188-Article Text-786-1-10-20171009-2 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DALAM

ZPT AUKSIN TERHADAP VIABILITAS BENIH SEMANGKA


(Citurullus lunatus) KADALUARSA

Adnan1), Boy Riza Juanda2) dan Muhammad Zaini 3)


1&2)
Dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Samudra
3)
Alumni Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Samudra

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama
perendaman dalam ZPT auksin terhadap viabilitas benih semangka kadaluarsa
serta interaksi yang dimunculkan dari keduanya. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu:
Faktor konsentrasi Auksin (K) yang terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu : K0 (0
ml/liter air atau kontrol), K1 (1 ml/liter air), K2 (2 ml/liter air) dan K3 (3 ml/liter
air). Faktor lama perendaman (L) yang terdiri terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu : L0
(0 jam atau kontrol), L1 (2 jam), L2 (4 jam) dan L3 (6 jam). Untuk
menggambarkan perkecambahan benih semangka maka dilakukan pengamatan
dengan parameter sebagai berikut ; daya kecambah, potensi tumbuh, vigor, tinggi
kecambah, serta panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
Konsentrasi Auksin berpengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah, potensi
tumbuh, indeks vigor, tinggi kecambah dan panjang akar benih semangka
kadaluarsa. Perlakuan konsentrasi Auksin terbaik dijumpai pada konsentrasi 2
ml/liter air (L2). Perlakuan lama perendaman dalam ZPT Auksin berpengaruh
sangat nyata terhadap daya kecambah, potensi tumbuh, indeks vigor, tinggi
kecambah dan panjang akar benih semangka kadaluarsa. Perlakuan lama
perendaman terbaik dijumpai pada lama perendaman 4 jam (L2). Interaksi antara
perlakuan konsentrasi dan lama perendaman dalam ZPT Auksin berpengaruh
tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan yang meliputi daya
kecambah, potensi tumbuh, indeks vigor, tinggi kecambah, serta panjang akar.

Kata Kunci : ZPT auksin, viabilitas benih, vigor

PENDAHULUAN Tanaman semangka termasuk salah satu


Tanaman semangka (Citrullus lanatus jenis tanaman buah-buahan semusim
Thunb. Matsum. et Nankai) adalah yang mempunyai arti penting bagi
tanaman yang berasal dari Afrika. Gurun perkembangan sosial ekonomi rumah
pasir Kalahari merupakan lahan pusat tangga maupun negara. Pengembangan
penyebarannya. Tanaman ini ikut budidaya komoditas ini mempunyai
berimigrasi ke India dan Cina setelah itu prospek cerah karena dapat mendukung
ke negara lainnya bersama para pelayar upaya peningkatan pendapatan petani.
dan pedagang. Penyebarannya ke benua Daya tarik budidaya semangka bagi
Amerika dilakukan oleh bangsa Afrika petani terletak pada nilai ekonominya
sendiri (Kalie, 2008). yang tinggi (Junaidi, dkk, 2013).

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


45
Dalam upaya peningkatan produksi merangsang pembelahan dan
tanaman semangka, petani dihadapkan pembesaran sel. Adapun konsentrasi
dengan banyaknya beredar benih Auksin yang tepat untuk meningkatkan
kadaluarsa di kalangan produsen, pertumbuhan tanaman yaitu 1-3 ml/liter
sehingga hal ini dapat menurunkan air. Lestari (2010) menambahkan,
kualitas benih yang diperoleh yang pada penggunaan ZPT pada konsentrasi dan
akhirnya berdampak terhadap penurunan interval waktu yang tepat dapat
hasil. Benih kadaluarsa umumnya meningkatkan pertumbuhan.
memiliki kelemahan yaitu kemunduran Penelitian ini bertujuan untuk
dalam berkecambah dan memiliki mengetahui pengaruh konsentrasi dan
viabilitas yang rendah, sehingga perlu perendaman ZPT Auksin terhadap
kiranya dilakukan perlakuan sebelum viabilitas benih semangka kadaluarsa
tanam dalam upaya mengembalikan serta interaksi keduanya.
kualitas benih tersebut.
Biji semangka kadaluarsa akan lambat METODELOGI PENELITIAN
berkecambah bahkan tidak berkecambah
sama sekali walaupun media tanamnya Tempat dan Waktu
sudah cocok. Hal ini disebabkan oleh Penelitan telah dilaksanakan di
masa dormansi benih, yaitu keadaan Laboraturium pusat Universitas Samudra
terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan terletak di Gampong Meurandeh
kulit. Selain dari pada itu benih Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa.
kadaluarsa mengalami penurunan dalam Waktu penelitian dimulai pada bulan
berkecambah. Perlakuan yang dapat Maret hingga April 2016.
digunakan untuk meningkatkan viabilitas
benih semangka kadaluarsa yaitu dengan Bahan dan Alat
menggunakan cara perendaman dengan Bahan-bahan yang digunakan benih
air maupun larutan ZPT semangka yang telah kadaluarsa varietas
(Sunarlim, dkk, 2012). Baginda F1 (masa kadaluarsa 6 bulan),
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah ZPT Auksin (diproduksi oleh PT. Indo
senyawa organik bukan hara yang dalam Biotech Agro dengan konsentrasi
jumlah sedikit dapat mendukung serta anjuran 1-2 ml/liter air), pasir dan
merangsang, menghambat dan baskom plastik dengan ukuran 20 x 10
mengubah proses fisiologi tanaman cm.
(Juandes, 2009). Alat-alat yang digunakan pisau, meteran,
Dalam dunia pertanian penggunaan ZPT ayakan, handsprayer, timbangan elektrik,
merupakan faktor pendukung yang dapat alat tulis, kamera digital, dan alat-alat
memberikan kontribusi besar dalam yang dapat digunakan sebagai
keberhasilan usaha budidaya pertanian. pendukung penelitian.
Namun penggunaan hormon ini harus
dilakukan dengat tepat. Tingkat Metode Penelitian
keberhasilan dalam penggunaan ZPT ini Penelitian ini menggunakan Rancangan
pada dasarnya tergantung pada jenis dan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial,
konsentrasi yang digunakan yang terdiri dari dua faktor yaitu :
(Kurniati, 2012). 1. Faktor konsentrasi Auksin (K) yang
Menurut Fatma (2009) beberapa jenis terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu :
ZPT yang umum terdapat dipasaran K0 = 0 ml/liter air (kontrol)
yaitu Auksin yang memiliki fungsi K1 = 1 ml/liter air
merangsang pertumbuhan dan K2 = 2 ml/liter air

