Laporan Resmi Uji Presisi Kel 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRATIKUM PHARMACEUTICAL QUALITY MANAGEMENT


“VALIDASI METODE ANALISIS PARACETAMOL DALAM SAMPEL
SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS”
(untuk memenuhi tugas mata kuliah pratikum pharmaceutical quality
management)

Dosen Pengampu:
Apt. Dwi Koko Pratoko M.Sc.

Disusun oleh: Kelompok 6

: Safira Lisa Hasan (180


: Sendi Oktavian S (18
: Silca Hardini (18
: Siti Mutmainah (18
: Syakiratun Nikmah (18040098)
: Tyas Puji Astuti ( 18040099

18B FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
dr. SOEBANDI JEMBER
TA 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menentukan konsentrasi uji pada


studi prevalidasi penentuan kadar Paracetamol dan kafein dalam sampel
sirup secara Spektrofotometri UV-VIS.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan penilaian parameter selektifitas,
linieritas dan rentang, batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, dan
presisi pada validasi penentuan kadar Paracetamol dalam sampel sirup
secara Spektrofotometri UV-VIS

1.2.DASAR TEORI
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia. Dalam proses pembuatan obat dibutuhkan bahan atau campuran
bahan zat aktif lain yang apabila digunakan dapat menciptakan khasiat
farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan
fungsi tubuh (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2011).
Paracetamol atau acetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik
salesma dan flu. Berbeda degan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan
ibuprofen, paracetamol tidak memiliki sifat antiradang. Jadi paracetamol tidak
tergolong dalam obat jenis Non Steroid Anti Imuno Deficiency (NSAID).
Dalam dosis normal yaitu 4 gram perhari, paracetamol tidak menyakiti
permukaan dalam perut atau menggangu gumpalan darah, ginjal atau duktus
arteriosus pada
janin (Anonim, 2000)
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan
intensitas sianr ultraviolet dan cahaya tampak yang di absorbsi oleh sampel.
Spektrofotometri UV-Vis biasanya diguankan untuk molekul dan ion
anorganik atau komples dalam larutan. Sinar ultraviolet berada pada panjang
gelombang
200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800
nm. Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hydrogen atau
deuterium untuk pengukuran UV dan lampu tungsten untuk pengukuran pada
cahaya tampak (Dachriyanus, 2004).
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata- rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari
campuran yang homogen. Presicion diukur sebgai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi). Prescision dapat dinyatakan sebagai
repeatibility (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Repeatability
adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang
sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatibility
dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap samel-sampel
identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal (Riyadi, 2009).
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi
yang berbeda. Biasanya dianalisis dilakuakn dalam laboratorium-laboratorium
yang berda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda
pula. Analisi dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang
dixuplik dari batch yang sama. Kriteria seksama diberikan jika metode
memberikan simpanagn baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2%
atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada
konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium
(Riyadi, 2009).
BAB II
METODE

2.1. KONDISI METODE ANALISIS


Optimasi ini ditujukan untuk memilih pelarut yang dapat mengekstraksi
sampel dari panjang gelombang pengamatan yang selektif dan optimum.
Kondisi analis sebagai berikut:
a. Pelarut : NaOH 0,01N
b. Panjang gelombang : 285 nm
c. Konsentrasi uji : Ditentukan dari hasil uji

2.2. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Timbangan Analitik
2. Labu ukur
3. Pipet volume
4. Ultrasonic degasser
5. Spektrofotometri UV-Vis
6. Beaker glass
 Bahan
1. Aquadest
2. Standar Paracetamol
3. NaOH
4. Sampel sirup Paracetamol

2.3. PROSEDUR KERJA


1. Preparasi Standar
 Buatlah larutan standar Paracetamol dalam pelarut dengan konsentrasi
0,01 ppm, 0,1 ppm, 10,0 ppm, 20,0 ppm, 200,0 ppm.
2. Preparasi sampel
 Pipet sampel sejumlah tertentu dilarutkan dengan pelarut sampai
didapat konsentrasi Paracetamol 0,01 ppm, 0,1 ppm, 10,0 ppm, 20,0
ppm, 200,0 ppm.
 Analisis dengan Spektrofotometer UV-VIS dan ditentukan konsentrasi
optimumnya.
3. Uji Presisi
 Dari pembuatan sampel adisi standart pada pengujian akurasi, selain
dilakukan replikasi 3 kali, untuk pengujian presisi bisa dilakukan
penambahan replikasi sebanyak 6 kali sesuai pengujian pada presisi.
 Analisis dengan spektrofotometri UV-VIS.
 Menghitung nilai parameter kepresisian dan mencocokan hasil dengan
persyaratan presisi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. HASIL

Preparasi Standar Paracetamol


Penimbangan Larutan standar induk 1 = 20,6 mg/ 100 ml
Penimbangan Larutan standar induk 2 = 20,8 mg/ 50 ml

b. Konsentrasi Larutan Standar Parcetamol

Konsentrasi larutan standar induk 1

 20,6 mg / 100 mL x 1000 = 206 ppm

Pengenceran larutan standar induk 1

1 mL / 25 mL = 1 mL / 25 mL x 206 = 8,24 ppm

5 mL / 100 mL = 5 mL / 100 mL x 206 = 10,30 ppm

3 mL / 50 mL = 3 mL / 50 mL x 206 = 12,36 ppm

Konsentrasi larutan standar induk 2

 20,8 mg / 50 mL x 1000 = 416 ppm

Pengenceran larutan standar induk 2

2 mL / 50 mL = 2 mL / 50 mL x 416 = 16,64 ppm

5 mL / 100 mL = 5 mL / 100 mL x 416 = 20,8 ppm

3 mL / 50 mL = 3 mL / 50 mL x 416 = 24,96 ppm


c. Pemipetan Sampel ( Paracetamol Sirup N. Batch)
Replikas 1-6 = 1 mL sampel = 24 mg bahan aktif
d. Persamaan
Persamaan  y = 0,6931 x + 0,03668 (r = 0,999)
R1 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,914 = 0,6931 x + 0,03668
X = 12,658 ppm
R2 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,880 = 0,6931 x + 0,03668
X = 11,446 ppm
R3 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,955 = 0,6931 x + 0,03668
X = 13,249 ppm
R4 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,959 = 0,6931 x + 0,03668
X = 13,307 ppm
R5 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,986 = 0,6931 x + 0,03668
X = 13,697 ppm
R6 = y = 0,6931 x + 0,03668
0,982 = 0,6931 x + 0,03668
X = 13,639 ppm
Faktor Pengenceran 
R1 = 12,658 mg/mL x 100 mL = 1265,8 µg
= 1,2658 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,2658 mg
= 25,316 mg = 0,0253 g
R2 = 11,446 mg/mL x 100 mL = 1144,6 µg
= 1,1446 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,1446 mg
= 22,892 mg = 0,0229 g
R3 = 13,249 mg/mL x 100 mL = 1324,9 µg
= 1,3249 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,3249 mg
= 26,489 mg = 0,0265 g
R4 = 13,307 mg/mL x 100 mL = 1330,7 µg
= 1,3307 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,2658 mg
= 26,614 mg = 0,0266 g
R5 = 13,697 mg/mL x 100 mL = 1369,7 µg
= 1,3697 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,3697 mg
= 27,394 mg = 0,0274 g
R6 = 13,639 mg/mL x 100 mL = 1363,9 µg = 1,3639 mg
Dalam 100 mL = 100 mL/ 5 x 1,3639 mg
= 27,272 mg = 0,0273 g
e. Perhitungan kadar hasil percobaan %b/b atau %b/v
Replikasi 1 : 0,0253 mg / 1 mL x 100 % = 2,53 %
Replikasi 2 : 0,0229 mg / 1 mL x 100 % = 2,29 %
Replikasi 3 : 0,0265 mg / 1 mL x 100 % = 2,65 %
Replikasi 4 : 0,0266 mg / 1 mL x 100 % = 2,66 %
Replikasi 5 : 0,0274 mg / 1 mL x 100 % = 2,74 %
Replikasi 6 : 0,0273 mg / 1 mL x 100 % = 2,73 %
X = 15,6 % / 6 = 2,6%

f. Perhitungan Nilai Parameter Presisi Dengan Program Validasi


Sampel Konsentrasi hasil percobaan (%b/b atau %b/v)
Replikasi 1 2,53 % (di reject )
Replikasi 2 2,29 % (di reject )
Replikasi 3 2,56 %
Replikasi 4 2,66 %
Replikasi 5 2,74 %
Replikasi 6 2,73 %
RSD 1,73 %
Kurva
Sampel Absorbansi konsentrasi
Replikasi 1 0,914 12,658
Replikasi 2 0,83 11,446
Replikasi 3 0,955 13,249
Replikasi 4 0,959 13,307
Replikasi 5 0,986 13,697
Replikasi 6 0,982 13,639

absorbansi konsentrasi

Sampel ke
2.2. PEMBAHASAN
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai hasil
pengukuran dari sampel yang homogen pada kondisi normal (sampel yang
sama diuji secara beruruta dengan menggunakan alat yang sama). Uji presisi
berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu pengujian yang sama untuk
melihat sebaran diantara nilai benar. Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak
(random error), antara lain ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau
pereaksi, keragaman teknik dan operator yang berbeda. Presisi dapat
dinyatakan dengan berbagai cara antara lain dengan simpangan baku,
simpangan rata-rata atau kisaran yang merupakan selisih hasil pengukuran
yang terbesar dan terkecil (Hidayat, 1989). Suatu nilai ketelitian
dinyatakan dalam Relative Standar Deviation (% RSD). Besarnya
RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya.
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap replikasi sampel yang diambil
dari campuran yang homogen. Presisi dapat menghasilkan nilai rata-rata yang
sangat dekat dengan nilai yang sebenarnya, simpangan baku relatif (RSD)
sebagai parameter ukur
Metode analisis bisa dikatakan memberikan presisi yang baik ketika nilai
simpangan baku relatifnya (RSD) kurang dari ≤ 2 %. Berdasarkan hasil dari
presisi pengujian, nilai RSD yang diperoleh adalah sebesar 1,73% nilai
pengukuran masih dibawah angka batas yang dipersyaratkan. Di bandingkan
juga dengan CV Horwitz, didapat nilai RSD masih dibawah nilai CV Horwitz
dengan nilai 2,7672 %. Hasil menunjuan bahwa metode analisis memiliki
presisi yang baik yang dibuktikan dengan pengulangan yang dilakukan tidak
memberikan perbedaan yang signifikan antara tiap pengulangan.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Uji presisi pada praktikum ini dinyatakan baik dikarenana nilai RSD
memenuhi persyaratan.
2. Metode analisia yang dilakukan pada percobaan ini dengan parameter uji
presisi dengan spektrofotometer UV-Vis telah memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. Validasi Metode Parameter LOD dan LOQ pada Tablet


Paracetamol Menggunakan Spektrofotometri
UV-Vis.
https://www.academia.edu/8999395/Laporan_Akhir_Praktikum_LAP
ORAN_PRAKTIKUM_VALIDASI_METODE_PARAMETER_LOD
_DAN_LOQ_Analisis_Farmasi_VALIDASI_METODE_PARAMET
ER_LOD_DAN_LOQ_PADA_TABLETPARASETAMOL_MENGG
UNAKAN_SPEKTROFOTOMETRI_UV_VIS. Diakses pada 22
Maret 2021
Academia.edu. Praktikum Kimia Farmasi Analisis II Validasi Metode Analisis
Penetapan Kadar Paracetamol Dengan Menggunkan Spektrofotometri
UV-Vis.
https://www.academia.edu/8571179/PRAKTIKUM_KIMIA_FARMA
SI_ANALISIS_II_VALIDASI_METODE_ANALISIS_PENETAPA
N_KADAR_PARACETAMOL_DENGAN_MENGGUNAKAN_SPE
KTROFOTOMETRI_UV_VIS. Diakses pada 22 Maret 2021
Arikalang G T, Sudewi Sri, Rorong A J. 2018. Optomasi dan Validasi Metode
Analisis Dalam Penentuan Kandungan Total Fenolik Pada Ekstrak
Daun Gedi hijau (Abelmochus manihot L.) Yang Diukur Dengan
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi. 7 (3) 14-21.
Eralika.com Presisi dan Akurasi. http://www.eralika.com/article/presisi-dan-
akurasi/#:~:text=Uji%20presisi%20berarti%20kedekatan%20antar,tek
nik%20dan%20operator%20yang%20berbeda.. Diakses pada 21 Maret
2021
Muhammad Imam Sayuthi, Puji Kurniawati. 2017. VALIDASI METODE
ANALISIS DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-
VISIBLE . Surabaya . PROSIDING SEMINAR NASIONAL KIMIA
FMIPA UNESA.

Anda mungkin juga menyukai