FITRI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DAN

POLA ASUH ORANG TUA DENGAN INTERAKSI SOSIAL


ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN)

(studi di Wilayah TK/ PAUD Anna Husada Kabupaten Bangkalan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi


Sarjana Keperawatan

Oleh :
FITRIYA NURINDAH WS
NIM. 17142010099

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
BANGKALAN
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DAN POLA ASUH


ORANG TUA DENGAN INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA
PRASEKOLAH (4-6 TAHUN)
(Studi di Wilayah TK/PAUD Anna Husada Kabupaten Bangkalan )

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi sarjana keperawatan pada


program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura. Skripsi ini
telah diperiksa, dikonsulkan dan siap di ujikan pada sidang ujian skripsi pada
tanggal 30 Juni 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat sah sebagai skripsi pada
program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.

2
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DAN
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN INTERAKSI SOSIAL
ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN)

(studi di Wilayah TK/ PAUD Anna Husada Kabupaten Bangkalan)


Fitriya NWS, Dr. M. Hasinuddin, S.Kep., Ns., M.Kep
[email protected]

ABSTRAK

Interaksi sosial adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dan


bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini harus ditanamkan pada anak sejak
usia dini. Karena anak yang tidak diterapkan sosialisasi sejak dini maka anak
mengalami interaksi sosial yang kurang. Hasil studi pendahuluan dari 10 anak
atau 50% memiliki interaksi sosial yang masih rendah. Tujuan penelitian ini
menganalisis hubungan intensitas penggunaan gadget dan pola asuh orang tua
dengan interaksi sosial anak usia prasekolah 4-6 tahun.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan
satu kali pada waktu yang sudah ditentukan. Variabel independen intensitas
penggunaan gadget dan pola asuh orang tua, sedangkan variabel dependen adalah
interaksi sosial anak. Populasi penelitian adalah 68 responden dan sampel
sebanyak 58 responden menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan uji spearman rank.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar intensitas penggunaan gadget
tinggi yaitu 32 (55,2%) responden, hampir seluruh orang tua menerapkan pola
asuh demokratis yaitu 52 (89,7%) responden, sebagian besar interaksi sosial anak
rendah yaitu 32 (55,2%) responden. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji
spearman rank didapatkan hasil p value : 0,000 < α : 0,05 sehingga Ha diterima,
artinya ada hubungan intensitas penggunaan gadget dengan interaksi sosial anak,
dan didapatkan hasil p value : 0,013 < α : 0,05 sehingga Ha diterima, artinya ada
hubungan pola asuh orang tua dengan interaksi sosial anak usia prasekolah 4-6
tahun.
Berdasarkan hasil di atas disarankan agar anak mampu berinteraksi dengan
teman yang ada di sekitar, orang tua harus mampu membina dan membimbing
anak agar supaya anak tidak mengalami masalah interaksi sosial pada anak.Kata
Kunci : Intensitas Penggunaan Gadget, Pola Asuh Orang Tua, Interaksi
Sosial, Anak Prasekolah
1. Judul Skripsi
2. Mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKES Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKES Ngudia Husada Madura

3
THE RELATIONSHIP OF THE INTENSITY OF GADGET USE AND
PARENTING STYLE WITH THE SOCIAL INTERACTION OF PRE-
SCHOOL CHILDREN’S (4-6 YEARS)

(studi di Wilayah TK/ PAUD Anna Husada Kabupaten Bangkalan)


Fitriya NWS, Dr. M. Hasinuddin, S.Kep., Ns., M.Kep
[email protected]
ABSTRACT

Social interaction is a child’s ability of children to interact and socialize


with their environment. Social interaction is an important thing that must be
instilled in children from an early age. Because children do not apply
socialization from an early age, children experience less social interaction. The
results of preliminary studies of 10 children or 50% had low social interaction.
The purpose of this study is to analyze the relationship between the intensity of
gadget use and parenting styles with the social interactions of preschool children
aged 4-6 years.
This study used a cross-sectional design with a one-time approach at a pre-
determined time. The independent variable was the intensity of the use of gadgets
and the parenting style of the parents, while the dependent variable was the
children's social interactions. The study population was 68 respondents and a
sample of 58 respondents used the simple random sampling technique. The
research instrument used a questionnaire with the Spearman rank test.
The results showed most of the high intensity of gadget use was 32 (55.2%)
respondents, almost all parents applied parenting style, namely 52 (89.7%)
respondents, most of the children's social interactions were low, namely 32
(55.2%). %) of respondents. Based on the results of statistical tests with the
Spearman rank test, the results obtained p-value: 0.000 <α: 0.05 so that Ha was
accepted, meaning that there was a relationship between the intensity of gadget
use and children's social interactions, and the results obtained are p-value: 0.013
<α: 0.05 so that Ha was accepted, meaning that there was a relationship between
parenting styles and social interactions between preschool children aged 4-6
years.
Based on the results above, it is suggested that children be able to interact with
friends around, parents must be able to foster and guide children so that children
do not experience social interaction problems with children.
Keywords: Gadget Use Intensity, Parenting Style, Social Interaction, Preschool
Children

4
PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak awal temannya ataupun anak
adalah periode perkembangan yang dengan guru.
dimulai dari akhir masa bayi hingga Berdasarkan hasil studi pendahuluan
usia 6 tahun. Periode ini disebut di PAUD Anna Husada Bangkalan
sebagai masa prasekolah, pada masa pada tanggal 5 januari 2021 terhadap
ini anak belajar untuk lebih mandiri 10 anak usia 4-6 tahun. Di dapatkan
dan merawat dirinya sendiri, presentase dengan interaksi sosial
mengembangkan sejumlah anak yaitu 5 orang (50%) berada di
keterampilan kesiapan sekolah kategori rendah, 3 orang (30%)
(mengikuti instruksi, mengenali berada di kategori sedang dan 2
huruf) dan meluangkan banyak orang (20%) berada di kategori
waktu untuk bermain dengan kawan- tinggi. Hal ini ditunjukkan pada
kawan sebaya (Dwinita., 2019). pengisian kuesioner dengan indikator
Interaksi sosial merupakan bagian kontak sosial yaitu saling menyapa
dari perkembangan sosial, yaitu sesama teman, berjabat tangan
Kemampuan anak untuk berinteraksi dengan temannya masih rendah.
dan bersosialisasi dengan Faktor faktor yang
lingkungannya. Interaksi sosial mempengaruhi interaksi
merupakan hal penting yang harus sosial pada anak yaitu :
ditanamkan pada anak sejak usia keluarga, Lingkungan,
dini. Interaksi sosial dapat menjadi kematangan, pola asuh orang
dasar bagi anak untuk menuju ke tua, teman sebaya. Faktor
tahap selanjutnya sehingga penting lain yang
kehidupan di masa yang akan datamg menghambat interaksi sosial
akan menghasilkan interaksi sosial yaitu adalah gadget.
anak yang baik. Melalui interaksi Gempuran teknologi yang
sosial anak akan memperoleh semakin canggih
pengalaman sehingga dapat memengaruhi interaksi sosial
membangun pengetahuannya (Siva, anak terhadap lingkungan
2016). sekitarnya. Pernyataan ini
Berdasarkan hasil sesuai dengan hasil studi
penelitian yang dilakukan pendahuluan di TK N
oleh Dinawati (2018) Pembina Denpasar, dimana
pengamatan yang dilakukan terdapat 11 responden
pada bulan November sampai (61,1%) yang menyatakan
Desember tahun 2017 di TK bahwa gadget memberi
Negeri sadang serang yaitu pengaruh terhadap kehidupan
ada anak yang terlihat tidak sosial anak, mulai dari
begitu intens berinteraksi rendahnya kemampuan
dengan anak lainnya. Hal ini bersosialisasi dan beradaptasi
dibuktikan dengan kurangnya di lingkungan sosial,
interaksi sosial anak dengan kecenderngan untuk bermain
dan menghabiskan waktu

5
dengan gadget, sehingga memiliki kesulitan untuk
kurangnya minat siswa untuk bersosialisasi saat mereka
belajar, menjadi pemalas, sudah besar, seringkali anak
kurang responsif dan yang dibiarkan bisa kesulitan
interaktif terhadap saat harus berinteraksi secara
lingkungan di sekitarnya, sosial. Anak yang kurang
hingga meniru gaya bicara berinteraksi dengan teman
maupun perilaku pada sebaya akan merasa tidak
karakter film cartoon menarik di depan teman-
(Dwinita et al., 2019). temannya atau akan merasa
Dampak dari canggung, dan anak yang
kurangnya interaksi sosial kurang berinteraksi akan
anak yaitu anak akan merasa minder, kesulitan
untuk menggali dan
mengembangkan potensi pada bekerja sama dengan teman,
dirinya, dan akan merasa lebih peka anak mau bermain dengan
terhadap kritikan, lebih rentan teman, dan anak dapat
mencela orang lain, malu takut dan menaati aturan.
khawatir berlebihan, anak ini juga
akan kesulitan untuk berbaur dengan 1 Faktor penyebab interaksi sosial
lingkungan sekitar, dan mereka yang anak
kurang bersosialisasi justru akan a. Keluarga
semakin sensitife dan tidak nyaman Keluarga merupakan
jika berkumpul dengan orang lain, lingkungan pertama yang
dan anak yang yang kesulitan memberikan pengaruh terhadap
berinteraski juga akan kesulitan perkembangan sosialnya, terutama
mengespresiakn emosi secara sehat, interaksi sosial pada anak.
sehingga menyalurkannya melalui Kondisi diri dan tata cara
perilaku negatif (Kurnia, L. 2020). kehidupan merupakan lingkungan
Solusi yang dapat yang kondusif bagi sosialisasi
dilakukan untuk anak. Di dalam keluarga, berlaku
meningkatkan kemampuan norma-norma kehidupan keluarga
interaksi sosial anak yaitu yang mewarnai perilaku
menggunakan berbagai kehidupan banyak anak. Proses
metode pembelajaran. pendidikan yang bertujuan
Metode pembelajaran di mengembangkan kepribadian
Taman Kanak-Kanak anak lebih banyak ditentukan oleh
menurut Mursid (2015) keluarga, pola pergaulan, etika
diantaranya adalah metode berinteraksi dengan orang lain
bermain, karyawisata, banyak ditentukan oleh keluarga
bercakap-cakap demonstrasi, (Rima, 2017).
proyek, bercerita, dan b. Lingkungan
pemberian tugas. Di antara Anak dengan
metode-metode tersebut perkembangan sosial normal
metode yang memberikan cenderung lebih banyak
kesempatan kepada anak berinteraksi dengan
untuk dapat melaksanakn lingkungan sekitar dan teman
tugas kelompok, anak dapat sebayanya dibandingkan anak

6
dengan perkembangan kehidupan anak. Dampak dari
meragukan yang akan permainan gadget itu sendiri
menghabiskan waktu untuk adalah mengganggu saraf
bermain gadget (Warisyah, motorik halus, menghambat
2015). perkembangan interaksi
c. Gadget sosial, mempengaruhi pola
Penggunaan gadget tingkah laku anak,
(handphone, smartphone, mempengaruhi pola bicara,
laptop, tablet, note, mp3 dan mudah emosi, terpapar
lainlain) bukan hanya konten kekerasan dan
berdampak positif saja yang pornografi, bahaya radiasi,
bisa kita dapatkan melainkan pola makan, obesitas, dan
ada dampak negatif yang susah tidur (Susiyanti, 2019).
ditimbulkan dari kebiasaan Berdasarkan hasil
sejumlah anak usia sekolah penelitian yang dilakukan
gemar bermain gadget yang oleh (Novitasari & Khotimah,
mampu mengambil alih 2016) menunjukkan bahwa
penggunaan gadget memberikan signifikan terhadap pola interaksi
dampak terhadap interaksi sosial sosial anak balita sebesar 40,2 %.
anak. Hasil penelitian lainnya Penggunaan smartphone selain
menunjukkan bahwa penggunaan untuk bermain, bisa bermanfaat
smartphone berpengaruh untuk belajar.

d. Pola asuh orang tua membesarkan anak berarti


Pola asuh orang tua memelihara kehidupan dan
merupakan interaksi antara anak kesehatannya serta mendidiknya
dan orang tua selama mengadakan dengan penuh ketulusan dan cinta
kegiatan pengasuhan. Pengasuhan kasih. Secara umum tanggung
ini berarti orang tua memberikan jawab mengasuh anak adalah
pendidikan, membimbing, dan tugas ayah dan ibunya (Kasongat
mendisiplinkan, serta melindungi et al., 2020).
anak untuk mencapai kegiatan e. Kematangan
hasil belajar anak yang cukup baik Untuk bersosialisasi dengn
menurut orang tua. Pengasuhan baik diperlukan kematangan fisik
orang tua pada dasarnya dan psikis sehinggan mampu
diciptakan oleh adanya interaksi mempertimbangkan proses sosial,
antara orang tua dan anak dalam memberi dan menerima nasihat
hubungan sehari-hari yang orang lain, memerlukan
berevolusi sepanjang waktu, kematangan intelektual dan
sehingga orang tua akan emosional. Kematangan dalam
menghasilkan anak-anak sealiran. berbahasa juga sangat
Keluarga merupakan “Pusat menentukan (Dini, 2017).
Pendidikan” yang pertama dan f. Teman sebaya
terpenting karena sejak timbulnya Saat anak memasuki tahapan
adab kemanusiaan sampai kini, perkembangan dalam pengertian
keluarga selalu mempengaruhi differensiasi, dimana anak telah
pertumbuhan budi pekerti tiap- mngerti dan memahami orang
tiap manusia. Mengasuh dan lain. Maka anak sudah tidak lagi

7
melihat segala sesuatunya untuk
dirinya atau apa yang disebut
pemusatan pada dirinya. Pada saat
itu ia membutuhkan orang lain
yang dapat mengerti dan
memahami dirinya dan ia
mnengerti apa yang diinginkan
orang lain terhadap dirinya.
Maksudnya pengertian yang
sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki dan sesuia dirinya, yaitu
teman sebaya, teman yang akan
menjadi tempat untuk menyatukan
perasaan, pemikiran motif dan
tingkah laku dirinya dan orang
lain yang seusianya.
Memungkinkan akan terjalin
hubungan sosial, sehingga antara
satu dengan yang lainnya akan
terjadi saling mempengaruhi
(Dini, 2017).

8
METODE PENELITIAN ini menggunakan rancangan cross
sectional dengan pendekatan satu
Populasi sasaran penelitian ini adalah kali pada waktu yang sudah
seluruh anak usia 4-6 tahun di ditentukan. Variabel independen
TK/PAUD Anna Husada Bangkalan. intensitas penggunaan gadget dan
Berdasarkan data sekunder yang pola asuh orang tua, sedangkan
diperoleh adapun populasi penelitian variabel dependen adalah interaksi
sebanyak 68 orang tua yang memiliki sosial anak menggunakan teknik
anak usia (4-6 tahun). Pada Simple Random Sampling. Instrumen
penelitian ini sampel yang diambil penelitian menggunakan kuesioner
penelitian adalah sebanyak 58 anak. dengan uji spearman rank.
Penelitian

HASIL PENELITIAN
Sasaran dalam penelitian ini 26 (44,8%), intensitas penggunaan
adalah anak yang berusia 4-6 gadget sedang dengan interaksi
tahun yang bersekolah di TK sosial anak sedang sejumlah 10
Anna Husada Kabupaten (17,2%), dan intensitas
Bangkalan. penggunaan gadget rendah dengan
a. Hubungan intensitas penggunaan interaksi sosial anak tinggi
gadget dengan interaksi sosial sejumlah 4 (6,9%).
anak
Dari hasil uji statistic
Berdasarkan tabel 4.5 Spearman Rank diperoleh nilai p
menunjukkan bahwa hubungan = 0,000 berarti nilai p = < α
intensitas penggunaan gadget (0,05). Dengan demikian dapat
dengan interaksi sosial anak pada disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
anak prasekolah di TK Anna Ha diterima yang berarti ada
Husada Kabupaten Bangkalan hubungan hubungan intensitas
didapatkan hasil bahwa intensitas penggunaan gadget dengan
penggunan gadget tinggi dengan interaksi sosial anak di TK Anna
interaksi sosial rendah sejumlah Husada Kabupaten Bangkalan.

b. Hubungan pola asuh orang tua anak rendah sejumlah 31 (53,4%),


dengan interaksi sosial anak pola asuh orang tua otoriter
dengan interaksi sosial anak
Berdasarkan tabel 4.6 sedang sejumlah 2 (3,4%), dan
menunjukkan bahwa hubungan pola asuh orang tua demokratis
pola asuh orang tua dengan dengan interaksi sosial anak tinggi
interaksi sosial anak pada anak sejumlah 5 (8,6%).
prasekolah di TK Anna Husada Dari hasil uji statistic
Kabupaten Bangkalan didapatkan Spearman Rank diperoleh nilai p
hasil bahwa pola asuh orang tua = 0,013 berarti nilai p = < α
demokratis dengan interaksi sosial (0,05). Dengan demikian dapat

9
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan orang tua dengan interaksi sosial
Ha diterima yang berarti ada anak di TK Anna Husada
hubungan hubungan pola asuh Kabupaten Bangkalan.

PEMBAHASAN Sebaliknya, semakin rendah


penggunaan gadget, maka
5.1 Hubungan intensitas semakin tinggi interaksi sosial
penggunaan gadget dengan anak usia dini di TK Panca
interaksi sosial anak di TK Budi Medan.
Anna Husada Kabupaten
Bangkalan Intensitas penggunaan
gadget ini sangat berpengaruh
Berdasarkan hasil terhadap interaksi sosial anak.
penelitian bahwa hubungan Karena anak yang dengan
intensitas penggunaan gadget kesehariannya menggunakan
dengan interaksi sosial anak gadget secara berlebihan akan
pada anak prasekolah di TK berdampak pada sosialisasi
Anna Husada Kabupaten anak yaitu interaksi sosial
Bangkalan didapatkan hasil anak. Anak akan memilih
bahwa intensitas penggunaan bermain gadgetnya dari pada
gadget tinggi dengan interaksi bermain dengan teman
sosial anak rendah sejumlah 26 sebayanya. Pemakaian gadget
(44,8%). Dari hasil uji statistic yang tidak memiliki batasan
Spearman Rank diperoleh nilai dan penggunaan yang terlalu
p = 0,000 berarti nilai p = < α lama pada anak dapat
(0,05). Dengan demikian dapat berdampak negatif bahkan
disimpulkan bahwa H0 ditolak dapat menyebabkan kecanduan
dan Ha diterima yang berarti gadget pada anak.
ada hubungan hubungan
intensitas penggunaan gadget 5.2 Hubungan pola asuh orang
dengan interaksi sosial anak di tua dengan interaksi sosial
TK Anna Husada Kabupaten anak di TK Anna Husada
Bangkalan. Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan hasil
Sejalan dengan penelitian bahwa hubungan
penelitian yang dilakukan oleh pola asuh orang tua dengan
Munisa (2020) yaitu interaksi sosial anak pada anak
Berdasarkan hasil penelitian prasekolah di TK Anna Husada
dan pembahasan yang telah Kabupaten Bangkalan
dibuat yaitu Terdapat didapatkan hasil bahwa pola
hubungan positif yang asuh orang tua demokratis
signifikan antara penggunaan dengan interaksi sosial anak
gadget dengan interaksi social rendah sejumlah 31 (53,4%).
anak usia dini yaitu semakin Dari hasil uji statistic
tinggi penggunaan gadget, Spearman Rank diperoleh nilai
maka semakin rendah interaksi p = 0,013 berarti nilai p = < α
sosial anak usia dini di TK (0,05). Dengan demikian dapat
Panca Budi Medan.

10
disimpulkan bahwa H0 ditolak 1. Ada hubungan intensitas
dan Ha diterima yang berarti penggunaan gadget
ada hubungan hubungan pola dengan interaksi sosial
asuh orang tua dengan interaksi anak.
sosial anak di TK Anna Husada 2. Ada hubungan pola asuh
Kabupaten Bangkalan. orang tua dengan interaksi
sosial anak.
Menurut Dwinita 6.2 Saran
(2019) Pada penelitian ini,
responden menerapkan pola 6.2.1 Teoritis
asuh demokratis. Hal ini sesuai Penelitian ini diharapkan
dengan pendapat Soetjiningsih dapat memberikan data empiris
(2013), bahwa orangtua yang mengenai peran pola asuh
menerapkan pola asuh orangtua dan penggunaan gadget
demokratis akan memengaruhi dengan interaksi sosial anak usia
kemampuan sosialisasi anak, prasekolah. Penelitian ini
karena anak hidup dalam diharapkan mampu menunjang
keluarga yang selalu penelitian lain dalam bidang
mendukung dalam cinta kasih, psikologi perkembangan,
kehangatan dan interaksi psikologi sosial, dan psikologi
keluarga yang harmonis, pendidikan.
sehingga anak mempunyai 6.2.2 Praktis
penyesuaian sosial yang baik a. Orang tua
dan bisa tumbuh dan Diharapkan orang tua
berkembang secara optimal. lebih selektif dalam
memberikan mainan pada
Salah satu pola asuh anak, terutama pemberian
yang baik diterapkan pada anak izin menggunakan gadget.
yaitu pola asuh demokratis. Perlunya ketegasan dan
Pola asuh ini Sedikit memberi pendampingan dari orang
kebebasan kepada anak untuk tua dalam memberikan
memilih apa yang terbaik bagi batasan waktu dalam
dirinya,anak. Anak diberi penggunaan gadget pada
kesempatan untuk anak, agar nantinya tidak
mengembangkan kontrol memberikan dampak negatif
internal nya sehingga sedikit yang dapat mengganggu
demi sedikit berlatih untuk proses tumbuh kembang
bertanggung jawab kepada diri anak.
sendiri. b. Bagi tempat penelitian
Diharapkan penelitian ini
PENUTUP dapat menjadi acuan untuk
6.1 Kesimpulan pihak TK dalam
memberikan bimbingan
Berdasarkan hasil penelitian kepada anak prasekolah
yang telah dilakukan analisa supaya tidak sering
antara variabel dependen dan menggunakan gadget.
variabel independen dapat Aturan anak tidak
ditarik kesimpulan sebagai membawa HP, memberikan
berikut: program peningkatan

11
permainan interaksi, bermain dengan teman
parenting class dan sebayanya di sekolah
menganjurkan untuk
misalnya playground yang Kurnia, L. (2020). Dampak
ada di sekolah. Interaksi Sosial Anak
Usia Dini Akibat Latar
Belakang Orangtua Tuna
DAFTAR PUSTAKA Wicara. Jurnal Aksioma
Al-Asas, 1(1).
Dini, U. (2017). Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Munisa, M. (2020). Pengaruh
Usia Dini Analisis Penggunaan Gadget
Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial
Terhadap Kemampuan Anak Usia Dini Di TK
Interaksi Sosial. 1(1), 1– Panca Budi
11. Medan. Jurnal Abdi
Ilmu, 13(1), 102-114.
Dinawati, Y. D., Syaodih, E.,
& Rudiyanto, R. Novitasari, W., & Khotimah,
Meningkatkan N. (2016). Dampak
kemampuan interaksi Penggunaan Gadget
sosial anak melalui Terhadap Interaksi Sosial
metode bermain peran Anak Usia 5-6 Tahun.
makro. Edukids: Jurnal Paud Teratai, 5(3).
Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Rima, A. 2017. Meningkatkan
Pendidikan Anak Usia Perkembangan Sosial
Dini, 15(1), 30-41. Anak Usia Dini Melalui
Metode Proyek Pada
Dwinita, K., Pande, K., & Anak Kelompok B di TK
Susilawati, A. (2019). Sayang Bunda Kelurahan
Peran Pola Asuh Pijoan. Skripsi, Program
Orangtua Dan Studi PG- PAUD,
Penggunaan Gadget Universitas Negeri
Terhadap Interaksi Sosial Jambi, Jambi.
Anak Prasekolah. 6(1),
76–87. Susiyanti, Elisa. (2019).
Panduan Cermat untuk
Kasongat, J., Mardiyanti, R., & Orang Tua Si Anak
Kusnadi, S. K. (2020). Sehat. Laksana:
Hubungan Antara Pola Yogyakarta.
Asuh Orang Tua Dengan
Interaksi Sosial Pada Siva, E. (2016). Hubungan
Anak Usia Dini Di Griya Bermain dengan Interaksi
Benowo Indah 1 Sosial pada Anak Usia
Surabaya. Psikowipa Prasekolah (4-6 Tahun)
(Psikologi Wijaya di RA. Nahdlatuth-
Putra), 1(1), 15-25.

12
Thalabah Kesilir
Kecamatan Wuluhan.
Warisyah ,Y. 2015, 7
November. Pentignya
“Pendampingan
Dialogis” Orangtua
Dalam penggunaan
gadget pada anak usia
dini. Makalah disajikan
pada Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan di
FKIP Universitas
Muhamadiyah Ponorogo.

13

Anda mungkin juga menyukai