Skripsi Acc Revisi Sidang PDF
Skripsi Acc Revisi Sidang PDF
Skripsi Acc Revisi Sidang PDF
SKRIPSI
WILDA NISA
1152080080
Bismillah dan alhamdulilah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat yang luar biasa sampai detik ini, sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasululloh suri tauladan kita yakni, Nabi Muhammad SAW.
Skripsi berjudul “Profil Literasi Kimia Siswa pada Materi Larutan
Penyangga” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Penulis bersyukur bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak menerima
bantuan berupa bimbingan, arahan, dan dukungan dengan wasilah kepada
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Tedi Priatna, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Drs. Idad Suhada, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Dr. Hj. Cucu Zenab Subarkah, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
MIPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
dan selaku dosen pembimbing I yang telah sabar membimbing dan
memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Dr. Hj. Ida Farida, M.Pd. selaku Ketua Program studi Pendidikan Kimia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
sekaligus Validator Instrumen penelitian penulis yang telah memberikan
penilaian, masukan, dan saran perbaikan.
5. Sari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik yang dengan arahan dan dukungannya seperti orangtua kedua
penulis, telah sabar membimbing hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
i
6. Citra Deliana Dewi Sundari, M.Si. dan Dr. Yulia Sukmawardani, M.Si.
sekalu Validator instrumen penelitian penulis yang telah memberikan
penilaian, masukan, dan saran perbaikan.
7. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, Bagian Tata Usaha,
dan Guru Pengampu Pelajaran Kimia Kelas XII IPA MA Al-jawami, SMA
Karya Budi, SMA Mekar Arum, MA Ar-rosyidiah, dan SMA Guna
Dharma yang telah memberikan kesempatan melaksanakan penelitian
penulis.
8. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan Tugas Akhir
Skripsi ini.
Kebaikan tentu akan dibalas dengan kebaikan. Penulis menyadari belum bisa
memberikan balasan yang semestinya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
membuka cakrawala pengetahuan guna perbaikan mutu pendidikan Indonesia kita,
amin.
Wilda Nisa
NIM. 1152080080
ii
DAFTAR ISI
iii
4. Pembuatan Larutan Penyangga dengan pH Spesifik .............................. 26
5. Sifat-Sifat Larutan Penyangga ................................................................ 26
6. Penentuan pH Larutan Penyangga (buffer) ............................................ 29
7. Kapasitas larutan penyangga .................................................................. 31
8. Persamaan Henderson-Hasselbach ......................................................... 31
9. Aplikasi Larutan Penyangga (Buffer) dalam Kehidupan Sehari-hari .... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40
A. Pendekatan dan metode penelitian ............................................................. 40
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 43
C. Teknik pengumpulan data .......................................................................... 44
D. Teknik analisis data .................................................................................... 45
E. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 49
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49
1. Data Kemampuan Literasi Kimia Siswa SMA/MA se-Bandung Timur 51
2. Data Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Literasi Kimia
Siswa..................................................................................................... 61
B. Pembahasan ................................................................................................ 81
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 90
A. Simpulan .................................................................................................... 90
B. Saran ........................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Abad 21 merupakan era IPTEK berkembang sangat pesat dan segala sesuatu
dapat diatur dengan menggunakan teknologi, sehingga manusia dituntut dapat
memahami perkembangan teknologi dan dapat mempergunakannya dengan bijak
agar dapat menyeimbangi perkembangan IPTEK (Pertiwi, dkk., 2018:24). Salah
satu cara untuk menyeimbangi tersebut, dunia pendidikan dituntut melakukan
pengembangan kecakapan hidup abad 21 pada sistem pendidikannya yaitu melalui
peningkatan kemampuan literasi sains bagi peserta didik (Situmorang, 2016:50).
Di Indonesia, sudah diketahui secara umum bahwa level literasi sains siswa di
Indonesia yang diukur oleh PISA (programme for international students
assessment) sampai saat ini menunjukkan kondisi yang memprihatinkan
(Imansari, dkk., 2018). Literasi sains menurut PISA merupakan “the capacity to
use scienctific knowledge, to identify questions and to draw evidence-based
conclusions in order to understand and help make decisions about the changes
made to it trough human activity” yang artinya bahwa literasi sains merupakan
kemampuan-kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka
memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahannya
(Harlen, 2004).
Inti dari pernyataan di atas menyatakan bahwa permasalahan pendidikan
Indonesia dalam bidang sains saat ini adalah masih rendahnya kemampuan literasi
sains siswa (Imansari, dkk., 2018). Rendahnya kemampuan literasi sains siswa ini
dibuktikan dengan hasil survei programme for international students assessment
(PISA) tahun 2000 sampai 2015 yang menunjukkan bahwa tingkat pencapaian
literasi sains siswa Indonesia masih dalam level rendah (OECD, 2016). Literasi
sains di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1993 melalui undangan dari
1
UNESCO dan kemudian literasi sains ini mulai diakomodasikan dalam kurikulum
2006 (KTSP) dan lebih terlihat jelas pada kurikulum 2013 (Pertiwi, dkk., 2018).
Salah satu implementasi kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berpusat
pada siswa atau student center (Permendikbud, 2013). Hasil pengamatan selama
praktik pengalaman lapangan (PPL) di salah satu sekolah yang berada di Bandung
masih terdapat pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, meskipun
sekolah ini merupakan salah satu SMA yang dijadikan SMA percontohan untuk
menerapkan kurikulum 2013, namun terkadang di beberapa pertemuan kelas
masih menggunakan teacher center dengan beberapa pertimbangan seperti umpan
balik dari siswa yang merasa tidak paham dengan konsep pelajaran. Hal ini
menyebabkan siswa terbiasa pasif dalam mengikuti proses pembelajaran yang
kemudian mengakibatkan proses menemukan konsep dari pemahaman siswa
sendiri tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan hal ini berpengaruh terhadap
hasil proses belajarnya (Rusilowati, 2015).
Hasil proses belajar siswa dapat diwujudkan melalui inovasi pembelajaran
yang dapat menghubungkan atau mengaitkan antara materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari (Marsita, 2010). Adapun salah satu ilmu yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari adalah ilmu kimia yang merupakan salah
satu materi pembelajaran di SMA (Sari, dkk., 2016). Ilmu kimia ini memuat
materi dengan sebagian konsep yang abstrak sehingga cukup sulit untuk dipahami
oleh peserta didik (Karsli, 2012; Wahyuningsih, dkk., 2014). Peserta didik harus
mampu memahami, mengaitkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari (Nashshar, 2009). Hal tersebut dapat membantu peserta didik membangun
pengertian dan pemahaman kimia sehingga pembelajaran kimia lebih bermakna
(Laliyo, 2011).
Salah satu materi kimia yang banyak sekali aplikasinya untuk kehidupan
sehari-hari yaitu larutan penyangga (Nurwahida, dkk., 2018). Larutan penyangga
(buffer) berdasarkan karakteristik materi bersifat konseptual (Nurhujaimah, 2016).
Siswa diharapkan dapat memahami konsep dengan baik dan mengetahui jalinan
antar konsep serta mampu menerapkan konsep tersebut dalam memecahkan soal
yang diberikan kepada siswa (Marsita, 2010). Jenis soal yang diberikan kepada
2
siswa merupakan sebuah asesmen pembelajaran yang dapat membantu siswa
dalam menyesuaikan diri dengan segala aspek kehidupan (Uno, 2012).
Adapun bentuk asesmen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan literasi kimia siswa salah satunya adalah menggunakan asesmen
berorientasi literasi kimia (Purwandini, 2018; Puri, 2018). Asesmen berorientasi
literasi kimia dapat diterapkan pada konsep larutan penyangga karena banyak
aplikasi dari larutan penyangga yang berperan dalam kehidupan sehari - hari
sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami literasi kimia
(Tamilah, 2014). Asesmen ini disajikan dalam bentuk wacana, sehingga siswa
dapat menggali informasi terkait aplikasi larutan penyangga melalui analisis
terhadap wacana yang diberikan.
Hasil penelitian terdahulu mengenai pembuatan instrumen asesmen
berorientsai literasi kimia (2014) yang menghasilkan lembar asesmen literasi
kimia hanya menyatakan bahwa lembar asesmen tersebut mempunyai
karakteristik dimensi literasi kimia yang empat yaitu konten, konteks, sikap, dan
proses. Sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan lembar asesmen ini untuk
mengukur profil literasi kimia siswa SMA/MA Bandung Timur pada materi
larutan penyangga menggunakan teknik sampling.
B. Rumusan masalah
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan dimensi konten literasi kimia siswa SMA/MA Bandung
Timur pada materi larutan penyangga
2. Mendeskripsikan dimensi konteks literasi kimia siswa SMA/MA Bandung
Timur pada materi larutan penyangga
3. Mendeskripsikan dimensi proses literasi kimia siswa SMA/MA Bandung
Timur pada materi larutan penyangga
4. Mendeskripsikan dimensi sikap literasi kimia siswa SMA/MA Bandung
Timur pada materi larutan penyangga
5. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan profil
literasi kimia siswa SMA/MA Bandung Timur pada materi larutan
penyangga
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan dorongan untuk lebih
tertarik dan semangat memahami konsep-konsep kimia, terutama konsep
larutan penyangga.
2. Bagi guru kimia SMA/MA maupun dosen pendidikan kimia, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kembali dalam
memilih dan merancang strategi pembelajaran yang tepat.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengajaran.
4. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan wawasan dan motivasi untuk
melaksanakan penelitian lebih lanjut terhadap pengembangan literasi
kimia siswa pada materi kimia lainnya.
E. Kerangka Pemikiran
4
(Imansarti, dkk., 2018). Rendahnya kemampuan literasi sains/kimia siswa
dibuktikan dengan hasil survei programme for international students assessment
(PISA) tahun 2000 sampai 2015 menunjukkan bahwa tingkat pencapaian literasi
sains siswa Indonesia masih dalam level rendah (OECD, 2016), sehingga untuk
mengatasinya diperlukan solusi untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi
sains. Selain itu, perlunya pemberian motivasi terhadap peserta didik, guru, juga
perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan
potensi peserta didik yang mana pada proses pembelajarannya menitikberatkan
pada pemberian pengalaman langsung dan pengaplikasian hakikat literasi sains
(Yuliati, 2017).
Solusi untuk mengatasi hal tersebut, kemendikbud terus memperbaiki sistem
pendidikan salah satunya adalah merevisi kurikulum yang sedang diterapkan di
Indonesia ini, guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan yang
akhirnya siswa/bangsa Indonesia dapat memiliki kemampuan literasi yang baik
dan dapat mengikuti perkembangan IPTEK.
Salah satu materi dalam ilmu kimia yang banyak aplikasinya untuk kehidupan
sehari-hari adalah larutan penyangga. Materi larutan penyangga merupakan materi
kimia yang terdapat di kelas XI semester genap yang memiliki standar kompetensi
memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya
dengan kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Hasil pembelajaran siswa terhadap kemampuan literasi kimia dalam konsep
larutan penyangga dapat diukur menggunakan sebuah instrumen penilaian siswa.
Instrumen yang digunakan pada tingkat satuan pendidikan adalah suatu tes. Tes
tersebut harus membuat siswa berpikir luas dan logis ketika mendapatkan suatu
jawabannya serta dapat meminimalkan resiko penebakan jawaban, sehingga
digunakanlah tes uraian. Tes uraian yang umum digunakan perlu dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran kimia dan konsep kimia. Oleh
karena itu digunakanlah instrumen asesmen berorientasi literasi kimia.
Adapun bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut:
5
Profil Literasi Kimia Siswa pada Materi Larutan Penyangga
Sifat-sifat larutan
penyangga
Proses Siswa dapat mengidentifikasi
fenomena dan permasalahan ilmiah,
serta dapat mengolah data secara
ilmiah Prinsip kerja larutan
penyangga
6
F. Hasil Penelitian terdahulu
7
kimia pada materi larutan penyangga tersebut untuk menganalisis profil litrasi
kimia siswa SMA/MA yang telah mempelajari materi larutan penyangga
menggunakan asesmen yang telah dikembangkan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis penelitian terdahulu tersebut, belum ada yang
melakukan penelitian mengenai analisis profil kemampuan literasi kimia siswa
pada materi larutan penyangga. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang analisis profil literasi kimia siswa SMA/MA pada materi
larutang penyangga.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Literasi kimia merupakan bagian dari literasi sains (Sujana, 2014: 101).
Literasi sains (science literacy) berasal dari gabungan dua kata latin, yaitu
Literatus, artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan; dan
Science, artinya memiliki pengetahuan. Secara sederhana, literasi sains dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk memahami sains dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari (Dani, 2009: 289). Sedangkan secara luas, literasi sains
diartikan sebagai suatu kemampuan menggunakan konsep sains untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan fenomena ilmiah
serta menggambarkan fenomena tersebut berdasarkan bukti-bukti ilmiah (Zainab,
dkk, 2017: 116). Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat
multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains (Firman,
2007: 4).
Menurut PISA (programme for international student assesment) literasi sains
merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka
memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Vienurillah dan Kusumawati,
2016: 429). Menurut Hurt, Science literacy berarti tindakan memahami sains dan
mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Toharudin, dkk., 2011: 1).
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi sains merupakan kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat
keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam
melalui aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Pengembangan literasi sains sangat penting karena dapat memberi kontribusi
bagi kehidupan sosial dan ekonomi, serta untuk memperbaiki pengambilan
9
keputusan di tingkat masyarakat dan personal (Toharudin, dkk., 2011: 3). Menurut
Poedjiadi (dalam Toharudin, dkk., 2011: 2), seseorang yang memiliki kemampuan
literasi sains dan teknologi adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep-konsep sains yang
diperoleh dalam pendidikan sesuai dengan jenjangnya, mengenal produk
teknologi yang ada di sekitarnya beserta dampaknya, mampu menggunakan
produk teknologi dan memeliharanya, kreatif dalam membuat hasil teknologi
yang disederhanakan sehingga para peserta didik mampu mengambil keputusan
berdasarkan nilai dan budaya masyarakat setempat.
Shwartz, et al., (2006: 206) menyebutkan literasi sains kimia memiliki
beberapa dimensi yaitu:
1. Konten
Konten literasi sains merujuk pada konsep-konsep kunci dari sains yang
diperlukan untuk memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan
terhadap alam melalui aktivitas manusia (Suciati, dkk., 2013: 41). Kaitan ini
PISA tidak secara khusus membatasi cakupan konten sains hanya pada
pengetahuan yang menjadi kurikulum sains sekolah, namun termasuk pula
pengetahuan yang diperoleh melalui sumber-sumber informasi lain yang
tersedia (Shwartz, et al., 2006: 207).
a. Konten ilmiah
Adapun kriteria pemilihan konten ilmiah adalah sebagai berikut: 1)
Konten relevan dengan situasi kehidupan nyata, 2) Konten merupakan
pengetahuan penting berupa konsep-konsep atau teori ilmiah sehingga
penggunaanya berjangka panjang, 3) Konten sesuai untuk tingkat
perkembangan siswa (Ayuningtyas, 2016).
Pengetahuan konten ilmiah sains (knowledge of the content science)
dikategorikan menjadi tiga, yaitu sistem fisik, sistem kehidupan, serta sistem
bumi dan ruang. Berikut ini adalah cakupan dari ketiga kategori tersebut
menurut OECD (2016):
1) Sistem Fisik, mencakup: a) Struktur materi (misalnya modul partikel,
obligasi), b) Sifat materi (misalnya perubahan dalam suatu negara : panas
10
dan konduktivitas listrik), c) Perubahan kimia materi (misalnya reaksi,
transfer energi, asam/basa), d) Gerakan dan kekuatan (kecepatan
misalnya, gesekan) dan tindakan dari jauh (misalnya magnet, gaya
gravitasi dan elektrostatik), e) Energi dan transformasi (misalnya
konservasi, disipasi, reaksi kimia), f) Interaksi energi dan materi
(misalnya cahaya dan gelombang radio, suara dan gelombang seismik).
2) Sistem Kehidupan, mencakup: a) Sel (misalnya struktur dan fungsi,
DNA, tanaman, dan hewan), b) Konsep dari suatu organisme (misalnya
uniseluler dan multiseluler), c) Manusia (misalnya kesehatan, gizi,
subsistem seperti pencernaan, respirasi, sirkulasi, ekskresi, reproduksi
dan hubungan mereka), d) Populasi (misalnya spesies, evolusi,
keanekaragaman hayati, variasi genetik), e) Ekosistem (misalnya rantai
makanan, materi, dan aliran energi), f) Biosfer (misalnya ekosistem dan
keberlanjutan jasa).
3) Sistem Bumi dan Ruang, mencakup: a) Struktur sistem bumi (misalnya
litosfer, atmosfer, hidrosfer), b) Energi dalam sistem bumi (misalnya
sumber iklim global), c) Perubahan dalam sistem bumi (lempeng
tektonik, siklus geokimia, konstruktif dan destruktif), d) Sejarah bumi
(misalnya fosil, asal, dan evolusi), e) Bumi di ruang angkasa (misalnya
gravitasi, sistem tenaga surya, galaksi), f) Sejarah dan skala alam semesta
(misalnya tahun cahaya dan teori big bang).
b. Konten prosedural
Adapun konten prosedural menurut OECD (2016) yaitu sebagai berikut: 1)
Konsep variabel (misalnya variabel dependen, variabel independen, dan
kontrol), 2) Konsep pengukuran (misalnya kuantitatif [pengukuran], kualitatif
[pengamatan], penggunaan skala, variabel kategori dan berkesinambungan),
3) Cara menilai dan meminimalkan ketidakpastian seperti mengulangi dan
pengukuran rata-rata, 4) Mekanisme untuk memastikan peniruan (kedekatan
kesepakatan antara diulang ukuran kuantitas yang sama) dan akurasi data
(kedekatan kesepakatan antara kuantitas yang diukur dan nilai sebenarnya
dari ukuran), 5) Cara umum abstrak dan mewakili data menggunakan tabel
11
dan grafik, 6) Kontrol strategi variabel dan perannyan dalam desain
eksperimen atau penggunaan uji coba terkontrol secara acak untuk
menghindari temuan yang membingungkan dan mengidentifikasi
kemungkinan penyebab mekanisme kausal, 7) Sifat desain yang tepat untuk
pertanyaan ilmiah (misalnya eksperimen, mencari pola).
c. Konten epistemik
Konten epistemik adalah pengetahuan tentang konstruksi dan
mendefinisikan peran penting dalam proses membangun pengetahuan sains
dan perannya adalah membenarkan pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan misalnya hipotesis, teori, dan pengamatan. Adapun, perannya
memberikan kontribusi bagaimana kita tahu apa yang kita ketahui (Duschl,
2007). Dengan demikian, pengetahuan epistemik menyediakan alasan untuk
prosedur dan praktek dimana para ilmuan terlibat pengetahuan tentang
struktur dan peran sebagai penyelidikan ilmiah, dan sebagai dasar atas
keyakinan dalam klaim bahwa ini ilmu tentang membuat dunia alami. Berikut
ini merupakan penjelasan dari pengetahuan epistemik menurut OECD (2016)
yaitu sebagai berikut:
1) Konstruksi dan fitur mendefinisikan ilmu pengetahuan, berupa
penjelasan terbaik (abduktif), analogis, dan berbasis model
2) Peran konstruksi dan fitur dalam membenarkan pengetahuan yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan berupa : a) Bagaimana klaim ilmiah
didukung oleh data dan penalaran dalam sains, b) Fungsi berbagai bentuk
empiris dalam membangun pengetahuan, (tujuannya untuk menguji
hipotesis penjelasan atau mengidentifikasi pola) dan desain mereka
(observasi, eksperimen terkontrol, studi korelasional), c) Bagaimana
kesalahan pengukuran mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam
pengetahuan ilmiah, d) Penggunaan danperan fisik, sistem dan model, e)
Peran kolaborasi dan kritik, bagaimana peer review membantu
membangun keyakinan akan klaim ilmiah, f) Peran pengetahuan ilmiah,
bersama dengan bentuk-bentuk pengetahuan, mengidentifikasi dan
menangani isu-isu sosial dan teknologi.
12
Berdasarkan itu maka, siswa diharapkan mampu memiliki kemampuan
literasi pada dimensi konten. Hal tersebut diwujudkan misalnya dengan siswa
dapat menganalisis fenomena alam yang berhubungan dengan konsep larutan
penyangga pada ekosistem air laut yang stabil dan tidak stabil (terganggu).
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? (semisal banyaknya gas CO2 yang
terlarut dengan air laut tersebut), apa dampaknya? (pH air laut menjadi
berubah) dan bagaimana cara mengatasinya? (dengan tindakan manusia seperti
mengurangi penggunaan daya listrik yang tidak penting dapat mengurangi
jumlah penyiapan sumber bahan bakar yang disiapkan dengan pembakaran
batu bara sehingga kadar CO2 di atmosfer tidak meningkat).
2. Konteks
Dimensi konteks merupakan kemampuan dalam menjelaskan fenomena
kehidupan, membuat keputusan, menggunakan dan mengamalkan pemahaman
kimianya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, serta berpartisipasi aktif
dalam menanggapi isu-isu kimia (Ahtineva, 2005: 25-33). Konteks sains dalam
penilaian literasi sains memiliki keterlibatan antara peserta didik dengan
berbagai situasi yang disajikan dalam bentuk isu-isu yang berkaitan dengan
sains dan teknologi (Zainab, 2017: 116). Dimensi konteks literasi sains
menurut PISA mencakup berbagai bidang diantaranya: 1) Bidang aplikasi sains
meliputi penerapan sains dalam setting personal, sosial dan global seperti
bidang: kesehatan, sumber daya alam, mutu lingkungan, bahaya,
perkembangan mutakhir sains dan teknologi, 2) Bidang penilaian dimana butir-
butir soal pada penilaian pembelajaran sains, menurut PISA berfokus pada
situasi yang terkait pada diri individu, keluarga dan kelompok individu
(personal), terkait pada komunitas (sosial), serta terkait pada kehidupan lintas
negara (global) (Suciati, dkk., 2013: 43).
Seseorang yang berliterasi kimia harus dapat: 1) Mengakui pentingnya
pengetahuan kimia dalam menjelaskan fenomena/situasi dalam kehidupan
sehari-hari, 2) Menggunakan pemahamannya tentang kimia dalam
kehidupannya sehari-hari, sebagai konsumen produk dan teknologi baru, dalam
pengambilan keputusan, dan dalam keikutsertaannya dalam perdebatan sosial
13
tentang isu-isu terkait kimia, 3) Memahami hubungan antara inovasi kimia
dengan proses sosial.
Adapun gambaran detail dari konteks literasi sains disajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 2. 1 Konteks Penilaian PISA (OECD, 2016)
Aspek Personal (diri, Lokal/nasional Global
konteks keluarga (masyarakat) (kehidupan di
dankelompok seluruh dunia)
sebaya)
Kesehatan dan Pemeliharaan Pengendalian Epidemi,
penyakit kesehatan, penyakit,penularan penyebaran
kecelakaan, gizi sosial, pilihan penyakit menular
makanan, kesehatan
masyarakat
Sumber daya Konsumsi pribadi Pemeliharaan Sumber
alam bahan dan energi populasi manusia, terbarukan dan
kualitas hidup, non-energi
keamanan, produksi terbarukan, system
dan distribusi alam,
makanan, pasokan pertumbuhan
energi penduduk,
pemanfaatan
berkelanjutan dari
spesies
Kualitas Prilaku ramah Distribusi penduduk, Keanekaragaman
lingkungan lingkungan, pembuangan limbah, hayati,
penggunaan dan dampak lingkungan keberlanjutan
pembuangan bahan ekologis,
pengendalian
pencemaran,
produksi dan
hilangnya
tanah/biomassa
Bahaya Penilaian resiko dari Perubahan cepat Perubahan iklim,
pilihan gaya hidup (gempa bumi, cuaca dampak
buruk), perubahan komunikasi
lambat dan progresif modern
(erosi pantai,
sedimentasi),
penilaian resiko
Pembatas ilmu Ketertarikan dalam Bahan baru, Kepunahan
pengetahuan penjelasan sains dari perangkat dan spesies, eksplorasi
dan teknologi fenomena alam, proses, modifikasi ruang, asal dan
scincebased hobi, genetik, teknologi struktur alam
teknologi pribadi, kesehatan dan semesta.
musik dan kegiatan transportasi.
olahraga.
