Laporan Kunjungan PT Jababeka Infrastruktur-Utamy-F451180041

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

1

LAPORAN KULIAH LAPANGAN


IPAL PT JABABEKA INFRASTRUKTUR – CIKARANG JAWA BARAT
11 MARET 2019

Tugas UTS Mata Kuliah :


Teknik Suplai Air

Oleh :
Utamy Sukmayu Saputri

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Erizal, M. Agr

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
2

GAMBARAN UMUM KAWASAN INDUSTRI JABABEKA


Profil Perusahaan PT Jababeka Tbk

PT Jababeka Tbk didirikan pada tahun


1989 dan merupakan pengembang
kawasan industri pertama di Indonesia
yang dipublikasikan atau go public, yang
tercatat pada Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya tahun 1994. Inti bisnis dari
perusahaan Jababeka adalah
mengembangkan kawasan industri, Gambar 1. Icon Jababeka
didukung dan ditingkatkan dengan
layanan infrastruktur dan manajemen Sumber : www.perumahanmu.com
kota. Lokasi dari kawasan industri yang
dimiliki PT. Jababeka adalah Jakarta, Cikarang, Morotai, Tanjung Lesung,
Kendal, dan Magelang.
Saat ini, perseroan telah berkembang menjadi perusahaan terpadu yang
menawarkan berbagai produk. Terdapat 3 pilar bisnis perseroan PT. Jababeka
Tbk :
1) Tanah dan pengembangan properti
 Kawasan Industri
Jababeka menyediakan berbagai produk industri yang sesuai bagi
perusahaan berskala besar, menengah, maupun kecil. Keunggulan
produk yang ditawarkan adalah solusi pengembangan industri melalui
pelayanan 1 atap, selain itu juga terdapat kavling industri dan pabrik siap
pakai.
 Kawasan Perumahan
Jababeka menawarkan berbagai jenis produk perumahan untuk berbagai
strata sosial.
 Kawasan Komersial
Jababeka juga menawarkan produk komersial seperti ruko atau toko
dengan berbagai jenis serta ukuran.
2) Infrastruktur dan jasa
 Pengolahan Air Bersih, Limbah & Pelayanan Manajemen Kawasan
Anak perusahaan Perseroan, PT. Jababeka Infrastruktur, memiliki dan
mengoperasikan pusat pengolahan air bersih, limbah serta menangani
manajemen kawasan termasuk pelayanan dan pemeliharaan setiap
fasilitas umum serta infrastruktur, jalan-jalan utama dan pendukung,
landskap, penerangan jalan umum hingga mengelola pasukan pemadam
kebakaran dan tim keamanan siaga.
 Energi
Dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan pasokan listrik untuk
kawasan industri dan sekitarnya, Perseroan meluncurkan proyek
pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 130 MW, yang dimiliki dan
dikelola oleh anak perusahaan Perseroan yaitu PT Bekasi Power (BP).
 Dry Port
3

Cikarang Dry Port (CDP) merupakan Kawasan Pelayanan Pabean


Terpadu (KPPT) yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. CDP
memiliki kode pelabuhan internasional IDJBK yang menjadikannya
sebagai pelabuhan asal dan tujuan. CDP memberikan fasilitas satu atap
untuk penanganan kargo dan solusi logistik untuk ekspor dan impor
internasional, serta distribusi domestik.
3) Leisure dan hospitality
Perseroan memiliki dan mengelola beberapa fasilitas pendukung di Kota
Jababeka diantaranya President Executive Club, Jababeka Golf & Country
Club, dan D’Warriors Outbound.

Visi dan Misi


Visi dari PT Jababeka Tbk adalah menciptakan kota modern yang mandiri
di setiap propinsi di indonesia dan menyediakan lapangan pekerjaan.
Sementara Misinya antara lain:
1) Berkolaborasi dengan pemerintah setempat dan mitra strategis guna
mengembangkan dan menginovasi konsep-konsep investasi yang sejalan
dengan perkembangan teknologi terkini.
2) Menyediakan sumber daya manusia dan sarana fisik infrastruktur untuk
mendukung pembangunan kota.
3) Aktif mempromosikan ekspansi grup kepada perusahaan multinasional.

Anak Perusahaan
Jababeka saat ini mempunyai 22 anak perusahaan yang dibentuk untuk
mengelola dan menjalankan proyek real estate, infrastruktur dan sarana bisnis
lainnya.

Kawasan Industri Jababeka (Kota Jababeka – Cikarang)


Kota Jababeka terletak di Kabupaten Bekasi dan mencakup daerah
Cikarang. Kota ini terletak 35 km sebelah timur dari pusat bisnis Jakarta,
lokasinya strategis karena dapat diakses dengan mudah dari jalan tol Bekasi-
Cikampek (jalan raya) dan dilayani oleh gerbang tol Cikarang Barat &
Lemahabang kilometer 31 (pintu keluar jalan tol di kilometer 28).
Kota Jababeka adalah daerah pemukiman dengan kawasan industri yang
mandiri dengan total lahan sebesar 5.600 hektar dimana saat ini 60% nya telah
dikembangkan. Kota Jababeka memiliki kawasan industri, perumahan dan
komersial, jaringan transportasi umum, belanja, rekreasi dan tempat hiburan.
Fasilitas infrastruktur lain yang terdapat di kawasan industri Jababeka adalah
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) masing-masing sebanyak 2 unit yang melayani kawasan industri
maupun kawasan residensial di Kota Jababeka. Dalam kawasan industri
Jababeka juga terdapat Bekasi Power yang menghasilkan dan mensuplai listrik
sebesar 130 Watt ke PLN dan pabrik-pabrik pada kawasan tahap 5, 6 dan 7.
Terdapat pula Environmental Laboratory yang telah disertifikasi oleh Komite
Akreeditasi Nasional (KAN) dan International Standarization Organization
(ISO) 17025-2005. Saat ini sedang dikembangkan Cikarang dry port yaitu
pelabuhan peti kemas yang terintegrasi langsung dengan kawasan industri
Jababeka.
4

Kawasan industri Jababeka merupakan kawasan eko-industri pertama di


Indonesia. Kawasan indutri berkembang lebih dari 2.000 hektar, dimana saat ini
telah terdapat 1.650 perusahaan nasional dan multinasional dari 30 negara.
Kemudian terdapat lebih dari 700.000 pekerja dan 4.300 ekspatriat yang
dipekerjakan di kawasan industri Kota Jababeka ini. Beberapa jenis industri
yang ada antara lain adalah industri makanan, tekstil, garment, kimia, dll.
Pembangunan kawasan industri Jababeka sendiri dibagi menjadi 7 tahap
yaitu tahap 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 (tidak terdapat tahap 4). Tahap 1 dan 2 dengan
luas lahan sebesar 1.000 hektar telah dikembangkan dan disewa secara
menyeluruh. Tahap 7 memiliki luas lahan sebesar 100 hektar yang lebih
dikembangkan untuk kepentingan komersial dimana belum terdapat pabrik
yang dibangun.

Gambar 2. Peta Kota Jababeka


Sumber : http://www.jababeka.com/id/cikarang

Gambar 3. Pemandangan di Sekitar Kawasan Industri


Jababeka
Sumber : dokumentasi penulis
5

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

Sumber Air Limbah


Air limbah yang diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau
Wastewater Treatment Plant (WWTP) Jababeka berasal dari selurh industri
yang berada di dalam kawasan industri Jababeka dan industri di sekitarnya serta
berasal juga dari domestik. Industri atau pabrik yang menggunakan jasa WTP
Jababeka untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya berkomitmen untuk
sekaligus menggunakan jasa WWTP Jababeka untuk mengolah air limbah yang
dihasilkan.

Gambar 4. Air Limbah yang Masuk Wastewater Treatment Plant (WWTP) Jababeka
Sumber : dokumentasi penulis

Kualitas Air Limbah


Air limbah yang masuk ke dalam sistem saluran air limbah kawasan industri
Jababeka harus sudah memenuhi ketentuan yang berlaku yaitu kadar COD maksimal
800 mg/liter dan kadar BOD maksimal 500 mg/liter. Khusus untuk air limbah dari
industri tekstil, dilakukan pre treatment terlebih dahulu sebelum dialirkan ke stasiun
pompa untuk mengurangi kadar warna yang dihasilkan dari zat pewarna tekstil.
Air limbah yang dihasilkan inndustri dipantau oleh Jababeka untuk memastikan
bahwa air limbah yang dibuang telah memenuhi ketentuan yang ada sehingga proses
pengolahan yang dilakukan pada WWTP akan lebih mudah dilakukan.

