Kurikulum Paket A B Dan C

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

KURIKULUM

PROGRAM
PAKET A PAKET B DAN PAKET C
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ( PKBM )

IQRO’
DUSUN WRINGINAN RT04/RW02 DESA TAMBAKREJO KECAMATAN
TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO
KODE POS 67252
HP. 081252765222
e-mail : [email protected]
REKOMENDASI
Nomor : 112/PKBMIQRO/2021

Setelah memperhatikan dan mempertimbangkan usulan dari lembaga, maka Kurikulum

Program Paket A, Paket B dan Paket C PKBM IQRO’ layak mendapat pengesahan.

Demikian rekomendasi ini dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Probolinggo, 05 Juni 2021


Penilik Kecamatan Tongas

Drs. JOKO SISWANTORO, M.Si


NIP. 19650106 199403 1 003
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM
PROGRAM PAKET A, PAKET B DAN PAKET C
Berdasarkan keputusan rapat pengelola atau penyelenggara PKBM IQRO’ bersama tutor
tentang Penyusunan Kurikulum Program Paket A, Paket B dan Paket C, maka kurikulum
ini dapat disahkan dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di PKBM IQRO’
Dusun Wringinan RT04 / RW02 Desa Tambakrejo Kecamatan Tongas Kabupaten
Probolinggo Provinsi Jawatimur.
Kurikulum ini berlaku mulai tahun pelajaran 2021 / 2022.

Probolinggo, 05 Juni 2021


Mengesahkan
Penilik Kecamatan Tongas Ketua Penyelenggara PKBM
IQRO’ Tongas

Drs. JOKO SISWANTORO, M.Si Drs. MA. AMRULLAH,


NIP. 19650106 199403 1 003 M.Pd
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat

menyelesaikan penyusunan Kurikulum Program Paket A, Paket B dan Paket C

PKBM IQRO’ sebagai salah satu acuan satuan pendidikan yang ada di lembaga

kami. Penyusunan kurikulum ini dilakukan bersama-sama antara tutor dan

pengelola / penyelenggara PKBM IQRO’

Penyusunan Kurikulum Program Paket A, Paket B dan Paket C ini

dilakukan dengan merujuk pada Permendiknas No. 14 tahun 2007 tentang Standar

Isi dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan,

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan

aktualisasi pengembangan kemampuan profesional tutor dalam pengembangan

kurikulum. Untuk itu kurikulum ini perlu selalu dievaluasi dan diperbaiki agar

sesuai dengan perkembangan zaman terutama di bidang pendidikan (kurikulun

nasional) dan tuntutan jenjang pendidikan di atasnya serta kebutuhan masyarakat.

Besar harapan kami kurikulum ini dapat dipergunakan khususnya tutor

dalam menyelenggarakan pembelajaran dan stakeholder lainnya dalam pembinaan

penyelenggaraan pendidikan.

Ketua Penyelenggara
PKBM IQRO’ Tongas

Drs. MA. AMRULLAH, M.Pd


DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Rekomendasi ii
Lembar Pengesahan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2
C. Prinsip Pengembangan/ Pengelolaan Kurikulum 2
D. Pengertian 4
1. Kurikulum 4
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 4
3. Silabus 5
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional 6
B. Tujuan Pendidikan Kesetaraan 6
C. Visi 7
D. Misi 7
E. Tujuan Lembaga 8
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum 10
B. Muatan Kurikulum 15
1. Mata Pelajaran 15
2. Ketrampilan Fungsional 16
3. Muatan Lokal 16
4. Pengembangan Diri 16
5. Mata Pelajaran yang Diujikan 17
6. Beban Belajar 18
7. Kegiatan Belajar Dalam Satuan Kredit Kompetensi 19
8. Kriteria Ketuntasan Minimal 20
9. Kenaikan Kesetaran Tingkatan dan Derajat 21
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Pendidikan 23
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tersebut
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi,
potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan Standar
Nasional Pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada
panduan yang disusun oleh BSNP.

b. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan pengembangan kurikulum ini untuk memberikan acuan kepada Tutor dan
Tenaga Kependidikan, dalam mengembangkan program-program yang akan
dilaksanakan. Kurikulum disusun agar dapat memberi kesempatan peserta didik
untuk:
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk menghayati dan mengamati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan dirinya melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Harapan kami kurikulum ini tidak sekedar sebuah dokumen, tetapi betul –
betul sebagai acuan tenaga pendidik dan kependidikan di dalam melaksanakan
tugas utama dan kewajibannya. Para pendidik hendaknya mampu menciptakan
pembelajaran yang bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas
dan kreatifitas anak, efektif, demokratis, dan menantang. Melalui kompetensi tutor
semoga kurikulum ini menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran di PKBM IQRO’.

c. Prinsip Pengembangan/ Pengelolaan Kurikulum


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, Bina Insani, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetennsi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
B. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik.
E. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selaluu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
8. Tematik
Kurikulum dikembangkan dengan mengorganisasikan pengalaman –
pengalaman secara menyeluruh dalam tema – tema kontekstual yang
mendorong terjadinya pengalaman belajar baru yang meluas dan tidak
tersekat – sekat oleh pokok – pokok bahasan sehingga dapat mengaktifkan
aktifitas mental peserta didik sekaligus aktifitas social yang menumbuhkan
kerjasama.
9. Partisipatif
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam
melaksanakannya.

C. Pengertian
B. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP tersusun dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
3. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau pada
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/alat/bahan
belajar, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pncapaian kompetensi untuk penilaian. Contoh silabus terdapat
pada lampiran.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sekenario proses
pembelajaran yang harus dilalui oleh guru dan peserta didik untuk
merealisasikan tujuan dalam kompetensi dasar yang memuat sekurang –
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar. Contoh rencana pelaksanaan
pembelajaran terdapat pada lampiran.
BAB II TUJUAN

PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, Bina Insani dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Kesetaraan

1. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi peserta

didik yang kurang beruntung : putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah

sekolah, khususnya perempuan, minoritas etnik dan anak yang

bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencil atau sulit dicapai

karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi dalam rangka

member konstribusi terhadap peningkatan APM dan APK pendidikan

dasar minimal 2 – 5 % dalam mempercepat suksesnya wajar dikdas 9

tahun

2. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan

orang dewasa melalui akses yang adil pada program belajar dan

kecakapan hidup

3. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan rata – rata lama

pendidikan bagi masyarakat Indonesia 9 tahun sehingga mampu

meningkatkan Human Development Index ( HDV ) dan upaya

menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah

4. Memberikan peluang kapada warga masyarakat yang ingin memiliki


pendidikan setara SD, SMP dan SMA atau sederajat dengan mutu baik

5. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan

kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasikan diri

sekaligus meningkatkan mutu.

C. Visi

Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah


dan

digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Visi juga diartikan

rumusan umum untuk mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode yang direncanakan.

Visi PKBM IQRO’ :

“Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas dan terampil, lebih kreatif


dan produktif, serta selalu ingin mengembangkan diri secara positif
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

D. Misi

Misi adalah jalan yang ditempuh untuk merealisasikan visi yang

ditetapkan berdasarkan asumsi tentang lingkungan yang dimasuki. Misi

juga diartikan tindakan untuk memenuhi masing – masing dari kelompok

kepentingan yang terkait dengan visi. Misi PKBM IQRO’ untuk

mewujudkan visinya adalah:

Mengembangkan usaha-usaha pembelajaran, pemberdayaan pembangunan


masyarakat setempat antara lain. sebagai berikut :

a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk dapat berkarya positif

b. Peningkatan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan sikap untuk


lebih baik
c. Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat
d. Pengembangan usaha-usaha produktif masyarakat

E. Tujuan Lembaga

1. Meningkatkan program belajar mengajar secara efekitif dan efisien

untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang handal,

maupun memiliki kompetensi memasuki persaingan dunia kerja

2. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan keahlian ketrampilan unggulan

yang sesuai dengan potensi, minat dan bakat peserta didik

3. Mendayagunakan sarana dan prasarana guna mendukung terlaksananya

visi dan misi PKBM IQRO’

4. Mendayagunakan kompetensi dan profesionalitas tenaga kependidikan

sesuai dengan program pendidikan yang berorientasi pada perubahan

5. Menambah tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan

profesionalitas sesuai dengan kebutuhan kurikuler dan kebutuhan

ekstrakurikuler

6. Mendorong tenaga kependidikan dan non kependidikan untuk maju dan

berprestasi baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional

7. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1. Struktur Kurikulum
A.1. Struktrur kurikulum Paket A
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK
)
Mata Pelajaran Tingkatan 1 / Tingkatan 2 /
Derajat Awal Derajat
Jumla
Setara Kelas Dasar
h
I - III Setara Kelas
IV – VI
1. Pendidikan Agama 9 9 18
2. Pendidikan
9 9 18
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 15 15 30

4. Matematika 15 15 30

5. Ilmu Pengetahuan Alam 12 12 24

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 18

7. Seni Budaya 6 6 12
8. Pendidikan Jasmani,
6 6 12
Olahraga dan Kesehatan
9. Keterampilan Fungsional*)
9 9 18

10. Muatan Lokal**) 6**) 6**) 12**)

Jumlah 96 96 192
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
A.2. Struktur Kurikulum Paket B
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 3 / Tingkatan 4 /
Mata Pelajaran Derajat Derajat
Jumla
Terampil 1 Terampil 2
h
Setara Kelas Setara Kelas
VII - IX
VIII
1. Pendidikan Agama 4 2 6
2. Pendidikan
4 2 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 4 1
2
4. Bahasa Inggris 8 4 1
2
5. Matematika 8 4 1
2
6. Ilmu Pengetahuan Alam 8 4 1
2
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8 4 1
2
8. Seni Budaya 4 2 6
9. Pendidikan Jasmani,
4 2 6
Olahraga dan
Kesehatan
10. Keterampilan
4 2 6
Fungsional*)
11. Muatan Lokal**) 4**) 2**) 6**)

Juml 64 32 96
ah
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
A.3. Struktur Kurikulum Paket C ( Program IPS )
Bobot Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )
Tingkatan 6 /
Mata Pelajaran Tingkatan 5 /
Derajat Mahir Derajat Mahir Jumla
1 Setara Kelas 2 Setara Kelas h
X XI – XII
1. Pendidikan Agama 2 4 6
2. Pendidikan
2 4 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 8 12
4. Bahasa Inggris 4 8 12
5. Matematika 4 8 12
6. Fisika 2 - 2
7. Kimia 2 - 2
8. Biologi 2 - 2
9. Sejarah 1 3 4
10. Geografi 1 7 8
11. Ekonomi 2 8 10
12. Sosiologi 2 8 10
13. Seni Budaya 2 4 6
14. Pendidikan Jasmani,
2 4 6
Olahraga dan
Kesehatan
15.
4*) 8*) 12*)
Keterampilan
Fungsional*)
16. Muatan Lokal**) 2**) 4**) 6**)
Juml 38 78 116
ah
Keterangan :
*) Pilihan mata pelajaran
**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata
pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke
dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.
B. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C meliputi sejumlah mata


pelajaran yang ditempuh dalam dua tingkatan. Paket A terdiri dari Tingkatan
2 ( Setara Kelas IV – VI ), Paket B terdiri dari Tingkatan 3 ( Setara Kelas VII
– VIII ) dan Tingkatan 4 ( Setara Kelas IX ), dan Paket C terdiri dari
Tingkatan 5 ( Setara Kelas X ) dan Tingkatan 6 ( Setara Kelas XI – XII )
Materi pelajaran keterampilan fungsional, muatan lokal dan kegiatan
pengembangan kepribadian profesional merupakan bagian dari muatan
kurikulum.

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan


keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban
belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.

Pada bagian ini satuan pendidikan mencantumkan 11 mata pelajaran


untuk program Paket A, 11 mata pelajaran untuk program Paket B, 16
mata pelajaran untuk program Paket C program IPS termasuk
keterampilan fungsional, dan muatan lokal beserta alokasi waktunya
yang akan diberikan kepada peserta didik.

Kurikulum Paket A, Paket B dan Paket C PKBM Bina Insani, terdiri


dari 11 mata pelajaran untuk program Paket A, 12 mata pelajaran untuk
program Paket B dan 17 mata pelajaran untuk program Paket C IPS
yang harus diberikan kepada peserta didik. Mata Pelajaran keterampilan
fungsional dan muatan lokal merupakan mata pelajaran berbasis
keunggulan lokal yaitu dengan menggali potensi dan seni budaya
daerah Sedangkan pengembangan kepribadian profesional meliputi
kegiatan layanan konseling.

Pola pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk tatap muka, tutorial dan


belajar Bina Insani.
2. Keterampilan fungsional

Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk


memberikan bekal kemampuan bekerja atau berusaha, sehingga
standar kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu
disusun sendiri oleh satuan pendidikan.

Mata pelajaran ini merupakan pilihan yang harus diikuti oleh setiap
peserta didik berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik
melalui analisis minat dan kebutuhan belajar, sehingga dijadikan
kesepakatan bersama antara pengelola kelompok belajar, tutor dan
peserta didik. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran keterampilan fungsional, atau dua mata pelajaran
keterampilan dalam satu tahun pelajaran.

3. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan pembelajaran untuk


mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang substansi materinya
dapat disesuaikan dan menjadi bagian dari mata pelajaran lain atau
mata pelajaran sendiri.

Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di


kelompok belajar adalah : Bahasa Jawa yang diberikan melalui mata
pelajaran seni budaya dan ketrampilan fungsional. Muatan lokal wajib
bagi semua peserta didik
Kegiatan pengembangan kepribadian profesional di PKBM Bina Insani
dilakukan di bawah bimbingan konselor, tutor, atau tenaga
kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan dan
penyuluhan. Kegiatan pengembangan kepribadian profesional
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik. Kegiatan layanan konseling
dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kelompok dan atau bimbingan
personal peserta didik sesuai kebutuhan.

4. Mata Pelajaran yang diujikan

Pak Pak Paket


N Mata C
et et
o Pelajaran
A B I IP Baha
P A sa
S
Pendidikan
1 X X X X X
. Kewarganegara
n
Bahasa
2 X X X X X
. Indonesia
3 Bahasa Inggris - X X X X
.
4 Matematika X X X X X
.
5 IPA X X - - -
.
6 IPS X X - -
.
7 Fisika - - - X -
.
8 Kimia - - - X -
.
9 Biologi - - - X -
.
1 Sejarah - - - - -
0
.
1 Geografi - - X - -
1
.
1 Ekonomi - - X - -
2
.
1 Antropologi - - - - X
3
.
1 Sosiologi - - X - -
4
.
1 Sastra - - - - X
5 Indonesia
.
1 Bahasa Asing - - - - X
6
.
5. Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam SKK yang menunjukkan bobot


kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran.

1. Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi ( SKK )

2. SKK merupakan modifikasi dari SKS, hanya perhitungan satuan


berbasis capaian kompetensi bukan waktu pembelajaran

3. Dengan SKK diharapkan lebih dapat menghargai pengalaman


belajar Bina Insani yang selama ini banyak dilakukan masyarakat

4. Prior Learning Assesment ang Recognition merupakan perangkat


sistem penilaian yang akan dikembangkan

5. SKK merupakan ukuran kegiatan pembelajaran yang


pelaksanaannya fleksibel

6. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh


dari jalur Pendidikan formal, kursus, keahlian dan pengalaman
yang relevan

7. Dengan SKK, kegiatan tatap muka, praktek ketrampilan, dan


kegiatan Bina Insani yang terstruktur dapat dirancang sesuai
kebutuhan peserta didik di bawah supervisi pendidik

8. 1 ( satu ) SKK setara dengan 1 ( satu ) jam pelajaran Tatap Muka


( TM ) pada jenjang atau 2 tutorial ( Tt ) atau 3 Bina Insani ( Md )

9. Jam pelajaran ditetapkan untuk Paket A 1 jam = 30’, Paket B = 40’


dan Paket C = 45’.
6. Kegiatan Belajar Dalam Satuan Kredit Kompetensi

1. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan pembelajaran baik


dalam bentuk tatap muka, tutorial maupun Bina Insani sesuai dengan
jumlah SKK yang tercantum dalam standar isi

2. Program Paket A Tingkatan 1 / Awal ( Setara Kelas I – III )


mempunyai beban 102 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan minimal 17 SKK per semester.

3. Program Paket A Tingkatan 2 / Dasar ( Setara Kelas IV – V I )


mempunyai beban 102 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan minimal 17 SKK per semester

4. Program Paket B Tingkatan 3 / Terampil 1 ( Setara Kelas VII – VIII )


mempunyai beban 68 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan minimal 17 SKK per semester.

5. Program Paket B Tingkatan 4 / Terampil 2 ( Setara Kelas IX )


mempunyai beban 34 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan minimal 17 SKK per semester.

6. Program Paket C ( IPA / IPS ) Tingkatan 5 / Mahir 1 ( Setara Kelas X


) mempunyai beban 40 SKK setara dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan minimal 20 SKK per semester.

7. Program Paket C ( IPA / IPS ) Tingkatan 6 / Mahir 2 ( Setara Kelas


XI – XII ) mempunyai beban 82 SKK setara dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan minimal 21 SKK per semester.

8. Pengaturan kegiatan pembelajaran adalah sbb : tatap muka minimal


20%, tutorial minimal 30% dan Bina Insani maksimal 50%
7. Kriteria Ketuntasan Minimal

1. Penetapan KKM
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
b. KKM ditetapkan oleh forum tutor inti atau kelompok kerja tutor
c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan
rentang 0 – 100
d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100
e. Lembaga dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan
belajar maksimal
f. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
peserta didik
2. Kriteria
a. Kerumitan
b. Daya dukung
c. Intake ( rata – rata kelas )
3. Penafsiran Kriteria
a. Kerumitan
● Tinggi ( 1 )

● Sedang ( 2 )

● Rendah ( 3 )

b. Daya Dukung
● Tinggi ( 3 )

● Sedang ( 2 )

● Rendah ( 1 )

c. Intake
● Tinggi ( 3 )
● Sedang ( 2 )

● Rendah ( 1 )

4. Penafsiran Kriteria Menjadi Nilai


a. Kerumitan
● Tinggi ( 50 – 64 )

● Sedang ( 65 – 80 )

● Rendah ( 81 – 100 )

b. Daya dukung
● Tinggi ( 81 – 100 )

● Sedang ( 65 – 80 )

● Rendah ( 50 – 64 )

c. Intake
● Tinggi ( 81 – 100 )

● Sedang ( 65 – 80 )

● Rendah ( 50 – 64 )

Contoh : jika indikator yang dimiliki kompleksitas rendah, daya dukung


tinggi dan intake sedang maka nilainya 3+3+2/9x100 = 88,89 maka
dibulatkan KKM 89.

8. Kenaikan Kesetaraan Tingkatan dan Derajat

Kenaikan tingkatan dan derajat dilaksanakan pada setiap akhir


pencapaian kompetensi. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada pola
pembelajaran yang dilakukan. Dengan pola tatap muka kelompok
belajar membagi satu tingkatan dan derajat dalam beberapa satuan
waktu yang pada akhir satuan waktu tersebut diadakan penilaian hasil
belajar sebagai wujud dari pencapaian Standar kompetensi. Setelah
semua Standar kompetensi dapat dicapai dilakukan kenaikan tingkatan
dan derajat dengan Kriteria kenaikan yang berlaku di kelompok belajar
adalah setelah peserta didik memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran satu tingkatan dan


derajat;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh


mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan;

c. Kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran dalam tatap


muka mencapai minimal 65%.

Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),


peserta didik dinyatakan telah menyelesaikan Paket A, Paket B dan
Paket C setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh


mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan;

c. Lulus Ujian Nasional semua mata pelajaran yang diujikan;


BAB IV KALENDER
PENDIDIKAN

A. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu belajar efektif,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Anda mungkin juga menyukai