Keanekaragaman Flora Dan Fauna Di Kawasan TNBTS Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
Keanekaragaman Flora Dan Fauna Di Kawasan TNBTS Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
Keanekaragaman Flora Dan Fauna Di Kawasan TNBTS Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
Timur
Oleh : Silvi Aldinta Firdaus
Laeylatul Karomah
Uswatun Hasanah
Muhammad Kholilur Rohman
M. hidayatullah
Rofiki Am Fatwa
Ahmad Affani
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo
Email : [email protected]
ABSTRACT
The research was conducted in Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS)
Probolinggo Regency, East Java. TNBTS is a conservation area with abundant biodiversity,
both flora and fauna. The purpose of this research is to determine the diversity and even
distribution of flora and fauna species in several TNBTS Resorts. Bromo Tengger Semeru
National Park has sub-montane, montana and sub-alphin ecosystem types with large trees and
hundreds of years old, among others Mountain cypress, jamuju, edelweiss, various types of
orchids and rare grasses. Rare and protected animals found in this national park include the
mongoose (Paradoxurus hermaphroditus), deer (Rusa timorensis), long-tailed macaque
(Macaca fascicularis), deer (Muntiacus muntjak). ), red jungle fowl (Gallus gallus), leopard
(Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus); and various types of birds such as the
kestrel (Accipiter virgatus), hornbill (Buceros rhinoceros silvestris), snake eagle bido
(Spilornis cheela bido), black srigunting (Dicrurus macrocercus), bondol eagle (Haliastur
indus), and grouse that live in Ranu Pani , Ranu Regulo and Ranu Kumbolo.
ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. TNBTS merupakan salah satu kawasan konservasi
dengan keanekaragaman hayati yang melimpah, baik dari flora maupun fauna. Tujuan
dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan kemerataan jenis
flora dan fauna yang ada di beberapa Resort TNBTS. Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon
yang besar dan berusia ratusan tahun antara lain cemara gunung, jamuju, edelweis, berbagai
jenis anggrek dan rumput langka. Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman
nasional ini antara lain luwak (Paradoxurus hermaphroditus), rusa (Rusa timorensis ), kera
ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), ayam hutan merah (Gallus
gallus), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus); dan berbagai
jenis burung seperti alap-alap (Accipiter virgatus),rangkong (Buceros rhinoceros silvestris),
elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang
bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo dan Ranu
Kumbolo.
Kata Kunci : Keanekaragaman dan Kemerataan jenis Flora dan Fauna di Bromo
PENDAHULUAN
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu kawasan
konservasi dengan keanekaragaman hayati yang melimpah, baik dari flora maupun fauna.
Keberadaan TNBTS tentu sangat penting mengingat fungsi taman nasional yaitu untuk
mengelola, mengonservasi dan melestarikan seluruh flora dan fauna dan melindungi seluruh
ekosistem yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional. Hal tersebut diperkuat dengan
adanya UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang menyebutkan bahwa Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi.
Kawasan TNBTS masuk ke dalam 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. TNBTS dibagi menjadi
3 wilayah, yaitu Wilayah Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, Wilayah Kabupaten
Lumajang dan Wilayah Kabupaten Malang. Setiap wilayah memiliki Kantor Seksi dan di
bawah Kantor Seksi terdapat beberapa Resort Konservasi Wilayah.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana,
montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun antara
lain cemara gunung, jamuju, edelweis, berbagai jenis anggrek dan rumput langka. Satwa
langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Paradoxurus
hermaphroditus), rusa (Rusa timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang
(Muntiacus muntjak), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus
melas), ajag (Cuon alpinus javanicus); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap (Accipiter
virgatus),rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido),
srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang
hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan bersifat kualitatif dan penelitian deskriptif.
Pendekatan yang bersifat kualitatif merupakan jenis pendekatan yang digunakan untuk
memecahkaan sebuah masalah sehingga mampu mendeskripsikan keadaan berdasarkan fakta-
fakta yang terlihat jelas dan nyata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif mempunyai tujuan agar memperoleh pengetahuan tentang situasi bagaimana,
berapa, serta seberapa jauh status masalah yang sedang diteliti. Teknik yang digunakan untuk
melakukan penelitian ini yaitu pengumpulan data dengan metode observasi langsung.
Lokаsi pеnеlitiаn ini dilаkukаn di kаwаsаn Tаmаn Nаsionаl Bromo Tеnggеr Sеmеru
dаn tеrfokus pаdа kаwаsаn Komplеks Gunung Bromo Tеnggеr. Sumbеr dаtа yаng digunаkаn
аdаlаh dаtа primеr dаn dаtа sеkundеr dеngаn tеknik pеngumpulаn dаtа dеngаn obsеrvаsi,
wаwаncаrа dаn dokumеntаsi. Intrumеn pеnеlitiаn dаlаm pеnеlitiаn ini bеrdаsаrkаn pеnеliti
sеndiri, pеdomаn wаwаncаrа dаn cаtаtаn lаpаngаn.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis jenis Flora di Bromo
Beberapa jenis flora yang tubuh di taman nasional ini antara lain Cemara Gunung,
Jamuju, Edelweis, berbagai spesies anggrek, rumput langka pohon akasia dan sebagainya.
Kawasan taman nasional ini juga dikenal sebagai Land of Edelweis, karena ada banyak sekali
jenis edelweis di sini. Hanya saja yang berhasil diidentifikasi hanya ada tiga, yaitu Anaphalis
viscida, Anaphlis longofilia dan Anaphlis javanica. Tanaman Edelweiss merupakan bagian
dari kearifan lokal warga Suku Tengger Bromo. Terlebih jenis Anaphalis javanica yang
keberadaanya mulai langka. Kehadiran areal budidaya tanaman di Bromo saat ini edelweis
diharapkan bisa menjadi tempat pembelajaran bagi para siswa sekolah maupun masyarakat
umum, yang ingin belajar menanam Edelweiss dan mengenal budaya Suku Tengger. Tak
hanya sarana edukasi, Desa Wisata Edelweiss juga memiliki taman Edelweiss yang cantik
sebagai daya tariknya. Wisatawan bisa berfoto di tengah hamparan bunga abadi dengan
panorama latar belakangnya yang terlihat indah, yaitu pegunungan khas kawasan Bromo.
Ditambah pula dengan cuaca dingin berkabut nan sejuk.
Pelestarian Flora ( Bunga Edelweis ) dan dampaknya
Program pembudidayaan itu terdiri dari sekelompok warga yang berada di beberapa
daerah. Mereka membangun areal budidaya tanaman edelweis yang menjadi satu lokasi
dengan rumah adat Tengger. Lokasinya berada di lereng puncak Seruni Point, Desa
Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Ada sekitar 1.500 bibit Edelweiss
yang dibudidayakan di areal rumah adat Tengger seluas setengah hektar. Bibit-bibit itu
ditanam agar tanaman Edelweiss tetap terjaga kelestariannya.bertujuan agar tidak ada
pengunjung atau pendaki yang memilih untuk mengambil dari kawasan nasional, melainkan
dapat membeli dari hasil budidaya masyarakat setempat. Dari budidaya tersebut, dampak
baik dirasakan banyak pihak. Pertama, untuk kelestarian bunga Edelweiss sendiri. Kedua,
untuk pengembangan keterampilan dan ekonomi masyarakat daerah setempat. Ketiga, untuk
para pelancong yang datang sehingga mereka bisa selalu melihat keindahan bunga tersebut
tanpa harus melanggar hukum.
Bunga Edelweis di Bromo termasuk tumbuhan yang dilindungi dan dilestarikan, oleh
sebab itu wisatawan tidak boleh memetik atau merusak.Di mana, undang-undang No. 5
Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, menyatakan
kalau pemetik atau pencabut bunga edelweis akan dikenakan sanksi paling besar Rp 100 juta
rupiah. Larangan memetik bunga edelweiss karena populasi bunga ini bisa terancam
kepunahan. Bunga yang satu ini juga berstatus sebagai "tumbuhan langka”, karena habitat
yang sangat terbatas (endemik) dan pupulasinya cenderung menurun (banyak mengalami
gangguan), tidak heran mereka semakin sulit ditemukan. Di tempat tumbuh yang ekstrim
jenis-jenis hayati sangat rentan dan populasi nya cenderung menurun. Lokasi atau tempat
tumbuh nya bunga edelweis ini di di lereng lereng sekitar kawah gunung Bromo. Akan tetapi
tidak jarang masyarakat Bromo memperjual belikan bunga edelweis ini secara legal.
Jenis Jenis Fauna di Bromo dan Pelestarian nya
fauna adalah segala jenis hewan. Pengertian fauna endemik adalah segala jenis
hewan yang hidup di daerah tertentu. Fauna endemik di Bromo yaitu Satwa langka dan
dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Paradoxurus
hermaphroditus), rusa (Rusa timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang
(Muntiacus muntjak), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus
melas), ajag (Cuon alpinus javanicus). Macan tutul adalah spesies yang diprioritaskan untuk
diselamatkan keberadaannya karena terancam punah. Ada kabar baik bahwa populasi satwa
liar terancam punah di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tampaknya mulai
berkembang biak dengan baik. Seperti keberadaan Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus
Melas). Baru-baru ini, Balai Besar TNBTS menangkap adanya aktivitas macan tutul melalui
camera trap yang dipasang di 60 titik di kawasan seluas 27,14 hektar. Lokasinya dirahasiakan
untuk mencegah aktivitas perburuan ilegal. Dilaporkan, aktivitas satwa kucing besar ini
tampak beberapa kali tertangkap kamera. Bahkan mungkin jumlahnya bertambah jika
dibandingkan dengan rekaman-rekaman di tahun-tahun sebelumnya. Dengan melihat data
tersebut, menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran kolektif untuk menjaga
ekosistem hutan, restorasi ekosistem sudah wajib dilakukan oleh semua pihak.
Jenis Fauna yang Memiliki Nilai Harga Jual di Bromo
Jenis hewan peliharaan mempunyai nilai ekonomi dapat dipergunakan sumber bahan
pangan dan sumber ekonomi bagi masyarakat Tengger. Pengetahuan keanekaragaman satwa
liar dan binatang yang dimanfaatkan masyarakat Tengger seperti kuda yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari rumah tangganya atau pekerjaan nya, diantaranya adalah untuk
membantu perekonomian bahan pangan, ritual, obat-obatan, dan lain-lainnya.
Pemilik kuda menunggu wisatawan untuk menyewa tunggangan di Gunung Bromo
Probolinggo. Para pemilik kuda tersebut menawarkan jasanya kepada wisatawan yang ingin
menuju puncak Gunung Bromo menggunakan kuda.Bagi pecinta perjalanan tour and travel,
Gunung Bromo bukanlah tempat wisata yang diragukan lagi akan keindahannya. Sebagai
salah satu alat transportasi di kawasan Taman Nasional Tengger, Sewa Kuda kini bukan lagi
hanya sebatas untuk mengantar ke tempat wisata sekitar Bromo. Akan tetapi saat ini kuda
sudah menjadi bagian dari pelengkap atraksi semasa berwisata. Sehingga kini Sewa Kuda di
Bromo untuk bergaya seperti seorang koboi bersama kuda nya, bahkan ada juga sebagian
wisatawan menyewa kuda hanya untuk berfoto foto ria dengan latar debu vulkanik lautan
pasir. Selain menyediakan jasa Sewa Jeep Bromo, pada umumnya penduduk suku Tengger
yang berada di kawasan Taman Nasional Tengger Semeru memelihara kuda adalah pilihan
alternatif untuk membantu perkembangan perekonomian mereka, karena selain untuk pergi
ke ladang juga dapat membantu para wisatawan yang sedang menjalani liburan di Gunung
Bromo. Pada awalnya masyarakat tengger menyewakan kuda hanya untuk aktivitas tambahan
alternatif penghasilan saja, namun bersamaan meningkatnya potensi wisata di Gunung
Bromo, saat ini masyarakat tengger tidak sedikit yang beralih profesi dibidang pariwisata
yakni sebagai jasa menyewakan kuda.Tarif Sewa Kuda Bromo sangat berfareasi, yakni Biaya
sewa berkisar Rp. 125K – Rp. 150K PP.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan