Laporan Dinkes Kota Jambi
Laporan Dinkes Kota Jambi
Laporan Dinkes Kota Jambi
DISUSUN OLEH:
APOTEKER ANGKATAN
XXXIX
Disusun Oleh:
Friska Yolanda 19340245
Astri Rahayu 19344162
Mahadma Bhima Whinata 19344163
Disetujui Oleh:
i
KATA PENGANTAR
ii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan
mungkin terdapat kekurangan, oleh karena itu penyusun menerima saran dan
kritik dari berbagai pihak yang bertujuan untuk membangun dan memperbaiki
laporan ini sehingga menjadi lebih baik lagi. Harapan dari penyusun semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat baik untuk penyusun maupun pembaca
khususnya di bidang kefarmasian.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM..........................................................................4
2.1 Dinas Kesehatan ..............................................................................4
2.2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota....................................................4
2.2.1 Definisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota............................4
2.2.2 Tugas dan Fungsi....................................................................4
2.2.3 Susunan Organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota....................................................5
2.3 Pembinaan dan Pengawasan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota................................................................................8
2.4 Perizinan Tenaga Kefarmasian dan Sarana Kefarmasian................8
2.4.1 Perizinan Tenaga Kefarmasian...............................................9
2.4.1.1 Apoteker......................................................................9
2.4.1.2 Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)............................10
2.4.2 Perizinan Sarana Kefarmasian................................................11
2.4.2.1 Perizinan Apotek.........................................................11
2.4.2.2 Perizinan Toko Obat...................................................13
2.4.2.3 Perizinan Usaha Mikro Obat Tradisional...................14
2.4.2.4 Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga..................16
2.5 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).......................................17
2.5.1 Tujuan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Puskesmas.........19
2.5.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.......................21
BAB III TINJAUAN KHUSUS.....................................................................25
3.1 Profil Dinas Kesehatan Kota Jambi.................................................25
3.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Jambi.....................................26
3.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Jambi...........................26
3.4 Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kota Jambi...........................................................26
3.5 UPTD Dinas Kesehatan Kota Jambi................................................31
3.5.1 UPTD Instalasi Farmasi..........................................................31
3.5.2 UPTD Puskesmas...................................................................39
3.5.2.1 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas
Simpang Kawat..........................................................43
3.6 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai................................................................45
3.7 Pelayanan Farmasi Klinik................................................................49
iv
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................56
4.1 Dinas Kesehatan...............................................................................56
4.1.1 Kegiatan Kefarmasian............................................................56
4.1.2 Kegiatan Alat Kesehatan........................................................58
4.1.3 Kegiatan Pengawas Obat dan Makanan (POM).....................59
4.2 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengawasan (UPTD) Instalasi
Farmasi.............................................................................................59
4.3 Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas.......................................62
4.3.1 Kegiatan Manajerial................................................................62
4.3.2 Pelayanan Farmasi Klinik.......................................................65
4.4 Tugas Khusus...................................................................................66
BAB V KESIMPULAN..................................................................................67
5.1 Kesimpulan.................................................................................................67
5.2 Saran...........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................69
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu bidang yang pembangunan dan
pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan baik agar tercapai tingkat kesehatan
yang optimal dan merata, karena setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesehatan juga
merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan
manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan,
gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama serta bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis.
1
setinggi-tingginya. Dibentuknya Dinas Kesehatan di tingkat Kota Administratif
merupakan salah satu perwujudan sistem otonomi daerah dalam mengelola
pembangunan kesehatan dimana Dinas Kesehatan berguna untuk membantu
pemerintah dalam mengawasi jalannya pembangunan kesehatan masyarakat di
Kota Jambi.
2
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan praktik kerja apoteker di Dinas Kesehatan kota
Jambi, ini adalah agar mahasiswa program profesi apoteker:
1. Mengetahui dan memahami peran dan fungsi apoteker di Dinas
Kesehatan KotaJambi
2. Mengetahui peran dan fungsi apoteker di UPTD InstalasiFarmasi
3. Mengetahui peran dan Fungsi Apoteker di UPTD Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Dinas Kesehatan
Menurut Permenkes RI Nomor 49 tahun 2016 tentang pedomanteknis
pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas kesehatan
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah untuk urusan kesehatan.Dinas
kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris daerah. Kepala Dinas
Kesehatan dibantu oleh seorang wakil kepala dinas yang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Dinas kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan, pembinaan, dan pengembangan urusan kesehatan.Dinas
kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan daerah
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
4
Sekretaris.
3. Kepala Seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.
5
2. Bidang Kesehatan Masyarakat
Tugas:
6
lingkup bidang tugasnya
c. Perumusan kebijakan, perencanaan, pengoordinasian, pengendalian dan
fasilitasi dalam pelaksanaan surveillance dan imunisasi
d. Perumusan kebijakan, perencanaan, penyusunan, pegelolaan,
penyelenggaraan, pengkoordinasian dan fasilitasi dalam pelaksanaan
pengendalian penyakit menular
e. Perumusan kebijakan, perencanaan, penyelenggaraan dan pengendalian
dalam pelaksanaan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa
7
mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Dinas yang meliputi kefarmasian,
alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan untuk mencapai
pelaksanaan teknis urusan di bidangnya.
Fungsi:
a. Memimpin, mengatur, membina, dan mengendalikan pelaksanaan tugas
sesuai lingkup bidangnya
b. Menyusun bahan visi dan misi sesuai bidang tugasnya untuk dirumuskan
menjadi konsep visi dan misi Dinas
c. Menyusun dan merumuskan rencana strategisbidang
d. Menyusun serta merumuskan bahan penetapan kebijakan dan/atau
petunjuk teknis sesuai lingkup bidang tugasnya sebagai bahan penetapan
kebijakan pimpinan
e. Menyusun dan merumuskan pedoman kerja pada lingkup bidang
tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8
masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi.
2.4.1.1 Apoteker
STRA dikeluarkan oleh Menteri, Menteri mendelegasikan ke Komite
Farmasi Nasional (KFN), untuk memperoleh STRA, Apoteker harus
memenuhi persyaratan:
1. Memiliki ijazah Apoteker
2. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
3. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janjiApoteker
4. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat
permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
Permohonan SIPA harus melampirkan:
1. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN
2. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat
keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian
3. Surat rekomendasi dari organisasi profesi
4. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4
sebanyak 2 (dua) lembar.
9
Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus memenuhi
persyaratan:
1. Memiliki ijazah sesuai denganpendidikannya
2. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik
3. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah
memiliki STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau
organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian
4. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
kefarmasian.
Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan
melampirkan :
1. Fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis
farmasi atau Tenaga Menengah Farmasi/AsistenApoteker
2. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
surat izin praktik
3. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
kefarmasian
4. Surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki
STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi
yang menghimpun Tenaga TeknisKefarmasian
5. Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua)lembar.
Untuk memperoleh Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian
(SIPTTK), Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian.
Permohonan SIPTTK harus melampirkan:
1. Fotokopi STRTTK
2. Surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon
melaksanakan pekerjaankefarmasian
3. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis
10
Kefarmasian
4. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4
sebanyak 2 (dua)lembar
b. Salinan/fotokopi KTPApoteker.
c. Salinan/fotokopi denahbangunan.
11
alamat, tanggal lulus dan nomor surat izin kerja.
f. Asli dan Salinan/fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek.
12
Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan pemerintah
Daerah Kanupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai
POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi
Profesi dengan menggunakan Formulir 4.
f. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama
dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan
Formulir5.
g. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
h. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
i. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
Apoteker pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan
menggunakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagai pengganti
SIA. Contoh surat permohonan izin apotek dapat dilihat pada lampiran 2.
2.4.2.2 Perizinan Toko Obat
Pedagang obat eceran adalah orang atau badan hukum yang
memiliki ijin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas
terbatas (daftar W) untuk dijual secara eceran ditempat tertentu sebagaimana
tercantum dalam surat izin.
Persyaratan Perizinan Toko Obat:
1. Untuk mendirikan pedagang toko obat harus ada izin dari Kepala
13
Daerah setempat dengan memperhatikan saran-saran dari Kepala Dinas
kesehatan Daerah setempat.
2. Pada setiap pengeluaran izin satu lembar turunan izin harus dikirimkan
kepada Direktorat Jendral Farmasi dan satu lembar dikirim kepada
Kepala Direktorat Farmasi Daerah Propinsisetempat
3. Permohonan ijin pedagang took obat harus diajukan secara tertulis
dengan disertai:
a. Alamat dan denah tempat usaha
a. Surat permohonan
14
d. Fotokopi KTP/identitas pemohon dan/atau Direksi/Pengurus
dan Komisaris/BadanPengawas
e. Pernyataan pemohon dan/atau Direksi/Pengurus dan
Komisaris/Badan Pengawas tidak pernah terlibat pelanggaran
peraturan perundang - undangan di bidang farmasi
f. Fotokopi bukti penguasaan tanah danbangunan
2. Proses perizinanUMOT:
15
(3), pemohon dapat membuat surat pernyataan siap berproduksi
Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
16
(CPPB-IRT)
f) Penggunaan Bahan Tambahan Pangan(BTP)
g) Persyaratan Label dan IklanPangan
2) MateriPendukung
a) Pencantuman LabelHalal
b) Etika Bisnis dan Pengembangan Penjaringan
BisnisIRTPSelanjutnya Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
diberikan kepada pemilik/ penanggungjawab yang telah lulus
mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan dengan hasil evaluasi
minimal nilai cukup (60).
c) Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah
TanggaPemeriksaan sarana dilakukan setalah
pemilikataupenanggungjawab telah memiliki sertifikat penyuluhan
keamananpangan. Pemeriksaan sarana produksi pangan IRT
dilakukan oleh tenaga pengawas pangan Kabupaten/ Kota dengan
dilengkapi surat tugas yang diterbitkan oleh Bupati/ Walikota
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
17
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidupsehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatanbermutu
a. Paradigmasehat
18
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
sistem rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas.
19
manusiapuskesmas
20
2.5.2 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
- Perencanaankebutuhan
- Permintaan
21
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah
memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di
puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Stabilitas(suhu,cahaya,kelembaban)
- Mudah/tidaknyameledak/terbakar
- Pendistribusian
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis
pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit/satelit farmasi puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah
22
untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
waktu yangtepat
- Pengendalian
23
2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai
c. Konseling
24
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
25
3.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Jambi
a. Visi Dinas Kesehatan Kota Jambi adalah Terwujudnya Pelayanan
Kesehatan Yang Bermutu, Murah dan Manusiawi Menuju Masyarakat
Kota Jambi Sehat 2018 .
b. Misi Dinas Kesehatan KotaJambi:
1. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, adil dan terjangkau.
2. Melaksanakan kemitraan dengan pelaku industry pelayanan kesehatan
swasta.
3. Meningkatkan pergerakan peran serta masyarakat serta mengembangkan
kemitraan dibidang kesehatan.
4. Mendorong kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat
A. Kepala Dinas
Tugas: Membantu WaliKota dalam melaksanakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.
Fungsi:
1. Perumusan, penetapan,dan pelakasanaan kebijakan operasional di
bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, dan kefarmasian, alat kesehatan dan sumber
26
daya kesehatan.
2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
dinas kesehatan;
3. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab dinas
kesehatan;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
B. Sekretariat
Tugas:
Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas kesekretariatan yang
meliputi:
a. Koordinasi pelaksanaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan dinas kesehatan ; dan
b. Tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang
tugasnya.
Fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi dan
hukum di bidang kesehatan;
b. Pengkoordinasian tugas dan pemberian dukungan administrasi dan
hukum kepada seluruh unsur organisasi di bidang kesehatan;
c. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang kesehatan;
d. Pemantauan evaluasi dan pelaporan tugas administrasi di bidang
kesehatan;
e. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab dinas
kesehatan;
f. Pengelolaan informasi bidang kesehatan;
g. Penyelenggaraan urusan keuangan, perbendaharaan, perlengkapan,
akuntasi, verifikasi, tindakan ganti rugi dan tindak lanjut LHP;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
27
C. Bidang Kesehatan Masyarakat
Tugas: Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan perumusan dan
kebijakan operasional di bidang kesehatan masyarakat yang meliputi:
a. Kesehatan keluarga dan gizi;
b. Promosi dan pemberdayaan masyarakat;
c. Kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepla dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
28
pelaksanaan teknis urusan di bidangnya.
Bidang Sumber Daya Kesehatan membawahkan Seksi Kefarmasian;
Seksi Alat Kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Sarana
Prasarana Kesehatan; Seksi SDM Kesehatan.
1. Seksi Kefarmasian
Seksi kefarmasian mempunyai tugas membantu kepala bidang sumber
daya kesehatan dalam penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
opersional,, bimbingan teknis dan supervise, serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian, dengan rincian tugas
sebagai berikut:
a. Menyusun program kerja seksi farmasi;
b. Melaksanakan kegiatan kefarmasian meliputi; program penggunaan
obat rasional, pengelolaan obat public, farmasi komunitas dan
klinik, makanan minuman dn kosmetika dan obat tradisional;
c. Melaksanakan pengadaan obat pelayanan kesehatan dasar dan
cadangan (buffer stock);
d. Melaksanakan validasi data, sarana dan ketenagaan farmasi di unit
teknis, apotek dan toko obat;
e. Menyiapkan bahan untuk peningkatan dan pengembangan
kefarmasian unit pelaksana teknis kesehatan;
f. Menghimpun laporan pemakaian obat narkotik dan psikotropik dari
puskesmas, rumah sakit dan apotek;
g. Melaksanakan bimbingan teknis kefarmasian;
h. Menyiapkan rekomendasi perizinan fasilitas pelayanan
kefarmasian;
i. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan di sarana pelayananan
farmasi bekerjasama dengan lintas sektoral dan organisasi profesi;
j. Melasanakan monitoring dan evaluasi ketersediaan obat dan
penggunaan obat rasional di unit teknis;
k. Membuat laporan bulanan dan tahunan;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya.
29
2. Seksi Alat Kesehatan, Perbekalan kesehatan Rumah Tangga dan
Sarana Prasarana Kesehatan
Seksi alat kesehatan dan sarana prasarana mempunyai tugas
membantu kepala bidang sumber daya kesehatan dalam penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis
dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang alat
kesehatan dan sarana prasarana, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun program kerja seksi alat kesehatan;
b. Menyusun kebutuhan peralatan kesehatan;
c. Menghimpun usulan kebutuhan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat;
d. Melaksanakan pengadaan, pendistribusian dan pengembangan
sarana prasarana fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;
e. Melaksanakan validasi data peralatan kesehatan di unit teknis;
f. Melaksanakan kalibrasi peralatan kesehatan di unit teknis;
g. Mengembangkan peralatan kesehatan di unit teknis;
h. Menerbitkan perizinan toko alat kesehatan dan memberikan
rekomendsi untuk penyalur alat kesehatan di tingkat cabang;
i. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan peralatn kesehatan;
j. Melasanakan monitoring dan evaluasi peralatan kesehatan di unit
teknis;
k. Membuat laporan bulanan dan tahunan;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas lainnya.
3. Seksi SDMKesehatan.
30
b. Melakukan pemetaan tenaga kesehatan sesuai dengan keprofesian;
31
7. Pelaksanaan sebagian tugas teknis di bidang instalasi farmasi yang
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan obat dan
bahan medis habis pakai (BMHP)
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan tugas UPTD
9. Pelaksanaan hubungan kerjasama dengan lembaga non Pemerintah
berdasarkan ketentuan yang berlaku
10. Pelaksanaan koordinasi dengan unsur perangkat Daerah terkait dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan UPTD
11. Pelaksanaan koordinasi dengan Kecamatan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan UPTD
12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
13. Pemberian laporan pertanggung jawaban tugas UPTD kepada Kepala
Dinas, secara administratif melalui Sekretaris dan secara teknis
operasional kepada Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugasnya.
32
dirumuskan menjadi rencana anggaran kegiatan Dinas
8. Menyiapkan bahan dan usulan rencana kebutuhan biaya kegiatan rutin
sesuai bidang tugasnya
9. Menyiapkan konsep naskah dinas yang berkaitan kewenangan dalam
ketentuan pedoman tata naskah dinas dan/ atau atas instruksi/ disposisi
pimpinan
10. Menyiapkan bahan dan menyusun konsep pemberian Rekomendasi/
Nota Pertimbangan/ Surat Keterangan dan/ atau jasa pelayanan public
lainnya kepada masyarakat sesuai lingkup tugasnya
11. Memberikan pertimbangan teknis dan/ atau administratif terkait
kebijakan-kebijakan strategis sesuai lingkup tugasnya kepada
pimpinan
12. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan
13. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan obat dan bahan medis
habis pakai (BMHP) untuk kebutuhan Puskesmas dan Program
DinasKesehatan
14. Mengajukan usulan tahunan kebutuhan obat program kepada Dinas
Kesehatan Provinsi
15. Melaksanakan pengadaan obat dan BMHP kebutuhan Puskesmas dan
Program Dinas Kesehatan dari berbagai sumber anggaran
16. Melaksanakan penerimaan obat dan BMHP dari berbagai sumber
anggaran
17. Melaksanakan penyimpanan obat dan BMHP dari berbagai sumber
anggaran
18. Menyiapkan dan melayani permintaan obat dan BMHP untuk
Puskesmas Kota Jambi dan obat dan BMHP program untuk sarana
kesehatan lainnya (Rumah sakit dan klinik yang bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan Kota Jambi)
19. Melaksanakan distribusi obat dan BMHP ke seluruh Puskesmas Kota
Jambi
20. Melaksanakan Stok opname bulanan obat dan BMHP
21. Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan obat di Puskesmas
33
22. Melaksanakan monitoring dan evaluasi ketersediaan obat di Puskesmas
23. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan persediaan obat
24. Melaksanakan penghapusan dan pemusnahan obat rusak dan atau
kadaluarsa
25. Mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan penyelenggaraan
kegiatan serta memberikan alternatif pemecahan masalah
26. Melaksanakan koordinasi dengan Kecamatan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan UPTD
a. Melakukan koordinasi teknis Kepala Bidang sesuai lingkup tugasnya
dalam pelaksanaan tugas
b. Melakukan koordinasi dengan jajaran Pemerintah baik setingkat
Kabupaten/ Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat maupun
instansi vertikal dalam rangka penyelenggaraan tugas sesuai kebijakan
Kepala Bidang
c. Mengarahkan, mendistribusikan, memonitoring, mengevaluasi dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan secara teknis operasional dan
fungsional pada lingkup tugasnya
d. Membina, mengevaluasi dan memotivasi kinerja staff dalam upaya
peningkatan produktifitas kerja
e. Melaksanakan pengawasan melekat secara berjenjang terhadap
pegawai di lingkup tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku
f. Memberikan sanksi sesuai kewenangan tingakatan eselonnya atas
pelanggaran disiplin staff/ bawahan sesuai ketentuan yang berlaku
g. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas operasional UPTD secara
berkala kepada Kepala Dinas, secara administratif melalui Sekretaris
dan secara teknis operasional kepada Kepala Bidang sesuai lingkup
tugasnya
h. Merumuskan dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas, secara administratif melalui
Sekretaris setiap akhir tahun anggaran atau pada saat serah terima
jabatan
i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan pimpinan sesuai
34
wewenang bidang tugasnya.
Proses pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di UPTD
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bekasi diantaranya:
a. Perencanaan
35
pengisian ini diperlukan data-data sebagai berikut :
alokasidana
stokawal
penerimaan
pengeluaran
sisastok
kadaluarsa
kekosonganobat
stokpengaman
b. Pengadaan
1. Tersedianya obat dan BMHP dengan jenis dan jumlah yang cukup
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.
36
3. Obat dan BMHP dapat diperoleh pada saat diperlukan.
c. Penyimpanan
d. Distribsi
37
kebutuhan pelayanan kesehatan. Kegiatan distribusi di Instalasi
Farmasi:
4. Pengiriman
38
a. Menerapkan sistem FEFO dan FIFO dalam pelaksanaan distribusi
barang
39
7. Pelaksanaan sebagian tugas teknis di bidang pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat;
40
6. Menyiapkan bahan penyusunan dan perumusan program kerja dan
rencana kegiatan sesuai dengan rencana strategis dan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas menurut skala prioritas;
41
masing UPF sesuai dengan bidangtugasnya;
42
pegawai di lingkup tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Memberikan sanksi sesuai kewenangan tingkatan eselonnya atas
pelanggaran disiplin staf/bawahan sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas operasional UPTD
secara berkala kepada Kepala Dinas, secara administratif melalui
Sekretaris dan secara teknis operasional kepada Kepala Bidang
sesuai lingkup tugasnya;
g. Merumuskan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas, secara administratif
melalui Sekretaris setiap akhir tahun anggaran atau pada saat serah
terima jabatan;
h. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai wewenang bidang tugasnya.
43
I : Inisiatif
M : Mandiri
A : Akuntabel
- Program Pengobatan
44
- Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Program laboratorium
a. Perencanaan
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekatikebutuhan;
b. Permintaan
45
daerah setempat.
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
46
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
b. Telahkadaluwarsa;
47
serta peraturan yang berlaku.
g. Pengendalian
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan;dan
h. Administrasi
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan;
48
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai;dan
3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional.
3. Tanggal resep.
49
3. Stabilitas dan ketersediaan
50
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan
Pelayanan Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: Sumber informasi Obat,
Tempat, Tenaga, Perlengkapan.
c) Konseling
Kegiatan:
51
2. Sarana dan prasarana: Ruangan khusus; Kartu pasien/catatan
konseling.
d) Ronde/Visite Pasien
Tujuan:
1. Memeriksa Obat pasien
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan
Obat
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien.
a) Untuk PasienBaru
52
yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.