Baku Mutu Effluent


Baku mutu efluen industri yang digunakan oleh WWTP Jababeka adalah Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 tentang
“Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri” dimana terdapat 16 kriteria yang
harus dipenuhi. Air limbah yang telah diolah (efluen) tidak dapat hilang kekeruhannya
secara sempurna karena terdapat zat pewarna yang berasal dari industri tekstil.
Walaupun begitu kekeruhan yang ada dapat berkurang secara signifikan seperti yang
terlihat pada Gambar berikut.
6

Influen

Efluen

Gambar 5. Influen dan Efluen pada Wastewater Treatment Plant


(WWTP) Jababeka
Sumber : dokumentasi penulis

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Jababeka memiliki dan mengelola 2 unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
atau Wastewater Treatment Plant (WWTP) yaitu WWTP 1 dan WWTP 2. Kedua
WWTP memiliki total kapasitas pengolahan sebesar 34.800 m3/hari. Sejak tahun 2011
terdapat pengembangan WWTP 2 dengan sistem organika (Food Change Reactor)
yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan reaktor sedalam 7 meter berupa
akar tanaman tropis yang dijadikan tempat berkembang biak organisme pengurai air
limbah. Sistem pengolahan organika ini dapat mengurangi biaya listrik dan operasi
pengolahan lumpu atau dengan kata lain meningkatkan efisiensi.
Sistem pengolahan IPAL Jababeka menggunakan prinsip aerobik biologis dimana
digunakan lumpur aktif dan dibantu oleh proses fisik dan mekanik. IPAL Jababeka
memiliki beberapa unit proses dan pengolahan yaitu lifting pump, influen pump, grit
chamber, primary settling tank, scum collector, belt filter press, oxidation ditch dan
secondary settling tank.
Air limbah yang telah selesai diolah dan telah memenuhi baku mutu efluen
selanjutnya akan dikeluarkan ke badan air penerima. Air limbah dari WWTP akan
dibuang ke sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) dimana sungai ini memang
diperuntukan untuk menerima air limbah industri yang telah diolah. Sementara WWTP
2 membuang air limbahnya ke sungai Cilemahabang.

Gambar 6. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Jababeka


Sumber: http://www.jababeka.com/
7

Kapasitas Pengolahan dan Daerah Pelayanan


Terdapat 2 unit WWTP di dalam kawasan industri Jababeka yaitu WWTP 1 dan
WWTP 2 dengan kapasitas pengolahan air limbah dan daerah pelayanan yang berbeda.
 WWTP 1
Kapasitas pengolahan : 24.000 m3/hari
Daerah pelayanan : kawasan tahap 1, dimana tahap 7 juga ikut terintegrasi.
Air limbah yang diolah berupa air limbah industri.
 WWTP 2
Kapasitas pengolahan : 10.800 m3/hari namun saat ini kapasitas yang terpakai
baru sebesar 40%.
Daerah pelayanan : kawasan tahap 2, 3, 5 dan 6.

Skema Aliran
Skema aliran proses pengolahan WWTP Jababeka dapat dilihat pada Gambar
berikut

Gambar 7. Skema Aliran Pengolahan Wastewater Treatment Plant


(WWTP) 1 Jababeka
Sumber : dokumentasi penulis

Air limbah dari pabrik-pabrik masuk menuju WWTP secara bersamaan dimana
tidak ada penjadwalan khusus yang mengaturnya. Air limbah dari industri dibuang ke
saluran pengumpul air limbah yang terdapat di depan industri masing-masing. Saluran
ini akan membawa air limbah menuju stasiun pompa dengan sistem gravitasi. Air
dipompa menuju grit chamber untuk memisahkan air limbah dengan padatan-padatan
berukuran besar seperti pasir, kerikil dan sampah. Dibutuhkan pompa karena elevasi
tanah di bagian stasiun pompa lebih rendah dibandingkan grirt chamber.
Dari grit chamber, air menuju primary settling tank dimana terjadi proses
pengendapan padatan tersuspensi. Pada sedimentasi ini terdapat scrapper dengan
kecepatan 130 rpm yang berfungsi untuk memisahkan lumpur yang terbentuk ke bagian
dasar tengah bak sedimentasi, busa dan lemak juga akan ikut dipisahkan pada tahap
ini. Waktu detensi air limbah di bak ini adalah selama mungkin. Air yang telah terpisah
8

dari padatan tersuspensi akan mengalir melalui weir di sekeliling bak sedimentasi
menuju bak pengumpul air bersih.
Selanjutnya air limbah masuk ke unit oxidation ditch dengan reaktor lumpur aktif
dimana dimanfaatkan bakteri untuk menguraikan polutan pada air limbah. Oxidation
ditch ini berkapasitas 5000 m3. Di unit ini akan terjadi proses aerasi dengan waktu
detensi ±23 jam dimana dihasilkan oksigen sebesar 2 ppm. Terkadang selama proses
aerasi dihasilkan busa dalam jumlah yang banyak, hal ini mungkin disebabkan karena
menurunnya jumlah bakteri sehingga kadar oksigen ikut menurun serta rasio C N P
yang rendah.
Air limbah beserta flok yang terbentuk mengalir ke distribution box kemudian
dialirkan menuju secondary sedimentation tank. Di unit sedimentasi ini terjadi proses
pemisahan air limbah yang telah diolah dengan flok-flok yang dihasilkan. Terdapat
pula scrapper dengan kecepatan kurang dari 100 ppm. Air yang masuk ke bak
sedimentasi ini terlihat berwarna hitam namun sebesarnya air ini telah memenuhi baku
mutu efluen. Warna tidak dapat hilang seluruhnya akibat campuran dari air limbah
industri tekstil yang umumnya menggunakan pewarna buatan. Air limbah yang telah
terpisah denga flok akan keluar melalui weir pada bak kemudian menuju discharge box
untuk langsung dibuang ke badan air penerima. Di dekat discharge box ini terdapat
ultrasonic flow meter untuk mengukur debit air limbah yang dibuang. Terdapat pula
kolam ikan berisi air limbah untuk mengetahui kualitas alir limbah terolah yang
dihasilkan dengan parameter berupa ikan lele.
Lumpur yang mengendap pada bagian tengah dasar primary settling tank dan
secondary settling tank dipompakan ke unit belt filter press dengan menggunakan
pompa lumpur. Di unit belt filter press ini air akan diperas keluar dari lumpur sehingga
dihasilkan cake sludge dengan kadar air yang rendah. Cake sludge akan dijemur hingga
kering dimana proses ini dilakukan secara manual dengan sumber daya manusia yang
ada kemudian akan dikirim ke PPLi (Prasadha Pamunah Limbah Industri) di Bogor.
Air hasil perasan dari primary settling tank dan secondary settling tank akan ditampung
dalam back wash holding tank untuk selanjutnya dialirkan atau di resirkulasi kembali
ke oxidation ditch untuk diolah kembali sehingga tidak terjadi kehilangan air.

Profil Hidrolis
Berdasarkan SNI 00004-2008 profil hidrolis merupakan gambaran yang
menunjukkan garis ketinggian muka air bebas dalam tiap unit paket IPAL ketika proses
berlangsung. Unit pengolahan air limbah yang diaplikasikan di PT Jababeka
Infrastruktur umumnya mengandalkan pengaliran air dari satu unit ke unit lainnya
dengan gravitasi. Pompa hanya digunakan untuk mengalirkan air limbah dari rumah
pompa menuju grit chamber karena letak rumah pompa yang lebih rendah. Kemudian
elevasi unit pengolahan beserta profil hidrolisnya terus menurun mulai dari grit
chamber,primary settling tank, oxidation ditch, secondary settling tank, dan discharge
box.

