Bahan Ajar Puisi Rakyat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR PUISI RAKYAT

(PURNAMA J HUTAURUK)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapain Kompetensi

3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun,
syair, da bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
Indikator Pencapaian Kompetensi KD 3.9
3.9.1 Menyimpulkan ciri umum puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) pada teks
yang dibaca/didengar.
3.9.2 Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur pantun, syair, dan
gurindam pada teks yang dibaca/didengar.
3.9.3 Mendaftar kata/ kalimat yang digunakan pada puisi rakyat pada teks yang
dibaca/didengar.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini di harapkan peserta didik dapat :


 Menyimpulkan ciri umum puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) pada teks
yang dibaca/didengar.
 Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur pantun, syair, dan gurindam
pada teks yang dibaca/didengar.
 Mendaftar kata/ kalimat yang digunakan pada puisi rakyat pada teks yang
dibaca/didengar.
 Menyimpulkan isi pantun.
 Menyimpulkan isi syair.
 Menyimpulkan isi gurindam
1. PUISI RAKYAT

Puisi rakyat adalah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan
gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.
Sehingga sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk terus
melestarikan dan mempelajarinya. Dengan mengenal dan memahami
kandungan suatu puisi rakyat akan membuat kita menjadi generasi penerus
dengan nilai dan karakter yang baik, karena banyak pesan moral yang dapat
diambil dari tiap puisi rakyat.
Disini akan dibahas 3 jenis puisi rakyat, yaitu Gurindam, Syair, dan
Pantun. Mulai dari definisi, asal, istilah yang diambil beserta artinya, dan ciri-
cirinya, serta unsur kebahasaaannya.

A. GURINDAM

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri india.


Istilah Gurindam sendiri diambil dari bahasa India, yaitu
Kirindam artinya mula-mula / perumpamaan. Gurindam
digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral, sehingga
dulu sangat penting dan dijadikan sebagai warisan budaya
kehidupan. Tetapi setelah berkembang mulai di gantikan
dengan jenis gurindam (puisi lama melayu) yang penting
sebagai warisan budaya.

CIRI –CIRI GURINDAM


CIRI-CIRI GURINDAM :

1. Terdiri atas dua baris dalam sebaris


2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-
B, C-C dan seterusnya.
4. Merupakan satu kesatuan yang utuh
5. Baris pertama berisi soal , masalah, atau perjanjian
6. Baris kedua berisi jawaban n, akibat dari masalah
atau perjanjian pada baris pertama (isi atau
maksud gurindam terdapat pada baris kedua )
7. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup
atau kata-kata mutiara.
CONTOH GURINDAM

GURINDAM

Jika mengenal orang yang baik perangai

Lihat pada ketika bercampur pada orang ramai

Cahari oleh mu akan sahabat

Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu oleh guru

Yang boleh tahukan tiap seteru

Jika hendak mengenal orang berbangsa

Lihat kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

Sanggat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia

Lihatlah pada kelakukan dia

B. PANTUN

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam


masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama diberbagai bahasa di
Nusantara, tonton (bahasa tagalog), tuntun ( bahasa Jawa), pantun ( bahasa
Toba) yang memilikik arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang
teratur, arahan yang mendididik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir
diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah ( Melayu, Sunda, Jawa,
atau daerah lainnya) sama yaitu untuk mendidik sambil menghibur. Melalui
pantun kita dapat menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa,
menyindir ( menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung ,
atau memberi nasihat.
Ciri-ciri pantun

Ciri – ciri pantun

1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik )


2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b
4. Baris pertma dan kedua merupakan sampiran
5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi

Contoh pantun
P
Pantun 1

Air surut memungut bayam ,

Sayur diisi ke dalam kantung

Jangan diikuti tabiat ayam

Bertelur sebiji riuh sekampung

Pantun 2

Baik bergalas baik tidak

Buli-buli bertali benang

Baik berbalas baik tidak

Asal budi sama dikenang


Pantun 3

Ikan nila dimakan berang-berang,

Katak hijau melompat ke kiri,

Jika berada di rantau orang

Baik-baik membawa diri

pantun 4

Akar kedali melilit selasih

Selasih tumbuh di hujung taman

Kslungan budi jungjungan kasih

Mesrah kenangan sepanjang zaman

C. SYAIR

Syair berasal dari persia yang dibawa bersamaan dengan masuknya islam.
Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan
yang menyadari, kemudian berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi
dalam pengetahuan umum. Tapi setelah mengalami perubahan syair menjadi
puisi lama khas Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair
Arab.
Ciri-ciri syair
Ciri Syair :

1. Tiap bait terdiri dari 4 baris.

2. Tiap bait terdiri dari 8-14 suku kata.

3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasanya berupa kiasan.

Contoh Syair

Syair Perahu

Inilah gerangan suatu madah


mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,


ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,


hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,


hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,


angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Karya : Hamzah Fansuri


2. Mendaftar Kata Berima Pada Gurindam, Syair dan Pantun

Daftarlah kata yang memiliki bunyi akhir sama pada gurindam, syair, dan
pantun di atas! Lanjutkan seperti contoh berikut!

Kata berima pada pantun

Kata berima pada larik ganjil (1 dan 3) Kata berima pada larik genap (2 dan 4)
Bayam Ayam
Kantung Sekampung
Benang Dikenang
Berang-berang Orang

Kata berima pada gurindam


Kata berima pada larik 1 Kata berima pada larik 2
Perangai Ramai
Sahabat Obat
Guru Seteru
Berbangsa Bahasa

Kata berima pada syair


Kata berima pada larik 1 Kata berima pada larik 2,3,dan 4
Madah Indah, berpindah, sudah
Dirimu Hidupmu, hidupmu, hidupmu

3. Membandimgkan Pantun, Syair dan Gurindam

Diskusikan persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!


Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

Aspek Pantun Syair Gurindam


Tujuan
Struktur isi
Ciri teks
Ciri bahasa
Jenis

4. Menyimpulkan Ciri Umum Puisi Rakyat

Setelah mengerjakan beberapa latihan tentang puisi rakyat, simpulkan


dengan bahasa sendiri ciri ketiga puisi rakyat tersebut! Simpulkan ciri-ciri
pantun, gurindam, dan syair. Diskusikan dengan teman di sebelahmu!
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia. 2016. Bahasa Indonesia


SMP/MTs kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan , Balitbang,
Kemendikbud

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia. 2016. Buku Guru Bahasa
Indonesia SMP/MTs kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan , Balitbang,
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai