Askep Komunitas 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: FOKUS PADA

MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK, LANSIA, DAN


PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR (TBC)
DI DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: FOKUS PADA
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK, LANSIA, DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR (TBC)
DI DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

TONI WAHYU WIBOWO I4B017066


WIWIN IKA PUJIANINGSIH I4B017069
FATWA NOOR ANNISA I4B017071
NOVERITA RIZKI AULIA I4B017083
RENI DIAN SAPUTRI I4B017090
TRI PONIASIH I4B017092
INDAH EVI MAULIDA I4B017093
DINA YULIA ANGGRAENI I4B017094
DIMAS SARWO TRI HARTADI I4B017097

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA KEBUMEN


KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS
(PERIODE 5 NOVEMBER - 1 DESEMBER 2018)

Sebagai Syarat Memenuhi Praktik Keperawatan Komunitas Profesi Ners


Keperawatan FIKES Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh:
Kelompok 3
TONI WAHYU WIBOWO I4B017066
WIWIN IKA PUJIANINGSIH I4B017069
FATWA NOOR ANNISA I4B017071
NOVERITA RIZKI AULIA I4B017083
RENI DIAN SAPUTRI I4B017090
TRI PONIASIH I4B017092
INDAH EVI MAULIDA I4B017093
DINA YULIA ANGGRAENI I4B017094
DIMAS SARWO TRI HARTADI I4B017097

Menyetujui :
Koordinator Stase Komunitas Kepala Desa Kebumen

Ns. Asep Iskandar, M.Kep., Sp.Kom. Slamet Sukisno


NIP. 19801225 200912 1 002 NIAP 23201021000281

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik Profesi
Ners Stase Keperawatan komunitas di Desa Kebumen oleh mahasiswa Profesi
Ners XXI Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman.
Terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Ns. Lutfatul Latifah, M.Kep., Sp. Mat selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Jenderal Soedirman.
2. Ns. Asep Iskandar, M.Kep., Sp.Kom., Ns. Rahmi Setiyani, MN., dan Ns.
Koernia Nanda Pratama, M.Kep., Sp.Kom. selaku dosen pembimbing yang
selalu memberi arahan, pencerahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan
praktik klinik keperawatan komunitas.
3. Ns. Fajar Tri Asih, S.Kep, MM dan Ns. Pramono, S.Kep selaku pembimbing
lapangan yang selalu memberi arahan, pencerahan dan bimbingan dalam
penyusunan laporan praktik klinik keperawatan komunitas.
4. Bapak Slamet Sukisno selaku Kepala Desa Kebumen beserta staf yang telah
senantiasa mendukung, memberi arahan, kritik dan saran selama praktik
klinik keperawatan komunitas.
5. Puskesmas I Baturraden, Bidan Desa, Kader Posyandu dan tokoh masyarakat
Desa Kebumen yang dengan ikhlas telah membantu terlaksananya kegiatan
selama praktik keperawatan komunitas di Desa Kebumen
6. Rekan seperjuangan Profesi Ners Angkatan XXI Universitas Jenderal
Soedirman, yang telah berjuang bersama selama stase keperawatan komunitas
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penyusunan laporan ini.
Kami berharap kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan
terbuka demi penyusunan yang lebih baik, semoga laporan hasil Praktik Klinik
Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas ini dapat bermanfaat bagi semua.

Kebumen, Desember 2018


Tim

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….......…..………..................................……..…… i


LEMBAR PENGESAHAN …………………………..………….….…... ii
KATA PENGANTAR ………………………………………….……...... iii
DAFTAR ISI iv
…………………..….……………………………............... v
ABSTRAK..................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
…………………….………...….............
B. Tujuan ............................................................................................
C. Manfaat ..........................................................................................
BAB II PENGKAJIAN KOMUNITAS
A. Profil Gambaran Umum Desa .......................................................
B. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) .....................................................
C. Lansia .............................................................................................
D. Penyakit Menulat (TBC) ................................................................
BAB III ANALISIS DATA, DIAGNOSIS, PERENCANAAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Analisa Data ...................................................................................
B. Rumusan Prioritas Masalah ...........................................................
C. Rencana Intervensi .........................................................................
D. Rencana Kerja (POA) ....................................................................
BAB IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS ..............
BAB V. EVALUASI .................................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
LAMPIRAN
…………………..….……………………………….......….

iv
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: FOKUS PADA MASALAH
KESEHATAN IBU DAN ANAK, LANSIA, DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR (TBC) DI DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

ABSTRAK

Latar Belakang: Keperawatan komunitas merupakan perpaduan antara


keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat
secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu. Salah satu peran perawat komunitas yaitu melakukan
peningkatan status kesehatan masyarakat. Kegiatan paktik stase keperawatan
komunitas program profesi Ners XXI diharapkan mampu meningkatkan status
kesehatan masyarakat di Desa Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas. Program-program kesehatan yang dilaksanakan dibagi atas tiga Pokja,
yaitu Pokja KIA, Pokja lansia, dan Pokja Pengendalian Penyakit Menular (TBC).
Masing-masing pokja memiliki kegiatan baik di tingkat RT, RW maupun desa.
Tujuan: Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas
dengan menerapkan konsep keperawatan komunitas pada kelompok masyarakat
dalam bentuk prevensi primer, sekunder dan tersier untuk mengatasi masalah
kesehatan komunitas.
Metode: Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi wawancara,
kuesioner, dan data sekunder dari desa dan bidan desa. Sampel yang digunakan
yaitu sebanyak 153 rumah.
Hasil: Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul meliputi perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188) dan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099). Rencana tindak lanjut setiap
pokja telah disusun.
Kesimpulan: Setelah mendapatkan intervensi, masalah kesehatan komunitas
teratasi sebagian
Kata Kunci : Asuhan keperawatan komunitas, kesehatan ibu dan anak, kesehatan
lansia, dan pengendalian penyakit menular (TBC)

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut Mubarak (2006) keperawatan komunitas adalah perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan dan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat.
Keperawatan komunitas merupakan kesatuan utuh dalam pelaksanaan proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak,
2006). Proses keperawatan komunitas adalah salah satu metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
Keperawatan komunitas memegang peranan penting dalam memberikan
pelayanan keperawatan di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan melalui
keperawatan komunitas, perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan
primer, sekunder, dan tersier kepada masyarakat. Peran perawat komunitas
adalah memberikan asuhan kepada masyarakat, yaitu mengajarkan bagaimana
upaya-upaya peningkatan kesehatan kepada masyarakat (Jaji & Nurharlina,
2011). Utamanya menjadikan masyarakat yang mandiri dan dapat menolong
dirinya sendiri. Sehingga perlu pencegahan lebih lanjut dengan membangun
kemitraan melalui peningkatan pengetahuan kesehatan dalam program profesi
keperawatan (Jaji, 2015).
Mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XXI melaksanakan praktik
profesi ners stase Komunitas di Desa Kebumen merupakan sebagai salah satu
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa

1
Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas dengan memberikan
berbagai implmentasi yang dilakukan. Hal tersebut diharapan dapat
memberikan keberrmanfaatan bagi masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Praktik Profesi Ners Stase Komunitas yaitu agar
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan
menerapkan konsep keperawatan komunitas pada kelompok masyarakat
dalam bentuk prevensi primer, sekunder dan tersier untuk mengatasi
masalah kesehatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari Praktik Profesi Ners Stase Komunitas, yaitu agar
mahasiswa mampu:
a. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal, memahami, serta
mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
b. Menerapkan komunikasi yang efektif dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Menggunakan keterampilan pengorganisasian kegiatan-kegiatan
keperawatan secara efektif di masyarakat.
d. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
e. Memanfaatkan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggungjawab.
f. Mengelola asuhan keperawatan komunitas dengan menerapkan proses
keperawatan (mengkaji, menganalis data, merumuskan diagnosis
keperawatan, membuat perencanaan, melakukan implementasi tindakan
dan evaluasi) dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
mengenai masalah kesehatan di masyarakat.
g. Menerapkan strategi intervensi keperawatan komunitas dalam
penyelesaian masalah di masyarakat (pendidikam kesehatan, proses
kelompok, pemberdayaan dan kerjasama).

2
h. Melakukan tindakan keperawatan, terapi komplementer atau terapi
modalitas dalam pengelolaan asuhan keperawatan komunitas secara
holistik dengan mendasarkan pada hasil penelitian (evidence-based)
serta memperhatikan standar etik dan legal.
i. Menghargai dan memperhatikan berbagai budaya dan latar belakang
masyarakat.
j. Menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat.
k. Bertindak sebagai model peran yang baik bagi masyarakat.

C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa

a. Menerapkan konsep keperawatan komunitas secara langsung kepada


masyarakat.

b. Mendapatkan kesempatan untuk belajar menjadi role model profesional


dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas.

c. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir kritis, analitis, dan bijaksana


dalam menghadapi permasalahan dalam masyarakat.

d. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan komunikasi, kemandirian


dan hubungan interpersonal.

2. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan


kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal, memahami, dan menyadari


serta mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.

c. Mengetahui gambaran pengetahuan, perilaku, dan status kesehatan


masyarakat

d. Dapat ikut serta dalam upaya peningkatan status kesehatan.

3
3. Bagi Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Profesi Ners Jurusan
Keperawatan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
dibidang keperawatan komunitas.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model


praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Bagi Profesi

Upaya untuk membentuk karakter dan skill tenaga perawat yang profesional
dan kompeten secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah
ditentukan.

4
BAB II
PENGKAJIAN KOMUNITAS
A. Profil Gambaran Umum Desa
Demografi
1. Distribusi Pekerjaan Penduduk
Tabel 2.1 Pekerjaan Penduduk
No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
1 Pedagang 15 9,80
2 Petani 31 20,3
3 Buruh 70 45,7
4 Pensiun 5 3,3
5 PNS 0 0
6 Wiraswasta 29 18,9
7 Tidak berkerja 3 1,97
Total 153 100
Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa sebagian besar (45,7%) dari total
sampel bekerja sebagai buruh
2. Distribusi Pendidikan Penduduk
Tabel 2.2 Pendidikan Penduduk
No Pendidikan Jumlah Presentase (%)
1 SD/ sederajat 80 52,3
2 SMP/ sederajat 26 17
3 SMA/ sederajat 35 22,8
4 D3/S1 7 4,6
5 Tidak sekolah 5 3,3
Total 153 100
Berdasarkan tabel 2.2 diketahui bahwa sebagian besar (52,3%) dari total
sampel warga berpendidikan SD.
3. Distribusi Agama Penduduk
Tabel 2.3 Agama Penduduk
No Agama Jumlah Presentase (%)
1 Islam 153 100
2 Kristen Katolik 0 0
3 Budha 0 0
4 Kristen Protestan 0 0
5 Hindu 0 0
Total 153 100
Berdasarkan tabel 2.3 diketahui bahwa seluruh warga (100%) dari total
sampel beragama Islam.

