PEK - AKK - MUH - RUDINI - Pengawasan & Pengendalian Program Kesehatan
PEK - AKK - MUH - RUDINI - Pengawasan & Pengendalian Program Kesehatan
PEK - AKK - MUH - RUDINI - Pengawasan & Pengendalian Program Kesehatan
DISUSUN OLEH
MUH. RUDINI
K012 201 025
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Pengertian Pengendalian
Pengendalian merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap
efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan
pengarahan. Pengendalian adalah suatu fungsi yang positif dalam
menghindarkan dan memperkecil penyimpangan-penyimpangan dari sasaran-
sasaran atau target yang direncanakan. Setiap pengorganisasian, oleh karena
itu harus memiliki sistem pengawasan (pengendalian).
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer pada seluruh
tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi
mengimplementasikan strategi yang di maksud. Proses pengendalian
megukur kemajuan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil
tindakan perbaikan.
Beberapa para ahli mengemukakan pengertian pengendalian
diantaranya yaitu:
1. Earl P. Strong.
Controlling is the process of regulating the various factor in an
enterprise according to the requirement of its plans. “Pengendalian adalah
proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar
pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.”
2. Harold Koontz.
Control is the measurement and correction of the performance of
subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans
devised to attain then are accomplished. “Pengendalian adalah
pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.”
3. G.R. Terry.
Contolling can be defined as the process of determining what is to be
accomplished, that is the standard, what is being accomplished, that is the
performance, evaluating the performance and if necessary applying
corrective measure so that performance takes place according to plans, that
is in conformity with the standard. “Pengendalian dapat didefinisikan
ssebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan
sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.”
4. Robert J. Mockler.
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapakan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pengawasan dapat didefinisikan
sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan-
kegiatan sesuai yang direncanakan.
Pengawasan menurut LANRI (2003) ialah suatu kegiatan untuk
memperoleh apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan sesuai
dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya
membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.
Pengendalian ialah apabila dalam pengawasan ternyata ditemukan adanya
penyimpangan atau hambatan maka segera diambil tindakan koreksi
Pengendalian dalam arti lain ialah kegiatan memantau, menilai dan
melaporkan kemajuan proyek disertai tindak lanjut.
B. Asas-Asas Pengendalian
Harold Koontz dan Cyirl O’Donnel mengemukakan asas-asas
pengendalian yaitu:
1. Asas Tercapainya Tujuan
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu
dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-
penyimpangan dari rencana
2. Asas Efisiensi Pengendalian
Pengendalian itu efisien,jika dapat menghindari penyimpangan dari
rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang di luar dugaan.
3. Asas Tanggung Jawab Pengendalian
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika jika manajer
bertanggung jawab terhadap pelaksanan rencana.
4. Asas Pengendalian terhadap Masa depan
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu
sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Asas Pengendalian Langsung
Teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusakan adanya
manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan oleh
manajer, atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang
paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan
rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki
kualitas yang baik.
6. Asas Refleksi Rencana
Pengendalian harus disusun dengan baik sehingga dapat
mencerminkan karakter dan susunan rencana.
7. Asas Penyesuaian dengan Organisasi
Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan
rencana. Dengan demikian pengendalian yang efektif harus disesuaikan
dengan besarnya wewenang manajer sehingga mencerminkan struktur
organisasi.
8. Asas Penendalian Individual
Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan
kebutuhan manajer. Teknik pengendalain harus ditujukan terhadap
kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer.
9. Asas Standar
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang
tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanan dan tujuan
yang akan dicapai.
10. Asas Pengendalian Terhadap Strategis
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya
perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam
perusahaan.
11. Asas kekecualian
Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor kekecualian.
12. Asas Pengendalian Fleksibel
Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan
pelaksanaan rencana.
13. Asas Peninjauan Kembali
Sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang
digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14. Asas Tindakan
Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing,
dan directing.
C. Jenis-Jenis Pengendalian
Jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Karyawan (Personnel Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya
dengan kegiatan karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai
dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan sebagainya.
2. Pengendalian Keuangan (Financial Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut
keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan
termasuk pengendalian anggaran.
3. Pengendalian Produksi (Production Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya
apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan
rencana.
5. Pengendalian Teknis (Technical Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control)
Pengandalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah
kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai yang
telah digariskan.
7. Pengendalian Penjualan (Sales Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau
jasa yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Pengendalian Inventaris (Inventory Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris
perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
D. Proses-Proses Pengendalian
Sebelum mengetahui bagaimana proses-proses pengendalian, maka
harus dipahami terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari pengawasan dan
pengendalian (wasdal). Adapun tujuannya adalah:
1. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
2. Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
3. Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
4. Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas
organisasi
5. Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
6. Meningkatkan kinerja organisasi
7. Memberikan opini atas kinerja organisasi
8. Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah
pencapaian kerja yang ada
9. Menciptakan terwujudnya pemerintahan yang bersih
Sedangkan manfaat wasdal adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
dan keterbukaan. Wasdal pada dasarnya menekankan langkah-langkah
pembenahan atau koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau
penyimpangan antara pelaksanaan dengan perencanaannya.
A. Simpulan
Pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila
diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap
orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang dalam sebuah program. Hal ini membantu menyakinkan
bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam
organisasi.
Controlling berperan juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi)
aturan dan kebijakan yang esensial.Pengendalian terbaik dalam program
kesehatan masyarakat adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat
dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara
waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut
kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan
dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun
dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa
yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali
steering, kendali ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan
untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut
kendali feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan
dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input
dan aktivitas.
B. Saran
1. Pemda juga diharapkan dapat mengembangkan jumlah dan kualitas
petugas wasdal di dinas terkait khususnya di dinas kesehatan sesuai
dengan wewenang rekrutmen dan penempatan yang ada di tangan
pemda.
2. Selain itu, kewenangan mengembangkan sistem imbalan dan sangsi
bagi perusahaan dan petugas yang diberikan,tidak terbatas hanya pada
kepolisian, tetapi juga kepada seluruh tim Dinkes yang mempunyai
rencana pengembangan staf berupa penambahan jumlah petugas dengan
kualifikasi yang dibutuhkan.
3. Perlu upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui
pelatihan dan penyediaan buku panduan bagi petugas teknis. Selain itu,
Dinkes perlu meningkatkan frekuensi supervise, pengawasan dan
pengendalian program
4. Dinas Terkait perlu meningkatkan frekuensi pengawasan dan
pengendalian pada program kesehatan masyarakat dimulai dari tingkat
puskesmas dan tingkatan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini Usman. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.