Proyek Inovasi Alas Agd Kel
Proyek Inovasi Alas Agd Kel
Proyek Inovasi Alas Agd Kel
PEMERIKSAAN AGD
Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisis gas darah merupakan pemeriksaan yang esensial dalamke gawat darurat,
yang mampu memberikan informasi berharga mengenai status asam basa,
ventilasi maupun oksigenasi dari pasien. Analisis gas darah arteri merupakan
prosedur yang sering dikerjakan dan merupakan standar baku untuk menentukan
status asam basa, ventilasi dan oksigenasi pasien (Dewi, K.J.U. 2014).
Paru-paru dan ginjal merupakan organ penting yang bertanggung jawab
untuk mengatur pH darah tetap normal.Gangguan keseimbangan asam-basa
merupakan hal yang sangat penting, karena setiap gangguannya dapat
mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang berat
juga dapat mengancam kehidupan (Hardjoeno dkk,2003).
Komponen yang dapat diketahui dari pemeriksaan AGD adalah pH,
Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PCO2), Bicarbonat (HCO3-), Base
Excess/kelebihan basa (BE), Tekanan Oksigen (PO2), Kandungan Oksigen (O2)
dan saturasi Oksigen (SO2)(Kee,2007). Sampel yang paling baik dalam
pemeriksaan gas darah adalah menggunakan darah arteri (karena paling
mencerminkan status pertukaran gas di paru-paru). Darah arteri dan vena berbeda
dalam pH, PCO2, dan PO2, pH arteri biasannya lebih tinggi sedikit dibandingkan
dengan pH vena, saturasi oksigen dan tekanan oksigen arteri juga lebih tinggi
dibandingkan darah vena, sedangkan tekanan karbondioksida arteri lebih rendah
dibandingkan darah vena. Pemeriksaan analisa gas darah sebaiknya dilakukan
segera setelah pengambilan spesimen darah arteri ini dilakukan untuk
menghindari adanya kontaminasi terhadap udara dan temperatur, yang dapat
mengakibatkan penurunan hasil pada kadar pH dan HCO3-, sedangkan kadar
PCO2 akan cenderung naik (NOVA Biomedika, 2011).
Analisa gas darah ( AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang
bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH
darah. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang
juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah melewati paru-
paru ,oksigen masuk ke dalam darah sementara karbon dioksida terlepas dari
sel darah dan keluar kwe paru-paru. Dengan demikian pemeriksaan analisa gas
darah dapat menentukan seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan
oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
Ketidakseimbangan antara oksigen,karbon dioksida dan tingkat Ph ddarah
dapat mengindikasikan adanya suatu penyakit atau kondisi medis tertentu.
Sebagai contoh pada gagal ginjal, gagal jantung,diabetes yang tidak terkontrol,
pendarahan, keracunan zat kimia,overdosis obat, dan syok.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran Ph dan juga
keseimbangan asam basa, oksigenasi, kadar karbon dioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan
gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan,sehingga dipakai sebagai salah satu kriteria untuk
menilai pengobatan,selain dapat membantu menegakkan diagnosis,analisa gas
darah juga dapat membantu untuk mengetahui dengan pasti beratnya suatu
penyakit sehingga secara langsung dapat kita lakukan intervensi.
Studi pendahuluan pada tanggal 1 juli 2019, wawancara kepada perawat saat
melakukan tindakan pemeriksaan AGD sering memakai pelabot infus sebagai
alas agar tangan ekstensi.Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk
membuat inovasi Project bantal Alas AGD untuk meningkatkan keberhasilan
tindakan pengambilan darah untuk pemeriksaan AGD.
2 .Tujuan
TINJAUAN TEORI
1 . Konsep Inovasi
3. HASIL
4. PEMBAHASAN
Faktor SWOT
Kekuatan (Strength) Alat dan bahan mudah didapatkan
dan terjangkau
Efektif dalam menggunakan waktu
Lebih mudah dalam pengambilan
sample AGD
Bentuknya sederhana, mudah
dibuat, fleksibel dan praktis
Keunikan produk yang belum ada
sebelumnya
Bentuk bantal yang sudah
dimodifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan
Kelemahan (Weakness) Tidak semua ruangan dapat
menggunakan alat tersebut
Belum adanya penelitian yang
lebih relevan
Peluang (Opportunity) Peluang untuk memperbanyak
produk
Dijadikan wira usaha untuk alat
modifikasi
Ancaman (Treath) Belum adanya ijin resmi dan
standarisasi mutu pada institusi
pemerintah
Belum tersestandarkan karena
merupakan handmade
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modifikasi alat bantal pengalas sebagai penyangga tangan posisi
ekstensi untuk pengambilan sample AGD, dibuat dengan ukuran 34 cm .
B. SARAN
1. BagiRumahSakit
Rumah sakit dapat memasukan bantalan tangan dalam prosedur Satuan
Operasional Prosedur AGD, Di Rsud pandan arang boyolali.
2. BagiInstitusi
Adanya hasil inovasi dari modifikasi bantalan penyangga tangan yang
tepat guna menahan posisi tangan tetap ekstensi.
3. Bagiperawat
Perawat dapat mengambil sample darah di arteri dengan lebih mudah
melakukan prosedur AGD karena tangan telah diposisikan ektensi
dengan bantuan modifikasi bantalan tangan. Perawat pun mudah untuk
melakukan prosedur AGD.
4. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat melatih kreatifitas untuk memodifikasi bantalan
tangan dengan bahan yang mudah di cari namun memiliki dampak
kemanfaatan besar bagi pelaksanaan tindakan AGD.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, K.J.U. 2014.Chulay, M. Burns, S. M. 2011. AACN Essentials of
Critical Care Nursing.2rd Edition. Philippines: Mc Graw Hill
Education.
Hardjoeno dkk,2003Catharina .Modul Skill Lab Ketrampilan Medik PPD
Unsoed. Jurnal Kedokteran Unsoed
Cook T, Woodall N, Frerk C. Major complications of airway management
in the United Kingdom. 4th National audit project. London: The
Royal College of Anaesthetists, The Royal College of
Anaesthetists and The Difficult Airway Society; 2011. Report No.:
ISBN 978-1- 900936-03-3
Dewi, K.J.U. 2014
Hardjoeno dkk,2003Catharina.
Hikayati, 2014.Studi Deskriptif: Perawatan Cuff Endotracheal TubePada
Pasien Terintubasi Di Ruang Rawat Intensif. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya. Volume 1 Nomor 1. ISSN No 2355 5459
Ismail,S 2017.pemeriksaan analisis gas darah arteri pada pasien stroke:
ISBN ;978-602-386-163-7
Kiton, B. I., Malara, M. R. 2014. Pengaruh Tindakan Penghisapan Lendir
Endotrakeal Tube (ETT) terhadap kadar saturasi oksigen pada
pasien yang dirawat di ruang ICU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
Manado. Jurnal Keperawatan, Volume 2. No 2
Muttaqin, A. 2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.Indonesia : Salemba Medika.
Marshall SA. 2011. Management of moderate and severe traumatic brain
injury. AAN Hawaii.
NOVA Biomedika, 2011
Nugraha, A. A., Sudjud, R. W. Bisri, T. 2017. Angka Morbiditas
Pascaoperasi Tulang Belakang akibat Posisi Prone di Rumah Sakit
Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode November 2015 – Desember
2016. JNI 2017;6 (3): 132‒42
Soertidewi, L. 2012. Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranioserebral.
CDK-193/ vol. 39 no. 5, th. 2012
Sole, M.L., et al. 2011. Evaluation of an Intervention to Maintain
Endotracheal Tube Cuff Pressure Within Therapeutic Range. Am J
Crit Care; 20 : 109-118.
Terry, C. L., & Weaver, A. 2013.Keperawatan Kritis. Yogyakarta: Rapha
LAMPIRAN
DOKUMENTASI