Skripsi Rini Bab I-IV
Skripsi Rini Bab I-IV
Skripsi Rini Bab I-IV
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat kita, sebab masalah perkawinan itu tidak hanya tentang laki-laki dan wanita
yang akan menikah melainkan termasuk kedua orang tua, saudara-saudaranya. 1 Dalam
adalah “ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
adalah “akad yang sangat kuat untuk menaati Allah SWT dan melaksanakannya
merupakan ibadah”.3 Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan dapat diketahui
bahwasannya pernikahan atau perkawinan itu adalah perjanjian yang dibentuk dengan
akad (ijab qabul), antar laki-laki dan perempuan untuk membinah keluarga sakinah
mawaddah warohmah sebagai bentuk ketaatan diri kepada Allah SWT yang sifatnya
َ ِق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َوا جًا لِّتَ ْس ُكنُ ۤوْ ا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗ اِ َّن فِ ْي ٰذل
ٍ ك اَل ٰ ٰي
ت لِّقَوْ ٍم َ ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ۤه اَ ْن َخل
َيَّتَفَ َّكرُوْ ن
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram
1
Tolib Setiadi, Intisari Hukum Adat Indonesia, (Bandung: Alfabeta,2008) hal. 225
2
HAsbullah Bakry, Kumpulan Lengkap Undang-Undang Dan Pertaruran Perkawinan Di Indonesia,
(Jakarta: Pt Penerbit Djabatan, 1978) hal. 3
3
Kompilasi Islam Indonesia Impres Tahun 1991
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Arrum:
21).4
masih membujang, atau masih gadis sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat
An-Nur Ayat 32
ۗ وا هّٰلل ُ َوا ِس ٌع هّٰللا ّ ٰ َواَ ْن ِكحُوا ااْل َ يَا مٰ ى ِم ْن ُك ْم َوا ل
َ صلِ ِح ْينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َواِ َمٓائِ ُك ْم ۗ اِ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا فُقَ َرٓا َء يُ ْغنِ ِه ُم ُ ِم ْن فَضْ لِ ٖه
َعلِ ْي ٌم
dan orang-orang yang shaleh diantaranya para hamba sahayamu yang laki-laki dan
perempuan. Jika mereka dalam keadaan miskin, Allah-lah yang akan menjadikan kaya
Adapun dengan adanya masyarakat yang bersifat multicultural dan kaya akan
perkawinan di Indonesia. Maantau adalah salah satu dari tradisi dari sekian banyak adat
yang berkembang di negeri ini. Maantau ini adalah tradisi yang dilakukan oleh orang
penulis jelaskan ini berkaitan dengan pembahasan nikah gantung, walaupun secara
bahasa artinya adalah mengantar seperti yang telah dijelaskan penulis diatas, namun
istilah ini lebih populer dan sudah di kenal oleh masyarakat Kampar khususnya desa
Sungai Pinang, yang mana maantau ini mengandung esensi dari penundaan tinggal
4
QS. Ar-Rum : 30 Ayat 21
5
QS. An-Nur : 4 Ayat 32
serumah (nikah gantung). Dalam kamus bahasa Indonesia nikah gantung adalah nikah
yang belum diresmikan dengan perayaan dan pasangan pengantin belum tinggal dalam
satu rumah.6
ini ketika telah berlangsungnya akad nikah, kedua mempelai tidak serta merta langsung
bisa serumah hingga waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak keluarga,
waktunya bervariasi ada dua hari, tiga hari, hingga satu minggu bahkan ada yang sampai
satu bulan lamanya atau mungkin bisa lebih, sesuai kesepakatan kedua belah pihak
keluarga. Penundaan tinggal serumah pada umumnya terjadi disebabkan oleh beberapa
alasan seperti dibawah umur, belum mampu menafkahi istri, atau juga bisa disebabkan
Jika kita melihat dari sejarah, Rasulullah SAW pernah mempraktikan hal ini
ketika beliau menikah dengan Aisyah R.A. Rasulullah menikahi aisyah saat ia berumur 6
tahun dan masuk kerumah lalu tinggal bersama saat usia aisyah berumur 9 tahun. Hadist
yang menerangkan hal ini mungkin menjadi landasan yang melatar belakangi
syaratnya seperti yang telah dijelaskan diatas yakni, apabila dibawah umur atau belum
adalah mereka yang mampu menafkahi, mempunyai pekerjaan dan tidak termasuk di
bawah umur juga tidak dalam proses masa pendidikan. Inilah tradisi yang dilakukan oleh
masyarakat Kampar khususnya didesa sungai Pinang, apabila tidak melakukan adat
seperti ini akan mendapat sanksi adat, ,menjadi perbincangan, gunjingan dari masyarakat
6
Peter salim, Kamus Bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), hal. 1035
desa. Apabila tradisi ini dilakukan dikalangan yang minoritas atau sangat awam terhadap
pengetahuan agama mungkin ini sudah biasa, namun menariknya yang melakukannya
adalah masyarakat Kampar yang dikenal sebagai serambi mekkahnya Riau yang
mayoritasnya adalah muslim. Ketika ijab qobul (akad) dilakukan dan kedua mempelai
sudah sah menjadi suami istri, maka boleh dan halal bagi keduanya untuk melakukan apa
Seperti yang dialami oleh pasangan bernama wahyuni Dan Embun yang mana
melakukan maantau tersebut selama dua hari, setelah menikah saudara Embun dan
kejadian diatas juga dialami oleh pasangan Rusdi Dan istrinya Nurmala, saudara Rusdi
Dan Nurmala mereka maantau selama satu bulan, dan masih sama kebetulan saudara
Rusdi Juga pulang ke Air Tiris dan istrinya tetap tinggal didesa Sungai Pinang.
Masih banyak lagi orang-orang yang melakukan maantau ini, terlepas dari sama
atau tidaknya waktunya juga berdasarkan lama atau tidak waktunya. Yang menjadi
perhatian penulis bukanla dari segi lama atau tidaknya waktu maantau tersebut,
melainkan penundaan untuk tinggal serumah bagi pasangan suami istri tersebut, padahal
keduanya sudah dewasa dan juga sudah bekerja dan mampu menafkahi istrinya. Mengapa
harus demikian dan mengapa ini menjadi suatu tradisi didesa Sungai Pinang.
adanya penyimpangan dari permasalahan yang akan dibahas. Sehingga, penulis dapat
lebih terfokus, dan tidak meluas dari pokok permasalahan yang ada, serta penelitian yang
dilakukan menjadi lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Pelaksanaan Tradisi Maantau dalam Adat Perkawinan (Studi Kasus Di
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
b. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif jika pasangan tidak melajsanakan
Kampar?
2. Kegunaan penelitian
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data dan dibandingkan dengan standar ukuran yang ditentukan. 7 Metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data dari pasangan yang
masalah.