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


46
K3 = 3 ml/liter air pengacakan yang telah dilakukan
(Lampiran 1) untuk digunakan dengan
2. Faktor lama perendaman (L) yang jarak antar wadah 10 cm dan jarak antar
terdiri terdiri dari 4 (empat) taraf ulangan 30 cm.
yaitu :
L0 = 0 jam (kontrol) Aplikasi perlakuan
L1 = 2 jam Konsentrasi Auksin
L2 = 4 jam Pada perlakuan ini benih direndam
L3 = 6 jam dengan larutan auksin sesuai dengan
perlakuan berikut ; K0 (0 ml/liter
Dengan demikian diperoleh 16 air/kontrol), K1 (1 ml/liter air), K2 (2
kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan ml/liter air), dan K3 (3 ml/liter air).
diulang sebanyak 2 (dua) kali sehingga
diperoleh 32 (tiga puluh dua) satuan Lamanya perendaman
percobaan. Setiap satuan percobaan Pada perlakuan ini benih direndam
terdiri 10 benih yang keselurahannya dengan auksin sesuai dengan lamanya
dijadikan sampel pengamatan. Data dari waktu perendaman berikut:
setiap parameter pengamatan akan 1. L0 (kontrol), pada perlakuan ini benih
dianalisis dengan sidik ragam (Anava/uji tidak diberi perlakuan.
F) pada taraf 0,05 dan 0,01. Jika terdapat 2. L1 (2 jam), pada perlakuan ini benih
pengaruh nyata dan sangat nyata pada di rendam selama 2 jam sebelum
sidik ragam, maka dilakukan uji lanjutan penyemaian.
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 3. L2 (4 jam), pada perlakuan ini benih
pada taraf 0,05. di rendam selama 4 jam sebelum
penyemaian.
Metode Penelitian 4. L3 (6 jam), pada perlakuan ini benih
di rendam selama 6 jam sebelum
Pelaksanaan Penelitian penyemaian.
Persiapan tempat
Persiapan tempat dilakukan dengan cara Persemaian
membersihkan laboratorium dari pada Setelah diberikan perlakuan selanjutnya
kotoran-kotoran. Setelah itu dilakukan benih disemai pada wadah yang telah
persiapan media dan wadah yang akan disiapkan sesuai dengan perlakuan.
digunakan. Media yang digunakan ialah Persemaian dilakukan dengan cara
pasir dengan wadah baskom plastik. menanam benih pada media tersebut
Pengisian media dengan cara membuat lubang tanam
Media yang digunakan ialah pasir, dengan jarak tanam 4 x 3 cm dan
sebelum pengisian pasir tersebut menutupnya kembali dengan pasir halus.
dibersihkan dengan menggunakan Lubang yang dibuat tidak terlalu dalam
ayakan guna menghindari kotoran- yaitu 3 cm agar perkecambahan tidak
kotoran yang menempel. Pasir yang terhambat.
telah bersih selanjutnya dimasukkan
kedalam wadah baskom sesuai dengan Pemeliharaan
ukuran baskom, hanya meninggalkan Aspek pemeliharaan pada penelitan ini
jarak 1 (satu) cm dari permukaan hanya penyiraman yang dilakukan
baskom. dengan menggunakan sprayer
Wadah yang telah terisi tersebut genggam/atamozer hingga media tampak
kemudian disusun berdasarkan

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


47
basah. Penyiraman dilakukan pada pagi 1. Daya Kecambah (%)
dan sore hari. Benih yang dikecambahkan dalam
baskom plastik sesuai perlakuan masing-
Kriteria Pengamatan masing 10 butir per baskom, diamati
Untuk melakukan pengamatan pada jumlah benih yang berkecambah normal.
perkecambahan maka dibutuhkan Pengamatan daya berkecambah
beberapa kriteria. Menurut Sutopo dilakukan dengan cara menghitung
(2010) kriteria tersebut sebagai berikut: presentase kecambah yang normal pada
a. Kecambah Normal hitungan pertama (hari ke-7) dan kedua
1) Kecambah yang memiliki (hari ke-14).
perkembangan sistem perakaran Berdasarkan pengamatan presentase
yang baik terutama akar primer daya kecambah benih semangka yaitu
dan untuk tanaman yang secara dengan menghitung jumlah kecambah
normal menghasilkan akar seminal normal pada pengamatan pertama dan
maka akar ini tidak kurang dari kedua yang dibandingkan dengan jumlah
dua. total benih yang ditanam dikalikan
2) Perkembangan hipokotil yang baik seratus persen (100%), dimana rumus
dan sempurna tanpa ada kerusakan yang digunakan adalah sebagai berikut
pada jaringan-jaringanya. (Copeland dan McDonald dalam Sutopo,
3) Pertumbuhan plumula yang 2010) :
sempurna dengan daun hijau dan
tumbuh baik, didalam atau muncul
dari koleoptil atau pertumbuhan Dimana :
epikotil yang sempurna dengan DB = Daya Berkecambah
kuncup yang normal. Ʃ KN hit = Jumlah kecambah normal
4) Memiliki dua kotiledon untuk pada hitungan ke-17
kecambah dari dikotil.
2. Potensi Tumbuh (%)
b. Kecambah Abnormal Benih dikecambahkan sesuai perlakuan,
1) Kecambah yang rusak, tanpa kemudian diamati jumlah benih yang
kotiledon, embrio yang pecah dan berkecambah. Pengamatan potensi
akar primer yang pendek. tumbuh maksimum benih dilakukan
2) Kecambah yang bentuknya cacat, pada hari ke-14 setelah tanam.
berkembangnya lemah atau kurang Potensi tumbuh maksimum benih (%),
seimbang dari bagian-bagian dihitung berdasarkan pengamatan jumlah
penting. benih yang berkecambah dibandingkan
3) Kecambah yang tidak membentuk dengan jumlah benih yang ditanam
klorofil dan kecambah yang lunak. dikalikan 100%, menggunakan rumus
sebagai berikut:
c. Kecambah Mati
Kriteria ini ditunjukkan untuk benih-
benih yang busuk sebelum berkecambah
atau tidak tumbuh setelah jangka waktu
pengujian yang telah ditentukan tetapi 3. Uji Vigor
bukan keadaan dorman. Benih yang telah berkecambah pada
Pengamatan jenis media tanam diamati vigornya
Parameter pengamatan yang diamati (benih tumbuh secara normal), yaitu
adalah sebagai berikut : dengan cara memisahkan antara

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


48
kecambah normal, dan abnormal serta 2 ml/liter air) yang berbeda nyata dengan
diamati sesuai dengan pedoman uji pada perlakuan K0 (konsentrasi Auksin 0
daya kecambah. Selanjutnya dari ml/liter air), K1 (konsentrasi Auksin 1
kecambah normal dipilih kecambah yang ml/liter air) dan K3 (konsentasi Auksin 3
tumbuh kuat (vigor) dan kecambah ml/liter air).
normal yang kurang kuat (less vigor).
Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, Tabel 1. Rata-rata Daya Kecambah
berdasarkan pengamatan persentase daya Benih Semangka Pada Umur 7
tumbuh benih dihitung jumlah benih dan 14 HST Akibat Perlakuan
yang tumbuh kuat (vigor) dibandingkan Konsentrasi perendaman ZPT
dengan jumlah total benih dikalikan Auksin
seratus persen (100 %) (Sutopo, 2010).

4. Tinggi Kecambah (cm)


Tinggi kecambah diukur dari pangkal
kecambah sampai ke titik tumbuh
tertinggi dengan menggunakan
penggaris. Pengukuran ini dilakukan
pada umur 14 hari setelah tanam.
Kecambah yang diukur sebanyak 5
kecambah yang dipilih secara acak dari
setiap perlakuan. Peningkatan daya kecambah benih
semangka akibat perlakuan perendaman
5. Panjang Akar (cm) dalam ZPT Auksin pada konsentrasi 2
Panjang akar diukur dari pangkal akar ml/liter air diduga hal ini dikarenakan
hingga ujung akar menggunakan pemberian Auksin pada konsentrasi 2
penggaris. Pengukuran ini dilakukan ml/liter air mampu merangsang
pada umur 14 hari setelah tanam. perkecambahan benih semangka yang
Kecambah yang diukur sebanyak 3 kadaluarsa, sehingga dengan demikian
kecambah yang dipilih secara acak dari maka terjadi peningkatan proses
setiap perlakuan. metabolisme dalam tubuh benih
sehingga benih lebih cepat berkecambah.
Auksin yang didalamnya mengandung
HASIL DAN PEMBAHASAN senyawa yang mampu mempercepat
Pengaruh Konsentrasi Perendaman proses metabolisme dalam benih
Dalam ZPT Auksin terhadap sehingga dengan perlakuan pemberian
Viabilitas Benih Semangka sesuai konsentrasi yang tepat (2 ml/liter
Kadaluarsa Daya Kecambah air) mampu meningkatkan laju
perkecambahan benih semangka.
Rata-rata daya kecambah benih Menurut pendapat Santoso, dkk (2014)
semangka pada umur 7 dan 14 HST menyatakan bahwa perendaman benih
akibat konsentrasi perendaman ZPT dengan ZPT Auksin merupakan salah
Auksin disajikan pada Tabel 1. satu metode invigorasi untuk
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 1 mempercepat tumbuhnya kecambah dan
menunjukkan bahwa persentase daya menghasilkan bibit yang vigor.
kecambah benih semangka tertinggi Pemberian Auksin mempercepat proses
pada umur 7 dan 14 HST ditemukan perkecambahan benih. Goldsworthy dan
pada perlakuan K2 (konsentrasi Auksin Fisher (1992) dalam Ratnasari (2010)

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


49
menambahkan, imbibisi air segera atau bahkan akan menjadi racun bagi
diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan benih. Oleh karenanya dengan
respirasi yang besar. Aktivitas enzim pemberian Auksin pada konsentrasi 2
meningkatkan katabolisme, yaitu ml/liter air benih semangka lebih mampu
perombakan pati, lemak dan protein merespon dengan menghasilkan potensi
menjadi zat-zat yang lebih mobil yaitu tumbuh yang lebih baik dari pada
gula, asam lemak dan asam amino yang perlakuan lainnya. Auksin yang
dapat ditranslokasikan ke bagian didalamnya mengandung senyawa yang
pertumbuhan aktif. sangat baik dalam meningkatkan
perkecambahan benih terutama potensi
Potensi Tumbuh tumbuh yang dihasilkan.
Rata- rata daya potensi tumbuh benih Menurut Dewijoseputro (2004)
semangka pada umur 14 HST akibat pemberian ZPT pada tanaman
konsentrasi perendaman ZPT Auksin hendaknya pada konsentrasi optimal
disajikan pada Tabel 2. yaitu konsentrasi dimana benih mampu
merespon dengan baik. Konsentrasi yang
Tabel 2. Rata-rata Potensi Tumbuh terlalu rendah tidak akan menunjukkan
Benih Semangka Pada Umur 14 perubahan signifikan pada tanaman,
HST Akibat Perlakuan sedangkan pemberian pada konsentrasi
Konsentrasi Perendaman ZPT yang terlalu tinggi justru akan
Auksin berdampak pada penurunan. Karena ZPT
pada konsentrasi yang tinggi akan
bersifat racun bagi tanaman. Adelina
(2009) menambahkan Auksin
merupakan ZPT yang didalamnya
mengandung senyawa Auksin dimana
senyawa
ini merupakan senyawa utama dalam
proses metabolisme benih. Auksin
mampu meningkatkan pembelahan sel
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 2 dan merangsang pembentukan akar
menunjukkan bahwa persentase potensi muda. Pemberian ZPT secara tidak
tumbuh benih semangka tertinggi pada langsung akan mempengaruhi
umur 14 HST ditemukan pada perlakuan pertumbuhan dan perkembangan benih,
K2, yang berbeda tidak nyata dengan sehingga benih dapat lebih cepat
perlakuan K3 namun berbeda nyata memanfaatkan faktor tumbuh (air, gas,
dengan perlakuan K0 dan K1. iklim dan unsur hara yang terdapat
Diduga hal ini disebabkan pemberian dalam media) maupun cadangan
Auksin pada konsentrasi 2 ml/liter air makanan yang terdapat pada kotiledon.
lebih optimal direspon oleh benih Pada saat perkecambahan, Auksin
semangka dari pada perlakuan 1 dan 3 mendorong sel-sel dalam akar dan
ml. Perendaman ZPT pada konsentrasi batang membesar dan memanjang
yang tidak tepat tidak akan memberikan terutama dalam pengambilan air setelah
respon pada tanaman. Pemberian yang jaringan-jaringan embrio mengering
terlalu rendah tidak akan menunjukkan sehingga meningkatkan sintesa protease
respon pada benih sedangkan pemberian dan enzim-enzim hidrolitik lainnya, yang
pada konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menghasilkan zat-zat yang
justru akan berdampak pada penurunan ditransport ke embrio yang dapat

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


50
mendukung perkembangan embrio dan menyebabkan kulit benih menjadi lunak,
munculnya kecambah. air dan gas dapat berdifusi masuk dan
senyawa-senyawa inhibitor
Vigor perkecambahan, selama proses
Rata-rata indeks vigor benih semangka perendaman. Fatma (2009)
pada umur 7 HST akibat konsentrasi menambahkan, perendaman benih pada
perendaman ZPT Auksin disajikan pada konsentrasi yang sesuai menyebabkan
Tabel 3. benih lebih cepat berkecambah ini
dikarenakan meningkatnya metabolisme
Tabel 3. Rata-rata Indeks Vigor Benih benih akibat pemberian ZPT.
Semangka Pada Umur 7 HST
Akibat Perlakuan Konsentrasi Tinggi Kecambah
Perendaman ZPT Auksin Rata - rata tinggi kecambah semangka
pada umur 14 HST akibat konsentrasi
perendaman ZPT Auksin disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Tinggi Kecambah
Semangka Pada Umur 14 HST
Akibat Perlakuan Konsentrasi
Perendaman ZPT Auksin

Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 3


menunjukkan bahwa persentase indeks
vigor benih semangka tertinggi pada
umur 7 HST ditemukan pada perlakuan
K2 yang berbeda tidak nyata dengan
perlakuan K3 namun berbeda nyata
dengan perlakuan K0 dan K1. Hal ini
diduga perendaman dalam larutan ZPT Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 4
Auksin dengan konsentrasi 2 ml/liter air menunjukkan bahwa tinggi kecambah
merupakan konsentrasi yang paling semangka tertinggi pada umur 14 HST
optimal. Berbeda halnya dengan ditemukan pada perlakuan K2 yang
pemberian pada konsentrasi rendah berbeda nyata dengan perlakuan K0, K1
(1 ml/liter air) menyebabkan respon dan K3. Pertumbuhan tinggi kecambah
benih semangka tidak terlihat. yang meningkat akibat perendaman
Pemberian pada konsentrasi 2-3 ml/liter konsentrasi Auksin diduga karena
air menyebabkan terjadinya peningkatan Auksin mulai dapat diserap oleh benih
proses imbibisi. yang masuk melalui proses imbibisi.
Auksin mampu meningkatkan proses Masuknya air dan zat lainnya yang
metabolisme dan biokimia dalam benih. terkandung dalam Auksin menyebabkan
Meningkatnya proses imbibisi akan terjadiya proses kimiawi pada benih
berdampak pada peningkatan indeks yang ditandai dengan perkecambahan
vigor benih yang dihasilkan. Menurut benih. Auksin yang didalamnya
Suyatmi (2008) menyatakan bahwa, mengandung zat/bahan aktif yang
perendaman benih dalam larutan ZPT
AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017
51
berfungsi merangsang pembentukkan pemberian Auksin rangsangan perakaran
batang dan pembelahan sel, sehingga meningkat sehingga akar akan mudah
menyebabkan pertumbuhan tinggi tumbuh dan menghasilkan akar yang
kecambah meningkat. lebih optimal.
Pada saat perkecambahan, Auksin Menurut Hartutiningsih, dkk (2005)
mendorong sel-sel dalam akar dan menyatakan bahwa hormon tumbuh
batang membesar dan memanjang. IBA, dan NAA adalah suatu senyawa
Menurut Dwijoseputro (2004) pemberian sintetis yang dapat mendorong
ZPT pada tanaman dapat mendorong pembentukan akar. Auksin adalah salah
pemanjangan batang, sehingga satu hormon pertumbuhan yang
menghasilkan kecambah dengan ukuran mempunyai pengaruh paling besar pada
batang yang relatif lebih besar dan pertumbuhan akar. Hermansyah (2000)
panjang hal ini dikarenakan kandungan menambahkan auksin adalah salah satu
dalam ZPT tersebut yang memiliki peran zat pengatur tumbuh yang mempunyai
dalam proses biokimia pada benih. peran dalam proses pemanjangan sel,
pembelahan sel dan pembentukkan akar.
Panjang Akar
Rata-rata panjang akar kecambah Pengaruh Lama Perendaman dalam
semangka pada umur 14 HST akibat ZPT Auksin terhadap Viabilitas Benih
konsentrasi perendaman ZPT Auksin Semangka Kadaluarsa
dapat dilihat pada Tabel 5.
Daya Kecambah
Tabel 5. Rata-rata Panjang Kecambah Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
Semangka Pada Umur 14 HST bahwa lama perendaman dalam ZPT
Akibat Perlakuan Konsentrasi Auksin berpengaruh sangat nyata
Perendaman ZPT Auksin terhadap daya kecambah benih
semangka pada umur 7 dan 14 HST.
Rata-rata daya kecambah benih
semangka pada umur 7 dan 14 HST
akibat lama perendaman dalam
perendaman ZPT Auksin disajikan pada
Tabel 6.
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 6
menunjukkan bahwa persentase daya
kecambah benih semangka tertinggi
pada umur 7 dan 14 HST ditemukan
pada perlakuan L2 (lama perendaman
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 5 dalam Auksin 4 jam) yang berbeda
menunjukkan bahwa panjang akar nyata.
kecambah semangka tertinggi pada umur Hal ini diduga pemberian Auksin sangat
14 HST ditemukan pada perlakuan K2 mendukung perkecambahan daya
yang berbeda nyata dengan perlakuan K0 kecambah benih semangka kadaluarsa,
dan K1 namun tidak berbeda nyata jika perendamannya tidak lebih dari 4
dengan perlakuan K3. Diduga hal ini jam, apabila benih semangka yang
disebabkan pemberian Auksin pada direndam selama 6 jam menyebabkan
konsentrasi 2 ml/liter air mampu kemunduran dalam daya kecambah yang
meningkatkan perkecambahan dan dihasilkan. Sehingga dapat dijelaskan
perakaran benih semangka. Dengan bahwa, perendaman benih semangka

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


52
dengan lama 4 jam mampu dengan hormon pada waktu tertentu (4
meningkatkan perkecambahan jam) dapat menyebabkan meningkatnya
semangka. proses masuknya air kedalam kulit
benih, sehingga menyebabkan daya
Tabel 6. Rata - rata Daya Kecambah kecambah benih menjadi meningkat.
Benih Semangka Pada Umur 7
dan 14 HST Akibat Perlakuan Potensi Tumbuh
Lama Perendaman Dalam Rata-rata daya potensi tumbuh benih
Perendaman ZPT Auksin semangka pada umur 14 HST akibat
lama perendaman dalam perendaman
ZPT Auksin disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Potensi Tumbuh


Benih Semangka Pada Umur 14
HST Akibat Perlakuan Lama
Perendaman Dalam
Perendaman ZPT Auksin

Dengan dilakukannya perendaman


selama 4 jam, maka proses imbibisi
kedalam kulit benih berjalan optimal,
sehingga meningkatnya daya kecambah
benih semangka kadaluarsa.
Ismail (2012) dalam Maryani dan Irfandi
(2008), menyatakan bahwa fase akhir
dari dormansi adalah fase berkecambah. Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 7
Permulaan fase perkecambahan ini menunjukkan bahwa persentase potensi
ditandai dengan penghisapan air tumbuh benih semangka tertinggi pada
(imbibisi) kemudian terjadi pelunakan umur 14 HST ditemukan pada perlakuan
kulit benih sehingga terjadi hidratasi L2 yang berbeda nyata dengan perlakuan
protoplasma. Setelah fase istirahat L0, L1 dan L3. Hal ini diduga
berakhir, maka aktivitas enzimatik mulai perendaman benih semangka dalam
berlangsung. Di dalam aktivitas Auksin dengan waktu 4 jam
metabolisme, giberellin yang dihasilkan menyebabkan benih lebih cepat
oleh embrio ditranslokasikan ke lapisan membengkak dikarenakan masuknya air
aleuron sehingga menghasilkan enzim dan udara serta mineral-mineral yang
amilase. Proses selanjutnya yaitu enzim terkandung dalam larutan lebih cepat
tersebut masuk ke dalam cadangan berlangsung, sehingga air dan zat yang
makanan dan mengkatalis proses terdapat didalam giberellin dapat
perubahan cadangan makanan yang merangsang perkembangan sel pada
berupa pati menjadi gula sehingga dapat benih, sehingga benih lebih cepat
menghasilkan energi yang berguna untuk berkecambah. Peningkatan
aktivitas sel dan pertumbuhan. perkecambahan akan berjalan seimbang
selanjutnya Suyatmi, dkk (2006) dengan peningkatan potensi tumbuh
menambahkan, perendaman benih benih semangka.

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


53
Sesuai dengan pendapat Maryani dan berkecambah. Sesuai dengan pendapat
Irfandi (2008) bahwa, perendaman benih Mitropi (1996) dalam Maryani dan
pada larutan Auksin dengan lama Irfandi (2008) menyatakan bahwa, ada
perendaman 4 jam dapat meningkatkan dua peranan Auksin selama
perkecambahan benih, ini dikarenakan perkecambahan, yaitu memobilisasi
proses penyerapan air dan zat yang cadangan makanan, dan membantu
dilakukan selama 4 jam dapat terserap pertumbuhan embrio, peranan giberellin
secara optimal sehingga akan dalam memobilisasi cadangan makanan
meningkatkan potensi kecambah benih. melalui pengaktifan enzim hidrolisis,
sehingga benih lebih cepat dan kuat
Indeks Vigor dalam berkecambah.
Rata-rata indeks vigor benih semangka
pada umur 7 HST akibat lama Tinggi Kecambah
perendaman dalam perendaman ZPT Rata - rata tinggi kecambah semangka
Auksin disajikan pada Tabel 8. pada umur 14 HST akibat lama
perendaman dalam perendaman ZPT
Tabel 8. Rata-rata Indeks Vigor Benih Auksin disajikan pada Tabel 9.
Semangka Pada Umur 7 HST Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 9
Akibat Perlakuan Lama menunjukkan bahwa tinggi kecambah
Perendaman Dalam semangka tertinggi pada umur 14 HST
Perendaman ZPT Auksin ditemukan pada perlakuan L2 yang
berbeda nyata dengan perlakuan L0, L1
dan L3. Diduga hal ini disebabkan
dengan perendaman dalam Auksin
selama 4 jam menyebabkan masuknya
Auksin menjadi lebih optimal. Sehingga
Auksin yang terserap lebih cepat
bereaksi dalam tubuh kecambah
sehingga kecambah lebih cepat
menghasilkan tinggi yang lebih baik.
Tabel 9. Rata-rata Tinggi Kecambah
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel 8
Semangka Pada Umur 14 HST
menunjukkan bahwa persentase indeks
Akibat Perlakuan Lama
vigor benih semangka tertinggi pada
Perendaman Dalam
umur 7 HST ditemukan pada perlakuan
Perendaman ZPT Auksin
L2 yang berbeda nyata dengan perlakuan
L0, L1 dan L3. Hal ini diduga keterkaitan
antara peningkatan daya kecambah, dan
potensi tumbuh benih akibat lama
perendaman selama 4 jam, dimana hasil
penelitian menunjukkan benih yang
direndam selama 4 jam lebih cepat
berkecambah dan memiliki potensi
tumbuh yang baik, sehingga akan
bersinergis secara seimbang dengan Menurut Shiddiqi, dkk (2012)
vigor yang dihasilkan. Perendaman menyatakan auksin yang diserap oleh
benih pada Auksin menyebabkan proses jaringan tanaman akan mengaktifkan
metabolisme dalam benih meningkat, energi cadangan makanan dan
sehingga menyebabkan benih lebih cepat meningkatkan pembelahan sel,
AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017
54
pemanjangan dan diferensiasi sel yang lama perendaman dalam auksin
pada akhirnya membentuk pemanjangan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata
batang. Fahmi (2012) menambahkan terhadap seluruh parameter pengamatan.
pemberian ZPT pada lama perendaman Hal ini diduga salah satu faktor penguji
yang tepat cenderung meningkatkan meliputi konsentrasi dan lama
pertumbuhan tinggi kecambah. perendaman dalam ZPT memiliki sifat
yang lebih menguasai terhadap faktor
Panjang Akar lainnya, sehingga kedua faktor tidak
Rata-rata panjang akar kecambah berjalan secara sinergis.
semangka pada umur 14 HST akibat Ketidaksinergisan tersebut menyebabkan
lama perendaman dalam perendaman interaksi yang dimunculkan tidak
ZPT Auksin disajikan pada Tabel 10. bersifat nyata. Sesuai dengan pendapat
Gardner, dkk (1991) dalam Suyatmi
Tabel 10. Rata-rata Panjang Kecambah (2008) apabila suatu faktor saling
Semangka Pada Umur 14 menutupi faktor lainnya maka interaksi
HST Akibat Perlakuan Lama yang ditunjukkan tidak akan bersifat
Perendaman Dalam nyata.
Perendaman ZPT Auksin
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perlakuan Konsentrasi Auksin
berpengaruh sangat nyata terhadap
daya kecambah, potensi tumbuh,
indeks vigor, tinggi kecambah dan
panjang akar benih semangka
kadaluarsa. Perlakuan konsentrasi
Auksin terbaik dijumpai pada
Berdasarkan hasil uji BNT pada Tabel konsentrasi 2 ml/liter air (L2).
10 menunjukkan bahwa panjang akar 2. Perlakuan lama perendaman dalam
kecambah semangka tertinggi pada umur ZPT Auksin berpengaruh sangat
14 HST ditemukan pada perlakuan L2 nyata terhadap daya kecambah,
yang berbeda nyata dengan perlakuan potensi tumbuh, indeks vigor, tinggi
L0, L1 dan L3. Diduga hal ini disebabkan kecambah dan panjang akar benih
dengan perendaman selama 4 jam proses semangka kadaluarsa. Perlakuan lama
pembengkakan pada benih lebih cepat perendaman terbaik dijumpai pada
terjadi lebih efektif dibanding dengan lama perendaman 4 jam (L2).
lama perendaman yang berbeda lainnya, 3. Interaksi antara perlakuan konsentrasi
sehingga dengan demikian maka akan dan lama perendaman dalam ZPT
berdampak pada peningkatan panjang Auksin berpengaruh tidak nyata
akar yang dihasilkan. terhadap seluruh parameter
pengamatan yang meliputi daya
Pengaruh Interaksi Antara kecambah, potensi tumbuh, indeks
Konsentrasi dan Lama Perendaman vigor, tinggi kecambah, serta panjang
Dalam ZPT Auksin terhadap akar.
Viabilitas Benih Semangka
Kadaluarsa
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan Saran
bahwa interaksi antara konsentrasi dan

