4.RKS LPTQ

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 54

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Diponegoro No. 22 Telepon ( 022 ) 4232448; 4233347; 4230963
kode pos 40115
Faksimil : (022) 4203450, Website : www.jabarprov.go.id email : [email protected]

RKS
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Masjid LPTQ
Tahun Anggaran 2021

Konsultan Perencana :
CV. MAHONI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
URAIAN UMUM

1.1 Nama Pekerjaan


Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Masjid LPTQ.

1.2 Lokasi Pekerjaan


Jalan A.H. Nasution KM.8, No.247, Karang Pamulang Kota Bandung.

1.3 Penjelasan Umum


Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Masjid LPTQ berdasarkan konsep Green dan K3. Seksi ini mencakup
ketentuan-ketentuan penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi
kepada setiap orang yang berada ditempat kerja yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi, dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil dan organisasi
pengendalian K3 konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh
pengguna jasa.
Ketentuan K3 Konstruksi meliputi: 1. K3 Umum yang terdiri dari Alat Pelindung Diri
(APD) seperti helm, rompi, jas hujan, payung, sarung tangan, kacamata, 2. K3 khusus
yang terdiri dari mobilisasi personil K3, Alat pelindung kerja (APK), rambu, fasilitas
sarana kesehatan, asuransi tenaga kerja dan perizinan, 3. AHSP K3 terdiri dari
pekerjaan jaring pengaman.

1.4 Peraturan Teknis Pembangunan

Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-peryaratan teknis yang tertera dalam persyaratan StandarNasional Indinesia
(SNI), Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan Nasional maupun
peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan termasuk segala perubahan dan tambahannya, antara lain :
- Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 atau
disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9,
Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum, Juni 1978 9 (disingkat SU-41).
- Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 atau
disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9,
Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum, Juni 1978 9 (disingkat SU-41).
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung & Penjelasan SNI 2847:2019
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Nongedung SNI 1726:2019
- Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural SNI 1729:2020
- Baja tulangan beton SNI 2052:2017
- Beban Minimum Untuk Perancangan Gedung Dan Struktur Lain SNI 1727:2020

1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

- SNI 2049:2015 Semen Portland


- SNI 7064:2014 Semen Portland Komposi
- SNI 0302:2014 Semen Portland Pozolan
- SNI 8363:2017 Semen Portland Slag
- Peraturan Semen Portland Indonesia (15-2049-2004)
- SNI 15-2094-2000 Bata Merah pejal untuk pasangan dinding
- SNI 8640-2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding
- Persyaratan Cat Indonesia (NI-4)
- Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
- Pedoman Plumbing Indonesia SNI 7065-2005
- Peraturan Umum tentang pelaksanaan Air Minum serta instalasi pembuangan dan
peraturan dari Perusahaan Daerah Air Minum setempat.
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2011) dan PLN setempat.
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir untuk bangunan di Indonesia (PUIPP1983)
- Peraturan Sambungan Telepon yang berlaku di Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Penanggulan
Bahaya Kebakaran
- Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Tentang Penggunaan
Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga Kerja dan Kesehatan Kerja yang dikeluarkan
oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instalasi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instalasi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

1.5 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko

2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Pada pekerjaan ini Kontraktor Pelaksana perlu membuat identifikasi bahaya dan
pengendalian risiko dengan harapan pelaksanaan kontruksi dapat menghasilkan zero
accident, Adapun risiko dari pekerjaan ini terdapat pada uraian table dibawah ini :

URAIAN IDENTIFIKASI JENIS DAMPAK / PENGENDALIAN RENCANA


NO
PEKERJAAN BAHAYA RESIKO RESIKO AWAL TINDAKAN

Pekerjaan
1
Persiapan
a. Memastikan
a. Pembersihan · Kaki
Memakai Sarung Pekerja Agar
lapangan dan Jenis bahaya: berdarah dan
Tangan dan Rompi Selalu Memakai
peralatan tetanus
APD
b. Memberikan
Peringatan atau
b. Pemasangan
· Menginjak benda- · Kaki dan Memakai Sepatu Sanksi Bagi
pagar pengaman
benda tajam tangan lecet Safety Pekerja yang
proyek
Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
c. Mob dan Memakai Masker peralatan P3K
· Tersandung dan · Tulang patah
demob dan Kaca Mata dan Kantor
jatuh / retak
pembongkaran Pelindung khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
d. Mob dan dengan instansi
Memakai Helm
demob alat tiang · Terpeleset · Gagar otak kesehatan
Proyek
pancang daerah untuk
tindakatan UGD
e. Pembuatan
gudang, direksi · Tangan tergores Tidak Bercanda
· Kematian
keet, pos jaga dan seng Dalam Bekerja
barak pekerja
f. Pekerjaan
· Kaki tertusuk paku Berhati - Hati
pembongkaran
Memasang rambu -
· Kejatuhan benda rambu peringatan
yang cukup
Checklist semua
· alat kerja dalam
Tersandung/terpeleset kondisi baik
sebelum dipakai
· Terkena tiang
pancang

Pekerjaan
2
Pondasi Dalam
a. Memastikan
a. Pekerjaan Memakai Sarung Pekerja Agar
Jenis bahaya: Risiko:
pondasi sumuran Tangan dan Rompi Selalu Memakai
APD
c. Menyediakan
· Tangan Memakai Masker peralatan P3K
c. Mobilisasi alat
· Tangan lecet sakit untuk dan Kaca Mata dan Kantor
bor
megang Pelindung khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
· Kaki dan tangan · Kepala Memakai Helm
d. Bekisting dengan instansi
mengelupas berdarah Proyek
kesehatan

3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

daerah untuk
tindakatan UGD
· Kepala terkena Tidak Bercanda
e. Pengecoran · Meninggal
benda Dalam Bekerja
· Tertabrak
· Pingsan Berhati - Hati
kendaraan
Memasang rambu -
· Gagar otak rambu peringatan
yang cukup
Memasang lampu
penerangan yang
cukup
Checklist semua
alat kerja dalam
kondisi baik
sebelum dipakai

Tindak lanjut :
Pengendalian Awal
a. Memastikan
Pekerjaan :
3 Jenis bahaya: Risiko: Pekerja Agar
Struktur Beton Memakai Sarung
Selalu Memakai
Tangan dan Rompi
APD
b. Memberikan
Peringatan atau
· Tangan /
a. Pekerjaan Memakai Sepatu Sanksi Bagi
· Tangan lecet-lecet kaki berdarah
pembesian Safety Pekerja yang
dan tetanus
Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
Memakai Masker peralatan P3K
b. Pekerjaan
· Kaki tertusuk paku · Gagar otak dan Kaca Mata dan Kantor
bekisting
Pelindung khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
dengan instansi
c. Pekerjaan · Kepala kejatuhan · Tulang patah Memakai Helm
kesehatan
pengecoran benda / retak Proyek
daerah untuk
tindakatan UGD
d. Pekerjaan
· Kulit kaki · Pendarahan Tidak Bercanda
pembongkaran
mengelupas pada kepala Dalam Bekerja
bekisting
· Luka pada
· Jatuh dari ketinggian Berhati - Hati
mata
Memasang rambu -
rambu peringatan
yang cukup
Memasang lampu
penerangan yang
cukup
Checklist semua
alat kerja dalam
kondisi baik
sebelum dipakai

Pekerjaan
Pengendalian Awal
4 Arsitektur/ Jenis bahaya: Risiko: Tindak Lanjut :
:
Finishing
a. Pekerjaan a. Memastikan
· Menginjak benda- · Terefeksi Memakai Sarung
atap/pemasangan Pekerja Agar
benda tajam tetanus Tangan dan Rompi
genting Selalu Memakai

