Panduan KK Resep 2 Blok 3.4 2019
Panduan KK Resep 2 Blok 3.4 2019
Panduan KK Resep 2 Blok 3.4 2019
……………..
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
Alamat: Jl.Perintis Kemerdekaan no.94, Padang25127. Indonesia.
Telp.: +62 751 31746. Fax.: +62 751 32838
e-mail : [email protected]
BLOK 3.4
EL
PANDUANKETERAMPILAN KLINIK
PENULISAN RESEP 2
EDISI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Padang, Indonesia
Panduan Keterampilan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
TIM PENYUSUN
I. PENDAHULUAN
III.STRATEGI PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa belajar mandiri untuk kompetensi dokter layanan primer
berdasarkan SKDI terutama DIAGNOSA dengan kompentensi 4, kompetensi
3A dan 3B.
2. Mahasiswa belajar mandiri untuk semua kepustakaan sesuai disiplin
keilmuaan terkait sebagai dokter layanan primer.
3. Mahasiswa belajar mandiri untuk kompetensi farmakologi yangtelah
diberikankonsepnya sejak blok 1.4 sehingga mampu memberikan terapi
rasional.
4. Mahasiwa belajar mandiri memberikan terapi berdasarkan buku panduan
praktik klinis bagidokter di fasilitas pelayanankesehatan primer (PMK RI no.5
tahun 2014, http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-
Panduan-Praktik-Klinis-Bagi-Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-
Primer.edit-min.pdf),FORNAS 2018, Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN)
dan obat-obat yang digunakan dalam pelayanan primer (Puskesmas).
IV.PRA SYARAT
2
- Mahasiswa dengan kurikulum tahun 2014
- Telah mengambil mata kuliah KK 3
V.TEORI
1. Anamnesis riwayat penggunaan obat dan hal lain yang berkaitan dengan pemilihan
obat
- riwayat alergi dan efek samping obat
- obat-obatan yang saat ini digunakan termasuk obat bebas dan obat herbal
- kondisi medis lain yang berkaitan dengan penyakitnya, misalnya ada riwayat
gastropati NSAID, penyakit ginjal, penyakit hati, dan lain-lain.
2. Resep
Definisi Resep adalah wujud akhir dari kompentensi, pengetahuan, keahlian
dokterdalam menerapkan bidang farmakologi dan terapi yang diperuntukan untuk satu
pasien.
V.1.Pembagian Resep :
Resep terdiri dari
I. Prescriptio
Pada prescriptio terdapat nama dokter, alamat dokter, SIP ( Surat Izin Praktek ),
hari praktek, jam praktek, nomor telepon, nama kota, tanggal resep dibuat oleh
dokter
II. Superscriptio ( R/ )
R/ adalah hurup R besar dan garis miring yang dalam bahasa latin artinya
ambilah
III. Inscriptio
Inscriptio terdiri dari
- Remidium cardinaleyaitu adalah bahan obat utama yang mutlak harus ada
baikdalam bentuk tunggal dan atau dalam bentuk campuran yang terdiri dari beberapa
bahan obat.
3
- Remidium adjuvant yaitu yang terdiri dari beberapa bahan tambahan yang
berguna untuk enak rasa (Coringgens saporis), enak bau (Coringgens odoris),
danmemperindah warna (Coringgen coloris)
- Vehiculum / Constituen bahan pembawa contohnya amilum dan talcum.
IV. Subscriptio adalah bentuk sediaan obat ( BSO ) /pelajari BSO yang ada.
V. Signatura adalah aturan pemakaian obat yang ditulis dalam bahasa Latin.
Aturan pakai ditandai dengan signature biasanya disingkat S, pada signatura
terdapat nama penderita di belakang kata Pro, umur penderita, alamat
penderita, paraf dokter dan atau tanda tangan dokter untuk obat suntik dan
obat golongan narkotika harus dibubuhi tanda tangan dokter
II.R/PEMBAGIAN
CONTOH YANG LENGKAP RESEP
:
Dr EDWINA
Praktek Umum
SIP : No.03 / tahun 2015
Alamat : Jln Ganting II No 16 Padang
1. Prescriptio
Telp : 0751890114
Praktek Senin – Jumat
Jam 17.00 - 19.00
Padang, 17-5-2015
2. Supercriptio R/
Paracetamol 100 mg
3. InsCriptio Tab CTM ¼
Tab Bisolvon No I
SL q s
m f pulv d t d No XV 4. Subcriptio
StddpI
Paraf / T T
Pro : Nadia
5. Signature Umur : 2 th
Alamat : Jln Proklamasi No 17Padang
4
CONTOH R/ MAGISTRALIS :
Dr EDWINA
Praktek Umum
SIP : No.03 / tahun 2022
Alamat : Jln Ganting II No 16 Padang
Telp : 0751890114
Praktek Senin – Jumat
Jam 17.00 - 19.00
Padang, 17-1-2019
R/ Amoksisilin 150 mg
SL q
m f pulv d t d No XV
StddpI
Paraf / T T
Pro : Nadia
Umur : 3 th
Alamat : Jln Proklamasi No 17Padang
2. Tipe Officinalis
Tipe officinalis adalah resep yang ditulis berdasarkan formula yang ada yang
diperuntukan untuk satu pasien.
CONTOH R/ OFFICINALIS
Dr EDWINA
Praktek Umum
SIP : No.03 / tahun 2016
Alamat : Jln Ganting II No 16 Padang
Telp : 0751890114
Praktek Senin – Jumat
Jam 17.00 - 19.00 5
Padang, 17-1-2017
Prinsip pemberian terapi pada penderita sangat ditentukan oleh ketepatan
dokter mendiagnosa, menguasai patofisiologi penyakit sehingga demikian akan
mengetahui kausal penyakit, dengan sendiri akan mampu memberikan terapi utama
terhadap kausal penyakit tersebut untuk itu harus menguasai farmakologi. Disamping
itu mahasiswa harus mampu melakukan pendekatan secara komperehensif dan holistik.
Materi-materi yang harus dikuasaidalam keterampilan klinik penulisan resep pada Blok
2.3 merupakan konsep dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa dimana mahasiswa
harus mampu :
1. Menghitung dosis terutama untuk anak
2. Menentukan BSO sesuai dengan kondisi penderita
6
20 > 8th
m
3. Fried Da = X Dd (m = umur dalam bulan)
150
V.4. Menentukan bentuk sediaan obat (BSO) sesuai dengan kondisi penderita
BSO terdiri dari 3 :
BSO padat contohnya pulveres, pulvis, tablet, capsul, pil dan supositoria.
BSO caircontohnya solutio, suspensi / emulsi. Guttae yang terdiri dari guttae auric,
guttae optalmicae, guttae nasales, injeksi, mixtura/mixtura agitanda, saturasi.
BSO ½ padat yang terdiri dari ungentum, crem, liniment, pasta
7
5. Terapi psikotropik dan narkotika harus dengan indikasi yang jelas.
6. Dispesikasi dengan jelas kekutan serta jumlah obat yang ditulis dalam resep
7. Dosis tiap obat harus diperhitungkan dengan memperhatikan variabilitas
individu
8. DOSIS ditulis dengan JUMLAH dan SATUAN yang jelas, jika dosis tidak ditulis, maka
apoteker akan memberikan BSO dosis terkecil.