Kegiatan visite bersama tim:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pengobatan pasien dan menyiapkan pustakapenunjang
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang Obat
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti
Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: Memahami cara berkomunikasi yang
efektif; Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim;
Memahami teknik edukasi; Mencatat perkembangan pasien.
Tujuan:
53
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain
Tujuan:
Kegiatan:
f. Melakukan evaluasi.
g. Memberikan rekomendasi.
54
g) Evaluasi Penggunaan Obat
Tujuan:
55
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Dinas Kesehatan
56
memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) sesuai dengan PMK No. 31
Tahun 2016, SIPA dikeluarkan oleh DPM-PTSP secara online.Dalam
upaya kegiatan Binwasdal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Jambi di bidang Kefarmasian masih kurang memadai karena keterbatasan
jumlah tenaga farmasi terutama apoteker. Sarana kefarmasian yang
dilakukan pengawasan dan pembinaan terdiri dari:
a. Apotek
57
danperalatan.
d. Toko Obat
58
Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PIRT paling cepat 9
(sembilan) bulan sebelum masa berlaku berakhir
4.1.3 Kegiatan Pengawas Obat dan Makanan (POM)
UPTD POM Dinas Kesehatan di pimpin oleh kepala UPTD yang
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Adapun kegiatan yang dilakukan
oleh UPTD POM yaitu :
a. Melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP);
b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan obat dan bahan
habis pakai untuk kebutuhan program danUPTD;
c. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana
kefarmasian (Apotek, Toko obat, Toko alat kesehatan, Klinik,
Rumah Sakit, Puskesmas, PKRT, Industri Obat tradisional dan lain-
lain);
d. Rekomendasi/penerbitan izin untuk sarana pelayanan kefarmasian,
distribusi danproduksi.
e. UPTD POM melaksanakan pelaporan dan pemusnahanobat.
1. Perencanaan
59
Tim Perencanaan Terpadu.
2. Pengadaan
60
3. Penerimaan dan Pemeriksaan
4. Penyimpanan
5. Distribusi
61
kota Jambi.
2. Pengadaan
62
Pengadaan obat dipuskesmas dilakukan tiap tiga sebulan sekali,
dimana puskesmas mengajukan permintaan obat kepada Instalasi Farmasi
sesuai dengan kebutuhan di puskesmas dengan menggunakan LPLPO yang
telah dibuat dan ditanda tangani oleh kepala puskesmas. Pengajuan tersebut
dilakukan secaran rutin ke pada dinas kesehatan sebelum tanggal 10 setiap
bulannya.
3. Penerimaan
63
6. Pencatatan dan Pelaporan
64
pengelolaan obat dan perbekalan farmasi. Penerimaan dan pengeluaran
dijumlahkan tiap akhir bulan.Sistem pelaporan Puskesmas telah
berjalan dengan baik.
65
penggunaan obat. Bila sesuai obat diserahkan kepada pasien.
3. Konseling
66
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
67
2. Apoteker Puskesmas perlu meningkatkan pemberian pelayanan klinis
kepada pasien agar pengobatan berjalan secara maksimal dan tingkat.
68
DAFTAR PUSTAKA
69
DAFTAR LAMPIRAN
70
Lampiran 2. Perrmohonan Perizinan
71
Gambar 8. Permohonan Perizinan UMOT
72
Lampiran 3.Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
73
Lampiran 4. UPTD Puskesmas Simpang Kawat
74
Lampiran 5. Puskesmas Simpang Kawat
75
Lampiran 6. Ruang Farmasi Penyimpanan Obat Puskesmas Simpang Kawat
76
Gambar 17. Lemari Obat Narkotika, Psikotropika, dan OOT
77
Lampiran 7. Gudang Penyimpanan Obat Puskesmas Simpang Kawat
78
Gambar 21. Lemari Narkotika, Psikotropika dan OOT
79
Lampiran 8.Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Simpang Kawat
80
Lampiran 9. UPTD Instalasi Farmasi Kota Jambi
81
Gambar 26. Penyimpanan Vaksin
82
Gambar 28. Penyimpanan Alkes dan BMHP
83
Gambar 31. Penyimpanan Obat Kadaluwarsa
84
Lampiran 10. Distribusi di Instalasi Farmasi Kota Jambi
85
Lampiran 11. Pelanggaran Apotek, Toko Obat dan PIRT
86
Lanjutan Lampiran 11.
87
Lanjutan Lampiran 11.
88
Lanjutan Lampiran 11.
89