2. Lokasi penelitian
alasan penulis memilih lokasi ini karena penulis menemukan ketidak sesuaian
7
Imam Suprayogo dan Tabroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Posda Karya, 2011). Hal. 138
8
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2016). Hal. 2
tentang adat maantau yang terjadi di desa tersebut. Oleh karena itu penulis
a. Subjek penelitian
Kampar.
b. Objek penelitian
Populasi pasangan yang baru menikah yang ada di didesa tersebut tidak dapat
tahunnya. Dari populasi yang ada penulis akan mengambil 10 pasangan yang
5. Sumber Data
Kampar
3. Data Tersier
7. Tehnik penulisan
F. Sistematika Permasalahan
BAB III: Membahas kajian teori penelitian ini adalah pengertian perkawinan,
bagaimana dampak positif dan negatif apabila ada pasangan yang tidak
BAB V : Merupakan hasil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan
penutup.
BAB II
Desa Sungai Pinang Merupakan salah satu desa yang terdapat di daerah
Sungai Pinang memiliki luas 18 Km 2 yang terdiri dari 4 dusun dengan jumlah
penduduk 3180 jiwa dan terdiri dari 819 kepala keluarga (KK).
Pada masa dahulu Sungai Pinang mulanya hanya berupa hutan belukar atau
seperti Air Tiris, Rumbio, Kampar, dan Danau bingkuang untuk membuka lahan
kemudian ditanam karet tetapi mereka tidak bermukim ditempat tersebut, melainkan
hanya menginap untuk beberapa hari kedepan lalu mereka pulang. Kemudian
bermukim di Sungai Pinang belum jelas asal usulnya dan siapa yang memberi nama
Sungai Pinang tersebut, ada sebagian masyarakat yang mengatakan adanya pohon
pinang yang tertanam di dekat sungai, dan ada pula yang memberi makna sendiri
bahwa pohon pinang yang tegak lurus menandakan kelurusan dan kejujuran. Sungai
masyarakat namun yang jelas sampai saat ini belum ada yang menemukan asal usul
Pinang yaitu di daerah Rimbo Tampui disitu awal mulai kampung desa Sungai
Pinang. Sungai Pinang terdiri dari 3 rimbo yaitu Rimbo Tampui,Rimbo Cangkuok,
Karena desa Sungai Pinang dilintasi jalan raya yang menghubungkan kota
ragam.
Sungai Pinang adalah bagian dari rukun kampung (RK) hilir dari Danau
Bingkuang. Tahun 1970 menjadi RK sendiri yaitu RK Sungai Pinang ketika itu
mulai dibangun mesjid dengan swadaya masyarakat dengan bergotong royong yang
diberi nama masjid Nurur Rahman dan dibangun pula sekolah dasar yaitu SD 003.
Pada tahun 1985 dibangun SMA Swasta dan dibangun pula kantor kepala
desa Tambang yang kemudian menjadi kantor camat perwakilan dan juga dibangun
balai penyulu pertanian atau BPP pada tahun 1990 RK Sungai Pinang berubah
status kepala dusun pertama ditunjuk masyarakat secara musyawarah dan mufakat
adanya perhatian dari desa Tambang sebagai desa induk, sehingga masyarakat
mengusulkan pemekaran dari desa tambang untuk berdiri sendiri sebagai desa pada
tahun 2002, Sungai Pinang menjadi desa persiapan dan pada tahun 2003 resmi
menjadi desa definitive dengan pejabat kepala desa sementara (PJS) yaitu sdr.
Muslim sebagai kota pemekaran desa Sungai Pinang dari desa Tambang. Pada akhir
tahun 2004 diadakan pemilihan kepala desa definitive dan terpilih H. Jaslani Syah
sebagai kepala desa Sungai Pinang yang pertama di pilih secara demokratis dengan
maka secara otonomis desa Sungai Pinang adalah sebagai ibukota Kecamatan
Tambang. Maka dengan adanya hal tersebut pembangunan desa Sungai Pinang
menjadi pesat dan penduduk makin bertambah sehingga sampai saat ini terbangunla
sebagai infrastruktur seperti puskesmas, kantor KUA, UPTD dispora, mesjid raya,
PT Siak Jaya Abadi dan ruko-ruko mulai berjejeran sepanjang kiri kanan jalan
Negara. Maka dari itu desa Sungai Pinang menjadi pusat perhatian para penanam
Adapun pejabat kepala desa Sungai Pinang mulai Sungai Pinang berdiri
2. Tahun 2004-2011 H. Jaslani Syah sebagai kepala desa dan Paleman S.Pdi
3. Tahun 2011-2016 Afrizal sebagai kepala desa dan Paleman S.Pdi sebagai
Sekretaris desa yang sudah menjadi PNS.
Desa Sungai Pinang berdiri pada tanggal 27 Juli 2002 dan Alhamdulillah
desa Sungai Pinang sudah berumur kurang lebih 18 tahun. Adapun batas wilayah
Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh aparat pemerintah Desa Sungai
Pinang mengenai kondisi penduduk, bahwa Desa Sungai Pinang berjumlah 3180
9
Sumber Data Kantor Desa Sungai Pinang, 20 November 2020
Tabel 2.1
Penduduk Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar
Berdasarkan jenis kelamin
Bedasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 3180 jiwa penduduk Desa
Sungai Pinang jenis kelamin laki-laki lebih besar dari jenis kelamin perempuan,
yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 1638 jiwa, dan jenis kelamin perempuan
1. Keadaan Ekonomi
melakukan berbagai macam usaha sebagai mata pencaharian utama yaitu, petani,
pedagang, nelayan, peternak, tukang dan pegawai negeri sipil, guru, bidan atau
perawat, TNI atau Polri, sopir, buruh, jasa persewaan, dan swasta.
Table 2.2
Jumlah Penduduk Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar Menurut Mata Pencarian
No Jenis mata pencarian Jumlah
1 Petani 166
2 Pedagang 112
3 Pensiun 5
4 Swasta 423
5 Tukang 19
6 PNS 74
7 Guru 28
8 Bidan/perawat 14
9 TNI/Polri 4
10 Sopir 85
11 Buruh 85
12 Jasa Persewaan 7
13 Tidak Bekerja 1023
Jumlah 3180
Sumber : Kantor Desa Sungai Pinang
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk Desa Sungai
Pinang pada umumnya adalah swasta dengan jumlah 423 jiwa, sedangkan mata
2. Sosial Budaya
karena atas kedua unsur inilah makhluk sosial dapat berlangsung. Dan begitu pula
antara manusia satu dengan yang lainnya juga tidak dapat dipisahkan karena
budaya yang pada umumnya setiap daerah mempunyai kebudayaan yang berbeda.
Dalam hal ini masyarakat Desa Sungai Pinang juga mempunyai jiwa
kebudayaan lainnya. Hal ini mungkin didukung oleh faktor agama Islam yang
kuat, maka sedikit banyak sosial budaya pasti terpengaruh oleh nilai- nilai ajaran
agama Islam, seperti azas kekerabatan dan saling membantu satu sama yang lain
Untuk lebih jelas dapat dilihat mengenai tingkat pendidikan penduduk Desa
Tabel 2.3
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sungai Pinang
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
Tingkat
No Pendidikan Jumlah
1 Belum sekolah 1000
2 Tidak Tamat SD 900
3 Tamat TK 132
4 Tamat SD 341
5 Tamat SMP 324
6 Tamat SMA 307
7 Perguruan Tinggi 176
Jumlah 3180
Sumber : Kantor Kepala Desa Sungai Pinang
Pinang menurut tingkat pendidikan masih rendah karena paling banyak adalah
antaranya TK, SD, PDTA, MTs, dan SMA yang dapat diketahui melalui tabel
dibawah ini:
Tabel 2.4
Sarana Pendidikan Desa Sungai Pinang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar
No Sarana Pendidikan Jumlah
1 TK 2
2 SD 2
3 PDTA 2
4 MTs 1
5 SMA 2
Jumlah 9
Sumber : Kantor Desa Sungai Pinang
Pinang masih hanya memiliki lima sarana saja diantaranya TK, SD, PDTA, MTs,
Dan SMA.
2. Agama
Islam atau masyarakat Muslim dan ada juga beberapa lainnya yang beragama
Tabel 2.5
Klasifikasi Jumlah Penduduk Desa Sungai Pinang
Berdasarkan Agama Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.
1 Islam 3173
2 Kristen 7
3 Hindu 0
4 Budha 0
5 Katolik 0
Jumlah 3180
Sumber : Kantor Desa Sungai Pinang
mayoritas adalah Muslim dengan jumlah 3173 orang, dan ada 7 orang yang
masyarakat. Dan bahkan mesjid juga digunakan untuk tempat musyawarah, serta
Desa Sungai Pinang memiliki rumah ibadah, sebagai mana bisa dilihat
Tabel 2.6
Jumlah Rumah Ibadah Desa Sungai Pinang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar
Ibadah
1 Mesjid/ Mushallah 7
2 Gereja 0
3 Pura 0
4 Vihara 0
Jumlah 7
Sumber : Kantor Desa Sungai Pinang
Desa Sungai Pinang yaitu Mesjid dan Mushalla yang keduanya merupakan tempat
ibadah umat Islam atau masyarakat Muslim yang berjumlah Mesjid 3 Unit dan
Mushallah 4 Unit.
Disini tidak dijelaskan ada berapa jumlah gereja meski di Desa Sungai
Pinang ada yang beragama Kristen namun di Desa Sungai Pinang tidak ada gereja,
mereka yang beragama Kristen melakukan ibadah di desa yang mana disana
mayoritas Kristen dan memiliki tempat beribadah yaitu gereja.
3. Adat Istiadat
karena adat istiadat merupakan dari kebudayaan yang sering atau yang bisa
a. Berzanji
b. Marhaban
tidak menggunakan kursi dan meja dalam acara pernikahan sunnat Rasul
dan aqiqah.
masyarakat Desa Sungai Pinang adalah suku piliang, suku melayu, suku
patopang, suku domo. Keempat suku ini hidup rukun, damai, menjaga adat
istiadat, dan menghormati adat. Untuk lebih jelas bisa dilihat tabel berikut ini:
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar Berdasarkan Jenis Suku
secara umum kebanyakan bersuku Domo dengan jumlah 450 jiwa, Malayu sebanyak
400 jiwa, Piliang sebanyak 350 jiwa, sedangkan suku yang sedikit Patopang
sebanyak 300 jiwa. Sedangkan seluruh masyarakat di Desa Sungai Pinang terdiri
dari 3180 jiwa yang mana 1500 nya memiliki suku dari melayu ocu dan sisa nya
beberapa orang ninik mamak, dan setiap ninik mamak menanggung jawabi anak-
Tabel 2. 8
Kepala Suku Desa Sungai Pinang Kecmatan Tambang Kabupaten
Kampar
memilki 4 suku diantaranya suku piliang kepala sukunya Datuk Bijo Mananti, suku
malayu kepala sukunya Datuk Lintang , suku patopang kepala sukunya Datuk Majo
A. Pengertian Tradisi
Dalam bahasa arab tradisi ini dipahami dengan kat turath. Kata turath ini berasal
dari huruf wa-ra-tha, yang dalam kamus klasik disamakan dengan kata irth,wirth,dan
mirath. Semuanya merupakan bentuk masdar (verbal noun) yang menunjukkan arti
segala yang diwarisi manusia dari kedua orang tuanya baik berupa harta maupun pangkat,
atau keningratan.10
Penggunaan kata turath tersebut muncul dalam konteks pemikiran Arab sebelum
perkenalan dengan wacana kebangkitan yang melanda sejumlah wilayah Arab sejak abad
ke 19 M. kata turath dalam bahsa Prancis disebut dengan heritage yang menunjukkan
makna warisan kepercayaan dan adat istiadat bangsa tertentu, khususnya warisan
spiritual.
Dalam kata lain tradisi ialah kebiasaan yang turun temurun dalam sebuah
yang tetap dan pasti. Sebagai kebiasaan kolektif dan kesadaran kolektif, tradisi
bersama didalam masyarakat. Fitrah hidup itu bertumbuh dan berkembang. Tradisi yang
Tradisi dipahami sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari nenek moyang.
Tradisi dalam kamus antropologi sama dengan adat istiadat yakni kebiasaan yang bersifat
10
Muhammad Abed Aljabiri, Post-Tradisionalisme Islam, (Yogyakarta : Lkis, 2000), Hal. 2
11
Rendra,Mempertimbangkan Tradisi,(Jakarta: Gramedia, 1984) Hal. 3
magis religious dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya,
norma, hukum, dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu
sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya
dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan
sosial.12
Menurut Hanafi, tradisi lahir dari dan dipengaruhi oleh masyarakat, kemudian
masyarakat muncul, dan dipengaruhi oleh tradisi. Tradisi pada mulanya merupakan
musabab, namun akhirnya menjadi konklusi dan premis, isi dan bentuk, efek dan aksi
pengaruh dan mempengaruhi13. Tradsi juga lebih akrab dikenal dengan sebutan adat,adat
merupakan cerminan budaya yang tumbuh berkembang dari kebutuhan hidup, cara hidup,
pandangan hidup, yang menjadi keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dimana tempat
itu berada14. Menurut masyarakat dalam kawasan Andiko Nan 44 yang sebagian besar
dalam kawasan kabupaten Kampar, adat itu hanyalah hal-hal yang bersifat baik.15
Menurut Hasan Hanafi, tradisi segala warisan masa lampau yang masuk pada kita
dan masuk kedalam kebudyaan yang sekarang berlaku. Dengan demikian, bagi Hanafi
tradisi tidak hanya merpukana persoalan peninggalan sejarah, tetapi sekaligus merupakan
persoalan kontribusi zaman kini dalam berbagai tingkatannya. Didalam tradisi diataur
terhadap lingkungannya, dan bagaimana perilaku manusia terhadap alam yang lain. Ia
berkembang menjadi suatu sistem, memiliki pola dan norma yang sekaligus juga
12
Ariono Dan Aminuddin Sinegar, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1985), Hal. 4
13
Hasan Hanafi, Pasca Oposisi Tradisi (Yogyakarta: Sarikat, 2003) Hal. 02
14
Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Seni Budaya, Peranan Nilai-Nilai Adat Istiadat Dalam Masyarakat
Kampar, (Kampar: 2005), Hal. 11
15
Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Seni Budaya Kabupaten Kampar, Profil Adat Kabupaten Kampar,
(Bangkinang: Cv.Geometric Tehnik Consultant, 2006), Hal. 11
mengatur penggunaan saksi dan ancaman terhadap pelanggaran dan penyimpangan.
Tidak hanya itu saja tradisi juga merupakan suatu sistem yang menyeluruh, yang terdiri
dari cara aspek yang pemberian arti laku ujaran, laku ritual, dan berbagai jenis laku
lainnya dari manusia atau sejumlah manusia yang melakukan tindakan satu dengan yang
lain.16
Dalam literature islam, adat/tradisi tersebut atau yang berarti adat atau kebiasaab.
Menurut Abdul Wahab Khalaf yaitu al-urf. Al urf adalah sesuatu yang telah diketahui
oleh orang banyak yang dikerjakan oleh mereka, yang berupa perkataan, perbuatan atau
sesuatu yang di tinggalkan. Hal ini dinamakan pula dengaan Al-adh. Dalam bahasa ahli
syara’ tidak ada perbedaan antara Al-urf dan al-adah. Sedangkan menurut Al-Jurani yang
dikuti oleh Muhlis Usman yaitu Al-adah. Al-adah adalah suatu perbuatan maupun
perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia, karena dapat diterima oleh akal,
Tradisi lahir dengan dua cara. Cara pertama, muncul dari bawah melalui
mekanisme kemunculan secara spontan dan tak diharapkan serta melibatkan rakyat
banyak, karenasuatu alasan, individu tertentu menemukan warisan historis yang menarik
perhatian, kecintaan dan kekaguman yang kemudian disebarkan melalui berbagai cara
memengaruhi rakyat. Cara kedua, muncul dari atas melalui mekanisme paksaan. Sesuatu
yang dianggap sebagai tradisi dipilih dan dijadikan perhatian umum atau dipaksakan oleh
individu yang berpengaruh atau berkuasa. Tradisi dalam masyarakat tidak bisa
16
Moh. Nur Hakim, Tradisional dan reformasi pragmatism, (malang: bayu media publishing, 2003) hal. 29
17
Rahmat syafe’I, ilmu ushul fiqh,(bandung: pustaka setia,) hal. 128
18
Shill, The Sosiologi Of Social Change, (Jakarta: Prenada, 2010) Hal. 74
dengan tradisi atau adat adalah sejumlah nilai-nilai dan norma yang berlaku di
B. Pengertian Maantau
kerumah pihak isteri setelah melakukan penundaan serumah.19 Menurut Datuk Majo
kerumah pihak mempelai istri, setelah sekian lama tidak sasopai (serumah). 20
Menurut datuk Bijo Mananti Sebagai salah satu pucuk adat kenegerian Tambang,
beliau menjelaskan bahwasannya maantau itu tradisi adab yang dibalut dengan
kemeriahan adat dalam adat perkawinan untuk menunjukkan kebesaran suku sekaligus
Berdasarkan beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ninik mamak di atas
dapat di ambil kesimpulan bahwasannya yang di maksud dengan maantau adalah tradisi
dengan resepsi sebagai sarana pemberitahuan kepada masyarakat bahwa kedua mempelai
telah menikah.
19
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar
20
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Majo,25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
21
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Sindarokotik, 31 Maret 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
22
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Bijomananti,31 Maret 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
Dalam pelaksanaan maantau harus melalui beberapa proses sebagai berikut :23
1. Manyobuik ka Mamak
2. Mamanggio
Memanggil pihak perempuan dari kesukuan untuk memasak bersama pihak laki-
3. Bodua
4. Maantau
Setelah malam bodua, dan telah melangsungkan akad nikah, maka selanjutnya
anak-kemanakan akan di antar dengan di arak pakai gong serta diiringi lantunan
5. Bolek
D. Tujuan Maantau
Menurut datuok Majo dan datuk Sindarokotik sependapat bahwa tujuan maantau
adalah untuk melestarikan apa yang sudah menjadi kebudayaan dari orang ocu.24
Menurut datuk bijo mananti selain tujuan untuk menjaga adat agar tetap kekal,
23
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
24
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Majo Dan Datuk Sindarokotik, 31 Maret 2021, Desa Sungai
Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
kemanakan dari kesukuan tertentu telah menikah, dan tidak timbul fitnah di masyarakat.25
E. Nilai Maantau
1. Kelebihan Maantau
c. Melestarikan adat.26
2. Kekurangan Maantau
F. Pengertian Nikah
Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin” yang nmenurut
bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin
atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga “pernikahan” berasal dari kata nikah ( )نكاح
yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan dalam
arti bersetubuh(wathi).
Perkawinan adalah suatu hal yang menjadi idaman dan impian bagi sebagian
orang. Memiliki seseorang yang dapat selalu menemani kita dalam setiap keadaan,
terlebih lagi mempunyai anak dan cucu yang nantinya akan meneruskan garis keturunan
kita.
25
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Bijo Mananti, 31 Maret 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
26
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Lintang, 25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
27
Wawancara Pribadi, Tokoh Agama, Datuk Majo, 25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
Nikah secara bahasa berarti mengumpulkan,atau sebuah pengibaratan akan
sebuah hubungan intim dan akad sekaligus, yang dikenal dalam syariat dengan akad
nikah. Sedangkan secara syariat berarti sebuah akad yang mengandung pembolehan
Menurut istilah hukum islam perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang
menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan
hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-kata yang semakna dengannya.29
Dalam kaitannya ini, Muhammad Abu Ishrah memberikan defenisi akad yaitu
akad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga (suami
istri) antara pria dan wanita dan mengadakan tolong menolong dan member batas hak
mengandung aspek akibat hukum, melangsungkan perkawinan ialah saling mendapat hak
dan kewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan pergaulan yang dilandasi tolong
Dalam Al-qur’an dan hadist, perkawinan disebut dengan an-nikh ( )نكاحdan az-
ziwaj/az-zawj atau az-zijah secara harfiah, an-nikh, berarti al-wath’u, adh-dhammu, dan
28
Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam 9, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Hal. 39
29
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat,(Jakarta: Kencana, 2006) Hal, 7-8
30
Wahab kholaf,kaidah-kaidah hukum silam,(bandung : risalah) hal. 132
31
Dzakariyah drajat Dkk, ilmu fiqh,(jakarta: departemen agama RI, 1985)hal. 48
diatas, melalui, memijak, menginjak, memasuki, menaiki, menggauli dan bersetubuhatau
bersenggama.32
Artinya :
Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.36 Berdasarkan Pasal 2 Kompilasi Hukum
Islam, perkawinan adalah akad yang sangat kuad (mistaqan ghalidan) untuk mentaati
Menurut Hanafiah, nikah adalah adak yang member faedah untuk melakukan
mut’ah secara sengaja artinya kehalalan bagi seorang laki-laki untuk beristima’ dengan
seorang wanita selama tidak ada faktor yang menghalangi sahnya perkawinan tersebut
secara syar’i.
Dikalangan ulama Syafi’iyah rumusan yang biasa dipakai adalah “akad atau
disebutkan di ats melihat kepada hakikat dari akad itu bila dihubungkan dengan
kehidupan suami istri yang berlaku sesudahnya, yaitu boleh bergaul sedangkan sebelum
Ada juga beberapa defenisi nikah yang dikemukakan oleh fuqaha, namun pada
prinsipnya tidak terdapat perbedaan yang berarti karena semuanya mengarah kepada
sebagai berikut “perkawinan menurut islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat
kuat atau mitsqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan melakasanakannya
merupakan ibadah”37
Jadi perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada mahkluk
tuhan, baik pada manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang
dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak pinak, berkembang biak, dan
positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti
makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti naluri dan berhubungan anarki tanpa
aturan.
hukum sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan
diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling merindu, dengan upacara ijab Kabul
sebagai lambing adanya rasa ridho meridhoi, dan dengan dihadiri dengan para saksi yang
36
Amir syarifuddin, hukum perkawinan islam di Indonesia, (Jakarta: kencana 2007) hal. 37
37
Kompilasi Hukum Islam
menyaksikan bahwa pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terkait.
Bentuk perkawinan telah memberikan jalan yang aman pada naluri seks,
memelihara keturunan dengan baik, dan menjaga kaum perempuan agar tidak laksana
rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak dengan seenaknya. Perhaulan suami istri
menurut ajaran islam diletakkan dibawa naluri keibuan dan kebapaan sebagai lading yang
baik nantinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik dan menghasilakan buah yang
baik pula. 38
1. Jaiz
tidak menikah, maka dirinya harus dapat menahan godaan dan sanggup
memlihara kehormatannya.
2. Sunnah
dan lain-lain. Maksudnya bagi seorang laki-laki dan perempuan yang ingin
hidup sebagai suami istri sebaiknya menikah, karena dengan menikah bagi
mereka akan mendapatkan pahala, tetapi tidak berdosa kalau memang ingin
3. Wajib
perempuan sudah ada keinginan hidup sebagai suami istri, maka mereka
38
Sayyid sabiq,fiqh sunnah,Beirut: dar-al fikr, 1983) jilid 2 hal. 477
berkewajiban segera melangsungkan perkawinan. Berdosalah kalau tidak
perbuatannya berdosa.
5. Haram
perkawinan dengan niat jahat seperti menipu atau ingin membalas dendam,
1. Rukun Nikah,
substansinya. Adanya sesuatu itu karena adanya rukun dan tidak adanya rukun karena
tidak ada rukun. Berbeda dengan syarat,ia tidak masuk kedalam substansi dan hakikat
sesuatu, sekalipun sesuatu itu tetap ada tanpa syarat, namun eksistensinya tidak
diperhitungkan.40
Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya suatu
pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu,seperti
perkawinan ada beberapa rukun yang harus dilaksanakan dan dipenuhi sebagai
39
Saifullah al-aziz s, fiqh islam lengkap, (Surabaya: terbit terang: 2005) hal. 475
40
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), Hal.61
berikut.41 :
c. Wali nikah
Akad nikah akan di anggap sah apabila ada seorang walinya yang
saja yang menikah tanpa seizing walinya maka pernikahannya batal. (HR.
Bukhori)”
d. Saksi nikah (Pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua orang saksi
nikah tersebut)
e. Ijab qabul
Namun ada beberapa ulama yang berbebda pendapat tentang rukun nikah
diantaranya:
a. Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam
b) Mahar (maskawin)
b. Imam Syafi”i
c) Wali
c. Menurut ulama Hanafiyah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja
(yaitu akad yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon
pengantin laki-laki)
Pendapat yang mengatakan bahwa rukun nikah itu empat karena calon
pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan digabung menjadi satu seperti :
a. Dua orang yang melakukan akad perkawinan, yakni mempelai laki-laki dan
mempelai perempuan
b. Adanya wali
2. Syarat Nikah
Syarat yaitu sesuatau yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya
suatu pekerjaan (ibadah) tetapi sesuatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan
itu, seperti itu menutup aurat untuk shalat atau menurut islam., calon pengantin laki-
42
Abdul rahman ghazali, fiqh munakahat, (Jakarta : kencana 2009) hal. 47
laki/perempuan itu harus beragama islam.43
adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami istri. Pada dasarnyasyarat sah
haram dinikahi, baik karena haram dinikahi untuk sementara maupun untuk
selamanya.
1. Hukum mempersaksikan
Menurut jumhur ulama perkawinan yang tidak dihadiri oleh para saksi
adalah tidak sah. Jika ketika ijab qabul tidak ada saksi. sekalipun
maksudnya adalah sebagai ijab dan qabul pernikahan. Jika yang menjadi
saksi itu anak-anak, orang gila orang bisu, atau orang-orang yang
43
Sayyid sabiq, Abdurrahman ghazali,(Beirut: dar-al fikr, 1983) hal. 45
44
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kenccana, 2003) Hal. 49
45
Ibid,sayyid sabiq. Hal. 543
Maktubah Abu Salmah Al-Atsari yang memberikan penjelasan dari
bapaknya.46
pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil
(baik agamanya).47
Maka tidak sah perkawinan kecuali dengan adanya dua orang saksi yang
adil. Imam tarmidzi berkata :”itulah yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan
para Tabi’in, dan para ulama setelah mereka. Mereka berkata :”tidak sah menikah
tanpa ada saksi.” dan tidak ada perselisihan dalam masalah ini diantara mereka.
4. Laki-laki
7. Jelas orangnya
1. Islam
2. Perempuan
3. Tidak ada halangan hukum yakni tidak bersuami, bukan mahram, tidak
nyata dengan tulisan, lisan atau isyarat tapi dapat juga dengan berupa
5. Jelas orangnya
c. Syarat wali
1. Beragama islam
48
Moh. Rifa’i, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: Pt. Karya Toha Putra,2014) Hal. 422
49
S Munir, Fiqh Syariah, (Solo: Amanda,2007) Hal. 34
50
Azni, Ilmu Fiqh Dan Hukum Keluarga, (Pekanbaru,Pt Raja Grafindo Persada, 2016)
51
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan,(Yogyakarta,Liberti,1982) Hal.
43
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal sehat
4. Merdeka(bukan budak)
5. Berjenis laki-laki
6. Adil
d. Syarat saksi
laki. Akad nikah dengan saksi seorang laki-laki dan dua orang
pernikahan dan talak. Akad nikah bukanla satu perjanjian kebendaan dan
bukan pula dimaksud kebendaan dan biasanya yang menhindari hal itu
adalah laki-laki. Jadi tidak sah jika seorang laki-laki dan dua orang
2. Beragama islam
3. Sudah dewasa
4. Berakal
5. Merdeka
52
Abu Ahmad Najih,Fikih Mazhab Syafi’i, (Bandung: Marja, 2018)Hal.615
Abu hanifah dan syafi’I mensyaratkan orang yang menjadi saksi
harus orang-orang yang merdeka, tetapi ahma tidak mensyaratkan ini dia
berpendapat akan akad nikah yang disaksikan oleh dua orang budak,
masalah lain, dank arena dalam alqur’a maupun hadist tidak ada
6. Adil
hadits: “tidak sah menikah tanpa wali dan dua saksi yang adil”. Menurut
syafi’I perkawinan yang disaksikan oleh dua orang yang belum dikenal
kota, dimana ada orang yang belum bisa diketahui adil dan tidaknya, hal
ini akan menyulitkan. Oleh karena itu cukupla dilihat dari segi lahirnya
sudah dewasa dan sehat rohani (tamyiz), maka jika salah satunya ada
yang gila atau masih kecil (belum cukup umur), maka perkawinannya
tidak sah.
ijab, maka sah akadnya selagi masih dalam majelis dan keduanya tidak
menyibukkan diri dengan urusan lain Karena hukum majelis adalah saat
akad. Namun jika keduanya terpisah sebelum qabul, maka batal ijabnya
itu kepada sesuatu yang baik bagi yang melakukan ijab, karena hal itu
3. Kedua belah pihak yang akad saling mendengar antara yang satu dengan
yang lain dengan sesuatu yang dapat dipahami bahwa maksud dari
7. Orang yang sterkait dengan ijab tidak sedang melaksanakan haji atau
umrah
54
Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2017), Hal.
413
8. Majelis ijab dan qabul harus dihadiri oleh minimal empat orang. Calon
laki-laki atau yang mewakili, wali dari mempelai wanita atau yang
1. Al-qur’an
sunnah para nabi, petunjuk para rasul, yang mana mereka adalah teladan yang wajib
diikuti petunjuknya.
Artinya : “dan sungguh kami telaah mengutus beberapa rasul sebelum engkau
(Muhammad) dan kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan56”.(QS. Ar-
ra’du : 38)
َ ››ِق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل
ٍ ك اَل ٰ ٰي
ت لِّقَ››وْ ٍم َ ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن َخل
َيَّتَفَ َّكرُوْ ن
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendir, agar kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesara Allah) bagi yang
55
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2006) Hal. 21
56
Qs. Ar-Ra’du Ayat 38
57
Qs. Ar-Rum Ayat 21
2. Undang-Undang
akhirnya RUU tersebut diterima oleh kalangan islam dengan mencoret pasal-pasal
dicapai suatu kesepakatan antara fraksi PPP dan fraksi ABRI yang isinya :
a. Hukum agama islam dalam perkawinan tidak akan dikurangi atau di ubah
“perkawinan adalah ikrar lahir bathin antara seorang pria dan seorang
58
Muhammad Abdi Almaktsur, Hukum Keluarga Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru, Suska Press,2014), Hal.
42
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
a. Pasal 2
Perkawinan menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
merupakan ibadah.
b. Pasal 3
mawaddah warohma.
c. Pasal 4
d. Pasal 5
harus dicatat.
Pencatatan perkawinan tersebut ada pada ayat (1), dilakukan oleh pegawai
pencatat nikah sebagimana yang di atur dalam UU No. 22 Tahun 1946 dan UU
59
Kompilasi Hukum Islam Indonesia
BAB IV
HASIL PENELITIAN
diawali dengan mendatangi ninik mamak yang bersangkutan untuk mengatakan niatnya
untuk menikah, setelah diketahui dan direstui ninik mamak maka selanjutnya dilakukan
pemanggilan kepada setiap perempuan dari persukuan ibu yang bersangkutan untuk
masak dalam acara bodua (makan bersama sekaligus doa) untuk anak kemanakan yang
ingin menikah. Kemudian mereka menikah dan kembali kerumah masing-masing dan
Menurut datuk Majo anak atau kemanakan akan diantar kerumah pihak isteri
setelah melewati malam bodua, setelah itu anak atau kemanakan akan diarak menuju
rumah pihak isterinya diiringi gong serta lantunan sholawat, kemudian sampai disana
ninik mamak kedua pihak basiacuong (berbalas pantu), stelah itu barulah anak atau
B. Dampak Positif Dan Negatif Jika Pasangan Tidak Melaksanakan Tradisi Maantau
Menurut Datuk Lintang dan Datuk Majo Maantau dalam adat perkawinan itu
merupakan suatu bagian yang penting dari proses pernikahan, akan kurang berkenan
rasanya kalau mamanggio dan bodua dilakukan kemudian Maantau tidak kita lakukan,
maka jika dikatakan dampak postif dari pasangan yang tidak melakukan ini hanya akan
mengurangi sedikit biaya dan mempersingkat waktu, namun dampak negatifnya hanya
maupun positif apabila ada pasangan yang tidak melaksanakannya karena zaman
sekarang adat sudah tidak seperti dulu yang mempersulit pasangan jika ingin menikah.63
Namun menurut Datuk Bijo Mananti beliau mengatakan bahwa tradisi Maantau ini
bukan adat namanya tapi lebih dari itu, ini sudah menjadi adab dan adab itu bagian dari
syariat, jadi apabila ada yang melanggar maka dia juga melanggar syariat. Bahkan Datuk
bijo mananti mengatakan tradisi Maantau itu sudah dilakukan dari zaman nenek moyang,
makanya kita melakukan tradisi ini sekarang. Namun jika ada pasangan tidak melakukan
Selain itu, orang zaman dahulu kalau sudah menikah, tidak banyak orang tahu,
muhrim oleh masyarakat. Diaggap melakukan sesuatu diluar norma agama. Maka dari itu
dibuatlah peraturan adat bahwa pengantin setelah menikah tidak serta merta boleh
positif jika pasangan tidak melakukan adat maantau dapat mengurangi biaya dan tidak
terlalu banyak campur tangan ninik mamak, namun dampak negatifnya tidak dapat
melestarikan adat istiadat yang telah ada dari zaman nenek moyang dan sudah menjadi
Masyarakat
63
Wawancara Pribadi, Toko Adat, Datuk Sindarokotik, 25 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
Tambang, Kabupaten Kampar
64
Wawancara pribadi, datuk bijo mananti, 26 februari 2021, desa sungai pinang, kecamatan Tambang,
kabupaten kampar
Menurut bapak Jamalus beliau mengatakan selaku masyarakat tentu sudah
semestinya melestarikan budaya, namun apabila budaya itu malah lebih utama dari
syariat tentu ini menjadi masalah. Adat Maantau ini bukanlah sebuah keharusan. Melihat
dari segi mashlahat Maantau ini lebih baik tidak dilaksanakan karena lebih ke
mempersulit bagi yang ingin menikah apalagi sampai terjadi pernikahan sesuku
Menurut ibuk Nurina beliau mengatakan pelaksanaan adat ini sangatla bagus
dikarenakan bisa memperbanyak keluarga sedangkan menurut agama kita, perkawinan itu
bisa dilakukan dengan saudara seibu maka keluarga kita tidak akan berkembang, jika
dilihat dari segi postifnya adat maantau ini lebih baik dilakukan demi kepentingan
Kemudian ada beberapa pendapat dari pasangan yang melakukan adat maanatau.
Beni Irawan ini adalah salah satu dari sekian pengantin yang melakukan
maanatau, Beni Irawan yang menikah ketika berumur 27 tahun dengan istrinya Sefmi
Iska yang berumur 25 tahun pada tanggal 14 april 2015 dan baru serumah pada tanggal
20 april 2015. Yang mana mereka setelah akad nikah pulang kerumah masing-masing,
Beni Irawan pulang ke Sungai Pinang sedangkan istrinya Sefmi Iska pulang ke Ausati.
Beni irawan yang bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu PT yang ada didesa
Sungai Pinang dan istrinya yang tidak bekerja Setelah ditanya lebih lanjut kepada
pasangan apa alasan mereka melakukan nikah gantung atau menunda untuk tinggal
serumah ialah karena mengikuti adat, selain itu juga mereka bahwasannya mereka
percaya dan ikut saja dengan keputusan orang tua dalam mufakat penentuan tanggal
65
Wawancara pridadi, masyarakat 26 februari 2021, desa sungai pinang, kecamatan tambang, kabupaten
kampar
Wawancara Pribadi, Masyarakat, Ibuk Nurina, 26 Februari 2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan
66
serumah, Beni Irawan menjawab tentulah ingin rasanya segera bersama sang istri, dan
Embun Budianto yang menikah ketika berumur 25 tahun dengan istrinya Ilza
Wahyuni berumur 20 tahun menikah pada tanggal 10 january 2020 dan serumah pada
tanggal 15 januari 2020, mereka melakukan hal yang sama juga ketika setelah akad nikah
Embun Budianto memilih pulang ke Pekanbaru dan istrinya tetap di Sungai Pinang yang
mana mereka melakukan akad nikah di KUA yang ada di Sungai Pinang, Embun
budianto yang bekerja sebagai tukang bangunan pada saat ditanya kenapa melakukan
maantau, mereka sedikit bingung dan tidak mengetahui hal itu dan setelah penulis
jelaskan barulah mereka mengerti dan mengatakan karena hal itu sudah menjadi hal biasa
yang masyarakat lakukan dan Embun Budianto serta istrunya juga mengatakan kalau
boleh mereka langsung serumah saja karena menurut mereka kenapa harus menunda
Junaidi ketika menikah berumur 27 tahun dengan istrinya Rafida Azis yang
berumur 24 tahun mereka menikah pada tanggal 9 oktober 2014 dan serumah pada
tanggal 10 november 2014, istrinya Rafida Azis yang bekerja sebagai perawat disalah
satu rumah sakit di Pekanbaru ketika ditanya kenapa melakukan penundaan serumah
Rafida Azis tidak langsung menjawab bahwa dia tidak tahu dan hanya mengikut saja.
Ditanya apakah tradisi maantau sebaiknya dipertahankan atau tidak Rafida Azis bingung
dan memilih tidak menjawab. Namun dia mau ketika setelah akad nikah langsung tinggal
67
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau,Beni Irawan Dan Sefmi Iska, 27 Februari 2021,
Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
68
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Mantau,Embun Budianto Dan Ilza Wahyuni, 26 February
2021, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
serumah dengan suaminya.69
Zulhendri dan istrinya Nelmawati menikah pada tanggal 8 agustus 2017 dan
serumah pada tanggal 30 november 2017, Zulhendri yang beralamat di Balam Jaya juga
memilih kembali kerumahnya setelah melakukan akad nikah, ketika ditanya kenapa
mereka melakukan nikah gantung dan nelmawati menjawab bahwa kakak iparnya sedang
sakit keras hingga dioperasi lalu beliau mengatakan tidak enak melakukan acara jika ada
keluarga yang sedang sakit. Zulhendri yang bekerja di salah satu PT HKI yang berada di
Sungai Pinang Ketika ditanya apa maantau ini lebih baik dipertahankan atau tidak dia
langsung menjawab ya sebagai masyarakat beradat kita seharusnya mengikuti adat, dan
kalau bisa adat tersebut tidak melarang untuk tinggal serumah setelah menikah.70
Sukri dan istrinya Evi Oktaviani menikah pada tanggal 29 desember 2016 dan
tinggal serumah pada tanggal 31 desember 2016. Ketika ditanya kenapa melakukan
maantau mereka hanya menjawab karena adatnya memang bagitu. Sukri yang berprofesi
sebagai pekerja pasang tenda pernikahan ini yang penghasilannya sebulan dari 1juta
hingga 1,5juta. Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama. Evi Oktaviani menjawab
kalau dipertahankan atau tidaknya tradisi itu merupakan wewenang ninik mamak, namun
Lesfikon (26 tahun), dan Sri Yunita (25 tahun), menikah pada tanggal 17
November 2015 dan melakukan resepsi pada tanggal 27 November 2015, ketika ditanya
mengapa melakukan nikah gantung ini, mereka bingung, kemudian ketika penulis
mereka setelah menikah ingin serumah, terlepas dari patut atau tidaknya tradisi ini
dipertahankan mereka menjawab itu lebih baik ditanyakan kepada ninik mamak.72
Khairul Fadhli dan Khairunnisa , setelah menikah Khairul Fadhli dan isterinya
kembali ke rumah masing-masing. Mereka menikah pada tanggal 10 Agustus 2012 dan
adat. Dan keinginan mereka juga sama menginginkan untuk tinggal serumah setelah
menikah. Khairul Fadhli mengatakan menurut dirinya seharusnya tradisi ini tidak usah
dilakukan.73
Hairul Anam dan Siti Aisyah menikah pada tanggal 28 April 2103 dan
melangsungkan resepsi dan tinggal serumah pada tanggal 07 Mei 2013, pasangan ini
sama sama bertempat tinggal di desa Sungai Pinang, mereka mengatakan mengapa
melakukan penundaan serumah ini karena untuk menunggu resepsi dan barulah boleh
serumah kalau tidak rasanya kurang afdhal jika tinggal serumah langsung, merasa tidak
enak dengan orang kampung.ketika menikah Hairul Anam berusia 27 tahun sedangkan
Siti Aisyah 25 tahun, hairul anam berprofesi sebagai petani sawit dan karet yang sebulan
bisa mendapatkan 2 juta dari hasil sawit dan karetnya. Ketika ditanya apakah tradisi ini
tetap dipertahankan atau tidak, mereka menjawab ya sebagai orang beradat kita
seharusnya mengikuti adat, dan kalau bisa adat tersebut tidak melarang untuk tinggal
Muhammad Azka dan Sabaria melangsungkan akad nikah pada tanggal 05 April
72
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau,Lesfikon Dan Sri Yunita, 28 February 2021,
Desa Sungai Pinang, Kecamtan Tambang, Kabupaten Kampar
73
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Khairul Fadhli Dan Khairunnisa, 28 February 2021,
Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
74
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Hairul Anam Dan Siti Aisyah, 29 February 2021,
Desa Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
2019 dan baru tinggal serumah pada tanggal 23 April 2019. Muhammad azka merupakan
kakak dari siti aisyah, azka panggilan akrabnya menikah dengan sabaria, mereka tidak
langsung serumah melainkan kembali ke rumah masing masing pada tanggal yang di
sebutkan di atas, dan ini tanpa melakukan resepsi. Muhammad azka menikahi isterinya
yang lebih tua darinya dua tahun yakni 26 tahun umur sabaria dan 24 tahun umur
Muhammad azka. Pekerjaan Muhammad azka adalah Petani kadang dari hasil panen
sawit atau karet dia mendapatkan gaji berkisar dari 1 juta sampai 1,5 juta Perbulannya.
Ditanya kenapa melakukan penundaan serumah sabaria menjawab bahwa dia tidak tahu
dan hanya mengikut saja. Ditanya apakah tradisi Maantau ini sebaiknya dipertahankan
atau tidak sabaria tidak menjawab dan bingung. Namun dia mau ketika setelah menikah,
romadi dan isterinya qomariyah menikah pada tanggal 30 November 2013 dan
tinggal serumah pada tanggal 11 Desember 2013, pada saat pernikahan umur romadi
sudah dikatakan sangat matang untuk menikah yaitu 26 tahun sedangkan isterinya
qomariyah 18 tahun yang juga sudah di kategorikan dewasa, ketika ditanya kenapa
melakukan Maantau, mereka sedikit bingung dan tidak mengetahui hal itu dan setelah
penulis jelaskan barulah mereka paham dan mengemukakan alasan mereka yang
mengatakan karena hal itu sudah menjadi hal biasa yang masyarakat lakukan dan
jefrinaldi serta isterinya juga mengatakan kalau boleh mereka langsung serumah saja.76
Dari pendapat masayarakat desa Sungai pinang dapat diketahui bahwa , tokoh
agama serta pengantin yang melakukan Maantau, mereka pada umumnya menginginkan
untuk penundaan serumah bagi pasangan suami isteri ditiadakan. Kecuali ninik mamak
75
Wawancara Pribadi, Pengantin Yang Melakukan Maantau, Muhammad Azka Dan Sabaria, 29 February
2021, Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
76
Wawancara Pribadi, Pengantin Melakukan Maantau, Romadi Dan Qomariyah, 29 February 2021, Desa
Sungai Pinang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar
yang menurut mereka tradisi ini seharusnya dijaga dan dilestarikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Maantau merupakan tradisi mengantar anak – kemanakan ke tempat isteri yang
diresmikan dengan resepsi setelah sekian lama tertunda tinggal serumah. Maantau
juga merupakan simbol Kebanggaan dan kebesaran sebuah suku dalam masyarakat.
Maantau dilaksanakan melalui beberapa proses seperti Manyobuik ka mamak,
mamanggio, bodua, Maantau dan bolek.
2. Menurut toko adat desa Sungai Pinang dampak positif jika ada pasangan yang tidak
melakukan adat maantau ini yaitu untuk mengurangi biaya dan tidak terlalu banyak
campur tangan ninik mamak, sedangkan dampak negative dari pasangan yang tidak
melakukan Maantau yaitu tidak melestarikan adat istiadat yang telah dilakukan dari
zaman nenek moyang yang mana adat ini seperti adab dan adab itu bagian dari
syariat.
3. Pandangan masyarakat desa Sungai Pinang terhadap tradisi Maantau dalam
pernikahan orang Ocu ada dua pendapat, pendapat pertama adalah ninik mamak yang
mengatakan kalau tradisi Maantau ini sifat dan tujuannya baik dan harus
dipertahankan. Pendapat kedua adalah para pengantin dan tokoh agama yang
menginginkan apabila pengantin sudah menikah maka langsung saja untuk tinggal
serumah tanpa dilakukan penundaan dan tradisi ini sebaiknya tidak dilakukan atau
dihapuskan.
B. Saran
pandangan masyarakat dalam pelaksanaan tradisi maantau di desa Sungai Pinang, penulis
1. Ulama dan ninik mamak serta pemerintah yang dalam hal ini bermusyawarah dan
bermufakat untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Ulama menjelaskan kepada
ninik mamak mengenai adat sperti ini seharusnya tidak dilakukan lagi, karena tidak
ada keuntungan bagi ninik mamak sendiri, dan bagi keuntungan adat apabila ini
harus dilakukan.
2. Solusinya dalah melakukan beberapa modifikasi untuk adat itu sendiri, seperti
melakukan perkawinan dan resepsi dihari yang sama, sehingga tujuan syariat yaitu
melakukan pernikahan terlaksana dan tujuan adat melakukan resepsi pun tercapai
tanpa perlu melakukan penundaan. Dari segi adat berjalan hikmat dan syariat
mendapat berkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariono Dan Aminuddin Sinegar. (1985). Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Azni. (2016). Ilmu Fiqh Dan Hukum Keluarga. Pekanbaru. Pt Raja Grafindo Persada.
Dinas Perhubungan Pariwisata Dan Seni Budaya. (2005). Peranan Nilai-Nilai Adat Istiadat
Dzakariyah Drajat Dkk. (1985). Ilmu Fiqh. Jakarta: Departemen Agama Ri.
Imam Suprayogo Dan Tabroni. (2011). Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: Posda
Karya.
Moh. Nur Hakim. (2003). Tradisional Dan Reformasi Pragmatism. Malang: Bayu Media
Publishing.
Moh. Rifa’i. (2014). Fiqh Islam Lengkap. Semarang: Pt. Karya Toha Putra.
Muhammad Abdi Almaktsur. (2014) Hukum Keluarga Islam Asia Tenggara. Pekanbaru, Suska
Press.
Muhammad Amin Suma. (2004), Hukum Keluarga Islam Di Dunia Islam, Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada.
Peter Salim. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.
S. Alwi Bin Isa Assegaf. (2008). Hukum Pernikahan. Jakarta: Cahaya Ilmu.
Saifullah Al-Aziz S. (2005). Fiqh Islam Lengkap. Surabaya: Terbit Terang.
Liberti.
Sugiono. ( 2016). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi. (2017). Fikih Sunnah Sayyid Sabiq. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi
Zainuddin Ali. (2006). Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.