Makalah Evaluasi Setelah Di Revisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban
instrument menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu
jawaban terhadap butir dalam instrumen. Skor menyimpan banyak tentang
informasi mengenai kemampuan siswa. Skor yang akurat tentunya akan
dihasilkan oleh alat ukur yang yang benar. Salah satunya bentuk peskor yang
akurat dan objektif adalah penskoran analitik, Penskoran analitik digunakan
untuk permasalahan yang batas jawabanya sudah jelas dan terbatas. Biasanya
tehnik penskoran ini juga digunakan pada tes uraian objektif yang mana
jawaban siswa diuraikan dengan urutan tertentu. Salah satu dari karakteristik
atau manfaat dari penskoran analitik adalah hasil penilain terhadap suatu
lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda, dan
yang paling penting dapat memberikan evaluasi terhadap performansi siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertia dari peskoran ?
2. Apa pengertian dari penskoran analitik ?
3. Bagaimana cara menggunakan atau mengembangkan pedoman
penskoran analitik?
4. Apa pengertian dari rublik penskoran atau penilain ?
5. Apa saja kegunaan atau manfaat dari penskoran analitik?
C. Tujuan penulisan.
1. Untuk menjelaskan pengertian dari penskoran.
2. Untuk menjelaskan pengertian dari penskoran analitik.
3. Untuk menjelaskan bagaimana menggunakan atau mengembangkan
penskoran analitik.
4. Untuk menjelaskan apa pengertian dari Rublikatau penilain penskoran.
5. Untuk menjelaskan apa saja kegunaan penskoran analitik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penskoran

Dalam evaluasi pembelajaran diperlukan pedoman penskoran yang


dapat digunakan sebagai petunjuk menilai pekerjaan siswa (Charlotte
Danielson, 1997). Pedoman penskoran adalah pedoman yang digunakan untuk
menentukan skor hasil penyelesaian pekerjaan siswa. Skor ini kemudian
ditafsirkan menjadi nilai. Kesulitan yang dihadapi adalah menetapkan skor
dengan tepat terhadap penyelesaian pekerjaan siswa, baik tugas, ulangan, atau
yang lain. Konsistensi penskoran sangat penting untuk pemerolehan hasil
penilaian antar siswa yang tidak bias dikarenakan penilaian guru yang tidak
konsisten.1 Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang
menjelaskan tentang: Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan
penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian dan kriteria-kriteria jawaban yang
digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian non-
objektif2

Pada hakikatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban


instrument menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu
jawaban terhadap butir dalam instrumen. Jadi penskoran merupakan kuantitatif
terhadap jawaban instrument. Dengan memberikan skor dapat diperoleh
deskripsi tentang nilai atau harga suatu variabel untuk masing-masing unit
analisis dalam penelitian.

Skor menyimpan informasi mengenai kemampuan siswa. Dikutip dari


artikel jurnal menurut Crocker dan Algina skor adalah jumlah dari tiap butir
yang dijawab benar oleh siswa, dan siswa mendapat nilai satu untuk jawaban
yang benar dan nilai nol untuk jawaban yang salah.

1
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 182.
2
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
vol.15, 2017. hal. 4.

2
Skor yang akurat akan dihasilkan oleh alat ukur yang yang benar. Ada
beberapa tahap dalam mendapatkan skor. Tahap pertama adalah tahap
penyusunan tes. Penyusunan alat ukur merupakan bagian penting karena
kesalahan dalam penyusunan akan mempengaruhi hasil yang didapat dari
pengukuran. Dalam penyusunan alat ukur yang menjadi perhatian adalah
tujuan. Setelah alat ukur berupa tes selesai dibuat tahap kedua adalah proses
pengerjaan tes oleh siswa. Skor akan diperoleh setelah siswa merespon tes
dengan cara memberikan jawaban pada lembar jawaban. Tahap ketiga setelah
skor diperoleh adalah mendeteksi informasi dari skor3

Menurut Djaali dan Mulyono (2004:121) setelah memberi skor kepada


siswa maka selanjutnya adalah menentukan skor akhir berdasarkan skor
mentah atau dengan kata lain menterjemahkan skor mentah ke dalam skor
akhir atau nilai yang akan menentukan kelulusan. Dalam memberi nilai ada dua
cara yang biasa dilakukan, yaitu :

1. Pemberian nilai berdasarkan acuan patokan atau standar mutlak

2. Pemberian nilai berdasarkan acuan kelompok atau acuan norma4.

Proses pengembangan pedoman penskoran perlu memperhatikan aspek


dan kriteria yang digunakan sebagai kerangka untuk menentukan skor terhadap
hasil kerja siswa (Charlotte Danielson, 1997). Aspek dan kriteria ini harus
didefinisikan dengan jelas dan benar sebagai pijakan dalam perumusan
pedoman penskoran lebih lanjut. Aspek belajar yang dinilai harus diselaraskan
dengan kompetensi yang dipelajari siswa sehingga dapat membimbing guru
memberikan penilaian yang akurat. Kriteria penilaian juga penting ditentukan
dengan baik sebagai pijakan menentukan standar penskoran yang akan
ditetapkan dalam pedoman. Kriteria yang jelas akan membantu pengembang
untuk menghasilan pedoman penskoran yang tepat sehingga penilaian yang
dihasilkan akan berkeadilan.

3
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal Madaniah, Vol .2. hal. 191.
4
Yoga Budi Bakti.” Pengaruh Jumlah Alternative Jawaban Dan Teknik Penskoran Terhadap Rebilitas Tes”.
Jurnal Formatif, Vol. 5.2015. hal.5.

3
Akurasi dan keadilan penilaian merupakan prasyarat mutlak untuk dapat
dihasilkannya penilaian yang objektif dan akuntabel, selaras dengan tuntutan
penilaian menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa penilaian harus
dilakukan dengan objektif dan akuntabel, yaitu berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilai serta harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada pihak internal maupun eksternal sekolah. Pedoman
penskoran yang baik akan membantu guru menjawab kebutuhan terpenuhinya
kedua prinsip penilaian tersebut.

B. Pengertian Penskoran Analitik

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengoreksi jawaban peserta
didik adalah metode, analytical method (metode analitik) yaitu suatu cara
untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru sudah menyiapkan sebuah
model jawaban, kemudian dianalisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang
terpisah, dan pada setiap langkah disediakan skor-skor tertentu. Setelah satu
model jawaban tersusun, maka jawaban masing-masing peserta didik
dibandingkan dengan model jawaban tertentu, kemudian diberi skor sesuai
dengan tingkat kebenaranya5
Penilain secara analitik merujuk kepada semua kriteria yang harus
dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.6 Biasanya penialai analitik
digunakan pada penilain produk dengan menggunakan cara analitik, cara
analitik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembanagan. 7
Penilain produk adalah penilain terhadap keterampilan dalam membuat
sesuatu produk atau kualitas produk tertentu.
Penskoran analitik digunakan untuk permasalahan yang batas jawabanya
sudah jelas dan terbatas. Biasanya tehnik penskoran ini juga digunakan pada
tes uraian objektif yang mana jawaban siswa diuraikan dengan urutan
5
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hal.130.
6
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, (Bandung : Citapustaka Media, 2015), hal. 38.
7
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, …….hal. 64.

4
tertentu. Jika siswa telah menuliskan rumus yang benar di berikan skor,
memasukkan angka kedalam formula dengan benar diberi skor, menghasilkan
penghitungan yang benar diberi skor, dan kesimpulan yang benar juga diberi
skor. Jadi, skor suatu butir merupakan penjumlahan dari sejumlah skor dari
setiap respon pada soal tersebut8. Berdasarkan sisitem penskoran, tes urain
objektif memberi pengertian bahwa penskoran dilakukan secara objektif,
karena bentuk soalnya menuntut sekumpulan jawaban dengan pengertian atau
konsep tertentu.

C. Cara Menggunakan atau Menggembangkan Pedoman Penskoran


Analitik.

Ada tujuh langkah untuk mengembangkan pedoman penskoran, yaitu:


menentukan tujuan, mengidentifikasi atribut, menjabarkan karakteristik
atribut, menentukan teknik penskoran, menyusun pedoman penskoran,
melakukan piloting/ujicoba terbatas, dan memperbaiki pedoman penskoran
menjadi pedoman siap pakai (Charlotte Danielson, 1997).

Berikut ini merupakan salah satu contoh pengembangan pendoman


peskoran analitik yang akan digunakan sebagai pedoman penentuan skor tes
untuk mengukur penguasaan kompetensi peserta didik.

Contoh :

Indikator: siswa dapat menghitung volume bak mandi berbentuk balok jika
diketahui panjang, sisi, dan tingginya serta mengubah satuan
ukuran

Butir soal : sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm,
lebar 80 cm, dan tinggin 75 cm, berapa literkah isi volum bak
mandi tersebut ?

8
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 184.

5
Mencermati atribut dan karaterisriknya, tehnik penskoran yang tepat pada
pedoman penskoran soal di atas adalah peskoran analitik karena batas
jawaban sudah jelas dan terbatas.

Setelah ditetapkan tujuannya, anda harus menentukan atribut yang diukur,


yaitu penguasaan kompetensi menghitung vulome benda berbentuk balok dan
mengubah satuan ukuranya. Atibut ini kemudian dijabarkan karateristiknya
menjadi aspek-aspek yang diukur, missal : menetukan rumus yang akan
digunakan, menghitung volume berdasrkan rumus yang ditetapkan, dan
mengubah satuan.

Langkah selanjutya anda membuat kunci jawaban secara lengkap


diuraikan dengan menurut urutan tertentu. Bila siswa telah menuliskan rumus
yang benar diberi skor, memasukkan angka ke dalam formula yang benar
diberi skor, menghasilkan perhitungan yang benar diberi skor, dan
kesimpulan yang benar juga diberi skor, skor akhir diperoleh dengan
menjumlahkan skor setiap respon pada soal tersebut. Berikut contoh pedoman
penskoranya :9

Langkah Kunci jawaban Skor


1 Isi Balok = panjang x lebar x tinggi 1
2 =150 cm x 80 cm x 75 cm 1
3 = 900. 000 cm3 1
4 Isi bak mandi dalam liter : 1
900.000
= liter
1 ooo
5 = 900 liter 1
Skor Maksimum 5

Sebelum digunakan, ujicobalah pedoman penskoran di atas pada beberapa


lembar pekerjaan siswa untuk mengetahui aplikabilitasnya. Jika ada beberapa
bagian yang menyulitkan penggunaannya, perbaikilah sebelum digunakan
untuk mengoreksi seluruh lembar jawaban siswa. Tetapi jika sudah dapat

9
Sumaryanta. “Pedoman Penskoran”. Journal Of Mathematics and Education, vol. 2, 2015, hal. 187-188.

6
digunakan dengan baik, Anda dapat langsung menggunakan pedoman
penskoran di atas sebagai pedoman mengoreksi seluruh lembar jawaban siswa

D. Pengertian dari Rublik Penskoran atau Penilain

Wolf dan Stevens (2007) mengatakan rubrik adalah panduan penyekoran


banyak tujuan untuk asesmen produk dan kinerja siswa. Menurut McGatha
dan Darcy (2010), rubrik dapat diklasifikasikan menjadi rubrik holistik,
rubrik analitik, rubrik spesifik, dan rubrik umum. McGatha dan Darcy (2010)
mengatakan rubrik holistik mendeskripsikan kualitas kinerja secara
keseluruhan. Rubrik analitik menentukan beberapa skor untuk ciriciri pokok
atau aspek-aspek dari tugas yang diberikan. Lebih lanjut, dikatakan bahwa
rubrik holistik dan analitik dapat diklasifikasikan sebagai rubrik spesifik atau
umum. Rubrik spesifik disusun hanya untuk satu tugas dan mempunyai
deskripsi kinerja yang hanya mengarah pada tugas tersebut sedangkan rubrik
umum dapat digunakan untuk asesmen semua tugas, karena deskripsi kinerja
untuk aspek bersifat umum10.

Dikutip dari artikel jurnal Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri yang
berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqh. rubrik penskoran
diklasifikasikan kedalam dua bentuk, yaitu rubrik penskoran analitik dan
holistic:

(a). Rubrik penskoran analitik adalah rubrik penskoran dengan cara


mengidentifikasi jawaban dari berbagai aspek yang berbeda. Skor untuk
masing-masing aspek diletakkan secara terpisah.

(b). Rubrik penskoran holistik adalah rubrik penskoran dimana guru hanya
memberikan skor tunggal berdasarkan pada keseluruhan jawaban
peserta tes (Kusaeri, 2014).

10
Arezqi Tunggal Asmana. “Pengembangan Rubrik Analitik Untuk Asesmen Komunikasi Matematika
Tertulis Dalam Pemecahan Masalah Matematika”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika
.Vol.5.2018.hal.66.

7
Dalam penskoran analitik Djemari Mardapi menambahkan bahwa
penskoran tersebut digunakan untuk soal ujian yang batas jawabannya sudah
jelas dan terbatas. Misalnya soal mata pelajaran matematika dan fisika.
Namun cara penskoran analitik juga bisa digunakan dalam bidang sosial
dengan syarat batas jawabannya jelas dan komponen jawaban diberi skor
(Mardapi, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan, 2012)11.

Menurut Iryani (2004) rubrik yang diterapkan untuk SD dan SMP adalah
rubrik analitik, sedangkan rubrik yang digunakan untuk SMA adalah rubrik
holistik. Menurut Iryani, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat rubrik penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut: (1) Jenis
kriteria, (2) Sub kriteria, (3) Skala penilaian, (4) Membagi skala untuk
batasan memenuhi dan tidak memenuhi, (5) Sebutan untuk tiap tingkat, (6)
Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda, dan (7) Menghitung skor12.

E. Kegunaan atau Manfaat Penskoran Analitik

a. digunakan untuk permasalahan yang batas jawabanya sudah jelas dan


terbatas
b. memberikan skor tertentu berdasrkan langkah-langkah dalam menjawab
soal dalam setiap proses
c. hasil penilain terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun
diperiksa oleh orang yang berbeda13
d. digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks, yaitu berupa
kemampuan-kemampuan pesrta didik untuk melengkapi jawabanya14.
e. akan diperoleh deskripsi mengenai performansi siswa dalam tes
f. dapat melakukan analisis kuantitatif terhadap tes dan kaitannya dengan
variabel lain.

11
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain
Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan,
vol.15, 2017. hal. 4.
12
Deddy Sofyan. “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1. 2012.hal.22.
13
Asrul, Rusli Ananda, Rosnita, Evluasi pembelajaran, …….hal 84.
14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …, hal. 126.

8
g. dan yang paling penting dapat memberikan evaluasi terhadap performansi
siswa15.

Dikutip dari buku Zainal Arifin yang berjudul Evaluasi Pembelajaran


Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilain adalah :

a. keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Shecking –up, yaitu mengecek ketercapain kemampuan pesrta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran.
c. Findig-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternative
solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.16

BAB III

PENUTUP

15
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal Madaniah, Vol .2. hal. 19.
16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …, hal. 15.

9
A. Kesimpulan
1. Pada hakikatnya penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban
instrument menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu
jawaban terhadap butir dalam instrument. Pedoman penskoran merupakan
panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang: Batasan atau kata-kata
kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian dan
kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran
terhadap soal-soal bentuk uraian non-objektif.
2. .Penskoran analitik digunakan untuk permasalahan yang batas jawabanya
sudah jelas dan terbatas. Biasanya tehnik penskoran ini juga digunakan pada
tes uraian objektif yang mana jawaban siswa diuraikan dengan urutan
tertentu. Jika siswa telah menuliskan rumus yang benar di berikan skor,
memasukkan angka kedalam formula dengan benar diberi skor, menghasilkan
penghitungan yang benar diberi skor, dan kesimpulan yang benar juga diberi
skor. Jadi, skor suatu butir merupakan penjumlahan dari sejumlah skor dari
setiap respon pada soal tersebut.
3. Cara mengunakan atau menggembangkan pedoman penskoran analitik
adalah sebagai berikut: menentukan tujuan, mengidentifikasi atribut,
menjabarkan karakteristik atribut, menentukan teknik penskoran, menyusun
pedoman penskoran, melakukan piloting/ujicoba terbatas, dan memperbaiki
pedoman penskoran menjadi pedoman siap pakai.
4. Wolf dan Stevens (2007) mengatakan rubrik adalah panduan penyekoran
banyak tujuan untuk asesmen produk dan kinerja siswa. Dikutip dari artikel
jurnal Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri yang berjudul Pengembangan
Instrumen Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian Untuk Pembelajaran Pai
Berbasis Masalah Materi Fiqh. rubrik penskoran diklasifikasikan kedalam dua
bentuk, yaitu rubrik penskoran analitik dan holistic.
5. Kegunaan atau manfaat dari penskoran analitik adalah : digunakan untuk
permasalahan yang batas jawabanya sudah jelas dan terbatas, memberikan
skor tertentu berdasrkan langkah-langkah dalam menjawab soal dalam setiap
proses, hasil penilain terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun

10
diperiksa oleh orang yang berbeda, digunakan untuk menilai hasil belajar
yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan pesrta didik untuk
melengkapi jawabanya, akan diperoleh deskripsi mengenai performansi siswa
dalam tes, dapat melakukan analisis kuantitatif terhadap tes dan kaitannya
dengan variabel lain, dan yang paling penting dapat memberikan evaluasi
terhadap performansi siswa.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arezqi Tunggal Asmana. “Pengembangan Rubrik Analitik Untuk Asesmen


Komunikasi Matematika Tertulis Dalam Pemecahan Masalah Matematika”.

11
Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika .Vol 5. No 1. 2018.
Arifin, z. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016.
Asrul., Ananda, R., dan Rosnita. Evaluasi pembelajaran. Bandung :
Citapustaka Media, 2015.
Deddy Sofyan. “Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1. No 1. 2012
Kherudin.”Tehnik Penskoran Tes Objektif Model Pilihan Ganda”. Jurnal
Madaniah, Volume 2.Edisi XI.2016.
Mochamad Zaenal Muttaqin dan Kusaeri. “Pengembangan Instrument
Penilain Tes Tertulis Benrtuk Urain Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah
Materi Fiqih”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan. volume15. No 1.
2017.
Sumaryanta, “ pedoman penskoran”. Journal of mathematics. Volume 2.
No. 3. 2015.
Yoga Budi Bakti.” Pengaruh jumlah alternative jawaban dan teknik
penskoran terhadap rebilitas tes”. Jurnal Formatif, Vol. 5. No 1. 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai