Deteksi Dini Komplikasi BBL (BUNDA INDAH) - 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA


BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:
1. Agnes Destinara (P00340220003)
2. Resti Sri Widi Hasmoro ( P00340220037)
3. Sopiah Oktami ( P00340220045)

DOSEN PEMBIMBING:
Indah Fitri Andini. SST,M.Keb

KEMENTRIANKESEHATANREPUBLIKINDONESIA
POLTEKKESKEMENKESBENGKULU
PRODIDIIIKEBIDANANCURUP
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunianya pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Deteksi Dini Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir“ ini dengan baik. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
nilainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Curup, 12 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN...................................................................................................3

A. Definisi.......................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................3
C. Waktu pelaksanaan...................................................................................................4
D. Prinsip-Prinsip Bayi Baru Lahir.................................................................................4
E. Deteksi Dini Untuk Komplikasi Pada Bayi Baru lahir..............................................5
F. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir.............................................................................6
G. Manajemen Segera Pada Tanda Bahaya....................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................20

A. Kesimpulan................................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian perinatal yang terdiri atas jumlah yang tidak menunjukkan
tandatanda hidup waktu di lahirkan, penurunan jumlah kematian perinatal dapat di di
capai disamping dengan membuat persalinan seaman-amannya bagi bayi ibu. Dengan
mengusahakan agar janin dan ibu kondisinya baik-baik saja.
Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi
bayi.Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan
kehidupansekarang ( ekstrauterus ) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan
prematur ataupun bayi yangdilahirkan dengan penyulit/komplikasi, tentu proses
adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebihsulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali
menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yangmenyebabkan bayi tersebut tidak
mampu melanjutkan kehidupan ke fase berikutnya(meninggal). Bayi seperti ini yang
disebut dengan istilah bayi resiko tinggi.
Faktor — faktor lain seperti, afiksia neonatorum, letak sungsang dan lain — lain. Dua
hal yang banyak terjadinya angka kematian perinatal ialah tingkat kekurangan gizi Ibu
dan janin serta pelayanan petugas kesehatan. Latar belakang disusunnya makalah ini
adalah agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa tetang pengetahuan
angka kematian perinatal dan pelajaran yang lain

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir ?
2. Apa tujuan dari adanya kunjungan pada bayi baru lahir ?
3. Kapan waktu pelaksanaan melakukan kunjungan bayi baru lahir ?
4. Apa saja prinsip-prinsip bayi baru lahir ?
5. Apa saja deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir ?
6. Apa saja komplikasi pada bayi baru lahir ?
7. Bagaimana manajemen segera pada tanda bahaya ?

1
C. Tujuan
1. Uutuk mengetahui pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui tujuan dari adanya kunjungan pada bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan melakukan kunjungan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bayi baru lahir
5. Untuk mengetahui deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir
6. Untuk mengetahui komplikasi pada bayi baru lahir
7. Untuk mengetahui etmanajemen segera pada tanda bahaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Deteksi Dini pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah lahir,baik di fasilitas
maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali,selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah bayi lahir.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis instrument yang digunakan
adalah :
- Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
- Pengukuran lingkar kepala anak (LKA)

B. Tujuan
Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama
kehidupannya . Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.

Kunjungan neonatal bertujuan :

- Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.


- Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada
neonatus.

Kunjungan bayi bertujuan :

- Untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.


- Untuk Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapat pertolongan.

3
- Untuk Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi
tumbuh kembang.

C. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut:
- Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam
setelah bayi lahir.
- Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3
sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.
- Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
- Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari — 2 bulan
- Kunjungan bayi I kali pada umur 3-5 bulan
- Kunjungan bayi I kali pada umur 6-8 bulan
- Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9-11 bulan

D. Prinsip-Prinsip Bayi Baru Lahir


Jika bayi di lahirkan oleh seorang ibu yang mengalami komplikasi dalam
persalinan, penangan bayi tersebut bergantung pada:
 Apakah bayi mepunyai kondisi atau masalah yang perlu kebutuhan segera ,
 Apakah kondisi ibu memungkinkan merawat bayi secara penuh, sebagian atau
tidak sama sekali

Seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat
meninggal bila tidak di tangani segera. Nilailah secepat mungkin setiap bayi yang
datang dengan tanda kegawatan, tida tergantung apakah anda di panggil ke ruang
bersalin untuk persalinan dengan penyulit. atau bayi yang di bawa dari ruang bersalin,
bangsal bayi atau dar rumah, maupun bayi yang di rujuk dari rumah sakit lain atau
puskesmas. Nilai ulang setiap bayi setelah pemberian terapi atau jika tiba-tiba
keadaannya meburuk.

4
Penilaian Cepat

Letakkan bayi padapermukaan yang hangat, di bawah pemancar dan dengan


pencahayan yang cukup.

Periksa bayi dengan segera adakah tanda bahaya di bawah ini :

- Megap-megap (merintih) atau tidak bernafas atau frekuensi napas kurang dari
20 kali/ menit.
- Perdarahan
- Syok ( pucat, dingn, denyut jantung » 180 x/menit, tidak sadar atau kesadaran
menurun )

E. Deteksi Dini Untuk Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus dengan
melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanyajika di rangsang (letargis)
4. Frekuensi nafas 30 kali permenit atau »60 kali permenit
5. Suhu tubuh 36,5”C atau 237”C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustule pada kulit
9. Nanah banyak di mata dan mata cekung
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
11. Turgor kulit kembali < 1 detik
12. Timbul kuning atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian ASI
14. Bayi berat lahir rendah x 2500gram atau > 4000gram
15. Kelaianan congenital seperti ada celah di bibir atau langit-langit

5
Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran
(oleh tenaga di kamar bersalin) :

a) Tidak bernafas
b) Sesak nafas
c) Sianosis sentral ( kulit biru)
d) Bayi berat lahir rendah (BBLR ) « 2500 gram
e) Letargis
f) Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila x36.5”c)
g) Kejang

Kondisi perlu tindakan awal;

- Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah din atau pecah lama)
- Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif)
- Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan
segera (oleh tenaga di kamarbersalin):
- Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah
kelahiran bayi
- Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai

F. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir Dan Neonatus


Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates,antara lain:
a) Prematuritas dan BBLR
b) Asfiksia
c) Infeksi bakteri
d) Kejang
e) Ikterus
f) Diare
g) Hipotermi
h) Tetanus neonatorum
i) Masalah pemberian ASI
j) Trauma lahir
k) Sindroma gangguan pernafasan
l) Kelainan congenital

6
Prematuritas Dan BBLR BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah dibedakan menjadi :

1. BBLSR Bayi Berat Lahir Sangat Rendah bila lahir berat lahir kurang dari
1.500 gram,
2. BBLR Bayi Berat Lahir Rendah bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram.
Sedangkan bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari usia
kehamilan 37 minggu.

Penyebab BBLR dan kelahiran prematur sangatlah multifaktorial, antara lain


asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam
kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu,
trauma, dan lainnya

Faktor Resiko BBLR

 Asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau
beberapa menit setelah lahir.
 Sindrom Gawat Napas salah satu disebabkan karena faktor paru yang belum
matang tau TRDN sesak sementara pada bayi baru lahir karena cairan paru
yang berlebihan.
 hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C).

Penanganan umum perawatan BBLR atau prematur setelah lahir adalah


mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan
infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya
cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di
otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Upaya yang paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering
memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau
perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak
langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu
menggendongnya. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam
jam sesudah lahir , bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan
lampu penghangat atau alat pemancar panas.

7
Minum sangat diperlukan BBLR dan prematur, selain untuk pertumbuhan juga
harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman utama dan
pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi keuntungan atau
kelebihannya. Disarankan bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi
prematur. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya terkandung
kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal.

BBLR dan bayi prematur sangat rentan terhadap terjadinya infeksi sesudah
lahir. Karena itu, tangan harus dicuci bersih sebelum dan sesudah memegang bayi,
segera membersihkan bayi bila kencing atau buang air besar, tidak mengizinkan
menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal.

