Cabang Cabang Ilmu Filsafat PDF
Cabang Cabang Ilmu Filsafat PDF
Cabang Cabang Ilmu Filsafat PDF
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan
suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Upaya untuk mencari jawaban
kebenaran melalui pendekatan berfikir secara kritis, integral, reflektif, radikal,
sistimatis, dan universal.
Masih ada upaya lain untuk menjelaskan apa itu filsafat, yaitu dengan cara
mengetahui macam-macam pengetahuan manusia. Filsafat adalah salah satu
jenis pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan filsafat. Pengetahuan adalah
keadaan tahu; pengetahuan ialah semua yang diketahui. Ini bukan definisi
pengetahuan, tetapi sekedar menunjukkan apa kira-kira pengetahuan itu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
1. Apa saja Cabang – Cabang Ilmu Filsafat Umum ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Ingin Mengetahui Cabang – Cabang Ilmu Filsafat Umum
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajawali pers, 2012, hal. 131
2 Drs. H. Mohammad Adib, M.A., Filsafat Ilmu Ontologi, Epitesmologi, Aksiologi, dan Logika
Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal. 69
3 Ibid, hal 69.
4 Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajawali pers, 2012, hal. 134
2
c. Filsafat Dualisme
Di aliran ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini beranggapan
bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yakni
hakikat materi dan hakikat rohani.
d. Filsafat Skeptisisme
Skeptisisme adalah paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti
(meragukan, mencurigakan) contohnya; kesulitan itu telah banyak
menimbulkan skeptis-isme terhadap kesanggupan dalam menanggapi
gejolak hubungan internasional. Skeptis yaitu kurang percaya, ragu-ragu
(terhadap keberhasilan ajaran dsb) contohnya; penderitaan dan pengalaman
menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Jadi secara umum skeptisisme
adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang
belum tentu kebenarannya.
e. Filsafat Agnositisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda. Baik hakikat materi maupun hakikat nurani. Kata Agnositisisme
berasal dari bahasa Grik Agnostos yang berarti unknown. A artinya not,
gno artinya know.5
3
Teori ini pertama kali diutarakan oleh Plato (428-348 M) dimana dalam
teorinya disebutkan bahwa tiap-tiap yang ada di alam nyata ini mesti ada idenya.
Yang dimaksud ide disini adalah definisi atau konsep universal dari tiap sesuatu.
Ide manusia menurut Plato adalah badan hidup yang kita kenal dan dapat
berpikir. 7 Pendapat kedua dikemukakan bahwa manusia mengetahui dari
pengalaman hidupnya bahwa dalam alam iini ada kebenaran.
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani yang membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
Tokoh dari negara ini yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis yakni
Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masa itu banyak orang yang belum
mebedakan antara penampakan dengan kenyataan.
Hakikat kenyataan dapat didekati ontologi melalui dua cara. Cara yang
pertama yakni dengan cara kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan itu tunggal atau jamak. Kedua, kualitatif yaitu dengan
mempertanyakan apakah kenyataan tersebut memiliki kualitas tertentu.
7 Ibid, hal.71
8 Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajawali pers, 2012, hal. 132
9 Drs. H. Mohammad Adib, M.A., Filsafat Ilmu Ontologi, Epitesmologi, Aksiologi, dan Logika
Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal.73
4
a. Metodis, menggunakan cara ilmiah.
b. Sitematis, saling berkaitan satu sma lain secara teratur dalam suatu
keseluruhan
c. Koheren, nsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
d. Rasional, harus berdasar pada kaidah yang benar (logis)
e. Komperehensif, melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang,
melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan
f. Radikal, diuraikan sampai akar persoalannya
g. Universal, muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di
mana saja.
5
g. Pengetahuan metodologis
h. Pengetahuan observative
i. Menghargai asas verifikasi
j. Menghargai asas eksplanatif (penjelasan)
k. Menghargai asas keterbukaan dan dapat diulang Kembali
l. Menghargai asas skeptikisme yang radikal
m. Melakukan pembuktian bentuk kasualitas (casuality)
n. Mengakui pengetahuan dan konsep relatif (bukan absolut)
o. Mengakui adanya logika-logika ilmiah
p. Memiliki berbagai hipotesis dan teori-teori ilmiah
q. Memiliki konsep tentang hukum-hukum alam yang telah dibuktikan
r. Pengetahuan bersifat netral atau tidak memihak
s. Menghargai berbagai metode eksperimen
t. Melakukan terapan ilm ilmu menjadi teknologi
2. Aksiologi
Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu, untuk mengetahui
kegunaan filsafat kita memulai dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama
filsafat sebagai kumpulan teori,kedua filsafat sebagai pandangan hidup,
dan ketiga filsafat sebagai metode pemecahan masalah.10
6
munculnya masalah. Universal artinya melihat masalah dalam hubungan seluas-
luasnya.
3. Epistimologi
7
itu, tentunya memiliki sifat reliabel. Apabila ajek sebagai standar, para reliabilis
itu pada hakikatnya adalah objektifitas. Sebaiknya, karena yang diyakini benar
tersebut perlulah terolah secara reflektif,maka sifatnya menjadi kembali
subjektif
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemikiran filosof dapat digolongkan ke dalam tiga bagian besar, yaitu
mengenai cara memperoleh pengetahuan (teori pengetahuan), mengetahui
hakikat (teori hakikat), dan mengenai kegunaan (ini yang disebut teori nilai).
Jadi sistematika filsafat itu adalah teori pengetahuan, teori hakikat dan teori
nilai. Di dalam cabang-cabang itu muncul isme-isme. Dikarnakan filsafat
adalah hasil pemikiran berupa sistem, sistem itu mempunyai karakteristik
sendiri-sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://babehmardiadi.blogspot.co.id/2012/01/filsafat-ilmu.html
http://devidevar.blogspot.co.id/2013/08/cabang-cabang-filsafat-dan-
prinsip.html
10