengan
steam. Pada kolom ini, dimana umpan akan membasahi tube dan membuat lapisan tipis
(film), dan steam akan dimasukan melalui bagian atas menara. Sehingga kontak terjadi antara
umpan dengan steam adalah co-current. Karena menara FFE di desain secara vertikal profil
alirannya yang dipilih adalah Co-Current, dikarenakan uap yang telah kontak dengan umpan
akan berubah fasa menjadi cair, sehingga destilat dari uap tersebut akan turun secara
gravitasi.
Pada praktikum Falling Film Evaporator digunakan laju alir feed 4L/jam dengan
variabel waktu yang berbeda yaitu 110 menit, 120 menit, dan 130 menit. Dari hasil percobaan
didapatkan fraksi feed (XF), fraksi produk (XL), dan kalor yang dilepaskan oleh steam. Fraksi
feed (XF) yang terbentuk pada proses evaporasi adalah sebesar 0,998 pada variabel waktu
pertama; 0,996 pada variabel waktu kedua; dan 0,998 pada variabel waktu ketiga. Fraksi
produk (XL) yang terbentuk pada proses evaporasi adalah sebesar 0,021 pada variabel waktu
pertama; 0,019 pada variabel waktu kedua; dan 0,02 pada variabel waktu ketiga. Kalor yang
dilepas oleh steam adalah sebesar 4,3E+08 pada variabel waktu pertama; 4,7E+08 pada
variabel waktu kedua; dan 5E+08 pada variabel waktu ketiga.

KESIMPULAN
1. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
2. Fraksi feed (XF) yang terbentuk pada proses evaporasi adalah sebesar 0,998 pada
variabel waktu pertama; 0,996 pada variabel waktu kedua; dan 0,998 pada
variabel waktu ketiga.
3. Fraksi produk (XL) yang terbentuk pada proses evaporasi adalah sebesar 0,021
pada variabel waktu pertama; 0,019 pada variabel waktu kedua; dan 0,02 pada
variabel waktu ketiga.
4. Kalor yang dilepas oleh steam adalah sebesar 4,3E+08 pada variabel waktu
pertama; 4,7E+08 pada variabel waktu kedua; dan 5E+08 pada variabel waktu
ketiga.
5. Hasil perhitungan kalor eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
 http://kimia-berandailmu.blogspot.co.id/2012/10/laporan-praktikum-
evaporasi.html

 http://industryoleochemical.blogspot.co.id/2012/04/falling-film-evaporator.html
 http://chemicalofengineering.blogspot.co.id/2016/08/FFE-lapisan-tipis

Anda mungkin juga menyukai