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


55
1. Untuk mendapatkan perkecambahan (Hylocereus costaricensis).
yang optimal pada benih semangka Jurnal Jurusan Agroteknologi
kadaluarsa dianjurkan menggunakan Fakultas Pertanian Universitas
larutan Auksin dengan konsentrasi 2 Riau
ml/liter air dan lama perendaman 4 Juandes, S. 2009. Pengaruh Pemberian
jam yang dilakukan secara terpisah. Pupuk Suburin dan ZPT Atonik
2. Mengingat belum dijumpainya terhadap Pertumbuhan dan
interaksi dari kedua perlakuan, maka Produksi Kacang Hijau
disarankan untuk melakukan (Phaseolus radiates. L). Sekolah
penelitian lebih lanjut dengan jenis Tinggi Ilmu Pertanian
dan lama perendaman dalam ZPT Swarnadwipa, Riau.
lainnya. Junaidi, I., Sartono. J. S., Endang. S. S.
2013. Pengaruh Macam Mulsa
dan Pemangkasan Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Adelina, E. 2009. Pemotongan dan Semangka (Citrullus vulgaris
Pemberian Auksin pada schard). UNISRI, Surakarta.
Kecambah Kakao. J. Agroland Jurnal Inovasi Penelitian.
Vol. 11 No. 3 : 255-260. Kalie, B.M. 2008. Bertanam Semangka,
Dwijasaputro. 2004. Fisiologis Penebar Swadaya, Jakarta.
Tumbuhan. Gadjah Mada Press, Kurniati, N. 2012. ZPT.
Yogyakarta. Tanijogonegoro.com. Diakses
Fahmi. Z. 2012. Pengaruh Pemberian Pada Tangal 12 November, 2014.
Hormon Giberellin terhadap Lestari, L.B. 2010. Kajian ZPT Atonik
Perkecambahan Benih Tanaman. dalam Berbagai Konsentrasi dan
Balai Besar Perbenihan dan Interval Penyemprotan terhadap
Proteksi Tanaman Perkebunan, Produktivitas Tanaman Bawang
Surabaya. Merah (Allium ascolanicum L.).
Fatma. D. N. 2009. Zat Pengatur Jurnal Ilmiah. Fakultas Pertanian
Tumbuh Asam Giberelin (GA3) Universitas Mochamad Sroedji,
dan Pengaruh Terhadap Jember.
Perkecambahan Benih Palem Maryani., Irfandi. 2008. Pengaruh
Raja (Roystonea regia). Jurnal Skarifikasi dan Pemberian
Penelitian Agrobisnis. Giberellin terhadap
Universitas Baturaja, Malang. Perkecambahan Benih Aren.
Hartutiningsih. I. P. 2005. Mawar Hijau Jurnal. Penelitian Fakultas
(Rosa x odorata “viridiflora”) di Pertanian, Riau.
Kebun Raya Bali: Biologi Ratnasari, T. 2010. Kajian Pembelahan
Perbungaan dan Umbi Benih dan Perendaman
Perbanyakannya. UPT Balai dalam Giberelin pada
Konservasi Tumbuhan Kebun Pertumbuhan dan Hasil
Raya “Eka Karya” Bali, Lembaga Tanaman Kentang (Solanum
Ilmu Pengetahuan Indonesia tuberosum L.). Skripsi.
(LIPI), Tabanan, Bali. Universitas Sebelas Maret,
Hermansyah, A. 2000. Pengaruh Surakarta.
Perbedaan Konsentrasi ZPT dan Santoso, I., Sulistyani., Sudarsianto.
Sistem Pembibitan Terhadap 2014. Studi Perkecambahan
Pertumbuhan Bibit Buah Naga Benih Kakao Melalui Metode

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


56
Perendaman. Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia,
Jember.
Shiddiqi. U. A., Murniati., Sukemi.
2012. Pengaruh Pemberian Zat
Pengatur Tumbuh Terhadap
Pertumbuhan Bibit Stum Mata
Tidur Tanaman Karet (Hevea
brasilliensis). Jurnal. Fakultas
Pertanian Universitas Riau.
Sunarlim. N., Syukria. I., Joko. P. 2011.
Pelukaan Benih dan
Perendaman Dengan Atonik
pada Perkecambahan Benih
dan Pertumbuhan Tanaman
Semangka Non Biji (Citrullus
vulgaris Schard L.) Fakultas
Pertanian dan Peternakan UIN
Sultan Syarif Kasim Riau,
Pekanbaru.
Sutopo. L. 2010. Teknologi Benih. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Suyatmi., Dwi. H., Darmanti. S. 2006.
Pengaruh Lama Perendaman
dan Konsentrasi Asam Sulfat
(H2SO4) terhadap
Perkecambahan Benih Jati
(Tectona grandis Linn.f)
Laboratorium Biologi Struktur
dan Fungsi Tumbuhan Jurusan
Biologi F. MIPA UNDIP.

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 1 Jan – Jun 2017


57

Anda mungkin juga menyukai