14
Berdasarkan itu maka, siswa diharapkan mampu memiliki kemampuan
literasi pada dimensi konteks. Hal tersebut diwujudkan misalnya dengan siswa
dapat memprediksi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pH air laut,
siswa dapat menganalisis kemampuan saliva dalam mempertahankan pH
mulut.
3. Proses
Proses dalam sains mengandung arti cara atau aktivitas ilmiah untuk
mendeskripsikan fenomena alam hingga diperoleh produk sains berupa fakta,
teori, prinsip, atau hukum (Suciati, dkk., 2013: 41). Dimensi proses tidak hanya
melibatkan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses
penemuan, yaitu proses mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis
(Retno, dkk., 2017: 113).
Dimensi proses mencakup tiga fokus penilaian dalam literasi sains, yakni
meliputi kegiatan: 1) mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, 2) menjelaskan
fenomena secara ilmiah, dan 3) menggunakan bukti ilmiah. Proses kognitif
yang terlibat dalam proses sains antara lain penalaran induktif/deduktif,
berpikir kritis dan terpadu, pengubahan representasi, mengkonstruksi
eksplanasi berdasarkan data, berpikir dengan menggunakan model dan
menggunakan matematika (Shwartz, et al., 2006: 207).
Proses ilmiah yang diukur dalam dimensi proses literasi sains meliputi: 1)
mengidentifikasi pertanyaan ilmiah berhubungan dengan pertanyaan ilmiah,
yaitu pertanyaan yang meminta jawaban berlandaskan bukti ilmiah dimana
didalamnya mencakup kemampuan individu dalam mengenali pertanyaan yang
memungkinkan untuk diselidiki secara ilmiah berdasarkan situasi yang
dikondisikan, kemampuan mencari informasi dan mengidentifikasi kata kunci
serta mengenali fitur penyelidikan ilmiah. Misalnya: hal-hal apa yang harus
dibandingkan, variabel apa yang harus diubah-ubah dan dikendalikan,
informasi tambahan apa yang diperlukan atau tindakan apa yang harus
dilakukan agar data relevan dapat dikumpulkan.
15
Selanjutnya, 2) menjelaskan fenomena secara ilmiah yaitu kemampuan
menjelaskan fenomena secara ilmiah mencakup kompetensi dalam
mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan,
mendeskripsikan fenomena, memprediksi perubahan, pengenalan dan
identifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang sesuai; 3) menggunakan
bukti ilmiah, yaitu kompetensi ini menuntut peserta didik memaknai temuan
ilmiah sebagai bukti untuk suatu kesimpulan. Selain itu juga menyatakan bukti
dan keputusan dengan kata-kata, diagram atau bentuk representasi lainnya.
Dengan kata lain, peserta didik harus mampu menggambarkan hubungan yang
jelas dan logis antara bukti dan kesimpulan atau keputusan (Shwartz, et al.,
2006: 207).
Berdasarkan itu maka, siswa diharapkan mampu memiliki kemampuan
literasi pada dimensi proses. Hal tersebut diwujudkan misalnya dengan siswa
dapat mengetahui langkah perhitungan pH pada berbagai fenomena kimia
dalam kehidupan sampai mengetahui hasilnya.
4. Sikap
Aspek sikap menunjukkan kemauan dan keyakinan untuk terlibat dalam
penyelidikan, debat, dan pembelajaran lebih lanjut (Harlen, 2004: 64).
Penilaiannya tidak hanya menanyakan mengenai apa yang peserta didik
pikirkan tentang sains, tetapi juga menanyakan penilaian mereka mengenai
bagian dari sains, tentang sikap mereka mengenai permasalahan yang diujikan
kepada mereka (Bybee, et al., 2009: 869). Sikap sains memainkan peranan
penting dalam literasi kimia. Hal ini mendasari ketertarikan individu terhadap
sains dan teknologi.
Pentingnya tujuan dari pendidikan sains untuk peserta didik adalah untuk
mengembangkan ketertarikan dan sikap mendukung untuk inkuiri ilmiah
sebagai pelajaran dan sesudah itu mengaplikasikan pengetahuan sains dan
teknologi untuk kepentingan individu, sosial dan global. Seseorang yang
berliterasi sains tertentu memiliki sikap, keyakinan dan orientasi motivasi yang
mempengaruhi tindakan seseorang (Bybee, et al., 2009: 869). Dimensi sikap
16
menunjukkan kemauan dan keyakinan untuk terlibat dalam penyelidikan,
debat, dan pembelajaran lebih lanjut (Harlen, 2004: 64).
Literasi sains siswa dibagi dalam beberapa tingkat literasi menurut Bybee
dan BSCS (dalam Shwartz et al., 2006: 205) yaitu: (1) Nominal Literacy,
kemampuan mengenali konsep-konsep kimia; (2) Functional literacy,
kemampuan menetukan beberapa konsep inti dari pembelajaran kimia; (3)
Conceptual literacy, kemampuan memhamai konsep kimia sehingga dapat
memahami fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari; (4) Multi-
dimentional literacy, kemampuan memahami konsep untuk membaca atau
menganalisa artikel kimia dan informasi yang terdapat dalam tulisan-tulisan
kimia serta mampu menghubungkan pemahaman konsep dan penyelidikan
ilmiah dalam suatu proses pengambilan keputusan yang dipandang dari sudut
sosial.
Adapun aspek-aspek dalam membangun literasi sains (Toharudin, dkk.,
2011: 205), perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam pengembangan
bahan ajar yaitu: 1) Bahan ajar yang disusun sebaiknya mempunyai landasan,
prinsip atau sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasinya.
Pembelajaran sains, pemahaman seorang penulis bahan ajar mengenai hakikat
sains, dan literasi sains akan sangat menentukan kualitas bahan ajar yang
disusunnya, 2) Penyusunan bahan ajar sebaiknya memiliki tujuan yang jelas,
apakah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan kognitif, afektif,
ataukah psikomotor. Bahan ajar yang disusun bertujuan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan kompetensi inti
dan kompetensi dasar serta indikator yang dirumuskan.
Kemudian, 3) Konsep-konsep yang diuraikan dalam bahan ajar hendaknya
jelas. Penjelasan mengenai suatu konsep hendaknya disesuaikan dengan tahap
perkembangan siswa. Oleh karena itu penulis bahan ajar sebaiknya mampu
menyederhanakan suatu konsep ke dalam pemahaman anak, 4) Sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, kurikulum adalah acuan utama dalam pengembangan
bahan ajar. Kurikulum disebutkan tujuan pembelajaran dalam bentuk
kompetensi-kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah
17
mengalami proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar merupakan
hasil analisis dan uraian lebih lanjut dari kompetensi dan merupakan kumpulan
pengetahuan yang perlu diketahui siswa untuk dapat memperoleh kompetensi
yang ditetapkan.
Selanjutnya, 5) Bahan ajar yang disusun sebaiknya dapat menarik minat
siswa yang membacanya. Ketertarikan siswa terhadap bahan ajar merupakan
sebuah kekuatan yang dapat membantu tercapainya tujuan yang diharapkan, 6)
Selain menarik, bahan ajar sebaiknya dapat menumbuhkan motivasi,
menstimulasi aktivitas dan kemampuan berpikir siswa. Selain itu dapat
meningkatkan rasa keingintahuan siswa sehingga terdorong untuk
mempelajarainya dan menstimulusnya untuk melakukan aktifitas pembelajaran
sesuai dengan apa yang diharapkan dalam tujuan dan indikator pembelajaran,
7) Ilustrasi adalah penggambaran terhadap sesuatu. Ilustrasi berfungsi untuk
lebih memperjelas konsep dan dapat disajikan dalam bentuk deskripsi dan
grafis. Fungsi pokok ilustrasi ialah menyederhanakan, meringkas,
memperjelas, menarik/memusatkan perhatian, menghindari kejenuhan, dan
menghias ruang kosong.
Selanjutnya, 8) Penggunaan bahasa dalam bahan ajar hendaknya
memperhatikan beberapa aspek untuk dapat membantunya memahami uraian
materi, yaitu: sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, menggunakan kalimat efektif dan terhindar dari makna
ganda, penggunaan bahasa yang komunikatif, logis, dan sistematis, 9) Materi
yang disusun dalam bahan ajar hendaknya mutakhir atau kontekstual serta
menunjang penguasaan kemampuan literasi sains siswa, maksudnya adalah
bahwa bahan ajar tersebut memiliki kesesuaian dengan kehidupan anak sehari-
hari dan dapat membekalinya dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan nyata yang dihadapinya.
Selanjutnya, 10) Sebuah bahan ajar yang baik tidaklah membesar-besarkan
perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat,
ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima
18
sebagaimana adanya, 11) Bahan ajar yang disusun hendaknya dapat menyentuh
berbagai aspek kehidupan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat,
lingkungan sekitar berangsur-angsur meluas ke regional, nasional dan
internasional. Bahan ajar juga hendaknya menunjang pemahaman bagi mata
pelajaran lainnya, bersifat membangun keteladanan atau contoh yang pantas
ditiru, serta dapat menumbuhkan perbendaharaan kata siswa. Menumbuhkan
keberanian antara lain menampilkan diri melalui ekspresi buah pikiran,
menanggapi, adu argumentasi. Bersifat kultural-edukatif dan memantapkan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Chiappetta, dkk (dalam Wahyu, 2014: 3) menyebutkan beberapa kategori
untuk menganalisis aspek literasi kimia sebagai berikut: 1) Sains sebagai
batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge), yaitu kategori yang
dianalisis terdiri dari menyajikan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
dan hukum-hukum. Selain itu menyajikan untuk mengingat pengetahuan atau
informasi, 2) Sains sebagai cara untuk menyelidiki (way of investigating).
Kategori ini memuat suatu penyajian dengan salah satu bagian dimana siswa
untuk menjawab pertanyaan melalui penggunaan materi. Siswa diharuskan
untuk menjawab pertanyaan melalui grafik-grafik, tabel-tabel, dan lain-lain.
Siswa diharuskan untuk membuat kalkulasi. Siswa diharuskan untuk
menerangkan jawaban dan melibatkan siswa dalam eksperimen atau aktivitas
berfikir.
Kemudian, 3) Sains sebagai cara berfikir (way of thinking). Sains
merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses berpikir yang
terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat didalamnya. Pekerjaan para
ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan keingintahuan manusia
dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam. Masing-masing ilmuwan
memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di alam. Ilmuwan
digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi, dan
pemikiran dalam penyelidikan mereka untuk memahami dan menjelaskan
fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka termanifestasi dalam aktivitas
19
kreatif dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang fenomena
alam dikonstruksi di dalam pikiran.
Berdasarkan itu maka, siswa diharapkan mampu memiliki kemampuan
literasi pada dimensi sikap. Hal tersebut diwujudkan misalnya dengan siswa
dapat menunjukkan sikap peduli untuk menjaga kestabilan ekosistem alam.
20
inkuiri ilmiah. Menurut Shwartz, Dori and Treagust (2013) Conceptual scientific
literacy memerlukan kegiatan mengintegrasikan dan mengatur informasi bukan
hanya menghafal pengetahuan, 5) Multi-dimensional scientific literacy:
memerlukan pemahaman konsep-konsep sains dan teknologi dari sudut pandang
filosofis dan historis dan menghubungkannya dengan masyarakat dan kehidupan
sehari-hari. Mereka membuat hubungan dalam disiplin ilmu itu sendiri dan
hubungan antara sains, teknologi dan isu-isu menantang yang lebih luas yang ada
dalam masyarakat atau disebut juga sebagai level “true” scientific literacy.
Cara lain untuk menilai literasi kimia adalah menggunakan kerangka literasi
sains PISA, misalnya kerangka PISA terbaru 2015. Aspek literasi sains/kimia
dalam asesmen PISA 2015 dideskripsikan dalam Tabel 2.2 dan dipetakan dengan
aspek literasi sains menurut Graber (2001):
21
Tabel 2.2 Aspek Literasi Sains/Kimia dalam Asesmen PISA 2015 (lanjutan)
22
1. Pengertian dan Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga atau buffer adalah suatu campuran homogen yang terdiri
dari asam lemah dan basa konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya
(Gilbert, et al., 2018:791). Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika
terjadi penambahan sedikit asam atau basa (Chang, 2005: 132). Secara umum,
larutan penyangga dapat digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari: 1)
asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-) yang menghasilkan larutan
bersifat asam. 2) basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+) campuran ini
menghasilkan larutan bersifat basa. Sehingga dapat mengikat baik ion H+
maupun ion OH- dan pada penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak
mengubah pH-nya secara signifikan (Farida, 2017).
Contoh asam-basa konjugat berdasarkan teori Bronsted-Lowry:
CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq) (2.1)
Asam basa konjugat
Basa konjugat seperti pada persamaan di atas juga dapat dihasilkan dari
hidrolisis garam asam lemah, contohnya :
CH3COONa(s) → CH3COO-(aq) + Na+(aq) (2.2)
*spesi yang diwarnai biru adalah basa konjugatnya
Komponen penting dalam larutan penyangga adalah asam lemah dan basa
konjugatnya atau basa lemah dan asam konjugatnya. Pengetahuan mengenai
asam dan basa konjugat dapat kita ketahui dari teori asam basa menurut
Bronsted-Lowry.
2. Jenis Larutan Penyangga
Berdasarkan komponen penyusunnya, larutan penyangga terbagi menjadi
dua jenis, yakni larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan
penyangga asam terdiri dari asam lemah dan basa konjugatnya. Sedangkan
larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah dan asam konjugatnya. Asam
atau basa konjugat yang ada pada larutan penyangga biasanya berasal dari
garam-garam asam atau basa lemah. Contoh larutan penyangga asam misalnya
larutan yang terdiri dari campuran CH3COOH dan CH3COOK, sedangkan
contoh untuk larutan penyangga adalah campuran dari amoniak (NH3) dengan
23
NH4Cl (Chang, 2005:133). Bila larutan penyangga ditambahkan sedikit asam
kuat atau basa kuat (ion H3O+ dan OH-), pH larutan cenderung tidak mengalami
perubahan, hingga kapasitas penyangga tertentu. Pengaruh penambahan ion
H3O+ dan OH- digambarkan dalam diagram representasi submikroskopik dan
simbolik:
24
ditambah
(2.3)
- +
CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇄ CH3COO (aq) + H3O (l)
Dengan hal yang sama, jika asam asetat dilarutkan ke dalam larutan natrium
asetat, ion asetat dan ion H3O+ dari disosiasi asam asetat masuk ke dalam
larutan. Ion asetat (dari garam) yang ada dalam larutan akan menekan disosiasi
asam asetat sehingga menurunkan [H3O+]. Jadi, adanya ion senama (dalam hal
ini CH3COO-) menurunkan disosiasi asam. Berikut gambar diagram yang
menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kesetimbangan diosiasi asam
asetat:
Prinsip yang sama juga terjadi pada sistem kesetimbangan basa lemah BOH
akibat penambahan ion senama B+ (asam konjugat). Campuran antara basa
25
lemah BOH- dengan asam konjugat B+ dari garamnya membentuk larutan
penyangga basa.
BOH(aq) → B+(aq) + OH-(aq) (2.4)
Sistem [OH-] << [B+] ini, terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kiri
akibat penambahan ion senama B+ dari garam.
4. Pembuatan Larutan Penyangga dengan pH Spesifik
Pembuatan larutan penyangga dengan pH spesifik dapat dilakukan dengan
mencampurkan suatu asam lemah atau basa lemah dengan Ka yang harga -
lognya atau pKa nya mendekati pH yang diinginkan. Misalnya untuk membuat
larutan penyangga asam dengan pH = 5 bisa dibuat dengan mencampurkan
asam asetat dan garam Na-asetat (dengan jumlah mol yang sama). Rumusan ini
didapatkan dari persamaan Henderson-Hasselbalch (Chang, 2004: 134).
Berikut nilai beberapa Ka dan pKb untuk beberapa asam dan basa yang
dapat membantu untuk membuat larutan penyangga dengan pH spesifik.
Tabel 2. 5 Daftar Nilai pKb Beberapa Basa Lemah (Mc. Murry dan Fay,
2012)
No Nama basa Rumus pKb
1 Ammonia NH3 4,75
2 Kalium hidroksida Ca(OH)2 2,43
3 Litium hidroksida LiOH2 -0,36
4 Metilamina CH3NH2 3,36
5 Kalium hidroksida KOH 0,5
Tabel 2. 6 Daftar Nilai Ka Beberapa Asam Lemah (Mc. Murry dan Fay,
2012)
No Nama basa Rumus Ka
1 Asam asetat CH3COOH 1,8 X 10-5
2 Asam benzoate C6H5CO2H 6,4 X 10-5
3 Asam sianida HCN 6,2 X 10-10
4 Asam florida HF 7,2 X 10-4
5 Asam nitrit HNO2 4 X 10-4
26
memahami apa yang terjadi pada asam lemah dan basa konjugatnya atau basa
lemah dan asam konjugatnya ketika ke dalam sistem tersebut ditambah dengan
asam kuat atau basa kuat.
Sistem penyangga berperan mempertahankan pH larutan melalui penetralan
asam atau basa yang ditambahkan. Penetralan larutan penyangga asam ini
terjadi pada pasangan asam lemah dengan basa konjugatnya. Pemahaman
mengenai hal ini, perlu mengingat kembali sistem kesetimbangan yang terjadi
pada penyangga asam dan penyangga basa (Mc. Murry, 2012: 673).
a. Larutan penyangga asam
Cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya
sebagai berikut: 1) Penambahan asam, penambahan asam (H+) akan
menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH. Contoh :
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq) (2.5)
3) Penambahan basa, jika yang ditambahkana dalah suatu basa, maka ion
OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini
akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi
ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH) bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air. Contoh:
CH3COO- (aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l) (2.6)
b. Larutan penyangga basa
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang
mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Prosesnya
sebagai berikut: 1) Penambahan asam, jika ditambahkan suatu asam, maka
ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu, penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan
27
bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+. Berikut ini gambar reaksi
larutan penyangga basa saat penambahan asam kuat:
28
Berdasarkan gambar 2.4, penambahan sedikit basa kuat akan menambah
konsentrasi OH- dalam larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+,
membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4OH. Hal
ini membuat jumlah OH dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (2.4 c) nilai
pH tetap. Reaksinya sebagai berikut:
NH4+(aq) + OH-(aq) → NH3(aq)+ H2O(l) (2.8)
6. Penentuan pH Larutan Penyangga (buffer)
a. pH penyangga asam
Kesetimbangan antara asam lemah (HA) dengan basa konjugat (A-)
terjadi melalui persamaan reaksi berikut:
HA(aq) ⇄ A-(aq) + H+(aq) (2.9)
Sistem kesetimbangan inilah yang berpengaruh terhadap pH larutan.
Oleh karena itu, jika larutan asam lemah HA dicampur dengan larutan
garam MAn (mengandung basa konjugat A-), dalam campuran akan terjadi
ionisasi sebagian dari HA dan penguraian sempurna MAn menjadi ion-
ionnya sebagai berikut:
Asam lemah : HA(aq) ⇄ A-(aq) + H+(aq) (2.9)
Garam MAn(aq) ⇄ M2+(aq) + nA-(aq) (2.10)
Sistem ini hanya sedikit HA yang terurai menjadi H+ dan A+. Adanya
tambahan A- dari garam MAn yang terurai sempurna, maka[H+] << [A-]. Hal
ini juga dikarenakan pengaruh ion senama (A-) dari garam MAn yang
menyebabkan terjadinya pergeseran kesetimbangan kea rah kiri, sehingga
asam lemah HA makin sulit terurai. Kalua begitu, bagaimana [H+] dalam
larutan penyangga asam dibandingkan dengan [H+] dalam larutan asam
lemah yang sama, lebih besar atau lebih kecil? bagaimana dengan [A-]
dalam larutan penyangga asam, apakah sama dengan [A-] dalam larutan
asam lemah [HA]?. Dikarenakan basa konjugat A- berasal dari asam lemah
HA dan garamnya, maka:
[A-]penyangga = [A-]HA + [A-]garam (2.11)
Sistem penyangga asam, [A-]garam >> [A-]HA. Oleh karena itu,
29
[A-]penyangga ~ [A-]garam (2.12)
-
Asam lemah HA dan basa konjugat A merupakan komponen yang
jumlahnya lebih dominan. Sistem ini terjadi kesetimbangan sebagai berikut:
(2.9)
HA(aq) ⇄ A-(aq) + H+(aq)
Konsentrasi konsentrasi tinggi
tinggi (dari garam)
atau
HA(aq) + H2O(l) ⇄ A-(aq) + H3O+(aq)
Konsentrasi tinggi konsentrasi tinggi (dari garam) (2.13)
b. pH penyangga basa
Penyangga basa yang mengandung basa lemah BOH dan asam konjugat
B+, maka (analog dengan sistem penyangga asam) dalam sistem
kesetimbangan diperoleh persamaan berikut:
BOH(aq) ⇄ B+(aq) + OH-(aq) (2.4)
Basa lemah asam konjugat (2.16)
𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ
[OH-] = Ka × [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
suhu kamar:
pH = 14 – pOH (2.17)
30
atau berdasarkan persamaan Henderson-hasselbalch (Chang, 2005:132;
Mc. Murry & Fay, 2006: 675):
𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ (2.18)
pH = pKa + log [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
Perhitungan pH larutan penyangga digambarkan dalam diagram berikut
ini:
8. Persamaan Henderson-Hasselbach
Persamaan Henderson-hasselbalch adalah persamaan yang digunakan untuk
menghitung pH larutan dimana konsentrasi asam dan basa konjugasi diketahui
31
(Gilbert, et al., 2018: 789). Persamaannya adalah sebagai berikut (Ahmad,
2001: 152):
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ][H+] (2.19)
Ka = [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
Persamaan 2.19 dapat diturunkan untuk menghitung konsentrasi ion H+ seperti
di bawah ini:
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ] (2.20)
[H+] = Ka × [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
Berdasarkan dua persamaan di atas, kita dapat menghitung pH dengan cara
mengalikan kedua sisi dalam persamaan dua di atas dengan - log, sehingga
diperoleh dalam bentuk logaritma sebagai berikut:
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ] [𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ] (2.21)
-log [H+] = -log (Ka × = -log Ka – log
[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ] [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
atau
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ] (2.22)
-log [H+] = -log Ka + log [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
Sehingga diperoleh persamaan Henderson-hasselbalch sebagai berikut :
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡 ] (2.23)
pH= pKa + log (Gilbert, et al., 2018: 789)
[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
atau lebih sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
pKa = - log Ka (2.24)
[𝑎𝑠𝑎𝑚] [𝑏𝑎𝑠𝑎] (2.25)
- log = log [𝑎𝑠𝑎𝑚]
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
pH= pKa + 2,00, kemudian log [basa]/[asam] = 2.00 dan [basa]/[asam] = 1,0
× 102 = 100/1. Oleh karena itu, menurut Persamaan Henderson-hasselbalch,
100 dari setiap 101 molekul glisin yang dipisahkan, sesuai dengan disosiasi 99:
32
[𝑏𝑎𝑠𝑎] (2.26)
log [𝑎𝑠𝑎𝑚] = pH – pKa = 2,00
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
= 1,0 x 102 = 100/1 , disosiasi 99 (2.27)
[𝑎𝑠𝑎𝑚]
33
9. Aplikasi Larutan Penyangga (Buffer) dalam Kehidupan Sehari-hari
Larutan penyangga mempertahankan perubahan harga pH karena dalam
larutan penyangga terkandung asam dan basa, sehingga pada saat terjadi
penambahan ion basa [OH-] pada larutan penyangga maka asam dalam larutan
penyangga akan menetralisir penambahan tersebut. Begitu juga apabila terjadi
penambahan ion asam [H3O+], basa dalam larutan penyangga akan menetralisir
penambahan asam tersebut, sehingga tidak harus menghabiskan satu sama lain
dalam reaksi penetralan.
Pemahaman mengenai bagaimana cara kerja larutan penyangga dapat
dimisalkan terdapat sebuah larutan mengandung asam lemah Hx dan garamnya
Mx, dimana M+ dapat berupa Na+, K+, maupun kation lainnya yang tidak
bereaksi dengan air. Kesetimbangan penguraian asam dalam larutan penyangga
menghasilkan asam dan basa konjugatnya:
HA(aq) → H+(aq) + A-(aq) (2.9)
Adapun aplikasi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari adalah
penyangga dalam air laut, penyangga dalam darah, saliva (kelenjar air ludah),
dan antasida (Tamilah, 2014).
a. Penyangga dalam Air Laut
Selama kita terus melakukan pembakaran fosil (batu bara) sebagai sumber
pembuatan bahan bakar, maka kadar CO2 di atmosfer akan semakin
meningkat. Seorang ilmuwan menemukan salah satu cara untuk mengurangi
jumlah CO2 di udara yakni dengan melarutkan CO2 di air laut. Gas CO2
akan masuk ke dalam laut bereaksi dengan air menghasilkan H2CO3.
Faktanya, cara tersebut ternyata memberikan dampak negatif pada lautan di
dunia. pH lautan turun menjadi 8,05 sampai 8,1. pH normal air laut adalah 8,2
sejak adanya revolusi industri. Berikut reaksinya:
CO2(g) + H2O(l) ⇄ H2CO3(aq) (2.33)
Asam karbonat (H2CO3) terdisosiasi menjadi HCO3- dan H+ seperti pada
reaksi berikut:
H2CO3(aq) ⇄ HCO3- (aq) + H+ (aq) (2.34)
34
Ion bikarbonat (HCO3-) akan terdisosiasi menjadi ion karbonat (CO32-)
seperti reaksi berikut:
HCO3-(aq) ⇄ CO32-(aq) + H+(aq) (2.35)
b. Penyangga dalam darah
Reaksi kimia yang sangat sensitif dan berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari adalah pH. Banyak enzim yang dikatalis dalam reaksi biologi,
salah satunya penyangga (buffer) yang terdapat dalam tubuh manusia,
bergerak di dalam sel dan dalam cairan yang diangkut sel yakni darah, cairan
yang menyangkut oksigen ke semua bagian dalam tubuh.
35
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) (2.36)
atau
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2O(l)+CO2(g) (2.37)
(Brown, 2012: 707-709)
Ketika suatu senyawa asam masuk ke dalam darah, maka ion H+ dari asam
tersebut akan segera bereaksi dengan ion karbonat, HCO3- dalam darah dan
menghasilkan asam karbonat, H2CO3. Reaksi kesetimbangannya sebagai
berikut:
H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3- (aq) (2.34)
Darah banyak mengandung asam karbonat (H2CO3) yang terlarut, maka
pH darah menjadi rendah, sehingga asam karbonat (H2CO3) akan segera
terurai menjadi air dan gas CO2. Gas CO2 kemudian dibuang ke paru-paru.
Akibatnya pH darah relatif tetap. Hal tersebut cara penyangga karbonat dalam
menjaga pH darah dari kenaikan keasaman darah, akan tetapi jika suatu basa
dimasukkan ke dalam darah, gas CO2 akan disuplai dari paru-paru untuk
membentuk senyawa H2CO3 yang telah berkurang saat mengikat ion basa.
Sehingga pH darahtetap terjaga.
c. Saliva
Saliva atau yang biasa disebut juga sebagai kelenjar ludah atau kelenjar air
liur mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan. Selain itu, saliva
memegang peranan juga dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan
penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah
melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer,
sehingga makanan yang terlalu asam misalnya, bisa dinetralkan kembali
keasamannya. Saliva memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH dalam
mulut, sehingga harus selalu memiliki pH sekitar 6,4 sampai 6,8 agar
keasaman dalam mulut tetap konstan. Saliva mempertahankan keasaman
mulut dengan cara menentralkan asam yang berasal dari fermentasi sisa-sisa
makanan.
36
Pentingnya mempertahankan pH pada saliva dibuktikan melalui penelitian
pH lesi karies dengan plak gigi. Menurunnya pH saliva dapat terjadi pada
orang yang suka merokok, karena dalam rokok terkandung pemanis buatan
yang dapat menurunkan pH sampai 5, penurunan pH yang berulang dalam
waktu yang lama akan mengakibatkan adanya resiko karies gigi yang tinggi.
Begitu juga dengan meningkatnya pH saliva akan mengakibatkan
pembentukkan karang gigi.
37
membentuk natrium bikarbonat dan air, sehingga pH saliva dapat
dipertahankan.
Fosfat memiliki cara kerja yang hampir sama dengan sistem buffer
bikarbonat, hanya buffer ini terdiri dari H2PO4- dan HPO42-. Sedangkan
protein merupakan komponen yang paling sedikit perannya sebagai buffer.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga pH saliva adalah dengan
menghindari makanan dan minuman yang mengandung zat-zat aditif, seperti
zat pewarna, zat perasa, zat pengawet dan menjaga kebersihan gigi setiap hari
dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari dan rutin memeriksakan kesehatan
mulut pada ahlinya. Keasaman yang berlebihan secara terus menerus pada
saliva dapat menyebabkan sistem buffer tidak dapat menyangga kadar
keasamannya yang pada akhirnya membuat kesehatan mulut dan sekitarnya
menjadi terganggu.
d. Antasida
Kelenjar pada lambung setiap hari memproduksi sekitar dua sampai tiga
liter cairan lambung yang bersifat asam. Cairan lambung ini mengandung
asam klorida atau HCl dengan pH sekitar 1,5 sampai 3. Apabila kadar asam
ini berlebih, maka hal ini dapat menyebabkan lambung bersifat asam.
Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebabkan maag, dengan
disertai gerjala mual, perih, dan kembung. Menurunkan tingkat keasaman
tersebut dapat menggunakan obat maag yang dikenal dengan antasida.
38
Antasida umumnya merupakan senyawa yang bersifat asam, sehingga
dapat menetralkan kelebihan asam yang terdapat didalam cairan lambung.
Beberapa senyawa yang biasa digunakan dalam antasida diantaranya: natrium
bikarbonat (NaHCO3), magnesium hidroksida (Mg(OH)2), dan aluminium
hidroksida (Al(OH)3). Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi
“terlalu” asam dengan bereaksi bersama HCl yang terdapat dalam lambung
yang akan menghasilkan garam, air, dan kadang menghasilkan gas CO2. Gas
CO2 yang dihasilkan dapat menyebabkan tekanan gas di dalam lambung
meningkat, sehingga dikeluarkan dengan sendawa.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
40
Gambar 3. 1 Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2015)
Adapun prosedur penelitian yang digunakan yaitu melalui beberapa tahapan
berikut:
a) Tahap persiapan
Tahap persiapan ini mencakup, analisis konsep larutan penyangga, analisis
jurnal penelitian yang relevan dengan yang akan peneliti lakukan, analisis
indikator literasi kimia, dan analisis lembar asesmen.
b) Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan setelah persiapan penelitian terpenuhi. Setelah
kegiatan menganalisis, terbentuklah suatu permasalahan, dimana permasalahan
tersebut dirumuskan berdasarkan judul, tujuan, dan manfaat menyelesaikan
permasalahan tersebut. Kemudian pada tahap ini dilaksanakan validasi
instrumen kembali kepada dosen ahli pada kimia dan pembelajaran disesuaikan
dengan penelitian yang diterapkan. Barulah setelah itu dilaksanakan penelitian
terhadap siswa SMA/MA Se-Bandung Timur terkait profil literasi kimianya
pada materi larutan penyangga.
c) Tahap penyelesaian
Tahap ini data hasil penelitian akan dikumpulkan yang selanjutnya akan
diolah oleh peneliti untuk dianalisis guna mengetahui profil literasi kimia siswa
SMA/MA Bandung Timur pada konsep larutan penyangga. Berikut disajikan
prosedur penelitian pada gambar 3.2.
41
Analisis konsep Analisis jurnal Analisis literasi Analisis asesmen
larutan penyangga penelitian yang relevan kimia
Tahap persiapan
------------------------------------------------------------------------------------
Analisis permasalahan
Validasi instrumen
Perbaikan instrumen
Tahap pelaksanaan
------------------------------------------- -----------------------------------------
Pengolahan data
------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian
42
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa kisi-kisi soal uraian, dan rubrik penilaian.
Berikut penjelasannnya:
a) Kisi-kisi soal uraian
Kisi-kisi soal uraian digunakan saat menganalisis hasil penelitian, karena
kunci jawaban terdapat dalam kisi-kisi soal. Selain itu dengan adanya kisi-kisi
soal dapat membantu mengetahui indikator mana yang telah dipahami siswa.
b) Rubrik penilaian
Rubrik penilaian digunakan saat menganalisis hasil tes siswa, karena rubrik
penilaian merupakan pedoman penskoran yang dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan penskoran berapa besar kecilnya hasil tes siswa.
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari instrumen berupa hasil
validasi, jawaban siswa terhadap lembar tes soal uraian yang akan digunakan saat
pelaksanaan penelitian, dan angket. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a) Hasil validasi
Berdasarkan hasil validasi kepada tiga dosen ahli dalam bidang kimia dan
pembelajaran UIN Sunan Gunung Djati Bandung, instrumen yang digunakan
diperbaiki dalam beberapa hal yaitu, dengan penggunaan setiap wacana yang
disisipkan disetiap butir soal, wacana larutan penyangga diperbanyak dengan
penambahan wacana pada ekosistem air laut, reaksi kimia diperbaiki sesuai
kaidahnya dan beberapa istilah yang digunakan dalam wacana harus diperjelas.
b) Hasil uji coba soal
Hasil uji coba soal dilaksanakan pada 25 mahasiswa pendidikan kimia yang
tentunya telah mempelajari materi larutan penyangga dan sedikit banyak
mengetahui kriteria atau tipe soal literasi kimia. Uji coba soal ini dilaksanakan di
kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung selama dua hari.
c) Lembar tes uraian
Soal tes uraian terdiri dari 15 butir yang mencakup aspek literasi sains yaitu
konten, konteks, proses, dan sikap. Dari 15 butir soal ini terbagi kedalam
beberapa wacana yang dapat menggali seberapa dalam pemahaman konsep
43
siswa terhadap aplikasi dari pembelajaran larutan penyangga yaitu wacana
penyangga dalam darah, saliva atau kelenjar air ludah, pH air laut, dan antasida.
d) Angket
Angket yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah angket jenis
tertutup, yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan kolom
jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dirasa paling
sesuai dengan kenyataan yang dipertanyakan pada setiap butir soal
menggunakan skala pengukuran rating scale dengan bentuk checklist. Angket
diberikan kepada siswa guna memperoleh data tambahan terkait kemampuan
atau profil literasi kimia siswanya pada materi larutan penyangga.
Sumber data yang di peroleh peneliti ada dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer di peroleh yaitu dari siswa SMA/MA Se-Bandung Timur
yang telah mempelajari materi larutan penyangga berupa jawaban-jawaban
terhadap soal tes uraian yang diberikan oleh peneliti, guru kimia sekolah, dan
validator instrumen peneliti. Kemudian sumber data sekunder peneliti peroleh
dari berbagai sumber seperti berita, buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
peneliti, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
dijalankan peneliti sekarang (Arikunto, 2013: 172).
C. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan pengumpulan data melalui: 1)
Studi kepustakaan melalui buku teks kimia dan pembelajaran, buku teks metode
penelitian, jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti, dan berbagai
jenis data lainnya dari internet, 2) Penyebaran soal tes uraian berbasis literasi
kimia pada materi larutan penyangga terhadap siswa yang menjadi sampel
penelitian, 3) Angket (kuisioner) yang diberikan kepada siswa setelah pengerjaan
soal tes uraian 4) Dokumentasi penelitian yang berupa data angket hasil validasi
ahli kimia dan pembelajaran, data hasil uji kelayakan pada responden, data hasil
jawaban siswa terhadap soal tes uraian, dan data angket siswa.
44
D. Teknik analisis data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif data hasil
pelaksanaan penelitian melalui pendekatan statistik. Berikut penjelasan mengenai
teknis analisis data:
1. Angket Validasi
Angket validasi dari dosen ahli kimia dan pembelajaran diolah dengan tahap
sebagai berikut:
a. Menjumlahkan poin dari angket hasil validasi yang diisi oleh validator
b. Merepresentasikan hasil angket validasi dengan rumus berikut :
𝑥
r = 𝑁. (2.40)
𝑛
Keterangan:
r = Nilai kelayakan
x = Jumlah bobot jawaban responden
n = Jumlah responden
N = Jumlah nilai angket terbesar
Berikut hasil validasinya:
Tabel 3. 1 Hasil Validasi Instrumen Tim Ahli
Tanggapan r r
No Aspek penilaian Hasil
V1 V2 V3 hitung kritis
Penggunaan kalimat pada
1 4 4 4 1,00 0,30 Valid
setiap soal
Kesesuain pertanyaan dengan
2 4 4 4 1,00 0,30 Valid
dimensi konten
Kesesuain pertanyaan dengan
3 4 4 4 1,00 0,30 Valid
dimensi konteks
Kesesuain pertanyaan dengan
4 4 4 4 1,00 0,30 Valid
dimensi proses
Kesesuain pertanyaan dengan
5 4 4 4 1,00 0,30 Valid
dimensi sikap
6 Wacana sesuai dengan materi 3 4 3 0,833 0,30 Valid
7 Wacana sebagai stimulus 4 4 3 0,917 0,30 Valid
8 Kebermanfaatan gambar 3 4 3 0,833 0,30 Valid
Pertanyaan menggali rasa
9 3 4 3 0,833 0,30 Valid
ingin tahu siswa
Kesesuaian soal dengan KI,
10 4 4 3 0,917 0,30 Valid
KD, dan materi
Berdasarkan tabel tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen
penelitian tersebut valid atau layak digunakan sebagai alat penelitian. Validnya
instrumen ini menghasilkan instrumen penelitian berupa soal-soal larutan
45
penyangga yang berliterasi kimia. Soal dilengkapi dengan wacana yang
membantu menstimulus siswa berpikir untuk memecahkan persoalan,
memahami aplikasi larutan penyangga pada berbagai aspek dalam kehidupan,
dan menyadari betapa pentingnya mempelajari larutan penyangga.
2. Hasil uji coba soal
Berdasarkan hasil uji coba soal pada 25 orang mahasiswa yang telah
mempelajari materi larutan penyangga, didapatkan hasil validitas, reliabilitas
dan tingkat kesukaran soal. Berikut penjelasannya:
a) Validitas soal
Uji validitas ini dilaksankan kepada 25 mahasiswa pendidikan kimia
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian peneliti
sesuai dengan fungsinya atau valid. Hasil validitas dianalisis menggunakan
Microsoft excel dan diketahui bahwa dari jumlah 15 butir soal, sebanyak 9
butir soal (nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, dan 15) dan 6 butir soal (nomor 1, 3,
4, 10, 12, dan 14) dinyatakan tidak valid. Ketidakvalidan ini diindikasikan
karena mahasiswa yang menjadi responden atau sampel pada uji coba soal
masih butuh waktu untuk mengingat kembali materi larutan penyangga
dikarenakan sudah lama tidak mengingatnya. Kemudian juga dapat
disebabkan karena tingkat atau dimensi kognitif soal tersebut yang rata-rata
C-3 dan C-4.
b) Reliabilitas soal
Uji reliabilitas ini bertujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
suatu instrumen dapat dipercaya. Mengacu kepada hasil uji validitas butir soal
valid dan tidak valid, hal tersebut sesuai dengan hasil analisis reliabilitasnya
yang menunjukkan nilai 0,674. Nilai tersebut menunjukkan interpretasi nilai
reliabilitas yang tergolong tinggi.
c) Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran menganalisis sejauh mana kesukaran dan
kemudahan dari setiap butir soal. Hasil analisis yang menunjukkan bahwa
semua soal dikategorikan sukar karena jenjang kognitif yang digunakan
dalam soal rata-rata C-3 dan C-4. Secara rata-rata soal ini sesuai dengan
46
kriteria soal literasi kimia dan dapat digunakan untuk penelitian untuk
mengetahui tingkat kemampuan literasi kimia siswa.
Hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dapat
dilihat pada lampiran.
3. Lembar soal uraian
Lembar soal dan jawaban siswa digunakan untuk menganalisis kemampuan
literasi kimia siswa pada materi larutan penyangga. Lembar uraian ini terlebih
dahulu lakukan uji validasi oleh tim dosen ahli. Hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 3.2, kemudian setelah siswa mengisi lembar uraian ini, jawaban siswa
diperiksa dan dilakukan penskoran mengacu pada rubrik penilaian kemudian
diolah melalui tahap-tahap berikut:
a. Menentukan skor maksimum untuk setiap butir soal pada lembar soal
b. Memberi skor pada setiap butir soal
c. Menjumlahkan skor yang diperoleh masing-masing siswa
d. Mengubah skor menjadi skala 100, dengan ketentuan sebagai berikut:
R
S = N × 100 (2.41)
Keterangan:
S = nilai yang dicari
R = jumlah skor yang diperoleh
N = skor maksimum dari tes yang dikerjakan
(Purwanto, 2012: 112)
e. Merata-ratakan nilai yang diperoleh berdasarkan kelompok, dengan
ketentuan sebagai berikut:
∑X
Xbar = (2.42)
N
Keterangan:
Xbar = nilai rata-rata
∑X = jumlah semua skor
N = jumlah siswa
f. Menginterpretasikan nilai yang diperoleh siswa dengan ketentuan pada tabel
berikut:
47
Tabel 3. 2 Interpretasi Nilai Siswa
Nilai Interpretasi
80-100 Sangat Baik
70-79 Baik
60-69 Cukup
50-59 Kurang
0-49 Sangat Kurang
(Syah, 2013: 153)
4. Angket Siswa
Angket berupa respon siswa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan literasi kimia siswa dihitung dengan menjumlahkan skor yang
diberikan siswa kemudian dirata-ratakan. Skor hasil perhitungan tersebut
dicocokkan dengan skala interpretasi, hasil tersebut berapa dan pada kategori
mana. Adapun skala interpretasi yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Interpretasi Skala Nilai Angket
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa dua data yang diperoleh dari sampel lima sekolah
dengan jumlah siswa 144 orang. Data dikelompokan menjadi data hasil tes soal
uraian literasi kimia untuk mendeskripsikan kemampuan literasi kimia siswa
SMA/MA se-Bandung Timur pada materi larutan penyangga, dan data hasil tes
angket untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
literasi kimia siswa pada materi larutan penyangga. Hal tersebut mengacu pada
rumusan masalah yang tertuang pada BAB I yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan literasi kimia siswa SMA/MA se-Bandung Timur
per dimensinya dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
49
Gambar 4. 1 Dokumentasi Sebelum Penelitian di SMA/MA
Siswa diberikan waktu 60 menit untuk mengisi 15 soal uraian berliterasi kimia
pada materi larutan penyangga dengan estimasi pengerjaan per butir soal adalah
empat menit. Kemudian lima sampai sepuluh menit setelah selesai pengerjaan
soal, siswa diberikan angket mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan literasi kimianya.
50
Gambar 4. 3 Dokumentasi Siswa Saat Mengisi Angket di SMA/MA
51
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Kemampuan Literasi Kimia Setiap Dimensi
Berdasarkan Indikator di SMA/MA A
No.Butir Dimensi Literasi
Nilai (25 Siswa) Rata-rata Keterangan
Soal/Indikator Kimia
1 77,33
2 81,33
Kurang
5 84,00
Konten 54,00
6 45,33
10 28,00
12 8,00
4 26,67
Sangat
9 Konteks 17,33 15,56
kurang
13 2,67
7 37,33
8 2,67
Sangat
11 Proses 0,00 11,20
kurang
14 0,00
15 16,00
3 Sikap 86,67 86,67 Sangat baik
52
mampu menunjukkan sikap peduli untuk menjaga kestabilan ekosistem air laut
dengan tepat.
53
kemampuan proses 28,75 kategori sangat kurang. Kemampuan pada dimensi
sikap, nilainya yaitu 48,96 dengan kategori sangat kurang.
54
memberikan jawabannya. Nilai rata-rata kemampuan proses 15,63 kategori
sangat kurang. Kemampuan pada dimensi sikap, nilainya yaitu 25,00 dengan
kategori sangat kurang.
55
pada dimensi sikap, nilainya mencapai 50,00 kategori kurang, siswa masih
kurang dalam menyikapi fenomena lingkungan.
56
kurang. Nilai rata-rata kemampuan proses 40,33 kategori sangat kurang.
Kemampuan pada dimensi sikap nilainya mencapai 58,00 kategori kurang, siswa
memiliki kemampuan sikap yang kurang dalam menyikapi fenomena
lingkungan.
b. Data Kemampuan Literasi Kimia Siswa Keseluruhan per indikator
Data diperoleh dari jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian yang dilihat
kemampuan literasi kimianya berdasarkan dimensi konten, konteks, proses, dan
sikapnya dalam menghadapi suatu persoalan yang disajikan. Berdasarkan
pemaparan data kemampuan literasi kimia siswa per indikator butir soal di atas,
berikut ini disajikan nilai kemampuan literasi kimia siswa pada materi larutan
penyangga secara keseluruhan pada tabel 4.6.
57
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Kemampuan Literasi Kimia Setiap Dimensi
Keseluruhan (lanjutan)
Dimensi Nilai Keterangan
No.Butir Rata-
Indikator Literasi (144
Soal rata
Kimia Siswa)
Siswa dapat memprediksi
faktor-faktor yang
4 54,40
menyebabkan penurunan
pH air laut
Siswa dapat menganalisis
kemampuan saliva dalam Sangat
9 Konteks 27,55 34,57
mempertahankan pH kurang
mulut
Siswa dapat
mendeskripsikan cara
13 21,76
kerja antasida dalam
lambung
Siswa dapat menghitung
7 rasio konsentrasi melalui 75,23
data yang diketahui
Siswa dapat menghitung
pH darah setelah terjadi
8 34,49
penambahan sejumlah
asam
Siswa dapat menghitung
Sangat
11 konsentrasi ion H+ dalam Proses 27,55 35,93
kurang
saliva
Siswa dapat menghiyung
konsentrasi H+ dari asam
14 25,00
yang terdapat dalam
lambung
Siswa dapat menganalisis
15 percobaan simuasli cara 17,36
kerja obat lambung
Siswa menunjukkan sikap
peduli untuk menjaga
3 51,85 Kurang
kestabilan ekosistem air Sikap 51,85
laut
Dari tabel di atas, berikut disajikan pula tabel 4.7 nilai rata-rata
kemampuan literasi kimia siswa per dimensi di setiap SMA/MA sampel
penelitian.
58
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Kemampuan Literasi Kimia Siswa Secara
Keseluruhan untuk Setiap Sekolah
Nilai Kemampuan Literasi Kimia Siswa Rata-
Nama
No Dimensi Dimensi Dimensi Dimensi rata Keterangan
Sekolah Sekolah
Konten Konteks Proses Sikap
SMA/MA Sangat
1 54,00 15,56 11,20 86,67 41,86
(A) kurang
SMA/MA Sangat
2 48,44 28,13 28,75 48,96 38,57
(B) kurang
SMA/MA Sangat
3 22,57 15,97 15,63 25,00 19,79
(C) kurang
SMA/MA
4 59,68 64,13 76,19 50,48 62,62 Cukup
(D)
SMA/MA
5 58,06 46,67 40,33 58,33 50,85 Kurang
(E)
Rata-rata per Sangat
47,72 34,57 35,93 51,85 42,52
dimensi kurang
Sangat Sangat Sangat Sangat
Keterangan Kurang
kurang kurang kurang kurang
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, terlihat bahwa nilai kemampuan literasi
kimia siswa setiap sekolah ternyata berbeda-beda. Dari hasil penelitian di
sekolah sampel A menunjukkan nilai tertinggi yaitu pada dimensi Sikap sebesar
86,67 dengan kategori sangat baik. Nilai terendah pada dimensi proses sebesar
11,20 kategori sangat kurang. Siswa memiliki kemauan dan keyakinan untuk
terlibat dalam penyelidikan dan pembelajaran lebih lanjut dengan nilai rata-rata
sebesar 41,86 kategori sangat kurang. Hasil penelitian di sekolah sampel B
menunjukkan nilai tertinggi yaitu pada dimensi Sikap sebesar 48,95 dengan
kategori sangat kurang. Nilai terendah pada dimensi konteks sebesar 28,13
kategori sangat kurang. Siswa memiliki kemauan dan keyakinan untuk terlibat
dalam penyelidikan dan pembelajaran lebih lanjut dengan nilai rata-rata sebesar
38,57 dengan kategori sangat kurang.
Hasil penelitian di sekolah sampel C menunjukkan nilai tertinggi yaitu pada
dimensi Sikap sebesar 25,00 kategori sangat kurang. Nilai terendah pada
dimensi proses sebesar 15,63 kategori sangat kurang. Siswa memiliki kemauan
dan keyakinan untuk terlibat dalam penyelidikan dan pembelajaran lebih lanjut
dengan nilai rata-rata sebesar 19,79 kategori sangat kurang. Hasil penelitian di
sekolah sampel D menunjukkan nilai tertinggi yaitu pada dimensi Sikap sebesar
59
76,19 dengan kategori baik. Nilai terendah pada dimensi sikap sebesar 50,48
kategori kurang. Siswa memiliki kemampuan menjelaskan langkah perhitungan
pH pada berbagai fenomena kimia dalam kehidupan sampai mengetahui hasilnya
dengan nilai rata-rata sebesar 62,62 kategori cukup. Hasil penelitian di sekolah
sampel E menunjukkan nilai tertinggi yaitu pada dimensi Sikap sebesar 58,33
kategori kurang. Nilai terendah pada dimensi proses sebesar 40,33 kategori
sangat kurang. Siswa memiliki kemauan dan keyakinan untuk terlibat dalam
penyelidikan dan pembelajaran lebih lanjut dengan nilai rata-rata sebesar 50,85
kategori kurang. Adapun nilai kemampuan literasi kimia siswa per sekolah
digambarkan sebagai berikut:
70.00%
62.62%
60.00%
50.85%
50.00%
41.86%
38.57%
40.00%
30.00%
19.79%
20.00%
10.00%
0.00%
A B C D E
A B C D E
60
60.00% Sikap,
Konten, 51.85%
50.00% 47.72%
Konteks, Proses,
40.00%
34.57% 35.93%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Konten Konteks Proses Sikap
61
Tabel 4.8 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA A
Dimensi Skor
No Aspek Literasi Pertanyaan Rata-rata Keterangan
Kimia (25 Siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk
1 belajar dan 2,32 Cukup baik
mempelajari materi
larutan penyangga
Bagaimana tingkat
semangat anda sebagai
2 siswa untuk 2,56 Cukup baik
Kesiapan
mempelajari materi
individu Sikap
larutan penyangga
siswa
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang
3 cukup untuk 2,36 Cukup baik
mempelajari materi
larutan penyangga?
Apakah anda
4 memahami materi 2,12 Cukup baik
larutan penyangga?
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,32 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
menyampaikan materi
6 3,08 Baik
dengan cara yang
baik?
Apakah pengajar
7 menyampaikan materi 2,92 Cukup baik
Pelaksanaan dengan jelas?
pengajaran Proses Apakah pengajar
8 menguasai materi yang 3,44 Baik
diajarkan?
Apakah pengajar
9 memiliki pribadi yang 2,84 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 2,68 Cukup baik
dengan runtut?
Apakah materi larutan
Materi
penyangga memiliki
pelajaran Konten Cukup baik
11 bobot yang seimbang 2,52
(larutan
antara teori dan
penyangga)
hitungan
62
Tabel 4.8 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA A(lanjutan)
Dimensi Skor
No Aspek Literasi Pertanyaan Rata-rata Keterangan
Kimia (25 Siswa)
Apakah soal-soal yang
diberikan dengan
12 2,92 Cukup baik
materi yang
disampaikan sesuai?
Apakah materinya
mudah dipahami? (jika
13 2,48 Cukup baik
sulit, konsep mana
yang dianggap sulit?)
Apakah sumber
(buku) yang
14 2,56 Cukup baik
digunakan mudah
untuk dipahami?
Apakah kondisi
lingkungan sekolah
15 Sarana dan mendukung 2,48 Cukup baik
Konteks
Lingkungan pembelajaran
(kondusif)?
Apakah pembelajaran
materi larutan
16 penyangga 2,60 Cukup baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa pada materi larutan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai faktor dari kesiapan individu
siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi sikap
mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab perihal tingkat minat
mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga dengan nilai
rata-rata 2,32 dengan cukup baik. Tingkat semangat mempelajari materi larutan
penyangga yang diberikan siswa rata-rata sebesar 2,56 kategori cukup baik.
Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi larutan penyangga dari
siswa rata-rata sebesar 2,36 kategori cukup baik. Tingkat pemahaman siswa pada
materi larutan penyangga siswa menjawab rata-rata sebesar 2,12 kategori
cukupbaik pula.
63
Kemudian 2) mengenai faktor pelaksanaan pengajaran dalam memberikan
materi larutan penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi proses mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode
pembelajarannya menyenangkan dengan nilai rata-rata 2,32 dengan kategori
cukupbaik. Siswa menjawab pengajar menyampaikan materi dengan cara yang
baik rata-rata sebesar 3,08 kategori baik. Siswa menjawab untuk penyampaian
pengajar dalam memberikan materi sudah jelas tidaknya rata-rata sebesar 2,92
kategori cukup baik. Siswa menjawab bahwa pengajar sudah menguasai materi
yang diajarkan rata-rata sebesar 3,44 kategori baik. Siswa memberikan jawaban
untuk kepribadian pengajar yang menyenangkan rata-rata sebesar 2,84 kategori
cukup baik. Siswa menjawab bahwa pengajar menyampaikan materi dengan
runtut rata-rata sebesar 2,68 kategori cukup baik.
Kemudian 3) mengenai faktor materi pelajaran larutan penyangga dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konten mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab materi larutan penyangga memiliki bobot yang
seimbang antara teori dan hitungannya rata-rata sebesar 2,52 dengan kategori
cukup baik. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan sudah sesuai dengan
materi yang disampaikan rata-rata sebesar 2,92 kategori cukup baik. Siswa
menjawab materinya mudah dipahami rata-rata sebesar 2,48 kategori cukup baik.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan mudah
untuk dipahami rata-rata sebesar 2,56 dengan kategori cukup baik. Siswa
menjawab kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung
pembelajaran rata-rata sebesar 2,48 kategori cukup baik. Kemudian siswa
menjawab bahwa dalam pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan
dengan praktikum rata-rata sebesar 2,60 kategori cukup baik.
64
Tabel 4. 9 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA B
Skor
Dimensi
Rata-rata
No Aspek Literasi Pertanyaan Keterangan
(32
Kimia
Siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk
1 2,38 Cukup baik
belajar dan mempelajari
materi larutan penyangga
Bagaimana tingkat
semangat anda sebagai
2 Kesiapan 2,69 Cukup baik
siswa untuk mempelajari
individu Sikap
materi larutan penyangga
siswa
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang
3 2,53 Cukup baik
cukup untuk mempelajari
materi larutan penyangga?
Apakah anda memahami
4 2,25 Cukup baik
materi larutan penyangga?
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,44 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
6 menyampaikan materi 2,91 Cukup baik
dengan cara yang baik?
Apakah pengajar
7 menyampaikan materi 2,75 Cukup baik
Pelaksanaan dengan jelas?
pengajaran
Proses
Apakah pengajar
8 menguasai materi yang 3,09 Baik
diajarkan?
Apakah pengajar
9 memiliki pribadi yang 2,94 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 2,56 Cukup baik
dengan runtut?
Apakah materi larutan
penyangga memiliki
11 Materi 2,47 Cukup baik
bobot yang seimbang
pelajaran
Konten antara teori dan hitungan
(larutan
Apakah soal-soal yang
penyangga)
12 diberikan dengan materi 2,84 Cukup baik
yang disampaikan sesuai?
65
Tabel 4.9 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA B (lanjutan)
Skor
Dimensi
Pertanyaan Rata-rata
No Aspek Literasi Ketrangan
(32
Kimia
Siswa)
Apakah materinya mudah
dipahami? (jika sulit,
13 2,56 Cukup baik
konsep mana yang
dianggap sulit?)
Apakah sumber (buku)
14 yang digunakan mudah 2,56 Cukup baik
untuk dipahami?
Apakah kondisi
lingkungan sekolah
15 Sarana dan 2,94 Cukup baik
Konteks mendukung pembelajaran
lingkungan
(kondusif)?
Apakah pembelajaran
materi larutan penyangga
16 2,13 Cukup baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa pada materi larutan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai faktor dari kesiapan
individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab perihal
tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga
rata-rata sebesar 2,38 dengan kategori cukup baik. Tingkat semangat
mempelajari materi larutan penyangga yang diberikan siswa rata-rata sebesar
2,69 kategori cukup baik. Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi
larutan penyangga dari siswa rata-rata sebesar 2,53 kategori cukup baik. Tingkat
pemahaman siswa pada materi larutan penyangga siswa menjawab rata-rata
sebesar 2,25 kategori cukup baik.
Kemudian 2) mengenai faktor pelaksanaan pengajaran dalam memberikan
materi larutan penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi proses mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode
pembelajarannya menyenangkan rata-rata sebesar 2,44 kategori cukup baik.
Siswa menjawab pengajar menyampaikan materi dengan cara yang baik rata-rata
66
sebesar 2,91 kategori cukup baik. Siswa menjawab untuk penyampaian pengajar
dalam memberikan materi sudah jelas rata-rata sebesar 2,75 kategori cukup baik.
Siswa menjawab bahwa pengajar sudah menguasai materi yang diajarkan rata-
rata sebesar 3,09 kategori baik. Siswa memberikan jawaban untuk kepribadian
pengajar yang menyenangkan rata-rata sebesar 2,94 kategori cukup baik. Siswa
menjawab bahwa pengajar menyampaikan materi dengan runtut rata-rata sebesar
2,56 kategori cukup baik.
Kemudian 3) mengenai faktor materi pelajaran larutan penyangga dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konten mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab materi larutan penyangga memiliki bobot yang
seimbang antara teori dan hitungannya rata-rata sebesar 2,47 kategori cukup
baik. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang
disampaikan rata-rata sebesar 2,84 kategori cukup baik. Siswa menjawab
materinya mudah dipahami rata-rata sebesar 2,56 kategori cukup baik.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan
mudah untuk dipahami rata-rata sebesar 2,56 kategori cukup baik. Siswa
menjawab kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung
pembelajaran rata-rata sebesar 2,94 kategori cukup baik. Siswa menjawab bahwa
dalam pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan praktikum
rata-rata sebesar 2,13 kategori cukup baik.
Tabel 4.10 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA C
Dimensi Skor
No Aspek literasi Pertanyaan Rata-rata Keterangan
kimia (32 siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk
1 2,50 Cukup baik
belajar dan mempelajari
Kesiapan
materi larutan penyangga
individu Sikap
Bagaimana tingkat
siswa
semangat anda sebagai
2 2,72 Cukup baik
siswa untuk mempelajari
materi larutan penyangga
67
Tabel 4.10 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA C (lanjutan)
Skor
Dimensi Rata-
No Aspek literasi Pertanyaan rata Keterangan
kimia (32
siswa)
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang cukup
3 2,47 Cukup baik
untuk mempelajari materi
larutan penyangga?
Apakah anda memahami
4 1,91 Kurang baik
materi larutan penyangga?
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,41 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
6 menyampaikan materi 2,91 Cukup baik
dengan cara yang baik?
Apakah pengajar
7 Pelaksanaan menyampaikan materi 2,63 Cukup baik
Proses
pengajaran dengan jelas?
Apakah pengajar menguasai
8 3,00 Baik
materi yang diajarkan?
Apakah pengajar memiliki
9 2,69 Cukup baik
pribadi yang menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 2,66 Cukup baik
dengan runtut?
Apakah materi larutan
penyangga memiliki bobot
11 2,41 Cukup baik
yang seimbang antara teori
Materi dan hitungan
pelajaran Apakah soal-soal yang
Konten
12 (larutan diberikan dengan materi 2,81 Cukup baik
penyangga) yang disampaikan sesuai?
Apakah materinya mudah
13 dipahami? (jika sulit, konsep 2,34 Cukup baik
yang dianggap sulit?)
Apakah sumber (buku) yang
14 digunakan mudah untuk 2,47 Cukup baik
dipahami?
Apakah kondisi lingkungan
15 Sarana dan sekolah mendukung 2,56 Cukup baik
Konteks
lingkungan pembelajaran (kondusif)?
Apakah pembelajaran materi
larutan penyangga
16 2,84 Cukup baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
68
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa pada materi larutan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai faktor dari kesiapan
individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab perihal
tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga
rata-rata sebesar 2,50 kategori cukup baik. Tingkat semangat mempelajari materi
larutan penyangga yang diberikan siswa rata-rata sebesar 2,72 kategori cukup
baik. Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi larutan penyangga
dari siswa rata-rata sebesar 2,47 kategori cukup baik. Tingkat pemahaman siswa
pada materi larutan penyangga siswa rata-rata menjawab sebesar 1,91 kategori
kurang baik.
69
menjawab materinya mudah dipahami rata-rata sebesar 2,34 kategori cukup
baik.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan
mudah untuk dipahami rata-rata sebesar 2,47 kategori cukup baik. Siswa
menjawab kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung
pembelajaran rata-rata sebesar 2,56 kategori cukup baik. Siswa menjawab bahwa
dalam pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan praktikum
rata-rata sebesar 2,84 kategori cukup baik.
Tabel 4.11 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA D
Skor
Dimensi
Rata-
No Aspek literasi Pertanyaan Keterangan
rata (35
kimia
siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk belajar
1 2,37 Cukup baik
dan mempelajari materi
larutan penyangga
Bagaimana tingkat
semangat anda sebagai
2 Kesiapan 2,26 Cukup baik
siswa untuk mempelajari
individu Sikap
siswa
materi larutan penyangga
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang
3 2,11 Cukup baik
cukup untuk mempelajari
materi larutan penyangga?
Apakah anda memahami
4 1,94 Kurang baik
materi larutan penyangga?
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,20 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
6 menyampaikan materi 2,49 Cukup baik
Pelaksanaan dengan cara yang baik?
pengajaran
Proses
Apakah pengajar
7 menyampaikan materi 2,37 Cukup baik
dengan jelas?
Apakah pengajar
8 menguasai materi yang 2,57 Cukup baik
diajarkan?
70
Tabel 4.11 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA D (lanjutan)
Skor
Dimensi
Rata-
No Aspek literasi Pertanyaan Keterangan
rata (35
kimia
siswa)
Apakah pengajar memiliki
9 pribadi yang 2,40 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 2,03 Cukup baik
dengan runtut?
Apakah materi larutan
penyangga memiliki bobot
11 2,03 Cukup baik
yang seimbang antara teori
dan hitungan
Materi
Apakah soal-soal yang
pelajaran
12 (larutan
Konten diberikan dengan materi 2,23 Cukup baik
penyangga) yang disampaikan sesuai?
Apakah materinya mudah
dipahami? (jika sulit,
13 2,11 Cukup baik
konsep mana yang
dianggap sulit?)
Apakah sumber (buku)
14 yang digunakan mudah 2,06 Cukup baik
untuk dipahami?
Apakah kondisi lingkungan
15 Sarana dan sekolah mendukung 2,34 Cukup baik
lingkungan
Konteks
pembelajaran (kondusif)?
Apakah pembelajaran
materi larutan penyangga
16 1,60 Kurang baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa pada materi larutan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai faktor dari kesiapan
individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab perihal
tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga
rata-rata sebesar 2,37 kategori cukup baik. Tingkat semangat mempelajari materi
larutan penyangga yang diberikan siswa sebesar 2,26 kategori cukup baik.
Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi larutan penyangga dari
71
siswa rata-rata sebesar 2,11 kategori cukup baik. Tingkat pemahaman siswa
pada materi larutan penyangga siswa rata-rata menjawab sebesar 1,94 kategori
kurang baik.
Kemudian 2) mengenai faktor pelaksanaan pengajaran dalam memberikan
materi larutan penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi proses mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode
pembelajarannya menyenangkan rata-rata sebesar 2,20 kategori cukup baik.
Siswa menjawab pengajar menyampaikan materi dengan cara yang baik rata-rata
sebesar 2,49 kategori cukup baik. Siswa menjawab untuk penyampaian pengajar
dalam memberikan materi sudah jelas rata-rata sebesar 2,37 kategori cukup baik.
Siswa menjawab bahwa pengajar sudah menguasai materi yang diajarkan rata-
rata sebesar 2,57 kategori cukup baik. Siswa memberikan jawaban untuk
kepribadian pengajar yang menyenangkan rata-rata sebesar 2,40 kategori cukup
baik. Siswa menjawab bahwa pengajar menyampaikan materi dengan runtut
rata-rata sebesar 2,03 kategori cukup baik.
Kemudian 3) mengenai faktor materi pelajaran larutan penyangga dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konten mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab materi larutan penyangga memiliki bobot yang
seimbang antara teori dan hitungannya rata-rata sebesar 2,03 kategori cukup
baik. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang
disampaikan rata-rata sebesar 2,23 kategori cukup baik. Siswa menjawab
materinya mudah dipahami rata-rata sebesar 2,11 kategori cukup baik.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan
mudah untuk dipahami rata-rata sebesar 2,06 kategori cukup baik. Siswa
menjawab kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung
pembelajaran rata-rata sebesar 2,34 kategori cukup baik. Siswa menjawab bahwa
dalam pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan praktikum
rata-rata sebesar 1,60 kategori kurang.
72
Tabel 4. 12 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA E
Skor
Dimensi
Rata-rata
No Aspek literasi Pertanyaan Keterangan
(20
kimia
siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk
1 2,40 Cukup baik
belajar dan mempelajari
materi larutan penyangga
Bagaimana tingkat
semangat anda sebagai
2 Kesiapan 2,95 Cukup baik
siswa untuk mempelajari
individu Sikap
materi larutan penyangga
siswa
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang
3 2,35 Cukup baik
cukup untuk mempelajari
materi larutan penyangga?
Apakah anda memahami
4 2,20 Cukup baik
materi larutan penyangga?
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,70 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
6 menyampaikan materi 3,65 Baik
dengan cara yang baik?
Apakah pengajar
7 Pelaksanaa menyampaikan materi 3,40 Baik
n Proses dengan jelas?
pengajaran Apakah pengajar
8 menguasai materi yang 3,20 Baik
diajarkan?
Apakah pengajar
9 memiliki pribadi yang 3,20 Baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 3,20 Baik
dengan runtut?
Apakah materi larutan
penyangga memiliki
11 Materi 2,90 Cukup baik
bobot yang seimbang
pelajaran
Konten antara teori dan hitungan
(larutan
Apakah soal-soal yang
penyangga)
12 diberikan dengan materi 3,25 Baik
yang disampaikan sesuai?
73
Tabel 4.12 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia di SMA/MA E (lanjutan)
Skor
Dimensi
Rata-rata
No Aspek literasi Pertanyaan Keterangan
(20
kimia
siswa)
Apakah materinya mudah
dipahami? (jika sulit,
13 2,75 Cukup baik
konsep mana yang
dianggap sulit?)
Apakah sumber (buku)
14 yang digunakan mudah 3,00 Baik
untuk dipahami?
Apakah kondisi
lingkungan sekolah
15 Sarana dan 2,45 Cukup baik
Konteks mendukung pembelajaran
lingkungan
(kondusif)?
Apakah pembelajaran
materi larutan penyangga
16 3,45 Baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa pada materi larutan penyangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai faktor dari kesiapan
individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab perihal
tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga
rata-rata sebesar 2,40 dengan kategori cukup baik. Tingkat semangat
mempelajari materi larutan penyangga yang diberikan siswa rata-rata sebesar
2,95 kategori cukup baik. Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi
larutan penyangga dari siswa rata-rata sebesar 2,35 kategori cukup baik. Tingkat
pemahaman siswa pada materi larutan penyangga siswa rata-rata menjawab
sebesar 2,20 kategori cukup baik.
Kemudian 2) mengenai faktor pelaksanaan pengajaran dalam memberikan
materi larutan penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi proses mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode
pembelajarannya menyenangkan rata-rata sebesar 2,70 kategori cukup baik.
74
Siswa menjawab pengajar menyampaikan materi dengan cara yang baik rata-rata
sebesar 3,65 kategori baik. Siswa menjawab untuk penyampaian pengajar dalam
memberikan materi sudah jelas rata-rata sebesar 3,40 kategori baik. Siswa
menjawab bahwa pengajar sudah menguasai materi yang diajarkan rata-rata
sebesar 3,20 kategori baik. Siswa memberikan jawaban untuk kepribadian
pengajar yang menyenangkan rata-rata sebesar 3,20 kategori baik. Siswa
menjawab bahwa pengajar menyampaikan materi dengan runtut rata-rata sebesar
3,20 kategori baik.
Kemudian 3) mengenai faktor materi pelajaran larutan Penyangga dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konten mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab materi larutan penyangga memiliki bobot yang
seimbang antara teori dan hitungannya rata-rata sebesar 2,90 kategori cukup
baik. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang
disampaikan rata-rata sebesar 3,25 kategori baik. Siswa menjawab materinya
mudah dipahami rata-rata sebesar 2,75 kategori cukup baik.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan
mudah untuk dipahami rata-rata sebesar 3,00 kategori baik. Siswa menjawab
kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung pembelajaran
rata-rata sebesar 2,45 kategori baik. Siswa menjawab bahwa dalam pembelajaran
materi larutan penyangga dilaksanakan dengan praktikum rata-rata sebesar 3,45
kategori baik.
Berdasarkan pemaparan jawaban angket faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan literasi kimia siswa pada masing-masing sekolah di atas, berikut
disajikan nilai rata-rata jawaban angket siswa secara keseluruhan:
75
Tabel 4. 13 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia Secara Keseluruhan
Skor
Dimensi Rata-
No Aspek Literasi Pertanyaan rata Keterangan
Kimia (144
Siswa)
Bagaimana minat anda
sebagai siswa untuk belajar
1 2,39 Cukup baik
dan mempelajari materi
larutan penyangga
Bagaimana tingkat semangat
anda sebagai siswa untuk
2 Kesiapan 2,64 Cukup baik
mempelajari materi larutan
individu Sikap
penyangga
siswa
Apakah anda memiliki
kesiapan mental yang cukup
3 2,36 Cukup baik
untuk mempelajari materi
larutan penyangga?
Apakah anda memahami
4 2,08 Cukup baik
materi larutan penyangga?
Rata-rata 2,37 Cukup baik
Apakah metode
5 pembelajarannya 2,41 Cukup baik
menyenangkan?
Apakah pengajar
6 menyampaikan materi 3,01 Baik
dengan cara yang baik?
Apakah pengajar
7 Pelaksanaan menyampaikan materi 2,81 Cukup baik
pengajaran
Proses
dengan jelas?
Apakah pengajar menguasai
8 3,06 Baik
materi yang diajarkan?
Apakah pengajar memiliki
9 2,81 Cukup baik
pribadi yang menyenangkan?
Apakah pengajar
10 menyampaikan materi 2,63 Cukup baik
dengan runtut?
Rata-rata 2,79 Cukup baik
Materi
Apakah materi larutan
pelajaran penyangga memiliki bobot
11 larutan
Konten 2,47 Cukup baik
yang seimbang antara teori
penyangga dan hitungan
76
Tabel 4.13 Skor Rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek dan
Dimensi Literasi Kimia Secara Keseluruhan (lanjutan)
Skor
Dimensi Rata-
No Aspek Literasi Pertanyaan rata Keterangan
Kimia (144
Siswa)
Apakah soal-soal yang
12 diberikan dengan materi 2,81 Cukup baik
yang disampaikan sesuai?
Apakah materinya mudah
dipahami? (jika sulit,
13 2,45 Cukup baik
konsep mana yang
dianggap sulit?)
Rata-rata 2,57 Cukup baik
Apakah sumber (buku)
14 yang digunakan mudah 2,53 Cukup baik
untuk dipahami?
Apakah kondisi
lingkungan sekolah
15 Sarana dan 2,55 Cukup baik
Konteks mendukung pembelajaran
lingkungan
(kondusif)?
Apakah pembelajaran
materi larutan penyangga
16 2,52 Cukup baik
dilaksanakan dengan
praktikum ?
Rata-rata 2,54 Cukup baik
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan literasi kimia
siswa SMA/MA se-Bandung Timur pada materi larutan penyangga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya dipaparkan sebagai berikut: 1) mengenai
faktor dari kesiapan individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan literasi kimia
termasuk pada dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga. Siswa
menjawab perihal tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi
larutan penyangga rata-rata sebesar 2,39 kategori cukup baik. Tingkat semangat
mempelajari materi larutan penyangga yang diberikan siswa rata-rata sebesar
2,64 kategori cukup baik. Kesiapan mental yang cukup saat mempelajari materi
larutan penyangga rata-rata dari siswa sebesar 2,36 kategori cukup baik. Tingkat
77
pemahaman siswa pada materi larutan penyangga siswa rata-rata menjawab
sebesar 2,08 kategori cukup baik. Adapun rata-rata dari pengaruh aspek individu
siswa ini sebesar 2,37 dikategorikan cukup baik. Minat, semangat, kesiapan
mental, dan pemahaman terhadap materi cukup mempengaruhi kemampuan
literasi kimia siswa.
Kemudian 2) mengenai faktor pelaksanaan pengajaran dalam memberikan
materi larutan penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada
dimensi proses mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode
pembelajarannya menyenangkan rata-rata sebesar 2,42 kategori cukup baik,
pengajar menyampaikan materi dengan metode yang menyenangkan. Siswa
menjawab pengajar menyampaikan materi dengan cara yang baik rata-rata
sebesar 3,01 kategori baik, pengajar menyampaikan materi dengan cara yang
baik. Siswa menjawab untuk penyampaian pengajar dalam memberikan materi
sudah jelas rata-rata sebesar 2,81 kategori cukup baik. Siswa menjawab bahwa
pengajar sudah menguasai materi yang diajarkan rata-rata sebesar 3,06 kategori
baik, pengajar menguasai materi dengan baik. Siswa memberikan jawaban untuk
kepribadian pengajar yang menyenangkan rata-rata sebesar 2,81 kategori cukup
baik. Siswa menjawab bahwa pengajar menyampaikan materi dengan runtut
rata-rata sebesar 2,63 kategori cukup baik. Adapun rata-rata dari pengaruh aspek
pelaksanaan pengajaran rata-rata sebesar 2,79 dikategorikan cukup baik,
pelaksanaan pengajaran di sekolah cukup mempengaruhi kemampuan literasi
kimia siswa.
Kemudian 3) mengenai faktor materi pelajaran larutan penyangga dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konten mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab materi larutan penyangga memiliki bobot yang
seimbang antara teori dan hitungannya rata-rata sebesar 2,47 kategori cukup
baik. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan sudah sesuai dengan materi yang
disampaikan rata-rata sebesar 2,81 kategori cukup baik. Siswa menjawab
materinya mudah dipahami rata-rata sebesar 2,45 kategori cukup baik. Adapun
rata-rata keseluruhan dari pengaruh aspek materi pelajaran ini yaitu sebesar 2,57
dikategorikan cukup, keseimbangan bobot materi,soal-soal, dan tingkat
78
kemudahan materi memberikan pengaruh cukup baik terhadap kemampuan
literasi kimia siswa.
Kemudian 4) mengenai faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam
cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan
penyangga. Siswa menjawab bahwa sumber (buku) materi yang digunakan
mudah untuk dipahami rata-rata sebesar 2,53 kategori cukup baik, siswa
menjawab bahwa sumber materi yang disediakan cukup mudah dipahami. Siswa
menjawab kondisi lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung
pembelajaran rata-rata sebesar 2,55 kategori cukup baik, kondisi lingkungan
cukup kondusif saat pelaksanaan pembelajaran. Siswa menjawab bahwa dalam
pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan praktikum rata-rata
sebesar 2,52 kategori cukup baik, pembelajaran materi larutan penyagga dengan
praktikum cukup mempenaruhi kemampuan literasi kimia siswa. Adapun rata-
rata dari pengaruh aspek sarana dan lingkungan ini sebesar 2,54 dikategorikan
cukup, sarana belajar dan lingkungan sekolah siswa cukup untuk mempengaruhi
kemampuan literasinya. Berikut disajikan tabel 4.14 nilai rata-rata faktor
pengaruh per aspek setiap sekolah:
Tabel 4.14 Skor rata-rata Jawaban Angket Siswa pada Setiap Aspek Secara
Keseluruhan untuk Setiap Sekolah
79
kategori cukup baik, individu siswa cukup mempengaruhi kemampuan literasi
kimia. Kemudian nilai rata-rata tertinggi aspek yang mempengaruhi kemampuan
literasi kimia SMA/MA B yaitu pada aspek pelaksanaan pengajaran sebesar 2,88
dengan kategori cukup baik. Terendah pada aspek individu siswa sebesar 2,46
kategori cukup baik, aspek individu siswa cukup baik mempengaruhi
kemampuan literasi kimia. Nilai rata-rata tertinggi aspek yang mempengaruhi
kemampuan literasi kimia SMA/MA C yaitu pada aspek pelaksanaan pengajaran
sebesar 2,78 kategori cukup baik, aspek pelaksanaan pembelajaran cukup
mempengaruhi kemampuan literasi kimia. Rata-rata terendah pada aspek
individu siswa sebesar 2,40 kategori cukup baik, aspek individu siswa cukup
mempengaruhi kemampuan literasi kimia. Nilai rata-rata tertinggi aspek yang
mempengaruhi kemampuan literasi kimia SMA/MA D yaitu pada aspek
pelaksanaan pengajaran sebesar 2,72 dengan kategori cukup baik, aspek
pelaksanaan pengajaran cukup mempengaruhi kemampuan literasi kimia. Rata-
rata terendah pada aspek sarana dan lingkungan sebesar 2,00 kategori cukup
baik, sarana dan lingkungan sekolah cukup baik dalam mendukung kemampuan
literasi kimia. Nilai rata-rata tertinggi aspek yang mempengaruhi kemampuan
literasi kimia SMA/MA E yaitu pada aspek pelaksanaan pengajaran sebesar 3,
22 dengan kategori baik, aspek pelaksanaan pengajaran baik mempengaruhi
kemampuan literasi kimia. Rata-rata terendah pada aspek sarana dan lingkungan
sebesar 2,00 kategori kurang, aspek sarana dan lingkungan kurang
mempengaruhi kemampuan literasi kimia siswa.
80
faktor yaitu dengan rata-rata keseluruhan sebesar 2,50 dengan kategori cukup
baik. Kemampuan literasi kimia siswa cukup dipengaruhi dengan baik oleh
faktor individu siswa, faktor pelaksanaan pengajaran, faktor materi pelajaran
(larutan penyangga), dan faktor sarana dan lingkungan.
B. Pembahasan
Penilaian pertama pada dimensi konten dilakukan terhadap apakah siswa dapat
mengaitkan pengetahuan sains yang sudah dimilikinya dengan bagaimana siswa
tersebut dapat mengaplikasikannya. Indikator soal dimensi konten pada materi
larutan penyangga meliputi siswa dapat mengidentifikasi larutan penyangga dan
bukan penyangga, siswa dapat menganalisis fenomena alam yang berhubungan
dengan konsep larutan penyangga, siswa dapat mengidentifikasi pasangan asam-
basa konjugat dari reaksi-reaksi yang diberikan, siswa dapat mendeskripsikan cara
saliva dalam mempertahankan pH mulut, dan siswa dapat mendeskripsikan
penyebab berubahnya pH saliva. Berdasarkan Tabel 4.7, SMA/MA A
memperoleh nilai rata-rata 54,00 kategori kurang. SMA/MA B memperoleh nilai
rata-rata 48,44 kategori sangat kurang. SMA/MA C memperoleh nilai rata-rata
22,57 kategori sangat kurang. SMA/MA D memperoleh nilai rata-rata 59,68
kategori kurang dan, SMA/MA E memperoleh nilai rata-rata 58,06 kategori
kurang. Nilai rata-rata dari semua sampel adalah 47,72 kategori sangat kurang.
Perolehan nilai rata-rata dimensi konten literasi kimia pada materi larutan
penyangga ini menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep dasar larutan
penyangga. Kemampuan siswa pada dimensi konten ini dapat disimpulkan masih
kurang terhadap pemahaman konsep dasar dari larutan penyangga, seperti konsep
asam basa. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya pengetahuan dari konsep
81
larutan penyangga saja yang harus dikuasai oleh siswa dalam menjawab
pertanyaan dimensi ini, namun pengetahuan dari konsep-konsep lain yang terkait
dengan larutan penyangga perlu dikuasai siswa. Ini dapat dilihat apabila siswa
dihadapkan dengan soal berliterasi kimia yang dikaitkan dengan konsep yang
lebih luas dari pada konsep larutan penyangga. Hal ini sesuai dengan penjelasan
PISA terkait objek kajian konten yang menyatakan bahwa siswa yang berliterasi
kimia dapat menerapkan konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
(OECD, 2006: 31). Ini sesuai dengan pendapat Lederman (2007) yang
mengatakan bahwa siswa tidak hanya cukup mempelajari konsep ilmiah saja
untuk mengukur kemampuan literasi sains, tetapi juga dibutuhkan pengetahuan
ilmiah, sehingga siswa dapat memiliki kemampuan literasi pada dimensi konten
karena mampu mengaitkan atau menerapkan pengetahuan konsep larutan
penyangga ke dalam konteks kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi nilai kemampuan konten siswa di atas adalah kesalahan dalam
cara menyikapi belajar. Sehingga evaluasi untuk siswa pribadi dan pengajar terus
diperlukan.
Dimensi kedua dari literasi kimia yang diujikan kepada siswa adalah dimensi
konteks. Dimensi ini berisi soal yang bersifat menguji pengenalan aplikasi dari
hasil pembelajaran materi larutan penyangga dengan kehidupan sehari-hari baik
pada situasi pribadi maupun situasi nasional/global. Indikator soal pada dimensi
konteks pada materi larutan penyangga terkait kemampuan siswa memprediksi
faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan pH air laut, menganalisis
kemampuan saliva dalam mempertahankan pH mulut, dan siswa dapat
mendeskripsikan cara kerja antasida dalam lambung. Berdasarkan Tabel 4.7,
SMA/MA A memperoleh nilai rata-rata 15,56 kategori sangat kurang. SMA/MA
B memperoleh nilai rata-rata 28,13 kategori sangat kurang. SMA/MA C
memperoleh nilai rata-rata 15,97 kategori sangat kurang. SMA/MA D
memperoleh nilai rata-rata 64,13 kategori cukup. SMA/MA E memperoleh nilai
rata-rata 46,67 kategori sangat kurang. Nilai rata-rata dari semua sampel adalah
34,57 kategori sangat kurang.
82
Perolehan nilai rata-rata dimensi konteks literasi kimia siswa pada materi
larutan penyangga ini menunjukkan kemampuan siswa terhadap mengenali
aplikasi larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari masih sangat kurang.
Siswa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada dimensi konten tentu
akan lebih mudah mengisikan jawaban pada soal dimensi konteks, namun melihat
nilai dimensi konten sendiri yang hanya mencapai 48,55 menyebabkan siswa
menjadi lebih sulit menjawab soal dimensi konteks karena pemahaman konsep
dasar materinya yang kurang. Sesuai dengan yang diterangkan OECD (2006: 27)
bahwa penilaian dimensi konteks selalu dikaitkan dengan dimensi proses dan
konten, sehingga perolehan nilai yang diraih siswa tidak jauh berbeda.
Dimensi selanjutnya dari literasi kimia adalah dimensi proses. Dimensi ini
menilai kemampuan siswa mengidentifikasi fenomena ilmiah, permasalahan
ilmiah, serta pengolahan data secara ilmiahnya. Indikator soal dimensi proses
pada materi larutan penyangga meliputi siswa dapat menghitung rasio konsentrasi
melalui data yang diketahui, menghitung pH darah setelah terjadi penambahan
sejumlah asam, menghitung konsentrasi ion H+ dalam saliva dan asam lambung.
Berdasarkan Tabel 4.7 SMA/MA A memperoleh nilai rata-rata 11,20 kategori
sangat kurang, siswa menyelesaikan soal perhitungan hanya beberapa soal, dan
ada siswa yang menjawab namun tidak sampai selesai. SMA/MA B memperoleh
nilai rata-rata 28,75 kategori sangat kurang, siswa menyelesaikan soal perhitungan
hanya beberapa soal, dan ada siswa yang yang menjawab namun tidak sampai
selesai. SMA/MA C memperoleh nilai rata-rata 15,63 kategori sangat kurang,
siswa menyelesaikan soal perhitungan hanya beberapa soal, dan ada siswa yang
yang menjawab namun tidak sampai selesai. SMA/MA D memperoleh nilai rata-
rata 76,19 kategori baik, siswa mengerjakan semua soal perhitungan hingga
selesei, hanya beberapa siswa yang tidak mengerjakan sampai selesai. SMA/MA
E memperoleh nilai rata-rata 40,33 kategori sangat kurang, siswa menyelesaikan
soal perhitungan hanya beberapa soal, dan ada siswa yang yang menjawab namun
tidak sampai selesai. Nilai rata-rata dari semua sampel adalah 35,93 kategori
sangat kurang.
83
Perolehan nilai rata-rata dimensi proses literasi kimia siswa pada materi larutan
penyangga ini menunjukkan kemampuan siswa terhadap mengidentifikasi
fenomena dan permasalahan ilmiah serta pengolahan data secara ilmiah masih
sangat kurang. Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut, menunjukkan bahwa
siswa belum dapat menghitung secara tuntas dan ketidaktelitian dalam membaca
soal. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban siswa, cara siswa mengerjakan
soal tidak jauh berbeda. Rata-rata siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan
soal perhitungan, siswa terkesan tidak percaya diri dengan jawabannya, sehingga
ada siswa yang mengisi lembar jawaban dengan pensil dan sampai beberapa kali
mengahapus dan mengulang kembali jawabannya. Sebagaimana dikemukakan
oleh Danczak, et al., (2017), teliti merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki
peserta didik, menyelesaikan persoalan dengan telitiakan memperoleh hasil yang
relevan di atas menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menghadapi soal
yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, sehingga selisih antar
sekolah tidak jauh berbeda, kecuali sampel SMA/MA D.
Perolehan nilai rata-rata dimensi sikap literasi kimia siswa pada materi larutan
penyangga ini menunjukkan bahwa ketertarikan siswa mempelajari sains dan
teknologi, kesadaran untuk menjaga kestabilan lingkungan, serta keyakinan untuk
terlibat dalam inkuiri ilmiah masih kurang. Mengacu pada hasil angket, Hal ini
84
disebabkan karena kemampuan literasi kimia dipengaruhi oleh beberapa aspek.
Seperti motivasi dan minta individu siswa, pemahaman mengenai pengetahun
konsep serta aplikasinya, sarana dan lingkungan sekolah siswa itu berada. Sikap
siswa dalam ketertarikan dan mendukung inkuiri ilmiah menunjukkan bahwa
siswa tersebut berliterasi sains karena mampu menunjukkan bahwa dirinya
memiliki sikap, keyakinan, dan orientasi motivasi yang mempengaruhi tindakan
seseorang. Hal ini sesuai dengan Bybee (2009: 869) yang menyatakan bahwa
sikap siswa dalam ketertarikan dan mendukung inkuiri ilmiah menunjukkan
bahwa siswa tersebut berliterasi sains karena mampu menunjukkan sikap dirinya,
keyakinan, dan orientasi motivasi mempengaruhi tndakan seseorang. Hal ini juga
membuktikan bahwa dimensi sikap sains berkaitan erat dengan dimensi konten,
konteks, dan proses.
Mengacu pada tabel 4.7 mengenai nilai kemampuan literasi kimia siswa
SMA/MA se-Bandung Timur hasilnya bervariasi. Nilai terbesar mencapai 86,67
di SMA/MA A pada dimensi sikap artinya kemampuan sikap siswa sangat baik
dalam ketertarikan dan mendukung inkuiri ilmiah, sedangkan nilai terkecil
mencapai 11,20 pada dimensi proses dengan kategori sangat kurang, kemampuan
siswa pada dimensi proses masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan minat dan
pemahaman materi siswa yang masih kurang sehinnga untuk menyelesaikan soal
hitungan terbilang sangat kurang. Nilai terbesar mencapai 48,96 di SMA/MA B
pada dimensi sikap dengan kategori sangat kurang. Sedangkan nilai terkecil
mencapai 28,13 pada dimensi proses kategori sangat kurang. Nilai terbesar
mencapai 25,00 di SMA/MA C pada dimensi sikap kategori sangat kurang.
Sedangkan nilai terkecil mencapai 15,63 pada dimensi proses kategori sangat
kurang. Nilai terbesar mencapai 76,19 di SMA/MA D pada dimensi proses
kategori baik. Sedangkan nilai terkecil mencapai 50,48 pada dimensi sikap
kategori kurang. Nilai terbesar mencapai 58,33 di SMA/MA E pada dimensi sikap
kategori kurang. Sedangkan nilai terkecil mencapai 40,33 pada dimensi proses
kategori sangat kurang. Literasi kimia penting dimiliki siswa agar dapat
menyikapi berbagai isu-isu yang berkembang di masyarakat yang selarans dengan
85
Millar (2008: 18) bahwa, “ the evidence from the pilot and from the first two
years of more general use of the course is that a scientific literacy emphasis can
significantly improve students’ engagement with science ideas and issues, in
schools where teachers have a sound understanding of the rationale for the
course and are generally supportive of its aims and aspirations”. Artinya bahwa
penekanan keaksaraan ilmiah atau penekanan agar siswa benar-benar memahami
materi dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan siswa terhadap ide-ide
dan masalah sains.
Hasil dari tabel 4.7 tersebut relevan dengan temuan peneliti yang menarik yaitu
bahwa siswa memiliki kecenderungan berusaha lebih maksimal untuk pengerjaan
soal ketika diberikan stimulus dan tekanan dari orang yang berpengaruh (dalam
hal ini adalah guru kimia yang bersangkutan). Sedangkan berbeda ketika siswa
yang tidak diberikan stimulus dan tekanan oleh guru yang bersangkutan, mereka
mengerjakan soal berliterasi kimia ini dengan tidak maksimal yang
mengakibatkan nilai atau nilai kemampuan literasi kimia siswa tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan yang diberikan stimulus dan tekanan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan Purwanto (2007: 71) yang menyatakan bahwa motivasi
merupakan pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar siswa menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
86
kemampuan literasi kimia yang diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuliati (2017) bahwa dengan mengimplementasikan pembelajaran yang
berorientasi pada konsep materi dengan permasalahan yang dialami siswa pada
kehidupan sehari-hari dapat melatih kemampuan literasi sains siswa dengan baik.
Berdasarkan aspek dari kesiapan individu siswa itu sendiri dan dalam cakupan
literasi kimia termasuk pada dimensi sikap mengenai materi larutan penyangga.
Tingkat minat mereka dalam belajar dan memperlajari materi larutan penyangga,
tingkat semangat yang diberikan siswa, kesiapan mental, tingkat pemahaman
siswa pada materi larutan penyangga ternyata cukup mempengaruhi terhadap
kemampuan literasinya. Adapun hasil jawaban angket mengenai aspek kesiapan
individu siswa ini menjelaskan, bahwa siswa dalam mempelajari materi larutan
penyangga memiliki minat yang cukup, semangat yang cukup, kesiapan mental
yang cukup, dan cukup memahami materi dengan benar. Hal ini menunjukkan
bahwa pentingnya siswa memiliki tingkat kesadaran pentinggnya belajar, agar
dapat meiliki kemampuan literasi sains baik. Menurut Odja dan Payu (2014),
menyatakan bahwa siswa yang belum terbiasa dalam menyelesaikan suatu tes atau
masalah yang berhubungan dengan keterampilan proses sains, maka kemampuan
literasinya cenderung rendah. Oleh karena itu siswa harus mau terbiasa dalam
pembelajaran yang diberikan oleh guru termasuk saat diberikan suatu tes,
sehingga siswa dapat terbiasa melatih kemampuan literasinya.
87
Berdasarkan aspek pelaksanaan pengajaran dalam memberikan materi larutan
penyangga dan dalam cakupan literasi kimia termasuk pada dimensi proses
mengenai materi larutan penyangga. Siswa menjawab metode pembelajarannya
cukup menyenangkan, pengajar mengajar dengan cara yang baik, penyampaian
pengajar dalam memberikan materi sudah cukup jelas, pengajar menguasai
dengan baik materi yang diajarkan, kepribadian pengajar cukup menyenangkan,
dan pengajar menyampaikan materi dengan cukup runtut. Jawaban angket pada
aspek pelaksanaan pengajaran ini menjelaskan bahwa pengajar mengajar dengan
cukup baik, pengajar menyampaikan materi dengan cukup jelas, pengajar
menguasai materi yang diajarkan dengan baik, pengajar memiliki kepribadian
yang menyenangkan, pengajar menyampaikan materi dengan cukup runtut, dan
pengajar menggunakan metode yang cukup baik. Hal tersebut sangatlah baik
untuk mengembangkan kemampuan literasi kimia siswa dan sesuai dengan yang
dikemukakan Sudarmin dan Sujana (2014) yang menyatakan bahwa untuk
meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pembelajarannya.
88
dengan mengimplementasikan pembelajaran yang berorientasi pada konsep materi
dengan permasalahan yang dialami siswa pada kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan faktor sarana dan lingkungan belajar, dan dalam cakupan literasi
kimia termasuk pada dimensi konteks mengenai materi larutan penyangga.
Sumber (buku) materi yang digunakan cukup mudah untuk dipahami, kondisi
lingkungan sekolah cukup kondusif untuk mendukung pembelajaran, dan dalam
pembelajaran materi larutan penyangga cukup baik dilaksanakan dengan
praktikum. Jawaban angket tersebut menyatakan bahwa siswa memiliki fasilitas
yang cukup baik untuk memaksimalkan kemampuan literasinya. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Ardianto (2016) bahwa keadaan infrastruktur sekolah,
sumber daya manusia sekolah, dan manajemen sekolah sangat signifikan
pengaruhnya terhadap kemampuan literasi kimia siswa.
Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa individu siswa (seperti minat,
tingkat semangat, kesiapan mental dan pemahaman siswa terhadap materi larutan
penyangga), pelaksanaan pengajaran (seperti bagaimana metode, pendekatan,
penyampaian, penguasaan, dan kepribadian pengajar), tingkat kesulitan materi
(seperti keseimbangan antara bobot materi dan hitungan, kesesuaian soal dengan
materi yang disampaikan, dan kemudahan memahami materi), sarana dan
lingkungan siswa belajar (seperti sumber buku yang digunakan, pelaksanaan
pengajaran dengan praktikum, dan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif)
rata-rata skor keseluruhan 2,48 sehingga dikategorikan cukup mempengaruhi
kemampuan literasi kimia siswa.
89
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
90
1. Bagi pendidik, disarankan untuk memahami dan mengevaluasi kembali
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan literasi kimia siswanya,
baik dari faktor individu siswa itu sendiri, proses pelaksanaan pembelajaran,
maupun sarana dan lingkungan siswa itu melaksanakan pembelajaran.
2. Bagi siswa, hendaknya siswa dapat memaksimalkan pembelajaran yang telah
disediakan oleh lembaga pendidikan dengan cara mengikuti dan mentaati
setiap yang diajarkan oleh pendidik.
3. Bagi peneliti lain, disarankan untuk meneliti kemampuan literasi kimia siswa
dalam skala regional atau nasional dan dalam materi pembelajaran yang
lainnya. Adapun beberapa evaluasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jumlah soal perdimensi dapat dibuat dengan jumlah yang rata, sehingga
penghitungannya dapat dilakukan dengan seimbang.
b. Mengacu pada waktu pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan saat
siswa baru masuk kembali di Tahun ajaran baru, ditemukan rata-rata
siswa mengeluhkan masih lupa dengan materi yang telah diajarkan
karena diselang liburan panjang. Oleh karena itu, sebaiknya rentang
waktu penelitian kepada siswa tidak jauh sejak siswa mempelajari materi
yang diujikan karena hal tersebut membuat siswa lebih lama mengingat
kembali materi tersebut.
c. Metode penelitian sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan zaman
semisal tes kepada siswa menggunakan media online (CBT atau
computer based test), mengingat bahwa dengan menggunakan media
offline menghabiskan limbah kertas yang begitu banyak dan pengeluaran
pun cukup besar.
d. Penelitian dapat dilaksankan kepada sekolah negeri, sehingga dapat
dibandingkan kemampuan sekolah swasta dan negeri tersebut baik dalam
tingkat kemampuannya ataupun faktor yang mempengaruhinya.
91
DAFTAR PUSTAKA
92
Tinggi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Plemahan Kediri. Unesa Journal of
Chemistry Education. 2, (2), 109.
Farida, I. (2017). Larutan Penyangga Berdasarkan Tinjauan Representasi
Submikroskopik. [Online]. Tersedia di https://faridach.wordpress.com.
Diakses 5 Juli 2019.
Farida, I., Liliasari, L., Widyantoro, D. H., & Sopandi, W. (2010).
Representational Competence's Profile of Pre-Service Chemistry Teachers in
Chemical Problem Solving. In 4th International Seminar of Science
Education, Bandung. 30.
Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional
Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Gie, The Liang. (2009). Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Gilbert, et al. (2018). Chemistry (Fifth Edition). New York and London: W. W.
Norton and Company.
Graber, W., et al. (2001). Scientific Literacy: From Theory to Practice. In H.
Behrendt, et al (Eds). Research in Science Education-Past, Present and
Future. Nederland: Kluwer Academic Publisher.
