Skripsi 1708076039 Setyo Wati
Skripsi 1708076039 Setyo Wati
Skripsi 1708076039 Setyo Wati
SKRIPSI
Oleh:
SETYO WATI
NIM : 1708076039
ii
PENGESAHAN
iii
iv
v
ABSTRAK
Nama : SETYO WATI
NIM : 1708076039
Judul :Efektivitas Strategi PDEODE (Predict, Discuss, Explain,
Observe, Discuss, Explain) sebagai Upaya Mencegah
Miskonsepsi Peserta Didik pada Materi Sifat Koligatif Larutan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Alhamdulillahirobbil’alamin, rasa dan
puji syukur yang tiada henti penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat, karunia serta hidayahNya sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan tuntas
dan baik. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada
baginda Rosullullah SAW yang selalu dinantikan syafaatnya
kelak di hari kiamat.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tak luput dari peran
orang-orang yang berjasa mendukung dan membantu
penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Taufik, M. Ag selaku Rektor
UIN Walisongo Semarang
2. Bapak Dr. H. Ismail, M. Ag selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Walisongo Semarang
3. Ibu Atik Rahmawati, S. Pd, M. Si. Selaku Ketua Prodi
Pendidikan Kimia
4. Bapak Fachri Hakim, M. Pd. Selaku Wali Dosen atas
arahan dan dukungan dalam penyelesaaian skripsi
5. Bapak Teguh Wibowo M. Pd. Selaku Dosen
Pembimbing 1 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama proses penyusunan skripsi
vii
6. Bapak Muhammad Zammi, M. Pd. Selaku Dosen
Pembimbing 2 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan selama proses penyusunan skripsi
7. Ibu Hanifah Setiowati, M. Pd. Selaku Dosen Pendidikan
Kimia yang berkenan memberikan waktu dan
kesempatan untuk diskusi mengenai penyusunan
skripsi
8. Bapak Syuman, Ibu Sumiati, Bapak Suharmono dan
alm. Ibu Sri Wahyuni selaku orang tua penulis yang
menjadi motivator utama dalam proses penyusunan
skripsi
9. Suami terkasih mas Ahmad Ari Subkhan S. Pd yang
selalu setia menemani perjalanan dalam penyusunan
skripsi hingga selesai serta memberikan dukungan
penuh kepada penulis sehingga penyusunan skripsi
dapat selesai dengan baik
10. Saudara kembar Widyo Wati S. Pd yang tak lelah-
lelahnya mengingatkan penulis untuk menyelesaikan
penyusunan skrisi
11. Ibu Sri Yulaikah, S. Pd selaku guru SMA N 1 Sale yang
selalu memberikan dukungan dan arahan untuk
penulis dalam penyelesaian skripsi
12. Ibu Very Diana, S. Pd. Selaku guru kimia kelas XII SMA
N 1 Sulang yang telah mendampingi dan memberikan
viii
kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian skripsi
13. Teman tercinta Nurul Latifah, Devi Mahmudah, S. Pd.,
Fita Komala S. Pd., Laely Rahmawati S. Pd. yang selalu
penulis repotkan dalam proses penyusunan skripsi
14. Teman-teman seperjuangan kelas PK-B angkatan
2017 yang saling memberikan dukungan untuk
penyelesaian skripsi
15. Kepada seluruh orang-orang baik yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 10 Februari 2022
Peneliti,
SETYO WATI
NIM. 1708076039
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. ii
PENGESAHAN ........................................................................ iii
NOTA DINAS .......................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiv
BAB I ........................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II ....................................................................................... 10
LANDASAN PUSTAKA ......................................................... 10
A. Landasan Pustaka ......................................................... 10
B. Kajian Teori Yang Relevan ......................................... 25
C. Kerangka Berpikir ......................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian ..................................................... 29
BAB III ..................................................................................... 31
METODE PENELITIAN ........................................................ 31
A. Jenis Penelitian ............................................................... 31
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................. 32
C. Populasi Dan Sampel Penelitian ............................. 32
D. Definisi Operasional Variabel ................................... 33
E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ........ 33
F. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen .................... 35
G. Teknik Dan Analisis Data ........................................... 37
BAB IV ...................................................................................... 46
x
PEMBAHASAN ....................................................................... 46
A. Deskripsi Data ................................................................ 46
B. Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 61
C. Pembahasan .................................................................... 62
D. Keterbatasan Penelitian ............................................. 70
BAB V ....................................................................................... 72
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 72
A. Simpulan .......................................................................... ` 72
B. Implikasi ........................................................................... 72
C. Saran ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 74
LAMPIRAN .............................................................................. 80
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 18 Jabawan Pretest 173
Lampiran 19 Four tier Pretest 174
Lampiran 20 Miskonsepsi Pretest 185
Lampiran 21 Kisi-Kisi Posttest 199
Lampiran 22 Soal Posttest 200
Lampiran 23 Jabawan Posttest 201
Lampiran 24 Four tier Posttest 202
Lampiran 25 Miskonsepsi Posttest 205
Lampiran 26 Kisi-Kisi Angket Respon Peserta 207
Didik
Lampiran 27 Soal dan Jawaban Angket 209
Respon Peserta Didik
Lampiran 28 Skor Angket Respon Peserta 211
Didik
Lampiran 29 Lembar Keterlaksanaan 212
Pembelajaran
Lampiran 30 Uji Normalitas 214
Lampiran 31 Uji t-test 215
Lampiran 32 Penurunan Miskonsepsi 216
Lampiran 33 Surat Keterangan Telah 217
Melakukan Penelitian
Lampiran 34 Dokumentasi Kegiatan 218
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik dalam memahami konsep kimia
harus menguasai tiga level representasi yaitu
makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik (Johnstone,
2000). Ketiga level tersebut saling berhubungan antara
satu level dengan level lainnya. Apabila peserta didik
tidak memahami salah satu dari ketiga level tersebut
maka untuk menguasai level-level yang lain cenderung
sulit. Ketiga level ini apabila tidak saling dikuasai dapat
memicu timbulnya miskonsepsi (Gilbert & Treagust,
2009).
Miskonsespsi terbentuk ketika adanya
ketidaksesuaian penafsiran peserta didik dengan prinsip
teori ilmiah dan biasanya terjadi secara berkelanjutan.
Pemicu adanya miskonsepsi berpangkal dari keseharian
peserta didik, media belajar seperti buku bacaan dan
proses mengajar oleh pendidik. Miskonsepsi dapat
menjadi penghalang ketercapaian pembelajaran
dikarenakan cenderung susah untuk diperbaiki
(Demircioglu et al, 2005). Materi kimia cenderung
berjenjang dan saling berkaitan satu sama lain, apabila
1
2
salah satu materi terjadi miskonsepsi maka pada materi
yang lain dapat mengalami kemungkinan yang sama.
Miskonsepsi dapat diartikan sebagai persepsi
peserta didik terhadap suatu fenomena yang tidak
sejalan dengan teori ilmiah (Dahar, 2012). Persepsi
peserta didik berperan penting dalam pembelajaran.
Sehingga memungkinkan terjadinya korelasi antara
konsep ilmiah yang didapatkan selama proses
pembelajaran di kelas dengan persepsi awal peserta
didik (Paramitha, 2014).
Salah satu materi kimia yang berpotensi
mengalami miskonsepsi adalah sifat koligatif larutan.
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Pinarbasi et al
(2009) yang menyatakan bahwa : (1) sebanyak 52%
peserta didik menyatakan bahwa interaksi antara
partikel garam dan air menyebabkan terjadinya kenaikan
titik didih atau penurunan titik beku, (2) sebanyak 65%
peserta didik menyatakan alkohol tidak dapat
menurunkan titik beku air, dan (3) sebanyak 47%
menyatakan bahwa titik didih tidak konstan. Pernyataan
selanjutnya diperkuat oleh peneliti terbaru yaitu Ibrahim
(2012) yang menyatakan bahwa peserta didik
menganggap peristiwa osmosis merupakan proses
perpindahan molekul zat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
3
Miskonsepsi pada sifat koligatif larutan lainnya
dibuktikan oleh Auliyani et al (2018) yaitu banyak
peserta didik yang beranggapan bahwa penurunan
tekanan uap ditentukan oleh jenis zat terlarut dan
tekanan uap jenuh larutan. Anggapan tersebut tidak
sesuai dengan teori sesungguhnya menurut Syukri
(1999) yang menyatakan bahwa antara penurunan
tekanan uap dengan fraksi mol zat terlarut berbanding
lurus. Auliyani et al (2018) juga mengungkapkan bahwa
terjadi miskonsepsi pada konsep penurunan titik beku
mengenai besarnya zat yang dibutuhkan untuk
mendidihkan larutan pada temperatur yang telah
ditentukan dan analisis diagram P-T pada penurunan
titik beku. Sebanyak 48,10% peserta didik memiliki
pandangan yang salah mengenai pernyataan tersebut.
Cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi pada peserta didik salah satunya yaitu
teknik Four Tier Diagnostic Test. Teknik ini merupakan
metode identifikasi miskonsepsi peserta didik disertai
dengan tingkat keyakinan dan penekanan alasan yang
kuat. Teknik ini memudahkan pendidik dalam
membedakan tingkat keyakinan peserta didik dan dapat
menggali lebih jauh miskonsepsi yang dialami peserta
didik dan dapat mengidentifiksikan materi yang
4
memerlukan penekanan lebih mendalam (Rawh et al,
2020)
Hasil observasi pra-penelitian yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Sulang menunjukkan bahwa kelas XII IPA
memiliki potensi yang cukup besar dalam mengalami
miskonsepsi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Sulang khususnya kelas XII IPA
menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan
dan kebingungan dalam memahami materi sifat koligatif
larutan dikarenakan materi yang diperoleh berbeda
dengan pengetahuan sebelumnya dari pengalaman
sehari-hari peserta didik. Wawancara yang dilakukan
dengan pendidik mata pelajaran kimia kelas XII
menghasilkan berbagai pernyataan diantaranya
pembelajaran yang digunakan masih menggunakan
metode ceramah dan KKM SMA Negeri 1 Sulang yaitu 60
untuk kelas XII. Hal ini dikarenakan materi kelas XII
cenderung sulit untuk dipahami sehingga kemungkinan
terjadi miskonsepsi pada peserta didik cukup besar.
Pernyataan tersebut di atas menjadi alasan yang
cukup kuat bahwa materi sifat koligatif larutan masih
terjadi miskonsepsi. Selain itu pembelajaran kimia pada
masa pandemi memberikan tantangan besar dalam
kegiatan pembelajaran. Peserta didik dituntut aktif
mencari sumber informasi sendiri. Menyebabkan
5
kemungkinan besar peserta didik mengalami
miskonsepsi. Oleh karena itu miskonsepsi pada materi
sifat koligatif larutan perlu diatasi (Oktafiyana, 2020).
Salah satu cara mencegah miskonsepsi adalah
dengan memperbaiki strategi pembelajaran di kelas.
Strategi PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss
Explain) merupakan strategi yang efektif dalam
menurunkan miskonsepsi peserta didik (Lathifa, 2016).
Strategi PDEODE dapat menghubungkan anggapan awal
peserta didik dengan pengetahuan ilmiah baru. Strategi
ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggali lebih mendalam mengenai konsep yang
diberikan sehingga strategi PDEODE efektif dilakukan
sebagai upaya pencegahan miskonsepsi peserta didik
(Widyastuti et al, 2019).
Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian dari
Wati (2021) bahwa strategi pembelajaran PDEODE dapat
mengurangi miskonsepsi peserta didik pada materi
kesetimbangan kimia dengan penurunan sebesar 98,50%
pada konsep suhu, 94,11% pada konsep konsentrasi, dan
96,96 % pada konsep tekanan dan volume. Startegi ini
dapat menolong peserta didik dalam menguasai materi
pembelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Widyastuti et al (2019) menunjukkan bahwa strategi
6
PDEODE dapat membantu mengembangkan interpretasi
dan juga menambah motivasi peserta didik untuk
menggali lebih dalam materi yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan
maka analisis miskonsepsi peserta didik pada materi
sifat koligatif larutan sebagai upaya pencegahan
miskonsepsi peserta didik menggunakan strategi
PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain)
perlu dilakukan supaya mampu menjadi evaluasi
pembelajaran berikutnya.
B. Identifikasi Masalah
1. Miskonsepsi dalam dunia pendidikan masih sering
terjadi khususnya pada materi kimia
2. Miskonsepsi memiliki sifat yang susah dipatahkan
3. Miskonsepsi dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran
4. Sifat koligatif larutan berpotensi terjadi miskonsepsi
diarenakan dalam penerapannya mudah dijumpai
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pemilihan metode dan strategi pembelajaran kimia di
SMA N Sulang masih menggunakan metode ceramah,
hal ini dirasa lebih mudah dalam penerapannya.
6. Peserta didik kelas XII IPA sebagian memiliki
pemahaman yang mereka anggap benar tetapi tidak
sejalan dengan teori yang sebenarnya.
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu
adanya pembatasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Efektivitas Strategi PDEODE (Predict Discuss Explain
Observe Discuss Explain ) sebagai upaya mencegah
miskonsepsi peserta didik pada materi sifat koligatif
larutan.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respon peserta didik terhadap penerapan
strategi pembelajaran PDEODE (Predict Discuss
Explain Observe Discuss Explain) sebagai upaya
mencegah miskonsepsi peserta didik pada materi sifat
koligatif larutan?
2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran PDEODE
(Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain)
sebagai upaya mencegah miskonsepsi peserta didik
pada materi sifat koligatif larutan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui respon peserta didik terhadap
diterapkannya strategi pembelajaran PDEODE
(Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain)
sebagai upaya mencegah miskonsepsi peserta didik
pada materi sifat koligatif larutan
8
2. Mengetahui efektivitas strategi pembelajaran
PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss
Explain) sebagai upaya mencegah miskonsepsi
peserta didik pada materi sifat koligatif larutan
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini,
diharapkan dapat memberi manfaat bagi peserta didik,
pendidik dan sekolah
1. Bagi Pendidik
Penerapan strategi pembelajaran PDEODE (Predict
Discuss Explain Observe Discuss Explain) pada materi
sifat koligatif larutan dapat menciptakan alternatif
pembelajaran baru dalam mencegah miskonsepsi
peserta didik.
2. Bagi Peserta didik
Penerapan pembelajaran PDEODE (Predict Discuss
Explain Observe Discuss Explain) dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
dapat mencegah miskonsepsi peserta didik pada
materi sifat koligatif larutan.
3. Bagi Sekolah
Penerapan strategi pembelajaran PDEODE (Predict
Discuss Explain Observe Discuss Explain) dapat
memberikan dampak positif bagi sekolah sebab
dengan diterapkannya strategi tersebut dapat
9
meningkatkan mutu sekolah dan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Efektivitas
Efektivitas adalah sebuah pengukuran apakah
tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai atau tidak
(Muharoroh, 2015). Efektivitas dapat digunakan dalam
mengukur keberhasilan pendidikan. Keberhasilan ini
dibuktikan dengan aspek-aspek yang berasal dari
peserta didik diantaranya; penguasaan konsep secara
mendalam, aktivitas pembelajaran dan konsep
pembelajaran yang diterapkan mendapat respon baik.
Peserta didik membutuhkan efisiensi model
pembelajaran dalam mengembangkan daya pikir
mereka (Rohmawati, 2015). Penelitian lain mengenai
efektivitas yaitu oleh Kintu et al (2017) yang
menerangkan bahwa pembelajaran efektif dipengaruhi
oleh hasil belajar peserta didik berdasarkan nilai rata-
rata dan skor tertinggi. Selain itu terdapat indikator
yang menentukan apakah pembelajaran dapat
dikatakan efektif. Indikator tersebut diantaranya yaitu
mutu (quality), ketepatan (appropriateness), intensif
(intensive), dan waktu (time). Indikator tersebut dapat
digunakan sebagai ukuran dan acuan apakah
10
11
a. Konsentrasi Larutan
Larutan merupakan campuran homogen yang
sifat dan komposisi sama satu dengan lainnya. Secara
perhitungan, komposisi larutan dinyatakan dengan
konsentrasi. Konsentrasi memiliki beberapa satuan,
antara lain:
1) Molaritas (M)
Molaritas merupakan konsentrasi yang
dipengaruhi oleh volume larutan.
Penjabaran:
n = mol zat terlarut
V = volume larutan
gr = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif
2) Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat
dibutuhkan tiap 1 kg pelarut
Keterangan:
m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
20
–
Penambahan zat terlarut dapat menyebabkan
penurunan tekanan uap. Karena partikel pelarut
akan terhalang ketika akan menguap.
2) Kenaikan Titik Didih
Kenaikan titik didih dapat dirumuskan:
(Sudarmo, 2013).
ΔTb = m . Kb
Keterangan :
∆Tb = kenaikan tititk didih
m = molalitas
Kb = ketetapan titik didih
Daftar nilai Kb beberapa pelarut dilihat pada
Tabel 2. 1.
Tabel 2. 1 Ketetapan Titik Didih Larutan
Keterangan :
i = faktor Van’t Hoff
n = banyaknya ion elektrolit
α = derajat ionisasi
B. Kajian Penelitin yang Relevan
Penelitian ini dalam proses penyusunannya
menggunakan referensi berupa landasan tertulis dari
hasil penelitian terdahulu. Strategi PDEODE merupakan
strategi yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menggali pengalaman peserta didik dan
memberikan wadah untuk mendiskusikan masalah yang
muncul serta dapat menciptakan solusi dari masalah
tersebut.
Penelitian yang membahas tentang miskonsepsi
pada sifat koligatif larutan yaitu penelitian dari Auliyani
et al (2018). Penelitian tersebut menghasilkan sebanyak
14,81% peserta didilk memahami konsep sifat koligatif
larutan, 33,94% peserta didik mengalami miskonsepsi
pada materi sifat koligtif larutan, 45,06% peserta didik
tidak paham konsep sifat koligatif larutan, dan 5,96%
error.
26
PERSIAPAN
UJI COBA
POSTEST ANALISIS
DATA
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dan menggunakan pendekatan eksperimen.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah One
Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2018). Desain
ini merupakan eksperimen yang tidak menggunaan kelas
kontrol tetapi hanya mengunakan kelas eksperimen.
Kelas eksperimen diberikan pretest yang bertujuan untuk
mengidentifikasi prakonsepsi peserta didik. Selanjutnya
peserta didik diberi perlakuan dengan strategi
pembelajaran PDEODE. Setelah itu peserta didik
mengerjakan posttest untuk mengetahui hasil penurunan
miskonsepsi setelah diberikan treatment. Desain One
Group Pretest-Posttest Design dirumuskan:
O1 X O2
(Sugiyono, 2018)
Definisi:
O1 =Nilai rata-rata pretest yang diajarkan sebelum
menggunakan strategi pembelajaran PDEODE
O2 =Nilai rata-rata post test yang diajarkan menggunakan
strategi pembelajaran PDEODE
31
32
2. Metode observasi
Metode ini berupa pengamatan proses
pembelajaran di kelas yang mendapatkan perlakuan
dengan mengamati keterlaksanaan strategi
pembelajaran yang diterapkan dengan sintaks. Proses
memperoleh data memanfaatkan lembar observasi
yang diamati serta akan dinilai keterlaksanaan
strategi PDEODE dalam pembelajaran oleh observator.
3. Metode Tes
Metode ini dapat diartikan sebagai cara yang
terdiri dari sekumpulan soal serta alat lain yang
dijadikan alat ukur penelitian (Arikunto, 2012). Tes
dilakukan menggunakan soal pilihan ganda dengan
metode Four Tier Test Dignostic. Tes yang digunakan
bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi
penafsiran awal peserta didik sebelum dan sesudah
menggunakan strategi PDEODE. Tes yang digunakan
untuk pengujian sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan adalah sama. Pretest diberikan kepada
kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan.
Selanjutnya sampel diberikan perlakuan berupa
pembelajaran menggunakan strategi PDEODE.
Selanjutnya sampel yang sudah diberikan perlakuan
kemudian dikenai postest. Isi dari posttest sama
35
Keterangan :
SU = Sound Understanding
PU = Partial Understanding
UC = Un-Coded
MC = Misconseption
NU = No-Understanding
1 = jawaban benar
0 = jawaban salah
Y = Yakin
TY = Tidak Yakin
2) Analisis Hasil Posttest
Nilai posttest dianalisis dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran PDEODE
terhadap tingkat miskonsepsi peserta didik. Model
tes yang digunakan yaitu four tier tes diagnostic
sesuai dengan Tabel 3.1
Analisis representasi jawaban peserta didik
berdasarkan kriteria SU, PU, MC, NU dan UC
dipersentasekan menggunakan persamaan berikut:
Definisi:
P=% miskonsepsi
f = jumlah peserta didik setiap kriteria;
N=jumlah seluruh sampel
40
Keterangan :
Skor total : skor yang diperoleh dari
pengamat
Skor maksimum : skor tertinggi tiap aspek yang
diamati x jumlah aspek yang akan diamati x
jumlah pengamat. Skala pengukuran yang
41
No Skor Kriteria
1 0,00 - 0,59 Buruk
2 0,60 – 0,69 Cukup
(Kunandar, 2013).
2) Respon peserta didik mengenai penerapan
strategi PDEODE dalam pembelajaran
Respon peserta didik dapat diketahui
melalui angket yang disebarkan oleh peneliti.
