Beberapa Teori Lokasi Dan Tata Ruang Wilayah PDF
Beberapa Teori Lokasi Dan Tata Ruang Wilayah PDF
Beberapa Teori Lokasi Dan Tata Ruang Wilayah PDF
Semua pembeli membayar suatu harga tertentu, tetapi untuk penghasilan bersih di
antara para produsen berbeda-beda, tergantung pada jaraknya dari pusat konsumsi. Model
Von Thunen ini termasuk dalam kategorii satu unit pasar dan banyak unit produksinya. Jika
terdapat kenaikan biaya transport, maka harga barang akan naik, dan sebaliknya penurunan
biaya transport akan menurunkan harga pasar dan memperbessar penjualan. Manfaat dari
penjualan yang bertambah tersebut akan dinikmati oleh para penjual yang jaraknya lebih jauh,
yang berarti lebih banyak penjual yang melayani suatu pasar, maka akibatnya permintaan
meningkat pula.
Gamabar 3.2 memperlihatkan bahwa penjualan tersebar di sepanjang garis LL, dan
semua pembeli terkonsentrasi pada M. biaya produksi dan tingkat biaya transport per unit
jarak adalah konstan. MZ adalah harga yang dibayar oleh setiap pembeli pada M. untuk
seorang penjual pada jarak NM dari pusat konsumsi harganya adalah PN. Penjual-penjual di
sebelah kiri X dan di sebelah kanan Y tidak dapat melayani pasar X dan Y adalah batas
wilayah suplai yang terjauh. Jika biaya transport diturunkan, maka lengan (lereng) XZ dan YZ
menurun kemiringannya, batas terjauh dari wilayah pasar sekarng menjadi X1 dan Y1 harga
yang dibayar oleh pembeli turun menjadi MZ1 penjual yang terletak pada AA menderita dan
sebaliknya manfaat dari turunnya biaya transport akan dinikmati oleh para penjual yang
berada di luar AA.
Meskipun model Von Thunen dapat dikatakan masih sangat sederhana, tetapi
sumbangan pemikirannya terhadap ilmu pengembangan wilayah cukup penting yaitu
mengenai penentuan kawasan (zoning) menurut berbagai jenis kegiatan usaha (pertanian).
Kedua konsep berat lokasional dan isodapan kritis dapat digunakan untuk menjelaskan
teori Weber tentang aglomerasi industri. Weber adalah seorang ahli teori lokasi yang pertama
membahas mengenai aglomerasi secara eksplisit, secara diagramatik (perhatikan Gambar
3.3b) terdapat tiga unit produksi yaitu P1, P2 dan P3 masing-masing berlokasi ditempat biaya
transport minimumnya. Ketiga unit produksi tersebut berdekatan letaknya sehingga isodopan
kritisnya berpotongan satu sama lainnya, hal ini berarti terjadi aglomerasi. Tempat aglomerasi
yang menguntungkan terletak didalam segmen bersama A dari ketiga lingkaran isodopan
kritis tersebut, karena produksi pada setiap titik di dalamnya adalah lebih murah dari pada
ketiga lokasi transport minimum yang terletak diluar segmen bersama A .
Secara teoritik tempat optimal adalah tempat di mana biaya transport bagi kombinasi
keluaran adalah total adalah yang paling rendah. Dalam praktek, hal ini berarti bahwa yang
terbesar di antara ketiga perusahaan tersebut akan menarik perusahaan yang lebih kecil ke
lokasi di dalam segmen yang lebih dekat pada titik biaya transport minimumnya perusahaan
terbesar tersebut. Karena perubahan posisi lokasi yang harus dilakukan oleh perusahan
terbesar adalah lebih kecil kemungkinannya dari pada yang harus dilakukan oleh perusahan
kecil lainnya, maka deviasi total dari titik biaya transport minimum dapat dikatakan kecil saja
kemungkinannya.
Gambar 3.3a Isodopan kritis tidak berpotongan tidak terjadi aglomerasi
Pemikiran Weber telah memberikan sumbangan ilmiah banyak aspek. Pertama, Weber
berusaha untuk menetapkan lokasi yang optimal dalam arti pemilihan lokasi yang mempuyai
biaya minimal, meskipun dalam hal ini pengaruh permintaan tidak diperlihatkan. Lokasi
dengan biaya minimal tersebut mungkin berorientasi pada tersedinya tenaga kerja atau
transportasi ataupun ditentukan oleh keuntungan yang ditimbukan oleh aglomerasi. Kekuatan
aglomerasi terdiri atas minimum besarnya pabrik efisien dan keuntungan eksternal. Kekuatan
industri dan kegiatan lainya harus dipahami sepenuhnya untuk dapat menganalisis
perkembangan wilayah dan khususnya pertumbuhan daerah urban. Kedua, Weber merupakan
pencetus teori lokasi yang dapat digunakan sebagai teori umum digunakan untuk pemilihan
lokasi industri meskipun pendekatannya masih secara deskriptif dan kasar, tetapi ia telah
menjelaskan terjadinya evolusi ekonomi tata ruang dalam arti munculnya strata yang sukses
seperti pembagunan industri (pusat kegiatan ekonomi), terjadinya urbanisasi dan struktur
masyarakat kota dianggap mempuyai kedudukan yang lebih tinggi dari strata pertanian.
Walaupun teori Weber mempunyai kelemahan tetapi kontribusinya secara esensial
dalam pengembangan wilayah dapat dicatat, bahwa ia merupakan perintis dalam analisis
lokasi yaitu mengenai munculnya pusat kegiatan ekonomi (industri). Pusat kegiatan ekonomi
tersebut yang kemudian diidentifikasikan sebagai wilayah nodal (pusat perkotaan ). Dapat
dicatat pula bahwa Weber telah mengembangkan pula dasar analisis pasar model Weber
termasuk kategori satu unit produksi satu unit pasar ataupun banyak unit produksi unit pasar.
Gejala aglomerasi lokasional kemudian diperluas oleh Hoover (1984), terutama dikaitkan
dengan keuntungan urbanisasi yang ditimbukan oleh aglomerasi, yang dibedakan dengan
keuntunga lokalisasi. Aspek ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam analisis
aglomerasi. Keuntungan lokalisasi yaitu terkonsentrasinya perusahan yang termasuk dalam
industri yang sejenis pada suatu lokasi tunggal tertentu akan menimbulkan keuntungan yang
dinikmati oleh semua perusahaan tersebut.
Walter Christaller mengintroduksikan teori tempat sentral (central place). Inti pokok
tempat sentral adalah menjelaskan model hirarki perkotaan (urban hierarchy). Model
christaller dinyatakan sebagai suatu sistem geometric yang dikenal dengan nama “Sistem
K=3” di mana K ditetapkan secara arbifrer sebagai huruf indeks yang digunakan untuk notasi
pola pemukiman.
Christaller menggunakan asumsis-asumsi sebagai berikut :
1. Wilayah model merupakan dataran tanpa roman, tidak memiliki raut tanda khusus baik
alamiah maupun buatan manusia.
2. Perpindahan dapat dilakukan ke segala jurusan, suatu situasi yang dilukiskan sebagai
permukaan isotropic.
3. Penduduk serta daya belinya tersebar merata diseluruh wilayah.
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak
Berdasarkan asumsi diatas, Christaller mengembangkan pemikirannya menyusun
suatu model wilayah perdangangan yang efisien yang berbetuk segi enam mengikuti tahap
berikut :
1. Mula terbentuk wilayah perdangangan berupa lingkaran di atas dataran. Apabila
lingkaran tersebut diletakan berdekatan satu sama lain maka kumpulan linkaran yang
paling efisien seperti ditunjukan dam Gambar 4.1.A dibelakang
2. Kemudian lingkaran tersebut saling bertumpang tindih (lihat gambar 4.1.B)
3. Akhirnya terbentuknya wilayah perdangangan yang berbentuk heksagonal yang
meliputi seluruh dataran tanpa tumpeng tindih menyerupai sarang lebahh aatu
honeycombs (gambar 4.1C)
Tiap wilayah perdangangan heksagonal memiliki pusat. Besar kecilnya pusat tersebut
adalah sebanding dengan besar kecilnya masing-masing heksagonal. Heksagonal yang
terbesar memiliki pusat yang besar sedangkan heksagonal yang terkecil memiliki pusat yang
terkecil. Dalam keseimbangan jangka panjang seluruh wilayah sistem sudah tercakup yang
berbentuk wilaya heksagonal yang besarnya berbeda-beda dan saling bertinndih satu sama
lain. Susunan hirarki ini membentuk model pola pemukiman sistem K-3 (lihat gambar 4.2)
Proses timbulnya wilayah perdangangan heksagonal ;(A) Wilayah Perdangangan yang terdiri
dari lingkaran yang berdempet satu sama lain, (B) Lingkaran yang bertumpang tindih (C)
Wilayah perdangangan yang berbetuk heksagonal menutupi seluruh dataran tanpa tumpeng
tindih.
Gambar 4.1 Proses timbulnya wilayah perdangangan heksagonal (A) wilayah perdangangan
yang terdiri dari lingkaran yang berdempet satu sama lain, (B) lingkaran yang
bertumpang tindih, (C) wilayah perdangangan yang berbentuk heksagonal
menutupi seluruh dataran tanpa tumpeng tindih.
Gambar 4.2 Suatu bagian dari pola pemukiman K=3 menurut Christaller. Hanya tiga
tingkatan yang paling besar dari pusat heksagonal yang dapat dilihat pada
diagram
Teori Losch merupakan perluasan teori tempat sentral yang diformulasikan oleh
Christaller (1933). Dalam kupasan berikut perlu dijelaskan lebih rinci tentang kerangka dasar
pemikiran Losch dan akan ditunjukan pula perbedaan antara model Losch dan model Von
Thunen.
Dalam mengembangkan modelnya Losch menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai
berikut :
1. Tidak terdapat variasi dalam biaya dan tidak ada perbedaan spasial dalam sumberdaya
termasuk tenaga kerja dan modal diseluruh wilayah berdasar anggapan ini maka lokasi
perusahaan dapat ditempatkan dimana saja.
2. Penduduk tersebar merata, anggapan dianggap uniform,cita rasa konstan dan
perbedaan pendapatan diabaikan.
3. Wilayah pasar dan permintaan terhadap barang hasil suatu perusahaan tidak
dipengaruhi oleh lokasi perusahaan saingannya.
Penentuan wilayah pasar dan kerucut permintaan (demand Cone) dijelaskan sebagai
berikut Jika cara hidup petani adalah sama maka kurva permintaan seorang petani dapat
dianggap mewakili semua petani. Bila d (gambar 8.1) dianggap sebagai kurva permintaan
individual untuk komoditas bir (kurva petani di Jerman), maka OP adalah harga pada pusat
produuksi P. Jumlah permintaan setiap penduduk pada pusat tersebut adalah sebesar PQ,PR
adalah biaya pengakutan dari P ke R, jumlah permintaan penduduk di R adalah RS. Pada titik
F biaya pengangkutan adalah PF hal ini berarti tidak ada bir yang terjual . PF adalah
maksimum biaya pengangkutan bir dan jumlah permintaan dalam radius tersebut adalah
sebesar volume kerucut yang dapat diperoleh dengan memutar segitiga PQF disekitar PF
sebagai poros, maka wilayah pasarnya berbentuk lingkaran (gambar 8.2) wilayah penjualan
bir adalah lingkaran dengan radius PF (jarak optimum).
Berdasarkan wilayah pasar (Gambar 5.3) membentuk jaringan wilayah pasar (Gambar
5.4.A). segitiga hitam yang terletak di luar lingkaran berarti tidak terjangkau oleh pemasaran
barang yang diprosuksikan pada pusatnya. Agar supaya pemasaran barang hasil dapat
menjangkau ke seluruh penjuru, maka bentuk lingkaran tersebut berubah menjadi segi enam
atau heksagon (Gambar 5.4.B). Heksagon merupakan bentuk paling menguntungkan bagi
wilayah perdangan. Selanjutnya beberapa jaringan wilayah pasar membentuk suatu sistem
wilayah pasar (Gambar 5.5)
v
Gambar 5.1 Permintaan Gambar 5.2 Kerucut permintaan
Dilihat dari urutan tahap-tahapnya menurut Losch terdapat tiga jenis wilayah ekonomi
yaitu pasar sederhana, jaringan wilayah pasar dan sistem wilayah pasar . Wilayah pasar
individual tersebut nampaknya sangat sederhana dan sangat tergantung pada perdagangan
sedangkan sistem wilayah pasar sangat kompleks, walaupun merupakan bentuk sangat ideal
yang menekankan pada swesembada akan tetapi sulit dijumpai dalam kenyataan. Kenyataan
menunjukkan bahwa banyak komoditas diproduksikan dan diperdagangkan diluar lingkup
sistem,maka terjadilah wilayah yang sangat umpang tindih.
Teori umum Losch ternyata tidak cukup umum,beberapa alasannya adalah sebagai
berikut :
1. Losch menganggap terdapat kebebasan melakukan produksi penjualan dan harga
komoditas secara terpisah sehingga ekonomi spatial digambarkan sebagai beberapa
sektor independen dari pada sebagai kesatuan secara utuh.
2. Stabilitas keseimbangan tergantung pada adanya wilayah pasar heksagonal yang
diperlukan untuk menjamin pemanfaatan semua tata ruang sedangkan wilayah bundar
merupakan bentuk wilayah pasar yang sangat menguntungkan. Losch mengatakan
bahwa bentuk bundar akan ditekankan menjadi bentuk segi enam oleh kekuatan pasar
atau persaingan.
3. Asumsi biaya produksi uniform dan pabrik tersebar merata secara spasial adalah
bertentangan dengan realitas dalam ekonomi spasial. Teori Losch tidak berhasil
menjelaskan timbulnya keecenderungan kuat dalam masyarakat bagi perusahaan untuk
berkonglemerasi bersa-sama karena pertimbangan penghematan aglomerasi dan
ketergantungan lokasi.
Walaupun teori Losch dalam beberapa segi tidak memuaskan akan tetap Losch telah
merintis analisis tata ruang,oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa ahli-ahli teori lokasi
dan ahli ekonomi regional melalaikan hasil pekerjaan Losch. Model Losch berbeda dengan
model von Thunen karena orientasinya berbeda. Losch menekankan pada kegiatan
sekunder,sedangkan von Thunen menitikberatkan sektor pertanian. Lokasi produksi industri
berbeda dengan lokasi produksi pertanian. Wilayah produksi pertanian merupakan daerah luas
sedangkan wilayah produksi berbentuk titik-titik. Lokasi terbaik untuk konsumsi barang
industri adalah kota, sedangkan lokasi terbaik untuk konsumsi bahan pangan diperlihatkan
oleh distribusi penduduk yang merata.