Makalah KIMIA PANGAN
Makalah KIMIA PANGAN
Makalah KIMIA PANGAN
Nama Kelompok :
Pertama kami akan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Kimia Pangan tentang “ Identifikasi Penggunaan Boraks
pada Mie Basah yang di jual oleh pedagang pangsit diKota Kendari” dengan baik.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Materi yang telah saya susun
dalam makalah ini adalah identifikasi penggunaan boraks pada mie basah yang tersusun
dengan sistematika yang baik dan jelas serta di tulis dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami. Dengan menggunakan makalah ini maka seorang mahasiswa
akan mudah dalam mempelajari identifikasi penggunaan boraks pada mie basah.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Mie merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari oleh masyarakat,
baik anak-anak maupun orang dewasa,terbuat dari tepung gandum, tepung beras, atau
tepung tapioka. Pada proses pembuatannya terutama pada mie basah yang memiliki
kadar 51 % sering ditambahkan boraks untuk memperpanjang daya tahanya terhadap
kerusakan dan kebasian (Chamdani, 2005).
Boraks yang berasal dari bahasa arab yaitu Bouraq pada awal mula dikenal
mempunyai aktivitas sebagai bahan antiseptik yang digunakan sebagai bahan pembersih,
pengawet kayu, dan herbisida. tetapi pada umumnya boraks digunakan sebagai
pengawet dan pengeyal makanan. Boraks banyak digunakan oleh industri kecil seperti
industri rumah tangga dalam pembuatan adonan Mie basah, gender, bakso, dan kerupuk
gender (kerupuk nasi). Meskipun jumlah penambahan boraks tidak terlalu banyak,
akan tetapi mempunyai efek akumulasi yang sangat berbahaya. Dalam air, Boraks
merupakan campuran natrium bikaborat dan asam boraks.sedangkan dalam suasana
asam boraks dapat terurai menjadi asam boraks (Payu, 2008).
Efek jangka panjang pada pengguanaan boraks dapat menyebabkan merah pada
kulit, gagal ginjal, iritasi pada mata, iritasi pada saluran respirasi, mengganggu
kesuburan kandungan dan janin.dosis yang dapat menyebabkan kematian atau biasa
disebut dengan dosis letal pada orang dewasa adalah sebanyak 10-25 gram, sedangkan
pada anak-anak adalah sebanyak 5-6 gram.kasus keracuan boraks yang bukan dari
makanan, dilaporkan pertama kali pada tahun 1907. Menurut laporan tersebut, hanya
anak usia dini menderita sariawan pada mulut, kemudian dioleskan campuran madu
dan boraks (Payu, 2008).
Hasil laporan tahunan BPOM Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2010 menyatakan,
dari 1263 sampel makanan yang di uji, diperoleh 0,07% mengandung Formalin, 1,10%
mengandung Rhodamin B, dan 0,15% mengandung boraks walaupun presentasi
kejadianya khususnya di Kota Kendari cukup rendah. Namun jika tidak diantisipasi
lebih lanjut maka akan menyebabkan resiko yang sangat besar bagi kesehatan (Syaputri,
2012). Karena hal tersebut maka penelitian dapat dilakukan identifikasi boraks pada Mie
basah yang dijual oleh pedagang pangsit dikota kendari, kenapa di ambil pedagang
pangsit. ini dikarenakan pedagang pangsit mudah ditemukan dan sampel yang
dibutuhkan mudah di dapatkan. Identifikasi kadar boraks dilakukan dengan
menggunakan uji kualitatif metode uji nyala. Pada metode ini sampel yang berupa
mie basah akan dimasukan kedalam oven menggunakan cawan porselin dan
diabukan menggunakan tanur selama 48 jam. Kemudian sampel yang ada di dalam
cawan porselin akan dibakar, apabila dibakar terjadi perubahan warna hijau pada nyala
api maka sampel tersebut positif menggunakan boraks.
Dalam penelitian ini Apakah mie basah yang dijual pada pedagang mie pangsit
di kota kendari mengandung boraks?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi boraks boraks pada mie basah yang di jual oelh
pedagang pangsit di kota kendari.
2. Tujuan khusus
Mie merupakan makanan yang paling populer di Asia. Sekitar 40% dari
konsumsi tepung terigu di Asia digunakan untuk pembuatan mie. Di Indonesia
pada tahun 1990, penggunaan tepung terigu untuk pembuatan mie mencapai 60-
70% (Menurut Irviani dan nisa, 2014),). Menurut Chamdani (2005), Mie
merupakan makanan yang populer di Asia khususnya di indonesia hingga saat
ini Mie pertama kali dibuat dari bahan baku beras dan tepung kacang-kacangan
mie basah memiliki ketahanan masa simpan selama 1 hari. Menurut
(Kastalani, 2011)., mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan
setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air mencapai 52 %
sehingga daya tahan simpannya relatif singkat yaitu 40 jam dalam suhu kamar.
Menurut (Kastalani, 2011)., mie basah yang baik adalah mie yang secara kimiawi
mempunyai nilai kimia yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
oleh Departem Perindustrian melalui SNI 2046-90.Komposisi gizi mie
basah secara lengkap dapat dilihat pada Tabel:
2. Rasa
% b/b
3 kadar abu %b/b Maksimal 3
4 Kadar protein(N x %b/b Maksimal 2
6,25)
5 Bahan tambahan
pangan Tidak boleh ada sesuai
2. E.coli
APM/g Maksimal 10
Sumber : SNI 01-2987 (1992)
Mie basah umumnya terbuat dari tepung gandum (tepung terigu), air, dan
garam dengan/tanpa penambahan garam alkali. Terigu merupakan bahan
utama dalam pembuatan mie basah mentah. Fungsi terigu adalah sebagai bahan
pembentuk struktur, sumber karbohidrat, sumber protein, dan pembentuk sifat
kenyal gluten. Garam berfungsi memberikan rasa, memperkuat tekstur, dan
mengikat air (Astawan, 2000). Proses pembuatan mie basah meliputi
pencampuran semua bahan (tepung, air dan garam) menjadi adonan lalu dibentuk
menjadi lembaran-lembaran yang tipis dengan mesin rollpress, diistirahatkan,
kemudian dipotong menjadi bentuk benang- benang mie. Selanjutnya ditaburkan
tapioka sebagai pemupur.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mie basah
yaitu suhu adonan, waktu pengadukan, dan jumlah air yang
ditambahkan. Menurut Badrudin (2000), waktu pengadukan terbaik pada proses
pembuatan mie mocaf adalah 15 hingga 25 menit. Apabila waktu pengadukan
kurang dari 15 menit, adonan akan menjadi lunak dan lengket, sedangkan jika
lebih dari 25 menit adonan akan menjadi keras, rapuh, dan kering. Jumlah air
yang ditambahkan ke dalam adonan mie juga berperan dalam sukses tidaknya
pembuatan mie mocaf.
o o
Suhu adonan terbaik untuk membuat mie berkisar 25 C hingga 40 C. Jika
o
suhu adonan mencapai kurang dari 25 C, maka adonan yang dihasilkan akan
menjadi keras, rapuh dan kasar, sedangkan jika suhu adonan mencapai lebih dari
o
40 C maka adonan yang dihasilkan menjadi lengket dan mie menjadi
kurang elastis. Mutu mie yang diinginkan oleh konsumen adalah mie yang
bertekstur lunak, lembut, elastis, halus, tidak lengket, dan mengembang
dengan normal. Gluten adalah massa kenyal yang melengket yang menyatukan
komponen-komponen mie, jadi membentuk dasar struktur lunak mie. Sifat itu
disebabkabn sifat gluten yang terhidrasi dan mengembang bila tepung
terigu dicampur dengan air (Winarno, 2000).
Faktor utama penting dalam ciri adonan adalah matrik gluten. yang
menyertakan granula pati dan fragmen serat. Protein gluten secara umum
dicirikan dengan mempunyai kandungan proline dan asam glutamik yang tinggi.
Gliadin dan glutenin berbeda dalam ciri fisik, khususnya dalam
viskoelastisitasnya. Gliadin adalah kohesif, tetapi dengan elastisitas yang
rendah, sementara glutenin bersifat kohesif dan elastis (Dahlia, 2014).
Jenis protein yang terdapat pada gandum adalah albumin, globulin, prolamin,
gliadin dan glutelin. Kadar gliadin dan glutelin sekitar 8% dan apabila kedua
jenis protein ini membentuk adonan yang kuat dengan penambahan air dan
garam maka dinamakan protein gluten.
2.2 Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B) dan
biasa digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik
pada kosmetik (Svehla, G).Boraks berbentuk kristal berwarna putih yang
terjadi dalam suatu deposit hasil proses penguapan hot spring (pancuran air
panas) atau danau garam. Boraks termasuk kelompok mineral borat, suatu
senyawa kimia alami yang terbentuk dari boron (B) dan oksigen (O2).
Menurut (Bambang, 2008). dalam Tubagus (2013) boraks adalah senyawa
berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu ruangan.Menurut
Kamus Kedokteran Dorland, boraks dikenal sebagai bahan pembasa preparat
farmasi. Boraks juga digunakan sebagai bahan bakterisida lemah dan astringen
ringan dalam lotion, obat kumur dan pembersih mulut. Boraks juga disebut
sebagai sodium pyroborate dan sodium tetraborate.
Gambar 3. Boraks
(Sumber : http://google.co.id)
Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan
nama borax. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa Tengah
dan Jawa Timur dikenal dengan nama “pijer”. Digunakan/ditambahkan ke dalam
pangan/bahan pangan sebagai pengental ataupun sebagai pengawet (Cahyadi,
2008).
2.2.2 Sifat Boraks
Menurut Janny (2009), secara alami boraks dan asam borat terbentuk di
dalam air dan tanah. Oleh karena itu, secara alami pula asam borat terbentuk di
dalam makanan kita. Bedasarkan kadar airnya mie basah paling cepat mengalami
kerusakan atau busuk, karena itu banyak produsen menambahkan pengawet, dan
yang biasa ditambahkan adalah boraks. Senyawa ini sangat berbahaya bagi
kesehatan. Menurut standar internasional WHO, dosis fatal boraks berkisar 3-6
gram perhari untuk anak kecil dan bayi, untuk dewasa sebanyak 15-20 gram
perhari dapat menyebabkan kematian. Dampak negatif yang membahayakan
kesehatan manusia yang mengkonsumsi suatu makanan yang mengandung
boraks adalah sebesar 8,8 mg/kg berat badan perhari (EPA,2006).
Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan
oleh industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya dalam salep, bedak, larutan
kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks juga
digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas, bahan pembersih/pelicin
porselin,pengawet kayu dan antiseptik kayu (Aminah dan Himawan, 2009).
Dalam industri tekstil boraks digunakan untuk mencegah kutu, lumut, dan jamur.
Boraks juga digunakan sebagai insektisida dengan mencampurkannya dalam
gula untuk membunuh semut, kecoa, dan lalat (Sugiyatmi, 2006).
Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dapat ditandai dengan: bau yang
menyengat, bersifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal, sedangkan yang normal
jika ditekan akan membekas; lebih tahan lama, dan tidak dihinggapi lalat karena
beracun juga bagi lalat tersebut.
1. Bakso
Bakso yang mengandung boraks biasanya lebih kenyal dari pada bakso tanpa
boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula, tahan lama dan awet
hingga beberapa hari. Warna lebih putih, berbeda dengan bakso tanpa boraks
yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian. Bila dilempar ke lantai,
bakso yang mengandung boraks akan memantul.
2. Mie
Mie yang mengandung boraks tekturnya kenyal, mengkilat, tidak
lengket dan tidak cepat putus.
3. Lontong
4. Kerupuk gendar
Temuan baru di Jakarta Timur mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering
dikonsunsi oleh anak-anak sekolah adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie basah
dengan saus, ketan uli, es sirop, dan cilok. Wawancara dengan PKL menunjukkan
bahwa mereka tidak tahu adanya bahan tambahan makanan ilegal pada bahan baku
jajanan yang mereka jual (Februhartanty dan Iswarawanti, 2004). Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) melalui Warta Konsumen (2000) melaporkan, sekitar
86,49 persen sampel mie basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mie basah mengandung boraks
dan formalin secara bersama-sama.
Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menguji kandungan boraks
pada makanan. Uji tersebut dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu uji boraks secara
kualitatif dan uji boraks secara kuantitatif. Uji boraks secara kualitatif hanya mampu
menunjukkan apakah suatu bahan makanan mengandung boraks atau tidak
mengandung boraks tanpa mampu menunjukkan seberapa banya boraks di
dalamnya.sedangkan uji kuantitatif dapat mengetahui kadar atau mengetahui
seberapa banyak boraks dalam sampel makanan (Rohman dan Sumantri, 2007).
Kedua cara pengujian diatas mempunyai sifat yang sama yaitu hanya membuktikan
apakah bahan makanan yang diuji mengandung boraks atau tidak mengandung
boraks dan untuk mengetahui kadar dari boraks tersebut. Dalam upaya pembuktiannya
peneliti boleh memilih salah satu diantara kedua uji tersebut atau dalam kata lain tidak
harus dilakukan kedua-duanya (Rohman dan Sumantri, 2007).
Kedua cara pengujian diatas mempunyai sifat yang sama yaitu hanya
membuktikan apakah bahan makanan yang diuji mengandung boraks atau tidak
mengandung boraks dan untuk mengetahui kadar dari boraks tersebut. Dalam upaya
pembuktiannya peneliti boleh memilih salah satu diantara kedua uji tersebut atau
dalam kata lain tidak harus dilakukan kedua-duanya (Rohman dan Sumantri, 2007).
Uji kualitatif
a. Uji Nyala
Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam
makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang
digunakan dibakar, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala
boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau.
Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan
positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji
dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar, warna api hijau
menunjukkan terdapat senyawa boraks. Asam Sulfat Pekat dan Alkohol (uji nyala
api) H3BO3 + 3 CH3OH →B(OCH3)3↑ + 3 H2O
Mie basah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pedagang
pangsit di 10 Kecamatan Di Wilayah Kota Kendari yang diambil secara
Accidental Sampling (pengambilan sampel yang didasarkan secara
kebetulan). mie basah yang diambil adalah mie basah putih yang belum
dicampurkan untuk pembuatan mie pangsit, mie basah yang mengandung
boraks yaitu akan bertahan lebih lama dan mempunyai tekstur kenyal, mengkilat,
tidak lengket dan tidak cepat putus.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Alat :
1. Cawan porselin
2. Cawan petri
3. Blender
4. Penjepit
7. Sendok tanduk
8. Tanur
9. Timbangan digital
b. Bahan :
1. Aquades
2. H2SO4 pekat
3. Metanol
4. Mie Basah
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astawan 2000, Identifikasi dan Penetapan Kadar Boraks pada Mie Basah
yang Beredar di Beberapa pasar Di Kota Padang. Fakultas Kedokteran
Padang.
Chamdani 2005. Uji Kandungan Boraks Pada Bakso. Skripsi. Skripsi. Jember :
Fakultas Kesehatan Masyarakat.