MAKALAH1
MAKALAH1
MAKALAH1
(Tingkat 2A)
PROGRAM STUDI
D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Juli 2021
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari ada banyak hambatan dan
kesulitan. Hambatan dan kesulitan itu akhirnya dapat diatasi karena adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Ns. Elok Yulidaningsih, S.Kep. M.Kep. dosen mata kuliah
Keperawatan maternitas serta teman-teman yang telah mendukung dalam proses
pembuatan makalah ini. Semoga awal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Partus lama atau prolonged labour merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan adanya abnormalitas persalinan di kala 1. Sampai saat
ini belum ada konsensus mengenai definisi partus lama. WHO mendefinisikan
partus lama sebagai adanya kontraksi uterus ritmik dan reguler yang disertai
pembukaan serviks dan berlangsung lebih dari 24 jam. American College of
Obstetricians and Gynecologist (ACOG) mendefinisikan sebagai kala 1 fase
laten lebih dari 20 jam pada wanita nulipara dan lebih dari 14 jam pada
perempuan multipara. ACOG menggunakan batasan pembukaan serviks < 6
cm sebagai acuan fase laten.
Partus lama dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
Komplikasi pada ibu meliputi trauma obstetrik dan korioamnionitis,
sedangkan komplikasi pada janin meliputi asfiksia neonatorum dan admisi ke
ruang rawat intensif. Di Indonesia, partus lama dilaporkan sebagai penyebab
1-1,8% kematian ibu.
Partus lama dapat disebabkan oleh abnormalitas pada kekuatan
kontraksi (power), jalan lahir (passage), atau posisi janin (passenger). Risiko
terjadinya partus lama meningkat dengan faktor berupa nuliparitas, analgesik
epidural, dan usia ibu lebih dari 35 tahun.
Secara umum, ibu yang akan menjalani persalinan perlu dievaluasi
secara berkala. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya menilai kontraksi dan
kemajuan persalinan tetapi juga menilai kondisi emosional, tingkat kelelahan,
dan dukungan untuk ibu. Status hidrasi ibu juga perlu diperhatikan dan jika
memungkinkan, ibu dapat diminta untuk makan dalam porsi kecil sehingga
dapat menghimpun tenaga untuk persalinan.
Jika terjadi partus lama, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan,
seperti induksi atau augmentasi kekuatan kontraksi (pemberian oxytocin),
tindakan amniotomi, dan tindakan operasi jika diperlukan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa itu Prolonge Latent
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami apa itu Prolonge Latent beserta cara
pengobatan
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Prolonge Latent
2. Mengapa Prolonge Latent bisa terjadi?
3. Apa saja tanda dan gejala pada ibu hamil yang mengalami Prolonge
Latent?
4. Bagaimana pengobatan dan cara mengatasi Prolonge Latent?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Partus lama atau prolonged labour merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan adanya abnormalitas persalinan di
kala 1. Sampai saat ini belum ada konsensus mengenai definisi partus
lama. WHO mendefinisikan partus lama sebagai adanya kontraksi
uterus ritmik dan reguler yang disertai pembukaan serviks dan
berlangsung lebih dari 24 jam. American College of Obstetricians and
Gynecologist (ACOG) mendefinisikan sebagai kala 1 fase laten lebih
dari 20 jam pada wanita nulipara dan lebih dari 14 jam pada
perempuan multipara. ACOG menggunakan batasan pembukaan
serviks < 6 cm sebagai acuan fase laten.
Persalinan dengan kala I memanjang adalah persalinan yang
fase latennya berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju
pembukaannya tidak adekuat atau bervariasi; kurang dari 1 cm setiap
jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan;
kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 per
jam pada multipara; lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 sampai
pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada
5 persen persalinan dan pada primigravida insidensinya dua kali lebih
besar dari pada multigravida (Saifuddin, 2009).
Faktor Risiko
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama antara lain:
a. Kelainan letak janin
b. Kelainan his
Inertia Uteri
E. PENATALAKSANAAN KET
Menurut Saifuddin (2013) dan Oxorn (2010), penanganan
umum pada ibu bersalin dengan kala I lama yaitu:
1. Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital, tingkat hidrasinya dan
tentukan apakah pasien daam masa persalinan.
2. Tentukan keadaan janin:
A. Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung
frekuensinya setidaknya satu kali dalam 30 menit
selama fase aktif.
B. Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput
ketuban pecah, pertimbangkan adanya indikasi
penurunan jumlah air ketuban yang dapat menyebabkan
gawat janin.
C. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan
atau bercampur darah pikirkan kemungkinan gawat
janin.
D. Jika terdapat gawat janin lakukan forsep jika memenuhi
syarat atau lakukan sectio caesarea.
3. Perbaiki keadaan umum dengan :
A. Beri dukungan semangat kepada pasien selama
persalinan.
B. Pemberian intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari
melalui infus larutan glukosa. Dehidrasi ditandai
adanya aseton dalam urine harus dicegah.
C. Pengosongan kandung kemih dan usus harus dilakukan.
D. Pemeriksaan rectum atau vaginal harus dikerjakan
dengan frekuensi sekecil mungkin. Pemeriksaan ini
menyakiti pasien dan meningkatkan resiko infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Dropbox/My%20PC%20(LAPTOP-
6VM8ITIT)/Downloads/BAB%20II%20(1).pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/partus-
lama/patofisiologi
file:///C:/Users/user/Dropbox/My%20PC%20(LAPTOP-
6VM8ITIT)/Downloads/344249688-Prolonged-Fase-Laten.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN
1) PENGKAJIAN
a) Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Hal-hal yang menjadi alasan klien datang ke tenaga kesehatan. Pada
ibu bersalin dengan partus lama, pasien mengeluh mengalami kontraksi
menetap atau melemah, lelah dan lemas (Saiffudin, 2013) dan (Sofian,2012).
2. Data psikososial
Pasien dengan partus lama menunjukkan respon gelisah, cemas, takut
dan stres (Sofian, 2012).
b) Data Objektif
Adalah data yang dapat diobservasikan dan diukur. Data obyektif yang
berkaitan dengan partus lama antara lain:
1. Pengukuran vital sign
Pada kasus partus lama akan dijumpai keadaan ibu dengan suhu badan
meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat (Sofian, 2012).
2. Auskultasi
Pada kasus partus lama, denyut jantung janin dapat terdengar cepat atau tidak
teratur bahkan negatif saat pemeriksaan secara auskultasi dengan Doppler atau
leanec (Sofian, 2012).
3. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus partus lama dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui
kelainan letak janin yaitu letak sungsang atau letak lintang. Pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui kadar haemoglobin guna mengidentifikasi
apakah pasien menderita anemia atau tidak (Oxorn, 2010).
2) DIAGNOSA
tunggal atau ganda, hidup intra atau ekstra uteri, letak janin membujur, punggung
kanan , kepala sudah masuk pintu atas panggul 3/5 bagian, dengan partus lama.
Pada kasus ibu bersalin dengan partus lama dasar diagnosa tersebut adalah:
1) Dasar Subjektif
persalinan, hari pertama menstruasi terakhir dan keluhan yang dialami saat ini.
2) Data Objektif :
serviks
3) INTERVENSI
4) IMPLEMENTASI
5) EVALUASI