4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

APD

b. Memberikan
Peringatan atau
· Anggota
b. Pasangan · Tersandung dan Memakai Sepatu Sanksi Bagi
tubuh lecet /
bata jatuh Safety Pekerja yang
luka
Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
Memakai Masker peralatan P3K
· Tulang
c. Plesteran · Terpeleset dan Kaca Mata dan Kantor
retak
Pelindung khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
dengan instansi
d. Pekerjaan · Tertimpah batu · Kepala Memakai Helm
kesehatan
benangan bata berarah Proyek
daerah untuk
tindakatan UGD
e. Pasangan · Kulit mengelupas · Kulit Tidak Bercanda
keramik akibat spesi mengelupas Dalam Bekerja
f. Pekerjaan · Jatuh dari · Patah /
Berhati - Hati
pasang plafond ketinggian retah tulang
Memasang rambu -
g. Pekerjaan · Kepala terkena
· Gagar otak rambu peringatan
pengecatan bendah tumpul / tajam
yang cukup
h. Pekerjaan Memasang lampu
· Kaki luka terkena · Mata perih /
pasang pintu dan penerangan yang
benda kebutaan
jendela cukup
· Dada terluka
· Dada / kaki Memakai safety
terkena percikan api
lecet belt
las
Checklist semua
alat kerja dalam
kondisi baik
sebelum dipakai
Checlist kabel-
kabel alat-alat
elektrik tidak
mengelupas, atau
sambungannya
baik.
Tindak Lanjut :
Pengendalian Awal
a. Memastikan
Pekerjaan :
5 Jenis bahaya: Risiko: Pekerja Agar
Elektrikal Memakai Sarung
Selalu Memakai
Tangan dan Rompi
APD
b. Memberikan
a. Peringatan atau
· Kaki
Menempatkan Memakai Sepatu Sanksi Bagi
· Kaki terkena benda lecek/luka/
material pada Safety Pekerja yang
bengkak
lokasi yang tepat Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
· Kepala
Memakai Masker peralatan P3K
b. Pekerjaan · Kepala kejatuhan bengkak /
dan Kaca Mata dan Kantor
mengulur kabel benda gagar otak
Pelindung khusus
ringan
perawatan P3K
d. Bekerja sama
dengan instansi
c. Pemasangan · Terjatuh dari · Kaki/tangan Memakai Helm
kesehatan
panel scaffolding / tangga patah Proyek
daerah untuk
tindakatan UGD
d. Pemasangan · Tersetrum aliran · Tulang Tidak Bercanda

5
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

lampu dan saklar listrik tangan / kaki Dalam Bekerja


retak
· Pingsan Berhati - Hati
e. Pekerjaan Memasang rambu -
Test dan · Kematian rambu peringatan
Commisioning yang cukup
Memasang lampu
penerangan yang
cukup
Memakai safety
belt
Tindak Lanjut :
Pengendalian Awal a. Memastikan
Pekerjaan
6 Jenis bahaya: Risiko: : Memakai Sarung Pekerja Agar
Mekanikal
Tangan dan Rompi Selalu Memakai
APD
b. Memberikan
· Kaki / Peringatan atau
a. Pemasangan · Terjatuh dari tangan patah Memakai Sepatu Sanksi Bagi
AC split ketinggian tulang atau Safety Pekerja yang
retak Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
b. Pemasangan · Gagar peralatan P3K
· Terpeleset / Tidak Bercanda
pipa air kotor dan otak ringan / dan Kantor
tersandung Dalam Bekerja
bersih berat khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
c. Melakukan dengan instansi
· Tersetrum aliran
test and · Pingsan Berhati - Hati kesehatan
listrik
commisioning daerah untuk
tindakatan UGD
Memakai safety
· Kematian
belt
Checklist semua
alat kerja dalam
kondisi baik
sebelum dipakai
Checlist kabel-
kabel alat-alat
elektrik tidak
mengelupas, atau
sambungannya
baik.
Tindak Lanjut :
Pengendalian Awal
Pekerjaan Atap a. Memastikan
:
7 dan Penangkal Jenis bahaya: Risiko: Pekerja Agar
Memakai Sarung
Petir Selalu Memakai
Tangan dan Rompi
APD
b. Memberikan
Peringatan atau
a. Pemasangan · Terpeleset dan · Patah Memakai Sepatu Sanksi Bagi
alat penangkal petir jatuh tulang Safety Pekerja yang
Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
b. Mengolor dan
Memakai Masker peralatan P3K
melakukan · Tersetrum aliran · Gagar otak
dan Kaca Mata dan Kantor
penyambungan listrik berat
Pelindung khusus
kabel
perawatan P3K
c. Naik ke atas Memakai Helm d. Bekerja sama
· Pingsan
atap gedung Proyek dengan instansi

6
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

kesehatan
daerah untuk
tindakatan UGD
d. Melakukan
Tidak Bercanda
test and · Kematian
Dalam Bekerja
commisioning
Berhati - Hati
Memasang rambu -
rambu peringatan
yang cukup
Memasang lampu
penerangan yang
cukup
Memakai safety
belt
Tindaklanjut :
Pengendalian Awal
Pekerjaan Tanah a. Memastikan
:
8 dan Site Jenis bahaya: Risiko: Pekerja Agar
Memakai Sarung
Development Selalu Memakai
Tangan dan Rompi
APD
b. Memberikan
Peringatan atau
a. Pekerjaan · Kaki terkena besi, · Kaki terluka Memakai Sepatu Sanksi Bagi
galian tanah paku / tertusuk Safety Pekerja yang
Tidak Memakai
APD
c. Menyediakan
· Tangan Memakai Masker peralatan P3K
b. Mengurug
· Tangan lecet sakit untuk dan Kaca Mata dan Kantor
galian
megang Pelindung khusus
perawatan P3K
d. Bekerja sama
dengan instansi
c. Pekerjaan · Kaki dan tangan · Kepala Memakai Helm
kesehatan
pemadatan mengelupas berdarah Proyek
daerah untuk
tindakatan UGD
d. Pekerjaan · Kepala terkena Tidak Bercanda
· Meninggal
rabatan lantai benda Dalam Bekerja
· Tertabrak
· Pingsan Berhati - Hati
kendaraan
Memasang rambu -
· Gagar otak rambu peringatan
yang cukup

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dan perinciannya pada Pekerjaan
Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Masjid LPTQ meliputi beberapa pekerjaan,
sebagai berikut:
i. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Struktur Bawah
2. Pekerjaan Struktur Atas
ii. PEKERJAAN ARSITEKTUR

7
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

1. Pekerjaan Beton Praktis dan Balok Praktis


2. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
3. Pekerjaan Kusen Alumunium dan Railling
4. Pekerjaan Lantai
5. Pekerjaan Plafond
6. Pekerjaan Pengecatan dan Laburan
7. Pekerjaan Sanitary Unit
iii. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Elektrikal
2. Pekerjaan Plumbing

Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

Meyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin pengaduk beton,
mesin las, alat-alat bor, compactor, vibrator, scaffolding, alat-alat pengangkat dan
peralatan-peralatan lain yang benar- benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung,
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserahterimakannnya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan
pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Kansultan Pengawas/
Owner.

2.2 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA


KERJA DAN SYARAT-SYARAT dan Bill Of Quantity pekerjaan ini ;

b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-


SYARAT pekerjaan ini ;

c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan


kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.

2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam

8
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
f. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)


Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As
Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh
konsultan Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.
6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu
pelaksanaan.
Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja


pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.

9
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan
disyahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada
Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.

Pasal 5
LAPORAN - LAPORAN

1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.

Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN

10
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik


Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua Petugas dan pekerja.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk Penjaga Keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 Buah dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Scafolding
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah.
h. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.
i. Mesin Pemotong keramik
j. Mesin Pemotong Allumunium
k. dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.

Pasal 11
SITUASI

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
klaim dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal 12

11
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan
selalu dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja.
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
f. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
g. Administrasi dan lain lain.

2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.

a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak


pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman
terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.

3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.

a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.
Bangsal Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :


- Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :


- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
- Komputer (PC) Ram 4GB 1 Unit
- Printer A3 1 Unit
- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik

12
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

- Papan untuk menempelkan gambar


- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6 (enam) buah Helm Proyek untuk Team Konsultan Pengawas
- 6 (enam) buah Safetyshoes SNI Sek. Kings / Krisbow untuk Team Konsultan
Pengawas
- 6(enam) buah Helm Proyek untuk Direksi / Tamu
- 6 (enam) buah Safetyshoes untuk Direksi / Tamu

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.

e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus


sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan
pemasangan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam


kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1
buah kapsitas 5 kg.

6. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.

7. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan

13
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

a. Pembongkaran dan Pembersihan.


Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala
sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Pengamanan
1). Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama
pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.

2). Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.
3). Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi


tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan
tambah.

8. Administrasi dan lain lain

01. Papan Nama Proyek.


Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
02. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman
pekerjaan.
03. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya
04. setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting
sampai pekerjaan selesai 100%.

Pasal 14
PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, dan LANTAI KERJA

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan, dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
Pekerjaan Galian, Urugan Pasir, dan Lantai Kerja.

2. Persyaratan Pelaksanaan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama
gambar Kerja, Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi dilapangan.
a. Pekerjaan Galian
- Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian ditanah yang
diperlukan untuk:

14
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

 Pondasi, meliputi: Pile Cap dan Sloop


 Galian lain seperti yang ditujukan dalam Gambar Kerja dan atau oleh
Pengawas.
- Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa disetujui
oleh Pengawas.
- Galian untuk kontruksi harus sesuai dengan Gambar kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
- Urutan penggalian ini harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak
atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
- Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang
terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan
5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
- Bila pada galian terdapat instalasi existing, kontraktor harus mengikuti prosedur
seperti terurai dalam pasal 1.5
- Bila Kontraktor melakukan pengalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan dengan
urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi
lapis jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
- Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
- Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan
harus di bersihkan dari segala macam kotoran.
- Galian Pondasi Sloof harus dilakukan dengan lebar lantai kerja Pondasi atau
seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja, denga penampang Lereng galian kiri
dan kanan dimiringkan 10o kearah luar pondasi, dan sumbu, ketinggian serta
bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa seta disetujui Pengawas.
- Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dan dalam Tapak Konstruksi. Area
antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.
- Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka
apabila dianggap perlu oleh Perencana, Kontraktor harus menahan kontruksi
penahan / casing sementara dari bahan seng Gelombang BJLS 50 atau setara.
Atau dari papan – papan tebal 3 cm diperkuat denga kayu-kayu dolken, minimal 8
cm sehingga kontrusi tersebut dapat manjamin kesetabilan lereng.
Apabila dan atau permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan
pompa Air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenang galian. Di
syaratkan bahwa seluruh permukaan galian, terutama lantai galian, harus kering
untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan
 Pondasi Pile Cap dan Sloop
- Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 1.10 s. d. 1.12 diatas ditanggung oleh
kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
-
b. Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan
- Pekerjaan pengurugan dan pemadatan ini untuk :
 Semua Galian sampai permukan yang ditentukan atau sebagai Gambar kerja

15
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

 Semua Tanah lantai bangunan sampai permukan yang ditentukan atau sesuai
Gambar Kerja.
- Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabila diminta oleh Owner /
Pengawas minimal 3 titik sebagai titik yang ditentukan oleh pengawas.
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah
bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan
lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
- Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pemadatan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
- Urugan harus terbebas dari segala bahan yang membusuk, sisa bongkaran dan
atau yang mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urug dapat diambil dari bekas
galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan
seperti tersebut diatas atau telah disetujui Pengawas.
- Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan
dengan cara mekanis/alat berat/alat pemadat lainnya yang disesuaikan dengan
kondisi area yang dipadatkan sampai mencapai permukaan atau peil yang
diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau
20 cm. Setiap kali penghamparan harus dapat persetujuan dari Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan dibawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara
yang disetujui Pengawas.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilaksanakan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.

c. Pekerjaan Urugan Pasir


- Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/bawah pondasi plat
setempat, Sloop dan pasangan keramik atau lainnya sesuai yang ditunjukkan pada
gambar kerja.
- Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal minimum 5 cm atau sesuai gambar kerja
untuk pondasi plat setempat, Sloop, dan pasangan keramik atau lainnya sesuai
yang ditunjukkan pada gambar kerja.
- Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan cara ditimbris
sambil disiram air.
- Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/humus-humus..

d. Pekerjaan Lantai Kerja


- Pekerjaan Lantai Kerja ini untuk :
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai Gambar kerja.
Semua Tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai Gambar
kerja.
- Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Concrete Mixer selama 3 (tiga) menit
- Lantai kerja adalah Beton Mutu K-100, Slump 3-6 cm, w/c = 0,87 diletakan diatas
permukaan tanah dan atau diatas urugan pasir dengan ketebalan minimum 5 cm
atau sesuai gambar kerja.
- Pekerjaan Lantai Kerja ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu.

16
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 15
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Beton Bertulang untuk Struktur, meliputi:
a. Pondasi Telapak 32,56 MPa
b. Sloop 32,56 MPa
c. Kolom Struktur 32,56MPa
d. Plat Lantai 32,56 MPa
e. Plat Atap 32,56 MPa
f. Dan lain-lain yang tercantum dalam gambar kerja

Pekerjaan Beton tidak Bertulang


 a. Pekerjaan Lantai Kerja
 b. Dan lain-lain yang tercantum dalam gambar kerja
2. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
2.1 Portland Cement (PC)
Referensi Produk : Sekualitas Tiga Roda
PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang
memenuhi persyaratan dalam ASTM C150M, Semen hidrolis blended: ASTM
C595M kecuali Tipe IS (>70), yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat
utama beton structural, Semen hidrolis ekspansif: ASTM C845;
- Semen hidrolis: ASTM C1157M;
- Abu terbang (fly ash) dan pozzolan alami: ASTM C618;
- Semen slag: ASTM C989;
- Silica fume: ASTM C1240.
a Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya, tidak diperkenankan untuk
digunakan.
b Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
semen bebas dari kelembapan Konsultan pengawas dapat memeriksa semen
yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum
dipergunakan.Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan pengawas
c Pekerjaan untuk pengambilan contoh-contoh tersebut,semen yang tidak dapat
diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,harus tidak
dipergunakan/diafkir
d Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton,maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban kontraktor.
2.2 Pasir Beton
a Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas
dari bahan – bahan organis,Lumpur dan lain sebagainya,serta memenuhi

17
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

syarat ASTM C330M


b  Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak diperkenankan
memakai pasir laut.
c Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Apabila lumpur
melampaui 5 % yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian yang dapt
melalui ayakan 0.0063 mm . apabila kadar agregat melampaui 5 % agregat
harus dicuci.
d Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada Konsultan Pengawas/Direksi
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15
kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas)
hari sebelum diperlukan
e  Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran
dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan
harus diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir
alam sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan disini.

2.3 Agregat/Koral Beton


a.  Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam SNI-2847;2013, dan
harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
o Agregat normal: ASTM C33M;
o Agregat ringan : ASTM C330M.
Perkecualian: Agregat yang telah terbukti melalui pengujian atau
penggunaan nyata dapatmenghasilkan beton dengan kekuatan dan keawetan
yang baik dan disetujui oleh instansi tata bangunan.
b. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
(a) 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan, ataupun
(b) 1/3 ketebalan slab, ataupun
(c) 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan atau kawat, bundle tulangan, atau
tendon prategang, atau selongsong.
c. Batasan ini tidak berlaku bila dalam pertimbangan insinyur profesional
bersertifikat, kelecakan (workability) dan metoda pemadatan adalah agar beton
dapat dicor tanpa keropos
 atau rongga udara.
2.4 Air
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton.Air yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi
ASTM C1602M.
b. Apabila dipandang perlu Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya
air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi atas
biaya pemborong. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau
pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas
yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.

2.5 Baja Tulangan


Ref. Produk, Baja Tulangan (SNI): Garuda Steel, Gunung Garuda, Krakatau
Steel (KS)

18
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

a. Tulangan yang digunakan harus tulangan ulir, kecuali untuk tulangan spiral
atau baja prategang diperkenankan tulangan polos; dan tulangan yang
mengandung stud geser berkepala.
b. Pengelasan baja tulangan harus memenuhi ANSI/AWS D1.4 dari American
Welding Society (AWS). Tipe dan lokasi sambungan las dan persyaratan
pengelasan lainnya harus ditunjukkan pada dokumen kontrak. Spesifikasi
ASTM untuk tulangan batang, kecuali untuk ASTM A706M, harus dilengkapi
untuk mensyaratkan laporan properti material yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan dalam AWS D1.4.
c. Tulangan Ulir
Tulangan ulir harus memenuhi persyaratan untuk batang tulangan ulir dalam
salah satu ketentuan berikut:
(a) Baja karbon: ASTM A615M;
(b) Baja low-alloy: ASTM A706M;
(c) Baja stainless: ASTM A955M;
(d) Baja rel dan baja gandar: ASTM A996M. Batang tulangan dari baja rel
menggunakan Tipe R.
Baja tulangan ulir harus memenuhi salah satu spesifikasi ASTM yang
disebutkan diatas, kecuali untuk batang tulangan dengan mutu baja (fy) kurang
dari 420 MPa, kekuatan lelehnya harus diambil sebesar tegangan yang
berhubungan dengan regangan sebesar 0,5 persen, dan untuk batang
tulangan dengan (fy) paling sedikit 420 MPa, kekuatan lelehnya harus diambil
sebesar tegangan yang berhubungan dengan regangan sebesar 0,35 persen.
Dan untuk Anyaman batang baja untuk penulangan beton harus memenuhi
ASTM A184M. Baja tulangan yang digunakan dalam anyaman harus
memenuhi ASTM A615M atau ASTM A706M. dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
d. Tulangan Polos
Batang tulangan polos untuk tulangan spiral harus memenuhi ASTM A615M,
A706M, A955M, atau A1035M. Kawat polos untuk tulangan spiral harus
memenuhi ASTM A1064M, kecuali untuk kawat dengan fymelebihi 420 MPa,
kuat lelehnya harus diambil sebesar tegangan yang berhubungan dengan
regangan sebesar 0,35 persen.
Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih-serpih, karat dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran. diameter besi ulir adalah
diameter dalam. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar
Kerja, penggantian dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari
Direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap
yang digambar sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung jawab
Kontraktor.

2.6 Bahan Campuran Tambahan/Adhitive


a.  Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture / Additives) kecuali
yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh

19
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic


pressure) tidak boleh bahan kedap air yang mengandung garam stearate.
c. Material campuran tambahan untuk mengurangi air dan memodifikasi waktu
pengikatan harus memenuhi ASTM C494M. Material campuran tambahan
untuk pemakaian beton alir (flowing concrete) harus memenuhi ASTM
d. C1017M. Material campuran tambahan pengisi udara (air-entraining admixture)
harus memenuhi ASTM C260. Material campuran tambahan yang digunakan
dalam beton yang tidak memenuhi persyaratan diatas harus sudah mendapat
persetujuan insinyur profesional bersertifikat.
e. Kalsium klorida atau material campuran tambahan yang mengandung klorida
dari sumber selain bawaan bahan dasar material campuran tambahan tidak
boleh digunakan pada beton prategang, pada beton dengan aluminium
tertanam, atau pada beton yang dicor dengan menggunakan cetakan baja
galvanis yang turut serta dicor bersama.
f. Material campuran tambahan yang digunakan pada beton yang mengandung
semen ekspansif yang memenuhi ASTM C845 harus cocok dengan semen
yang digunakan tersebut dan menghasilkan pengaruh yang tidak merugikan.
g. Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan hasil
pekerjaan benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
h. Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton
dipakai bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta
permukaannya harus dikasarkan.
I. Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter calbond dicampur dengan
larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan cara ditaburkan.

2.7 Penyimpanan Material


Material sementisius dan agregat harus disimpan sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan, atau intrusi material yang mengganggu. Setiap material
yang telah terganggu atau terkontaminasi tidak boleh digunakan untuk
pembuatan beton.

2.8 Bekisting
 Bekisting dibuat dari Multipleks, t = 9 mm uk. 1,20 x 2,40 untuk Kolom Struktur
dan Balok Struktur. Plywood t = 9 mm dan metal sheet t= 0,85 mm untuk Plat
Atap. Pasangan 1/2 Bata untuk Pondasi Plat Setempat, dan Sloop, Papan
Kayu Kelas III untuk Sloop yang tidak berhubungan langsung dengan tanah
dan Kolom Praktis, Multipleks t = 9 mm untuk Meja Beton dan Balok Lintel.
Bekisting tersebut didukung dengan rangka penguat penyokong dan
penyangga dibuat dari kayu Kelas II dan Kayu Kelas III secukupnya, sehingga
mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan mendukung beton sampai
selesai proses ikatan beton.
 Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu kelas II dengan ukuran minimum 5x10
cm atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan memakai bambu.
 Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang
rata dan halus.

3. Persyaratan Teknis

20
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

3.1 Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-
baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
Nilai fc‟yang digunakan pada bangunan yang direncanakan sesuai dengan aturan-
aturan dalam Standar ini, tidak boleh kurang daripada 17 MPa. Bila kriteria
perancangan dalam pasal 8.6.1, 12.2.4(d), dan 22.2.4 SNI 2847-2013 menyediakan
untuk penggunaan nilai kekuatan tarik belah beton, fct, pengujian laboratorium harus
dilakukan sesuai dengan ASTM C330M untuk menghasilkan nilai fct yang
berhubungan dengan fc‟
3.2 Komposisi campuran beton dibuat dengan perbandingan volume dengan multibeton
berdasarkan mix disain sebagai berikut :

Macam Perbandingan Penggunaan


C1 Mutu Beton fc’ Untuk pekerjaan beton tumbuk, rabat dan lantai
7.4MPa (K-100) kerja. (tidak untuk elemen struktur)
C2 Mutu Beton >fc’ Untuk pekerjaan beton bertulang non struktur
14.5MPa K-175 seperti kolom praktis, balok lintel, meja beton, dan
beton non struktur lainnya
C3 Mutu Beton > fc‟ Untuk pekerjaan beton bertulang struktur seperti
32,56 MPa (K- Pile Cap, Sloop, Kolom, Balok, dan beton struktur
400) lainnya

3.3 Ukuran maksimum dari agregat pasir dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhituingkan celah
lubang antar tulangan agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
3.4 Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
3.5 Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan, keawetan dan kekuatan
yang dikehendaki.
3.6 Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat dan tidak
boleh melebihi 0,55 (dari beratnya) pengujian beton akan dilakukan oleh Kontraktor
dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan-
tujuan seperti diatas dan Kontraktor tidak berhak klaim atas perubahan-perubahan
yang demikian.
3.7 Proporsi bahan untuk beton harus dibuat untuk:
(a) Memberikan kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah dicor ke
dalam cetakan dan ke celah di sekeliling tulangan dengan berbagai kondisi
pelaksanaan pengecoran yang harus dilakukan, tanpa terjadinya segregasi atau
bleeding yang berlebih;
(b) Memenuhi persyaratan untuk kategori paparan yang sesuai dari Pasal 4;
(c) Memenuhi persyaratan uji kekuatan;
Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan,maka factor air semen ditentukan sebagai berikut :
o Faktor air semen Untuk pondasi, sloof, poer, maksimum 0,65
o Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton, dan

21
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

listplank/parapet maksimum 0,60


o Faktor air semen untuk konstruksi plat atap dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
3.8 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan factor
air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas/direksi.
3.9 Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas pekerjaan atas biaya
kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran beton jika dipandang perlu harus
diubah untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan,kekedapan,atau kekuatan. dan kontraktor tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.
3.10 Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda-benda uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air
untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama
atau yang menjadi kering sebelum dipasang tidak diperkenankan.
b. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nulai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari 8
cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
c. Benda uji untuk uji kekuatan harus diambil sesuai dengan ASTM C172.
Benda ujisilinder untuk uji kekuatan harus sesuai dengan SNI 1974-2011.
Silinder harus berukuran 100 kali 200 mm atau 150 kali 300 mm.
Tingkat kekuatan suatu mutu beton individu harus dianggap memenuhi
syarat jika dua hal berikut dipenuhi:
(a) Setiap nilai rata-rata aritmetika dari semua tiga uji kekuatan yang
berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc‟;
(b) Tidak ada uji kekuatan (lihat 5.6.2.4) di bawah fc dengan lebih dari 3,5
MPa jika fc‟ sebesar 35 MPa atau kurang; atau dengan lebih dari 0,10
fc‟jika fc‟lebih dari 35 MPa.
d. Pengujian slump disesuaikan dengan SNI 2847-2013 dan Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan cuntoh-contoh
pemeriksaan yang representatif, frekuensi akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
e. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan „BK‟ (kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.

4. Persyaratan Pelaksanaan
4.1 Rujukan pelaksanaan pekerjaan ini ialah gambar rencana dalam Dokumen Tender;
pelaksanaan yang menyimpang dari gambar wajib dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan konsultan supervisi dan keputusan perubahannya harus dinyatakan dalam
Berita Acara.
4.2 Pemborong wajib mengadakan kembali pengukuran terhadap kondisi existing

22
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

dengan setepatnya, perbedaan yang ditemukan wajib dikonsultasikan dengan


konsultan supervisi.
4.3 Sebelum mendatangkan material, pemborong harus memberikan contoh material
kepada konsultan supervisi untuk mendapatkan persetujuannya.
Material yang didatangkan tidak sesuai contoh yang telah disetujui akan ditolak dan
sesegera mungkin dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
4.4 Sebelum memulai pekerjaan, baik awal pekerjaan maupun awal bagian pekerjaan,
pemborong wajib memberitahukan paling lambat 2 hari sebelumnya kepada
konsultan supervisi.
4.5 Pemborong wajib membersihkan terlebih dahulu bagian-bagian yang akan menjadi
kontak material/konstruksi lama dengan yang baru.
4.6 Pemborong wajib melaporkan kondisi kontruksi/material lama yang kemungkinan
tidak mampu mendapatkan beban tambahan karena adanya penambahan
kontruksi/material baru.
4.7 Bagian pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai petunjuk konsultan supervisi,
harus segera dibongkar atas resiko pemborong.
4.8 Pemborong wajib melaporkan dan melakukan konsultasi dengan konsultan supervisi
bila menemukan hal-hal yang akan dapat melengkapi/ meningkatkan maksud dari
pekerjaan ini.

5. Akhir Pekerjaan
5.1 Pekerjaan wajib diselesaikan sesuai gambar rencana dan dapat berfungsi sesuai
maksudnya.
5.2 Seluruh pekerjaan dinyatakan sesuai dengan perencanaan setelah mendapatkan
pemeriksaan dan persetujuan dari konsultan supervisi.
5.3 Pekerjaan dapat dinyatakan selesai seluruhnya setelah seluruh sisa material,
peralatan, dan bekas-bekas pelaksanaan pekerjaan di keluarkan dari lokasi
pekerjaan dan lokasi pekerjaan dikembalikan kepada kondisi seperti awalnya serta
sudah dapat difungsikan sesuai maksudnya.
5.4 Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai seluruhnya dengan baik, setelah
mendapatkan pemeriksaan dari konsultan pengawas dan dinyatakan dalam Berita
Acara.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 16
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi ;


a. Pasangan dinding bata ringan
b. Plesteran Instan
c. Acian Plesteran dan Acian Beton
d. Pelapis Dinding Homogenius Tile

2. Persyaratan Bahan

a. Bata Ringan
Bata Ringan harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya
harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas dari cacat,
retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai Bata Ringan mutu yang
baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke Konsultan Pengawas

23
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian. Adapun spesifikasi mengenai


Bata Ringan diantaranya :
• Ukuran : Panjang 60cm , Lebar 20cm , Tebal 10 cm
• Berat jenis kering : 520 kg/m3
• Berat jenis normal : 650 kg/m3
• Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
• Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
• Tebal spesi : 3 mm
• Ketahanan terhadap api : 4 jam
• Referensi Produk : Leibel, Heibel

c.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.

d.Semen Plester dan Acian Instan, merk Aplus.

e. Homogenius Tile
HomogeniusTile yang digunakan sekualitas Infinity.
Sudut - sudutnya harus siku. Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

d. Pekerjan pelapis dinding

1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang keramik/batu alam harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan harus dihindarkan, kecuali ditentukan dengan pola
Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati- hati, rapi,
lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong harus
diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur
dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang keramik/Keramik/andesit terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik/batu
alam ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.

e. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA RINGAN

1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan

24
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Pekerjaan dari Bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu sebagaimana
diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
1. Pasangan bata ringan untuk pemisah ruang
2. Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding bata
dengan menggunakan unit-unit bata yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non-
struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen pendukung arsitektural.
1.2. Jaminan Kualitas
a. Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan
konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang
telah ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh
organisasi pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh
yang berkuasa secara juridis atau telah memperoleh pembakuan setempat.
b. Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari
kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu
pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber
dan produsen untuk setiap agregat.
c. Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan berikut
dengan metode yang dinyatakan:
1) Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat batu bata per SII 0021-78 apabila
dipandang perlu oleh Direksi Pengawas.
2) Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk
pasangan.
1.3. Ajuan
a. Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe
yang memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan
lembaran batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang
disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga
mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu
yang termasuk posisi, layout dan penulangan kolom praktis, balok pengikat, ring
balok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan standardaya sudah
dinyatakan dalam RKS ini.

1.4. pengiriman, penyimpanan dan penanganan pemeliharaan


a. Kirimlah bahan untuk pasangan batu bata ke proyek dalam keadaan tidak rusak.
b. Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan
kualitas atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi,
korosi atau kasus lain.
c. Simpanlah bahan yang mengandung semen jauh di atas tanah, dengan penutup
dan dalam lokasi yang kering.
d. Simpanlah agregat dalam hal penentuan tingkat dan karakteristik lain yang
disyaratkan dapat dijaga.
e. Simpanlah kelengkapan pasangan batu bata termasuk item-item logam untuk
mencegah penurunan kualitas akibat korosi/pengkaratan dan akumulasi kotoran /
debu.

25
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

1.5. Kondisi Proyek


a. Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding
dengan lembaran penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian
selesai. Tutuplah struktur yang telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang
dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh cuaca.
b. Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah
penutup dengan aman di tempatnya.
c. Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah
pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.
d. Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan
dinding dan kolom pasangan batu.
e. Cacat/Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan
pasangan batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout
atau adukan yang berhubungan dengan pasangan batu tersebut.
f. Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan
dengan cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan
dinding.
g. Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari
percikan adukan (dropping montar).
h. Perlindungan terhadap cuaca basah : untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat
dengan tingkat awal absorbsi (pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk
direndam sebelum ditempatkan.
1.6. Material Adukan (Mortar) Dan Grout
Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural / alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna
adukan yang disyaratkan.

1.7. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)


a. Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen
pewarna, bahan-bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator, penghambat,
bahan-bahan penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan
lain.
b. Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material-
material yang mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis
(mollen), yang memenuhi standard SNI yang direferensikan untuk waktu
pengadukan dan kadar air.

3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan, Umum
a. Bata tanah kuat basah : Bata basah yang dibuat dari tanah liat atau serpihan
(shale) yang memiliki tingkat awal absorpsi (daya hisap) yang lebih besar dari 30
gram per 1,94 meter persegi per menit. Gunakan metode pembasahan yang
menjamin setiap unit pasangan batu bata/tanah liat hampir terjenuhi tetapi
permukaannya kering pada saat ditempatkan.
b. Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan
lapisan-lapisan lainnya dari tulangan.

26
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

c. Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya


dari unit pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal
yang diindikasikan.
d. Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian
pekerjaan pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan
pasangan untuk menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.
e. Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan
sisi-sisi ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang
disyaratkan untuk menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan
dengan pekerjaan sekitarnya. Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan
jika mungkin.

3.2. Perletakan Dinding Pasangan Batu


a. Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari
pola ikat permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan bukaan
yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan
penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut, jamb dan
tempat manapun yang memungkinkan.
b. Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan,
dengan bagian-bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan
dengan pekerjaan lain.

3.3. Memperbaiki, Membatasi (Pointing) Dan Pembersihan


a. Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah,
cacat atau kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang
berhubungan tersebut. Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang
berhubungan dan pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk
mengeliminasi bekas penggantian.
b. Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void,
kecuali lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua
sambungan termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan
dengannya untuk menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang
uniform dan rapih.
c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :
1. Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan
tongkat kayu (wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal (bukan
logam).
2. Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan:
buanglah alat pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air
bersih.
d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang
dapat diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa
kerusakan dan penurunan mutu pada saat serah terima.

Pasal 17
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan.

27
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Langit-langit bangunan yang dipasang adalah Plafon dak beton expose fin.cat
2. Persyaratan Pelaksanaan
a) Pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.

Pasal 18
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
ALUMUNIUM DAN PARTISI

1. Umum
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.

2. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch warna hitam, produk dalam negeri sekualitas
Alexindo, Alcomexindo lengkap accesoriesnya.

a. Karet sealent harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan
kaca dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah


merupakan ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar
kerja oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang
akan dipergunakan.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela


Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.

b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.

d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.

e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.

f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur


serta persyaratan teknis yang benar.

28
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.

h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air.

i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus


tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.

j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;


alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan


kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.

l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan


jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.

n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada


Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.

o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

4. Pengukuran Hasil Kerja

Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu,
jendela, daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi,
kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta
dapat diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.

29
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak,


biarpun terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

Syarat-syarat Pelaksanaan
A. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada Konsultan
Perencana dan Direksi Pengawas untuk disetujui sebelum memulai
pelaksanaan.
B. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai dengan jadwal
pelaksanaan, semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang
kering memakai alas dan dijauhkan dari tempat-tempat yang lembab
dan air hujan.
C. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan
elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-
pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum digambar rencana partisi dan
harus diteliti terlebih dahulu pada gambar- gambar instalasi yang lain
(Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi
dengan Direksi Pengawas.
D. Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai
rekomendasi pabrik, yang sebelumnya ditutup dengan non fabric material
minimum lebar 5 cm.
Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan
harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi
kerusakan barang akibat pelaksana, maka kerusakan tersebut harus
diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan kepada pemilik.

Pasal 19
PEKERJAAN KACA

1. Umum
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bouvenlight. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

2. Persyaratan Bahan
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 5 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh bergelombang,
berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Kaca sekualitas ASAHI

3. Persyaratan Teknis

a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.

4. Persyaratan Pelaksanaan

30
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.

b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui

c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast

d. Pekerjaan Cermin
1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai seke- rup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.
e. Kualitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.

3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.

f. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.

Pasal 20
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka kayu
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

2. Persyaratan Bahan.

a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.

31
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari


Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

d. Bahan
1. Engsel Casement sekualitas Dekson, Solid
2. Rambucis sekualitas Dekson, Solid
3. Lever Handle sekualitas Dekson, Solid
4. Body Kunci + Cylinder sekualitas Dekson, Solid
5. Engsel Pintu sekualitas Dekson, Solid
6. Flush Bolt sekualitas Dekson, Solid
7. Door Closer sekualitas Dekson, Solid
8. Full Handle sekualitas Dekson, Solid
9. Dan lain-lain sesuai gambar kerja

3. Persyaratan Teknis

Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

4. Persyaratan Pelaksanaan

 Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
 Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci
untuk mendapat persetujuan Direksi.
 Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.5 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.6 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.7 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas

32
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa


tambahan biaya.
1.8 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.9 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

Pasal 21
PEKERJAAN LANTAI

1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Lantai Homogenius Tile Polish 60X60 Cm (L1)


Pekerjaan Lantai Homogenius Tile UnPolish 60X60 Cm (L2)

Homogenius Tile yang digunakan sekualitas INFINITY .

2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.

3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Seluruh rongga pada bagian belakang Keramik harus berisi dengan adukan pada
waktu pemasangan.
b. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran Keramik.
c. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang
terlihat, kemudian diaci.
d. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak
dan cacat lainnya, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
e. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-
masing Keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan
f. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
g. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk
dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
h. Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
i. Seluruh rongga pada bagian belakang Keramik harus berisi dengan adukan pada
waktu pemasangan
j. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja
atau atau petunjuk Pengawas Lapangan.
k. Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan
hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang
potong harus diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
l. Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telah terpasang pada
jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
m. Setelah bidang Keramik terpasang permukaannya harus dibersihkan dengan
lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang Keramik ini harus

33
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat dengan


pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah terpasang.
n. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai
dengan yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor,
tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
o. Keramik yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau gesekan.
p. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang
Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini diuraikan pada pasal beton

Pasal 22
PEKERJAAN WATERPROFING

1 LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
alat-alat bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, serta memenuhi spesifikasi pabrik
pembuatnya.

Bagian yang di-waterproofing ialah :


a. Plat atap beton.
b. Kubah Eksisting
b. Talang dak beton

2 PENGENDALIAN PEKERJAAN

2.1. Standar Mutu Bahan


Berdasarkan : EN 1848-1, ENV 1187.

2.2. Bahan Utama


Expose Bitumen DUO Composite Membrane dengan Granule ex Belgia
Berdasarkan standart mutu bahan EN 1848-1, ENV 1187 warna WGG/AGR/BO/
F C180 dengan komposisi modified Bitumen,SBS dan TPO,di perkuat dengan
dual reinforcement system pasang Mecano / Torching dengan Jaminan Asuransi
15 Tahun,dengan
Jenis membrane atau bahan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai berikut
o Merupakan “Waterprofing Membrane Torching System” atau sistem
pemanasan tebal 4 mm dengan Composite ReinfoMat 180 gr/m2, produksi De
Boer dari Belgia dengan nama Duo Composite Membrane uk. 8 m x 1 m

2.3. Spesifikasi Bahan Utama Duo Composite Membrane SBS dan TPO
a. Bahan Utama : modified Bitumen SBS dan TPO
b. Dimensi : 1000x8000x4mm
c. Kadar Tulangan fiberglass dan polyester : 180 gr/M2
d. Daya Tarik : 880 N/50mm
e. Elongation : 50%
f. Flesxibilitas pada suhu rendah : -15 sd -20
g. Ketahanan sambungan di permukaan : 150N/50mm
h. Ketahanan sambungan pergeseran : 750N/50mm
i. Water tighnest : 10%
j. Perekatan pada granule : 10%

2.4. Spesifikasi Asesoris Duo Composite Membrane SBS dan TPO

34
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

a. Bitu Primer :
Bitu Primer berfungsi sebagai pembersih debu yang menempel pada permukaan
dak. Sehingga pada saat perpses pembakar membrane akan merekat
sempurna di atas pemukaan dak.
Bahan Dasar Bitu primer : aspal cair dipasang dengan cara di coating diatas dak
beton dengan kebutuhan 1 pile Primer = 18 liter, dapat mengcover luas sebesar
3 m2

b. Termination Profile :
Termination profile dipasang pada posisi upstaind dinding yang berfungsi
sebagai penahan membrane di dinding supaya tidak turun/ merosot.
Bahan dasar Termination Profile : Zink alum dengan ukuran 2,5m x 5cm x0,4
mm

c. fastener :
Fastener dipasang pada lobang lobang Termination profile dengan jarak antar
fastener 25 cm. Ukuran panjang fastener 7 cm.

d. Duo Kit Sealent :


sealent/ perekat yang berbahan dasar campuran aspal yang dipiih dengan
campuran polymer khusus yang membuat bahan tahan terhadap UV, tahan Api
dan memiliki fleksibelitas yang baik.. 1 tube duo kit sealent dapat mengcover
3m1.

2.5. Cara Pemasangan Duo Composite Membrane SBS dan TPO


Torching
1. Dak beton di bersihakan terlebih dahulu dari brangkal ataupun material
lainnya.
2. Seluruh sudut harus di buat edge fillet dengan sudut 45 derajat lebar 5
cm,seluruh permukaan di lapisi dengan bituprimer termasuk bagian dinding
dengan ketinggian minimum 25 cm.
3. Dak beton di lapisi bitu primer dengan cara dikuas/ coating.
4. Duo Composite membrane dibakar diatas permukaan dak yang sudah dilapisi
primer.Sistem pemasangan Torching seaming atau dengan pamanasan pada
setiap
5. Sambunganya dengan lebar overlap 8 cm,material yang di gunakan memiliki
dimensi 8 x 1 m dengan ketebalan 4mm. dan di pasang dengan metode T
joint atau susun silang.
6. Pada bagian pertemuan bidang lantai dengan dinding overlap minimum 15 cm
dan di pasang C Profile berbahan dasar plat zincalum lebar 5cm dengan
ketebalan 0,4mm di sepanjang keliling bangunan dengan perkuatan
skrup,permukaan atas di tutupi dengan kit sealent.
C Profile

Composite Membrane

Edge Fillet

Bituprimer

35
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

2.6. Syarat-Syarat pelaksanaan


1. Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang,
pada laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai
pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang
dari supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.

b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan


jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, selama 15 (Lima belas) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material berupa polis asuransi,
serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan
pemasangannya.

c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan


melakukan penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya
dengan air di atas permukaan yang diberi lapisan composite membrane.

2.7. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh (belum
dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

2.8. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas,


lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan dari pengawas.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. dan
ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat
kelainan/perbedaan ditempat itu.

2.9. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk

36
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan di


lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan
dari pengawas.

2.10. CONTOH

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur


lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara
mutunya.
c. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh
pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung
sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
d. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up
guna memperjelas usulan material yang diajukannya.

2.11. CARA PELAKSANAAN


Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan
sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.

Pasal 23
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi :


1). Pekerjaan Pengecatan besi semua pekerjaan besi yang di ekspose.
2). Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
3). Pekerjaan pengecatan, Polituran, Melamic kayu,
4). Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

b. Pekerjaan Pengecatan Metal

Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :

1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"exposed" di cat sampai dengan cat


:”finish".
2). Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan/ "un exposed" menempel ke
bahan /material lain, tertutup oleh bahan/material lain di cat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.

c. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/"exposed"
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

d. Pekerjaan Pengecatan Kayu


Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat
"finish" yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :

37
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

* Cat "finish" warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya.
* Cat "finish" jenis "clear" untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya
sesuai dengan ketentuan di Gambar Kerja.
2). Semua permukaan yang tidak ditampakkan /"Unexposed" dicat hanya
sampai dengan cat dasar.
3). Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan
dilakukan dengan residu ketentuan ini tidak berlaku.

e. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam Gambar Kerja ditampakkan.

2. Persyaratan Umum

a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.

e. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun
terhitung dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan
cacat, warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

3. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :

- Pengecatan Dinding menggunakan cat sek. Dulux Catyllac Interior dan Exterior
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas Dulux Catyllac
- Cat Minyak Lisplank menggunakan cat sekualitas SEIV
- Pengecatan Besi menggunakan cat sekualitas DUCO

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak
cacat,serta disetujui Pengawas Lapangan.
4. Persyaratan Teknis

a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan
cat dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.

b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton

1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan


dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam
kondisi kering.
2). Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamir tembok sampai
rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan
Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamir , cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.

38
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

3). Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan


lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24
jam agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4). Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan roller.
5). Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang kembali.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu

1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti
rayap.

2). Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan


- Kayu harus dalam keadaan kering,
- Gosok dengan batu kambang, kemudian digosok dengan hampelas No. 0
- Beri wood filler untuk menutupi pori-pori dan celah kayu. Setelah 1/2 jam gosok
dengan hampelas halus. Wood filler / dempul kayu harus dilakukan secara merata
sehingga menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu hasil hampelas
benar-benar halus.

3). Pelaksanaan pengecatan.


- Setelah bidang permukaan kayu halus dan rata (lapisan pertama), maka penge-
catan dapat dilaksanakan dengan kuas dengan ketebalan lapisan 30 mikron atau
daya sebar 15 - 17 m2 per liter.
- Pengecatan lapisan terakhir / finish dapat dilakukan setelah lapisan kedua kering
betul yaitu + 24 Jam.
- Hasil pengecatan harus selalu dijaga dan dilindungi dari kotoran dan goresan
benda tajam agar tetap bersih dan rapih.

d. Pekerjaan Pengecetan Metal

Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechaical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.

Pasal 24
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Penutup Atap yang diuraikan di sini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Atap
adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini, Adapun Spesifikasi yang digunakan dalam
rancangan rehab atap ini adalah Penutup Atap Kubah ACP PVDF 5005 :

I. KETENTUAN TEKNIS

 Spesifikasi Teknis

39
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Dalam pemasangan penutup atap kubah, material yang digunakan sebagai


berikut :
1. Atap kubah ACP PVDF 5005 eks SEVEN dengan spesifikasi :
 Panjang : 2440 mm
 Lebar : 1220 mm
 Tebal bahan : 4 mm
 Tebal lapisan alumunium : 0.5 mm
 Jenis Lapisan : PVDF

II. PELAKSANAAN PEMASANGAN

 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus memperhatikan keselamatan kerja untuk
menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Pada saat pengerjaan, diwajibkan untuk menggunakan :
 Safety Belt
 Helm
 Sapatu safety
 Sarung tangan
 Stager

Untuk tahapan pemasangan yakni sebagai berikut :


o Pemasangan Konstruksi Rangka dudukan Alumanium Composit Panel
(Rangka Galvanis Pada Kubah).
o Pabrikasi Lembaran ACP.
o Pemasangan Lembaran ACP (yang telah di Pabrikasi) pada Konstruksi
Rangka Dudukan.
o Pemasangan Sealant pada sela Lembaran ACP dan Pembersihan.

PEKERJAAN PLUMBING
Pasal 25
PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan untuk antara lain
a. Pekerjaan Pengadaan dan Distribusi air bersih mencakup :
Pemipaan seluruh instalasi air bersih dari reservoar ke dalam maupun luar
bangunan/titik fixture.
b. Pekerjaan sistem drainase air hujan, lengkap dengan bak kontrol di halaman dan
jalan.
c. Pekerjaan sistem pembuangan air kotor dan sekalian lengkap dengan tangki
septikan bak rembesan bak-bak kontrol "Fixtures"
d. Pekerjaan Sanitary fixtures lengkap
e. Pekerjaan pengujian
f. Pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Umum

a. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia diantaranya :
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standard Industri Indonesia
3) Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985

40
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum


5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dan :
6) BS = British Standard : untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan, NFPA = untuk pencegahan kebakaran
8) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan.

b. Penyediaan Bahan-bahan dan alat

1) Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh Kontraktor harus sesuai
dengan Standard dan normalisasi yang tercantum dalam butir 2.a.diatas.
2) Untuk pekerjaaninstalasi pipa, fixtures dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini Kontraktor wajib menyerahkan :
- Brosur/leaflet dari pabrik pembuat yang memuat spesifikasi teknis secara
lengkap.
- Instruksi pemasangan dari pabrik pembuat
- Gambar-gambar detail pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
Kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan oleh Kontraktor harus asli dan
buatan negara asal pabrik pembuatnya dan dilengkapi dengan tanda uji dari Badan
yang diakui sah oleh Pemerintah/Badan Internasional.
4) Kontraktor & pabrik pembuat harus memberikan kepada Pengawas Lapangan
mengenai :
- Jaminan bahwa semua bahan, peralatan yang disediakan telah bebas dari segala
kerusakan baik akibat kesalahan pabrik, akibat kerusakan bahan ataupun
kerusakan akibat pengiriman
- Garansi pemakaian.
- Jaminan pengadaan suku-cadang (Spare-parts).
5) Pengujian harus disaksikan oleh Tenaga Ahli yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

c. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing
specificationdiatas), tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang
memenuhi persyaratan di buku RKS ini.
d. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan
oleh pekerjaan ini harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah.

3. Penggunaan Bahan

a. Pipa-pipa
1) Pipa PVC
Semua pipa PVC, pipa penyambung/"Joint"/ "Fitting adalah PVC kelas AW (Heavy
Duty) dengan memenuhi standard bahan sebagai berikut :
a). Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982, pasal 64; dan
memenuhi ketentuan dalam : SII-0344-82 (untuk pipa) dan SII-1448-85 (utk fitting)
Diameter dalam terhadap Tebal dinding tidak boleh kurang dari ukuran-ukuran
sebagai berikut : 50 & 75 mm = 5 mm, 100 &125 mm = 7 mm, 150 mm =7,5 mm
200 mm = 8 mm, 250 mm = 8,5 mm dan 300 mm = 9 mm.
b). Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Produk WAVIN atau
setaraf, ukuran sesuai Gambar Kerja. Pipa PVC dipakai untuk pipa air kotor dan
pipa resapan, dan vent.

b. Katup dan "Strainer"


1) Katup penutup harus jenis "Gate-Valve" dipasang pada setiap titik air sebelum
masuk kebangunan atau sesuai gbr.
2) Semua Katup dan Strainer D 4“ atau lebih harus jenis CAST IRON
VALVE/STRAINER seri 150 WOG dengan sambungan flange.

41
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

3) Semua Katup dan Strainer yang lebih kecil dari D 4“ harus dari jenis BRONZE
VALVE/STRAINER seri 150 WOG dengan sambungan ulir.
4) Semua katup adalah jenis NON - RAISING STEM.
5) “Check-Valve harus dari jenis “SWING Y pattened body”
6) Katup harus dari jenis yang memiliki tahanan aliran sekecil mungkin padas saat
keadaan terbuka penuh.
7) Semua katup dan strainer harus dari satu merk (buatan pabrik yang sama). katup
harus dari kwalitas yang terbaik sekualitas merek “KITAZAWA”.
2
8) “Preasure-Gauge” harus dari tipe W 4,50 dengan skala pembacaan per kg/cm /psi

c. Alat-alat saniter
1) Closet Jongkok
2) Krain Air Dinding
3) Floor Drain
4) Dan lain lain sesuai gambar kerja
Alat alat saniter tersebut menggunakan sekualitas TOTO/American Standard

d. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/material yang akan dipakai kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi
pemakaian & pelaksanaan.

4. Persyaratan Teknis.

a. Gambar-gambar dan Ukuran


1) Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk mencantumkan semua detail
instalasi seperti "Fitting" pemipaan, alat ukur dan lain-lain. Walaupun demikian,
semua bagian/detail tersebut harus tetap disediakan dan dipasang sesuai dengan
praktek pelaksanaan terbaik dan peraturan yang berlaku, demi kesempurnaan kerja
sistem.
2) Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantuWaspangan dalam
Gambar Kerja. Ukuran-ukuran tersebut merupakan efektif yaitu : ukuran dalam
pelaksanaan maupun pembelian barang-barang.
3) Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan ("Shop Drawing") sementara
pekerjaan lainnya (AR, SR, EL) sedang dilaksanakan yang mencakup : Dan lain-lain
yang dianggap perlu. "Shop Drawing" ini harus diserahkan ke Pengawas Lapangan
untuk disetujui secara tertulis bagi pelaksanaan.

b. Kontraktor harus melakukan pengujian setelah Sistem terpasang dan sebelum


penyerahan.
c. Di dalam seluruh pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus selalu berkoordinasi
dengan disiplin kerja lain (AR, SR, EL) di bawah petunjuk Pengawas Lapangan.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras pipa untuk menghindari sambungan,
terkecuali jika panjang yang dibutuhkan kurang dari satu laras.
b. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan memakai "fitting" pembantu yaitu
misalnya : "elbow, bend" sesuai kebutuhan. Demikian pula dengan percabangan harus
memakai Tee atau Tee Cross sesuai kebutuhan. Membengkokan pipa tidak
diperkenankan.
c. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir Screwed. Penyambungan
dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead Cement" dan memakai
pintalan atau serat khusus.
d. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan (maximum
deflection") oleh pabrik pembuat pipa bersangkutan.
e. Semua ujung pipa yang terakhir atau yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
dop/plung.

42
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

f. Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 2 1/2" atau lebih kecil dipergunakan
sambungan ulir.
g. Apabila ada segmen pemipaan yang menghalangi atau terhalang oleh jalur instalasi
lain; maka pemindahan, perbaikan atau pembongkaran harus dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
h. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh Kontraktor
setelah disetujui Konsultan Pengawas.

i. Pekerjaan Pemipaan Dalam Bangunan


1) Pemasangan pipa harus lurus, untuk pipa tegak harus benar- benar vertikal.
2) Semua pemipaan dalam bangunan dipasang secara "inbouw", dengan
cara pemasangan :

a).Pada dinding batu bata. Permukaan dinding batu bata diketrek hingga
kedalaman secukupnya sedemikian rupa agar pipa tertanam oleh lapisan
plesteran. Pipa harus diikat oleh "U" klem yang disekrupkan ke klos kayu yang
ditanam ke dinding dengan aduk pengisi/ "grouting'. Pemasangan klem setiap
jarak 50 cm.

b).Pada dinding/kolom/balok beton lantai dasar :


Sebelum pengecoran beton harus dipasang pipa "Sparing" sepanjang kebutuhan.
Pipa "Sparing" tidak boleh menonjol dari permu-kaan beton. Diameter pipa
"Sparing" sama dengan diameter pipa yang akan disambungkan.

3) Sebelum dan sesudah pemasangan pipa-pipa dan "Accessories"-nya, terutama


bagian dalamnya, harus dijaga bersih dan harus diperiksa lagi terhadap
kerusakan/retak-retak.

j. Pekerjaan Pemipaan Luar Bangunan


1) Disekeliling pipa yang ditanam di dalam tanah harus diberi pasir urug sedemikian
rupa sehingga terdapat pasir setebal minimum 10 cm di bawah, di samping dan di
atas pipa.
2) Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan
pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar, bebas dari benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari.
3) Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering dan tidak
boleh ada air sama sekali dan ini dalam pipa harus diperiksa kembali kebersihannya.
4) Pipa-pipa yang ditanam harus ditumpu dengan angker blok pada jarak maksimum
250 cm.
5) Bila pipa harus menyilang ("Crossing") dengan jalan kendaraan, maka pipa tersebut
harus berada di bawah jalan minimal 60 cm serta tidak boleh menyilang saluran
drainase

k. Pekerjaan Sistem Pembuangan Air Kotor/Bekas dan Vent.


1) Pekerjaan ini meliputi :
- Pemipaan air kotor mulai dari sanitary fixtures sampai ke septic tank di luar gedung
termasuk penyambungan pipa ke sanitary fixtures
- Pembuatan bak kontrol untuk membelokkan aliran kotor/bekas dari gedung ke
septic tank.
2) Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan jenis pipanya dan merupakan
cetakan pabrik.
3) Sambungan untuk pipa PVC menggunakan "solvent cement"/rubbering sesuai denga
spesifikasi pabrik.
4) Setiap sambungan arah dibuat dengan Wye (Y) 45 derajat. Tee Sanitair atau Wye
Kombination dan bend yang dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) kecuali
apabila dinyatakan lain dalam Gambar Pelaksanaan.

43
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

5) Pipa vent service harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar satu prosen (1 %)
6) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang- kurangnya 15 cm diatas
atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain
7) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air
kotor.
8) Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus mengadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan
lantai maupun dinding
9) Pengujian dari seluruh sistem pemipaan air kotor/bekas ini dilakukan setelah selesai
pemasangan dengan cara dan petunjuk Konsultan pengawas. Biaya untuk hal
ini adalah tanggungan Kontraktor.

l. Pekerjaan Unit & "Fixtures" Saniter.


1). Pemasangan harus dilakukan hati-hati, rapih, tidak ada noda percikan adukan
semen dan sebagainya.
2). Pengikat fixtures tersebut, baik di dinding maupun di lantai, disesuaikan dengan
syarat-syarat/rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

m. Pengujian
1). Pengujian Pemipaan Air Bersih.
a). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara perbagian yang tidak lebih
panjang dari 100 m.
b). Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hydrostatik sebesar delapan
(8) atmosfir selama 2 jam.
c). Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai apabila selama 2 jam tidak terjadi
penurunan tekanan.

2). Pengujian Pemipaan Air Kotor dan Vent


a). Semua lubang pada pipa pembuangan di tutup.
b). Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
c). Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila penurunan selama 2 jam tidak
lebih dari 10 cm.

3). Desinfeksi
a). Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi
dengan baik, sebelum diserahkan pertama kali.
b). Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistem pipa
dengan sistem injeksi. Dosis chlorine adalah 550 ppm.
c). Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlor tidak melebihi 0,2 ppm.

n. Perbaikan Kerusakan
1). Kontraktor harus mencari sebab-sebab kegagalan pengujian.
2). Kontraktor harus memperbaiki setiap kesalahan yang menyebabkan gagalnya
pengujian.
3). Perbaikan dilaksanakan atas biaya Kontraktor yang bersangkutan.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

44
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Pasal 26
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal


1.1 Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Elektrikal.

Instalasi Penerangan menggunakan kabel Eksisting


Lampu sekualitas Philips
Saklar, Stop Kontak sekualitas Panasonic

1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun
1975.
8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.

45
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan


Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil
baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


10.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang
telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek
ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
10.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan ManPengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang.
10.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
10.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.
10.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
10.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang
diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan unutk pengujian
harus berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung


jawab Kontraktor.

11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus

46
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang


telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.

2 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik

1. UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 164 kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke transformer dengan kapasitas 200 KVA sampai
dengan panel ukur (kwh meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama
(LVMDP), sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat
kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 200 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja
secara manual.

47
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

3. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak
tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :

3.1. Pekerjaan di dalam Gedung


3.1.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
3.1.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
3.1.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.1.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang dibutuhkan.

3.2. Pekerjaan di luar Gedung


3.2.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi
daya.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan.

4. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang
di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah

48
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),


saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.


a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat
yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari,
 tempat-tempat yang kena hujan,
 tempat-tempat yang kena minyak,
 tempat-tempat yang kena udara lembab,
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih
dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak
ex Panasonic, Legrand atau setara.

c. Jumlah Kutub.

49
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.

5.1.3. Peralatan Penerangan

a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap
dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti
yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan
skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan Topslite, Artholite dan Philips.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana

c.3. Lampu Baret


Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle
20 W sesuai dengan kebutuhan.

c.4. Lampu Taman


Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi
fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 3 x 2,5
mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal lampu
untuk pentanahan.

c.5. Lampu Sorot (Flood Lighting)

50
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan
cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca pelindung
armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear
cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan
kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca
tanah panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan
gasket karet silikon schingga keseluruhan armatur mempunyai-
derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-
T 400 W. Pemasangan armatur lengkap dengan pondasi dan rangka
/ sangkar pelindung armatur dari besi beton  6 mm yang dicat
hitam dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok)

c.6. Lampu Darurat


Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas
penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang digunakan
harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armatur bersama dengan
emergency kit board.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit hanya
diberikan untuk 1 buah lampu saja.
Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan


yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)
tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harud
ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan
armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.

6. PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

51
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

PASAL 27
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/ material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.

Pasal 28
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,


Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula atau kerusakan yang diakibatkan
oleh pelaksanaan proyek ini harus diperbaiki kembali seperti jalan atau paving yang rusak
akibat alat berat yang masuk sehingga harus diperbaiki kembali oleh kontraktor.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai
"claim" biaya pekerjaan tambah termasuk penyediaan direkskeet, los kerja, air kerja,
listrik kerja.
2. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
3. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
4. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.

Pasal 29
PENUTUP

52
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA MASJID LPTQ

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan
dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan

53

Anda mungkin juga menyukai