BAB II Deskripsi Proses - FINAL
BAB II Deskripsi Proses - FINAL
BAB II Deskripsi Proses - FINAL
BAB II
DESKRIPSI PROSES
1. ParaXylene
- Wujud : Cair.
- Komposisi :
p-Xylene : 99,7 %
o-xylene : 0,2 %
m-xylene : 0,1 %
2. Udara Bebas
- Wujud : Gas.
- Komposisi :
Partikulat : 0,1 %.
3. Asam asetat
- Wujud : Cair.
- Komposisi :
- Wujud : Cair.
- Komposisi :
HBr : 13,21 %
- Wujud : Padat.
- Warna : Putih.
- Komposisi :
2.2.1.Dasar Reaksi
Pembuatan PTA dari bahan baku p-xylene dengan proses Amoco adalah
reaksi oksidasi yang berlangsung pada fase cair dengan menggunakan O2 sebagai
oksidator, asam asetat sebagai solven dan Co(II)asetat sebagai katalis. Pada reaksi ini
terbentuk pula 4-carboxy benzaldehid (4-CBA) dan asam paratoluat sebagai hasil antara
oksida. Secara umum, dalam reaksi ini terjadi proses pelepasan sejumlah elektron,
katalis dan Br sebagai promotor. Katalis Cobalt dan Mangaan yang digunakan berada
dalam bentuk garam asetat, dan Bromine berada dalam bentuk HBr. Dalam hal ini
HBr( aq ) Br Br2 H
Br2 C6 H 4 CH 3 2 ( l ) HBr( aq ) C6 H 4 CH 2 2 ( l ) Br
Reaksi oksidasi paraxylene tersebut dijalankan pada suhu 175 - 250 oC dan
tekanan 10 – 30 atm (abs). Reaktor Bubble Sparger CSTR yang digunakan beroperasi
o
pada suhu 210 C dan tekanan 11,6 atm, dengan oksigen yang diumpankan berada
yang digunakan terhadap paraxylene adalah 3,5 : 1 (berat). Pada perbandingan pereaksi
ini konversi paraxylene mencapai lebih dari 99,5 % dan yield CTA yang terbentuk
sebesar 99,3 %. Reaktor Bubble Sparger CSTR ini dilengkapi dengan agitator
(pengaduk) yang berfungsi untuk mendispersikan udara yang masuk ke dalam reaktor
dan menjaga agar padatan yang terbentuk tetap tersuspensi, dimana pada reaksi
Reaksi oksidasi paraxylene ini berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi, yang
bertujuan untuk menjaga agar paraxylene dan asam asetat berada dalam fase cair
(minimal 70-80 % asam asetat berada dalam fase cair ). Pertimbangan lain, suhu reaksi
harus cukup tinggi agar reaksi oksidasi yang diinginkan dapat terjadi, tetapi tidak boleh
terlalu tinggi, karena akan menyebabkan charring yang tidak diinginkan atau
pembentukan tars. Panas tersebut digunakan untuk menguapkan solven asam asetat,
k 1,19 108 e1780 / RT m 3 / kmol. det
(Westerterp, 1984)
Bila ditinjau dari segi kinetika, reaksi sesuai dengan rumus Archennius :
k Ae E / RT
E = Energi aktivasi.
R = Konstanta gas.
T = Temperatur.
dipengaruhi oleh suhu. Untuk ruas kanan semakin besar maka reaksi akan berlangsung
cepat.
eksotermis, hal ini ditunjukkan dengan harga entalpi yang negatif, yaitu – 326 kkal/mol
PTA yang terbentuk. Karena reaksi berlangsung eksotermis, maka kenaikan temperatur
dalam tekanan tetap akan mengurangi konversi dan menyebabkan PTA yang dihasilkan
akan semakin berkurang. Selain itu untuk menentukan apakah reaksi berjalan
pembentukan standar ( H f ) pada 1 atm dan 298,15 K dari reaktan dan produk.
o
H of CH 3 C6 H 4 CH 3 l = 4.294 kkal/kgmol
d G o / RT
H o
dT RT
dengan, G o RT ln K
d ln K H o
sehingga
dT RT 2
K2 H 1 1
ln
K1 R T2 T1
G of CH 3 C6 H 4 CH 3 l = - 4.192 kkal/kgmol
Proses pembuatan Purifed Terephthalic Acid dalam prarancangan ini melalui dua unit
Tahapan proses yang terjadi di unit oksidasi secara garis besar adalah :
3. Tahap separasi
3. Tahap separasi
Pada tahap ini bahan baku mengalami sejumlah perlakuan fisik agar dapat
memenuhi persyaratan reaksi di dalam reaktor. Bahan baku paraxylene, solven asam
asetat dan katalis CMB dari tangki penyimpanan masing-masing dan dari aliran recycle
perbandingan reaktan, solvent dan katalis dalam jumlah tertentu. Hasil pencampuran
arus fresh feed dan arus recycle akan menghasilkan arus keluar dengan suhu 93 oC.
Reaksi oksidasi berlangsung pada suhu 210 oC dan tekanan 11,6 atm. Untuk
mencapai kondisi reaksi tersebut maka campuran umpan dipanaskan dalam dua buah
o
heat exchanger (E-211 dan E-212), hingga suhunya naik menjadi 210 C dan
Oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi diperoleh dari udara di sekitar
pabrik. Udara ini dihisap dengan menggunakan blower (B-222). Bagian suction blower
dilengkapi dengan filter udara (AF-221) untuk memisahkan partikulat yang masuk
bersama udara. Agar kondisi udara tersebut sesuai dengan kondisi reaksi, maka udara
dinaikkan tekanannya hingga 11,6 atm dengan menggunakan kompresor dua stage (K-
223). Suhu udara yang keluar dari kompresor lebih tinggi dari kondisi reactor sehingga
perlu didinginkan terlebih dahulu dalam heat exchanger (E-224) agar suhunya menjadi
210 oC.
Reaksi oksidasi berlangsung dalam Reaktor Bubble Sparger CSTR (R-220) yang
beroperasi pada suhu 210 oC dan tekanan 11,6 atm. Reaktor ini dilengkapi dengan
agitator (pengaduk) yang berfungsi untuk mendispersikan udara yang masuk ke dalam
Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis. Panas yang dihasilkan pada reaksi
air yang masuk pada suhu 30 oC dan keluar pada suhu 135 oC. Untuk menjaga agar air
pendingin keluar tetap dalam fase cair, maka tekanan air pendingin dinaikkan dengan
menggukan pompa (L-228) hingga mencapai tekanan 9 atm. Selain itu untuk membantu
menghilangkan panas reaksi sebagian solven asam asetat, paraxylene, dan air diuapkan.
Kemudian uap tersebut diserap dikondensasikan dalam kondenser (E-225). Cairan yang
terpisah diumpankan kembali ke reaktor sebagai pendingin refluk, sedangkan gas yang
Keluaran reaktor yang terdiri dari paraxylene, solven asam asetat, produk asam
ini beroperasi pada suhu 190 oC dan tekanan 8 atm. Penurunan tekanan dari 11,6 atm
menjadi 8 atm ini dapat terjadi karena adanya valve expander. Akibat penurunan
tekanan, maka ada sebagian asam asetat, air dan komponen xylene yang menguap.
Kristaliser 1 (C-230) ini dilengkapi dengan agitator (pengaduk) yang berfungsi untuk
2 (C-240).
Kristaliser 2 (C-240) beroperasi pada suhu 151 oC dan tekanan 3 atm. Penurunan
tekanan dari 8 atm menjadi 3 atm ini dapat terjadi karena adanya valve expander. Akibat
penurunan tekanan, ada sebagian asam asetat, air dan komponen xylene yang menguap.
Kristaliser 2 (C-240) juga dilengkapi dengan agitator (pengaduk). Uap dari kristaliser 2
3. Tahap Separasi
Kondensat hasil atas kristaliser 1 (C-230) dan kristaliser 2 (C-240) yang terdiri
dari komponen xylene, asam asetat dan uap air diumpankan ke mother liquor drum
(DR-250). Sedang hasil dasar kristaliser 2 (C-240) didinginkan dalam filter feed drum
(DR-270) sampai suhu 55 oC agar sesuai dengan kondisi filtrasi. Rotary vacuum filter
(F-260) yang beroperasi pada suhu 50 oC dan tekanan 0,5 atm digunakan untuk
memisahkan kristal CTA yang terbentuk dari slurry. Rotary vacuum filter
dilengkapi dengan pisau untuk melepaskan cake hasil filtrasi dari rotary vacuum filter.
Asam asetat pencuci digunakan untuk melarutkan seluruh komponen xylene, asam
asetat dan katalis yang terbawa cake, sehingga cake output rotary vacuum filter tidak
mengandung komponen tersebut. Filtrat (mother liquor) dari Rotary vacuum filter
pada tekanan 1 atm dan suhu 200 oC. Padatan keluaran rotary dryer (RD-270) ini
Dari mother liquor drum (DR-250) cairan kemudian diumpankan ke residu still
(RS-410) untuk recovery katalis dan p-xylene sisa. Residu still (RS-410) beroperasi
pada tekanan 1,5 atm dan suhu 124 oC. Uap yang terbentuk dalam residu still (RS-410)
terdiri dari komponen xylene, asam asetat dan air kemudian diumpankan ke absorber
(A-420) untuk memisahkan antara komponen xylene dan katalis dengan asam asetat
sehingga uap bebas dari komponen xylene. Komponen xylene dan katalis bersama asam
asetat absorbent dikembalikan ke dalam residu still (RS-410), sedangkan uap asam
asetat dan air keluaran absorber (A-420) diumpankan ke menara destilasi (D-430) untuk
Sekitar 89 % aliran mother liquor dari residu still (RS-410) direcycle ke tangki
penyampur umpan (DR-210) untuk digunakan kembali, sedangkan sisanya diolah dalam
unit pengolahan limbah. Aliran blow down ini diperlukan untuk mengontrol dan
Uap hasil atas absorber (A-420) kemudian diumpankan ke menara destilasi (D-
430) untuk recovery asam asetat. Uap yang keluar puncak menara destilasi (D-430)
berada pada kondisi 110 oC dan 1,4 atm, selanjutnya diembunkan pada kondenser (E-
432) dan hasilnya ditampung pada akumulator (AC-431). Cairan distilat yang berupa
air, sebagian dikembalikan ke menara destilasi (D-430) sebagai refluk dan sisanya
dibuang ke unit pengolahan limbah. Cairan hasil bawah yang banyak mengandung asam
asetat keluar menara destilasi (D-430) pada kondisi 133 oC dan 1,6 atm. Sebanyak 70 %
dari hasil bawah ini kemudian direcycle ke tangki penyampur umpan (DR-210),
sedangkan 4,3 % digunakan sebagai cairan absorbent dalam absorber (A-420) dan
sisanya diolah dalam unit pengolahan limbah. Asam asetat yang digunakan sebagai
absorbent dalam absorber (A-420) didinginkan terlebih dahulu dalam Cooler (E-435)
Tahap ini bertujuan untuk menyimpan produk antara hasil unit oksidasi (CTA)
yang masih banyak mengandung pengotor untuk kemudian diolah dalam unit purifikasi.
Kristal CTA dari rotary dryer (RD-270) ditransfer menuju silo (S-310) menggunakan
pneumatic conveyor untuk penyimpanan. Silo CTA (S-310) dilengkapi dengan bag filter
(BF-313) yang berfungsi untuk menahan kristal yang mungkin terbawa aliran udara
transpor yang keluar dari cyclone separator (CS-311) dan kemudian mengembalikan
Dalam unit purifikasi digunakan reactor jenis Fixed Bed Multitube dimana
terdapat sejumlah katalis padat Palladium in Carbon (Pd in C) sehingga umpan padatan
yang akan masuk reactor selain harus disesuaikan suhu dan tekanannya, seluruh
CTA dari Silo CTA (S-310) dilarutkan kembali di dalam Feed Slurry Drum (DR-
510) dengan solven recycle (sebagian besar terdiri dari air) dari Mother Liquor Drum
(DR-810) yang bersuhu 130,4 oC sehingga diperoleh slurry dengan konsentrasi padatan
35-45 %. Hal ini dimaksudkan supaya energi panas yang diberikan oleh rangkaian alat
pemanasan umpan bisa melarutkan seluruh padatan dalam larutan. Feed Slurry Drum
(DR-510) ini beroperasi pada suhu 119,5oC dengan tekanan 2,9 atm untuk menjaga agar
L-511 sampai 71,5 atm, lalu umpan dipanaskan secara berurut-turut dengan tiga buah
pre-Heater yang disusun secara seri (E-731, E-721 dan E-711) dan dengan Feed Heater
(E-611). Pre-Heater berfungsi untuk mengurangi beban pemanasan pada Feed Heater
dengan memanfaatkan sebagian panas uap yang berasal dari crystallizer C-730, C-720
dan C-710. Umpan dipanaskan dengan pre-Heater-1 (E-731) sampai suhu 130 oC, lalu
dipanaskan lagi dengan pre-Heater-2 (E-721) sampai suhu 175 oC, dan dipanaskan lagi
dipanaskan lagi dengan Feed Heater sampai mencapai suhu operasi reaktor yaitu 282oC.
Sebagai fluida pemanas pada Feed Heater digunakan hot oil jenis Mobiletherm Oil s-
600 yang masuk pada suhu 320oC dan keluar pada suhu 340oC. Seluruh beban panas
pada rangkaian alat pemanasan ini merupakan jumlah total dari panas sensibel yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sesuai kebutuhan ditambah dengan panas pelarutan
dari padatan asam terephthalat, 4-CBA dan asam paratoluat yang endotermis.
antara larutan umpan dengan hidrogen untuk mengubah 4-CBA menjadi asam paratoluat
yang dibantu dengan Palladium in Carbon (Pd in C). Hidrogen masuk reactor pada
kondisi normal laju alirnya, yaitu 0,035 kgmol/1000 kg larutan umpan dimana kondisi
tersebut merupakan kelarutan hydrogen dalam larutan umpan. Reaksi hidrogenasi ini
berjalan pada temperatur 282oC dengan tekanan 71,5 atm dimana kadar 4-CBA dapat
Karena reaksi yang terjadi sangat eksotermis, maka diperlukan pendingin yang
berupa air yang dipompa sampai pada tekanan 71,5 atm untuk mencegah terjadinya
penguapan.
sehingga keluaran reaktor ini dialirkan ke dalam Gas-Liquid Separator (G-612) dengan
menggunakan valve. Gas-Liquid Separator (G-612) ini beroperasi pada tekanan 70,5
proses kristalisasi yang beroperasi secara seri dan kontinyu dengan prinsip pendinginan
dan penguapan dengan cara penurunan tekanan yang mengakibatkan larutan mengalami
Larutan masuk ke dalam kristaliser-1 (C-710) yang beroperasi pada suhu 261,9 oC
dan tekanan 47,8 atm. Penurunan tekanan ini menyebabkan sebagian cairan solven
720) yang beroperasi pada suhu 190,4oC dan tekanan 12,5 atm agar terjadi proses
kristalisasi lanjutan. Panas dari 53,12 % solven yang mengalami penguapan ini
produk. Kristaliser 3 (C-730) beroperasi pada suhu 145 oC dan tekanan 4,1 atm. Panas
dari 32,16 % solven yang menguap dimanfaatkan untuk memanaskan umpan sebelum
kondensat dari sisa uap masing-masing keluaran kristaliser dialirkan ke Mother Liquor
Drum (DR-810) untuk direcycle dengan menggunakan valve yang sekaligus berfungsi
untuk menurunkan tekanan kondensat sampai tekanan operasi Mother Liquor Drum
3. Tahap separasi
dengan menggunakan centrifuge (CN-820) yang beroperasi pada tekanan 4,6 atm dan
suhu 145oC. Tekanan operasi centrifuge (CN-820) dirancang lebih besar daripada
centrifuge. Sebagian besar asam paratoluat yang terbentuk akan tetap larut dalam filtrat
yang akan diolah dalam unit pengolahan limbah, dan 13 % nya di recycle ke Mother
Liquor Drum (DR-810) untuk memenuhi kebutuhan air untuk pembuatan slurry
kembali.
Cake yang terbentuk dalam centrifuge memiliki kadar air sebesar 14% dimana
masih mengandung asam paratoluat yang belum sesuai spec yang diinginkan
konsumen, sehingga untuk melarutkannya kembali cake perlu dibuat slurry lagi. Cake
dikeluarkan dari centrifuge bertekanan secara gravitasi ke dalam Reslurry Drum (DR-
830). Diharapkan keluar Reslurry Drum (DR-830) diperoleh 46% kandungan padatan
dalam slurry, untuk itu dalam Reslurry Drum harus ditambah air pada suhu 30oC dalam
jumlah yang cukup. Suhu operasi Reslurry Drum tersebut adalah 66,7oC. Untuk
menjaga aliran, maka keluar Reslurry Drum slurry dialirkan dengan menggunakan valve
menuju Rotary Vacuum Filter Feed Drum (DR-840) yang beroperasi pada tekanan 1,5
atm, dan agar tidak terjadi flashing pada filter cloth Rotary Vacuum Filter, maka slurry
di dalam Rotary Vacuum Filter Feed Drum (DR-840) didinginkan dengan jaket sampai
suhu slurry keluar mencapai 50oC. Untuk kebutuhan pendingin, digunakan air
bertekanan atmosfir dengan kondisi masuk pada suhu 30oC dan keluar pada suhu 40oC.
Dari Rotary Vacuum Filter Feed Drum (DR-840), slurry dialirkan dengan
menggunakan valve menuju Rotary Vacuum Filter (F-260) yang beroperasi pada suhu
50 oC dan tekanan 0,5 atm. Rotary Vacuum Filter (F-260) memiliki fungsi utama untuk
memisahkan kristal PTA yang terbentuk. Air pencuci pada suhu 30 oC sejumlah 10% dari
berat padatan ditambahkan untuk melarutkan asam paratoluat yang masih terbawa oleh
merupakan air). Filtrat (mother liquor) dari Rotary Vacuum Filter ini diumpankan ke
pengering, digunakan superheated steam karena diinginkan pada kondisi keluar masih
berupa steam pada suhu 100oC. Padatan keluaran Rotary Dryer (RD-860) ini maksimal
Dari Mother Liquor Drum (DR-810) yang beroperasi pada suhu 130,4oC dan
tekanan 3 atm, sebagian besar cairan keluar direcycle ke dalam Reslurry Drum (DR-
510) untuk melarutkan umpan unit purifikasi dengan menggunakan valve, sedangkan
Tahap ini bertujuan untuk menyimpan produk Purified Terephthalic Acid (PTA)
untuk kemudian dipasarkan kepada konsumen. Kristal PTA dari Rotary Dryer (RD-860)
penyimpanan. Silo PTA (S-910) dilengkapi dengan Bag Filter (BF-913) yang berfungsi
untuk menahan kristal yang mungkin terbawa aliran udara transpor keluar supaya
kemudian dapat mengembalikan kristal PTA tersebut ke dalam silo PTA (S-910).
Terlampir
M
26
M
34
M
32
M
M
9
0
2
3
3
46
2
E
-
E
-3
4
3
-4
D 0
M
25
M8
M3
2
3
1
-4
E 1
M
24
10
0
4
2
-4
S
R-
A
M
23
0
M
M
0
1
2
-2
2
D
R
M
19
M
22
M7
0
1
F
-6
2
M
18
M
16
R
D 7
-20
0
5
M
5
7
-2
2
31
R
D
M
14
C
-4
20
M
13
M
12
3
-2
C 0
M
26
9
M1
2
1
G
-
M
10
M
8
2
20
1
R
-
F 2
-2
M
M
7
6
M
M
4
5
R
D 1
-20
M
M
1
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komposisi
M4 M7 M10 M8 M11
1.PX 35.041,9 54,5 54,5 175,2
2.OX 2.090,1 600,8 600,8 2.090,1
3.MX 1.393,4 436,9 436,9 1.393,4
4.HAc 122.646,7 58.246,0 58.246,0 122.646,7
5.Air 616,3 2.433,8 9.486,3 9.486,3 14.879,9
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
9.O2 63.370,5 31.885,7
10.N2 238.118,7 238.118,7
11.Terephthalic Ac 54.230,8
12.4-CBA 246,3
13.p-Tol 44,7
162.004,8 303.923,0 68.824,4 338.828,8 195.923,5
TOTAL 534.752,3 534.752,3
Kg Kg
Input ( jam ) Output( )
jam
No. Komponen
M5 M6 M7
1.Air 2.433,8 2.433,8
2.O2 63.370,5 63.370,5
3.N2 238.118,7 238.118,7
4.Partikulat 304,2 304,2
304.227,2 304,2 303.923,0
TOTAL 304.227,2 304.227,2
Kg Kg
Input ( jam ) Output( jam)
No. Komponen
M8 M9 M10
1.PX 54,5 54,5
2.OX 600,8 600,8
3.MX 436,9 436,9
4.HAc 58.246,0 58.246,0
5.Air 9.486,3 9.486,3
6.O2 31.885,7 31.885,7
7.N2 238.118,7 238.118,7
338.828,8 270.004,4 68.824,4
TOTAL
338.828,8 338.828,8
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M11 M12 M13
1.PX 175,2 77,9 97,3
2.OX 2.090,1 867,1 1.223,1
3.MX 1.393,4 621,9 771,5
4.HAc 122.646,7 74.902,8 47.744,0
5.Air 14.879,9 11.191,4 3.688,5
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
9.Terephthalic Ac 54.230,8 54.230,8
10.4-CBA 246,3 246,3
11.p-Tol 44,7 44,7
195.923,5 87.661,0 108.262,5
TOTAL
195.923,5 195.923,5
Kg
Input ( jam
Kg
No. Komponen ) Output ( jam )
M13 M14 M15
1.PX 97,3 55,7 41,6
2.OX 1.223,1 654,7 568,4
3.MX 771,5 439,8 331,7
4.HAc 47.744,0 34.071,6 13.672,4
5.Air 3.688,5 3.042,8 645,7
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
9.Terephthalic Ac 54.230,8 54.230,8
10.4-CBA 246,3 246,3
11.p-Tol 44,7 44,7
108.262,5 38.264,6 69.997,9
TOTAL
108.262,5 108.262,5
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M15 M16
1.PX 41,6 41,6
2.OX 568,4 568,4
3.MX 331,7 331,7
4.HAc 13.672,4 13.672,4
5.Air 645,7 645,7
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
9.Terephthalic Ac 54.230,8 54.230,8
10.4-CBA 246,3 246,3
11.p-Tol 44,7 44,7
69.997,9 69.997,9
TOTAL
69.997,9 69.997,9
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam)
No. Komponen
M16 M17 M18 M19
1.PX 41,6 41,6
2.OX 568,4 568,4
3.MX 331,7 331,7
4.HAc 13.672,4 8.137,4 13.703,5 8.106,2
5.Air 645,7 40,9 645,9 40,7
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
9.Terephthalic Ac 54.230,8 54.230,8
10.4-CBA 246,3 246,3
11.p-Tol 44,7 44,7
69.997,9 8.178,3 15.507,4 62.668,7
TOTAL
78.176,1 78.176,1
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M12 M14 M18 M22
1.PX 77,9 55,7 41,6 175,2
2.OX 867,1 654,7 568,4 2.090,1
3.MX 621,9 439,8 331,7 1.393,4
4.HAc 74.902,8 34.071,6 13.703,5 122.677,9
5.Air 11.191,4 3.042,8 645,9 14.880,1
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
87.661,0 38.264,6 15.507,4 141.433,1
TOTAL
141.433,1 141.433,1
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M19 M20 M21
1.HAc 8.106,2 7.993,1 113,1
2.Air 40,7 40,2 0,6
3.Terephthalic Ac 54.230,8 54.230,8
4.4-CBA 246,3 246,3
5.p-Tol 44,7 44,7
62.668,7 8.033,3 54.635,4
TOTAL
62.668,7 62.668,7
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( )
jam
No. Komponen
M22 M24 M23 M25
1.PX 175,2 164,7 164,7 175,2
2.OX 2.090,1 1.943,4 1.943,4 2.090,1
3.MX 1.393,4 1.308,6 1.308,6 1.393,4
4.HAc 122.677,9 5.112,8 118.511,8 9.278,8
5.Air 14.880,1 12,3 14.601,9 290,5
6.Co-Ac 14,0 14,0
7.Mn-Ac 147,2 147,2
8.HBr 55,1 55,1
141.433,1 8.541,8 136.530,4 13.444,4
TOTAL
149.974,8 149.974,8
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M23 M33 M24 M28
1.PX 164,7 164,7
2.OX 1.943,4 1.943,4
3.MX 1.308,6 1.308,6
4.HAc 118.511,8 5.112,8 5.112,8 118.511,8
5.Air 14.601,9 12,3 12,3 14.601,9
136.530,4 5.125,1 8.541,8 133.113,7
TOTAL
141.655,5 141.655,5
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M28 M29 M30
1.HAc 118.511,8 144,7 118.367,2
2.Air 14.601,9 14.320,7 281,2
133.113,7 14.465,3 118.648,4
TOTAL
133.113,7 133.113,7
Kg
Input ( jam
Kg
No. Komponen ) Output ( jam )
M25 M26 M27
1.PX 175,2 17,7 157,5
2.OX 2.090,1 211,4 1.878,7
3.MX 1.393,4 140,9 1.252,5
4.HAc 9.278,8 938,6 8.340,2
5.Air 290,5 29,4 261,1
6.Co-Ac 14,0 1,4 12,5
7.Mn-Ac 147,2 14,9 132,3
8.HBr 55,1 5,6 49,6
13.444,4 1.359,9 12.084,5
TOTAL
13.444,4 13.444,4
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M30 M31 M32
1.HAc 118.367,2 82.857,0 35.510,2
2.Air 281,2 196,8 84,4
118.648,4 83.053,9 35.594,5
TOTAL
118.648,4 118.648,4
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen M32 M33 M34
1.HAc 35.510,2 5.112,8 30.397,4
2.Air 84,4 12,3 72,1
35.594,5 5.125,1 30.469,5
TOTAL
35.594,5 35.594,5
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
No. Komponen
M1 M2 M3 M27 M31 M4
1.PX 34.884,4 157,5 35.041,9
2.OX 211,4 1.878,7 2.090,1
3.MX 140,9 1.252,5 1.393,4
4.HAc 31.429,2 20,2 8.340,2 82.857,0 122.646,7
5.Air 158,3 0,1 261,1 196,8 616,3
6.Co-Ac 1,4 12,5 14,0
7.Mn-Ac 14,9 132,3 147,2
8.HBr 5,6 49,6 55,1
35.236,8 31.587,5 42,2 12.084,5 83.053,9 162.004,8
TOTAL
162.004,8 162.004,8
M-63
RD-860
M-62
M-61
F-850
M-59
M-60
M-58
DR-
840
M-57
M-56
830
DR-
M-55
To WWT Section
M-54
M-64
CN-
820
M-53
M-49
C-730
M-48
M-44
M-65
C-720
M-43
M-41
C-710
M-40
G-612
M-39
M-38
DR-810
R-610
M-37
M-42
E-611
M-47
To WWT Section
M-46
M-66
E-711
M-45
M-68
E-721
M-52
M-51
E-731
M-50
M-36
DR-510
M-67
M-35
Output
Input (Kg/jam)
Komponen (Kg/jam)
M35 M36 M37
Asam Asetat 202,3 202,3
Air 127.203,5 127.232,9
Terephthalic Acid 54.230,8 54.230,8
4-CBA 246,3 1,1
p-Toluic Acid 125,4 347,8
Hidrogen 12,9 6,3
182.008,2 12,9
Jumlah
182.021,1 182.021,1
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M40 M41 M43
HAc 202,3 16,8 185,4
Air 127.232,9 19.152,2 108.080,7
Terephthalic
Ac 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Tol 347,8 347,8
19.169,1 162.845,7
Jumlah
182.014,8 182.014,8
Input Output
Komponen (Kg/jam) (Kg/jam)
M41 M42
Asam Asetat 18,3 18,3
Air 63.702,4 63.702,4
Terephthalic Acid 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Toluic Acid 48,8 48,8
Jumlah 118.001,3 118.001,3
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M43 M44 M48
HAc 185,4 28,5 156,9
Air 108.080,7 28.101,3 79.979,4
Terephthalic
Ac 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Tol 347,8 347,8
162.845,7 28.129,8 134.715,9
Jumlah
162.845,7
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M44 M45 M46
HAc 28,5 15,2 13,4
Air 28.101,3 14.928,3 13.173,0
14.943,5 13.186,4
Jumlah
28.129,8 28.129,8
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M45 M46 M47
HAc 15,2 13,4 28,5
Air 14.928,3 13.173,0 28.101,3
14.943,5 13.186,4
Jumlah
28.129,8 28.129,8
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M48 M49 M53
HAc 156,9 10,8 146,1
Air 79.979,4 9.740,8 70.238,6
Terephthalic
Ac 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Tol 347,8 347,8
9.751,6 124.964,3
Jumlah
134.715,9 134.715,9
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M49 M50 M51
HAc 10,8 3,5 7,3
Air 9.740,8 3.132,6 6.608,2
3.136,1 6.615,5
Jumlah
9.751,6 9.751,6
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M50 M51 M52
HAc 3,5 7,3 10,8
Air 3.132,6 6.608,2 9.740,8
3.136,1 6.615,5
Jumlah
9.751,6 9.751,6
Input
Output (Kg/jam)
Komponen (Kg/jam)
M53 M54 M55
Asam Asetat 146,1 127,8 18,3
Air 70.238,6 61.420,6 8.818,0
Terephthalic Acid 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Toluic Acid 347,8 299,0 48,8
Jumlah 61.847,3 63.117,0
124.964,3
124.964,3
Input
Output (Kg/jam)
Komponen (Kg/jam)
M54 M64 M65
Asam Asetat 127,8 111,2 16,6
Air 61.420,6 53.435,9 7.984,7
p-Toluic Acid 299,0 260,1 38,9
Jumlah 53.807,1 8.040,2
61.847,3 61.847,3
Output
Input (Kg/jam)
Komponen (Kg/jam)
M55 M56 M57
Asam Asetat 18,3 18,3
Air 8.818,0 54.884,3 63.702,4
Terephthalic Acid 54.230,8 54.230,8
4-CBA 1,1 1,1
p-Toluic Acid 48,8 48,8
63.117,0 54.983,25
Jumlah
118.001,3 118.001,3
Input Output
Komponen (Kg/jam) (Kg/jam)
M57 M58
Asam Asetat 18,3 18,3
Air 63.702,4 63.702,4
Output Kg
jam
Kg Kg
Input ( jam ) Output ( jam )
Komponen
M66 M67 M68
HAc 89,3 85,62 0,1
Air 127.403,3127.168,23 200,4
p-Tol 80,8 64,32 0,1
127.372,8 200,7
Jumlah
127.573,5 127.573,5
Q
32
E
-43
2
Q
4 Q Q
12
5
K
-22
3
2.5.2.1. Neraca Panas Unit Okidasi
G
-2
26
A
-42
0 Q
34
E
-22
5 Q
33
Q
D
-4
30
Q
6
Q
10
Q
36
Q
28 Q
29 E
-43
5
Q
15
Q
18
Q
13
Q
1
Q
7
Q
8
Q
9
Q
21
Q
24
E
-21
1 E
-21
2 R
-22
0 C
-23
0 C
-24
0 D
R-2
70 F
-26
0 R
D-2
70 R
S-4
10 E
-43
6
Q
2 D
R-2
10 Q
39
Q
14
Q
20
Q
17
Q
3
Q
19 Q
35 Q Q
38
Q
23 Q
26 Q
41
Q
16 E
-41
1
D
R-2
50
Q
27
Q
30
Q
42
Bab II Deskripsi Proses
49
Bab II Deskripsi Proses
Stage 1
Input Output
QKompresi
Komponen (kJ/jam) (kJ/jam)
(kJ/jam)
Q4 Qa4
Air 5.790.481,5 8.977.653,0
Oks 291.884,1 11.129.109,8
Nit 1.235.802,6 46.368.251,0
7.318.168,2 59.156.845,6 66.475.013,8
Jumlah
66.475.013,8 66.475.013,8
Intercooler
Input Output
QPendingin
Komponen (kJ/jam) (kJ/jam)
(kJ/jam)
Qa4 Qa’4
Air 8.977.653,0 7.335.342,0
Oks 11.129.109,8 1.755.435,7
Nit 46.368.251,0 7.417.099,3
Air Pendingin 49.967.136, 9
66.475.013,8 16.507.876,9 49.967.136, 9
Jumlah
66.475.013,8 66.475.013,8
Stage 2
Input Output
QKompresi
Komponen (kJ/jam) (kJ/jam)
(kJ/jam)
Qa’4 Q5
Air 7.335.342,0 6.538.116,1
Oks 1.755.435,7 13.590.165,9
Nit 7.417.099,3 56.413.940,2
16.507.876,9 60.034.345,3 76.542.222,2
Jumlah
76.542.222,2 76.542.222,2
Pendingin 52.781.548,5
Total 137.287.789,2 137.287.789,2
19 6.351.085,9
Pendingin 14.915.351,5
Total 21.266.437,4 21.266.437,4
Q-40
RD-860
Q-39
Q-38
F-850
Q-36
Q-37
Q-35
DR-
840
Q-34
DR-
830
Q-33
Q-32
Menuju UPL
Q-29
Q-30
CN-
820
Q-28
Q-22
C-730
Q-21
Q-15
C-720
Q-14
Q-12
C-710
Q-11
G-612
Q-10
Q-9
Q-31
Q-8
DR-810
R-610
Q-13
Q-7
E-611
Q-20
Q-16
Q-17
Q-41
E-722
Menuju UPL
Q-6
Q-18
E-711
Q-42
Q-5
Q-19
E-721
Q-27
E-732
Q-23
Q-24
Q-4
E-731
Q-25
Q-26
Q-3
DR-510
Q-2
Q-1
Input Output
Q (kJ/jam) (kJ/jam)
21 68.093.769,9
22 25.074.797,4
28 43.383.274,6
kristalisasi -364.302,1
Total 68.093.769,9 68.093.769,9
Input Output
Q (kJ/jam) (kJ/jam)
34 13.485.814,7
35 8.054.391,7
pendingin -5.431.422,9
Total 8.054.391,7 8.054.391,7
Input Output
Q (kJ/jam) (kJ/jam)
35 8.054.391,7
36 113.620,1
37 6.184.929,3
38 1.983.082,6
Total 8.168.011,9 8.168.011,9
Input Output
Q (kJ/jam) (kJ/jam)
38 1.983.082,6
39 4.591.238,3
40 16.655.197,1
Superheated steam 19.263.352,9
Total 21.246.435,5 21.246.435,5
Output
Q Input (kJ/jam) (kJ/jam)
27 4.912.389,4
20 19.792.567,7
13 31.526.619,1
31 8.040,2
37 62.482,9
41 56.302.099,2
Total 56.302.099,2 56.302.099,2
Lay out pabrik adalah tempat kedudukan dari keseluruhan bagian yang ada
dalam pabrik, dimana meliputi tempat perkantoran (office), tempat peralatan proses,