Angket ini berisi tanggapan peserta didik
tentang pembelajaran yang telah diterapkan.
Peserta didik memberikan tanggapan setuju,
sangat setuju, kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang
berkaitan dengan strategi PDEODE.
42
61% – 80 % Baik
41% – 60 % Cukup
21% – 40 % Kurang
(Arikunto, 2012)
b. Analisis Statistik Inferensial
Analisis ini digunakan dalam pengujian
hipotesis penelitian menggunakan t-test. Tetapi,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat sebelum
dilakukan uji hipotesis. Uji ini berupa uji
normalitas.
43
1) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji kenormalan
suatu data apakah berdistribusi normal atau
tidak. Pengujian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 20 for
Windows
Hipotesis:
H0 : Sampel dari populasi berdistribusi tidak
normal.
Ha :Sampel dari populasi berdistribusi
normal.
Kriteria yang digunakan syarat dalam
pengujian yaitu ketika nilai probabilitas >0,05
maka Ha diterima dan H0 ditolak (Susetyo, 2015).
2) Uji Hipotesis
Data yang sudah normal dianalisis
presentase miskonsepsinya menggunakan uji-t.
tujuannya untuk mendapatkan informasi
penurunan miskonsepsi peserta didik setelah
diberikan perlakuan pembelajaran
menggunakan strategi PDEODE. Pengujian ini
dilakukan menggunakan data persentase
miskonsepsi peserta didik berdasarkan nilai
pretest dan posttest dengan aplikasi SPPS versi
44
20 for Windows.
Hipotesis penelitian yang akan diujikan
adalah:
H0=Tidak terdapat perbedaan miskonsepsi
peserta didik yang signifikan setelah
dilakukan pembelajaran menggunakan
strategi PDEODE
Ha=Terdapat perbedaan miskonsepsi peserta
didik yang signifikan setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan strategi
PDEODE
Dasar pengambilan keputusan untuk
uji-t digunakan kriteria sebagai berikut: Jika
nilai signifikansi (sig.) > 0,05, maka H0
diterima Jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05,
maka H0 ditolak (Susetyo, 2015).
c. Kriteria Keefektifan
Kriteria keefektifan yang ditentukan dalam
penelitian ini terdiri atas 2 kriteria (Ridwan, 2018),
yakni:
1) Miskonsepsi dan hasil belajar
Hasil belajar kimia peserta didik dikatakan
efektif apabila secara deskriptif dan inferensial
memenuhi kriteria sebagai berikut:
45
46
47
4) Daya Pembeda
Daya pembeda yang tinggi menunjukkan
instrument yang digunakan baik. Menghitung daya
beda soal menggunakan bantuan Software SPSS 20
49
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dimulai pada Oktober sampai
November 2021 di SMAN Sulang. Berdasarkan hasil
observasi pra penelitian dengan peserta didik dan
pendidik mengenai kondisi pembelajaran kimia pada
kelas XII IPA di SMA N Sulang diperoleh fakta bahwa
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami
materi sifat koligatif larutan sebab fenomena yang
terdapat dalam materi yang diperoleh berbeda dengan
fenomena yang dialami peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidik masih menggunakan metode
ceramah untuk menjelaskan materi kimia kelas XII dan
nilai KKM kelas XII IPA di SMA N Sulang masih diangka
60. Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka
peneliti melakukan pretest kepada peserta didik kelas
XII IPA 2. Tujuannya untuk mengetahui adanya
perbedaan miskonsepsi sebelum dan sesudah diberikan
50
Indikator rM pr %M
menentukan konsentrasi 17 50%
penurunan TU 14 41,17%
Kenaikan TD 14,5 42,60%
Penurunan TB 15,5 45,50%
Tekanan Osmosis 14 41,17%
Penerapan Sifat Koligatif 12,5 35,29%
Indikator rM po %M
Menentukan konsentrasi 2 5,88%
Penurunan TU 1,25 3,64%
Kenaikan TD 1,5 4,41%
Penurunan TB 0,5 1,47%
Tekanan Osmosis 1 2,94%
Penerapan Sifat Koligatif 1,5 4,41%
54
MC =Misconseption
diketahui sebelumnya.
Strategi PDEODE efektif dilakukan dalam
menurunkan miskonsepsi sebab berdasarkan hasil
analisis data instrumen penelitian yang diperoleh
telah memenuhi kriteria keefektivitasan. Kriteria
tersebut diantaranya terdapat penurunan
miskonsepsi yang signifikan yaitu sebelum perlakuan
sebesar 43% sedangkan setelah diberi perlakuan
menurun menjadi 3,79%. Skor rata-rata miskonsepsi
posttest < skor rata-rata miskonsepsi pretes. Nilai
rata-rata pretes sebesar 5.15 sedangkan posttest 0,32.
Nilai Sig (2-tailed) < 0,05. Hasil nilai sig (2-tailed) yang
diujikan sebesar 0,00. Selain itu respon peserta didik
berada pada kategori positif (≥ 80%) yaitu 88%.
Sehingga strategi PDEODE efektif diterapkan dalam
menurunkan miskonsepsi peserta didik pada materi
sifat koligatif larutan.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan di SMA Sulang
memiliki kendala dalam proses pelaksanaannya. Oleh
sebab itu harapan kedepannya, penelitian ini dapat
dikembangkan lagi oleh peneliti-peneliti selanjutnya.
Kendala yang terjadi saat pelaksanaan diantaranya :
1. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan
71
72
73
C. Saran
1. Strategi PDEODE dapat digunakan pada materi
kimia lainnya, sehingga dalam upaya mencegah
miskonsepsi dapat dilakukan dengan strategi
PDEODE
2. Strategi PDEODE sangat efektif dalam
menurunkan miskonsepsi, tetapi terbatas pada
waktu. Sehingga diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat mencari inovasi terbaru terkait
pelaksanaan strategi PDEODE yang berkaitan
dengan efektivitas waktu pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
74
Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika, 7(2), 147–155.
Drastisianti, A., Sari, W. K., & Alighiri, D. (2020).
Implementasi Pembelajaran Daring Berbasis Quizizz.
Pedagogia Jurnal, 23(2), 181-189.
Ernawati. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran
PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss
Explain) terhadap Miskonsepsi Peserta Didik. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Fibonacci, A., Wahid, A., Lathifa, U., Zammi, M., Wibowo, T.,
& Kusuma, H. H. (2021). Development of chemistry e-
Module Flip Pages Based on Chemistry Triplet
Representation and Unity of Sciences for Online
Learning. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 1796(1), 1-7.
Foliatini. (2010). Buku Pintar Kimia SMA untuk Kelas 1, 2,
dan 3. Jakarta: Wahyu Media.
Hasan, S., Bagayoko, D., & Kelley, E. L. (1999).
Misconceptions and the Certainty of Response Index
(CRI). Physics Education, 34(5), 294–299.
Ibrahim, M. (2012). Konsep, Miskonsepsi dan Cara
Pembelajarannya. Surabaya: Unesa University Press.
J. K. Gilbert and D. F. Treagust. (2009). “Introduction :
Macro , Submicro and Symbolic Representations and
the Relationship Between Them : Key Models in
Chemical Education,.” Model. Sci. Educ, 1–8.
Johnstone, A. H. (2000). Teaching of Chemistry - Logical or
Psychological? Chem. Educ. Res. Pract., 1(1), 9–15.
Kintu, M. J., Zhu, C., & Kagambe, E. (2017). Blended
Learning Effectiveness: the Relationship Between
Student Characteristics, Design Features and
Outcomes. International Journal of Educational
75
Technology in Higher Education, 14(1), 1-18.
Kunandar. (2013). Penilaian Authentik (Penilaian Hasil
Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).
Jakarta: Rajawali Pers.
Lathifa, U. (2016). Keefektifan Strategi Pembelajaran
PDEODE untuk Memperbaiki Kesalahan Konsep Siswa
pada Materi Larutan Asam dan Basa. Thesis.
Universitas Negeri Malang.
Malikha, Z., & Amir, M. F. (2018). Analisis Miskonsepsi
Siswa Kelas V-b MIN Buduran Sidoarjo pada Materi
Pecahan Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Pi:
Mathematics Education Journal, 1(2), 75–81.
Muharoroh. (2015). Tingkat Efektifitas Model
Pembelajaran Core (Connecting, Organizing,
Reflecting and Extending) Bermuatan MLR (Multiple
Level Representation) pada Materi Tata Nama Alkana,
Alkena dan Alkuna di SMA Islam Al-Hikmah Mayong
Jepara. Skripsi. Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
Nugroho, D. E., & Prayitno, M. A. (2021). Analisis
Miskonsepsi Peserta Didik dalam Memahami Konsep
Kimia dengan Menggunakan Tes Diagnostik TTMC.
Jurnal Education and Development, 9(1), 72–76.
Oktafia, R., & Admoko, S. (2019). Penerapan Model
Pembelajaran Guided Discovery Berbantuan Simulasi
Lab Virtual dalam Mereduksi Miskonsepsi Siswa
Materi Gelombang Mekanik. Inovasi Pendidikan
Fisika, 08(02), 521–524.
Oktafiyana, C. (2020). Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi
Bilangan Bulat Setelah Terlaksananya Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan dan Ilmu Matematika. Malang
2020.
Paramitha, A. (2014). Pengembangan Three-tier Test
76
sebagai Instrumen untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas X pada Materi Sistem Periodik Unsur.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern Edisi Keempat-jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pinarbasi, T., Sozbilir, M., & Canpolat, N. (2009).
Prospective Chemistry Teachers’ Misconceptions
About Colligative Properties: Boiling Point Elevation
and Freezing Point Depression. Chemistry Education
Research and Practice, 10(4), 273–280.
Rawh, P., Samsudin, A., & Nugraha, M. G. (2020).
Pengembangan Four-tier Diagnostic Test untuk
Mengidentifikasi Profil Konsepsi Siswa pada Materi
Alat-Alat Optik. WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika),
5(1), 84–89.
Ridwan, R. A. F. (2018). Efektivitas Penerapan Pendekatan
SAVI Setting Cooperative Script dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 33 Makassar.
Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Usia Dini, 9(1), 15–32.
Rufaida, A. D., Wulandari, E. T., Qurniawati, A., & Fatoni, I.
(2015). Kimia, Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu
Alam. Klaten: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Rustaman, N. Y. (2005). Perkembangan Penelitian
Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Sains
Development of Research in Inquiry Science Teaching.
Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan
Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia. Bandung 22-23
Juli 2005
Sartika, R. P. (2018). Peranan Model Siklus Belajar 5E
dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat
Koligatif Larutan. EduChemia (Jurnal Kimia Dan
Pendidikan), 3(2), 157-169.
77
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan.
Purwokerto: UPT. Percetakan dan Penerbitan
UNSOED.
Setiowati, H., Utomo, S. B., & Ashadi. (2018). Students’
Misconceptions on Solubility Equilibrium. Journal of
Physics: Conference Series, 1022(1), 1-4.
Slavin, R. E. (2009). Cooperatif Learning (Teori, Riset,
Praktik). Bandung: Nusa Media.
Sri, T., & Wulandari, H. (2013). Penerapan Strategi
PDEODE dalam Mengatasi Miskonsepsi dan
Meningkatkan Ketrampilan Berfikir Kritis pada Botani
Tumbuhan Rendah. Prosiding Seminar Nasional X
Pendidikan Biologi. FKIP UNS Surakarta Juli 2013.
Sudarmo, U. (2013). Kimia 3 untuk SMA/MA Lelas XII.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susetyo, B. (2015). Prosedur Penyusunan dan Analisis Tes
untuk Penilaian Hasil Belajar Bidang Kognitif.
Bandung: Refika Aditama.
Syukri, S. (1999). Kimia dasar jilid 2. Bandung: ITB.
Tiruneh, D. T., De Cock, M., Weldeslassie, A. G., Elen, J., &
Janssen, R. (2017). Measuring Critical Thinking in
Physics: Development and Validation of a Critical
Thinking Test in Electricity and Magnetism.
International Journal of Science and Mathematics
Education, 15(4), 663–682.
Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif Teori
dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wati, W. (2021). Mereduksi Miskonsepsi Materi
Kesetimbangan Kimia Melalui Penerapan Strategi
Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain
(PDEODE). Journal Pendidikan Kimia UNDIKSA, 5, 1-4.
Widyastuti, F., Helsy, I., Farida, I., & Irwansyah, F. S.
78
(2019). Implementation of PDEODE (Predict, Discuss,
Explain, Observe, Discuss, Explain) Supported by
PHET Simulation on Solubility Equilibrium Material.
Journal of Physics: Conference Series, 1155(1), 8–13.
Zulfikar, A. (2017). Penerapan Conceptual Change Model
Berbasis PDEODE untuk Mereduksi Miskonsepsi
Konsep Gaya pada Siswa SMA. Skripsi. Universitas
Pendidikan Indonesia.
79
LAMPIRAN
80