5
4. Distribusi Penghasilan Penduduk
Tabel 2.4 Penghasilan Penduduk
No Penghasilan Jumlah Presentase (%)
1 < 1.500.000,00 103 67,4
2 ≥ 1.500.000,00 50 32, 6
Total 153 100
Berdasarkan tabel 2.4 diketahui bahwa sebagian besar warga (67,4%)
dari total sampel berpenghasilan <1.500.000,00
B. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Ibu Hamil
1. Usia kehamilan ibu hamil
Tabel 2.5 Usia kehamilan ibu hamil
Trimester Jumlah Persentase
I (0-3 Bulan) 4 40
II (4-6 Bulan) 2 20
III(7-9 Bulan) 4 40
TOTAL 10 100
Berdasarkan Tabel 2.5 diketahui bahwa dari 10 ibu hamil, usia kehamilan
ibu hamil paling banyak di RW 4 Desa Kebumen adalah trimester I dan
III yaitu masing-masing sebesar 40%.
2. Riwayat obstetri
Tabel 2.6 Riwayat obstetri
Kehamilan ke- Jumlah Persentase
1 2 20
2 6 60
3 1 10
>3 1 10
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.6 diketahui bahwa dari 10 ibu hamil terdapat 20%
merupakan kehamilan yang ke-1, 60% kehamilan ke-2, dan 10%
kehamilan ke-3 serta >3.
3. Usia ibu hamil
Tabel 2.7 Usia ibu hamil
Usia ibu hamil Jumlah Persentase
<20 tahun 2 20
20-35 tahun 4 40
>35 tahun 4 40
Total 10 100

6
Berdasarkan Tabel 2.7 menunjukan bahwa 20% ibu hamil mempunyai
usia < 20 Tahun, 40% ibu hamil berusia 20-35 Tahun dan >35 Tahun.
4. Memeriksakan kehamilan
Tabel 2.8 memeriksakan kehamilan
Memeriksakan kehamilan Jumlah Persentase
Ya 9 90
Tidak 1 10
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.8 menunjukan bahwa 90% ibu hamil telah
melakukan pemeriksaan kehamilan dan 10% ibu hamil belum melakukan
pemeriksaan ibu hamil.
5. Jumlah pemeriksaan kehamilan
Tabel 2.9 Jumlah pemeriksaan kehamilan
Jumlah pemeriksaan Jumlah Persentase
2 2 22,22
3 2 22,22
4 1 11,11
>4 4 44,44
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.9 menunjukan bahwa 44,44% ibu hamil
memeriksakan kehamilannya sebanyak >4 kali.
6. Alasan tidak memeriksakan kehamilan
Tabel 2.10 Alasan tidak memeriksakan kehamilan
Alasan Jumlah Persentase
Tidak ada biaya 0 0
Tidak sempat 0 0
Tidak tahu 0 0
Lain-lain 1 100
Total 1 100
Berdasarkan Tabel 2.10 menunjukan bahwa terdapat 1 orang ibu hamil
yang tidak memeriksakan kehamilannya karena alasan belum memiliki
keinginan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

7
7. Riwayat penyakit pada ibu hamil
Tabel 2.11 Riwayat penyakit pada ibu hamil
Riwayat penyakit pada ibu hamil Jumlah Persentase
Hipertensi 1 33,33
DM 0 0
Anemia 0 0
Jantung 0 0
Asma 1 33,33
Lain-lain 1 33,33
Total 3 100
Berdasarkan Tabel 2.11 menunjukan bahwa terdapat ibu hamil dengan
riwayat penyakit hipertensi, asma, dan kista dengan presentase masing-
masing yaitu 33,33%.
8. Riwayat kuretase
Tabel 2.12 Riwayat kuretase
Riwayat kuretase Jumlah Persentase
Ya 1 10
Tidak 9 90
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.12 diketahui bahwa terdapat 10% ibu hamil yang
pernah melakukan prosedur kuretase dan 90% ibu hamil belum pernah
mengalami prosedur kuretase.
9. Keluhan ibu hamil
Tabel 2.13 Keluhan ibu hamil
Riwayat penyakit pada ibu hamil Jumlah Persentase
Lemah, letih, lesu 0 0
Pusing 1 11,11
Mual dan muntah 3 33,33
Bengkak di kaki atau tempat lain 0 0
Lain-lain 5 55,55
Total 9 100
Berdasarkan Tabel 2.13 diketahui bahwa terdapat 55,55% ibu hamil
mengalami keluhan lainnya seperti sesak napas, nyeri pinggang, dan
susah tidur.
10. Konsumsi vitamin pada ibu hamil
Tabel 2.14 Konsumsi vitamin pada ibu hamil
Konsumsi vitamin pada ibu hamil Jumlah Persentase
Ya 9 90
Tidak 1 10

8
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.14 menunjukan bahwa sebanyak 90% ibu hamil
mengkonsumsi vitamin dan 10% ibu hamil tidak mengkonsumsi vitamin.
11. Budaya pada ibu hamil
Tabel 2.15 Budaya pada ibu hamil
Riwayat penyakit pada ibu hamil Jumlah Persentase
Ya 4 40
Tidak 6 60
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.15 menunjukan bahwa sebanyak 40% ibu hamil
masih memiliki kebudayaan selama hamil yaitu sambetan.
12. Senam hamil
Tabel 2.16 Senam hamil
Senam hamil Jumlah Persentase
Ya 4 80
Tidak 1 20
Total 5 100
Berdasarkan Tabel 2.16 menunjukan bahwa sebanyak 80% ibu hamil
sudah mengikuti program senam hamil.
13. Kebiasaan ibu hamil
Tabel 2.17 Kebiasaan ibu hamil
Kebiasaan ibu hamil Jumlah Persentase
Merokok 0 0
Narkoba 0 0
Minum alcohol 0 0
Lainnya 0 0
Total 10 0
Berdasarkan Tabel 2.17 menunjukan bahwa tidak ada ibu hamil yang
memiliki kebiasaan seperti merokok, narkoba, minum alkohol, dan
kebiasaan buruk lainnya.

14. Kebiasaan merokok pada anggota keluarga ibu hamil


Tabel 2.18 Kebiasaan merokok pada anggota keluarga ibu hamil
Kebiasaan merokok pada anggota Jumlah Persentase
keluarga
Ya 5 50
Tidak 5 50
Total 10 100

9
Berdasaran Tabel 2.18 menunjukan bahwa 50% anggota keluarga ibu
hamil memiliki kebiasaan merokok.
15. Pengetahuan kehamilan berbahaya
Tabel 2.19 pengetahuan kehamilan berbahaya
Pengetahuan kehamilan berbahaya Jumlah Persentase
Ya 9 90
Tidak 1 10
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.19 diketahui bahwa 90% ibu hamil sudah
mengetahui terkait dengan tanda dan bahaya pada kehamilan.
16. Pengetahuan tentang tanda persalinan
Tabel 2.20 Pengetahuan tentang tanda persalinan
Pengetahuan tentang tanda persalinan Jumlah Persentase
Ya 7 70
Tidak 3 30
Total 10 100
Berdasarkan 2.20 menunjukan bahwa sebanyak 70% ibu hamil sudah
mengetahui tentang tanda-tanda dalam persalinan, dan 30% ibu hamil
belum mengetahui tanda-tanda dalam persalinan.
17. Rencana untuk melahirkan
Tabel 2.21 Rencana untuk melahirkan
Rencana untuk melahirkan Jumlah Persentase
Ya 8 80
Tidak 2 20
Total 10 100
Berdasakan Tabel 2.21 diketahui bahwa 80% ibu hamil sudah
merencanakan tempat yang akan digunakan untuk ibu hamil melakukan
persalinan.
18. Transportasi saat melahirkan
Tabel 2.22 Transportasi saat melahirkan
Transport saat melahirkan Jumlah Persentase
Ya 8 80
Tidak 2 20
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.22 menunjukan bahwa 80% ibu hamil sudah
memiliki rencana alat transportasi yang akan digunakan saat melahirkan.

10
19. Rencana KB setelah melahirkan
Tabel 2.23 Rencana KB setelah melahirkan
Rencana KB Jumlah Persentase
Ya 6 60
Tidak 4 40
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.23 menunjukan bahwa sebanyak 60% telah
memiliki rencana KB yang akan digunakan setelah ibu hamil melahirkan.
20. Pendonor pada ibu hamil
Tabel 2.24 Pendonor pada ibu hamil
Pendonor darah Jumlah Persentase
Ya 7 70
Tidak 3 30
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 2.24 menunjukan bahwa sebanyak 70% sudah
memiliki pendonor darah saat ibu hamil mengalami perdarahan.
Pasangan Usia Subur (PUS)
1. Pasangan usia subur
Tabel 2.25 Pasangan usia subur
Pasangan Usia Subur Jumlah Presentase %
Ya 67 100
Tidak 0 0
Total 67 100
Berdasarkan Tabel 2.25 diketahui bahwa seluruh responden 100%
merupakan pasangan usia subur (PUS).
2. Program KB
Tabel 2.26 Program KB
Mengikuti Program KB Jumlah Presentase %
Ya 55 82,08
Tidak 12 17,91
Total 67 100
Berdasarkan Tabel 2.26 diketahui bahwa PUS yang mengikuti program
KB sebanyak 82,08%.
3. Jenis kontrasepsi pada PUS
Tabel 2.27 Jenis kontrasepsi pada PUS
Kontrasepsi Jumlah Presentase %

IUD 15 27,27

11
Suntik 19 34,54
Pil 3 5,45
Susuk 17 30,9
Kondom 0 0
Tubektomi 1 1,81
Vasektomi 0 0
Total 55 100
Berdasarkan Tabel 2.27 diketahui bahwa alat kontrasepsi yang paling
banyak digunakan oleh PUS yaitu KB suntik dengan presentase sebesar
34,54%.
4. Alasan PUS tidak mengikuti program KB
Tabel 2.28 Alasan PUS tidak mengikuti program KB
Alasannya Jumlah Presentase %
Dilarang suami 0 0
Agama 0 0
Tidak tahu 0 0
Lain-lain 9 100
Total 9 100
Berdasarkan Tabel 2.28 diketahui bahwa sebesar 100% alasan PUS tidak
menggunakan KB karena alasan lain seperti takut dan tidak tahu dalam
menggunakan KB.
5. Pengetahuan tentang kontrasepsi
Tabel 2.29 Pengetahuan tentang kontrasepsi
Mengetahui Jumlah Presentase %

Ya 62 92,53
Tidak 5 7,46
Total 67 100
Berdasarkan Tabel 2.29 menunjukan bahwa sebesar 92,53% PUS sudah
mengetahui tentang kontrasepsi dan 7,46% PUS belum mengetahui
tentang kontrasepsi.
6. Kontrasepsi yang ingin digunakan
Tabel 2.30 Kontrasepsi yang ingin digunakan
Kontrasepsi Jumlah Presentase %
Kondom 1 1,49
Pil 9 13,43
Suntik 27 40,29
Implant/susuk 13 19,4
AKDR 11 16,41

12
Sterilisasi wanita 1 1,49
Strelisasi pria 0 0
Total 67 100
Berdasarkan Tabel 2.30 diketahui bahwa 40,29% PUS memiliki
keinginan untuk menggunakan KB suntik.
7. Pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan kontrasepsi
Tabel 2.31 Pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan kontrasepsi
Mengetahui Jumlah Presentase %
Ya 42 62,68%
Tidak 25 37,31%
Total 64 100%
Berdasarkan Tabel 2.31 diketahui bahwa sebanyak 62,68% PUS sudah
mengetahui tentang kelebihan serta kekurangan kontrasepsi, sedangkan
37,31% PUS belum mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan
kontrasepsi.
Anak dan Balita
1. Kehadiran balita ke posyandu tiap bulan
Tabel 2.32 Kehadiran balita ke posyandu tiap bulan
Setiap bulan Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 58 90,62
Tidak 6 9,37
Total 64 100
Berdasarkan Tabel 2.32 menunjukan bahwa dari 64 balita yang di survey
90,62% menghadiri kegiatan posyandu setiap bulan.
2. Imunisasi
Tabel 2.33 Imunisasi
Imunisasi Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 64 100
Tidak 0 0
Total 64 100
Berdasarkan Tabel 2.33 diketahui bahwa 100% balita di RW 4 sudah
dilakukan imunisasi.
3. Kepemilikan KMS
Tabel 2.34 Kepemilikan KMS
Kepemilikan KMS Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 63 98,43
Tidak 1 1,56
Total 64 100

13
Bedasarkan pada Tabel 2.34 diketahui bahwa sebanyak 98,43% balita
sudah memiliki KMS dan hanya 1,56% tidak memiliki KMS.
4. Berat badan saat lahir
Tabel 2.35 Berat badan saat lahir
BB balita saat lahir Jumlah (n) Persentase (%)
≥ 2.500 gram 58 90,62
< 25.00 gram 6 9,37
Total 64 100
Berdasarkan pada Tabel 2.35 menunjukan bahwa sebanyak 90,62% balita
memiliki BB saat lahir ≥ 2.500 gram.
5. Rentang garis BB di KMS
Tabel 2.36 Rentang garis BB di KMS
Rentang garis BB di KMS Jumlah (n) Persentase (%)
Daerah hijau 59 92,18
Bawah garis titik-titik 2 3,12
Di atas garis hijau-kuning 2 3,12
Di bawah garis merah 1 1,56
Total 64 100
Berdasarkan pada Tabel 2.36 menunjukan bahwa sebanyak 92,18% balita
memiliki rentang BB di KMS di daerah hijau, 3,12% di bawah garis titik-
titik dan di atas garis hijau kuning, serta 1,56%BB balita berada di bawah
garis merah.
6. Makan sayur
Tabel 2.37 Makan sayur
Makan sayur Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 55 85,93
Tidak 9 14,06
Total 64 100
Berdasarkan pada Tabel 2.37 menunjukan bahwa sebanyak 85,93% balita
mau makan sayur dan 14,06% tidak mau makan sayur.
7. Minum susu formula
Tabel 2.38 Minum susu formula
Minum susu Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 32 50
Tidak 32 50
Total 64 100
Berdasarkan Tabel 2.38 diketahui bahwa sebanyak 50% balita minum
susu setiap harinya dan 50% balita tidak minum susu.

14
8. Jajan di pinggir jalan
Tabel 2.39 Jajan di pinggir jalan
Jajan di pinggir jalan Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 36 56,25
Tidak 28 43,75
Total 64 100
Berdasarkan Tabel 2.39 menunjukan bahwa 56,25% balita suka jajan di
pinggir jalan.
9. Sakit dalam 3 bulan terakhir
Tabel 2.40 Sakit dalam 3 bulan terakhir
Kriteria Jumlah (n) Persentase (%)
Ya 36 56,25
Tidak 28 43,75
Total 64 100
Berdasakan Tabel 2.40 menunjukan bahwa sebanyak 56,25% balita
pernah sakit dalam 3 bulan terakhir.
10. Pelayanan kesehatan yang digunakan saat anak sakit
Tabel 2.41 Pelayanan kesehatan yang digunakan saat anak sakit
Kepemilikan KMS Jumlah (n) Persentase (%)
Yankes 58 90,62
Dukun/ alternative 0 0
Obat warung 2 3,12
Lainnya 6 9,37
Total 64 100
Berdasarkan pada Tabel 2.41 diketahui bahwa sebanyak 90,62% balita
sudah dibawa ke pelayanan kesehatan saat sakit, 3,12% menggunakan
obat warung, dan 9,37% memilih cara lain saat balita sakit.

Ibu Menyusui
1. Ibu menyusui
Tabel 2.42 Ibu menyusui
Menyusui Jumlah Presentase
%
Ya 26 65%
Tidak 13 35%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel 2.42 menunjukkan terdapat sebanyak 65% ibu masih
menyusui bayi dan 35% sudah tidak menyusui.

15
2. Ibu pernah menyusui
Tabel 2.43 Ibu pernah menyusui
Pernah Jumlah Presentase
%
Ya 31 81,6%
Tidak 7 18,4%
Total 38 100%
Berdasarkan tabel 2.43 menunjukkan 81,6% ibu pernah menyusui dan
18,4% belum pernah sama sekali.
3. Mengetahui ASI eksklusif
Tabel 2.44 Mengetahui ASI eksklusif
Mengetahui Jumlah Presentase %
Ya 29 76,3%
Tidak 9 23,7%
Total 38 100%
Berdasarkan Tabel 2.44 menunjukkan 76,3% ibu mengetahui tentang
ASI eklskusif dan 23,7% tidak mengetahui.
4. Pemberian susu formula
Tabel 2.45 Pemberian susu formula
Memberikan Jumlah Presentase %
Ya 0 0%
Tidak 6 100%
Total 6 100%
Berdasarkan Tabel 2.45 menujukkan 100% bayi tidak diberikan susu
formula.
5. Pemberian makanan tambahan
Tabel 2.46 Pemberian makanan tambahan
Memberikan Jumlah Presentase %
Ya 0 0%
Tidak 5 100%
Total 5 100%
Berdasarkan Tabel 2.46 menujukkan 100% bayi tidak diberikan makanan
tambahan.
6. Usia pemberian makanan tambahan dan susu formula
Tabel 2.47 Usia pemberian makanan tambahan dan susu formula
Usia Jumlah Presentase %
>6 bulan 4 100%
<6 bulan 0 0%
Total 4 100%

16
Berdasarkan Tabel 2.47 menunjukkan 100% ibu memberikan bayi
makanan tambahan dan susu formula pada usia >6 bulan.
7. Pemberian ASI eksklusif
Tabel 2.48 Pemberian ASI eksklusif
Memberikan Jumlah Presentase %
Ya 46 82,1%
Tidak 10 17,8%
Total 56 100%
Berdasarkan Tabel 2.48 menunjukkan 82,1% ibu memberikan ASI
ekslusif dan 17,8% tidak memberikan.
8. Alasan tidak memberikan ASI eksklusif
Tabel 2.49 Alasan tidak memberikan ASI eksklusif
Alasan Jumlah Presentase %
Pekerjaan 3 20%
Tidak tahu 3 20%
Penyakit 1 6,6%
ASI Tidak keluar 6 40%
Lain-lain 2 13,3%
Total 15 100%
Berdasarkan Tabel 2.49 menunjukkan 40% tidak memberikan ASI
eklusif karena ASI tidak keluar.

C. Lansia
1. Mengikuti posyandu lansia
Tabel 2.50 Mengikuti posyandu lansia
Kriteria Jumlah Persentase
Sering 22 24.72 %
Tidak pernah 44 49.44 %
Pernah 23 25.84 %
Total 89 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.50 sebagian (49,44%) warga tidak mengikuti
posyandu lansia.
2. Pengetahuan tentang hipertensi
Tabel 2.51 Pengetahuan tentang hipertensi
Kriteria Jumlah Persentase
TD ≥ 140/90 mmHg 67 75,28 %
TD ≤ 140/90 mmHg 8 8,99 %
TD 120/80 mmHg 14 15,73 %
Total 89 100.00 %

17
Berdasarkan tabel 2.51 sebagian besar warga (75,28%) mengetahui
bahwa hipertensi merupakan tekanan darah ≥140/90 mmHg.
3. Pengetahuan tentang diabetes melitus
Tabel 2.52 pengetahuan tentang diabetes melitus
Kriteria Jumlah Persentase
Tahu 39 43.33 %
Tidak tahu 48 53.33 %
Masa bodoh 3 3.33 %
Total 90 100.00 %
Berdasaarkan tabel 2.52 sebagian besar warga (53,33%) tidak tahu
tentang diabetes melitus.
4. Masalah kesehatan yang sering dialami lansia
Tabel 2.53 Masalah kesehatan yang sering dialami lansia
Kriteria Jumlah Persentase
ISPA 8 7.27 %
Diare 2 1.82 %
Dermatitis 2 1.82 %
Rematik 14 12.73 %
Hipertensi 31 28.18 %
Lain-lain 53 48.18 %
Total 110 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.53 sebagian besar mengalami hipertensi (28.18%),
dan sebanyak 48,18% lansia mengalami masalah lain seperti asam urat,
nyeri sendi, nyeri punggung, anemia, vertigo, dan dislokasi sendi.
5. Pelayanan kesehatan yang dikunjungi lansia saat sakit
Tabel 2.54 Pelayanan kesehatan yang dikunjungi lansia saat sakit
Kriteria Jumlah Persentase
Dokter praktik 37 36.63 %
Perawat 3 2.97 %
Bidan 3 2.97 %
Dukun 0 0%
Puskesmas 35 34.65 %
Rumah sakit 14 13.86 %
Lain-lain 9 8.91 %
Total 101 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.54 sebagian besar (36,63) lansia berobat ke dokter
praktik saat sakit.
6. Pemeriksaan kesehatan rutin lansia
Tabel 2.55 Lansia rutin memeriksakan kesehatan

18
Kriteria Jumlah Persentase
Ya 35 39.32 %
Tidak 54 60.67 %
Total 89 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.55 sebagian besar (60,67%) lansia rutin
memeriksakan kesehatan.

7. Jumlah kunjungan untuk pemeriksaan rutin


Tabel 2.56 Jumlah kunjungan untuk pemeriksaan rutin
Kriteria Jumlah Persentase
< 3 kali 10 26,31%
6 kali 3 7,89%
>6kali 22 62,86 %
Total 35 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.56 sebagian besar (62,86%) lansia memeriksa
kesehatannya >6 kali.
8. Lansia tinggal bersama
Tabel 2.57 Lansia tinggal bersama
Kriteria Jumlah Persentase
Sendiri 14 13,86%
Suami/ Istri 30 29,70%
Anak 48 47,52 %
Lain-lain 9 8,91%
sebutkan
Total 101 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.57 sebagian besar lansia (47,52) tinggal bersama
anaknya.
9. Rutinitas/ pekerjaan yang saat ini dilakukan lansia
Tabel 2.58 Rutinitas/ pekerjaan yang saat ini dilakukan lansia
Kriteria Jumlah Persentase
Swasta 4 5,63%
Pegawai negri/ pensiunan 3 4,22%
Petani 27 38,03 %
Buruh 18 25,35%
Lain-lain sebutkan 19 26,76%
Total 71 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.58 sebagian besar (38,03%) rutinitas/ pekerjaan
warga adalah petani.
10. Rutinitas kegiatan sehari-hari
Tabel 2.59 Rutinitas kegiatan sehari-hari

