Makalah Etika Pancasila Kelompok 2

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Bab 1 pendahuluan 3

1.1 Latar belakang 3

1.2 Rumusan masalah 4

1.3 Tujuan 4

Bab 2 Pembahasan 5

Bab 3 Penutup 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dan tak lupa saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Pancasila yang membahas tentang “Pancasila Sebagai Sistem
Etika Bermasyarakat”.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pancasila Sebagai Sistem Etika. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.

Semoga ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

7 Agustus 2019

Penulis

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pancasila mempunyai kedudukan dan peran utama sebagai dasar filsafat negara.
Pancasila memberikan suatu arah dan kriteria yang jelas mengenai layak atau
tidaknya suatu sikap dan tindakan yang dilakukan oleh setiap warga negara
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
merupakan landasan dan tujuan kehidupan bermasyarakat bangsa.

Pancasila sebagai sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma
moral maupun norma kenegaraan lainnya. Di dalamnya terkandung suatu pemikiran
pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komprehensif
(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai yang secara tidak
langsung menyajikan norma – norma yang merupakan pedoman dalam suatu
tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yang bersifat mendasar.

Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif


ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan
sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada
giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun
norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian etika?

2. Apa pengertian bermasyarakat?

3. Apa pengertian etika bermasyarakat?

4. Apa peran pancasila sebagai sistem etika dalam perspektif bermasyarakat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami pengetian dari etika

2. Mengetahui pengetian dari bermasyarakat

3. Mengetahui pengertian dari etika bermasyarakat

4. Mengetahui peran pancasila sebagai sistem etika dalam perspektif bermasyarakat

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, yang artinya “muncul dari kebiasaan”) yaitu
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang merupakan ilmu
dari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika meliputi analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menaruh etika di dalam
kajian filsafat praktis (practical philosophy).

2.2 Macam-Macam Etika

ETIKA DESKRIPTIF, merupakan etika yang berusaha membidik secara kritis


dan rasional tingkah laku dan prilaku manusia dan apa yang dicari oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang mempunyai nilai. Etika deskriptif memberikan
fakta sebagai dasar untuk mendapatkan keputusan tentang prilaku atau tingkah laku
yang mau didapat.

ETIKA NORMATIF, merupakan etika yang berusaha menetapkan berbagai


tingkah laku dan pola prilaku baik yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
kehidup ini sebagai sesuatu yang mempunyai nilai moral. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan bagan tindakan yang akan
diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu :

1. ETIKA UMUM,

Berbicara mengenai keadaan dasar bagaimana manusia bertindak secara etis


atau baik, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan
konsep moral standar yang menjadi pedoman bagi manusia dalam bertindak serta
menjadi tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum

5
dapat di artikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian
umum dan teori teori.

2. ETIKA KHUSUS,

Merupakan penerapan konsep moral standar dalam situasi kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud :

Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bagan kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar.

2.3 Pengertian Bermasyarakat

Bermasyarakat memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem


bermasyarakat atau negara yang menyangkut proses tujuan penentuan-penentuan tujuan
dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem bermasyarakat itu yang menyangkut
seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujan-tujuan yang
dipilih.

2.4 Pengertian Etika Bermasyarakat

Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika bermasyarakat termasuk dalam
lingkungan filsafat. Filsafat yang langsung mempertanyakan praksis manusia adalah
etika. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada bebagai
bidang etika khusus, seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga, etika profesi, dan
etika pendidikan.dalam hal ini termasuk etika bermasyarakat yang berkenaan dengan
dimensi politis kehidupan manusia.

Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul salahnya
tindakan manusia sebagai manusia. Dengan demikian, etika bermasyarakat
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan
hanya sebagai warga Negara terhadap Negara, hukum yang berlaku dan lain sebagainya.

Fungsi etika bermasyarakat dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat


teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi bermasyarakat secara

6
bertanggung jawab. Jadi, tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan
secara rasional objektif dan argumentative. Etika bermasyarakat tidak langsung
mencampuri bermasyarakat praktis. Tugas etika bermasyarakat membantu agar
pembahasan masalah-masalah idiologis dapat dijalankan secara obyektif.

Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika


bermasyarakat. Hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan
Negara sebagai lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda
kemampuan manusia (makhluk individu dan sosial). Jadi etika bermasyarakat membahas
hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika bermasyarakat yang menjadi titik acuan
orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita The Rule Of Law, partisipasi
demokratis masyarakat, jaminan ham menurut kekhasan paham kemanusiaan dan sturktur
kebudayaan masyarakat masing-masing dan keadaan sosial.

2.5 Peran Pancasila sebagai Sumber Etika dalam Perspektif Bermasyarakat

Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan Negara yang merupakan satu kesatuan
nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing sila-silanya. Karena jika
dilihat satu persatu dari masing-masing sila itu dapat saja ditemukan dalam kehidupan
berbangsa yang lainnya. Namun, makna Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-
masing sila sebagai satu kesatuan yang tak bias ditukar-balikan letak dan susunannya.
Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan,
melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan
legitimasi kekuasaan, hukum, serta kebijakan dalam penyelenggaraan negara. Untuk
memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam etika berbermasyarakat itu semua
terkandung dalam kelima sila Pancasila.

Sila ke-1: Katuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan sebagaimana


terkandung dalam agama-agama yang dianut bangsa mengandung nilai-nilai yang
mengayomi, meliputi dan menjiwai keempat sila yang lain. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, termasuk moral penyelenggara negara,
bermasyarakat negara, pemerintahan negara dan peraturan perundang-undangan negera,
kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa. Demikian pula dengan nilai-nilai etis dalam sila pertama harus mendasari dan
menjiwai nilai etis keempat sila yang lain.

7
Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini setidak-tidaknya memberi
pengakuan bahwa manusia yang hidup di negeri ini dan merupakan warga yang sah di
negeri ini diperlakukan secara adil dan beradab oleh

penyelenggara negara, termasuk hak dan kebebasannya beragama. Kemanusiaan yang


adil dan beradab mengandung nilai bahwa suatu tindakan yang berhubungan dengan
kehidupan bernagara dan bermasyarakat didasarkan atas sikap moral, kebajikan dan
hasrat menjunjung tinggi martabat manusia, serta sejalan dengan norma-norma agama
dan social yang teah berkembang dalam masyarakat sebelum munculnya negara. Ia juga
mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan yang
dikembangkan bangsa yang beragam etnik dan golongan.

Sila ke-3: Persatuan . Telah diuraikan. Lihat catatan kuliah terdahulu tentang
nasionalisme dll.

Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang adil


dan beradab, serta Persatuan. Dalam sila ini terkandung nilai demokrasi: (1) Adanya
kebebasan yang disertai tanggung jawab moral terhadap masyarakat, kemanusiaan dan
Tuhan; (2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia; (3) Menjamin dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama; (4) Mengakui perbedaan
pandangan dan kepercayaan dari setiap individu, kelompok, suku dan agama, karena
perbedaan merupakan kodrat bawaan manusia; (5) Mengakui adanya persaamaan yang
melekat pada setiap manusia dst; (6) Mengarahkan perbedaan ke arah koeksistensi dan
solidaritas kemanusiaan; (7) Menjunjung tinggi asas musyawarah dan mufakat; (8)
Mewujudkan dan mendasarkan kehidupan berdasarkan keadilan social.

8
Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat. Keadilan social yang dimaksud
harus didasarkan pada empat sila sebelumnya. Keadilan di sini lantas mencakup tiga
bentuk keadilan: (1) Keadilan distributif: menyangkut hubungan negara terhadap
warganegara, berarti bahwa negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam membagi
kemakmuran, kesejahteraaan penghasilan negara, yang terakhir ini dalam bentuk bantuan,
subsidi dan kesempatan untuk hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban
yang setara dan seimbang; (2) Keadilan legal, yaitu keadilan dalam kaitannya dengan hak
dan kewajiban warganegara terhadap negara, tercermin dalam bentuk ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara; (3) Keadilan komutatif: yaitu
suatu hubungan keadilan antara warga dengan warga lainnya secara timbal balik.
Keadilan social tercermin bukan dalam kehidupan social dan pelaksanaan hukum oleh
negara, tetapi juga dalam kehidupan ekonomi dan bermasyarakat, serta lapangan
kebudayaan dan pelaksanaan ajaran agama.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehidupan bermasyarakat rakyat indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai


Pancasila. Pancasila merupakan landasan dan tujuan kehidupan bermasyarakat bangsa
kita. Berkaitan dengan hal tersebut , proses pembangunan bermasyarakat yang sedang
berlangsung dinegara kita sekarang ini harus diarahkan pada proses implementasi sistem
bermasyarakat demokrasi pancasila yang handal, yaitu sistem bermasyarakat yang tidak
hanya kuat tetapi juga memilki kualitas kemandirian yang tinggi yang memungkinkannya
untuk membangun atau menggembangkan dirinya secara terus menerus sesuai dengan
tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman. Dengan demikian, sistem
bermasyarakat demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan dengan
perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan
memperkuat relevansinya dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilainya bukan saja
dihayati dan dibudayakan, tetapi diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat bangsa dan
negara kita yang terus berkembang.

3.2 Saran

Dengan mempertimbangkan kesimpulan isi dari makalah ini. Saran dari marilah
kita mempelajari Pancasila sebagai etika bermasyarakat ini dengan sebaik-baiknya,
sehingga benar-benar paham. Karena hal ini menyangkut moralitas dan kepentingan
masyarakat banyak. Dan marilah kita mencoba mempraktekannya dalam kehidupan
berorganisasi dikampus dan dalam kehidupan bermasyarakat.

10
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/29817932/PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_BERMASYAR
AKAT

https://www.academia.edu/5299055/Pancasila_Sebagai_Etika_Bermasyarakat

https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-etika-bermasyarakat-
dalam-berbangsa/

11

Anda mungkin juga menyukai