Laporan Resmi Uji Presisi Kel 6
Laporan Resmi Uji Presisi Kel 6
Laporan Resmi Uji Presisi Kel 6
Dosen Pengampu:
Apt. Dwi Koko Pratoko M.Sc.
18B FARMASI
1.1.TUJUAN
1.2.DASAR TEORI
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia. Dalam proses pembuatan obat dibutuhkan bahan atau campuran
bahan zat aktif lain yang apabila digunakan dapat menciptakan khasiat
farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan
fungsi tubuh (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2011).
Paracetamol atau acetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik
salesma dan flu. Berbeda degan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan
ibuprofen, paracetamol tidak memiliki sifat antiradang. Jadi paracetamol tidak
tergolong dalam obat jenis Non Steroid Anti Imuno Deficiency (NSAID).
Dalam dosis normal yaitu 4 gram perhari, paracetamol tidak menyakiti
permukaan dalam perut atau menggangu gumpalan darah, ginjal atau duktus
arteriosus pada
janin (Anonim, 2000)
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan
intensitas sianr ultraviolet dan cahaya tampak yang di absorbsi oleh sampel.
Spektrofotometri UV-Vis biasanya diguankan untuk molekul dan ion
anorganik atau komples dalam larutan. Sinar ultraviolet berada pada panjang
gelombang
200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800
nm. Sebagai sumber cahaya biasanya digunakan lampu hydrogen atau
deuterium untuk pengukuran UV dan lampu tungsten untuk pengukuran pada
cahaya tampak (Dachriyanus, 2004).
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata- rata jika
prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari
campuran yang homogen. Presicion diukur sebgai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi). Prescision dapat dinyatakan sebagai
repeatibility (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Repeatability
adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang
sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatibility
dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap samel-sampel
identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran
keseksamaan pada kondisi yang normal (Riyadi, 2009).
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi
yang berbeda. Biasanya dianalisis dilakuakn dalam laboratorium-laboratorium
yang berda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda
pula. Analisi dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang
dixuplik dari batch yang sama. Kriteria seksama diberikan jika metode
memberikan simpanagn baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2%
atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada
konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium
(Riyadi, 2009).
BAB II
METODE
2.1. HASIL
absorbansi konsentrasi
Sampel ke
2.2. PEMBAHASAN
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai hasil
pengukuran dari sampel yang homogen pada kondisi normal (sampel yang
sama diuji secara beruruta dengan menggunakan alat yang sama). Uji presisi
berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu pengujian yang sama untuk
melihat sebaran diantara nilai benar. Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak
(random error), antara lain ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau
pereaksi, keragaman teknik dan operator yang berbeda. Presisi dapat
dinyatakan dengan berbagai cara antara lain dengan simpangan baku,
simpangan rata-rata atau kisaran yang merupakan selisih hasil pengukuran
yang terbesar dan terkecil (Hidayat, 1989). Suatu nilai ketelitian
dinyatakan dalam Relative Standar Deviation (% RSD). Besarnya
RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya.
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap replikasi sampel yang diambil
dari campuran yang homogen. Presisi dapat menghasilkan nilai rata-rata yang
sangat dekat dengan nilai yang sebenarnya, simpangan baku relatif (RSD)
sebagai parameter ukur
Metode analisis bisa dikatakan memberikan presisi yang baik ketika nilai
simpangan baku relatifnya (RSD) kurang dari ≤ 2 %. Berdasarkan hasil dari
presisi pengujian, nilai RSD yang diperoleh adalah sebesar 1,73% nilai
pengukuran masih dibawah angka batas yang dipersyaratkan. Di bandingkan
juga dengan CV Horwitz, didapat nilai RSD masih dibawah nilai CV Horwitz
dengan nilai 2,7672 %. Hasil menunjuan bahwa metode analisis memiliki
presisi yang baik yang dibuktikan dengan pengulangan yang dilakukan tidak
memberikan perbedaan yang signifikan antara tiap pengulangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Uji presisi pada praktikum ini dinyatakan baik dikarenana nilai RSD
memenuhi persyaratan.
2. Metode analisia yang dilakukan pada percobaan ini dengan parameter uji
presisi dengan spektrofotometer UV-Vis telah memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA