Makalah Bab Ii Tentang Mahabbah
Makalah Bab Ii Tentang Mahabbah
Makalah Bab Ii Tentang Mahabbah
PEMBAHASAN
6
Ibid., hlm.319
7
Jamil Shaliba, al-Mu’jam a-falsafis, op. Cit., hlm.617.
3
sendiri, sedang hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan dan selalu
rindu pada-Nya. Seadangkan cinta orang yang arif adalah cinta orang yang
tahu betul pada Tuhan. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri
yang dicintai. Akhirnnya sifat-sifat yang dicintai masuk kedalam diri yang
dicintai.8
8
Ibid., hlm.70-71.
9
Ibid., hlm. 63.
4
yang dicintai. Oleh karena itu, menurut al-Ghazali mahabbah itu manifestasi
dari ma’rifah kepada Tuhan.10
Pendapat yang terakhir ini ada juga benarnya jika dihubungkan dengan
tingkatan mahabbah sebagaimana dikemukakan diatas. Apa yang disebut
dengan ma’rifah oleh al-Ghazali itu pada hakikatnya sama dengan mahabbah
tingkat kedua sebagai dikemmukakan al-Sarraj diatas, sedangkan mahabbah
yang dimaksud mahabbah tingkat ketiga. Dengan demikian kedudukan
mahabbah lebih tinggi dari ma’rifah.
10
IAIN Sumatra Utara, pengantar ilmu tasawuf , (Sumatra Utara, 1983/1984).hlm.125.
11
Ibid., Hlm.77.
5
وح ۖ قُ ِل الرُّ و ُح ِم ْن أَ ْم ِر َربِّي َو َما أُوتِيتُ ْم ِمنَ ْال ِع ْل ِم إِاَّل قَلِياًل َ ََويَسْأَلُون
ِ ُّك َع ِن الر
"Mereka itu bertanya kepada Engkau (Muhammad) tentang roh, katakanlah
bahwa roh itu urusan Tuhan, tidak kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit sekali." (QS. Al-Isra` [17] : 85)
dasarnya memiliki watak tunduk dan patuh pada Tuhan. Roh yang wataknya
demikian itulah yang digunakan para sufi untuk mencintai Tuhan.
12
A.J. Arberry, Pasang Surut Aliran Tasawuf, (terj.) Bambang Herawan, dari judul asli
Sufism: An Account of the Mytics of Islam, (Bandung: Mizan, 1985), cet.1, hlm.49. Lihat pula
Harun Nasution, loc, cit., hlm.71.
13
Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Permurniannya, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1984), cet.XI, hlm.79.
14
Ibid., hlm.71-72.
15
Aththar, Tadzkirat al-Aulia 1,(Mesir: Al-Ma`arif, t.t.), hlm.66.
7
16
AJ. Arberry, Pasang Surup, op.cit., hlm.50.
17
Al-Kalabadzi, al Ta`arruf, (terj.) Arberry, hlm.159. Lihat pula Harun Nasution,
op.cit.,hlm.72.
18
Ibid., hlm.74-75.
8
19
A.J. Arberry, op, cit., hlm.50.
20
Hamka, Tasawuf, op,cit., hlm.80.
9
ُص َره ُ فَإ ِ َذا أَحْ بَ ْبتُهُ ُك ْن، ُى بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى أُ ِحبَّه
َ َ َوب، ت َس ْم َعهُ الَّ ِذى يَ ْس َم ُع بِ ِه َّ ََو َما يَ َزا ُل َع ْب ِدى يَتَقَرَّبُ إِل
ِ الَّ ِذى يُ ْب
َويَ َدهُ ا، ص ُر بِ ِه
"Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan
perbuatan0perbuatan hingga Aku cinta padanya. Orang yang Kucintai
menjadi telinga, mata, dan tangan-Ku."
E. Jenis-Jenis Mahabbah
Cinta dapat membawa seseorang kepada kebahagiaan yang hakiki, tapi
kebanyakan manusia hanyut dalam arus cinta hingga mereka tenggelam dalam
kesengsaraan dan penderitaan. Yang menjadi pertanyaan, cinta yang
bagaimanakah yang bisa membawa kita pada kesengsaraan?
Ibnul Qayyim Al-Jauziy menyebutkan bahwa ada beberapajenis cinta
yang harus dibedakan agar tidak timbul persepsi yang salah.
َ َصا َر ٰى نَحْ نُ أَ ْبنَا ُء هَّللا ِ َوأَ ِحبَّا ُؤهُ ۚ قُلْ فَلِ َم يُ َع ِّذبُ ُك ْم بِ ُذنُوبِ ُك ْم ۖ بَلْ أَ ْنتُ ْم بَ َش ٌر ِم َّم ْن َخل
ق ۚ يَ ْغفِ ُر َ َّت ْاليَهُو ُد َوالن ِ ََوقَال
صي ُرِ ض َو َما بَ ْينَهُ َما ۖ َوإِلَ ْي ِه ْال َم ِ ْت َواأْل َر ِ ك ال َّس َما َوا ُ لِ َم ْن يَ َشا ُء َويُ َع ِّذبُ َم ْن يَ َشا ُء ۚ َوهَّلِل ِ ُم ْل
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-
anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah
menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah
dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara
orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah
kembali (segala sesuatu)."
(QS. Al-Maidah [5]: 18)21
21
@tausiyahku, Tausiyah Cinta : No Khalwat until Akad (Jakarta: QultumMedia,2013).,
hlm.7.
11
ُْون هَّللا ِ أَ ْندَادًا يُ ِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا ِ ۖ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا أَ َش ُّد ُحبًّا هَّلِل ِ ۗ َولَو ِ اس َم ْن يَتَّ ِخ ُذ ِم ْن دِ ََّو ِمنَ الن
ِ اب أَ َّن ْالقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َوأَ َّن هَّللا َ َش ِدي ُ¯د ْال َع َذا
ب َ يَ َرى الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا إِ ْذ يَ َروْ نَ ْال َع َذ
Ini bukan cinta yang dicela, kecuali jika melalaikan kita dari
mengingat Allah dan menyibukkan diri kita dari cinta kepada-Nya.
ارةٌ ت َْخ َشوْ نَ َك َسا َدهَا َ قُلْ إِ ْن َكانَ آبَا ُؤ ُك ْم َوأَ ْبنَا ُؤ ُك ْم َوإِ ْخ َوانُ ُك ْم َوأَ ْز َوا ُج ُك ْم َو َع ِشي َرتُ ُك ْم َوأَ ْم َوا ٌل ا ْقتَ َر ْفتُ ُموهَا َوتِ َج
ضوْ نَهَا أَ َحبَّ إِلَ ْي ُك ْم ِمنَ هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو ِجهَا ٍد فِي َسبِيلِ ِه فَتَ َربَّصُوا َحتَّ ٰى يَأْتِ َي هَّللا ُ بِأ َ ْم ِر ِه ۗ َوهَّللا ُ اَل َ َْو َم َسا ِكنُ تَر
َيَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْالفَا ِسقِين
“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
(QS. At-Taubah : 24)
24
Ibid., hlm.11-12