Tugas KWN1
Tugas KWN1
Tugas KWN1
Jundi Azikri
Kelas : XI IPS 2
Soal :
konstan !
4. Dari tiga macam sistem pemungutan pajak yang ada, Indonesia menggunakan
6. Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong
konstan !
Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab
wajib pajak.
Biasanya tarif pajak berupa persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Ada berbagai jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang
berbeda-beda.
Dasar pengenaan pajak merupakan nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk
Tarif Progresif
Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik
Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.
Lapisan PKP lebih dari Rp50 – Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.
Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.
Tarif Proporsional
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan
tetap.
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek
pajaknya.
Tarif Degresif
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak
yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi.
Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
meningkat.
Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Melainkan
bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.
Tarif Tetap/Regresif
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa
Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan
peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar
Pada dasarnya tarif pajak dipungut berdasarkan atau sesuai dengan pengelompokan jenis-
jenis pajak.
Pengelompokan Pajak
Berdasarkan golongannya pajak terbagi menjadi 2, yaitu pajak langsung dan pajak tidak
langsung.
Pajak langsung merupakan pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan
tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain (contoh: Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan
pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya bisa dialihkan oleh pihak lain (contoh:
Berdasarkan sifatnya, pajak terbagi menjadi 2 sifat, yakni pajak subjektif dan pajak objektif.
Pajak subjektif adalah pajak yang melihat dan memerhatikan keadaan wajib pajak. Jadi,
pajaknya berpangkal pada subjeknya (contoh: Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan pajak
objektif memiliki arti sebaliknya (contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan pajaknya digunakan
untuk biaya pengeluaran atau biaya rumah tangga negara (contoh: PPh, PPN, Bea Meterai,
dan PPnBM).
Sedangkan pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah untuk biaya rumah tangga daerah.
Pajak daerah sendiri terdiri dari Pajak Provinsi (contoh: Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten/Kota (contoh: Pajak
Pajak pusat
Seperti namanya, pajak pusat adalah pajak yang ditarik oleh pemerintah pusat dan uang
pajaknya dipakai untuk biaya pengeluaran atau biaya rumah tangga negara.
Pajak daerah
Sedangkan pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah untuk membiayai anggaran
Pajak daerah ini biasa disebut PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).
Contoh pajak daerah adalah pajak kendaraan, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak
penerangan jalan.
Pajak Provinsi yang contohnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Pajak Bahan
Pajak Kabupaten atau Kota, contohnya Pajak Restoran, Pajak Hotel, dan Pajak
Hiburan.
pajak langsung dan apa saja jenis pajak yang masuk dalam kategori pajak langsung?
Pajak langsung adalah pungutan yang menjadi beban wajib pajak dan tidak dapat
berdasarkan golongan atau cara pemungutannya. Jenis pajak yang masuk dalam kategori
pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan nilai (PPN), pajak ekspor, dan pajak bea
masuk.
Sementara, yang masuk dalam jenis pajak langsung adalah pajak kendaraan bermotor, pajak
Selain kategori ini, terdapat dua jenis pengelompokkan lainnya. Pertama, berdasarkan
sifatnya, maka pajak dibagi menjadi dua jenis, yakni pajak subjektif dan pajak objektif. Pajak
jenis ini biasanya dikaitkan pula dengan perlu tidaknya melihat keadaan atau status wajib
pajak.
Kedua, berdasarkan siapa yang melakukan pemungutan dan pengelolaan pajak tersebut.
Berdasarkan ketentuan ini, pajak digolongkan menjadi dua yakni pajak pusat dan pajak
daerah.
Selain memperhatikan siapa yang memungut pajak, pengelompokkan ini juga terkait dengan
Seperti sudah dijelaskan di atas, ada beberapa contoh pajak langsung yang mungkin sudah
Anda tahu atau minimal pernah Anda dengar. Agar lebih bisa memahami secara rinci, berikut
Tarif pajak motor pun sudah ditetapkan seragam di seluruh Indonesia, seperti diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001. Subjek pajak ini adalah orang pribadi atau
Besaran pajak kendaraan bermotor didasarkan pada nilai jual kendaraan bermotor. Kemudian
diperhitungkan pula bobot dan dampak dari pemakaian kendaraan terkait terhadap tingkat
secara online melalui e-Samsat.
Pajak ini diatur melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 yang telah diubah dan
Dasar pengenaan pajak ini adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditentukan sesuai
harga pasar per wilayah. Oleh karena itu, besarannya bisa berbeda setiap tahun dan akan
disampaikan kepada wajib pajak melalui Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
Wajib pajak yang disebutkan dalam PBB adalah orang pribadi atau badan. Secara nyata,
mereka memiliki hak dan mendapatkan manfaat atas tanah serta memiliki dan menguasai
Meskipun demikian, tidak semua jenis tanah dan bangunan dapat dikenakan PBB ini.
Contohnya antara lain rumah ibadah, sekolah, panti asuhan, area pemakaman, dan hutan
lindung.
PBB masuk dalam kategori pajak pusat dan harus dilunasi selambat-lambatnya enam bulan
setelah tanggal SPPT diterima. Biasanya, pembayaran PBB dilakukan melalui bank yang
3. Pajak Penghasilan
Subjek pajak penghasilan adalah wajib pajak yang menerima atau memperoleh suatu
Biasanya perhitungan pajak dilakukan selama satu tahun. Termasuk dalam wajib pajak jenis
ini adalah orang pribadi yang berpenghasilan kena pajak dan badan/perusahaan dengan izin
Penghasilan merujuk pada setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima wajib pajak.
Kemudian penghasilan itu digunakan untuk menambahkan kekayaan maupun konsumsi wajib
pajak bersangkutan.
Pajak penghasilan pun memiliki beberapa jenis, yakni Pajak Penghasilan Pasal 21, Pasal 22,
Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, dan Pasal 26. Tata cara pembayaran dan pelaporannya pun
pembayaran dan pelaporan PPh, PPN, PPh Final dan berbagai jenis pajak lainnya.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh pajak langsung yang berlaku
di Indonesia.
4. Dari tiga macam sistem pemungutan pajak yang ada, Indonesia menggunakan
Perhitungan
Perencanaan Pajak
Data
Produk
Pajak merupakan salah satu sumber dana dan penerimaan negara yang bersifat vital dalam
kepentingan dan pembangunan negara. Sistem pemungutan pajak merupakan suatu cara yang
dilakukan untuk mengetahui berapa besaran pajak terutang dengan menghitung jumlah yang
Dasar Hukum
membahas dan mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan subjek dan objek pajak. Inti
dari undang-undang ini adalah Indonesia dalam sistem pemungutan pajak, menerapkan asas
domisili dan asas sumber sekaligus atau dalam satu waktu. Indonesia memberlakukan kedua
asas ini sebagai aset penting bagi Negara yang memungkinkan untuk penambahan devisa
Negara.
yang dibayarkan oleh yang bersangkutan agar dapat masuk kas negara. Di Indonesia, terdapat
3 jenis sistem perpajakan. Sistem pemungutan perpajakan di Indonesia sesuai dengan asas
Self Assessment System merupakan salah satu sistem pemungutan pajak yang berlaku di
Indonesia dimana sistem ini membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan
oleh wajib pajak bersangkutan secara mandiri. Siapa itu wajib pajak? Wajib Pajak merupakan
pihak yang berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya
ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dapat melalui sistem administrasi online yang telah
Lalu bagaimana peran pemerintah dalam dalam self assessment system ini? Peran pemerintah
dalam sistem pemungutan pajak ini adlah sebagai pengawas dari aktivitas perpajakan para
wajib pajak. Penerapan self assessment system ini berlaku untuk jenis pajak pusat. Contoh
jenis pajak pusat di Indonesia adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan
(PPh) yang berlaku setelah masa reformasi pajak pada 1983 hingga saat ini.
dalam pelaksanaan sistem pemungutan ini juga terdapat konsekuensi. Wajib pajak biasanya
akan mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil mungkin. Karena wajib pajak memiliki
Penentuan atas besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri
Wajib pajak memiliki peran aktif dalam memenuhi dan menuntaskan kewajiban
yaitu apabila wajib pajak telat lapor, telat membayar pajak terutang atau terdapat pajak yang
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau
aparat perpajakan sebagai pemungut pajak. Dalam sistem ini, wajib pajak bersifat pasif dan
pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.
Dalam sistem ini, petugas pajak sepenuhnya memiliki inisiatif dalam menghitung dan
selaku wajib pajak, yang dinilai belum mampu untuk diberikan tanggung jawab dalam
menghitung serta menetapkan pajak. Sistem ini akan berhasil apabila petugas pajak secara
kualitas, kuantitas dan integritas telah memenuhi kebutuhan dan standar yang ditetapkan.
atau jenis-jenis pajak daerah lainnya. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) merupakan pihak yang
mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak berisi besaran Pajak Bumi dan Bangunan terutang
setiap tahunnya. Wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang melainkan cukup
membayar Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT)
menetapkan hutang pajak, namun setelah reformasi perpajakan pada tahun 1984, sistem
Sifat wajib pajak pasif dalam perhitungan pajak karena besaran pajak terutang
dihitung oleh petugas pajak (fiskus) yang dipilih dalam pengelolaan pajak.
Pajak terutang timbul setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dengan
Pemerintah mempunyai hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang wajib
3. Withholding System
Ciri dari sistem pajak ini adalah pihak ketiga memiliki wewenang dalam menentukan berapa
besar pajak yang harus dibayar. Besarnya pajak pada withholding system dihitung oleh pihak
ketiga bukan wajib pajak dan bukan aparat pajak atau fiskus. Sistem ini disebut juga dengan
Contoh penerapan sistem perpajakan ini adalah pemotongan penghasilan karyawan yang
dilakukan oleh bendahara instansi terkait. Oleh karena itu, karyawan tidak perlu lagi
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat 2 dan
menggunakan withholding system. Bukti potong atau bukti pungut sebagai bukti yang
diterbitkan atas pelunasan pajak dengan menggunakan sistem pemungutan perpajakan ini.
Dalam beberapa keadaan tertentu, dapat juga menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti
pemotongan tersebut akan dilampirkan bersama Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh
Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Perpajakan sangat berkaitan
dengan hak dan kewajiban wajib pajak. Untuk memudahkan dalam memahami kewajiban
maupun hak wajib pajak, maka diperlukan pemahaman ketentuan formal maupun material
perpajakan. Ketentuan normal diatur dalam UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(KUP), sementara ketentuan material diatur dalam UU PPh maupun UU PPN/PPn BM.
Sehingga secara administratif kewajiban mupun hak wajib pajak antara lain :
1.Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dengan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
4.Melakukan pembayaran atas pajak yang terutang atau atas pajak yang telah
dipotong/dipungut
6.Menyelenggarakan pembukuan
7.Kewajiban sebagai wajib pajak apabila yang bersangkutang dilakukan pemeriksaan pajak
Undang-undang KUP antara lain mengatur tata cara pendaftaran, tata cara penghapusan, tata
cara pembayaran , dan tata cara keberatan. UU PPh dan UU PPN/PPn BM antara lain
mengatur penghitungan, pemotongan dan pemungutan pajak dan besarnya taif pajak.
6. Carilah data melalui internet tentang Pajak apa saja yang tergolong
Tarif pajak proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak.
Dengan begitu, seberapa besarnya jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap.
Contohnya adalah PPN yang persentasenya 10% dan PBB dengan tarif 0,5%.
Note: Lebih lengkapnya mengenai bea meterai baru ini, baca UU Bea Meterai Terbaru:
‘Materai’ Elektronik (e-Meterai) Berlaku 2021
Tarif pajak tetap atau yang nama lainnya tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang
nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya
(tidak berubah-ubah).
Tarif pajak tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu sama sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Contohnya, Bea Meterai dengan nilai Rp3000 dan Rp6000.
Tapi, tarif bea meterai ini mulai 2021 berlaku meterai elektronik. Bea meterai terbaru naik
menjadi Rp10.000 dan merupakan single tarif.
Artinya, semakin besar nilai objek pajak, maka semakin besar pula tarifnya.
a. Tarif progresif-progresif
Tarif progresif-progresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin
besar atau persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.
Di Indonesia, tarif pajak progresif ini diberlakukan untuk PPh WP individu (pribadi) yakni:
Tarif progresif-tetap adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya tetap.
Note: PPh Pribadi: Cara Hitung, Bayar dan Lapor SPT Pribadi Karyawan Swasta
c. Tarif progresif-degresif
Tarif progresif-degresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin
menurun (degresif).
Tarif pajak degresif adalah nilai persentasenya semakin kecil jika nilai objek yang dikenai
pajak semakin besar.
Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
meningkat.
Dengan begitu apabila persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut
mengecil.
Akan tetapi, bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya
semakin besar.
Ada tiga jenis tarif pajak degresif, yaitu:
Tarif Degresif-Degresif
Tarif pajak degresif-degresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase tarifnya
semakin kecil.
Tarif Degresif-Tetap
Tarif pajak degresif-tetap adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentasenya tetap.
Tarif Degresif-Progresif
Tarif pajak degresif-progresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase tarifnya
makin besar.
Tarif pajak ad valorem adalah tarif dengan persentase khusus yang dikenakan pada harga
suatu barang.
= 100 x Rp10.000.000
= Rp1.000.000.000
= 20% x Rp1.000.000.000
= Rp200.000.000
Note: Untuk mengetahui contoh penghitungan PPN, Bea Masuk dan PDRI, selengkapnya
baca Cara agar Barang Impor Bebas PPN Bea Masuk
Seperti namanya, tarif pajak spesifik adalah tarif pajak dengan jumlah tertentu dan dikenakan
pada suatu barang atau jenis barang tertentu.
Contoh kasus,
PT. AAA di Indonesia mengimpor mobil sedan dari Amerika Serikat sebanyak 100 unit.
Apabila harga satu mobil tersebut Rp100.000.000 dan tarif bea masuk atas impor barang
Rp20.000.000 per unit, maka jumlah bea masuk yang harus dibayarkan oleh perusahaan
tersebut sebagai berikut:
= Rp10.000.000 x 100
= Rp1.000.000.000