Untuk tumbuh dan berkembang sempurna bayi BBLR dan prematur harus
mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak,
serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting dipertahikan agar zat tersebut
betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan
infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam
bulan pertama.

Asfiksi

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.

Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam
uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam
kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan
yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya
dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.

8
Kejang

Kejang, spasme, atau tidak sadar dapat di scbabkan oleh asfiksia neonatorum,
hipoglikemi atau merupakan tanda meningitis atau masalah pada susunan syaraf.
Diantara episode kejang yang terjadi, bayi mungkin tidak sadar, letargi, rewel atau
masih normal. Spasme pada tetanus neonatorum hamper mirip dengan kejang, tetapi
kedua hal tersebut harus dibedakan karena manajemen keduanya berbeda.

Ikterus

Ikterus adalah warna kuning yang ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-14,
tidak disertai tanda dan gejala ikterus patologis.

Ikterus adalah keadaan transisional normal yang mempengaruhi hingga 500


bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin tak
terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga.

Ikterus adalah kadar bilirubin yang tak terkonjugasi pada minggu pertama >2
mg/dl.

Hipotermi

Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh dibawh 36,5”C pengukuran
dilakukan pada ketiak selama 3-5 menit. Hipotermi disebabkan oleh :

1. Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan.


2. Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas yang dingin,
seperti pada waktu menimbang bayi.
3. Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan diudara lingkungan dingin.
4. Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara karena
pintu, jendela terbuka.

Cara Mengatasi Hipotermi

- Ganti pakain yang dingin dan basah dengan pakain yang hangat dan
kering, memakai topi dan selimut yang hangat.
- Bila ada ibu/ pengganti ibu anjurkan menghangatkan bayi dengan
melakukan kontak kulit dengan kulit.

9
- Periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian, bila suhu naik pada batas normal
(36,5 -37,5 “C), berarti usaha meenghangatkan berhasil.
- Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu,
berikan ASI peras.

Rujuk apabila terdapat salah satu keadaan :

1. Jika setelah menghangatkan selama 1 jam tidak ada kenaikan suhu


(membaik).
2. Bila bayi tidak dapat minum
3. Terdapat gangguaan nafas atau kejang.
4. Bila disertai salah satu tanda tanpak mengantuk/ letargis atau ada
bagian tubuh bayi yang mengeras.

Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan pengawasan, bayi tidak
perlu dirujuk. Nasihati ibu cara merawat bayi lekat/ metode Kanguru
dirumah.

Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum Adalah penyakit yang dideritaolehbayibarulahir


(neonatus). Tetanus neonatorum penyebabkejang yang seringdijumpaipada BBL yang
bukan karena trauma Kelahiran atauasfiksia, tetapi disebabkan infeksiselama masa
neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak
aseptic.

Sindroma Gangguan Pernafasan Nafas

Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang


lebih dari 60 kali per menit ,adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat ekspirasi serta
adanya retraksi suprastemal,interkostal.epigastrium saat inspirasi.Penyakit ini
merupakan penyakit membrane hialin,dimana terjadi perubahan atau kurangnya
komponen surfaktan pulmoner komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli
yang dapat mencegah kolapnya paru.

10
Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi.
Penyakit ini terjadi pada bayi mengingat produksi surfaktan yang kurang . Pada
penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu
dan alveolus akan kembali kolaps pada setiap akhir ekspirasi dan pada pernafasan
selanjutnya dibutuhkan tekanan negative intra thorak yang lebih besar dengan cara
inspirasi yang lebih kuat . Keadaan kolapsnya paru dapat menyebabkan gangguan
pentilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan asidosis.

Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh beberapa
sebab.apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda-tanda hipoksia
(kekurangan oksigen),maka proknosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian
bayi baru lahir. Kalau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko tinggi
dan terjadi kelainan neorologis dikemudian hari.

 Penyebab Gangguan Pernafasan :


- Penyakit parenkim paru-paru, misalnya penyakit membran hialin
atelektatis.
- Kelainan perkembangan organ misalnya agenesis paru — paru ,hemia
diafragmatika
- Obstruksi jalan nafas , misalnya trakeomalasia , makrolasia .
 Penilaian

Tanda — tanda gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat


diketahui dengan cara menghitung frekuensi pernafasan dan melihat tarikan
dinding iga serta warna kulit bayi.

 Ciri - Ciri Bayi Yang Mengalami Gangguan Pernafasan


a) Nafas bayi berhenti lebih 20 detik
b) Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir )
c) Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali / menit
d) Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali /menit , mungkin menunjukan tanda
tambahan gangguan nafas.

11
 Penatalaksanaan
Tindakan Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Yang Mengalami Gangguan
Pernafasan Antara Lain:
1. Beri oksigen dengan kecepatan sedang
2. Jika bayi menglami apnea :
- Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi
- Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral ,
nafas megap - megap atau bunyi jantung menetap kurang dari
100 kali /menit,lakukan resusitasi dengan memakai balon dan
sungkup.
3. Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. Periksa kadar glukosa darah.Bila kadar glukosa kurang dari 40 mg.
tangani sebagai hipoglikemia .
5. Berikan perawatan selanjutnya dan tentukan gangguan nafas berat
manejemen spesifik menurut jenis gangguan nafasnya
6. Tentukan apakah gangguan nafas berat,sedang atau ringan
 Cara Mencegah Terjadinya Gangguan Pernafasan :
Jadi untuk mencegah terjadinya ganguan pernapasan Segera lakukan
resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi :
- Tidak bernapas sama sekali / bernapas dengan megap-megap
- Bernapas kurang dari 20 kali per menit.

G. Manajemen Segera Pada Tanda Bahaya:


Tiga keadaan yang perlu tindakan segera ialah : tidak bernafas atau megap-
megap, sianosis atau sukar bernafas.
 Tidak bernafas atau megap-megap
Penanganan umum
- Keringkan bayi, ganti kain basah dan bungkus dengan pakaian hangat
kering.
- Jika belum di lakukan, segera klem dan potong tali pusat.
- Letakkan bayi di tempat yang keras dan hangat untuk resusitasi.
- Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan perawatan
dan resusitasi.

12
Resusitasi

Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan.


Indikator terpenting bahwa di perlukan resusitasi ialah kegagalan nafas setelah bayi
lahir.

Peralatan Yang Dibutuhkan Pada Resusitasi Neonatus

1. Ruang yang hangat & terang


2. Meja / tempat resusitasi 5 Sumber pemancar panas
3. Kain : bersih, kering, hangat
4. Sarung tangan & pelindung lain
5. Jam
6. Plester

Perlengkapan Penghisap

1. Penghisap manual
2. Mekanik kateter penghisap: SF, 8F, 10F, 12F
3. Pipa lambung no 8F, semprit 20 ml
4. Penghisap mekonium

Peralatan Balon & Sungkup

1. Balon resusitasi
2. Katup pelepas tekanan
3. Sungkup bayi cukup & kurang bulan
4. Tabung dan sungkup
5. Oksigen 90 – 100%
6. Sumber oksogen dg flowmeter

13
Tujuan Resusitasi

Agar ventilasi adekuat, O2 dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
O2 ke otak, jantung dan alat vital lainnya.

Penatalaksanaan Resusitasi

Penilaian Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah :


- Apakah air ketuban bercampur
mekonium (warna kehijauan) pada
letak kepala.
Segera setelah bayi lahir :
- Apakah bayi menangis, bernafas
spontan dan teratur, bernafas megap-
megap atau tidak pernafas
Keputusan Memutuskan bayi perlu resusitasi apabila :
- Bayi tidak bernafas atau bernafas
megap-megap
- Air ketuban bercampur mekonium
Tindakan Mulai melakukan resusitasi apabila :
- Bayi tidak bernapas atau megap-
megap : lakukan tindakan resusitasi
BBL.
- Bila air ketuban bercampur
mekonium : Lakukan resusitasi
dengan menajemen air ketuban
bercampur mekonium.

Tempat Resusitasi

- Tempat rata, keras, bersih dan kering


- Meja atau tikar
- 3 lembar kain hangat, kering & bersih diatas meja
- Dipan ibu: 45 cm dari perineum ibu

14
Cara Membersihkan Jalan Napas

Tergantung :

- Ada / tidak ada mekonium


- Tingkat keaktifan bayi

Dilakukan pada mulut terlebih dahulu kemudian hidung.

Ada mekonium, tetapi bayi bugar:

- Bersihkan sekret dari mulut dan hidung


- Kateter penghisap 12 atau 14 F

Tindakan yang dilakukan bila jalan napas sudah bersih,

Untuk :

- Merangsang napas
- Mencegah kehilangan panas, dengan cara:
Mengeringkan tubuh, singkirkan kain basah, dan reposisi kepala

Rangsangan Yang Dapat Membantu Bayi Bernapas:

- Menepuk atau menyentil telapak kaki


- Menggosok punggung, perut, dada atau ekstremitas bayi

Rangsangan yang berbahaya

Tindakan Berbahaya Akibat yang Bisa Terjadi


a) Menepuk punggung a) Perlukaan
b) Menekan Rongga dada b) Patah tulang, pneumotoraks,
c) Dilatasi sfingter ani distress napas, kematian
d) Kompre dingin, panas c) Pecahnya hati, limpa
e) Menggoyang-goyang tubuh d) Robeknya Sfingter ani
e) Hhipotermi, Hipertermi, luka
bakar
f) Kerusakkan otak

Resusitasi tidak dimulai, apabila keadaan bayi:

15
- UK « 23 minggu (berat « 400 gram)
- Anencepali
- Trisomi 13, 18

Resusitasi Dihentikan, apabila:

- Setelah semua langkah dilakukan dengan cara yang benar, tetapi: Bayi tidak
ber-respon, setelah resusitasi 10 menit.

ASUHAN PASCA RESUSITASI

Resusitasi bayi baru lahir :

- Berhasil
Bayi menangis dan bernapas normal sesudaj langkah atau ventilasi, diperlukan
pemantauan dan dukungan.
- Belum / Lurang Berhasil
3X ventilasi tetapi belum bernapas / megap — megap, perlu dilakukan rujukan
- Tidak Berhasil
Sesudah 10 menit tetapi bayi tidak bernapas

Resusitasi Berhasil

 konseling

Bicara dengan ibu dan keluarga mengenai tindakan resusitasi yang


telah dilakaukan dan ajari ibu dan keluarga yaitu dengan cara: menialai
pernafasan, tetap menjaga kehangatan bayi, serta waspadai tanda bahaya.

 Asuhan Neonatal
Minimal 2 jam pertama
a) Pernafasan, warna kulit normal, berikan bayi kepada ibu
b) Pemantauan sekasama 2 jam pertama
c) Jaga bayi tetap hangat dan kering
d) Waspadai apabila Kondisi bayi memburuk

16
Bayi Perlu Rujukan

1. Ventilasi 2 menit tetapi tetap tidak bernapas / megap-megap


2. Frekuensi napas « 40 / menit atau » 60 / menit
3. Tarikan dinding dada
4. Merintih (napas bunyi saat ekspirasi) atau megap-megap (napas bunyi saat
inspirasi)
5. Tubuh bayi pucat atau kebiruan
6. Bayi lemas

Resusitasi Tidak Berhasil

Ventilasi 10 menit tetapi bayi tidak bernapas makan hentikan resusitasi,


berikan:

a) Konseling berupa dukungan moral kepada ibu dan keluarga


b) Asuhan ibu
c) Asuhan tindak lanjut
d) Pencatatan

Asuhan Tindak Lanjut Pasca Resusitasi

Tanda Bahaya, berupa:

1. Gangguan napas 5 Hipotermi


2. Kemungkinan infeksi bakteri
3. Ikterus
4. Gangguan saluran cerna

Sianosis atau Sukar Bernafas

Jika bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi« 30 atau 2 60 x per
menit, tarikan dinding dada kedalam atau merintih)

- Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napasbersih


- Beri oksigen 0,5 1/menit lewatkateter hidung atau nasal prong
- Rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang di tuju.
- Jaga bayi tetap hangat.bungkus bayi dengan kaim lunak, kering, selimuti dan
pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.

17
Pemberian oksigen hanya pada sianosis atau sukar bernapas. Jika terdapat
tarikan dinding dada kedalam, atau megap-megap, atau sianosis menetap,
tingkatkan konsentrasi oksigen dengan kateter nasal, nasal prong, atau kap
oksigen.

Catatn : Pemberian oksigen secara sembarangan pada bayi prematur dapat


menimbulkan kebutaan.

Manajemen segera pada tanda bahaya

1. Perdarahan

Manajemen segera :

- Hentikan perdarahan yang tampak (misalnya perdarahan dan tali


pusat),ulangi penjepitan atau pengiktan tal pusat, jika perdarahan dari
tempat khitan atau sirkumsisi, tekan kompres perdarahan dengan
kompres steril.
- Beri vit K, 1 mg IM
- Ambil contoh darah untuk pemeriksaan golongan dan reaksi silang
- Lakukan manajemen umum perdarahan dan kemudian lengkapi
penilaian lebih lanjut.
2. Syok
Manajemen segera:
- Jika perdarahan sebagai penyebab syok :
a) Beri segera cairan infus ringer laktat atau NaCl 0,996 dengan
dosis 10 mL/kg BB di berikan selama 10 menit Bila tanda syok
masih berlanjut ulangi lagi dosis diatas sesudah 20 menit.
b) Beri segera tranfusi darah O, Rhesus negatif (bila tersedia).
c) Kemudian beri infus glukosa 1095 dengan dosis rumatan sesuai
dengan umur bayi.
d) Beri oksigen dengan aliran kecepatan maksimal.
e) Hangatkan bayi.
f) Setelah kondisinya stabil, lengkapi penilaian lanjut.
- Jika perdarahan bukan penyebab syok :

18
a) Naikkan kecepatan infus cairan IV sampai 20 cc/kg BB jam
selama 1 jam pertama
b) Hangatkan bayi, pastikan lebih hangat
c) Cari tanda-tanda sepsis (misalnya gangguan napas, suhu tubuh
tidak normal, muntah) dan mulai terapi kecurigaan sepsis, jika
tanda tersebut ditemukan.
d) Setelah kondisi stabil,lengkapi penilaian lanjut.
3. Kejang
Manajemen segera :
- Atasi kejang dengan fenobarbital
Bila jalur IV sudah terpasang beri injeksi fenobarbital20 mg/kgsecara
IV pelan dalam waktu 5 menit.
Bila jalur IV belum terpasang, beri injeksi fenobarbital 20 mg/kg BB
dosis tunggal secara IM
- Pasang jalur IV dan beri caiarn IV dengan dosis rumatan.
- Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka.
- Beri oksigen, bila perlu
- Periksa kadar glukosa darah. Bila kadar glukosa darah < 45 menit,
tangani untuk hipoglikemi
- Lakukan manajemen lanjut kejang

Tidak Sadar

- Pasang jalur IV, beri cairan IV dengan dosis rumatan


- Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka, bila perlu beri
oksigen
- Lakukan manajemen lanjut tidak sadar.

BAB III

19
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terjadinya kematian bayi baru lahir masih tinggi di indonesia oleh karena itu kita
sebagai petugas kesehatan harus mampu mendeteksi dini adanya komplikasi pada
bayi baru lahir sehingga kita dapat membuat perencanaan dan penatalaksanaan dari
komplikasi tersebutsehingga dapat memberikan pertolongan segera serta dapat
mencegah terjadinya kematian.

B. Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karna
itu saran dan kritik dari bapak/ibu sangat kami harapkan.Agar makalah ini bisa lebih
baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari. Terimkasih.

DAFTAR PUSTAKA

20
JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini, JHPIEGO Kerja
Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta.

Maryanti, Dwi., Sujianti., Tri, B. 2011. Neonatus, Bayi & Balita.


Jakarta: TIM
Muslihatun, W.N., 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.
Yogyakarta: Fitra Maya
Pediatri, S. 2000. Satgas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI, 2
Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Setiyani, A, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: Kemenkes RI

21

Anda mungkin juga menyukai