19
Kriteria Jumlah Persentase
Mandiri 76 85,39%
Dibantu sebagian 10 11,23%
Dibantu total 3 3,37 %
Total 89 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.59 sebagian besar (85,39%) lansia melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri.
11. Lansia yang merokok
Tabel 2.60 Lansia yang merokok
Kriteria Jumlah Persentase
Iya 27 30,33%
Tidak 62 69,66%
Total 89 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.60 sebagian besar lansia (69,66%) tidak merokok.
Tabel 2.61 Jumlah rokok yang dikonsumsi lansia
Kriteria Jumlah Persentase
<5 bungkus 15 55,55%
>5 bungkus 12 44,44%
Total 27 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.61 sebaian besar (55,55%) lansia merokok < 5
bungkus.
12. Kegiatan/ aktivitas yang dilakukan lansia selama dirumah pada waktu
luang
Tabel 2.62 Kegiatan/ aktivitas yang dilakukan lansia selama dirumah
pada waktu luang
Kriteria Jumlah Persentase
Duduk 37 36,27%
Berkebun 23 22,58%
Menonton TV 19 18,67%
Menjaga cucu 15 14,70%
Lain-lain, Sebutkan 8 7,84%
Total 102 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.62 sebagian besar lansia (36,27%) mengisi waktu
luangnya dengan duduk-duduk.
13. Kegiatan sosial RT/RW yang diikuti lansia
Tabel 2.63 Kegiatan sosial RT/RW yang diikuti lansia
Kriteria Jumlah Persentase
Arisan 40 37,04%
Pengajian 36 33,33%

20
Kerja bakti/ kerigan 16 14,81%
Lain-lain, Sebutkan 16 14,81%
Total 108 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.63 sebagian (37,04%) besar lansia mengikuti arisan.
14. Berapa kali lansia berolahraga dalam seminggu
Tabel 2.64 Berapa kali lansia berolahraga dalam seminggu
Kriteria Jumlah Persentase
1 kali 21 29,16%
2 kali 11 15,27%
3 kali 10 13,89%
4 kali 12 16,67%
>4 kali 18 25,00%
Total 72 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.64 sebagian besar (29,16%) lansia berolahraga
sebanyak 1 kali dalam seminggu, dan terdapat 17 lansia (19,10%) dari
total 89 lansia yang tidak melakukan olahraga
15. Makanan yang disukai lansia
Tabel 2.65 Makanan yang disukai lansia
Kriteria Jumlah Persentase
Asin 32 23,88%
Manis 26 19.40%
Bersantan 14 10,45%
Goring-goreng 32 23,88%
Lain-lai, Sebutkan 30 22,39%
Total 134 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.65 sebagian besar (23,88%) yang disukai lansia yaitu
makanan asin dan gorengan.
16. Minuman yang disukai lansia
Tabel 2.66 Minuman yang disukai lansia
Kriteria Jumlah Persentase
Minuman kopi 36 30%
Minuman teh 41 34,17%
Minuman air putih 38 31,67%
Lain-lai, Sebutkan 5 4,17%
Total 120 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.66 sebagian besar (34,17%) lansia menyukai teh.
17. Lansia mengkonsumsi kopi
Tabel 2.67 Lansia mengkonsumsi kopi
Kriteria Jumlah Persentase
Iya 7 19,44%

21
Tidak 29 80,55%
Total 36 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.67 sebagian besar (80,55%) lansia mengkonsumsi
kopi.
Tabel 2.68 berapa kali lansia mengkonsumsi kopi dalam sehari
Kriteria Jumlah Persentase
1 kali 17 47,22%
2 kali 11 30,55%
3 kali 3 8,33%
>3 kali 5 13,89%
Total 36 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.68 sebagian besar (47,22%) lansia mengkonsumsi
kopi sebanyak 1 kali sehari.
18. Menghindari makanan tertentu
Tabel 2.69Menghindari makanan tertentu
Kriteria Jumlah Persentase
Iya 23 25,84%
Tidak 66 74,15%
Jarang 0 0%
Total 89 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.69 sebagian besar (74,15%) lansia menghindari
makanan tertentu.
Tabel 2.70 Jenis makanan yang dihindari
Kriteria Jumlah Persentase
Daging 6 23,08%
Kacang-kacangan 4 2,31%
Sayuran 2 7,69%
Buah 7 26,92%
Total 26 100.00 %
Berdasarkan tabel 2.70 sebagian besar (26,92%) menghindari buah-
buahan.
D. Penyakit Menular (TBC)
1. Merokok
Tabel 2.71 Data Masyarakat yang Merokok
Merokok Jumlah Persentase
Ya 109 72,4%
Tidak 44 27,6%
TOTAL 153 100%

22
Berdasarkan tabel 2.71 diketahui bahwa 109 atau 72,4% sample merokok
dari total 153 sample di RW04 Desa Kebumen Kecamatan Baturraden.
2. Batuk
Tabel 2.72 Keluhan Batuk
Batuk Jumlah Persentase
Tidak 52 34,5%
Ya < 1 minggu 66 44,1%
Ya, 7-14 hari 22 13,8%
Ya, > 2 minggu 13 7,6%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan tabel 2.72, terdapat beberapa hasil yaitu sebanyak 34,5% (51
sample) tidak memiliki riwayat batuk, 44,1% (65) sample memiliki
riwayat batuk < 1 minggu, 13,8% (21) sample memiliki riwayat batuk 7-14
hari, dan 7,6% (12) sample memiliki riwayat batuk > 2 minggu.
3. Penurunan Berat Badan
Tabel 2.73 Riwayat penurunan BB
Penurunan BB Jumlah Persentase
Ada penurunan BB karena batuk 16 8,3%
Tidak ada penurunan BB karena 137 91,7%
batuk
TOTAL 153 100%
Berdasarkan data pada tabel 2.73, terdapat 8,3% (16) sample yang
mengalami penurunan berat badan (BB) karena batuk.
4. Riwayat batuk dengan diaphoresis
Tabel 2.74 Riwayat batuk dengan diaphoresis
Diaphoresis Jumlah Persentase
Ya 12 5,5%
Tidak 141 94,5%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan tabel 2.74, terdapat 5,5% (12) sample yang memiliki riwayat
batuk disertai dengan diaphoresis atau keringat dingin malam dan 94,5%
(141) sample yang tidak memiliki riwayat batuk dengan diaphoresis.
5. Riwayat batuk dengan sesak nafas
Tabel 2.75 Batuk dengan sesak nafas
Sesak Nafas Jumlah Persentase
Sesak nafas 22 12,4%
Tidak Sesak Nafas 131 87,6%
TOTAL 153 100%

23
Berdasarkan data pada tabel 2.75, terdapat 12,4% (22) sample yang
memiliki riwayat batuk dengan sesak nafas, dan 87,6% (131) sample yang
tidak memiliki riwayat batuk dengan sesak nafas.
6. Tes Dahak
Tabel 2.76 Riwayat tes dahak
Tes Dahak Jumlah Persentase
Ya 15 7,6%
Tidak 138 92,4%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan data tabel 2.76 , terdapat 7,6% (15) sample yang melakukan
tes dahak dan 92,4% (138) sample yang tidak memiliki riwayat batuk dan
tidak tes dahak.
7. Penatalaksanaan Batuk Oleh Keluarga
Tabel 2.77 Penatalaksanaan batuk
Penatalaksanaan Batuk Jumlah Persentase
Diam saja sampai sembuh sendiri 13 7,6%
Membeli obat warung/apotek 57 37,9%
Periksa ke pelayanan kesehatan 79 53,1%
(dokter/puskesmas)
Pijat/Kerokan 4 1,4%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan tabel 2.77 Sebagian besar (53,1%) warga memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan apabila batuk.
8. Etika Batuk
Tabel 2.78 Etika batuk
Etika Batuk Jumlah Persentase
Ditutup dengan telapak tangan 124 84,1%
Ditutup dengan baju 8 4,1%
Ditutup dengan sapu tangan dan dipakai kembali 16 9,7%
Ditutup dengan lengan bagian atas 3 1,4%
Jarang ditutup menggunakan apapun 2 0,7%
TOTAL 153 100%
Berdasar data pada tabel 2.78, terdapat sebanyak 84,1% (124) sample yang
menutup batuk hanya dengan telapak tangan.

24
9. Tempat Tidur
Tabel 2.79 Tempat tidur.
Tempat tidur Jumlah Persentase
Kasur dengan dipan 129 87,6%
Kasur tanpa dipan 13 7,6%
Tikar di lantai/tikar 10 4,8%
Lantai tanpa alas tidur 0 0
TOTAL 153 100%
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 2.79, sebanyak 87,6% (129)
sample tidur di kasur dengan dipan, 7,6% (13) sample tidur di kasur tanpa
dipan, dan 4,8% (10) sample tidur di lantai dengan alas/tikar.
10. Penatalaksanaan TBC menurut Keluarga
Tabel 2.80 Penatalaksanaan TBC menurut keluarga
Penatalaksanaan TBC menurut keluarga Jumlah Persentase
Perlu diobati ke dokter/yankes 141 95,8%
Tidak perlu diobati 3 0,7%
Dibiarkan sampai sembuh sendiri 3 0,7%
Cukup obat warung 4 2,1%
Tidak tahu 2 0,7%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan data pada tabel 2.80, terdapat 95,8% (141) sample yang
menyatakan TBC perlu diobati ke dokter atau pelayanan kesehatan, 0,7%
(3) sample yang menyatakan TBC tidak perlu diobati, 0,7% (3) sample
yang menyatakan TBC dibiarkan sampai sembuh sendiri, 2% (4) yang
menyatakan TBC cukup mengkonsumsi obat warung, dan 0,7% (2) yang
menyatakan tidak tahu mengenai penatalaksanaan TBC.
11. Pengetahuan TBC
Tabel 2.81 Pengetahuan TBC
Pengetahuan TBC Jumlah Persentase
TBC tidak menular 3 0,7%
TBC tidak menular karena makanan sembarangan 0 0%
TBC menular melalui udara ditandai batuk-batuk 133 90,3%
Tbc menular melalui darah 10 5,5%
Tidak tahu 7 3,5%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan data pada tabel 2.81, terdapat 90,3% (133) sample yang
menyatakan bahwa TBC menular melalui udara yang ditandai dengan
batuk terus-menerus, 5,5% (10) sample menyatakan TBC menular melalui

25
kontaminasi darah, 3,5% (7) sample yang menyatakan tidak tahu, dan
0,7% (3) sample menyatakan TBC tidak menular.
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengkajian, didapatkan 2
permasalahan kesehatan yang dominan pada masyarakat RW 4 yaitu
sebanyak 84,1% sample KK belum memiliki etika batuk yang baik yaitu
menutup dengan telapak tangan. Permasalahan kesehatan yang kedua yaitu
sebanyak 72,4% sample KK merupakan perokok aktif.
12. Pasien TB yang masih dalam pengobatan
Tabel 2.82 Pasien TB yang masih dalam pengobatan
Pengobatan TB Jumlah Persentase
Ya 6 1,37%
Tidak 147 98,63%
TOTAL 153 100%
Berdasarkan Tabel 2.82 sebagian besar (98,63%) pasien TB sudah tidak
menjalani pengobatan.