Struktur Bangunan Pengolah


Grit chamber
Grit chamber memiliki kapasitas rata-rata sebesar 16.000 m3/hari. Terdapat 4
chamber dimana masing-masing memiliki lebar sebesar 1 meter. Bagian bawah
chamber dibangun miring untuk menahan padatan dan lumpur dalam air limbah
9

sehingga padatan bisa juah berkurang dan pengolahan selanjutnya dapat dilakukan
dengan beban yang tidak terlalu berat.

Gambar 8. Grit Chamber

Sumber : dokumentasi penulis

Primary Settling Tank


Terdapat 1 unit primary settling tank dimana tangki ini memiliki diameter sebesar
38 meter dengan tinggi 2,8-3,5 meter. Terdapat scrapper yang bergerak dengan
kecepatan 130 rpm.

Gambar 9. Unit Primary Settling Tank

Sumber : dokumentasi penulis

Oxidation ditch
Unit ini berkapasitas 5000 m3. Selang jarak tertentu terdapat rotor panjang
berbentuk seperti roda yang berfungsi untuk menghasilkan golakan pada air sehingga
terjadi kontak udara dengan air kemudian kadar oksigen pada air dapat meningkat.
Rotor ini digerakkan secara hidrolis dengan arus aliran air (tidak menggunakan mesin).
10

Gambar 10. Unit Oxidation Ditch


Sumber : dokumentasi penulis

Secondary Sedimentation Tank


Tangki ini memiliki diameter sebesar 40 meter dengan tinggi 7 meter. Terdapat
scrapper yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 100 rpm.

Gambar 11. Unit Secondary Settling Tank


Sumber: dokumentasi penulis

Pipa dan Bangunan Pelengkap


Bangunan pelengkap yang ada pada WWTP Jababeka ini adalah rumah pompa,
belt filter press, dan tempat penyimpanan sementara limbah B3. Rumah atau stasiun
pompa di WWTP Jababeka ini memiliki ketinggian lebih dari 5 meter. Terdapat 6
stasiun pompa, 4 stasiun pompa memiliki debit sebesar 720 m3/hari dan 2 lagi
berkapasitas 420 m3/hari dan 360 m3/hari. Pipa untuk mengalirkan air limbah dari
rumah pompa menuju grit chamber berdiameter 800 mm. Tempat penyimpanan
sementara digunakan untuk menyimpan lumpur kering yang siap dikirimkan ke PPLI.
Terdapat pula bangunan kantor pada bagian depan untuk keperluan administrasi,
menerima tamu, dll.
11

Gambar 12. Bagian Dalam Bangunan Belt Filter Press


Sumber : dokumentasi penulis

Aspek Non Teknis


Pelanggan yang menggunakan jasa WTP Jababeka harus membayar retribusi
dimana retribusi ini menjadi satu kesatuan dengan retribusi jasa WWTP. Kemudian
WWTP Jababeka sendiri harus membayar jasa pengolahan lumpur ke PPLI di Bogor.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Instalasi Pengolahan Air Limbah di kawasan Jababeka dibangun untuk sektor
industri demi peningkatan pelayanan pada setiap sektornya Pada pengolahan air
limbah, air limbah yang dihasilkan khususnya pada sektor industri dipantau oleh
Jababeka untuk memastikan bahwa air limbah yang dibuang telah memenuhi ketentuan
/ baku mutu yang ada sehingga air hasil pengolahan dapat dialirkan ke badan air tanpa
menyebabkan pencemaran di lingkungan sekitar. Pada pengolahan air limbah, terdapat
perencanaan pengembangan dimana akan menerapkan sistem organika (Food Change
Reactor) yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan reaktor sedalam 7 meter
berupa akar tanaman tropis yang dijadikan tempat berkembang biak organisme
pengurai air limbah. Sistem pengolahan tersebut memiliki kelebihan yaitu dapat
mengurangi biaya listrik dan operasi pengolahan lumpur atau dengan kata lain
meningkatkan efisiensi.

Saran
Penggunaan unit-unit dengan tiap-tiap ukurannya yang ada pada WWTP di
Jababeka dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan dalam merancang unit pengolahan
yang akan digunakan pada tugas besar. Terlebih pada WWTP yang direncanakan akan
menggunakan Food change reactor dimana tidak memerlukan listrik dalam jumlah
besar.
12

Anda mungkin juga menyukai