Harlen, W. (2004). The Teaching of Science. London: David Fulton Publisher.
Hayat, B & Yusuf, S. (2006). Benchmark International Mutu Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Imansari, M., Sudarmin, & Woro Sumami. (2018). Analisis Literasi Kimia Peserta
didik Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bermutan Etnosains. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia. 12, (2).
Karsli F., Calik M., (2012). Can Freshman Science Student Teacher's Alternative
Conceptions Of Electrochemical Cell's Be Fully Dimished?. Asian J. Chem.
24, 485-491. Turkey: Departemen of Science Education, Giresun University.
Laksono, Pandu Jati. (2016). Studi Kemampuan Literasi Kimia Mahasiswa
Pendidikan Kimia pada Materi Pengelolaan Limbah. Jurnal Pendidikan
Kimia. 2,(1).
Laliyo, L.A.R., (2011). Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan Wujud
Zat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 8, 1-12.
Lederman, N.G. (2007). Nature of Science: Past, Present, and Future. Handbook
of Research in Science Education.
Marsita, R. A., Priatmoko, S., & Kusuma, E. (2010). Analisis Kesulitan Belajar
Kimia Siswa SMA dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. National
Scientific Journal of Unnes. 4(1), 518-519.
93
Mc Murry, J. E., & Fay, R. (2012). Chemistry. Boston New York: Pearson.
Nashshar, F. M. (2009). Kimia sebagai Ilmu Pusat Sains. Bandung: PT. Puri
Delco.
Nurhujaimah, R., Kartika, I. R., & Nurjaydi, Muktiningsih. (2016). Analisis
FMiskonsepsi Siswa Kelas XI SMA pada Materi Larutan Penyangga
Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Jurnal Penelitian
Pendidikan. 19 (1) 15-28.
Nurwahida, dkk. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis
Discovery Learning pada Materi Larutan Penyangga di Kelas XI SMA.
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia UNM Program Pascasarjana.
Makasar.
Odja, A. H., & Payu, C. S. (2014). Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains
Siswa pada Konsep IPA. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
OECD. (2016). PISA 2015 Result in Focus. Oecd. 67, 16-31.
Pertiwi, U.D., Atanti, R.D., & Ismawati, R. (2018). Pentingny Literasi Sains pada
Pembelajaran IPA SMP Abad 21. Indonesian Journal of Natural Science
Education. 01,(01).
Prastiwi, M.N.B, dkk. (2017). The Study of Student’s Chemistry Literacy Skills in
Electrochemistry. Prosiding Seminar Nasional Kimia. UNY. Yogyakarta.
Purwanto, Ngalim. (2007). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Retno, dkk. (2017). Kajian Aspek Literasi Sains pada Buku Ajar Kimia SMA
Kelas XI di Kabupaten Brebes. Seminar Nasional Pendidikan Sains.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rusilowati, A. (2015). Pengembangan Tes Diagnostik Sebagai Alat Evaluasi
Kesulitan Belajar Fisika. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan
Fisika (Snfpf) Ke-6 2015, 6(1), 1–10.
Sari, C. W. & Helsy, I. (2018). Analisis Kemampuan Tiga Level Representasi
Siswa pada Konsep Asam-Basa menggunakan Kerangka DAC (Definition,
Algorithmic, Conceptual). jurnal Tadris Kimiya. 3(2), 158-170.
Sari, Farida, I., & Ratnasari. (2016). Praktikum Penjernihan Air. Jurnal Kimia dan
Pendidikan, 1(2), 124–136.
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., and Hofstein. (2006). The Use of Scientific Literacy
Taxonomy for Assessing the Development of Chemical Literacy among
94
High-School Students. Chemistry Education Research and Practice. 7,(4),
203-225.
Shwartz, Y., Dori, Y. J., & Treagust, D. F. (2013). How to Outline Objectivies foe
Chemistry Education and How to Assess Them Teaching Chemistry-A
Studybook. Springer. PMid.
Silberbeg. (2009). Principal of General Chemistry Second Edition. Mc. Graw
Hill: International Edition.
Suciati, dkk. (2013). Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Ditinjau dari Aspek-aspek Literasi Sains. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Sains. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sudarmin. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains, dan Kearifan Lokal: Konsep
dan Penerapan dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains. Semarang: CV.
Swadaya Manunggal.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RnD). Bandung: CV. Alfabeta.
Sujana, Atep. (2014). Pendidikan IPA Teori dan Praktik. Bandung: Rizki Press.
Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Toharudin, U., Hendrawati, S, dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi
Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.
Uno, G. E., & Bybee, R. W. (1994). Understanding the Dimensions of Biological
Literacy. Bioscience. 44(8), 553-557.
Uno, Hamzah B., & Koni, Satria. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Vienurillah, N. dan Kusumawati. (2016). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Berorientasi Literasi Sains pada Submateri Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Reaksi. Unesa Journal of Chemical Education, 5, (2),
429.
Wahyuningsih, F., Sulistyo, S & Mulyani, Sri. (2014). Pengembangan LKS
Berbasis Inkuiri pada Materi Pokok Hidrolisis Garam untuk SMA/MA.
Jurnal Pedogogia. Vol 17 No 1. Universitas Sebelas Maret.
Wilana, A. A. (2016). Prinsip Kerja Larutan Penyangga. [Online]. Tersedia di
https://anggiwilanandini.wordpress.com/. Diakses 5 Juli 2019.
Wulandari, Nisa. (2016). Aanalisis Kemampuan Literasi Sains pada Aspek
Pengetahuan dan Kompetensi Sains Siswa SMP pada Materi Kalor.
EDUSAINS. 8,(1).
95
Yulia, Tanti. (2013). Analisis Kemampuan Representasi Submikroskopik dengan
Menggunakan Tools Chemsense Animator terhadap Mahasiswa Calon Guru
Pendidikan Kimia pada Materi Larutan Penyangga.
Yuliati, Yayu. (2018). Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala
Pendas. 3,(2).
Zainab, dkk. (2017). Pengembangan Instrumen Kognitif Literasi Sains pada
Pokok Bahasan Tekanan di Kelas VIII SMP Kota Banjarmasin. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika. 1, (3), 116.
96
Lampiran A. 1 Analisis Konsep Larutan Penyangga
ANALISIS KONSEP LARUTAN PENYANGGA
1. Larutan Larutan Penyangga Larutan Jenis asam Larutan Hidrolisis Larutan Abstrak 10 mL 10 mL HCl
penyangga Asam Basa Garam Penyangga CH3COOH
Penyangga merupakan larutan Jenis basa contoh 0,1 M +
Asam Asam
yang dapat Jumlah konkrit 0,1 M +
10 mL
Basa Larutan
mempertahankan penambahan 10 mL
Penyangga NaOH 0,1
pH ketika asam/basa CH3COONa
Basa M
ditambahkan 0,1 M
sedikit asam atau
basa
2. Larutan Larutan Penyangga Larutan Jenis asam Larutan Larutan Asam Abstrak Larutan Larutan
Penyangga Asam merupakan penyangga lemah Penyangga Penyangga Lemah contoh H2CO3 + NH3 +
asam Basa
Asam larutan penyangga Jenis basa Basa konkrit larutan larutan
Asam lemah
yang mengandung Basa
konjugat Konjugat NaHCO3 NH4Cl
asam lemah dan konjugatnya
basa konjugatnya
3. Larutan Larutan Penyangga Larutan Jenis basa Larutan Larutan Basa Abstrak Larutan Larutan
Penyangga Basa merupakan penyangga lemah Penyangga Penyangga Lemah contoh NH3 + H2CO3 +
basa Asam
Basa larutan penyangga Jenis asam Asam konkrit larutan larutan
Basa lemah
yang mengandung Asam
konjugat Konjugat NH4Cl NaHCO3
konjugatnya
97
Label Atribut Hirarki Konsep Jenis Non
No Definisi Konsep Contoh
Konsep Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat Konsep Contoh
basa lemah dan
asam konjugatnya
4. Asam lemah Asam lemah - Asam Jenis asam Larutan asam - Basa Abstrak CH3COOH NH3
merupakan larutan lemah basa konjugat contoh
asam yang - Larutan - Basa lemah konkrit
terionisasi sebagian asam - Asam -
dan merupakan - Parameter konjugat
parameternya harga harga Ka
Ka.
5. Basa Basa konjugat - Basa Jenis asam Asam Basa - Asam Abstrak CH3COO– NH4+
konjugat merupakan suatu konjugat Konjugasi konjugat contoh
spesi yang - Asam - Asam konkrit
terbentuk ketika - Proton lemah -
suatu asam - Basa lemah
melepaskan satu
proton
6. Sistem Sistem Penyangga - Sistem pH darah Larutan Kestabilan Sistem Abstrak H2CO3 NaOH dan
Penyangga
Penyangga dalam Darah penyangga penyangga pH
Karbonat contoh dan NaCl
dalam Darah merupakan sistem alami dalam Lambung Bikarbonat konskrit HCO3–
darah H3PO4
penyangga alami Hemoglobin
dan
yang terdapat - Mempertaha H2PO4–
nkan pH
98
Label Atribut Hirarki Konsep Jenis Non
No Definisi Konsep Contoh
Konsep Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat Konsep Contoh
dalam darah agar tetap
manusia yang konstan
berfungsi untuk
mempertahankan
pH darah agar tetap
konstan
7. Basa lemah Basa lemah - Basa lemah Jenis basa Larutan asam - Basa Abstrak NH3 NH4+
merupakan larutan - Terionisasi basa konjugat contoh
basa yang sebagian - Asam konkrit
terionisasi sebagian - Parameter lemah -
dan merupakan harga Kb - Asam
konjugat
parameternya harga
Kb
8. Asam Asam konjugat - Asam Jenis basa Asam Basa - Basa Konsep NH4+ NaHCO3
konjugat merupakan suatu konjugat Konjugasi konjugat abstrak
spesi yang - Basa yang - Basa lemah contoh
terbentuk ketika menyerap - Asam - konkrit
suatu basa proton lemah
menyerap satu
proton.
9. Kestabilan Kestabilan pH - Kestabilan Harga pH Larutan - Sistem - Abstrak Antasida NaOH
pH lambung Penyangga
99
Label Atribut Hirarki Konsep Jenis Non
No Definisi Konsep Contoh
Konsep Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat Konsep Contoh
pH Lambung - Mempertaha- lambung yang Penyangga dalam contoh yang
Lambung merupakan suatu kan pH harus tetap Darah konkrit berperan
keadaan ketika dijaga dalam
lambung harus mengatasi
mempertahankan kelebihan
pH-nya asam
lambung
100
Label Atribut Hirarki Konsep Jenis Non
No Definisi Konsep Contoh
Konsep Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat Konsep Contoh
kemampuan larutan penyangga - Ka kan p𝐾𝑎
penyangga untuk -Memperta- - Kb ukuran 1
- pH + log
mempertahankan hankan pH atribut 10
pH-nya
12. Tetapan Tetapan ionisasi -Tetapan Jenis asam Rentang - Kb - Asam Konsep 𝐾𝑎 𝐾𝑏
[CH3 COO− ][H+ ] [NH4 + ][OH− ]
ionisasi asam (Ka) ionisasi lemah penyangga - Rasio lemah yang =
[CH3 COOH]
=
[NH3 ]
asam (Ka) merupakan hasil asam (Ka) Konsentrasi menyata = 1,8 𝑥 10−5 = 1,8 𝑥 10−5
dari perkalian -Konsentrasi - pH kan
konsentrasi ion-ion ion-ion simbol
garam yang terurai -Konsentrasi
dalam air dibagi asam
dengan konsentrasi
asamnya
13. Tetapan Tetapan ionisasi - Tetapan Jenis basa Rentang - Ka Basa lemah Konsep [NH4 + ][OH− ] 𝐾𝑎
= [CH3 COO− ][H+ ]
ionisasi basa basa (Kb) ionisasi basa lemah penyangga - Rasio yang [NH3 ] =
−5 [CH3 COOH]
= 1,8 𝑥 10
(Kb) merupakan hasil (Kb) Konsentrasi menyata = 1,8 𝑥 10−5
dari perkalian - Hasil dari - pH kan
konsentrasi ion-ion perkalian simbol
garam yang terurai konsentrasi
ion-ion
dalam air dibagi
garam yang
dengan konsentrasi terurai
basanya dalam air
- Konsentrasi
basa
14. Rasio Rasio konsentrasi - Perbanding - Konsentrasi Rentang - Ka - Larutan Konsep Konsentrasi Larutan
101
Label Atribut Hirarki Konsep Jenis Non
No Definisi Konsep Contoh
Konsep Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat Konsep Contoh
Konsentrasi merupakan an - Jenis penyangga - Kb penyangga yang larutan NaOH 1
perbandingan konsentrasi asam/basa asam menyata CH3COOH mol
konsentrasi dari - Asam/ basa - Jenis - Larutan kan 0,1 M
asam/basa lemah lemah asam/basa penyangga ukuran
dengan asam/basa - Asam/ basa konjugat basa atribut
konjugatnya. konjugat
15. pH pH meupakan - pH Jenis larutan Teori Asam - Rasio pH Larutan Konsep pH pOH NH3 =
angka yang - Derajat Basa konsentrasi Penyangga yang CH3COOH 11
menyatakan derajat keasaman Arhenius - Ka menyata = 4,74
- Larutan - Kb
keasaman suatu kan
larutan prinsip
16. Persamaan Persamaan -Persamaan pH larutan Teori Asam Kapasitas pH Konsep 𝑝𝐻 pOH
Henderson Henderson dan Henderson penyangga Basa Penyangga Larutan yang = 𝑝𝐾𝑎 NaH2PO4 =
dan Hassel- Hassel-balch dan Arhenius Penyanga menyata [𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
7,2
Hasselbalch pH + log
balch merupakan kan [𝑎𝑠𝑎𝑚]
-Perhitungan Larutan
persamaan yang pH larutan Penyangg prinsip
digunakan untuk penyangga a setelah
menghitung pH penam-
larutan penyangga bahan
sesuai dengan yang sedikit
diinginkan asam atau
basa
102
Lampiran A. 2 Peta Konsep Larutan Penyangga
LARUTAN PENYANGGA
terdiri atas
memiliki
Kapasitas
Larutan Larutan Penyangga
Penyangga Asam Penyangga Basa
memiliki
terdapat pada mengandung mengandung mempengaruhi
Rentang
Sistem Asam Basa Basa Asam Kestabilan
Penyangga Lemah Konjugat Lemah Konjugat pH Lambung Penyangga
dalam Darah
bergantung pada
untuk mempertahankan
dari
dari
Tetapan Rasio Tetapan pH
dari ionisasi Konsentrasi ionisasi asam
basa(Kb) (Ka)
dihitung dengan
Persamaan Henderson
contoh contoh contoh contoh dan Hasselbalch
h
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
- + 𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔
CH3COOH CH3COO NH3 NH4 [𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
103
Lampiran A. 3 Kisi-Kisi Instrumen Soal Literasi
KISI-KISI INSTRUMEN
SOAL BERORIENTASI LITERASI KIMIA
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
Siswa dapat 1. Perhatikan tabel percobaan berikut! Larutan penyangga, saat
mengidentifikasi pH larutan setelah ditambah sedikit air, sedikit
larutan penyangga pH penambahan basa, dan sedikit asam, pH
Laru
dan bukan No awa Sedik Sedik nya relatif tidak berubah.
t-an Sedikit
penyangga l it it Jika berubah, perubahannya
air
basa asam pun sangat kecil. Jadi yang
Konsep larutan 1 A 3 4,3 5,2 1,6 termasuk larutan
Konten C-2 0-3
penyangga 2 B 5 5,8 5,4 4,7 penyangga adalah larutan B
3 C 6 6,4 8,0 3,4 dan D.
4 D 8 7,7 8,1 7,9
5 E 9 7,9 11,5 6,5
Dari data percobaan di atas, identifikasi larutan manakah
yang termasuk larutan penyangga?Jelaskan alasannya!
Aplikasi larutan Konten Siswa dapat C-4 2. Bacalah wacana di bawah untuk soal nomor 2 dan 3 pH normal air laut adalah 0-3
104
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
penyangga : menganalisis 8,2 sejak adanya revolusi
ekosistem air laut fenomena alam yang industri. Ion yang berfungsi
berhubungan dengan menjaga kestabilan pH air
konsep larutan laut adalah ion CO32- dan
penyangga HCO3-. Komponen tersebut
a) Karang sehat b) Karang rusak merupakan komponen
penyangga air laut.
Walaupun perubahan pH
Air laut memiliki sifat penyangga yang berasal dari
yang terjadi sangat kecil,
garam-garam dan udara yang terlarut dalam air laut. Sifat
tetapi hal tersebut
penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas
memberikan dampak yang
CO2 dari udara yang terlarut. Sebuah penelitian Rebbeca
besar terhadap kehidupan
Albright yang dipublikasikan 8 November 2010
terumbu karang di lautan
melaporkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah telur
karang Elkhron yang dibuahi sebagai indikator penurunan
pH air laut. Selain itu, kemampuan telur yang telah
dibuahi dan akan mulai tumbuh juga mendapat
pengaruhnya.
Bagaimana analisis anda terhadap fenomena alam
tersebut? Jelaskan kaitannya dengan konsep larutan
penyangga!
3. Bagaimana sikap anda terhadap fenomena yang Kita harus ikut andil
Siswa menunjukkan disajikan pada soal no. 2 di atas agar masalah menjaga
Aplikasi larutan kestabilan
sikap peduli untuk tersebut dapat diselesaikan?
penyangga : Sikap A-5 ekosistem air laut seperti 0-3
menjaga kestabilan
ekosistem air laut dengan cara hemat bahan
ekosistem air laut
bakar, melakukan
105
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
penghijauan bumi dan
menjaga kebersihan
lingkungan sekitar.
Siswa dapat 4. Perhatikan gambar berikut!
memprediksi faktor-
faktor yang
menyebabkan
penurunan pH air
laut
Mengacu pada penelitian
Albright dinyatakan bahwa
Gambar 2 Polusi sisa pembakaran batu bara akan ada sebanyak 73
Selama kita terus melakukan pembakaran fosil (batu penurunan jumlah karang
Aplikasi larutan
bara) sebagai sumber pembuatan bahan bakar, maka kadar baru pada tahun 2100 yang
penyangga : Konteks C-2 0-3
CO2 di atmosfer akan semakin meningkat. Seorang artinya pH air laut atau
ekosistem air laut
ilmuwan menemukan salah satu cara untuk mengurangi ekosistem laut tidak lagi
jumlah CO2 di udara yakni dengan melarutkan CO2 di air seimbang jika pengasaman
laut. Gas CO2 akan masuk ke dalam laut bereaksi dengan ini terus berlanjut pada
air menghasilkan H2CO3. Faktanya, cara tersebut ternyata tingkat saat ini.
memberikan dampak negatif pada lautan di dunia. pH
lautan turun menjadi 8,05 sampai 8,1. pH normal air laut
adalah 8,2 sejak adanya revolusi industri.
Prediksikan apa yang akan terjadi pada keseimbangan
ekosistem air laut, jika manusia terlalu boros
menggunakan listrik? Kaitkan dengan fenomena
106
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
penurunan pH air laut!
Siswa dapat 5. Perhatikan gambar berikut! Darah mempertahankan pH
mendeskripsikan dengan bantuan penyangga,
kemampuan darah salah satunya penyangga
dalam karbonat. Saat ditambahkan
mempertahankan pH asam, penyangga karbonat
akan menggunakan basa
konjugatnya untuk
mengikat asam tersebut
yang menghasilkan CO2
dan air. CO2 yang
Gambar 3 Sistem peredaran darah manusia dihasilkan akan dikirim ke
Aplikasi larutan
penyangga : paru-paru yang kemudian
Konten C-4 Reaksi-reaksi biokimia yang berlangsung di saat terjadi penambahan 0-3
penyangga dalam
darah dalam tubuh makhluk hidup kebanyakan dikendalikan basa, CO2 akan digunakan
oleh keasaman darah. Oleh karena itu keasaman (pH) membentuk asam karbonat
darah harus selalu konstan agar metabolisme tetap yang sudah berkurang.
berlangsung. Dalam keadaan normal, pH darah kita Sehingga pH darah akan
berkisar sekitar 7,40. Walau sejumlah besar ion H3O+ tetap konstan saat diberi
selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi penambahan asam maupun
keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan basa.
jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini
disebabkan karena perubahan pH sedikit saja
menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu, tubuh kita
mempunyai sistem buffer yang berfungsi
mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.
107
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
Bagaimanakah analisis anda mengenai kemampuan darah
dalam mempertahankan pH?
6. Perhatikan reaksi di bawah ini: H2CO3 + OH-
⇄
NaHCO3 + H2O
a. H2CO3 (aq) + NaOH (aq) → NaHCO3 (aq) + (aq) (aq) (aq) (aq)
H2O (aq) Asam Basa Basa
Asam
b. NaH2PO4 (aq) + OH- (aq) → NaHPO4- (aq) + lemah kuat konjugat
konju
gat
H2O (aq)
Siswa dapat c. HbH+ + O2 ⇄ HbO2- + H+
Aplikasi larutan Berdasarkan reaksi di atas, identifikasilah pasangan NaH2PO4 + OH- NaHPO4 + H2O
mengidentifikasi (aq) (aq)
⇄
(aq) (aq)
penyangga : asam-basa konjugat dalam setiap reaksinya!
Konten pasangan asam-basa C-2 0-3
penyangga dalam Asam
konjugat dari reaksi- Asam Basa Basa
konju
darah lemah kuat konjugat
reaksi yang diberikan gat
HbH+ + O2 ⇄ HbO2- + H+
Asam
Asam Basa
Basa konju
lemah konjugat
gat
108
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
7,40
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
= 6,37 − 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
7,40 − 6,37
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
= − 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
1,023 = −𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 10−1,023
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
=
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
0,09 =
[𝐻𝐶𝑂3− ]
Maka perbandingan basa
konjugat dengan asam
lemah adalah 1:0,09.
8. Apabila terjadi penambahan senyawa asam ke dalam Ditambahkan senyawa asam
darah sebesar 0,1 mol, jumlah mol HCO3- = 1 mol, [H+] sebesar 0,01 mol.
Siswa dapat perbandingan (HCO3)/(HCO3-) sesuai dengan
Aplikasi larutan HCO3- H+(aq ⇄
menghitung pH jawaban nomor 4, dan volume darah 1L. Maka (aq) + ) H2CO3(aq)
penyangga : berapakah pH darah yang akan diperoleh?
Proses darah setelah terjadi C-3 0-3
penyangga dalam Mu 1 mol 0,01 0,09
penambahan
darah la mol mol
sejumlah asam
Teru -0,01 mol -0,01 +0,01
rai mol mol
109
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
Setmbg 0,99 mol 0 0,1 mol
[𝐻 + ]
𝐾𝑎[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
=
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
𝐾𝑎[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
[𝐻 + ] =
[𝐻𝐶𝑂3− ]
(4,2.10−7 )(0,1)
[𝐻 + ] =
(0,99)
[𝐻 ] = 4,24.10−8
+
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔 [𝐻 + ]
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔 (4,24.10−8 )
𝑝𝐻 = 7,37
9. Perhatikan gambar berikut! Tanpa adanya sistem buffer
kesehatan mulut dan
Siswa dapat sekitarnya akan terganggu
menganalisis
Aplikasi larutan kemampuan saliva
Konteks C-4 0-3
penyangga : saliva dalam
mempertahankan pH Gambar 4 Kelenjar ludah dan fungsinya
mulut Saliva atau yang biasa disebut sebagai kelenjar air ludah
mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan.
Selain itu, saliva juga memegang peranan dalam masalah
110
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga
mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan air liur melindungi gigi dan selaput lunak di
rongga mulut dari bakteri dengan sistem buffer, sehingga
makanan yang terlalu asam bisa dinetralkan kembali
keasamannya.
Bagaimana analisis anda terhadap kemampuan saliva
dapat mempertahankan pH dalam mulut?
10. Saliva memiliki kemampuan untuk mempertahankan Saliva mempertahankan pH
pH dalam mulut, sehingga harus selalu memiliki pH dengan bantuan dari
sekitar 6,4 sampai 6,8 agar keasaman dalam mulut bikarbonat, fosfat dan
tetap konstan. Saliva mempertahankan keasaman protein. Saat sejumlah asam
mulut dengan cara menentralkan asam yang berasal masuk, misalnya asam dari
dari fermentasi sisa-sisa makanan. buah lemon dan jeruk nipis,
Siswa dapat Prediksikan reaksi yang akan terjadi, jika misalnya maka buffer bikarbonat
mendeskripsikan seseorang mengkonsumsi buah lemon atau jeruk
Aplikasi larutan akan bereaksi dengan asam
Konten cara saliva dalam C-4 nipis yang memiliki sifat keasamaan tinggi? 0-3
penyangga : saliva tersebut dan menghasilkan
mempertahankan pH
asam karbonat yang sangat
mulut
lemah dan garam, sehingga
penambahan sedikit asam
kuat hanya akan sedikit
menggeser harga pH.
Sehingga pH saliva dapat
dipertahankan.
Aplikasi larutan Proses Siswa dapat C-3 11. Saliva memiliki kemampuan untuk mempertahankan 𝑝𝐻 = − log[𝐻 + ] 0-3
111
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
penyangga : saliva menghitung pH dalam mulut, sehingga harus selalu memiliki pH 6,8 = − log[𝐻 + ]
konsentrasi ion H+ sekitar 6,4 sampai 6,8 agar keasaman dalam mulut − 6,8 = log[𝐻 + ]
dalam saliva tetap konstan. Berdasarkan wacana tersebut,
10−6,8 = 𝐻 +
hitunglah besar konsentrasi ion H+ dalam saliva!
1,58 𝑥 10−7 = 𝐻 +
Siswa dapat 12. Perhatikan gambar berikut!
mendeskripsikan
penyebab
berubahnya pH Dalam zat aditif terkandung
saliva asam atau basa. Sehingga
masuknya zat tersebut ke
Gambar 5 Beberapa zat aditif dalam makanan dalam mulut dapat
Makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti zat mengubah sementara
Aplikasi larutan pewarna, zat perasa, dan zat pengawet maupun minuman
Konten C-4 kondisi pH air ludah 0-3
penyangga : saliva berkarbonasi dapat menyebabkan kondisi dalam mulut sehingga mulut dapat
menjadi berubah, salah satunya menjadikan mulut tercium tercium sedikit berbau dan
sedikit berbau dan terkadang menyebabkan rasa ngilu di terasa ngilu di gigi yang
gigi, itu menandakan bahwa pH saliva telah berubah dapat mengubah pH saliva
sementara. dalam mulut
Bagaimana analisis anda terhadap kandungan zat aditif
dalam makanan / minuman yang dapat menyebabkan pH
saliva berubah?
Aplikasi larutan Siswa dapat 13. Perhatikan gambar berikut! Antasida bekerja dengan
penyangga : Konteks mendeskripsikan C-4 cara menetralkan kondisi 0–3
antasida cara kerja antasida “terlalu” asam pada
112
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
dalam lambung lambung dengan bereaksi
bersama HCl yang terdapat
dalam lambung yang akan
menghasilkan garam, air,
dan kadang menghasilkan
Gambar 6 Asam lambung berlebih gas CO2. Gas CO2 yang
Kelenjar pada lambung setiap hari memproduksi dihasilkan dapat
sekitar dua sampai tiga liter cairan lambung yang bersifat menyebabkan tekanan gas
asam. Cairan lambung ini mengandung asam klorida atau di dalam lambung
HCl dengan pH sekitar 1,5 sampai 3. Apabila kadar asam meningkat, sehingga
berlebih, maka hal ini dapat menyebabkan lambung dikeluarkan dengan
bersifat asam. Produksi asam lambung yang berlebihan sendawa.
akan menyebabkan maag, dengan disertai gerjala mual,
perih, dan kembung.
Bagaimana analisis anda terhadap orang yang sakit
lambung lalu mengkonsumsi antasida?
Siswa dapat 14. Hitunglah besar konsentrasi asam lambung yang 𝑝𝐻 = − log[𝐻 + ]
menghiyung memiliki pH 1,5 tersebut!
Aplikasi larutan 1,5 = − log[𝐻 + ]
konsentrasi H+ dari
penyangga : Proses C-3 − 1,5 = log[𝐻 + ] 0-3
asam yang terdapat
antasida 10−1,5
=𝐻 +
dalam lambung
0,03 = 𝐻 +
Aplikasi larutan Siswa dapat 15. Perhatikan rangkaian alat percobaan berikut: Percobaan tersebut
Proses C-4 0-3
penyangga : menganalisis merupakan simulasi cara
113
Dimensi
Dimensi
Materi Literasi Indikator Soal Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif
Kimia
antasida percobaan simuasli kerja obat lambung. Bejana
cara kerja obat A merupakan dinding
lambung lambung yang dilapisi asam
klorida berlebih dan bejana
B adalah lambung yang
didalamnya terdapat air.
Ketika baking soda (D)
Kegiatan 1 : Sediakan dua bejana, bejana A merupakan ditambahkan ke dalam
dinding yang dilapisi asam klorida berlebih dan bejana B cairan lambung (A) maka
adalah lambung yang di dalamnya terdapat air.
keduaya akan bereaksi dan
terbentuk gas.
HCl(aq) + NaHCO3(s) ⇄
NaCl(aq) + H2O(l) +
CO2(g)
114
Lampiran A. 4 Format Instrumen Soal Literasi Kimia
LARUTAN PENYANGGA
Nama
NamaSiswa
Siswa ::
Kelas
Kelas ::
115
1. Perhatikan tabel percobaan berikut!
pH pH larutan setelah penambahan
No Larutan
awal Sedikit air Sedikit basa Sedikit asam
1 A 3 4,3 5,2 1,6
2 B 5 5,8 5,4 4,7
3 C 6 6,4 8,0 3,4
4 D 8 7,7 8,1 7,9
5 E 9 7,9 11,5 6,5
Dari data percobaan di atas, identifikasi larutan manakah yang termasuk larutan
penyangga? Jelaskan alasannya!
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
2. Bacalah wacana di bawah ini untuk menjawab soal nomor 2 dan 3 !
Air laut memiliki sifat penyangga yang berasal dari garam-garam dan udara
yang terlarut dalam air laut. Sifat penyangga air laut dapat berasal dari NaHCO3 dan gas
CO2 dari udara yang terlarut. Sebuah penelitian Rebbeca Albright yang dipublikasikan
8 November 2010 melaporkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah telur karang
Elkhron yang dibuahi sebagai indikator penurunan pH air laut. Selain itu, kemampuan
telur yang telah dibuahi dan akan mulai tumbuh juga mendapat pengaruhnya.
Bagaimana analisis anda terhadap fenomena alam tersebut? Jelaskan kaitannya dengan
konsep larutan penyangga!
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
3. Bagaimana sikap anda terhadap fenomena yang disajikan pada no. 2 di atas agar
masalah tersebut dapat diselesaikan?
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
116
4. Perhatikan gambar berikut ini!
117
e. NaH2PO4 (aq) + OH- (aq) → NaHPO4- (aq) + H2O (aq)
f. HbH+ + O2 ⇄ HbO2 + H+
Berdasarkan reaksi di atas, identifikasilah pasangan asam-basa konjugat dalam setiap
reaksinya!
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
7. Perhatikan persamaan reaksi berikut:
H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3- (aq)
Harga Ka untuk reaksi di atas adalah 4,2 x 10-7. Berdasarkan wacana, diketahui
bahwa nilai pH darah pada keadaan normal yaitu sekitar 7,40. Hitunglah
Perbandingan konsentrasi basa konjugat dengan asam lemah dari reaksi tersebut?
Jawab : ............................................................................................................
(skor 0-3)
8. Apabila terjadi penambahan senyawa asam ke dalam darah sebesar 0,1 mol, jumlah
mol HCO3- = 1 mol, perbandingan (HCO3)/(HCO3-) sesuai dengan jawaban nomor 4,
dan volume darah 1L. Maka berapakah pH darah yang akan diperoleh?
Jawab : ............................................................................................................
(skor 0-3)
9. Saliva atau yang biasa disebut sebagai kelenjar air ludah mempunyai fungsi untuk
membantu mencerna makanan. Selain itu, saliva juga memegang peranan dalam
masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara
keseluruhan. Hal ini dikarenakan air liur melindungi gigi dan selaput lunak di rongga
mulut dari bakteri dengan sistem buffer, sehingga makanan yang terlalu asam bisa
dinetralkan kembali keasamannya.
118
mulut dari bakteri dengan sistem buffer, sehingga makanan yang terlalu asam bisa
dinetralkan kembali keasamannya.
Prediksikan reaksi yang akan terjadi, jika misalnya seseorang mengkonsumsi buah
lemon atau jeruk nipis yang memiliki sifat keasaman tinggi?
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
11. Saliva memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH dalam mulut berkisar pada
6,4 sampai 6,8 agar keasaman dalam mulut tetap konstan. Berdasarkan wacana
tersebut, hitunglah besar konsentrasi ion H+ dalam saliva!
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
12. Makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti zat pewarna, zat perasa, dan zat
pengawet maupun minuman berkarbonasi dapat menyebabkan kondisi dalam mulut
menjadi berubah, salah satunya menjadikan mulut tercium sedikit berbau dan
terkadang menyebabkan rasa ngilu di gigi, itu menandakan bahwa pH saliva telah
berubah sementara.
Apabila kadar asam berlebih, maka hal ini dapat menyebabkan lambung bersifat
asam. Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebabkan maag, dengan
disertai gerjala mual, perih, dan kembung. Bagaimana analisis anda terhadap orang
yang sakit lambung lalu mengkonsumsi antasida?
Jawab : ............................................................................................................
(skor 0-3)
14. Hitunglah besar konsentrasi asam lanmbung yang memiliki pH 1,5 tersebut!
119
Jawab : ...................................................................................................................
(skor 0-3)
15. Perhatikan rangkaian alat percobaan berikut :
Kegiatan 1 : Sediakan dua bejana, bejana A merupakan dinding yang dilapisi asam
klorida berlebih dan bejana B adalah lambung yang di dalamnya terdapat air.
Analisislah, apa yang terjadi pada kegiatan percobaan di atas ? Jelaskan, sertakan
reaksi kimia yang terjadi !
Jawab : ............................................................................................................
(skor 0-3)
120
Lampiran A. 5 Rubrik Penilaian Soal Literasi Kimia
RUBRIK PENILAIAN
SOAL BERORIENTASI LITERASI KIMIA
121
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
menganalisis Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
fenomena alam 1
kunci.
seperti ekosistem
laut dikaitkan Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
dengan konsep kata kunci
b) Karang sehat b) Karang rusak
larutan penyangga
Air laut memiliki sifat penyangga yang berasal
dari garam-garam dan udara yang terlarut dalam air
laut. Sifat penyangga air laut dapat berasal dari Menjawab relevan dengan kata kunci :
NaHCO3 dan gas CO2 dari udara yang terlarut. pH normal air laut adalah 8,2 sejak adanya
Sebuah penelitian Rebbeca Albright yang revolusi industri. Ion yang berfungsi
menjaga kestabilan pH air laut adalah ion
dipublikasikan 8 November 2010 melaporkan bahwa
CO32- dan HCO3-. Komponen tersebut
telah terjadi penurunan jumlah telur karang Elkhron 3
merupakan komponen penyangga air laut.
yang dibuahi sebagai indikator penurunan pH air laut. Walaupun perubahan pH yang terjadi sangat
Selain itu, kemampuan telur yang telah dibuahi dan kecil, tetapi hal tersebut memberikan
dampak yang besar terhadap kehidupan
akan mulai tumbuh juga mendapat pengaruhnya. terumbu karang di lautan.
Bagaimana analisis anda terhadap fenomena alam
tersebut? Jelaskan kaitannya dengan konsep larutan
penyangga!
122
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
Siswa dapat Bagaimana sikap anda terhadap fenomena yang 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
memprediksi disajikan pada soal no. 2 di atas agar masalah
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
faKtor-faktor yang tersebut dapat diselesaikan? 1
kunci.
menyebabkan
penurunan pH air Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
laut kata kunci
Konteks 3
Menjawab relevan dengan kata kunci :
Kita harus ikut andil menjaga kestabilan
3 ekosistem air laut seperti dengan cara hemat
bahan bakar, melakukan penghijauan bumi
dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Perhatikan gambar berikut! 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
1
kunci.
123
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
(batu bara) sebagai sumber pembuatan bahan bakar, terus berlanjut pada tingkat saat ini.
maka kadar CO2 di atmosfer akan semakin
meningkat. Seorang ilmuwan menemukan salah satu
cara untuk mengurangi jumlah CO2 di udara yakni
dengan melarutkan CO2 di air laut. Gas CO2 akan
masuk ke dalam laut bereaksi dengan air
menghasilkan H2CO3. Faktanya, cara tersebut
ternyata memberikan dampak negatif pada lautan di
dunia. pH lautan turun menjadi 8,05 sampai 8,1. pH
normal air laut adalah 8,2 sejak adanya revolusi
industri.
Prediksikan apa yang akan terjadi pada
keseimbangan ekosistem air laut, jika manusia terlalu
boros menggunakan listrik? Kaitkan dengan
fenomena penurunan pH air laut!
Siswa dapat 16. Perhatikan gambar berikut! 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
mendeskripsikan
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
Konten kemampuan darah 5 1
kunci.
dalam
mempertahankan pH 2 Menjawab tetapi kurang relevan dengan
124
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
Darah mempertahankan pH dengan bantuan
penyangga, salah satunya penyangga
karbonat. Saat ditambahkan asam,
penyangga karbonat akan menggunakan
basa konjugatnya untuk mengikat asam
tersebut yang menghasilkan CO2 dan air.
CO2 yang dihasilkan akan dikirim ke paru-
paru yang kemudian saat terjadi
penambahan basa, CO2 akan digunakan
membentuk asam karbonat yang sudah
Gambar 3 Sistem peredaran darah manusia 3 berkurang. Sehingga pH darah akan tetap
Reaksi-reaksi biokimia yang berlangsung di
konstan saat diberi penambahan asam
dalam tubuh makhluk hidup kebanyakan
maupun basa.
dikendalikan oleh keasaman darah. Oleh karena itu
keasaman (pH) darah harus selalu konstan agar
metabolisme tetap berlangsung. Dalam keadaan
normal, pH darah kita berkisar sekitar 7,40. Walau
sejumlah besar ion H3O+ selalu ada sebagai hasil
metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang
harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang
kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena
perubahan pH sedikit saja menunjukkan keadaan
sakit. Untuk itu, tubuh kita mempunyai sistem buffer
125
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
yang berfungsi mempertahankan pH tubuh agar tetap
normal.
Bagaimanakah analisis anda mengenai kemampuan
darah dalam mempertahankan pH?
Perhatikan reaksi di bawah ini: 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
a. H2CO3 (aq) + NaOH (aq) → NaHCO3 (aq) + Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
H2O (aq) 1
kunci.
b. NaH2PO4 (aq) + OH- (aq) → NaHPO4- (aq) +
H2O (aq) Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
Siswa dapat c. HbH+ + O2 ⇄ HbO2- + H+ kata kunci
mengidentifikasi Berdasarkan reaksi di atas, identifikasilah pasangan Menjawab relevan dengan kata kunci :
pasangan asam-basa asam-basa konjugat dalam setiap reaksinya! H2CO3 + OH-
⇄
NaHCO3 + H2O
Konten 6 (aq) (aq) (aq) (aq)
konjugat dari reaksi- Asam Basa
Asam
Basa kuat konjug
reaksi yang lemah konjugat
at
diberikan NaH2PO4 + OH- NaHPO4 + H2O
3 (aq) (aq)
⇄
(aq) (aq)
Asam
Asam Basa
Basa kuat konjug
lemah konjugat
at
HbH+ + O2 ⇄ HbO2- + H+
Asam
Asam Basa
Basa konjug
lemah konjugat
at
Siswa dapat Perhatikan persamaan reaksi berikut: 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
Proses menghitung rasio 7 H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3- (aq) Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
konsentrasi melalui 1
Harga Ka untuk reaksi di atas adalah 4,2 x 10-7. kunci.
126
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
data yang diketahui Berdasarkan wacana, diketahui bahwa nilai pH darah Menjawab tetapi kurang relevan dengan
pada keadaan normal yaitu sekitar 7,40. Hitunglah 2
kata kunci
Perbandingan konsentrasi basa konjugat dengan asam
lemah dari reaksi tersebut? Menjawab relevan dengan kata kunci :
𝑝𝐾𝑎 = − log 𝐾𝑎
𝑝𝐾𝑎 = − log[4,2. 10−7 ]
𝑝𝐾𝑎 = 6,37
[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 − 𝑙𝑜𝑔
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
7,40 = 6,37 − 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
3 7,40 − 6,37 = − 𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
1,023 = −𝑙𝑜𝑔
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 10−1,023 =
[𝐻𝐶𝑂3− ]
[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
0,09 =
[𝐻𝐶𝑂3− ]
Maka perbandingan basa konjugat
dengan asam lemah adalah 1:0,09.
Siswa dapat Apabila terjadi penambahan senyawa asam ke dalam 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
Proses 8 darah sebesar 0,1 mol, jumlah mol HCO3- = 1 mol,
menghitung pH 1 Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
127
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
darah setelah terjadi perbandingan (HCO3)/(HCO3-) sesuai dengan kunci.
penambahan jawaban nomor 4, dan volume darah 1L. Maka
Menjawab tetapi kurang relevan dengan
sejumlah asam berapakah pH darah yang akan diperoleh? 2
kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
Ditambahkan senyawa asam [H+] sebesar
0,01 mol.
HCO3- (aq) + H+(aq) ⇄ H2CO3(aq)
𝐾𝑎[𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎ℎ]
3 [𝐻 + ] =
[𝑏𝑎𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑎𝑡]
𝐾𝑎[𝐻2 𝐶𝑂3 ]
[𝐻 + ] =
[𝐻𝐶𝑂3− ]
(4,2.10−7 )(0,1)
[𝐻 + ] =
(0,99)
[𝐻 + ] = 4,24.10−8
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔 [𝐻 + ]
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔 (4,24.10−8 )
𝑝𝐻 = 7,37
Konteks Siswa dapat 9 Perhatikan gambar berikut! 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
128
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
menganalisis Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
kemampuan saliva 1
kunci.
dalam
mempertahankan pH Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
mulut kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
Gambar 4 Kelenjar ludah dan fungsinya Tanpa adanya sistem buffer kesehatan mulut
Saliva atau yang biasa disebut sebagai kelenjar air dan sekitarnya akan terganggu
ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna
makanan. Selain itu, saliva juga memegang peranan
dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan
penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara 3
keseluruhan. Hal ini dikarenakan air liur melindungi
gigi dan selaput lunak di rongga mulut dari bakteri
dengan sistem buffer, sehingga makanan yang terlalu
asam bisa dinetralkan kembali keasamannya.
Bagaimana analisis anda terhadap kemampuan saliva
dapat mempertahankan pH dalam mulut?
Siswa dapat Saliva memiliki kemampuan untuk 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
Konten 10
mendeskripsikan mempertahankan pH dalam mulut, sehingga harus 1 Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
129
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
cara saliva dalam selalu memiliki pH sekitar 6,4 sampai 6,8 agar kunci.
mempertahankan pH keasaman dalam mulut tetap konstan. Saliva Menjawab tetapi kurang relevan dengan
mulut 2
mempertahankan keasaman mulut dengan cara kata kunci
menentralkan asam yang berasal dari fermentasi sisa- Menjawab relevan dengan kata kunci :
sisa makanan. Saliva mempertahankan pH dengan bantuan
dari bikarbonat, fosfat dan protein. Saat
Prediksikan reaksi yang akan terjadi, jika misalnya sejumlah asam masuk, misalnya HCl, maka
seseorang mengkonsumsi buah lemon atau jeruk buffer bikarbonat akan bereaksi dengan
nipis yang memiliki sifat keasamaan tinggi? 3
asam kuat tersebut dan menghasilkan asam
karbonat yang sangat lemah dan garam,
sehingga penambahan sedikit asam kuat
hanya akan sedikit menggeser harga pH.
Sehingga pH saliva dapat dipertahankan.
Siswa dapat Saliva memiliki kemampuan untuk mempertahankan 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
menghitung pH dalam mulut, sehingga harus selalu memiliki pH
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
konsentrasi ion H+ sekitar 6,4 sampai 6,8 agar keasaman dalam mulut 1
kunci.
dalam saliva tetap konstan. Berdasarkan wacana tersebut,
Proses 11 hitunglah besar konsentrasi ion H+ dalam saliva! Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
3 𝑝𝐻 = − log[𝐻 + ]
6,8 = − log[𝐻 + ]
130
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
− 6,8 = log[𝐻 + ]
10−6,8 = 𝐻 +
1,58 𝑥 10−7 = 𝐻 +
Siswa dapat Perhatikan gambar berikut! 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
mendeskripsikan
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
penyebab 1
kunci.
berubahnya pH
saliva Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
kata kunci
Gambar 5 Beberapa zat aditif dalam makanan Menjawab relevan dengan kata kunci :
Makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti Dalam zat aditif terkandung asam atau basa.
Sehingga masuknya zat tersebut ke dalam
zat pewarna, zat perasa, dan zat pengawet maupun
Konten 12 mulut dapat mengubah sementara kondisi
minuman berkarbonasi dapat menyebabkan kondisi pH air ludah sehingga mulut dapat tercium
dalam mulut menjadi berubah, salah satunya sedikit berbau dan terasa ngilu di gigi yang
3 dapat mengubah pH saliva dalam mulut
menjadikan mulut tercium sedikit berbau dan
terkadang menyebabkan rasa ngilu di gigi, itu
menandakan bahwa pH saliva telah berubah
sementara.
Bagaimana analisis anda terhadap kandungan zat
aditif dalam makanan / minuman yang dapat
131
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
menyebabkan pH saliva berubah?
Siswa dapat Perhatikan gambar berikut! 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
menghiyung
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
konsentrasi H+ dari 1
kunci.
asam yang terdapat
dalam lambung Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
kata kunci
Gambar 6 Asam lambung berlebih Menjawab relevan dengan kata kunci :
Kelenjar pada lambung setiap hari memproduksi Antasida bekerja dengan cara menetralkan
sekitar dua sampai tiga liter cairan lambung yang kondisi “terlalu” asam pada lambung
Proses 13 dengan bereaksi bersama HCl yang terdapat
bersifat asam. Cairan lambung ini mengandung asam dalam lambung yang akan menghasilkan
klorida atau HCl dengan pH sekitar 1,5 sampai 3. garam, air, dan kadang menghasilkan gas
Apabila kadar asam berlebih, maka hal ini dapat 3 CO2. Gas CO2 yang dihasilkan dapat
menyebabkan tekanan gas di dalam
menyebabkan lambung bersifat asam. Produksi asam
lambung meningkat, sehingga dikeluarkan
lambung yang berlebihan akan menyebabkan maag, dengan sendawa.
dengan disertai gerjala mual, perih, dan kembung.
Bagaimana analisis anda terhadap orang yang sakit
lambung lalu mengkonsumsi antasida?
Konteks Siswa dapat 14 Hitunglah besar konsentrasi asam lambung yang 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
132
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
mendeskripsikan memiliki pH 1,5 tersebut! Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
cara kerja antasida 1
kunci.
dalam lambung
Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
𝑝𝐻 = − log[𝐻 + ]
1,5 = − log[𝐻 + ]
3
− 1,5 = log[𝐻 + ]
10−1,5 = 𝐻 +
0,03 = 𝐻 +
Siswa dapat Perhatikan rangkaian alat percobaan berikut: 0 Tidak menjawab/ jawaban salah.
menganalisis
Menjawab tetapi tidak relevan dengan kata
percobaan simuasli 1
kunci.
cara kerja obat
lambung Menjawab tetapi kurang relevan dengan
2
Proses 15 kata kunci
Menjawab relevan dengan kata kunci :
Percobaan tersebut merupakan simulasi cara
3 kerja obat lambung. Bejana A merupakan
Kegiatan 1 : Sediakan dua bejana, bejana A
dinding lambung yang dilapisi asam klorida
merupakan dinding yang dilapisi asam klorida berlebih dan bejana B adalah lambung yang
133
Dimensi Literasi No.
Indikator Soal Soal Skor Keterangan Jawaban
Kimia Soal
berlebih dan bejana B adalah lambung yang di didalamnya terdapat air.
dalamnya terdapat air. Ketika baking soda (D) ditambahkan ke
dalam cairan lambung (A) maka keduaya
akan bereaksi dan terbentuk gas.
HCl(aq) + NaHCO3(s) ⇄ NaCl(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
134
Lampiran A. 6 Kisi-Kisi Angket
KISI-KISI ANGKET
Dimensi Nomor
No. Aspek Pernyataan
Literasi Angket
Minat siswa untuk belajar dan mempelajari
1
materi larutan penyangga
Kepribadian pengajar 9
Keruntunan penyampaian point-point
10
materi
135
Lampiran A. 7 Format Angket
ANGKET
Profil Literasi Kimia Siswa pada Materi Larutan Penyangga
SMA/MA Bandung Timur
Petunjuk:
Respon 4 : Sangat Baik
Respon 3 : Baik
Respon 2 : Cukup Baik
Respon 1 : Kurang Baik
Respon
No Pernyataan Keterangan
1 2 3 4
136
Respon
No Pernyataan Keterangan
1 2 3 4
137
Lampiran A. 8 Rubrik Angket
RUBRIK PENILAIAN
ANGKET
Dimensi
No Aspek Pernyataan Keterangan Respon
Literasi
4 = Minat siswa sangat baik untuk belajar dan mempelajari materi
larutan penyangga
Bagaimana minat anda sebagai 3 = Minat siswa baik untuk belajar dan mempelajari materi larutan
siswa untuk belajar dan penyangga
1
mempelajari materi larutan 2 = Minat siswa cukup baik untuk belajar dan mempelajari materi
penyangga larutan penyangga
1 = Minat siswa kurangz baik untuk belajar dan mempelajari materi
larutan penyangga
4 = Tingkat semangat siswa sangat baik untuk mempelajari materi
larutan penyangga
Kesiapan
Bagaimana tingkat semangat 3 = Tingkat semangat siswa baik untuk mempelajari materi larutan
Individu Sikap
anda sebagai siswa untuk penyangga
2 Siswa
mempelajari materi larutan 2 = Tingkat semangat siswa cukup baik untuk mempelajari materi
penyangga larutan penyangga
1 = Tingkat semangat siswa kurang baik untuk mempelajari materi
larutan penyangga
4 = Kesiapan mental siswa sangat baik untuk mempelajari materi larutan
Apakah anda memiliki penyangga
kesiapan mental yang cukup 3 = Kesiapan mental siswa baik untuk mempelajari materi larutan
3
untuk mempelajari materi penyangga
larutan penyangga? 2 = Kesiapan mental siswa cukup baik untuk mempelajari materi larutan
penyangga
138
Dimensi
No Aspek Pernyataan Keterangan Respon
Literasi
1 = Kesiapan mental siswa kurang baik untuk mempelajari materi
larutan penyangga
4 = Siswa sangat memahami dengan baik materi larutan penyangga
Apakah anda memahami 3 = Siswa memahami dengan baik materi larutan penyangga
4
materi larutan penyangga? 2 = Siswa cukup memahami materi larutan penyangga
1 = Siswa kurang memahami materi larutan penyangga
4 = Metode pembelajaran sangat menyenangkan
Apakah metode
3 = Metode pembelajaran menyenangkan
5 pembelajarannya
2 = Metode pembelajaran cukup menyenangkan
menyenangkan?
1 = Metode pembelajaran kurang menyenangkan
4 = Pengajar mengajar dengan cara yang sangat baik
Apakah pengajar mengajar 3 = Pengajar mengajar dengan cara yang baik
6
dengan cara yang baik? 2 = Pengajar mengajar dengan cara yang cukup baik
1 = Pengajar mengajar dengan cara yang kurang baik
4 = Pengajar menyampaikan materi dengan sangat jelas
Apakah pengajar
3 = Pengajar menyampaikan materi dengan jelas
7 Pelaksanaan menyampaikan materi dengan
Proses 2 = Pengajar menyampaikan materi dengan cukup jelas
Pengajaran jelas?
1 = Pengajar menyampaikan materi dengan kurang jelas
4 = Pengajar sangat menguasai materi yang diajarkan
Apakah pengajar menguasai 3 = Pengajar menguasai materi yang diajarkan dengan baik
8
materi yang diajarkan? 2 = Pengajar cukup menguasai materi yang diajarkan
1 = Pengajar kurang menguasai materi yang diajarkan
4 = Pengajar memiliki pribadi yang sangat menyenangkan
Apakah pengajar memiliki 3 = Pengajar memiliki pribadi yang menyenangkan
9
pribadi yang menyenangkan? 2 = Pengajar memiliki pribadi yang cukup menyenangkan
1 = Pengajar memiliki pribadi yang kurang menyenangkan
10 Apakah pengajar 4 = Pengajar menyampaikan materi dengan sangat runtut
139
Dimensi
No Aspek Pernyataan Keterangan Respon
Literasi
menyampaikan materi dengan 3 = Pengajar menyampaikan materi dengan runtut
runtut? 2 = Pengajar menyampaikan materi dengan cukup runtut
1 = Pengajar menyampaikan materi dengan kurang runtut
4 = Materi larutan penyangga memiliki bobot yang sangat seimbang
antara teori dan hitungan
Apakah materi larutan 3 = Materi larutan penyangga memiliki bobot yang seimbang antara
penyangga memiliki bobot teori dan hitungan
11
yang seimbang antara teori dan 2 = Materi larutan penyangga memiliki bobot yang cukup seimbang
hitungan antara teori dan hitungan
1 = Materi larutan penyangga memiliki bobot yang kurang seimbang
antara teori dan hitungan
Materi
4 = Soal-soal yang diberikan sangat sesuai dengan materi yang
Pelajaran
Konten disampaikan
(Larutan
Apakah soal-soal yang 3 = Soal-soal yang diberikan sesuai dengan materi yang disampaikan
Penyangga)
12 diberikan dengan materi yang 2 = Soal-soal yang diberikan cukup sesuai dengan materi yang
disampaikan sesuai? disampaikan
1 = Soal-soal yang diberikan kurang sesuai dengan materi yang
disampaikan
4 = Materinya sangat mudah dipahami
Apakah materinya mudah
3 = Materinya mudah dipahami
13 dipahami? (jika sulit, konsep
2 = Materinya cukup mudah dipahami
mana yang dianggap sulit?)
1 = Materinya kurang mudah dipahami
4 = Sumber (buku) yang digunakan sangat mudah untuk dipahami
Apakah sumber (buku) yang
3 = Sumber (buku) yang digunakan mudah untuk dipahami
14 Sarana dan digunakan mudah untuk
Konteks 2 = Sumber (buku) yang digunakan cukup mudah untuk dipahami
Lingkungan dipahami?
1 = Sumber (buku) yang digunakan kurang mudah untuk dipahami
15 Apakah kondisi lingkungan 4 = Kondisi lingkungan sekolah sangat mendukung pembelajaran
140
Dimensi
No Aspek Pernyataan Keterangan Respon
Literasi
sekolah mendukung (kondusif)
pembelajaran (kondusif)? 3 = Kondisi lingkungan sekolah mendukung pembelajaran (kondusif)
2 = Kondisi lingkungan sekolah cukup mendukung pembelajaran
(kondusif)
1 = Kondisi lingkungan sekolah kurang mendukung pembelajaran
(kondusif)
4 = Pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan
praktikum dengan sangat baik
Apakah pembelajaran materi 3 = Pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan
larutan penyangga praktikum dengan baik
16
dilaksanakan dengan praktikum 2 = Pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan
? praktikum dengan cukup baik
1 = Pembelajaran materi larutan penyangga dilaksanakan dengan
praktikum dengan kurang baik
141
Lampiran B. 1 Data Hasil Uji Coba Soal
Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 YU 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3
2 SR 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
3 TF 3 2 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2
4 DFJ 2 2 3 2 1 1 2 2 0 2 2 2 1 3 2
5 IM 3 1 2 2 3 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1
6 AM 3 2 1 1 2 1 2 1 2 3 3 2 1 1 1
7 SA 3 2 1 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
8 UF 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 1
9 N 3 1 3 1 3 3 3 3 2 1 3 1 2 3 3
10 RMN 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 1 3 1
11 EF 2 2 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 3 2
12 UNM 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 1
13 FNF 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2
14 IIF 2 2 1 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2
15 AA 2 1 2 2 1 1 2 1 0 0 2 2 1 3 1
16 MA 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2
17 RSL 3 1 2 2 0 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2
18 SNH 2 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 1 2 3 2
19 Y 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3
20 EM 2 1 2 2 2 2 0 3 2 2 1 2 2 2 2
21 EFA 3 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 1 1
22 SS 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2
23 J 3 2 3 1 3 2 2 3 2 1 0 1 2 3 2
24 HA 2 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2
25 FN 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 1 2 3 2
142
Lampiran B. 2 Analisis Validitas dan Reliabilitas
143
21 EFA 3 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 1 1 31
22 SS 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 34
23 J 3 2 3 1 3 2 2 3 2 1 0 1 2 3 2 30
24 HA 2 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 33
25 FN 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 1 2 3 2 33
r Tabel 0,396 0,39 0,396 0,396 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,396 0,39 0,397 0,39 0,397 0,39
r Hitung 0.313 0.41 0.234 0.353 0.48 0.60 0.47 0.49 0.52 0.353 0.47 0.081 0.78 0.288 0.56
r Tabel < r
Invalid Valid Invalid invalid valid Valid valid valid valid invalid valid invalid valid invalid valid
Hitung
Varians 0.256 0.29 0.443 0.416 0.91 0.41 0.64 0.59 0.49 0.75 0.66 0.223 0.22 0.376 0.39
Varians Total 19.26
Reliabilitas 0.67
144
Lampiran B. 3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
145
21 EFA 3 1 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 1 1 31
22 SS 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 34
23 J 3 2 3 1 3 2 2 3 2 1 0 1 2 3 2 30
24 HA 2 1 2 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 33
25 FN 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 3 1 2 3 2 33
Jumlah 64 43 53 50 55 50 58 63 41 40 65 46 46 68 46 788
Tingkat
2.56 1.72 2.12 2 2.2 2 2.32 2.52 1.64 1.6 2.6 1.84 1.84 2.72 1.84 31.52
Kesukaran
Status Butir
sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar sukar
Soal
jika 0,30<=TK<=0,70 maka tingkat kesukaran butir soal dikatakan sedang
Keterangan :
jika TK<0,30 atau TK>0,70 maka tingkat kesukaran butir soal dikatakan sukar atau mudah
146
Lampiran C. 1 Rekapitulasi Persentase Kemampuan Literasi Kimia SMA/MA se-Bandung Timur
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
1 AA 2 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 10 22
2 ADL 1 0 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 8 17
3 DRP 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 6
4 DS 0 1 1 2 0 0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 9 20
5 EM 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 8
6 FSZ 2 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11
7 FAG 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 11 24
8 GVV 2 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 0 0 10 22
9 INF 2 0 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 13
10 IDY 2 0 1 1 1 0 3 0 0 1 0 1 1 1 0 12 26
11 JR 2 1 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 10 22
12 KNN 2 2 1 1 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 12 26
13 KMT 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 8
14 KA 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 13
15 MMH 1 0 1 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 7 15
16 MBG 2 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
17 MF 3 2 1 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 11 24
18 NRH 1 1 0 2 0 1 3 0 1 1 2 0 0 2 0 14 31
19 NN 2 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11
147
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
20 NAD 2 0 1 1 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 0 10 22
21 NP 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11 24
22 RPA 2 0 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 13
23 RAP 2 1 1 2 0 0 3 0 2 2 0 0 0 0 0 13 28
24 SAR 1 0 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 8 17
25 SA 3 2 1 2 1 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 14 31
26 SCP 3 2 1 1 1 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 13 28
27 SN 2 2 2 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
28 SA 2 2 0 1 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
29 WKK 3 1 0 0 0 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
30 YSS 2 2 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
31 ZAR 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11
32 SR 2 0 1 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
33 DS 3 3 3 3 1 1 2 0 1 1 0 0 1 0 1 20 44
34 DRD 3 2 2 2 0 1 1 0 0 1 0 2 0 0 1 15 33
35 DPO 3 3 3 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 31
36 NN 2 2 2 2 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 1 15 33
37 RF 3 2 2 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12 26
38 RJA 3 2 3 0 2 1 2 0 0 2 0 0 0 0 1 16 35
39 LR 1 3 3 0 3 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 15 33
40 AF 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 0 2 0 0 0 19 42
148
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
41 AL 3 3 3 1 3 2 1 0 1 2 0 0 0 0 1 20 44
42 F 2 3 3 1 3 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17 37
43 AN 3 3 3 0 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14 31
44 J 2 2 3 3 3 2 1 0 1 2 0 0 0 0 1 20 44
45 EF 1 1 3 0 3 1 1 0 0 2 0 0 0 0 1 13 28
46 IO 3 3 3 0 3 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 16 35
47 SMY 0 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
48 NNA 3 2 2 0 3 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 16 35
49 CIN 3 2 2 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12 26
50 MRR 0 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
51 AS 3 3 3 1 3 2 1 0 1 2 0 0 0 0 1 20 44
52 AR 3 3 3 0 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 14 31
53 NKI 3 3 3 3 1 1 2 0 1 1 0 0 1 0 1 20 44
54 DG 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 0 2 0 0 0 19 42
55 LHK 3 3 3 1 3 2 1 0 1 2 0 0 0 0 1 20 44
56 WA 0 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
57 DSM 2 3 3 1 3 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17 37
58 AB 2 2 2 2 2 1 3 3 0 0 0 0 0 0 0 17 37
59 AD 3 2 0 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 22
60 AFTS 3 2 1 3 2 3 3 2 0 0 3 0 0 0 0 22 28
61 AH 2 1 0 2 1 0 3 1 0 0 3 0 0 1 0 14 31
149
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
62 AMS 3 3 0 2 2 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 18 40
63 AO 2 2 0 2 2 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 16 35
64 ARS 3 2 1 2 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 16 35
65 AW 0 0 0 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
66 D 3 2 2 3 3 1 3 3 0 0 0 0 0 0 0 20 44
67 DNN 3 3 2 3 2 3 3 2 0 0 3 0 0 0 0 24 53
68 EF 2 2 2 2 2 1 3 3 0 0 0 0 0 0 0 17 37
69 GM 3 2 1 1 2 3 3 0 0 0 3 0 0 0 0 18 40
70 HSL 3 2 3 3 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 22 48
71 IAS 3 2 1 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 17 37
72 IR 3 2 2 3 3 1 2 1 0 0 3 0 0 0 0 20 44
73 LS 3 2 3 3 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 22 48
74 MI 3 2 3 3 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 19 42
75 MR 3 2 2 2 2 1 2 0 0 0 2 0 0 0 0 16 35
76 MRA 3 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 11 24
77 NCO 3 2 1 1 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 15 33
78 NN 2 2 2 2 2 1 3 0 2 2 0 2 0 1 0 21 46
79 RS 2 2 3 3 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 18 40
80 R 3 2 2 3 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 18 40
81 RAKD 3 2 2 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 18 40
82 RR 3 2 2 3 2 3 3 0 0 0 3 0 0 0 0 21 46
150
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
83 RY 3 2 2 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 18 40
84 RYA 0 1 0 2 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
85 SAD 2 1 1 2 1 0 3 0 2 2 0 2 1 0 0 17 37
86 SNF 2 2 1 1 3 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 12 26
87 TS 3 2 1 2 3 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 15 33
88 WS 3 2 2 3 2 3 3 0 0 0 3 0 0 0 0 21 46
89 YW 2 2 2 3 3 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 16 35
90 AF 1 3 1 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 34 75
91 AFH 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 91
92 AR 3 2 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 10 22
93 AR 2 2 1 2 1 1 0 0 0 1 3 0 1 3 3 20 44
94 ARA 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 32 71
95 ESW 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41 91
96 FF 2 2 1 2 1 2 3 2 0 0 3 0 0 0 0 18 40
97 GRP 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 3 1 1 3 0 26 57
98 GSR 3 2 0 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 38 84
99 ITA 3 2 0 1 1 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 30 66
100 MIZ 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 40 88
101 MK 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 35 77
102 MR 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 3 1 3 0 0 25 55
103 NA 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 2 3 3 26 57
151
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
104 NAA 3 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 1 32 71
105 NR 3 2 2 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 11 24
106 PWP 2 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 36 80
107 RM 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 34 75
108 RMS 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 28 62
109 RN 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 93
110 RR 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 32 71
111 RS 1 1 1 1 1 2 0 2 3 0 2 0 0 0 0 14 31
112 RSA 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 40 88
113 RSK 2 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 35 77
114 SAF 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 3 2 38 84
115 SK 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 35 77
116 SN 1 1 1 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 30 66
117 SS 1 2 2 2 1 0 3 1 0 1 0 0 0 3 0 16 35
118 TDD 2 2 0 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 28 62
119 WN 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 39 86
120 YH 3 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 13
121 YO 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 0 0 0 28 62
122 YR 3 1 2 1 1 0 3 2 3 0 3 0 0 3 2 24 53
123 ZAR 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 35 77
124 ZZN 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 3 32 71
152
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
125 AJ 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 0 1 1 0 0 23 51
126 AKO 2 2 1 2 1 1 3 2 1 2 0 1 1 3 1 23 51
127 AM 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 0 1 0 0 0 18 40
128 AF 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 0 1 1 3 1 22 48
129 DSN 3 2 1 3 3 3 3 3 1 1 0 1 1 3 0 28 62
130 DK 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 0 1 1 3 0 29 64
131 DSAM 3 2 2 2 2 1 3 2 2 0 1 0 2 0 1 23 51
132 FN 2 2 1 2 3 1 3 2 1 1 0 1 0 0 0 19 42
133 GMP 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 0 1 0 0 0 22 48
134 GA 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 0 1 1 3 0 26 57
135 KFNR 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 0 0 19 42
136 M 3 1 1 3 3 1 3 1 1 1 0 1 1 0 1 21 46
137 MFD 3 2 2 2 2 1 3 2 2 0 1 0 2 0 1 23 51
138 NH 2 3 2 2 3 3 3 2 1 1 0 1 1 3 0 27 60
139 PR 2 1 2 2 3 3 3 1 1 1 0 2 1 0 0 22 48
140 SH 3 2 1 2 3 3 3 2 1 1 0 1 0 0 0 22 48
141 SSL 3 2 2 2 2 3 3 2 0 1 0 0 1 0 0 21 46
142 TW 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 0 1 0 0 0 17 37
143 TD 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 0 0 19 42
144 TO 2 2 2 3 3 3 3 3 0 0 0 2 1 1 0 25 55
153
Nomor Soal
Nama Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Nilai
Siswa
konten konten sikap konteks konten konten proses Proses konteks konten proses konten konteks proses proses
Jumlah skor
314 250 224 235 262 196 325 149 119 120 119 95 94 108 75 2685 5884
perbutir soal
Rata-rata skor 2.18 1.74 1.5 1.63 1.82 1.36 2.26 1.03 0.83 0.83 0.83 0.66 0.65 0.75 0.52
18.65 40.86
Rata-rata nilai 72.69 57.87 51.85 54.40 60.65 45.37 75.23 34.49 27.55 27.78 27.55 21.99 21.76 25.00 17.36
154
Lampiran C. 2 Rekapitulasi Hasil Angket Keseluruhan
155
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
22 RPA 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 45
23 RAP 2 2 1 1 1 4 4 4 4 2 2 2 1 1 3 1 35
24 SAR 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 4 38
25 SA 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 43
26 SCP 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 44
27 SN 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 38
28 SA 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 41
29 WK 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 44
30 YSS 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 45
31 ZAR 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 37
32 SR 3 3 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 38
33 DS 2 1 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 2 1 3 3 42
34 DRD 2 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 38
35 DPO 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 1 3 38
36 NN 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 45
37 RF 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 37
38 RJA 3 2 2 3 1 2 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 38
39 LR 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 33
40 AF 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 39
41 AL 2 3 3 3 3 4 4 4 1 1 2 1 2 3 3 1 40
42 F 2 4 3 3 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 44
43 AN 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 49
156
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
44 J 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 1 2 3 1 41
45 EF 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 47
46 IO 2 3 2 1 1 3 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 39
47 SM 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 38
48 NN 2 3 3 3 2 1 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 49
49 CIN 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
50 MR 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 36
51 AS 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 1 2 44
52 AR 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 1 3 38
53 NKI 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 45
54 DG 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 55
55 LH 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 51
56 WA 2 1 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 1 2 41
57 DS 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 44
58 AB 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 45
59 AD 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 40
60 AFT 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 1 2 3 1 41
61 AH 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 47
62 AM 2 3 2 1 1 3 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 39
63 AO 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 38
64 AR 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 48
65 AW 3 3 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 3 2 3 2 43
157
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
66 D 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 1 3 1 46
67 DN 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 45
68 EF 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
69 GM 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 1 36
70 HSL 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 1 2 44
71 IAS 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 42
72 IR 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 42
73 LS 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 1 44
74 MI 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 48
75 MR 1 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 41
76 MR 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 40
77 NC 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 36
78 NN 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 45
79 RS 3 2 2 3 1 2 2 4 3 2 3 2 3 2 2 2 38
80 R 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 33
81 RAK 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 39
82 RR 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 49
83 RY 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 43
84 RY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
85 SA 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 48
86 SNF 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 1 2 41
87 TS 2 3 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 40
158
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
88 WS 2 3 1 1 2 1 1 3 3 1 2 3 1 2 4 1 31
89 YW 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 1 4 41
90 AF 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 53
91 AF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
92 AR 4 2 3 1 2 3 1 3 4 3 2 1 2 3 1 3 38
93 AR 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 48
94 AR 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 1 37
95 ES 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 3 1 34
96 FF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
97 GR 1 3 2 1 3 4 4 4 4 3 2 3 1 2 3 1 41
98 GS 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 48
99 ITA 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 1 51
100 MIZ 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 3 1 40
101 MK 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 45
102 MR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
103 NA 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 54
104 NA 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 1 51
105 NR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 45
106 PW 3 3 2 1 2 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 42
107 RM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32
108 RM 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 1 37
109 RN 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 44
159
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
110 RR 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
111 RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
112 RS 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 3 1 34
113 RS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 57
114 SAF 2 3 3 2 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 37
115 SK 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 44
116 SN 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 45
117 SS 3 3 2 3 4 4 4 4 3 1 2 3 4 2 1 1 44
118 TD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
119 WN 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 40
120 YH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
121 YO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
122 YR 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 2 44
123 ZA 3 3 1 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 3 2 45
124 ZZN 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 1 37
125 AJ 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 55
126 AK 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 51
127 AM 2 1 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 1 2 41
128 AF 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 44
129 DS 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 52
130 DK 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 54
131 DS 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 49
160
Nomor Pertanyaan Jumlah
No Siswa
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
132 FN 2 4 3 3 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 44
133 GM 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 49
134 GA 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 49
135 KF 3 3 2 2 2 4 2 3 1 3 2 2 2 3 3 4 41
136 M 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 52
137 MF 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 49
138 NH 2 3 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 42
139 PR 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 40
140 SH 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 40
141 SSL 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 56
142 TW 2 1 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 1 2 42
143 TD 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 40
144 TO 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 51
Jumlah 345 375 340 298 344 423 396 435 399 369 348 397 348 357 369 349 5892
Rata-rata
2.39 2.60 2.37 2.08 2.41 2.96 2.78 2.89 2.81 2.61 2.48 2.82 2.49 2.56 2.65 2.52
skor 40.92
Kategori cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup Cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup
Kategori
Cukup Cukup Cukup Cukup
rata-rata 63,94%
Kategori
Cukup
keseluruhan
161
Lampiran D. 1 Surat Keputusan
162
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen
163
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
164
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
165
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
166
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
167
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
168
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
169
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
170
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Instrumen (lanjutan)
171
Lampiran D. 3 Surat Izin Penelitian
172
Lampiran D. 3 Surat Izin Penelitian (lanjutan)
173
Lampiran D. 3 Surat Izin Penelitian (lanjutan)
174
Lampiran D. 3 Surat Izin Penelitian (lanjutan)
175
Lampiran D. 3 Surat Izin Penelitian (lanjutan)
176
Lampiran D. 4 Surat Keterangan Penelitian
177
Lampiran D. 4 Surat Keterangan Penelitian (lanjutan)
178
Lampiran D. 4 Surat Keterangan Penelitian (lanjutan)
179
Lampiran D. 5 Berita Acara Uji Coba Soal
180
Lampiran D. 5 Berita Acara Uji Coba Soal (lanjutan)
181
Lampiran D. 6 Berita Acara Penelitian
182
Lampiran D. 6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
183
Lampiran D. 6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
184
Lampiran D. 6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
185
Lampiran D. 6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
186
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
187
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
188
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
189
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
190
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
191
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
192
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
193
Lampiran D.6 Berita Acara Penelitian (lanjutan)
194
Lampiran D. 7 Contoh Hasil Jawaban Soal Siswa
195
196
197
198
199
200
201
202
Lampiran D. 8 Contoh Hasil Jawaban Angket Siswa
203
204
RIWAYAT HIDUP
205