26
BAB III
ANALISIS DATA, DIAGNOSIS, DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

A. ANALISA DATA
No Data Tipologi Masalah
Masalah
1 Data Primer Aktual Domain 1: Promosi
Hasil kuesioner: kesehatan
Hasil pengkajian menunjukan Kelas 2:
bahwa di RW 04 Desa Kebumen: Manajemen
a. Kehamilan >3 sebanyak 1 kesehatan
dari 10 ibu hamil (10%) Diagnosa
b. 4 dari 10 ibu hamil (40%) keperawatan:
memiliki usia > 35 tahun Ketidakefektifan
c. 1 dari 10 ibu hamil (10%) pemeliharaan
tidak memeriksakan kesehatan (00099)
kehamilannya secara rutin
d. 1 dari 10 ibu hamil
memiliki riwayat
hipertensi
1 dari 10 ibu hamil
memiliki riwayat asma
e. 3 dari 10 ibu hamil (30%)
belum mengetahui tanda-
tanda persalinan
f. 4 dari 10 ibu hamil (40%)
tidak memiliki rencana KB
setelah melahirkan
g. 12 dari 67 PUS (17,91%)
tidak mengikuti program
KB

27
h. 25 dari 67 PUS (37,31%)
tidak mengetahui
kelebihan dan kekurangan
kontrasepsi
i. 6 dari 64 balita (9,37%)
dengan berat badan lahir
<2500gram
j. 1 dari 64 balita (1,56%)
dengan berat badan KMS
dibawah garis merah
k. 36 dari 64 balita (56,25%)
pernah sakit dalam 3 bulan
terakhir
l. 9 dari 38 ibu balita
(23,7%)
Tidak mengetahui tentang
ASI eksklusif
m. Terdapat 10 Ibu (17, 8%)
tidak memberikan ASI
eksklusif, dengan alasan
asi tidak keluar (40%) dan
alasan pekerjaan (20%)
n. 22 dari 89 lansia (24,71%)
tidak mengetahui penyakit
hipertensi
o. 48 dari 89 lansia (53,33%)
tidak mengetahui penyakit
diabetes mellitus
p. 31 dari 89 lansia (28.18%)
mengalami hipertensi
q. 44 dari 89 lansia (49,44%)
tidak mengikuti posyandu

28
lansia.
r. 54 dari 89 lansia (60.67%)
tidak rutin memeriksakan
kesehatannya
s. 17 lansia (19,10%) dari
total 89 lansia tidak
melakukan olahraga
t. 32 dari 134 lansia
(23,88%) mengkonsumsi
makanan asin dan
gorengan.
u. 29 dari 36 lansia (80,55%)
mengkonsumsi kopi.
v. 17 dari 36 (47,22%) lansia
rutin mengkonsumsi kopi
sebanyak 1 kali sehari.
2 Hasil kuesioner: Aktual Domain1: Promosi
a. 5 dari 10 keluarga bumil kesehatan
(50%) memiliki kebiasaan Kelas 2:
merokok Manajemen
b. 105 dari 145 sampel kesehatan
(72,4%) memiliki anggota Diagnosa
keluarga dengan kebiasaan keperawatan:
merokok Perilaku kesehatan
c. 55 dari 145 sampel cenderung berisiko
(37,9%) membeli obat di
warung/ apotek ketika ada
keluhan kesehatan
d. 122 dari 145 sampel
(84,1%) ketika batuk
memiliki kebiasaan
menutup dengan telapak

29
tangan
e. 6 dari 64 balita (9,37%)
tidak mengikuti kegiatan
posyandu secara rutin
f. 32 dari 64 balita (50%)
tidak minum susu
g. 36 dari 64 balita (56,25%)
jajan tidak sehat
h. 44 dari 89 lansia (49,44%)
tidak pernah mengikuti
posyandu lansia
i. 54 dari 89 lansia (60,67%)
tidak rutin memeriksakan
kesehatan
j. 37 dari 102 lansia
(36,27%) mengisi waktu
luangnya hanya dengan
duduk-duduk.

B. RUMUSAN PRIORITAS MASALAH


Tabel Rumusan Prioritas Masalah
No Diagnosa A B C D E F G H I J K L Jumlah
Keperawatan
1 Ketidakefektifan 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 44
pemeliharaan
kesehatan
2 Perilaku 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 42
kesehatan
cenderung
berisiko

30
Keterangan: Pembobotan:
A: Resiko terjadi G: Tersedia sumber tempat 1. Sangat rendah
B: Resiko parah H: Tersedia sumber waktu 2. Rendah
C: Potensi untuk penkes I: Tersedia sumber dana 3. Cukup
D: Minat masyarakat J: Tersedia sumber Fasltas 4. Tinggi
E: Kemungkinan diatasi K: Tersedia sumber SDM 5. Sangat tinggi
F: Sesuai program L: Sesuai dengan peran
komunitas perawat komunitas

Berdasar hasil skoring diatas , maka urutan prioritas pemecahan masalah adalah:

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099) total skor 44


2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (0018) total skor 42

31
C. RENCANA INTERVENSI
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Data Primer Ketidakefek Berkurangya KIA KIA
Hasil kuesioner: tifan ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
Hasil pengkajian pemeliharaa pemeliharaan Pengetahuan: Promosi kesehatan Pendidikan kesehatan (5510)
menunjukan bahwa di n kesehatan kesehatan (1823) 1. Targetkan kelompok keluarga dengan
RW 04 Desa Indikator Awal Tujuan balita dan balita/ anak-anak dalam
Kebumen: Perilaku 3 5 pemberian pendidikan kesehatan
a. Kehamilan >3 promosi 2. Identifikasi faktor internal dan eksternal
sebanyak 1 dari 10 kesehatan yang dapat meningkatkan atau mengurangi
ibu hamil (10%) Sumber 2 4 motivasi keluarga dengan balita dan balita/
b. 4 dari 10 ibu hamil informasi anak-anak dalam perilaku kesehatan
(40%) memiliki usia promosi 3. Hindari strategi dengan menakut-nakuti
> 35 tahun kesehatan untuk memotivasi individu merubah
c. 1 dari 10 ibu hamil yang perilaku kesehatan
(10%) tidak terpercaya 4. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
memeriksakan Keterangan: untuk mencegah perilaku tidak sehat pada
kehamilannya secara 1. Tidak ada pengetahuan keluarga dengan balita dan balita/ anak-
rutin 2. Pengetahuan terbatas anak

32
d. 1 dari 10 ibu hamil 3. Pengetahuan sedang 5. Libatkan individu, keluarga, maupun
memiliki riwayat 4. Pengetahuan banyak kelompok dalam perencanaan dan
hipertensi 5. Pengetahuan sangat banyak implementasi untuk memodifikasi perilaku
e. 1 dari 10 ibu hamil kesehatan
memiliki riwayat Prevensi sekunder Intervensi sekunder
asma Deteksi risiko (1908) Skrinning kesehatan
f. 3 dari 10 ibu hamil Indikator Awal Tujuan 1. Tentukan populasi target untuk dilakukan
(30%) belum Mengenali 2 4 pemeriksaan kesehatan yaitu keluarga
mengetahui tanda- tanda dan dengan balita
tanda persalinan gejala yang 2. Iklankan layanan skrinning kesehatan
g. 4 dari 10 ibu hamil mengindikasi untuk meningkatkan kesadaran kesehatan
(40%) tidak risiko 3. Instruksikan klien akan rasionalisasi dan
memiliki rencana Mengidentifik 2 4 tujuan pemeriksaan kesehatan serta
KB setelah asi pemantauan diri
melahirkan kemungkinan 4. Lakukan pemeriksaan kesehatan serta
h. 12 dari 67 PUS risiko pengukuran TB dan BB
(17,91%) tidak kesehatan 5. Beri informasi pemeriksaan diri yang tepat
mengikuti program Melakukan 2 4 selama skrinning
KB skrinning 6. Beri saran kepada klien dengan temuan

33
i. 25 dari 67 PUS sesuai waktu abnormal mengenai alternatif pengobatan
(37,31%) tidak yang atau kebutuhan untuk evaluasi lebih lanjut
mengetahui dianjurkan
kelebihan dan Mengetahui 2 4
kekurangan riwayat
kontrasepsi penyakit
j. 6 dari 64 balita dalam
(9,37%) dengan keluarga
berat badan lahir Memanfaatkan 2 4
<2500gram sumber-
k. 1 dari 64 balita sumber untuk
(1,56%) dengan mengetahui
berat badan KMS risiko
dibawah garis merah kesehatan
l. 36 dari 64 balita Keterangan:
(56,25%) pernah 1. Tidak pernah menunjukan
sakit dalam 3 bulan 2. Jarang menunjukan
terakhir 3. Kadang-kadang menunjukan
m. 9 dari 38 ibu balita 4. Sering menunjukan

34
(23,7%) tidak 5. Konsisten
mengetahui
tentang ASI LANSIA LANSIA
eksklusif Prevensi primer Intervensi primer
n. Terdapat 10 Ibu Pengetahuan: Perilaku kesehatan Pendidikan kesehatan (5510)
(17, 8%) tidak (1805) 1. Identifikasi pengetahuan dan gaya hidup
memberikan ASI Indikator Awal Tujuan lansia terhadap kesehatan
eksklusif, dengan Manfaat 2 4 2. Identifikasi factor internal dan eksternal
alasan asi tidak olahraga yang meningkatkan atau menurunkan
keluar (40%) dan teratur motivasi lansia dalam perilaku kesehatan
alasan pekerjaan Efek 2 4 3. Tekankan manfaat kesehatan positif yang
(20%) merugikan dapat dirasakan oleh lansia secara
o. 22 dari 89 lansia dari langsung atau dalam jangka waktu yang
(24,71%) tidak penggunaan singkat
mengetahui tembakau 4. Tekankan pentingnya pola kesehatan
penyakit hipertensi pada seperti tidur, makan, olahraga dan lain-
p. 48 dari 89 lansia kesehatan lain untuk kesehatan lansia
(53,33%) tidak Efek 2 4
mengetahui penggunaan

35
penyakit diabetes kafein
mellitus Pelayanan 2 4
q. 31 dari 89 lansia promosi
(28.18%) kesehatan
mengalami Keterangan:
hipertensi 6. Tidak ada pengetahuan
r. 44 dari 89 lansia 7. Pengetahuan terbatas
(49,44%) tidak 8. Pengetahuan sedang
mengikuti 9. Pengetahuan banyak
posyandu lansia. 10. Pengetahuan sangat banyak
s. 54 dari 89 lansia
(60.67%) tidak Prevensi sekunder Intervensi sekunder
rutin Deteksi risiko (1908) Skrinning kesehatan
memeriksakan Indikator Awal Tujuan 1. Tentukan populasi target untuk dilakukan
kesehatannya Mengenali 2 4 pemeriksaan kesehatan yaitu lansia
t. 17 lansia (19,10%) tanda dan 2. Iklankan layanan skrinning kesehatan
dari total 89 lansia gejala yang untuk meningkatkan kesadaran kesehatan
tidak melakukan mengindikasi 3. Instruksikan klien akan rasionalisasi dan
olahraga tujuan pemeriksaan kesehatan serta

36
u. 32 dari 134 lansia risiko pemantauan diri
(23,88%) Mengidentifik 2 4 4. Lakukan pemeriksaan TD, pengukuran TB
mengkonsumsi asi dan BB, kadar glukosa darah, dan asam
makanan asin dan kemungkinan urat
gorengan. risiko 5. Beri informasi pemeriksaan diri yang tepat
v. 29 dari 36 lansia kesehatan selama skrinning
(80,55%) Melakukan 2 4 6. Beri saran kepada klien dengan temuan
mengkonsumsi skrinning abnormal mengenai alternatif pengobatan
kopi. sesuai waktu atau kebutuhan untuk evaluasi lebih lanjut
w. 17 dari 36 yang
(47,22%) lansia dianjurkan
rutin Mengetahui 2 4
mengkonsumsi riwayat
kopi sebanyak 1 penyakit
kali sehari. dalam
keluarga
Memanfaatkan 2 4
sumber-