9. Ketentuan mengenai obat ditulis dengan jelas
10. Hindari polifarmasi
11. Hindari pemberian obat dalam jangka waktu yang lama
12. Terangkan dengan jelas pada pasien cara penggunaan obat.
13. Jelaskan pada pasien bahaya minum obat lain disamping obat yang diberikan dokter
14. Beritahu efek samping obat
15. Lakukan “ RECORDING “ pada status pasien sebaik baiknya.
8
NI (ne iteratur) Tidak boleh diulang
Resep mengandung narkotika tidak boleh diulang
V.6. Istilah-istilah dan singkatan Latin yang berkaitan dengan penulisan resep obat
topikal
a.n. = ante noctem = malam sebelum tidur
ad us. ext. = ad usum externum = untuk obat luar
ad. us. int = ad usum internum = untuk obat dalam
agit. = agitation = kocok
alt. hor. = alternis horis = tiap jam
aq.dest. = aqua destilata = air suling
collut.or. = collutio oris = obat kumur (cuci mulut)
collyr. = collyrium = obat cuci mata
da.in.dim = da in dimidio = berilah separuhnya
d.in2plo = da in duplo = berilah dua kali banyaknya
d.d. = de die = sehari
1.d.d.=s.d.d. = semel de die = sekali sehari
2.d.d.=b.d.d.=b.i.d. =bis de/in die = dua kali sehari
3.d.d.=t.d.d.=t.i.d. = ter de/in die = tiga kali sehari
4.d.d.=q.d.d.=q.i.d. =quarter de/in die = empat kali sehari
d.t.d = da tales doses = berilah sekian takaran
dext. = dexter = kanan
dext.et sin. = dexter et sinister = kanan dan kiri
o.d./o.s. atau o.d.s = oculus dexter et oculus sinister = mata kanan
dan mata kiri
f. = fac = buat, harap dibuatkan
f.l.a = fac lege artis = buat menurut semestinya
fls. = fles = botol
g. = gramma = gram
9
gr. = granum = 65 mg, grain
garg. = gargarisma = obat kumur
gtt. = guttae = tetes
gtt.ad.aur = guttae ad aures = tetes telinga
gtt.auric = guttae auriculares = tetes telinga
gtt.nasal = guttae nasals = tetes hidung
gtt.ophth. = guttae ophthalmicae= tetes mata
h. = hora = jam
h.s. = hora somni = jam sebelum tidur
i.m.m. = in manum medici = berikan ke tangan dokter
iter. = iteratur = harap diulang
iter. 1x = iteretur 1 x = harap diulang satu kali
ne iter. = ne iteratur = tidak diulang
lin. = linimentum = obat gosok
lot. = lotio = obat cair untuk pakai luar
m. = misce = campurlah
m.f. = misce fac = campurlah dan buatlah
m.f.l.a. = misce fac lege artis = campur&buat menurut
semestinya
man. = mane = pagi
m.et .v. = mane et vespere = pagi dan sore
mg. = milligramma = miligram
o.h. = omni hora = tiap jam
o.b.h. = omni bihorio = tiap 2 jam
o.t.h. = omni trihorio = tiap 3 jam
o.4.h. = omni quaterhorio = tiap 4 jam
o.m. = omni mane = tiap pagi
o.n. = omni nocte = tiap malam
p.r.n. = pro re nata = kalau perlu
10
pulv. adsp. = pulvis adspersorius = serbuk tabur (bedak)
R/ = recipe = ambillah
S = signa = tanda
s.q. = sufficiante quantitate= dengan jumlah yang
cukup
q.s. = quantum satis = secukupnya
si op. sit = si opus sit = bila perlu
sol. = solutio = larutan
u.c. = usus cognitus = aturan pakai diketahui
u.n. = usus notus = aturan pakai diketahui
ung. = unguentum = salep
u.e. = usum externum = dipakai untuk luar
u.i. = usum internum = dipakai untuk dalam
11
V.7. TAHAP-TAHAP MENULISKAN RESEP YANG BENAR DANRASIONAL
Contoh kasus :
Seorang ibu datang ke puskesmas membawa anaknya bernama Siti umur 3 th, ibu
tersebut menceritakan kepada dokter semua keluhan yang diderita anaknya.
Dalam hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter puskesmas tersebut
mendiagnosa Konjunctivitis bakterialis akut.
Maka langkah-langkah yang harus diikuti adalah :
a. Bila DIAGNOSA sudah benar maka mahasiswa tentu mengetahui kausal
penyakit dari diagnosatersebut, sehingga tahu apa terapi yang diberikan
12
d. Setelah mahasiswa menentukan terapi yang akan diberikan untuk pasien
maka mahasiswa menghitung dosis terapiyang akan diberikan, bila
pasiennya anak-anak maka dosis dihitung berdasarkan berat badan untuk
anak danmembandingkannya dengan dosis maksimal, menentukan BSO
yang tepat, menentukan signatura berdasarkan t1/2 obat.
e. Apa terapi topikal yang harus diberikan? dan bagaimana menulis resep
untuk terapi topikal?
f. Selanjutnya yang terpenting juga adalah mahasiswa menentukan apakah
resep tersebut diberikan dalam bentuk magistralis atau
offisinalis hal ini juga tergantung dengan kemapuan penderita dalam
membeli obat dan ketersediaanobat yang ada di pelayanan primer.
g. Selanjutnya mahasiswa mampu mengkomunikasikan/ menjelaskan cara
pakai obat tersebut pada penderita.
13
Terdapat beberapa cara pemberian obat, yakni obat dalam/oral, obat
luar/topikal dan parenteral. Obat topikal/obat luar adalah obat yang diberikan selain
melalui oral atau mulut, bisa diberikan melalui kulit, mata, hidung, telinga, anus, atau
vagina. Biasanya bila dibeli dengan resep dokter diberi dengan etiket warna biru.
Pemberian obat pada kulit dapat bersifat lokal dan sistemik, biasanya obat diberikan
dalam bentuk krim, salap, atau cairan. Obat untuk hidung diberikan dalam bentuk uap
dan cairan (tetes, cuci dan semprot). Sedangkan obat untuk telinga diberikan dalam
bentuk caitan (tetes dan cuci).
Obat-obatan tersebut, diharapkan obat dapat memberi konsentrasi yang tinggi
dan tepat. Pada organ mata, tidak semua obat sistemik dapat mencapai segmen
anterior mata karena adanya ’blood aqueos barrier’. Sehingga agar tercapat target yang
diinginkan pemakaian secara topikal adalah pilihan yang tepat untuk pengobatan
kornea, konjungtiva, badan siliaris atau struktur segmen anterior lainnya. Pemberian
topikal dapat dilakukan dengan menggunakan suspensi, larutan, salap, gel dan bahan
lainnya. Obat akan melewati kornea atau konjungtiva dan mencapai struktur yang
diinginkan. Prinsip penulisan resep obat luar tidak berbeda dengan obat oral.Beberapa
resep berikut dapat dijadikan pedoman untuk penulisan resep dan cara pemakaian obat
topikal:
14
Contoh resep untuk obat tetes mata:
Dr.Fitri
Praktik umum
SIP:12/01/2022
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat: Jln Patimura No :1
Telp.: 12345
--------------------------------------------------
Padang,5 Agustus 2018
Pro : Ari
Umur: 6 thn.
Alamat : Jln. Jati 1 No.1 Padang
Prosedur pemakaian :
A. Meneteskan obat tetes mata pada pasien dewasa:
1. Cuci tangan
2. Baringkan pasien.
3. Buka tutup botol obat. Jangan sentuh lubang penetes, untuk obat tetes sediaan
mini dose (MD) tutup tetap dipegang, hingga obat selesai digunakan.
4. Tarik kelopak mata bawah ke bawah agar terbentuk semacam cekungan. (cara
lain : tarik kelopak mata atas, teteskan obat tegak lurus sehingga mengenai
seluruh permukaan kornea)
5. Dekatkan alat penetes sedekat mungkin ke cekunngan tanpa menyentuhnya
atau menyentuh mata.
6. Teteskan obat sebanyak 1 tetes atausesuai dosis yang dianjurkan.
7. Pejamkan mata kira- kira 2 menit jangan memejamkannya terlalu kuat
8. Bersihkan kelebihan cairan dengan kasa steril.
9. Jika menggunakan lebih dari 1 macam obat tetes, tunggu sedikitnya 5 menit
sebelum meneteskan obat tetes berikutnya.
10. Jika menggunakan 2-3 obat tetes misal,tear film, antibiotik dan kortikosteroid.
Maka lakukan berurutan yakni: tear film, antibiotik dan terakhir kortikosteroid
(sesuai indikasi).
15
Gambar 1. Langkah 4 and 5
Catatan : Untuk anak <5 tahun, obat diberikan pada saat tidur atau ketika menyusui,
jangan dipaksa membuka kelopak mata, semakin dipaksa membuka, maka kelopak
semakin menutup.