tempat penyimpanan bahan baku dan produk, tempat unit pendukung dan tambahan-
tambahan yang lain, yang dirancang terutama untuk mendukung kelancaran dari
pelaksanaan proses produksi. Beberapa tujuan dari pengaturan tata ruang pabrik adalah
antara lain : Penghematan waktu transportasi bahan baku, produk, alat maupun
karyawan dalam area pabrik, sehingga waktu proses produksi dapat optimal,
pemanfaatan area pabrik secara efektif dan efisien sehingga diharapkan tidak ada area
kosong yang dibiarkan begitu saja dan dapat menghemat lahan yang berarti pula dapat
menghemat biaya investasi dan pajak, pencegahan kecelakaan kerja, serta tujuan-tujuan
yang lain. Adapun total lahan pabrik seluas 115.059 m2 dengan total bangunan seluas
73.298 m2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata ruang pabrik adalah :
1. Daerah Proses.
Daerah proses adalah daerah yang digunakan untuk menempatkan alat-alat yang
berhubungan dengan proses produksi. Dimana daerah ini diletakkan pada daerah yang
Perluasan pabrik ini harus sudah masuk dalam perhitungan sejak awal, supaya
masalah kebutuhan tempat tidak timbul dimasa yang akan datang. Sejumlah area khusus
3. Keamanan.
atau gas beracun, harus benar-benar diperhatikan didalam penentuan tata letak pabrik.
berbahaya tadi. Tangki penyimpanan produk atau unit-unit yang mudah meledak harus
diletakkan di area yang khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan satu dengan
bangunan yang lain guna memberikan pertolongan dan penyediaan jalan bagi karyawan
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan listrik akan
rupa sehingga petugas dapat dengan mudah mencapainya dan dapat menjamin
Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia. Jika harga tanah amat tinggi
diletakkan di atas peralatan lain ataupun lantai ruangan diatur sedemikian rupa agar
menghemat tempat.
dengan baik. Untuk itu penambahan fasilitas pengolahan limbah sangat diperlukan,
sehingga limbah tersebut tidak berbahaya bagi komunitas yang ada disekitarnya.
28
24
25
26 26 27
23
19 21
22
20
12 12 18
13 14 15 16 17
OUT
4 5
11
2
3
9 8 7
3 3
1
10 6
3
3
IN
Keterangan Gambar :
12. Silo Penyimpanan Produk. (terhitung dalam lahan total unit purifikasi)
18. Ruang Kontrol Unit Purifikasi. (terhitung dalam lahan total unit purifikasi)
19. Area Proses Produksi Unit Purifikasi (terhitung dalam lahan total unit
purifikasi)
25. Area Proses Produksi Unit Oksidasi (terhitung dalam lahan total unit oksidasi)
27. Ruang Kontrol Unit Oksidasi (terhitung dalam lahan total unit oksidasi)
Tata letak alat proses adalah tempat kedudukan dari alat-alat yang digunakan
dalam proses produksi. Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga:
3. Biaya material handling menjadi rendah dan menyebabkan turun atau terhindarnya
pengeluaran untuk capital yang tidak penting. Jika lay out peralatan proses
tidak perlu untuk membeli alat transportasi yang akan menambah biaya investasi.
80,7 m
T-120
T-111
T-112
WWT
T-130
DR-210
WWT
AF-221
AC-
431
E-211
B-222
E-432
E-212 D-430
K-223
124,4 m
E-224
WWT
R-220
E-225
Control Room
AC-226 RS-410 A-420
E-231
C-230
DR-250
E-242
C-240
DR-261
F-260
S-310
SC-271 RD-270
S-310
Keterangan Gambar :
AC – 226 : Akumulator.
A – 420 : Absorber
AC – 431 : Akumulator.
K – 223 : Kompresor.
C – 230 : Kristaliser 1.
C – 240 : Kristaliser 2.
82,7 m
S-310 S-310
E-721
E-711
E-731
DR-510 R-610
E-732
E-722
124 m
Control Room
WWT WWT
D-810
F-850
S-910
Keterangan Gambar :
E – 722 : Kondenser 1
E – 732 : Kondenser 2
C – 710 : Kristaliser 1.
C – 720 : Kristaliser 2.
C – 730 : Kristaliser 3.
CN – 820 : Sentrifuge