Makalah Evaluasi Setelah Di Revisi
Makalah Evaluasi Setelah Di Revisi
Makalah Evaluasi Setelah Di Revisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban
instrument menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu
jawaban terhadap butir dalam instrumen. Skor menyimpan banyak tentang
informasi mengenai kemampuan siswa. Skor yang akurat tentunya akan
dihasilkan oleh alat ukur yang yang benar. Salah satunya bentuk peskor yang
akurat dan objektif adalah penskoran analitik, Penskoran analitik digunakan
untuk permasalahan yang batas jawabanya sudah jelas dan terbatas. Biasanya
tehnik penskoran ini juga digunakan pada tes uraian objektif yang mana
jawaban siswa diuraikan dengan urutan tertentu. Salah satu dari karakteristik
atau manfaat dari penskoran analitik adalah hasil penilain terhadap suatu
lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda, dan
yang paling penting dapat memberikan evaluasi terhadap performansi siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertia dari peskoran ?
2. Apa pengertian dari penskoran analitik ?
3. Bagaimana cara menggunakan atau mengembangkan pedoman
penskoran analitik?
4. Apa pengertian dari rublik penskoran atau penilain ?
5. Apa saja kegunaan atau manfaat dari penskoran analitik?
C. Tujuan penulisan.
1. Untuk menjelaskan pengertian dari penskoran.
2. Untuk menjelaskan pengertian dari penskoran analitik.
3. Untuk menjelaskan bagaimana menggunakan atau mengembangkan
penskoran analitik.
4. Untuk menjelaskan apa pengertian dari Rublikatau penilain penskoran.
5. Untuk menjelaskan apa saja kegunaan penskoran analitik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penskoran
1
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 182.
2
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
vol.15, 2017. hal. 4.
2
Skor yang akurat akan dihasilkan oleh alat ukur yang yang benar. Ada
beberapa tahap dalam mendapatkan skor. Tahap pertama adalah tahap
penyusunan tes. Penyusunan alat ukur merupakan bagian penting karena
kesalahan dalam penyusunan akan mempengaruhi hasil yang didapat dari
pengukuran. Dalam penyusunan alat ukur yang menjadi perhatian adalah
tujuan. Setelah alat ukur berupa tes selesai dibuat tahap kedua adalah proses
pengerjaan tes oleh siswa. Skor akan diperoleh setelah siswa merespon tes
dengan cara memberikan jawaban pada lembar jawaban. Tahap ketiga setelah
skor diperoleh adalah mendeteksi informasi dari skor3
3
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal Madaniah, Vol .2. hal. 191.
4
Yoga Budi Bakti.” Pengaruh Jumlah Alternative Jawaban Dan Teknik Penskoran Terhadap Rebilitas Tes”.
Jurnal Formatif, Vol. 5.2015. hal.5.
3
Akurasi dan keadilan penilaian merupakan prasyarat mutlak untuk dapat
dihasilkannya penilaian yang objektif dan akuntabel, selaras dengan tuntutan
penilaian menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa penilaian harus
dilakukan dengan objektif dan akuntabel, yaitu berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilai serta harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada pihak internal maupun eksternal sekolah. Pedoman
penskoran yang baik akan membantu guru menjawab kebutuhan terpenuhinya
kedua prinsip penilaian tersebut.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengoreksi jawaban peserta
didik adalah metode, analytical method (metode analitik) yaitu suatu cara
untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru sudah menyiapkan sebuah
model jawaban, kemudian dianalisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang
terpisah, dan pada setiap langkah disediakan skor-skor tertentu. Setelah satu
model jawaban tersusun, maka jawaban masing-masing peserta didik
dibandingkan dengan model jawaban tertentu, kemudian diberi skor sesuai
dengan tingkat kebenaranya5
Penilain secara analitik merujuk kepada semua kriteria yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.6 Biasanya penialai analitik
digunakan pada penilain produk dengan menggunakan cara analitik, cara
analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembanagan. 7
Penilain produk adalah penilain terhadap keterampilan dalam membuat
sesuatu produk atau kualitas produk tertentu.
Penskoran analitik digunakan untuk permasalahan yang batas jawabanya
sudah jelas dan terbatas. Biasanya tehnik penskoran ini juga digunakan pada
tes uraian objektif yang mana jawaban siswa diuraikan dengan urutan
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hal.130.
6
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, (Bandung : Citapustaka Media, 2015), hal. 38.
7
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, …….hal. 64.
4
tertentu. Jika siswa telah menuliskan rumus yang benar di berikan skor,
memasukkan angka kedalam formula dengan benar diberi skor, menghasilkan
penghitungan yang benar diberi skor, dan kesimpulan yang benar juga diberi
skor. Jadi, skor suatu butir merupakan penjumlahan dari sejumlah skor dari
setiap respon pada soal tersebut8. Berdasarkan sisitem penskoran, tes urain
objektif memberi pengertian bahwa penskoran dilakukan secara objektif,
karena bentuk soalnya menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau
konsep tertentu.
Contoh :
Indikator: siswa dapat menghitung volume bak mandi berbentuk balok jika
diketahui panjang, sisi, dan tingginya serta mengubah satuan
ukuran
Butir soal : sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm,
lebar 80 cm, dan tinggin 75 cm, berapa literkah isi volum bak
mandi tersebut ?
8
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 184.
5
Mencermati atribut dan karaterisriknya, tehnik penskoran yang tepat pada
pedoman penskoran soal di atas adalah peskoran analitik karena batas
jawaban sudah jelas dan terbatas.
9
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 187-188.
6
digunakan dengan baik, Anda dapat langsung menggunakan pedoman
penskoran di atas sebagai pedoman mengoreksi seluruh lembar jawaban siswa
Dikutip dari artikel jurnal Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri yang
berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqh. rubrik penskoran
diklasifikasikan kedalam dua bentuk, yaitu rubrik penskoran analitik dan
holistic:
(b). Rubrik penskoran holistik adalah rubrik penskoran dimana guru hanya
memberikan skor tunggal berdasarkan pada keseluruhan jawaban
peserta tes (Kusaeri, 2014).
10
Arezqi Tunggal Asmana. “Pengembangan Rubrik Analitik Untuk Asesmen Komunikasi Matematika
Tertulis Dalam Pemecahan Masalah Matematika”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika
.Vol.5.2018.hal.66.
7
Dalam penskoran analitik Djemari Mardapi menambahkan bahwa
penskoran tersebut digunakan untuk soal ujian yang batas jawabannya sudah
jelas dan terbatas. Misalnya soal mata pelajaran matematika dan fisika.
Namun cara penskoran analitik juga bisa digunakan dalam bidang sosial
dengan syarat batas jawabannya jelas dan komponen jawaban diberi skor
(Mardapi, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan, 2012)11.
Menurut Iryani (2004) rubrik yang diterapkan untuk SD dan SMP adalah
rubrik analitik, sedangkan rubrik yang digunakan untuk SMA adalah rubrik
holistik. Menurut Iryani, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat rubrik penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut: (1) Jenis
kriteria, (2) Sub kriteria, (3) Skala penilaian, (4) Membagi skala untuk
batasan memenuhi dan tidak memenuhi, (5) Sebutan untuk tiap tingkat, (6)
Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda, dan (7) Menghitung skor12.
11
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
vol.15, 2017. hal. 4.
12
Deddy Sofyan. “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1. 2012.hal.22.
13
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, …….hal 84.
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …, hal. 126.
8
g. dan yang paling penting dapat memberikan evaluasi terhadap performansi
siswa15.
a. keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Shecking –up, yaitu mengecek ketercapain kemampuan pesrta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran.
c. Findig-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternative
solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.16
BAB III
PENUTUP
15
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal Madaniah, Vol .2. hal. 19.
16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …, hal. 15.
9
A. Kesimpulan
1. Pada hakikatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban
instrument menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu
jawaban terhadap butir dalam instrument. Pedoman penskoran merupakan
panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang: Batasan atau kata-kata
kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian dan
kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran
terhadap soal-soal bentuk uraian non-objektif.
2. .Penskoran analitik digunakan untuk permasalahan yang batas jawabanya
sudah jelas dan terbatas. Biasanya tehnik penskoran ini juga digunakan pada
tes uraian objektif yang mana jawaban siswa diuraikan dengan urutan
tertentu. Jika siswa telah menuliskan rumus yang benar di berikan skor,
memasukkan angka kedalam formula dengan benar diberi skor, menghasilkan
penghitungan yang benar diberi skor, dan kesimpulan yang benar juga diberi
skor. Jadi, skor suatu butir merupakan penjumlahan dari sejumlah skor dari
setiap respon pada soal tersebut.
3. Cara mengunakan atau menggembangkan pedoman penskoran analitik
adalah sebagai berikut: menentukan tujuan, mengidentifikasi atribut,
menjabarkan karakteristik atribut, menentukan teknik penskoran, menyusun
pedoman penskoran, melakukan piloting/ujicoba terbatas, dan memperbaiki
pedoman penskoran menjadi pedoman siap pakai.
4. Wolf dan Stevens (2007) mengatakan rubrik adalah panduan penyekoran
banyak tujuan untuk asesmen produk dan kinerja siswa. Dikutip dari artikel
jurnal Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri yang berjudul Pengembangan
Instrumen Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian Untuk Pembelajaran Pai
Berbasis Masalah Materi Fiqh. rubrik penskoran diklasifikasikan kedalam dua
bentuk, yaitu rubrik penskoran analitik dan holistic.
5. Kegunaan atau manfaat dari penskoran analitik adalah : digunakan untuk
permasalahan yang batas jawabanya sudah jelas dan terbatas, memberikan
skor tertentu berdasrkan langkah-langkah dalam menjawab soal dalam setiap
proses, hasil penilain terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun
10
diperiksa oleh orang yang berbeda, digunakan untuk menilai hasil belajar
yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan pesrta didik untuk
melengkapi jawabanya, akan diperoleh deskripsi mengenai performansi siswa
dalam tes, dapat melakukan analisis kuantitatif terhadap tes dan kaitannya
dengan variabel lain, dan yang paling penting dapat memberikan evaluasi
terhadap performansi siswa.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
11
Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika .Vol 5. No 1. 2018.
Arifin, z. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016.
Asrul., Ananda, R., dan Rosnita. Evaluasi pembelajaran. Bandung :
Citapustaka Media, 2015.
Deddy Sofyan. “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1. No 1. 2012
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal
Madaniah, Volume 2.Edisi XI.2016.
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument
Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah
Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan. volume15. No 1.
2017.
Sumaryanta, “ pedoman penskoran”. Journal of mathematics. Volume 2.
No. 3. 2015.
Yoga Budi Bakti.” Pengaruh jumlah alternative jawaban dan teknik
penskoran terhadap rebilitas tes”. Jurnal Formatif, Vol. 5. No 1. 2015.
12