37
sumber untuk
mengetahui
risiko
kesehatan
Keterangan:
11. Tidak pernah menunjukan
12. Jarang menunjukan
13. Kadang-kadang
menunjukan
14. Sering menunjukan
15. Konsisten

Prevensi tersier Intervensi tersier


Perilaku pencarian kesehatan Bantuan penghentian merokok (4490)
(1603) 1. Catat status merokok saat ini dan riwayat
Indikator Awal Tujuan merokok
Melakukan 2 3 2. Tentukan kesiapan klien untuk belajar
perilaku berhenti merokok
kesehatan 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi alasan

38
dengan untuk berhenti merokok
inisiatif 4. Bantu klien untuk mengembangkan
sendiri rencana berhenti merokok
Melakukan 2 3 5. Bantu untuk memilih metode terbaik untuk
perilakuk berhenti merokok
kesehatan
yang Peningkatan latihan (0200)
disarankan 1. Gali pengalaman individu sebelumnya
Mencari 2 3 mengenai latihan
bantuan 2. Pertimbangkan motivasi individu untuk
apabila memulai atau melanjutkan program latihan
diperlukan 3. Gali hambatan untuk melakukan latihan
Keterangan: 4. Dukung individu untuk memulai dan
16. Tidak pernah menunjukan melanjutkan latihan
17. Jarang menunjukan 5. Dampingi individu pada saat
18. Kadang-kadang mengembangkan program latihan untuk
menunjukan memenuhi kebutuhannya
19. Sering menunjukan 6. Dampingi individu selama melakukan
20. Konsisten latihan secara rutin setiap minggunya

39
7. Lakukan latihan bersama individu
8. Informasikan individu mengenai manfaat
kesehatan dan efek fisiologis latihan
9. instruksikan individu terkait frekuensi,
durasi, dan intensitas progfram latihan
10. Monitor respon individu terhadap
program latihan

40
Hasil kuesioner: Perilaku Berkurangnya KIA KIA
a. 5 dari 10 keluarga kesehatan perilaku Prevensi primer Intervensi primer
bumil (50%) cenderung cenderung Perilaku promosi kesehatan Pendidikan kesehatan (5510)
memiliki kebiasaan berisiko berisiko (1602) 1. Identifikasi tingkat pengetahuan perilaku
merokok kesehatan pada ibu hamil, keluarga ibu
b. 105 dari 145 sampel Indikator Awal Tujuan hamil, dan keluarga dengan balita
(72,4%) memiliki Menghindari 2 4 2. Identifikasi faktor internal dan eksternal
anggota keluarga paparan asap yang dapat meningkatkan atau
dengan kebiasaan rokok mengurangi motivasi untuk berperilaku
merokok Melakukan 2 4 kesehatan
c. 55 dari 145 sampel pemeriksaan 3. Tekankan manfaat kesehatan yang dapat
(37,9%) membeli rutin diperoleh oleh ibu hamil dan keluarga
obat di warung/ (posyandu secara langsung atau dalam jangka
apotek ketika ada balita) pada waktu yang singkat
keluhan kesehatan keluarga 4. Pertimbangkan dukungan keluarga
d. 122 dari 145 sampel dengan balita terhadap perilaku yang kondusif bagi
(84,1%) ketika Menggunakan 2 4 kesehatan ibu hamil dan balita
batuk memiliki perilaku yang
kebiasaan menutup menghindari

41
dengan telapak risiko
tangan Keterangan
e. 6 dari 64 balita 1. Tidak pernah menunjukan
(9,37%) tidak 2. Jarang menunjukan
mengikuti kegiatan 3. Kadang-kadang menunjukan
posyandu secara 4. Sering menunjukan
rutin 5. Secara konsisten menunjukan
f. 32 dari 64 balita
(50%) tidak minum
susu
g. 36 dari 64 balita
(56,25%) jajan tidak
sehat LANSIA LANSIA
h. 44 dari 89 lansia Prevensi primer Prevensi primer
(49,44%) tidak Perilaku promosi kesehatan Pendidikan kesehatan (5510)
pernah mengikuti (1602) 1. Identifikasi pengetahuan dan gaya hidup
posyandu lansia Indikator Awal Tujuan lansia terhadap kesehatan
i. 54 dari 89 lansia Mengikuti 2 4 2. Identifikasi faktor internal dan eksternal
(60,67%) tidak rutin yang meningkatkan atau menurunkan

42
memeriksakan pemeriksaan motivasi lansia dalam perilaku kesehatan
kesehatan secara rutin 3. Tekankan manfaat kesehatan positif
j. 37 dari 102 lansia Efek 2 4 yang dapat dirasakan oleh lansia secara
(36,27%) mengisi merugikan langsung atau dalam jangka waktu yang
waktu luangnya dari singkat
hanya dengan penggunaan 4. Tekankan pentingnya pola kesehatan
duduk-duduk. tembakau seperti tidur, makan, olahraga dan lain-
pada lain untuk kesehatan lansia.
kesehatan
Ikuti diet sehat 2 4
Keterangan
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

PENGENDALIAN PENYAKIT
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

43
MENULAR Prevensi primer
Pevensi primer Pendidikan kesehatan (5510)
Pengetahuan promosi kesehatan 1. Identifikasi pengetahuan tentang
(1823) pengendalian penyakit menular pada
Indikator Awal Tujuan masyarakat
Perilaku yang 2 4 2. Identifikasi faktor internal dan eksternal
meningkatkan yang meningkatkan atau menurunkan
kesehatan motivasi masyarakat dalam perilaku
Pemeriksaan 2 4 kesehatan
kesehatan 3. Tekankan manfaat kesehatan positif
yang yang dapat diperoleh oleh masyarakat
direkomendasi secara langsung atau dalam jangka
kan waktu yang singkat
Pencegahan 2 4
dan
pengendalian
infeksi
Strategi untuk 2 4

44
menghindari
paparan
bahaya
lingkungan
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

Intervensi sekunder
Skrinning kesehatan
Prevensi sekunder 1. Tentukan populasi target untuk dilakukan
Deteksi risiko (1908) pemeriksaan kesehatan yaitu lansia
Indikator Awal Tujuan 2. Iklankan layanan skrinning kesehatan
Mengenali 2 4 untuk meningkatkan kesadaran kesehatan
tanda dan 3. Instruksikan klien akan rasionalisasi dan

45
gejala yang tujuan pemeriksaan kesehatan serta
mengindikasi pemantauan diri
risiko 4. Lakukan pemeriksaan TD, pengukuran TB
Mengidentifik 2 4 dan BB, kadar glukosa darah, dan asam
asi urat
kemungkinan 5. Beri informasi pemeriksaan diri yang tepat
risiko selama skrinning
kesehatan 6. Beri saran kepada klien dengan temuan
Melakukan 2 4 abnormal mengenai alternatif pengobatan
skrinning atau kebutuhan untuk evaluasi lebih lanjut
sesuai waktu
yang
dianjurkan
Mengetahui 2 4
riwayat
penyakit
dalam
keluarga

46
Memanfaatkan 2 4
sumber-
sumber untuk
mengetahui
risiko
kesehatan
Keterangan:
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Konsisten

47
D. RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION)

No Masalah Tujuan Rencana kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ


1. Perilaku Tujuan jangka panjang: 1. Penyuluhan TB Warga RW 04 6 Desember Rumah Mahasiswa Noverita,
kesehatan Meningkatkan perilaku paru dan Etika Desa 2018 Warga Wiwin
cenderung hidup sehat pada warga Batuk, serta Kebumen
beresiko RW 04 Skrining TB
Tujuan jangka pendek: Paru
1. Mengetahui cara
penularan pasien 2. Penyuluhan Siswa Sekolah 1 Desember PAUD Mahasiswa Indah,
TBC. tentang jajanan 2018 atau TK Dina
2. Memahami etika sehat pada anak di Desa
batuk yang benar. Kebumen
3. Mengetahui bahaya
jajan sembarangan
pada anak.
4. Mengetahui jenis 3. Penyuluhan Ibu-ibu dan 6 Desember Rumah Mahasiswa Indah,
KB dan kekurangan mengenai KB dan PUS RW 04 2018 Warga Reni
serta kelebihannya. PUS Desa
5. Mengetahui Kebumen
pentingnya posyandu
balita 4. Penyuluhan Gizi Keluarga 12 Posyandu Mahasiswa Tri
6. Memahami gizi seimbang pada dengan balita Desember balita RW Poniasih,
seimbang untuk anak 2018 04 Fatwa
anak.

48
5. Sosialisasi Keluarga 12 Posyandu Mahasiswa Reni,
Pentingnya dengan balita Desember balita Fatwa
Posyandu balita 2018

6. Sosialisasi Lansia Desa 1 dan 6 Posyandu Mahasiswa Dimas,


Kegiatan Kebumen Desember Lansia Fatwa
Posyandu Lansia 2018 Desa
kebumen

7. Latihan Senam Ibu hamil RW Balai desa Mahasiswa Tri


Hamil 04 Poniasih,
Noverita

2 Ketidakefe Tujuan jangka panjang: 1. Penyuluhan Lansia Rw 04 23 Posyandu Mahasiswa Dina,


ktifan status pemeliharaan penyakit pada November Lansia Fatwa
pemelihara kesehatan penduduk rw lansia (HT, 2018
an 04 desa Kebumen DM) dan
kesehatan meningkat pencegahannya.
Tujuan jangka pendek:
Setelah dilakukan 2. Peyuluhan ASI Ibu balita/ 12 Posyandu Mahasiswa Tri
tindakan keperawatan eksklusif dan MP menyusui Desember Balita Poniasih,
selama 3 minggu ASI 2018 Wiwin
diharapkan warga RW
04 mampu: 3. Senam Lansia dan Lansia RW 04 23 dan 24 Posyandu Mahasiswa Dina,
1. Memahami penyakit Reumatik November lansia Dimas,
pada lansia (HT dan 2018 Toni

49
DM) serta 4. Hipnoterapi untuk Bapak-bapak 26 Rumah Mahasiswa Noverita,
pencegahannya. mengurangi RW 04 November Bapak Reni,
2. Mengetahui ASI perilaku merokok 2018 Untung Toni
eksklusif dan MP RW 03
ASI.
3. Mengikuti senam
lansia dan reumatik
bagi lansia.
4. Mengetahui cara
untuk mengurangi
perilaku merokok.
5. Mengetahui potensi
penemuan kasus TB
paru.

50
BAB IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Praktik keperawatan stase komunitas telah dilaksanakan oleh mahasiswa


Program Profesi Angkatan XXI Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Jenderal Soedirman pada tanggal 3 November - 22 Desember 2018. Keseluruhan
program kerja yang telah dilakukan merupakan pengaplikasian konsep
keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas
sebagai dasar ilmiah. Salah satu tujuan dari praktik keperawatan komunitas ini
yaitu untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri dan mempunyai
kompetensi melalui kegiatan promosi kesehatan primer, sekunder, dan tersier.
Program kerja yang dilaksanakan meliputi kesehatan ibu dan anak (KIA),
lansia, dan penyakit menular (PM). Pelaksanaan program kerja dilakukan melalui
kegiatan tingkat RW dan desa. Program yang dilakukan dalam tingkat RW yaitu
penyuluhan jajanan sehat pada anak, penyuluhan mengenai KB dan PUS,
penyuluhan gizi seimbang pada anak, sosialisasi pentingnya posyandu balita,
sosialisasi kegiatan posyandu lansia, penyuluhan penyakit pada lansia (HT, DM)
dan pencegahannya, penyuluhan ASI Eksklusif dan MP ASI, latihan senam hamil,
senam Lansia dan Reumatik. Sedangkan untuk kegiatan yang dilakukan tingkat
desa yaitu penyuluhan TB Paru dan etika batuk, serta skrining TB Paru dan
hipnoterapi untuk mengurangi perilaku merokok.
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan pengkajian terkait
kesehatan di Desa Kebumen. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan
kuisioner, wawancara, dan observasi. Kegiatan ini dilaksanakan secara sensus dan
survei langsung kepada beberapa sampel keluarga yang ada di RW 4 Desa
Kebumen. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 153 kepala keluarga.
Semua data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisa terlebih dahulu untuk
menentukan masalah kesehatan yang ada di RW 4 Desa Kebumen. Hasil tabulasi
data tersebut kemudian dilakukan analisa data dan didapatkan beberapa masalah
kesehatan yang ada, meliputi:
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (0018)

51
Hasil pengkajian tersebut kemudian dipaparkan langsung kepada
masyarakat desa melalui kegiatan desa yang dihadiri oleh perangkat desa,
lembaga desa, tokoh masyarakat, pembimbing akademik dan mahasiswa Profesi
Ners Angkatan XXI yang ada di Desa Kebumen. Forum musyarawarah yang
diadakan mahasiswa praktik keperawatan komunitas ini bertujuan untuk
memaparkan hasil pengkajian dan validasi dari data yang telah didapat yang
selanjutnya bersama masyarakat menyusun rencana kegiatan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

Lokakarya desa yang pertama dilaksanakan pada 15 November 2018. Hasil


dari lokakarya desa 1 yaitu pembentukan kelompok masyarakat berdasarkan
pokja KIA, lansia, dan PM. Setelah itu didapatkan beberapa strategi intervensi
komunitas untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Berlandaskan komitmen bersama antara warga masyarakat dengan


mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan disusunlah Planning Of Action
(POA). POA disusun untuk memberikan arahan bagi perencanaan, intervensi, dan
evaluasi program yang akan dilaksanakan. POA yang disusun menyesuaikan
kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat seperti kegiatan posyandu lansia dan
balita, pertemuan rutin desa, RT, dan kegiatan sosial warga lainnya. Kegiatan
yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan, demonstrasi, dan praktik.

Pelaksanaan program kerja diawali pada tanggal 19 November 2018 dengan


melibatkan masyarakat secara aktif yang dimotori oleh penanggung jawab dari
mahasiswa dan kader. Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama-
sama antara warga dengan mahasiswa, masyarakat baik dari ketua RT, kader-
kader, Bidan Desa, dan PKK. Hal ini mengacu pada teori yang menyebutkan
bahwa pelaksanaan kegiatan dalam keperawatan komunitas melibatkan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Program kerja komunitas berakhir pada
tanggal 22 Desember 2018.

52
A. IMPLEMENTASI
No. Pokja Masalah Keperawatan Implementasi/Kegiatan Evaluasi
1 KIA Perilaku kesehatan a. Penyuluhan jajan sehat/gizi 1. Evaluasi Struktur
cenderung beresiko seimbang Jumlah Peserta :
(00188) b. Penyuluhan pentingnya posyandu a. 25 orang
balita b. 15 orang ibu
2. Evaluasi Proses :
a. Kegiatan diikuti oleh ibu di TK
dan Balai Desa. Acara dilakukan
selama 30 menit. Selama
penyampaian materi, warga terlihat
kooperatif dan memperhatikan
penyuluh dengan antusias.
b. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan
mampu menarik perhatian peserta.
Peserta tampak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh
penyaji.

53
c. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan
mampu menarik perhatian peserta.
Peserta tampak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh
penyaji.
d. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan
mampu menarik perhatian peserta.
Peserta tampak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh
penyaji. Saat pemberian materi
suasana sedikit riuh karena balita
yang berada diruangan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu bertanya dan
menjawab pertanyaan saat evaluasi.
b. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pentingnya mengikuti posyandu

54
balita berjalan dengan lancar .
Peserta dapat menjawab pengertian
dan manfaat mengikuti posyandu
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan
penyaji terkait materi yang telah
disampaikan.
d. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
jajanan sehat berjalan dengan
lancar. Meskipun saat penyampaian
materi, siswa-siswi ricuh dan sulit
untuk fokus , Akan tetapi, penyaji
dapat memfokuskan kembali pada
pembicaraan. Dua dari 3 peserta
mampu menjawab dengan
sempurna.
Ketidakefektifan a. Penyuluhan pentingnya KB. 1. Evaluasi Struktur
pemeliharaan kesehatan b. Penyuluhan MP-ASI Jumlah peserta:
c. Penyuluhan balita sehat a. 15 orang ibu

55
b. 20 ibu yang memiliki balita
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan diikuti oleh ibu di TK
dan Balai Desa. Acara dilakukan
selama 30 menit. Selama
penyampaian materi, warga terlihat
kooperatif dan memperhatikan
penyuluh dengan antusias. Setelah
selesai penyuluhan, dilanjutkan
dengan kegiatan imunisasi oleh
Puskesmas.
b. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan mampu
menarik perhatian peserta. Peserta
tampak memperhatikan materi yang
disampaikan oleh penyaji.
c. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan mampu
menarik perhatian peserta. Peserta

56
tampak memperhatikan materi yang
disampaikan oleh penyaji. Setelah
materi selesai diberikan, penyaji
memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya terkait
materi yang diberikan.
d. Penyaji tampak dapat memberikan
penjelasan dengan jelas dan mampu
menarik perhatian peserta. Peserta
tampak memperhatikan materi yang
disampaikan oleh penyaji. Saat
pemberian materi suasana sedikit
riuh karena balita yang berada
diruangan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu bertanya dan
menjawab pertanyaan saat evaluasi.
b. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pentingnya KB, balita sehat dan

57
MP-ASI dengan lancar. Peserta
dapat menjawab secara verbal
pengertian dan manfaat MP-ASI.
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan
penyaji terkait materi yang telah
disampaikan.
d. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
balita sehat, berjalan dengan lancar.
Meskipun saat penyampaian materi,
terdapat beberapa kegaduhan akibat
balita yang menangis. Akan tetapi,
penyaji dapat memfokuskan
kembali pada pembicaraan. Dua
dari 3 peserta mampu menjawab
dengan sempurna sedangkan 1
peserta perlu dibantu namun dapat
menjawab dengan cukup baik.

2 Lansia Ketidakefektifan Senam lansia Evaluasi struktur

58
pemeliharaan kesehatan Hari, tanggal: Minggu, 2 Desember Persiapan kegiatan dilakukan dengan
2018 persiapan media dan alat (lembar balik
Tempat: Rumah RT 02/ RW 04 dan leaflet) yang akan digunakan untuk
Peserta kegiatan: lansia Desa pendidikan kesehatan, pengkondisian
Kebumen. peserta kegiatan dan kader atau tokoh
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan,
dan pengorganisasian kelompok sebagai
penyelenggara kegiatan.
Hari, tanggal: Minggu, 9 Desember Evaluasi proses
2018 Kegiatan senam lansia dilakukan di Desa
Tempat: Rumah RT 02/ RW 04 Kebumen.
Peserta kegiatan: lansia Desa Minggu tanggal 02 Desember 2018.
Kebumen. Tempat depan rumah RT 02/ RW 04.
Peserta kegiatan yaitu lansia Desa
Kebumen berjumlah 17 orang. Kegiatan
berupa senam lansia bersama dengan
instruktur dari mahasiswa.

Evaluasi hasil

59
Kegiatan senam lansia berjalan dengan
baik, peserta tampak antusias mengikuti
kegiatan senam.
Evaluasi struktur
Persiapan kegiatan dengan pengkondisian
peserta kegiatan dan kader atau tokoh
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan,
dan pengorganisasian kelompok sebagai
penyelenggara kegiatan.
Evaluasi proses
Kegiatan senam lansia dilakukan di Desa
Kebumen.
Minggu tanggal 09 Desember 2018.
Tempat depan rumah RT 02/ RW 04.
Peserta kegiatan yaitu lansia Desa
Kebumen berjumlah 7 orang. Kegiatan
berupa senam lansia bersama dengan
instruktur dari mahasiswa.
Evaluasi hasil

60
Kegiatan senam lansia berjalan dengan
baik, peserta tampak antusias mengikuti
kegiatan senam.
Kegiatan pendidikan kesehatan Evaluasi struktur
hipertensi dan senam hi pertensi. Persiapan kegiatan dilakukan dengan
Hari, tanggal: Sabtu, 24 November persiapan media dan alat (lembar balik
2018 dan leaflet) yang akan digunakan untuk
Tempat : posyandu 4. pendidikan kesehatan, pengkondisian
Peserta kegiatan: lansia Posyandu rw 1 peserta kegiatan dan kader atau tokoh
dan 4. masyarakat yang terlibat dalam kegiatan,
dan pengorganisasian kelompok sebagai
penyelenggara kegiatan.
Persiapan kegiatan senam dilakukan
dengan persiapan media (video) yang
digunakan untuk melakukan senam.
Evaluasi proses
Hari, tanggal: Sabtu, 15 Desember Kegiatan penyuluhan tentang hipertensi
2018 dan senam hipertensi dilakukan pada hari
Tempat : posyandu 4. Sabtu, 24 November 2018. Tempat di

61
Peserta kegiatan: lansia Posyandu rw 1 posyandu 4.
dan 4. Peserta kegiatan: lansia Posyandu rw 1
dan rw 4 sejumlah 16 lansia. Kegiatan
diawali dengan menjelaskan maksud dan
tujuan kegiatan, kemudian pemberian
materi tentang hipertensi
dan dilanjutkan dengan tanya jawab
tentang materi yang telah disampaikan
dan mendemonstarsikan senam hipertensi.
Evaluasi hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
baik, peserta tampak antusias mengikuti
kegiatan penyuluhan, peserta menyimak
dan kooperatif saat diberikan penyuluhan
dan antusias saat senam berlangsung.

Evaluasi struktur

62
Persiapan kegiatan dilakukan dengan
persiapan media dan alat (lembar balik
dan leaflet) yang akan digunakan untuk
pendidikan kesehatan, pengkondisian
peserta kegiatan dan kader atau tokoh
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan,
dan pengorganisasian kelompok sebagai
penyelenggara kegiatan.
Persiapan kegiatan senam dilakukan
dengan persiapan media (video) yang
digunakan untuk melakukan senam.
Evaluasi proses
Kegiatan penyuluhan tentang hipertensi
dan senam hipertensi dilakukan pada hari
Sabtu, 24 November 2018. Tempat di
posyandu 4.
Peserta kegiatan: lansia Posyandu rw 1
dan rw 4 sejumlah 26 lansia. Kegiatan
diawali dengan menjelaskan maksud dan

63
tujuan kegiatan, kemudian pemberian
materi tentang hipertensi
dan dilanjutkan dengan tanya jawab
tentang materi yang telah disampaikan
dan mendemonstarsikan senam hipertensi.
Evaluasi hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
baik, peserta tampak antusias mengikuti
kegiatan penyuluhan, peserta menyimak
dan kooperatif saat diberikan penyuluhan
dan antusias saat senam berlangsung.
Hipnotherapi Evaluasi struktur
Hari, tanggal: Senin, 26 November Persiapan kegiatan dilakukan dengan
2018 persiapan media dan alat (power point)
Tempat: RT 07/ RW 03 yang akan digunakan untuk pendidikan
Peserta kegiatan: lansia Desa kesehatan, pengkondisian peserta
Kebumen. kegiatan dan tokoh masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan, dan
pengorganisasian kelompok sebagai

64
penyelenggara kegiatan.
Persiapan kegiatan hipnotherapi
dilakukan dengan persiapan ppt yang
digunakan untuk kegiatan.
Evaluasi proses
Kegiatan hipnotherapi dilakukan pada
hari Senin, 26 November 2018. Tempat di
RW 03.
Peserta kegiatan: lansia rw 1, 2,3 dan 4
sejumlah 13 lansia. Kegiatan diawali
dengan menjelaskan maksud dan tujuan
kegiatan, kemudian pemberian materi
tentang hipnotherapi dan dilanjutkan
dengan tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
Evaluasi hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
baik, peserta tampak antusias mengikuti
kegiatan penyuluhan, peserta menyimak

65
dan kooperatif saat diberikan penyuluhan
dan antusias saat hipnotherapi
berlangsung.
3 Penyakit Perilaku kesehatan Penyuluhan mengenai TB paru dan Evaluasi Struktur
Menular cenderung beresiko etika batuk yang benar Pelaksanaan kegiatan penyuluhan TB
TB paru (00188) Hari/Tanggal : Kamis, 6 Desember paru dan etika batuk sudah dipersiapkan
2018 kurang lebih 2 minggu sebelum
Pukul : 14.00 WIB pelaksanaan, meliputi: Pembuatan media
Tempat : Rumah warga RT 5 RW 4 penyuluhan TB paru (leaflet), dan
Peserta Kegiatan: kader penyakit koordinasi dengan penanggung jawab
menular dan warga RT 5 RW 4 kegiatan.
Evaluasi Proses
Kegiatan penyuluhan TB paru dan etika
batuk yang benar dilakukan pada hari
kamis, 6 Desember 2018 pukul 14.00
WIB. Kegiatan tersebut dihadiri oleh
kader PM RW 4 desa kebumen dan ibu-
ibu dasawisma di RT 05/IV sejumlah 14
orang. Peserta diberi penyuluhan

66
mengenai TB paru dan etika batuk
dilanjutkan evaluasi dengan menanyakan
pengertian TB paru, Gejala, dan cara
menangani TB paru.
Evaluasi Hasil
Persiapan kegiatan penyuluhan TB paru
dan etika batuk yang benar dimulai
dengan persiapan media (leaflet).
Kemudia, dikarenakan kegiatan
penyuluhan ini mengisi di kegiatan rutin
warga (dasawisma), maka persiapan
tempat dan peserta dilakukan oleh
koordinator acara dari warga RT 5/IV
Desa Kebumen. Peserta disiapkan di
rumah warga pukul 14.00. Namun,
dikarenakan hujan deras maka beberapa
peserta datang terlambat. Peserta nampak
antusias saat dilakukan penyuluhan,
peserta sangat memperhatikan penjelasan

67
dari penyuluh dan berperan aktif untuk
menanyakan jika ada yang kurang
dipahami. Selain itu peserta juga aktif
menjawab ketika penyuluh mengulas
kembali materi yang telah dipaparkan.
2. Penyakit Ketidakefektifan Skiring dahak dengan menelusuri Evaluasi Struktur
Menular pemeliharaan kesehatan warga yang batuk lebih dari 3 minggu Persiapan pelaksanaan kegiatan
TB Paru dengan tanda gejala mendekati TB screening dahak di wilayah RW 4 Desa
paru Kebumen sudah direncanakan sejak 2
Hari/Tanggal : Kamis 29 November minggu sebelum kegiatan berlangsung.
2018 Persiapan tersebut meliputi observasi
Pukul : 08.00-10.00 WIB wilayah dan cakupan, observasi
Tempat: Lingkungan RW 4 Desa penderita batuk, kerjasama dengan
Kebumen puskesmas 1 Baturraden, koordinasi
Peserta : warga RW 4 Desa Kebumen alat dengan puskesmas 1 Baturraden,
di semua rentang usia yang mengalami dan berkoordinasi dengan petugas
batuk lebih dari 3 minggu dengan pemeriksaan dahak di puskesmas 1
tanda gejala mendekati TB Paru Baturraden.

68
1. Evaluasi Proses
Kegiatan skiring dahak pada warga
RW 4 Desa Kebumen yang sedang
menderita batuk dilakukan pada hari
Kamis, 29 November 2018 pukul
08.00-10.00 WIB dengan mengunjungi
warga yang mengalami batuk di sekitar
wilayah cakupan sejumlah 8 orang.
Sebelumnya sudah dilakukan
pendataan mengenai jumlah warga
yang mengalami batuk dan alamat
rumah penderita. Kemudian diberi
pemberitahuan mengenai kegiatan
skrining sebelum hari kegiatan
dilaksanakan. Setelah dilakukan
skrining didapatkan hasil tidak ada
warga yang mengalami TBC maupun
suspect TBC.
2. Evaluasi Hasil

69
Persiapan kegiatan skrining dilakukan
dengan mempersiapkan pot sputum dan
mempersiapkan individu yang dicurigai
TB. Indvidu dikunjungi ke rumah
masing-masing. Namun tidak terdapat
individu yang mengarah pada gejala
TB paru baik dari lama batuk maupun
gejala yang lainnya.

70
BAB V
EVALUASI

Proses evaluasi akhir pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah dalam Lokdes II/ Musyawarah Masyarakat 2 yang
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2018 mulai pukul 08.30 WIB bertempat di Balai Desa Kebumen dengan dihadiri tokoh
masyarakat, perwakilan perkesmas, ketua RT, ketua RW, kader posyandu, Bidan desa, dan perwakilan masyarakat. Hasil MMD 2 adalah
rencana tindak lanjut 3 pokja, yaitu:
1. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pokja KIA
Tabel 5.1 Rencana Tindak Lanjut Pokja KIA
No Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat RTL PJ
1. Penyuluhan jajanan - Guru Tk kooperatif - Penyuluhan dilaksanakan
sehat dan gizi seimbang - Orang tua siswa - Fasilitas kurang oleh guru secara rutin
kooperatif maksimal - Guru untuk selalu
- Siswa TK antusias - Dana dan konsumsi mengawasi dan
mengikuti kegiatan membimbing siswanya
- Tempat mendukung untuk jajan yang sehat
- Guru rutin melakukan
pemeriksaan tinggi badan
dan berat badan secara
rutin
- Guru melaporkan ke

71
Puskesmas jika terdapat
anak yang memiliki status
gizi yang kurang untuk
ditindak lanuti lebih lanjut
- Puskesmas melakukan
pemeriksaan kesehatan
terhadap jajanan yang
terdapat di TK
2. Penyuluhan pentingnya - Dukungan dari - Ibu balita yang tidak - Kader selalu aktif
posyandu balita Puskesmas rutin datang ke posyandu mengingatkan ibu balita
- Kader aktif tidak datang semua yang jarang mengikuti
- Ibu balita antusias sehingga materi posyandu lansia
- Bidan desa yang aktif penyuluhan tidak - Kegiatan posyandu lansia
tersampaikan semua ke dibuat semenarik mungkin
sasaran sehingga menarik
perhatian ibu balita untuk
datang
- Kader berkoordinasi
dengan bidan desa untuk
mengatasi permasalahan
posyandu balita

72
3. Penyuluhan pentingnya - Ibu antusias - Dana dan konsumsi - Pemberian materi
KB - Kader dan bidan yang - Fasilitas kurang penyuluhan ke kader
aktif maksimal - Pemberdayaan kader untuk
ikut mensosialisasikan
pentingnya KB
4. Penyuluhan MP ASI - Ibu antusias - Sosialisasi ke ibu balita - Pemberdayaan kader untuk
- Kader dan bidan desa masih kurang (peserta) ikut mensosialisasikan MP
aktif - Fasilitas kurang ASI/ ASI eksklusif .
maksimal
- Dana dan konsumsi

2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pokja Lansia


Tabel 5.2 Rencana Tindak Lanjut Pokja Lansia
No Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat RTL PJ
1. Senam Lansia - Lansia kooperatif - Senam lansia Bpk Arif
- Kader aktif - Fasilitas kurang dilaksanakan setiap
maksimal (sound minggu pagi dengan
system) instruktur senam nya
- Dana dan konsumsi kader
- Tempat kurang luas - Mengusulkan alat sound
- Keterbatasan fisik lansia system kepada pihak desa
- Senam lansia di selingi
terapi tertawa yang di
instrukturi oleh kader

73
lansia
- Mengusulkan senam
lansia untuk tempat di
balai desa yang lokasi nya
luas

2. Penyuluhan tentang - Lansia kooperatif - Keterbatasan fisik lansia - Kader selalu aktif untuk
hipertensi dan senam - Kader aktif menganjurkan lansia
hipertensi selalu ikut posyandu
lansia
- Setiap posyandu lansia
diadakan senam hipertensi
bagi lansia yang terkena
hipertensi
- Pemeriksaan fisik secara
lengkap dan pengobatan
pada saat posyandu lansia

3. Hipnoterapi - Peserta kooperatif - Cuaca pada saat - Menjadi usulan ke


diadakan hipnoterapi Puskesmas untuk menjadi
tidak mendukung (hujan terapi komplementer jika
) ada warga yang memang
- Masih kurangnya minat berniat untuk berhenti
masyarakat untuk secara merokok

74
serius berhenti merokok

2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pokja Penyakit Menular


Tabel 5.3 Rencana Tindak Lanjut Pokja Penyakit Menular
No Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat RTL PJ
1. Pendidikan kesehatan - Warga antusias - Kader yang mengikuti
mengenai TB Paru dan - Kader aktif - Fasilitas kurang lomba penkes TB pada
etika batuk yang benar maksimal saat expo untuk aktif
mensosialisasikan
penyakit TB dan etika
batuk ke warga

2. Screening dahak - Warga suspect - Tidak semua suspect - Kader TB untuk selalu
kooperatif dapat mengeluarkan aktif ikut serta dalam
- Di dukung oleh pihak dahak skrining tes dahak jika
Puskesmas menemukan suspect.
- Puskesmas selalu update
ke kader TB sehingga
kader TB selalu
mengawasi terhadap
resiko penularan
- Pemberian masker untuk
Pasien dan klg pasien TB

75
- Setiap posyandu lansia
diadakan senam hipertensi
bagi lansia yang terkena
hipertensi
- Pemeriksaan fisik secara
lengkap dan pengobatan
pada saat posyandu lansia

76

Anda mungkin juga menyukai