Skenario :
Seorang pekerja bengkel, Adek, 35 tahun, mengeluh terasa ada benda asing
dimata kanan, setelah dia bekerja dibengkelnya dari tadi pagi. Mata terasa berair,
pedih, bersekret dan mata tidak bisa dibuka. Adek datang ke praktek sore dokter umum,
dan dokter pada pemeriksaan mata menemukan, palpebra udem, mata berair banyak
dan sedikit bersekret, konjungtiva hiperemis, dan terlihat benda asing di fornik inferior,
hitam, penampang + 1 mm. Kornea jernih, dokter mendiagnosis benda asing di
konjungtiva, mencoba mengangkatnya setelah memberi pantokain tetes mata, ternyata
berhasil. Tulislah resep obat mata untuk pasien ini!
16
dr. Fini
Praktik umum
SIP:12/01/2022
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat: Jln Patimura No :1
Telp.: 12345
--------------------------------------------------
S t dd applic. o.d.
Paraf
Pro : Adek
Umur: 35 thn.
Alamat : Jln. Jati 2 No.15 Padang
Prosedur pemakaian :
1. Cuci tangan
2. Baringkan pasien
3. Buka tutup tube.
4. Tarik kelopak mata bawah ke bawah agar terbentuk semacam cekungan.
5. Letakkan obat pada cekungan tersebut secukupnya, sampai memenuhi
cekungan. Sebaiknya dari arah lateral.
6. Pejamkan mata kira- kira 1 menit jangan memejamkannya terlalu kuat.
7. Jika menggunakan lebih dari 1 macam obat (obat tetes dan salap), gunakan obat
tetes terlebih dahulu, tunggu sedikitnya 5 menit, kemudian berikan obat salap
terakhir.
17
Gambar 2. Pengolesan salap mata
Pro : Doni
Umur : 16 tahun
Alamat : Jln.Jati 1 No.3 Padang
Prosedur pemakaian
1. Cuci tangan
2. Hangatkan obat tetes telinga dengan menggenggamnya beberapa menit sampai
sesuai suhu tubuh.
3. Miringkan kepala kesatu sisi atau berbaring posisi miring, telinga yang akan
ditetesi obat menghadap ke atas.
4. Tarik daun telinga perlahan ke arah belakang atas (postero-superior) untuk
dewasa dan postero-inferior untuk anakbertujuan membuka liang telinga.
5. Teteskan obat sejumlah yang dianjurkan dan dipertahankan pada posisi tersebut
selama 10-15 menit.
18
6. Apabila akan melakukan penetesan pada telinga yang satu lagi, dilakukan satu
jam kemudian.
7. Tutup wadah dengan baik
8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat di tangan.
Catatan :Jika terdapat sekret yang purulen dilakukan ear toilet terlebih dahulu.
Pro : Doni
Umur: 16 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Padang
Prosedur pemakaian :
1. Cuci tangan
2. Bersihkan hidung.
3. Tengadahkan kepala, tempatkan ujung penetes ke lubang hidung
4. Teteskan obat ke dalam lubang hidung sesuai dosis yg dianjurkan.
5. Tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung.
19
6. Pada saat yang bersamaan bernapas melalui hidung
7. Hirup sedikit untuk memastikan obat sudah mencapai ke dalam hidung.
8. Ulangi langkah ini untuk lubang hidung yang lain jika diperlukan.
9. Bilas ujung obat tetes dengan air panas dan keringkan dengan kertas tissue
kering
10. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat di tangan.
Skenario :
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
sering bersin-bersin sejak 6 bulan yang lalu.Setelah dilakukan anamnesis,pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis Rinitis Alergi persisten sedang
berat.Tuliskanlah resep obat semprot hidung pasien dan terangkan cara
penggunaannya kepada pasien!
dr.Fini
Praktik umum
SIP:12/01/2022
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat:Jln Patimura No :1
Telp.: 12345
-------------------------------------------------------------------------
Padang,5 Agustus 2018
20
S 1 dd puff II Kavum Nasi Dextra et Sinistra
Paraf
Pro : Yanti
Umur: 30 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Padang
Prosedur Pemakaian :
1. Cuci tangan
2. Bersihkan hidung dengan menghembuskan nafas keluar hidung untuk
mengeluarkan sekret hidung.
3. Kocok wadah obat semprot.
4. Kepala ditundukkan sedikit, dan keluarkan nafas perlahan.
5. Masukkan ujung penyemprot ke dalam satu lubang hidung dengan arah
menjauhi septum nasi.
6. Tutup mulut dan lubang hidung sebelahnya.
7. Semprotkan obat dengan memencet vial (wadah, tabung) atau menekan tombol
seiring dengan menghirup nafas secara perlahan melalui hidung.
8. Pada pemakaian pertama kali, semprotkanlah terlebih dahulu ke udara luar
sehingga semprotannya sempurna.
9. Keluarkan ujung penyemprot dari hidung dan lakukan langkah tersebut pada
lubang hidung sebelahnya.
10. Bersihkan ujung semprotan dengan air hangat, keringkan dengan kertas tissue
bersih.
11. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat di tangan.
12. Hindari bersin atau mengeluarkan nafas secara kencang melalui hidung
beberapa saat setelah melakukanpenyemprotan.
21
3. Obat Untuk Kulit:
3.1. Pemakaian Krim dan Kompres:
Skenario 1
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun diantar ibunya datang ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin, dengan keluhan gelembung-gelembung berisi nanah di leher dan dada bagian
atas sejak 4 hari yang lalu. Gelembung sebagian ada yang pecah namun muncul lagi
gelembung baru di dekatnya. Pada pemeriksaan ditemukan bula hipopion. Dokter
menegakkan diagnosis pasien ini sebagai impetigo vesikobulosa.
Tuliskan resep topikal yang akan diberikan pada pasien ini, jelaskan cara
pemakaiannya.
Foto 1.
22
Contoh Resep Krim Antibiotika dan Kompres:
dr.Fini
Praktik umum
SIP:12/01/2022
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat:Jln Patimura No :1
Telp.: 12345
-------------------------------------------------------------------------
Padang,5 Agustus 2018
Pro : Budi
Umur: 5 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Padang
23
Prosedur kompres dengan larutan PK
1. Tuangkan cairan PK 1/10.000 ke dalam mangkok
2. Gunakan sarung tangan
3. Ambil kasa tiga lapis
4. Celupkan kasa ke dalam cairan PK
5. Angkat kasa dan diperas agar air tidak menetes saat mengompres dengan pinset
6. Tempelkan kasa diatas lesi kulit selama 15 menit
7. Apabila kasa mengering, basahi lagi kasa dengan dengan larutan PK
8. Buang kasa ke dalam nierbekken
9. Kompres dilakukan tiga kali sehari
Skenario 2
Seorang pasien laki-laki usia 38 tahun datang dengan keluhan bercak kemerahan
dengan pinggir yang lebih merah di perut yang terasa gatal sejak 3 minggu yang lalu.
Bercak awalnya kecil, makin lama makin melebar ke pinggir. Pasien juga mengeluhkan
adanya bercak-bercak putih dengan sisik halus yang kadang terasa gatal di punggung
sejak 6 bulan yang lalu. Gatal terasa jika pasien berkeringat. Bercak makin lama makin
bertambah banyak.
Setelah melakukan pemeriksaan dokter mendiagnosis sebagai tinea korporis untuk
kelainan di perut dan pitiriasis versikolor untuk lesi kulit di punggung.
Tuliskan resep obat topikal yang akan diberikan pada pasien ini dan jelaskan cara
pemakaiannya
Foto 2.
24
Contoh resep Krim antijamur dan shampoo antijamur:
dr. Fini
Praktik umum
SIP:12/01/2022
Hari/ praktik: Senin- Jumat
Jam praktik: 16.00-18.00
Alamat:Jln Patimura No :1
Telp.: 12345
-------------------------------------------------------------------------
Padang,5 Agustus 2018
Pro : Dedi
Umur: 38 thn
Alamat : Jln.Jati 1 No.1 Padang
25
Beberapa obat topikal yang digunakan pada penyakit kulit yaitu antijamur,
kortikosteroid, antivirus. Beberapa contoh steroid yang sering digunakan di Indonesia
berdasarkan potensinya antara lain: klobetasol propionat 0,05% (krim/salep) ~
betametason diproprionat 0,05% (salep) > betametason diproprionat 0,05% (krim) ~
triamsinolon asetonide 0,5%(krim/salep) > desoksimetason 0,05% (krim) ~ betametason
valerat (krim) ~ fluosinolon asetonid 0,025% (krim/salep) ~ mometason furoat 0,1%
(krim/salep) > hidrokortison 2,5% > hidrokortison 1%.
4. OBAT REKTAL
4.1. Suppositoria
1. Cucilah tangan
2. Jika supositoria terlalu lunak, keraskan dulu dengan cara mendinginkannya
(simpan di lemari pendingin atau aliri air kran dingin, berikut kemasannya), baru
kemudian buka kemasannya.
3. Buka kemasan obat (kecuali bila terlalu lunak).
4. Hilangkan bagian- bagian pinggir yang mungkin tajam, dengan menghangatkan
dalam genggaman.
5. Pasang handshcoen.
6. Basahi obat dengan air dingin atau diberi lubrikan.
7. Berbaringlah miring pada satu sisi dan tekuk lutut.
8. Angkat bokong bagian atas untuk mengekspos daerah anus.
9. Secara perlahan- lahan masukkan supositori dengan ujung yang membulat
terlebih dulu sampai seluruh obat masuk melewati sfingter ani.
10. Tetaplah berbaring selama 5 menit.
26
11. Cucilah tangan.
12. Usahakan agar tidak buang air besar selama 1 jam setelah pemberian obat.
27
PROSEDUR KERJA:
1. Tahap Persiapan:
Alat dan bahan:
- Wastafel (foto)
- Kertas resep dan alat tulis
- 1 botol obat tetes telinga
- 1 botol obat tetes mata/tear film
- 1 tube salap mata
- 1 tube salap kulit: krim antibiotika (gentamicin 0,1%)
- Larutan permanganas kalikus 1/10.000
- 1 tube krim antijamur (krim miconazole 2%)
- Sampo antijamur (sampo ketoconazole 2%)
- Kasa steril
- Pinset
- Nierbekken
- Sarung tangan non steril
- Mangkok
- Cotton bud
2.Tahap Pelaksanaan
Mahasiswa dilatih untuk melakukan ketrampilan penulisan resep dan pemakaian:
1. Obat tetes mata
2. Salap mata
3. Obat tetes telinga
4. Krim kulit
5. Kompres kulit
Prosedur pemakaian berdasarkan pada teori yang telah disampaikan di atas.
28
VI. PELAKSANAAN KETERAMPILAN KLINIK
- Tugas Mahasiswa :
29
mahasiswa dibagi 3 ISO
kelompok, masing2 5. FORMULARIUM
kelompok mengerjakan
kasus ilmu terkait dalam
blok 3.4 dengan SKDI 2018
kompetensi 4)
3. Menjelaskan perhitungan
dosis dan memberi tugas
latihan menulis resep
untuk masing-masing
kompetensi terkait (mata,
THT dan KK )
1 2 1.Mendiskusikan latihan menulis Instruktur
resep untuk semua sistem indera
2. Masing-masing mahasiswa
mendapatkan satu diagnosa pada
sistem indera.
2 3 UJIAN TULIS Instruktur Kompetensi 4 untuk ilmu
yg terintegrasi pada blok
3.4 (mata, kulit, kelamin
dan THT)
30
3. Nanizar Zaman-Joenoes. Ars Prescribendi Resep yang Rasional Edisi 2. Airlangga
University Press, Surabaya; 2001.
4. Buku Ajar Farmakologi Universitas Indonesia.
5. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2008.
6. Buku Panduan Praktek Klinik di Fasilitas Pelayanan Primer. Diakses dari:
http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-Panduan-Praktik-
Klinis-Bagi-Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-Primer.edit-min.pdf
7. American Society of Health-System Pharmacists. 2013. Diakses dari:
http://www.safemedication.com/safemed/MedicationTipsTools/HowtoAdminister/How
toUseRectalSuppositoriesProperly.
8. Yuwono T, Suyono YJ. Bahasa Latin untuk Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: EGC.
9. Aliska G. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat topikal.
2015.MDVI;42(1): 38-46.
31
VIII. LEMBAR PENILAIAN
……………………………………….
32