Kajian Pustaka Dan Hipotesis - Kelompok 4
Kajian Pustaka Dan Hipotesis - Kelompok 4
Kajian Pustaka Dan Hipotesis - Kelompok 4
Dosen Pengampu :
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Daftar Isi
Halaman Judul
Daftar Isi.......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2. Hipotesis....................................................................................................... 5
Kesimpulan...................................................................................................... 17
Daftar Pustaka................................................................................................ 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang
suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta-fakta,
teori-teori, atau aplikasi. Pengertian penelitian ilmiah ini sejalan dengan batasan yang
dikemukakan oleh Vockell & Asher (1955). Penelitian ilmiah menurut kedua pakar tersebut
didefenisikan, “scientific reseacrh is a diligent and systematic inquiry or investigation of a
subject to discover or revise facts, theories, or applications.”
Suatu penelitian ilmiah bukanlah suatu kegiatan atau aktifitas yang hanya mempersoalkan
kepastian, tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu masalah atau fenomena
apakah dalam lingkup sosial maupun masalah-masalah laboratoris. Maka dari itu, penelitian
memiliki tujuan ingin menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan tingkah laku yang
dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kajadian dalam lingkup
pendidikan. Dalam menyusun penelitian diperlukan sumber-sumber pengetahuan yang dapat
dikelompokkan, yaitu pengalaman, otoritas, cara berpikir deduktif, cara berpikir induktif dan
pendekatan ilmiah.
B. Rumusan Masalah.
3
C. Tujuan.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
kajian pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik
atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan baguan penting dalam sbuah penelitian
yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature. Menurut Nyoman Kutha Ratna
(2010:276), kajian pustaka memiliki tiga pengertian yang berbeda.
1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis,
baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi
2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-
teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
3. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek
penelitian yang sedang dikaji.
Berdasarkan pendapat ahli di atas kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek
penelitian yang dikaji.
Sebuah kajian pustaka memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan
kelompok peneliti yang memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang
pembelajaran, evaluasi, teknologi, ilmu pengetahuan alam atau sains, dll. Penulisan kajian
pustaka dalam sebuah penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:
5
1. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik tertentu dengan
cara menyeleksi artikel – artikel atau bahan kajian yang berkualitas, yang relevan,
bermakna penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang lengkap.
2. Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitian
dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum, menilai,
dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.
3. Memastikan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang telah
dilakukan.
4. Memberikan petunjuk ke mana penelitian yang akan datang diarahkan atau
direkomendasikan.
5. Memberikan garis besar temuan kunci.
6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang mengandung
pertentangan dalam kajian pustaka.
7. Memberikan nalisis konstruktif tentang metodologi dan pendekatan dari para peneliti
lain
Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperoleh teori-teori yang relevan.
1. Buku Teks, adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang tidak
tentu (Nazir, 2005: 106). Buku teks berkenaan dengan suatu bidang ilmu yang isinya
menyeluruh dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.
2. Jurnal, adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang
diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi hanya
ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau abstract journal.
Review journal adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat dalam
suatu cabang pengetahuan.Abstract journal adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau
ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel-artikel pada jurnal-jurnal terbaru.
3. Periodical, Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan
secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi hasil
penelitian yang dikerjakan.
4. Yearbook, adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang diterbitkan tiap tahun
oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang diterbitkan setiap tahun. Ada kalanya tiap
tahun yearbookyang dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
6
5. Buletin, Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang
diterbitkan secara berkala yang berisi catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-petunjuk
ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Biasanya dikeluarkan oleh lembaga negara ataupun
oleh himpunan profesi lilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika bulletin
berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.
6. Circular, adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan oleh lembaga
negara atau swasta seperti universitas, lembaga penelitian, dinas-dinas dan sebagainya
(Nazir, 2005: 108).Circular diterbitkan dengan interval tidak tentu.
7. Leaflet, berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan oleh lembaga negara
atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.
8. Annual Review, berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan selama masa
setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam menggunakan annual review, dimulai
dengan mencariannual review terbaru kemudian mundur ke jilid-jilid sebelumnya.
9. Off Print, adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang terlepas
dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off print.
10. Reprint, merupakan satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah kemudian
dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul.
11. Recent Advance, Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah
yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
12. Bibliografi, Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul artikel
yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan judul, pengarang, tahun
penerbitan, nama penerbitan serta halaman dari sumber mana artikel tersebut dimuat.
Bibliografi ini merupakan buku referensi pada perpustakaan. Pembaca dengan membaca
buku ini memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang berguna dalam bidang ilmu
tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana artikel tersebut dapat diperoleh.
13. Handbook, adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau swasta yang
biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah tertentu, ataupun tentang sutau
fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja mempunyai pengarang, ataupun tanpa
pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005: 110).
14. Manual, adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau secara
terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur, melakukan
kegiatan atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).
7
A. Pengertian Hipotesis
Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan
tesis(thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah
suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang
bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada.
Selain itu, Sugiono (2013: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Kerlinger (2006:
30), hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan
secara umum maupun khusus-variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata,
1991 : 49). Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69). Ditinjau dalam hubungannya
dengan variabel, hipotesis merupakan pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel
(hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih). Ditinjau dalam hubungannya dengan
teori ilmiah, hipotesis merupakan deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan
kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian
kualitatif).
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka hipotesis adalah pernyataan atau dugaan
sementara dari keadaan populasi yang akan diteliti terhadap masalah yang diajukan.
8
berhubungan. Hipotesis yang tidak mempunyai ciri di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam
pengertian metode ilmiah.
b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
Hipotesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan
variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang
metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru diterima jika hubungan yang
dinyatakan harus cocok dengan fakta.
c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan.
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan berada
dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis bukan lagi terkaan,
tetapi merupakan suatu pertanyaan yang tidak berfungsi sama sekali.
d. Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun dengan
menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat deduktif. Sehubungan
dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus spesifik. Pernyataan hubungan antar
variabel yang terlalu umum biasanya akan memperoleh banyak kesulitan dalam pengujian
kelak.
e. Hipotesis harus sederhana.
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk mengurangi
timbulnya kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis
dirumuskan, semakin kecil pula kemungkinan terdapat salah pengertian dan semakin kecil pula
kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke dalam hipotesis.
f. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.
Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang dapat menerangkan hubungan fakta-fakta
yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis harus
dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan menguji dari si peneliti.
Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua
fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam yang
telah diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk
verifikasi. Hipotesis harus sederhana.
9
1. Hipotesis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2013: 100) hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh:
Rumusan masalah deskriptif: Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK?
Hipotesis deskriptif: Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari
(H0). Hipotesis alternatifnya (Ha) daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 6 jam/hari. “tidak
sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam/hari.
Hipotesis statistik
H0 : µ = 6 jam/hari
Ha : µ ≠ 6 jam/hari
µ : adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif (Sugiyono, 2013: 102). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya
atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh :
Rumusan masalah deskriptif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan
prestasi belajar mahasiswa jurusan ekonomi?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan prestasi
belajar mahasiswa jurusan ekonomi
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan hukum dengan prestasi
belajar mahasiswa jurusan ekonomi
Hipotesis statistik :
Ho : 1 = 2
Ha : 1 2
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif menurut Sugiyono (2013: 103) adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Contoh:
Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
10
Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan iklim kerja sekolah.
Hipotesis statistik:
H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol ada hubungan.
p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
D. Jenis-jenis Hipotesis
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, hipotesis dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :
1. Hipotesis kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian
teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
2. Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering disingkat
H o.
Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan
penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho ‘sengaja” dipersiapkan untuk ditolak,
sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 171).
b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi
1. Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk
menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
2. Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang telah
ada (pada penelitian kuantitatif).
E. Fungsi Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting
dalam penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah
merumuskan hipotesis penelitiannya. Pentingnya hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut. hipotesis merupakan hal yang sangat berguna. Terkait dengan hal itu, Furchan
(2004: 115) mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian, yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan
pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
orang harus melangkah lebih jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan,
untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di antara fakta-fakta itu. Antar-
hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting bagi pemahaman
persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan
tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan
11
mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji
keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita memperluas
pengetahuan.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam
penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu
pertanyaan, tatapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah yang dapat diuji. Misalnya,
orang tidak akan menguji pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid
menyebabkan peningkatan hasil belajar secara nyata?” Akan tetapi orang dapat menguji
hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Komentar guru terhadap hasil pekerjaan
murid menyebabkan meningkatnya hasil belajar hasil belajar murid secara nyata”. Atau yang
lebih spesifik lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan
mereka sebelumnya akan lebih tinggi daripada skor siswa yang tidak menerima komentar guru
atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat meneliti hubungan antara kedua
variabel itu, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data
yang diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis
menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang harus dipilih dan
diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang
menentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel
serta prosedur penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis statistik
yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya menjadi
terlalu sarat.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
Hipotesis akan sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap hipotesis secara terpisah
dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat menyusun
bagian laporan tertulis ini di seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga
membuat penyajian itu lebih berarti dan mudah dibaca.
F. Sumber Hipotesis
Pendapat lainnya mengenai sumber hipotesis diungkapkan oleh Good dan Scates (Nazir,
2005: 155). Ia memberikan beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menggali hipotesis,
yaitu:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu.
2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
3. Imajinasi atau angan-angan.
4. Materi bacaan dan literatur.
12
5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6. Data yang tersedia.
7. Analogi atau kesamaan.
Pada umumnya, peneliti bekerja dengan dua hipotesis yang secara eksplisit rumusan itu juga
menyatakan arah kecenderungan atau perbedaan khusus yang diharapkan terjadi. Kedua
hipotesis itu, yaitu :
1. Hipotesis alternatif atau kerja
Hipotesis kerja ini dirumuskan dengna harapan hipotesis ini menyatakan hubungan atau
perbedaaan yang terjadi diantara dua kelompok.
2. Hipotesis nol atau hipotesis statistik
13
Hipotesis nol atau hipotesis statistik dirumuskan dengan maksud untuk menyangkal terhadap apa
yang diharapkan atau diramalkan terjadi oleh peneliti.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah:
1. Kajian Pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang
pernah dibuat yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
2. Cara menyusun kajian pustaka dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
· Sesuai denga tahun penelitian dan sesuai dengan relevansi dan kedekatan objek
· Secara deskriptif dan deskriptif analitis
3. Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara dari keadaan populasi yang akan
diteliti terhadap masalah yang diajukan.
4. Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah harus menyatakan hubungan, sesuai dengan fakta serta
dapat menerangkannya, berhubungan dengan ilmu serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan, dapat diuji, dan sederhana.
5. Jenis hipotesis ditinjau dari rumusan masalahnya dibedakan menjadi hipotesis kerja dan
hipotesis nol. Sedangkan berdasarkan proses pemerolehannya dibedakan menjadi hipotesis
deduktif dan hipotesis induktif.
6. Hipotesis berfungsi untuk memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang; memberikan suatu pernyataan
hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian; memberikan arah kepada penelitian;
dan memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16