Analisis Kandungan Formalin Pada Mie Basah Pada Be PDF
Analisis Kandungan Formalin Pada Mie Basah Pada Be PDF
Analisis Kandungan Formalin Pada Mie Basah Pada Be PDF
net/publication/322957329
CITATIONS READS
0 5,360
3 authors, including:
Yusthinus Male
Pattimura University
6 PUBLICATIONS 33 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yusthinus Male on 13 March 2018.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan formalin mie basah pada beberapa lokasi di Kota
Ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan formalin pada mie basah. Penelitian ini
menggunakan tiga tahap pengujian. Pada tahap awal, dilakukan uji fisik dan analisis kualitatif untuk menentukan
ada tidaknya formalin dan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar formalin dalam mie basah. Dari
pengamatan uji fisik, ditemukan dua dari empat belas sampel mie basah mengandung formalin yaitu sampel J
(Batu Merah) dan K (Mardika) karena tetap awet sampai tiga hari. Analisis kualitatif dengan pereaksi asam
kromatofat tidak menunjukkan perubahan warna yang khas. Pada pengamatan uji fisik mie basah dua sampel
yang mengandung formalin dilanjutkan dengan analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang 520 nm. Kadar formalin untuk sampel J (Batu Merah) sebesar 9,07 mg/kg dan sampel K
(Mardika) sebesar 10,01 mg/kg. Sesuai syarat mutu mie basah pada SNI 01-2987-1992,mie basah tidak boleh
mengandung formalin.
Kata kunci: Formalin, mie basah, uji fisik, spektrofotometri UV-Vis, SNI 01-2987-1992
ABSTRACT
A research to analyze the formaldehyde content in wet noodles from several spot in Ambon cityhas been done.
The Aim of this research is to determine the content of formaldehyde in wet noodles. This research uses three
stepstesting method. The First stept is physical tests and qualitative analysis which will be used to determine the
content formaldehyde followed by quantitative analysis to determine formaldehyde content in wet noodles. The
results of the of physical tests showingthat two of fourteen samples containing formaldehyde, that isJ (Batu
Merah) and K (Mardika) samples because of durability up to three days. Qualitative analysis using chromatophate
acid reagent showing no observable in color changes.For observationin physical test, the resultsshowing that two
samples containing formaldehyde based on analysis using UV-Vis Spectrophotometry. Formaldehyde levels for J
(Batu Merah) samples were 9.07 ppm and K (Mardika) samples were 10.01 ppm. According to SNI 01-2987-1992
(Indonesian standard, for Wet Noodle), formaldehyde is not allowed in wet noodles.
Keywords: Formaldehyde, wet noodles, physical test, UV-Vis spectrophotometry, SNI 01-2987-1992
memproduksi produk-produk makanan tersebut bahwa tujuh sampel mie basah di Bogor, Jakarta
dalam jumlah yang besar, tak mungkin jika tidak dan Depok mengandung formalin. Hal yang
menggunakan bahan pengawet. Sebuah produk sama juga dikemukakan oleh Habsah (2012),
berpotensi bebas dari bahan pengawet, jika daya yaitu dari 20 sampel mie basah di Depok,
simpannya relatif singkat, yaitu berkisar antara ditemukan 11 sampel positif mengandung
tiga sampai empat hari. Memprihatinkan, pada formalin. Sedangkan hasil penelitian oleh Ekki
beberapa bahan makanan masih ditemukan (2013) yang dilakukan terhadap 36 pedagang
formalin yang digunakan sebagai pengawet. mie basah di Pasar Tradisional Kota Semarang
Formalin merupakan larutan yang dibuat menunjukkan bahwa 41,7% mie basah
dari 37% formaldehida (HCOH) dalam air. mengandung formalin dengan kadar rata-rata
Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan, 795,71 ppm.
karena bersifat karsinogen (menyebabkan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel tingkat penggunaan formalin pada mie basah di
dan jaringan tubuh) serta sangat korosif dan Kota Ambon. Perkembangan pariwisata
iritatif. Formalin biasanya digunakan sebagai mendorong tumbuhnya restoran dan pusat
desinfektan, pembasmi serangga, bahan jajanan di Kota Ambon sehingga diperlukan
pengawet mayat dan berbagai jenis bahan penelitian awal untuk mengetahui penggunaan
industri non makanan. Penggunaan formalin bahan-bahan kimia berbahaya pada bahan
dalam makanan sangat membahayakan makanan.
konsumen. Tetapi masih ditemukan pengolah
makanan yang menambahkan formalin sebagai METODE PENELITIAN
pengawet makanan (Yuliarti 2007).
Mie basah merupakan makanan Alat dan Bahan
berbahan dasar tepung dan banyak dikonsumsi Alat-alat yang digunakan dalam
oleh masyarakat karena pengolahannya relatif penelitian ini adalah seperangkat alat gelas dan
mudah. Akses yang mudah serta banyaknya Spektrofotometri UV-Vis (Shimadzu UV-1201).
penggemar mie mendorong penggunaan bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
kimia seperti formalin. Ciri-ciri mie basah yang ini adalah sampel mie basah, asam kromatofat,
mengandung formalin yakni tampak mengkilat, formaldehid 37%, natrium sulfat, natrium
tidak mudah putus atau tidak lengket, selain hidroksida, merkuri oksida, asam klorida,
aroma terigu biasanya tercium aroma seperti indikator metil merah dan petroleum eter.
obat, dan daya awet bisa dua hari atau lebih.
Penggunaan formalin dalam makanan dapat Keadaan Umum Lokasi Pengambilan Sampel
menyebabkan masalah kesehatan yakni Sampel mie basah diambil pada tempat
gangguan pernapasan, sakit kepala dan kanker penjualan bakso yang cukup banyak memiliki
paru-paru (Cahyadi 2008). konsumen dan berkedudukan tetap (memiliki
Data penelitian pada tahun 2004 oleh tempat berjualan tetap/ tidak berpindah lokasi).
BPOM di Indonesia menemukan bahwa terdapat Sampling dilakukan pada empat belas lokasi di
kandungan bahan kimia formalin paling banyak Kota Ambon dan sekitarnya. Nama lokasi dan
pada mie basah. Hasil penelitian Shenna (2011) kode sampel disajikan pada Tabel 1 dan peta
pada sepuluh sampel mie basah menunjukkan sampling diperlihatkan pada Gambar 1.
6
Male dkk / Majalah BIAM 13 (02) Desember (2017) 5-10
Gambar 2. Mie basah kontrol sebelum penyimpanan setelah penyimpanan satu hari
Dari empat belas sampel mie basah karena tidak mengalami perubahan warna,
yang diteliti, pada hari ketiga, dua belas sampel aroma dan tekstur. Gambar sampel J dan K
mengalami perubahan tekstur, yaitu terasa yang diduga mengandung formalin disajikan
lengket, berbau tengik, warna agak pudar dan pada Gambar 3.
mulai berjamur ; Sedangkan dua sampel (sampel
J dan sampel K) diduga mengandung formalin
Gambar 3. Hasil uji pengamatan sampel J dan K yang diduga mengandung formalin
8
Male dkk / Majalah BIAM 13 (02) Desember (2017) 5-10
Analisis Kuantitatif Kandungan Formalin kurva kalibrasi dan absorbansi larutan sampel
Untuk memperkuat asumsi keberadaan membuktikan bahwa kedua sampel mengandung
formalin pada Sampel J dan K melalui formalin. Data pengukuran absorbansi dan kadar
pembuktian awal dengan uji fisik dan analisis formalin pada sampel J (Batu Merah) dan K
kualitatif, dilakukan analisis kuantitatif. Analisis (Mardika) disajikan pada Tabel 2.
Hasil analisis kadar formalin dalam mie basah basah dari tiga produsen yang dijual Di
pada penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan Pasar Johar Semarang. Jurnal Ilmu
dengan hasil penelitian oleh Silvana (2016) di Farmasi dan Farmasi Klinik 6(1) : 1-6.
sekitar Universitas Tarumanegara Jakarta bahwa
kadar formalin sebesar 5,99 mg/kg. Jika Cahyadi, W. 2008. Analisis dan aspek kesehatan
dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Aqnes bahan tambahan pangan Edisi 2
dkk (2009) di Pasar Johar Semarang kadar Cetakan I. Jakarta : Bumi Aksara.
formalin dalam mie basah sebesar 271,749
mg/kg. Menurut SNI 01-2987-1992, syarat mutu Day, R.A. Jr. and Underwood, A.L. 1986.
mie basah harus tidak mengandung formalin. Analisis kimia kuantitatif,
Dengan demikian dua sampel (J dan K) pada diterjemahkan Soendoro, R.
penelitian ini tidak layak dikonsumsi. Erlangga : Jakarta
10